NovelToon NovelToon

Tolong Jangan Bully Aku

chapter 1

Hai namaku Larisa, Risa begitulah orang-orang memanggilku. aku mempunyai kepribadian sebagai gadis yang baik dan rajin. aku adalah salah satu orang yang paling berprestasi disekolah.

aku sering mendapat juara umum satu dan sering mengikuti olimpiade. namun terkadang ibuku marah jika aku mengikuti olimpiade seperti itu. tak jarang guru disekolah ku merasa kecewa padaku karena penolakan ku untuk mengikuti olimpiade.

disekolah aku tidak pernah mempunya teman, mulai dari aku duduk di bangku SD (sekolah dasar) SMP (sekolah menengah pertama) dan sekarang SMA (sekolah menengah atas).

sekarang ini aku duduk dikelas dua belas. disekolah selain belajar aku juga berjualan gorengan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, yaitu hanya ada aku dan ibu.

kalian pasti bertanya dimana ayahku? aku pun tidak tahu ayahku dimana, wajahnya seperti apa dan apakah dia masih hidup atau tidak aku tidak tahu.

ya aku hidup tanpa kasih sayang seorang ayah. banyak yang bilang cinta pertama seorang anak perempuan itu adalah ayahnya, tapi aku tidak pernah merasakan itu. udah dulu yah perkenalan dari aku. ibu ku juga ingin memperkenalkan dirinya, by bye di episode selanjutnya.

......................

"hei anak pembawa Sial" begitulah aku memanggil anak yang lahir dari rahim ku sendiri. aku sangat membencinya, karena kehadirannya membuat hidupku sangat berantakan.

aku nadina Cintia, orang-orang memanggilku dengan Nadin dan yang tadi adalah putriku. rasanya sangat jijik menyebut dia putriku, tapi itulah kenyataannya.

dia lahir tanpa ada sosok ayah, terkadang memang aku begitu kasihan padanya, yang selalu mendapat amukan dariku. apalagi dia bersekolah sambil menjajakan gorengan yang dia goreng ketika jam tiga subuh. namun entah mengapa rasa benci itu lebih dominan.

Larisa ada karena hasil hubungan terlarang ku dengan kekasih ku disaat kami belum ada ikatan pernikahan. dia pergi meninggalkan ku ketika dia tahu aku mengandung anaknya, lelaki sampah memang.

sekarang ini aku tidak pernah tahu dia dimana, dia hidup atau tidak atau matipun aku tidak tahu, lebih tepatnya tidak peduli lagi dan semoga saja lelaki brengsek itu mati saja.

aku mati rasa dibuatnya, tidak ada lagi rasa sayang ataupun cinta yang ada hanya benci. semenjak kejadian itu aku tidak ingin mengenal laki-laki, padahal waktu itu usiaku masih sangat muda bahkan sekarang pun orang-orang beranggapan bahwa aku dan Larisa adalah adik dan kakak.

aku tidak menikah lagi sampai sekarang, semua laki-laki itu memang sama saja, sama-sama brengsek. segitu dulu yah see you

......................

gue Tasya Cantika, bisa dipanggil Tasya bisa juga Cantika. gue berasal dari keluarga kaya. orangtua gue punya perusahaan. sejak kecil gue gak pernah hidup susah. buat kalian yang nanyai gimana rasanya makan ayam tanpa nasi, menurut gue sih biasa aja karena gue udah terbiasa makan begituan.

gue cuman kurang satu yaitu orangtua, bukan gak ada orangtua tapi mereka gak pernah ada waktu buat gue, bokap gue sibuk kerja sedangkan nyokap sibuk arisan bersama teman-teman hedonnya.

mungkin itu juga yang menjadi alasan kenapa gue jadi jahat banget dan selalu menganiaya orang lain. gue cuman ingin dapat perhatian kok itu aja.

"Ciara" nah ini teman gue lebih tepatnya sahabat gue, namanya Ciara Melisa. kita sama-sama berasal dari orang kaya juga tapi lebih kayaan guelah kemana-mana jauh.

"Karina mana?"

"gue disini"

nah ini juga sahabat gue namanya Karina putri. Karina berasal dari keluarga tidak kaya ataupun tidak miskin tapi bisalah jadi teman gue.

