Seorang wanita mulai membuka matanya saat merasa jika tidurnya sudah cukup nyenyak dan lama.
Perlahan netra hazel miliknya itu mengedarkan pandangan nya mengelilingi setiap sudut ruangan yang tampak begitu asing dimatanya.
"Dimana ini?"gumam nya seraya menarik selimut karena hawa dingin begitu terasa menerpa kulitnya.
Meski sudah terbangun namun rasanya kasur dan selimut itu masih terlalu nyaman untuk dia tempati saat ini.
Wanita itu pun ingin kembali memejamkan matanya karena memang matanya itu masih terlalu berat untuk terbuka dan bangun.
Belum lagi kasur dan selimut hangat itu begitu terasa nyaman,sehingga membuat tubuhnya yang seharian kemari diporsir karena bekerja dilapangan begitu melelahkan dan saat mendapatkan kasur dan selimut hangat membuat nya ingin melanjutkan tidurnya.
Baru saja wanita itu menutup matanya,mata itu harus kembali terbuka bahkan kini mata itu sudah membulat sempurna tak kala ada sepasang tangan kekar memeluknya dengan begitu erat.
Belum lagi rasa hangat nafas yang dihembuskan dari mulut orang yang saat ini ada tepat dibelakang wanita itu membuat tubuhnya meremang seketika.
Tubuhnya kian menegang saat orang itu membenamkan beberapa kecupan dipundaknya yang masih polos,tanpa terhalang sehelai benang pun.
Wanita itu semakin melebarkan matanya sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan saat dia menyadari apa yang tengah terjadi saat ini dikamar asing itu.
Tidak ingin hanya menduga duga,wanita itu pun bergerak bangun mengambil posisi duduk dan betapa terkejutnya dia saat menyadari jika dirinya saat ini tengah dalam keadaan polos.
Begitu pun dengan pria yang masih tidur disamping nya.Dengan cepat wanita itu meraih selimut lalu menariknya untuk menutupi tubuhnya yang masih polos dan hal itu membuat di pria yang masih memejamkan matanya itu terpaksa bangun karena merasakan pergerakan kasar disampingnya.
Karena sibuk membenahi selimut untuk menutupi tubuhnya yang polos,wanita itu sampai belum menyadari dan memperhatikan dengan baik wajah dari pria yang menghabiskan malam bersama dengan nya itu.
"Ada apa dan dimana ini?"gumam pria itu dengan suara berat nya membuat jantung wanita itu berdetak begitu cepat.
Deg...
"Suara itu,kenapa aku seperti mengenal suara itu?tidak.itu tidak mungkin diakan?"gumam nya dalam hati dan masih enggan untuk menoleh demi melihat wajah pria yang bersama dengan nya saat ini.
Set...
Deg...
"Bi_Bian?"
"La_Laras?"
Keduanya sama sama membeku saat wanita yang bernama Laras itu memberanikan diri menoleh demi melihat siapa pria yang ada disamping nya itu.
Dan kedua netra itu pun kembali bertemu setelah sekian lama keduanya berpisah dan tidak pernah bersinggungan lagi setelah hakim pengadilan agama resmi mengetukkan palunya.
Tepat satu tahun yang lalu Fabian dan juga Laras resmi bercerai dengan alasan sudah tidak ada kecocokan lagi di antara mereka.
Sebenarnya faktor keturunanlah yang menjadi penyebab utama perpisaha itu,meski cinta diantara keduanya masih begitu besar satu sama lain.
Namun tekanan keluarga yang meminta hadirnya cucu dari mereka berdua menjadi penyebab Laras akhirnya memilih untuk mundur dari pernikahan itu dan berharap jika Fabian akan menemukan wanita yang bisa memberikan nya seorang anak yang selama ini begitu diharapkan oleh kedua orang tua Fabian.
Saat sama sama tersadar dari lamunan mereka masing masing,keduanya pun sama sama tergeragap,lalu sibuk membenahi diri masing masing.
Laras langsung berlari masuk kedalam kamar mandi dengan membawa selimut yang tadi menutupi tubuhnya dan tubuh Fabian yang sama sama polos.
Dan membiarkan tubuh polos Fabian terekspos begitu saja karena selimut yang digunakan untuk menutupi tubuh polosnya Laras bawa kedalam kamar mandi.