Karina ini sifatnya jauh berbeda dengan gue dan Ciara. Karina masih memiliki rasa empati dan kasihan, sementara kita berdua rasa kasihan itu seakan tidak ada dikamus kita.

kita bertiga udah sahabatan tiga tahun, mulai dari kelas sepuluh hingga saat ini kelas dua belas.

kita juga orang yang paling cantik diantara siswi lainnya. tapi cantikan gue daripada Ciara dan Karina, dan kita adalah....

"geng tacika" itu singkata dari nama kita (Tasya, Ciara, Karina).

......................

aku Marisa, ibunya Tasya. aku tidak bisa hidup miskin itulah mengapa aku mencari suami yang kaya raya. keseharian ku hanya arisan, shopping dan pergi kesalon.

aku tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah seperti mencuci, menyapu, mengepel, dan apalagi memasak. toh apa gunanya jika ada pembantu yang bisa dipekerjakan.

aku selalu ingin tampil sempurna dan terlihat wah dimata semua orang, tidak boleh ada yang menyaingi ku.

......................

aku Edward tirtama yang tadi itu adalah istriku Marisa dan putriku Tasya Cantika. dan aku adalah pebisnis yang sukses, aku akan menghalalkan segala cara untuk memperoleh duit, duit, duit apalagi aku harus menghidupi keluarga yang tidak bisa hidup susah.

aku mempunyai perusahaan namanya "TIRTAMA GROUP" sebenarnya aku hanya pewaris, perusahaan itu papaku yang merintis dari nol. hingga ia pergi untuk selamanya barulah aku yang memegang perusahaan itu.

......................

aku Antonio Abraham orang-orang memanggilku dengan sebutan Anton, ton dan yang cantik ini adalah istriku mawar putri. orang-orang memanggilnya mawar hanya aku yang memanggilnya "sayang" dan memang hanya aku yang boleh memanggilnya seperti itu.

kami mempunyai satu orang putri namanya Ciara Melisa. Ciara sangat berbeda dengan ibunya, Ciara itu sangat nakal sekali bahkan entah sudah berapa kali kami dipanggil kesekolah karena ulahnya.

sedangkan ibunya begitu kalem dan baik itulah mengapa setiap hari aku semakin mencintainya, aku tidak pernah melihatnya marah, padahal kami sudah menikah sangat lama bahkan aku tidak pernah mendengar nada bicaranya yang tinggi.

entah dari siapa sifat Ciara putriku didapat " kamu mas"

"hahaha"

......................

"umi"

"ya Abi"

assalamu'alaikum saya Tirta Nugroho bisa dipanggil Tirta dan ini istri Sholehah ku amelda. kami mempunyai dua orang putri yaitu Karina putri anak pertaman kami dan inaya Melda putri kedua kami.

mereka tidak ada yang mengikuti langkah uminya yaitu seorang hijaber, tapi beruntungnya mereka masih mengerjakan kewajiban sholat lima waktu mereka. eits bukan mereka tapi hanya inaya sedangkan Karina ampun deh.

berbuih pun mulut uminya menasehatinya ia tidak akan mau sholat tapi dia putri yang baik. dia tidak pernah membentak umi dan abinya. itu saja yah dari kami tunggu kelanjutannya di episode berikutnya.

"assalamu'alaikum "

......................

hai namaku inaya Melda sekilas tadi orangtuaku sudah memperkenalkan aku. aku lebih suka dipanggil "naya" lebih simpel menurutku.

seperti yang dikatakan Abi tadi aku dan kakakku tidak berhijab seperti umiku. mungkin kedepannya aku akan memakai hijab.

"insyallah"

aku masih kelas sepuluh, tapi aku dan kakakku sekolah ditempat yang berbeda, entahlah kakakku tidak mau aku sekolah ditempatnya.

makanya kakak ku terlebih dahulu mengantarkan aku ke sekolah barulah ia berangkat ke sekolahnya.

kebetulan memang jalan yang kami lewati searah, sekolahku terlebih dahulu dapat baru beberapa menit kemudian sekitaran dua puluh menit lagi lah baru deh sampai ke sekolah kakak ku.

pulang sekolah baru aku naik bus bersama teman-teman ku, tapi memang harus bertukar kabar dengan kakak ku kalau aku ingin naik. bus.

......................

gue Aslan udah itu aja next

"buset dah dingin bat pak kayak kutub, gue Leo si paling asik dari semua anggota Black lion. nah yang tadi itu nanya Aslan diarganata dia adalah ketua geng motor.

emang begitu sifat ntuh anak dingin kayak es, diantara semua geng motor cuman gue yang bisa buat mereka ketawa. eits ada satu lagi gue lupa.

namanya Reno, dia orangnya lebih ke pecicilan, gak bisa diem dan mulutnya lemes kaya cewek.

"udah belum lama banget kayak pidato pak kepsek"

nah itu namanya Rian

"gue bisa kenalin diri sendiri aguss"

hai gue Rian dan ini teman seprekuensi banget sama gue namanya Vito. kita sama-sama gak bisa kalau gak gangguin cewek.

kita dicap sebagai buaya tapi anehnya cewek-cewek pada masih mau kita gangguin.

"Iyah gak vit"

"Yoi brother"

"udah sana lama Lo pada"

"gue kenalin lagi yah"

nah yang lagi dengerin musik itu namanya Bimo, dia salah satu orang yang gagal move on dari mbak mantan.

gue sam anak-anak yang lain selalu nyoba buat comblangin dia sama cewek tapi apa dia kata

"gak ada yang kayak dia"

yaelah Bambang mana adalah yang kayak mbak mantan mu itu gimana seh.

kalian lihat yang duduk di bangku pojok itu gak, itu namanya Romi si paling sad boy. eits tapi tidak separah fajar sadboy yah.

kalau yang itu tuh si paling banyak diem, namanya satria. dia adalah orang yang gak bisa diajak bercanda, sifatnya dingin banget kayak aslan.

tapi dingin-dingin begitu mereka yang paling banyak membantu anggota lainnya kalo lagi ada masalah, care gitulah pokoknya.

udah dulu yah assalamu'alaikum

chapter 2

jam masih menunjukkan pukul tiga subuh namun seorang gadis yang bernama Larisa sudah berkutat didapur menggoreng gorengan yang akan dijajakan disekolah nanti.

begitulah larisa setiap harinya, dari mana lagi dia mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhannya kalau bukan dari diri sendiri. ibunya Larisa tidak akan mau memberikan uang sepeser pun untuk Larisa.

seperti saat ini disaat Larisa menggoreng, ibunya bahkan masih tidur. tapi Larisa tidak pernah membenci ibunya dia begitu menyayangi ibunya itu.

"aku masak apa yah buat sarapan ibu nanti" ucap Larisa sambil melihat-lihat stok sayur yang ada di kulkas dapur.

"emm aku masak sayur kangkung sama ayam kecap aja deh" ucapnya lalu kemudian segera memasak untuk sarapan mereka setelah gorengan ia goreng sudah selesai.

Larisa segera mandi dan menyiapkan segala peralatan untuk menunaikan sholat Subuh nya tapi, sebelum ia sholat terlebih dahulu ia membanguni ibunya dulu.

"bu bangun bu, kita sholat subuh dulu yuk" ucap Larisa sambil menggoyangkan badan ibunya.

"eugh" nadina masih belum membuka matanya bahkan ia membalikkan badannya memunggungi Larisa.

Larisa tersenyum melihat ibunya itu ia berfikir andai saja ibunya menyayanginya pastinya ia akan langsung menghamburkan diri kepelukan ibunya untuk membangunkannya.

"andai saja ibu tidak membenciku" ucapnya.

"bu ayok bu" ucap Larisa lagi lalu kembali menggoyangkan badan ibunya.

"sholat aja sana sendiri" ucap nadina tanpa membuka matanya yang masih terpejam.

"tapi bu sholat itu kan penting" ucap Larisa lagi. nadina yang mendengar itu suara-suara berisik itu akhirnya merasa kesal dan segera duduk dan menatap tajam Larisa.

"eh kamu itu tuli apa gimana sih, kalau aku gak mau sholat ya enggak. kamu kalau mau sholat ya sholat aja sendiri gak usah ngajak orang lain"

"tapi bu..."

"jawab terus, kamu memang anak pembawa Sial. sana pergi ganggu orang tidur aja"

Larisa tak lagi membantah perkataan ibunya,ia segera pergi dari kamar ibunya. ia sejujurnya sakit hati dengan perkataan ibunya. namun ia tak begitu mengambil pusing lagi toh Larisa sudah terbiasa dengan itu semua.

jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi dan Larisa akan segera berangkat kesekolah. Larisa kesekolah berjalan kaki, tidak pakai kendaraan ataupun angkutan umum.