Didalam kamar mandi,Laras menyandarkan tubuhnya dibalik pintu dengan memegangi dada nya yang masih berdetak tak karuan saat tahu jika pria yang menghabiskan malam bersama dengan nya adalah mantan suaminya.
Sungguh,Laras belum mengingat apa yang terjadi tadi malam hingg dirinya berakhir diranjang yang sama dengan Fabian dalam keadaan sama sama polos.
Cukup lama Laras berada didalam kamar mandi.Bukan untuk membersihkan diri,karena hal itu sudah selesai dia lakukan setengah jam yang lalu.
Namun Laras masih bingung harus bagaimana menghadapi situasi saat ini.Berpikir sangat keras pun masih belum membuatnya bisa mengingat kejadian tadi malam.
Bahkan seingat Laras,ditempat itu dia tidak pernah bertemu dengan Fabian sebelumnya.Lalu kenapa pria itu kini ada bersama dengan nya.
Braggkkk
Braggkkk
Braggkkk
"Laras,kamu baik baik sajakan?kenapa lama sekali?ayo cepat keluar,kalau tidak aku dobrak pintu nya,"seru Fabian membangunkan Laras dari lamunan nya.
Laras jelas saja terlonjak kaget saat Fabian mengetuk pintu kamar mandi itu.Karena ketukan pintu yang Fabian lakukan bukan ketukan pintu biasa namun sebuah gebrakan.
Dengan cepat Laras bangkit dari duduknya di atas closet lalu memberanikan diri membuka pintu kamar mandi itu.
Ceklek...
Set...
Greeppp...
Laras kembali membulatkan matanya saat tiba tiba Fabian menariknya keluar dari kamar mandi lalu memeluk erat tubuhnya.
"B_Bi,,,"lirih Laras setelah sekian menit Fabian tidak kunjung melepaskan pelukkan nya ditubuh Laras.
"Kenapa selalu membuatku cemas sih?kamu tahu betapa takutnya aku tadi,"lirih Fabian semakin mengeratkan pelukkan nya.
"A_aku baik baik Bi,"jawab Laras yang saat ini tengah mengatur detak jantung nya yang sudah berpacu dengan sangat cepat.
Meski kedua nya sudah sepakat untuk berpisah namun jujur cinta dihati masing masing masihlah sangat besar.
Terbukti dengan,betapa cemasnya Bian saat Laras tidak kunjung keluar dari dalam kamar mandi kamar hotel itu.
Drrrttt
Drrrttt
Drrrttt
Keduanya tersentak dan terbangun dari dunia alam bawah sadar mereka yang saat ini tengah menikmati hangatnya pelukan masing masing.
Dengan berat hati Bian melepaskan pelukkan nya ditubuh Laras.Lalu merogoh saku celana nya dimana ponselnya tadi berbunyi.
"Flora?"gumam Laras saat tak sengaja netranya melihat sebuah nama muncul dilayar ponsel milik Fabian.
Laras langsung memalingkan wajahnya saat Fabian menekan tombol hijau untuk menyambungkan sambungan telpon itu.
Laras pun melangkahkan kakinya untuk beranjak pergi.Menghindari agar tidak mendengar percakapan yang akan Fabian lakukan bersama seseorang dengan nama 'Flora' lewat sambungan telpon itu.
Namun langkahnya terhenti saat Fabian mencekal tangan Laras dan manahan nya agar tidak beranjak dari dekatnya.
Bahkan pria itu kini menarik tangan Laras sehingga tubuh mereka menempel sempurna.Tangan kekar pria itu membelit kuat dipinggang Laras.
Laras sendiri hanya bisa diam terpaku didalam pelukan Fabian.Sembari mengatur degup jantung nya yang sudah tidak karuan.
"Ada apa?"tanya Fabian dengan nada dingin dan datarnya.
"Kamu dimana sih Bi?kenapa aku bangun kamu nggak ada dikamar?"tanya Flora lewat sambungan telpon nya.
"Aku dimana?kamar?kamar siapa?apa maksud kamu Flo?"tanya Fabian bingung.
"Tentu saja kamar kita Bi,masa kamu lupa?"