"bu Risa berangkat sekolah yah, ibu jangan lupa sarapan udah risa buatin dimeja" ucap Larisa membuka sedikit pintu kamar ibunya dan memasukkan kepalanya disana.

tak ada jawaban dari nadina, akhirnya Larisa pun berangkat kesekolah.

......................

"bibiiiiiiii"

"iya non"

"lama banget sih, nih setrikain baju aku"

"bi jangan lupa rapihin buku aku sesuai roster"

"sarapan udah siap belum?"

"sudah non"

"jangan lupa semir sepatu aku juga"

"baik non"

Tasya menuruni anak tangga menuju meja makan, posisinya dirinya belum memakai seragam sekolah padahal sudah pukul tujuh lewat dan ia masih memakai piyama tidur serta handuk yang melilit dikepalanya.

"kamu belum siap juga?" tanya Edward papanya Tasya.

"belum masih lama juga" ucap Tasya dan duduk di kursi yang kosong.

"kamu mau jadi apa sih Tasya kalau prinsip hidup kamu aja gak jelas kek gini"

"gak jelas gimana maksud papa?"

"papa rasa tanpa papa jelasin pun kamu pasti sudah paham" ucap Edward menatap putri satu-satunya itu.

"mama mana pah?"

"masih dikamar dandan"

"cepat banget pagi-pagi udah dandan aja"

"kamu kayak gak tau aja mama kamu itu seperti apa" ucap Edward lagi.

selang beberapa menit kemudian terdengar suara langkah kaki dari tangga dan dapat dipastikan bahwa itu adalah nyonya di rumah itu, Marisa mamanya Tasya.

"mau kemana sih ma rapi bener?" tanya Tasya

"ini temen-temen mama ngajak ketemuan" jawab Marisa.

"oh iya mama gak bisa ikut sarapan yah soalnya udah ditungguin" sambungnya lagi

Edward hanya memandang istrinya itu dengan geleng-geleng kepala.

"papa juga ada meeting bentar lagi" ucapnya.

"Tasya kamu baik-baik yah, mama pergi" ucap Marisa dan berlalu pergi dari sana begitu pun juga dengan Edward meninggalkan Tasya seorang diri.

"huh" Tasya mendengus kan napasnya kasar kemudian segera naik ke kamarnya tanpa menyentuh sarapannya terlebih dahulu, rasanya mood nya telah hilang begitu saja.

......................

"pagi mbok" ucap Larisa sambil meletakkan kotak yang berisi gorengan jualannya.

"pagi Risa" jawab si mbok kantin yang sedang beberes dan mempersiapkan makanan yang akan dia jual juga dikantin itu.

"mbok ini ada seratus gorengan nanti bagian Risa tujuh puluh ribu aja mbok"

"loh itu kebanyakan Risa"

"udah gak papa mbok, mbok udah baik banget sama Risa. udah mau bantu Risa buat jualin gorengan Risa" ucap Larisa tulus kepada si mbok kantin.

"ya ndak papa toh Risa, udah ibu ambil kek biasa aja" ucap si mbok kantin

"tapi mbok Risa gak enak" ucap Risa sambil menundukkan kepalanya merasa segan dengan si mbok kantin yang sudah begitu baik padanya.

"Halah kayak sama siapa aja" ucap si mbok sambil tertawa riang agar Larisa tidak merasa sedih lagi. Larisa yang mendengar itu mendongakkan kepalanya lalu berkata..

"mbok Risa boleh peluk si mbok gak?" tanyanya hati-hati.

si mbok yang mendengar itu menatap Larisa lalu menganggukkan kepalanya tanda setuju.

Larisa segera berhambur kepelukan si mbok dan menangis didalam pelukan itu. si mbok yang merasakan bahu Larisa bergetar segera mengelus punggung Larisa. seakan tahu perasaan apa yang sedang dihadapi Larisa saat ini.

"udah gak papa, ibu kamu suatu saat nanti pasti sayang banget sama kamu" ucapnya

"tapi ibu selalu bilang aku anak sial mbok" isakan itu semakin keras. simbok yang mendengar itu tak kuasa menahan tangisnya, gadis remaja yang harus berpura-pura kuat.