"Sejak kapan aku setuju untuk satu kamar dengamu Flo?kita baru akan bertunangan,jangan ngadi ngadi kamu ya,"jawab Fabian menekan rasa marahnya.
Deg...
Jantung Laras kian berdegup kencang saat Fabian mengatakan kata 'bertunangan'.Hatinya tiba tiba berdenyut nyeri saat tahu mantan suaminya sudah memiliki wanita lain.
''Ah,kenapa begini sih hati?wajarkan,dia sudah bukan siapa siapa kamu,''gumam Laras mencengkram kuat bathrobe yang dia kenakan saat ini.
"Ck,kita ini hidup dijaman modern Bi,wajar jika ki___"
Tut...tut...tut...
Fabian langsung mematikan ponsel miliknya saat Flora kembali membahas jika tidak masalah mereka satu kamar meski belum menikah.
Toh sekarang atau pun nanti sama saja,tetap akan satu kamar.Flora adalah gadis yang dijodohkan oleh ibu dari Fabian.
Berharap dengan pernikahan kali ini,putra bungsunya itu akan segera mendapatkan seorang anak.
Flora lama hidup diluar negri dan tentu saja gaya hidupnya sudah terkontaminasi dengan gaya barat yang memang mengusung gaya pacaran yang bebas.
Namun Flora bisa menutupi semua itu didepan orang lain dan berubah menjadi wanita baik baik dan alim meski tanpa berhijab.
Dan itu membuat Mamah Sinta yang merupakan mamah Fabian tertarik pada Flora.Yang kebetulan anak dari sahabatnya dan berinisiatif untuk menjodohkan Fabian dengan gadis itu setelah Fabian bercerai dari Laras yang selama 5 tahun Fabian nikahi tak kunjung memberikannya seorang anak.
Laras menyerah dengan pernikahan itu karena merasa jika dirinya tidak mampu memberika keturunan untuk suaminya.
Demi membahagiakan sang mertua,Laras pun akhirnya mengalah dan melepaskan pria yang dia cintai karena tidak ingin dimadu.
Pernah suatu ketika,mamah Sinta mencetuskan agar Fabian menikah lagi demi memiliki anak.Dan hal itu tanpa sepengetahuan Fabian sendiri.
Laras yang merasa tidak akan sanggup berbagi suami pun akhirnya menggugat cerai Fabian begitu saja tanpa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
"Aku lelah Bi,aku lelah dengan semua tekanan yang memaksa aku untuk hamil yang nyatanya aku tidak mampu.Aku ingin berhenti Bi,aku lelah."
Itulah alasan yang selalu Laras ucapkan saat Fabian terus bertanya kenapa harus ada perceraian diantara mereka.
Fabian pun akhirnya melepaskan Laras setelah melihat begitu banyak luka yang tersimpan dibalik tatapan lembut mata indahnya.
Luka yang mungkin bukan berasal darinya,namun dari semua tekanan yang diberikan oleh orang orang disekelilingnya.
"Bi,,,"lirih Laras lagi mencoba melepaskan pelukan dari Fabian.
"Bagaimana kabarmu selama ini Ras?sudah bahagiakah?"tanya Fabian tanpa mau melepaskan pelukkan nya di tubuh Laras.
"Te_tentu,ka_kamu juga pasti begitu kan?"jawab Laras dengan nada yang begitu lirih.
Fabian tidak lagi menjawab,namun semakin mengeratkan pelukan nya ditubuh Laras.Satu tahun berpisah bahkan memutuskan semua tali komunikasi ternyata tidak membunuh rasa cinta itu.
Hatinya dan cintanya masih memilih orang yang sama.
Akhirnya Fabian melepaskan pelukan ditubuh Laras setelah hampir setengah jam pria itu mendekap erat tubuh mantan istrinya itu.
"kakiku kebas,"gerutu Laras menekuk wajah cantiknya dan hal itu membuat Fabian terkekeh karena sudah lama dia merindukan wajah yang tengah berenggut itu.
"Maaf,habis siapa suruh menghilang lama sekali.Ayo duduk,"jawab Fabian masih menggenggam erat tangan mungil Laras.
Dan hal itu membuat Laras salah tingkah dan juga merona dengan apa yang dilakukan oleh Fabian.