"percaya sama mbok, sebenarnya ibu kamu itu sayang banget sama kamu. nanti dia pasti akan setiap hari memeluk Risa"

Larisa menganggukkan kepalanya mencoba mempercayai ucapan dari simbok.

tanpa mereka sadari pemandangan itu disaksikan oleh Satri si anggota black lion yang paling dingin.

......................

Larisa segera menuju tempat duduknya, namun ketika ia akan melangkahkan kakinya, Ciara terlebih dahulu menghadang kakinya agar Larisa terjatuh.

Larisa yang tidak tahu akan mendapat sedang seperti itu akhirnya terjatuh serta buku-buku yang berserakan dilantai.

"aduh" ucap Larisa menahan sakit

"aduh aduh sakit yah, sengaja" ucap Ciara tanpa bersalah.

semua yang berada dikelas itu tertawa terbahak-bahak melihat Larisa yang tersungkur dilantai.

Larisa tak membalas perbuatan dari Ciara, toh Larisa membalas pun pastinya dia akan terus-menerus menjadi bulan-bulanan dari geng tacika itu.

Larisa hendak mengambil buku harian yang ikut terjatuh disana, namun ia kalah cepat dengan Tasya.

"wah ada buku diary nih" ucap Tasya sambil melihat-lihat buku yang ada kunci untuk membukanya.

"kembalikan buku ku" ucap Larisa kepada Tasya.

"kalau gue gak mau gimana dong?" ucap Tasya

"tapi kan itu punya aku"

"mana kuncinya?" ucap Tasya pada Larisa sedangkan Larisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Lo mau kasih sendiri apa harus gue paksa dulu?" tanya lagi, Larisa terdiam dan tak berniat memberi kunci buku itu padanya.

'aku kok sampai lupa sih buat ninggalin buku itu' ucap chania didalam hatinya. buku diary yang sedang dibawa Larisa itu adalah khusus diary tentang siapa laki-laki yang dicintainya. Larisa mempunyai dua buku diary yang pertama buku diary khusus untuk ibunya sedangkan yang satu lagi untuk kisah cinta diam-diamnya dan juga pertemanannya.

"ambil kuncinya" perintah Tasya pada kedua sahabatnya itu. Ciara dan Karina segera mendekat pada Larisa dan ingin merebut tas itu

"gak" ucap Larisa memegang erat tasnya namun tenaga kalah dengan dua manusia yang ada dihadapannya itu.

"buku usang begini aja disimpen-simpen" ucap Tasya sambil membuka buku diary itu.

"jangan Tasya" ucap Larisa sambil menghadang Tasya untuk membaca buku diary miliknya.

"berisik Lo, pegang dia" ucap Tasya, kedua sahabat Tasya segera memegangi tangan Larisa dan sedikit menjauh dari sisi Tasya.

"hm" Tasya tersenyum miring melihat isi buku itu.

"guys si anak haram ini suka sama Aslan" ucap Tasya dengan nada yang sangat meremehkan.

"mimpi kali loh Risa"

"bangun oi bangun"

"gila sih"

"langit dan bumi kali Risa"

begitulah kira-kira cibiran yang dilontarkan oleh teman-temannya kepada Larisa.

chapter 3

"Lo mau saingan sama gue?" tanya Tasya pada Larisa.

Larisa diam sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dengan pertanyaan dari Tasya.

"sayangnya gue gak minat saingan sama Lo" ucap Tasya lagi.

"loh mau tau gak gimana reaksi Aslan kalau gue ngasih liat nih buku ke dia?" ucapnya lagi

Larisa yang mendengar itu tentu merasa sangat takut, habislah ia akan semakin menjadi-jadi Bullyan yang ia dapat kan.

"jangan aku mohon Tasya" ucapnya sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

"oke ada satu syarat" jawab tasya

"apa?" tanya Larisa lagi

"Lo harus jilat tapak sepatu gue sampai bersih" jawabnya.

"hahaha" orang-orang tertawa mendengarnya.

"itu tergantung loh sih, kalo mau jilat sekarang, kalo enggak buku diary bakal gue kasih lihat ke Aslan plus gue pajang dimading sekalian"

Larisa masih terdiam mendengar syarat yang diajukan oleh Tasya, sungguh harga dirinya seakan dipijak-pijak oleh Tasya. tapi apa yang bisa dia lakukan?

"gue hitung satu sampai tiga"

"satu"

"dua"

"dua setengah"

"ti.."

"oke aku sanggup penuhi persyaratan dari kamu" ucap Larisa pada akhirnya menyetujui persyaratan yang diberikan oleh Tasya.

Tasya tersenyum miring dan segera mendekat kearah Larisa.

"nih jilat sekarang juga" ucapnya sambil menyodorkan kakinya yang sedang memakai sepatu itu.

mau tak mau Larisa menjilat tapak sepatu milik Tasya, sedangkan teman-temannya sibuk mengambil video Larisa yang sedang menjilat sepatu itu.

Larisa rasanya ingin menangis namun ia tahan, ia tidak boleh terlihat lemah dimata orang-orang seperti ini.

kembali Satri melihat semua itu, ia tersenyum miris menyaksikan Larisa yang mau diperbudak oleh Tasya.

'bodoh banget sih' ucap satria didalam hatinya lalu pergi dari sana.

beberapa saat kemudian guru datang untuk memulai pelajaran jam pertama dan beruntungnya Larisa bisa terlepas dari sana. kemudian tanpa mereka sadari Karina mengambil buku itu dan menyimpannya di dalam tasnya.

proses belajar dan pembelajaran berjalan lancar tanpa ada hambatan ataupun gangguan dari dalam ataupun dari luar kelas.

bel istirahat berbunyi semua berhamburan menuju kantin untuk mengisi perut yang sudah memanggil minta diisi.

"Risa kamu bersedia mewakili sekolah kita untuk olimpiade matematika?" tanya ibu guru yang mengajar pada pagi ini ketika Larisa hendak keluar dari kelasnya.

"em Risa minta izin ke ibu dulu yah bu,nanti kalau dapat izin Risa kabari secepatnya"

"yah kalau minta izin dari ibu kamu pasti gak boleh" ucap ibu guru itu

Larisa tersenyum menanggapi ucapan ibu gurunya

"akan Risa usahakan bu" ucap Larisa

"ya ibu tunggu kabar baiknya" Larisa menganggukkan kepalanya dan segera pergi menuju kantin setelah ini gurunya pergi terlebih dahulu meninggalkan kelas.

......................

"eh Kelen tau gak berita hot sekarang ini?" heboh Leo memasuki ruangan khusus anggota mereka disekolah itu.

oh ya fyi sekolah ini adalah milik orangtua dari Aslan diarganata itulah makanya ada ruangan khusus yang dibuat oleh Aslan untuk geng black lion.

"paan?" tanya Rian sambil sibuk chattingan dengan entah siapa orangnya.

"ituloh ges ges ku si anak haram disuruh jilat sepatunya si cantiknya bos" jawab Leo

"mulut Lo tu yang anak haram" jawab Satria dengan tatapan dinginnya. sedangkan Leo langsung kicep dan memegangi mulutnya.

"gila tuh cewek mau aja disuruh"

"dia terpaksa ngelakuin itu" bela satria

"bos dimana?" tanya satria yang sedari tadi belum melihat kedatangan asalan dimarkas mereka.

"tau tuh ngapel kali"

"lu kira bos kita gak ada kerjaan lain apa"

"paan ribut-ribut gue disini" ucap Aslan datang dari balik pintu.

"panjang umur nih" ucap Leo

"udah pada makan belum?" tanya Aslan pada anggotanya yang berada disitu

"belum" dengan semangat mereka mengatakan belum karena kalau Aslan menanyakan seperti itu tanda nya dia akan mentraktir mereka.

"buru kekantin gue traktir" ucapnya lagi

"sip bos"

"laksanakan"

"laporan diterima"

"bos gue nih"

begitulah sorak keramaian memenuhi markas geng black lion. semua berjalan bahkan Leo sampai berlari menuju kantin.

tinggallah Aslan dan satria disana

"lo gak nyusul yang lain?" tanya Aslan menatap heran satria

"Lo juga enggak kan, gue mau nungguin bos gue dulu" jawab Satria

"gue masih kenyang" jawab Aslan

"Lo lagi ada masalah?" tanya satria

Aslan yang mendengar itu tersenyum tipis, tipis sekali bahkan satria tidak menyadari itu. hanya author yang tau gimana senyuman babang Aslan.

"Lo emang paling bisa baca situasi, kelihatan banget yah?" tanya Aslan lagi.

"tentang Natasya lagi?" tebak Satria.

"tebakan loh selalu benar" ucap Aslan dengan lirih. hanya satria yang tahu gimana sisi rapuhnya Aslan.

Natasya adalah pacar Aslan yang sudah menjalin hubungan hampir dua tahun namun sayangnya Natasya lebih memilih pergi dari sisi Aslan dan melanjutkan studi ke luar negeri sampai sekarang Aslan pun tidak tahu mengapa Natasya meninggalkannya.

"belum ada kabar sampai sekarang?" tanya satria. hanya gelengan yang didapatkan satria dari pertanyaannya itu.

"Aslan kantin yuk" Tasya masuk kedalam markas black lion. semenjak Aslan memberi perhatian lebih pada Tasya, perempuan itu semakin ngelunjak saja.

padahal Aslan mendekati Tasya hanya karena separuh nama Natasya ada pada nama Tasya. hanya itu tidak lebih.

"noh diajakin pacar lo, gue cabut" ucap Satria lalu pergi dari sana meninggalkan dua insan yang berada didalam satu ruangan.

"kamu lapar?" tanya Aslan

"huum" ucap Tasya kemudian bergelayut manja di lengan Aslan. sejujurnya aslan sungguh merasa risih dengan sikap Tasya sangat berbeda jauh dengan Tasya nya yang kalem dan humoris yang selalu membuat dirinya tertawa bahagia.

"jaga yah batasan lo" tegas asalan lalu melepaskan tangannya dari sana. Tasya yang mendengar itu segera cemberut.

"ayok" ucap Aslan lalu meraih tangan Tasya dan berjalan beriringan dengannya.

......................

suasana kantin begitu ramai, dan saatnya Larisa menjual gorengannya bersama simbok kantin.

"eh itu kan cewek yang jilat sepatunya kak Tasya yah?"

"jorok banget sih"

"pasti gorengannya gak higenis lagi"

"jadi mual gue"

begitulah bisik-bisik yang dapat didengar oleh Larisa, sekuat mungkin ia mencoba tersenyum dihadapan mereka seolah ia menegaskan bahwa ia baik-baik saja.

tak ada satupun yang membeli gorengan Larisa, gorengan itu masih utuh seperti saat dia membawanya dari rumah tadi.

simbok yang melihat Larisa murung mengelus pundak gadis malang itu.

"sabar toh nduk" ucapnya. Larisa tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.

"Lo kayaknya demen sama tu cewek" ucap Aslan yang memperhatikan satria menatap Larisa.

"katarak mata Lo sat" ucap Tasya remeh

"gue ke toilet bentar" ucap satria,ia segera pergi dari sana meninggalkan mereka yang masih sibuk makan

"lah belum juga habis tuh makanan" ucap salah satu anggota black lion

"Tangki bocor kali" jawab Leo dan membuat anggota lainnya tertawa karena ucapan Leo.

......................

Risa menangis didalam kamar mandi itu hatinya sungguh sakit sekarang ini.

"jahat banget sih mereka padahal kan gorengan aku higenis kok" Larisa terisak-isak mengatakannya

"kalau gak ada yang mau beli gimana dong, ibu pasti marah lagi"

"aku gak mau dikunci di gudang lagi" ucapnya melanjutkan tangisannya

siapa yang mendengar tangisan pilu itu tentunya akan merasakan sakit juga. begitu juga dengan satria sedari tadi ia mendengar keluh kesah Larisa yang menangis didalam sana.

setelah dirasa cukup tenang Larisa segera membasuh wajahnya dan keluar dari sana.

"nih muka Lo nambah jelek kalau nangis" ucap Satri sambil menyodorkan selembar tisu kepada Larisa.

alangkah terkejutnya Larisa mendapati salah satu anggota black lion sedang berdiri disamping pintu kamar mandi yang dia tempati tadi.

"ma-makasih" ucapnya gugup

satria tak menanggapi lagi ia segera pergi dari sana menyisakan Larisa yang masih dengan keterkejutannya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!