Jantungnya masih saya berdebar jika berdekatan dengan pria yang kini sudah menjadi mantannya itu.
"Tunggu,aku pakai baju dulu,nggak nyaman,"jawab Laras menahan tangan nya agar Fabian berhenti menariknya.
"Baiklah,aku tunggu di sofa,"
"Iya,"
Setelah mengambil baju nya yang sudah ada di atas ranjang.Laras kembali masuk kedalam kamar mandi untuk memakai pakaian nya.
Mungkin Fabian yang merapihkan baju baju miliknya yang awalnya begitu berserakan dilantai.
Entah bagaimana mereka menghabiskan malam itu,yang pasti apa yang terjadi mungkin jauh lebih panas dan bergairah hingga mereka berdua melempar baju bajunya begitu saja hingga berserakan dilantai.
Karena terlalu gugup dan kaget,Laras pun sampai lupa memunguti baju baju nya dan membiarkannya saja.Namun saat keluar dari kamar mandi,Laras sudah menemukan baju baju nya ada di atas ranjang dan sudah terlipat rapih.
Ceklek...
Laras berjalan perlahan mendekati Fabian yang saat ini tengah duduk di sofa kamar itu.Jujur perasaan berdebar dan juga gugup masih memenuhi ruang hati Laras saat ini.
Dia tidak menyangka akan dipertemukan kembali dengan mantan suaminya dengan keadaan yang seperti saat ini.
Dimana dirinya menghabiskan malam panas bersama dengan pria itu.Padahal,meski sudah satu tahun berlalu dari perceraian nya.
Laras sama sekali tidak pernah terlibat urusan pribadi dengan lawan jenis nya.Laras begitu menjaga batasan dan jarak dengan lawan jenis yang mencoba mendekati dirinya.
Jujur Laras masih belum bisa menggantikan posisi Fabian dengan pria lain.Hingga entah apa yang terjadi tadi malam hingga dirinya berakhir di ranjang dengan pria yang masih bertahta di hatinya itu.
"Sini duduk,aku sudah pesan sarapan dari layanan hotel.Semoga kamu suka makanan nya,"ujar Fabian yang bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apa apa diantara mereka.
Berbeda dengan Laras yang gugup setengah mati.Belum lagi Laras juga begitu takut akan penilaian pria itu terhadapnya nanti.
Apa yang akan dipikirkan oleh Fabian nanti setelah apa yang mereka lakukan.Ingin berpositive thinking pun rasanya tidak mungkin setelah Laras menyadari adanya beberapa tanda kepemilikan di bagian tubuhnya yang baru Laras lihat saat bercermin dikamar mandi tadi.
Laras duduk dengan canggung dan berjarak dari Fabian.Sementara Fabian sendiri tampak santai menyiapkan menu sarapan yang akan mereka santap sebelum keluar dari kamar hotel itu.
"Ayo makan dulu,setelah itu aku antar kamu pulang,"lanjut Fabian dengan begitu santainya.
"Ti_tidak perlu,aku akan pulang dengan naik taksi,"tolak Laras.
Jujur saat ini saja hati nya tengah tidak baik baik saja.Setelah melalui proses yang begitu menyakitkan karena perpisahan di antara mereka dan kini Laras sudah mulai terbiasa bagaimana mungkin dia biarkan pria itu hadir lagi yang akan semakin membuat Laras sulit bangkit dari belenggu masa lalu.
"Hubungan kita berakhir bukan berarti komunikasi kita harus berakhir juga kan Ras,ayolah.Aku hanya ingin memastikan jika kamu pulang dengan selamat,"
"Tapi itu baik Bi,apa lagi saat ini kamu sudah terikat dengan seseorang.Akan lebih baik jika kita menjaga perasaan nya"
"Kami belum terikat apa apa Ras,itu hanya rencana yang dibuat Mamah dan teman nya.Aku sama sekali tidak berminat menerima perjodohan ini.Apalagi,aku tidak yakin jika setelah ini kita tidak akan saling terikat lagi,"
"Ma_maksudmu apa Bi?"
Fabian menyeringaikan bibirnya lalu menatap ke arah perut Laras yang masih rata dan melihat itu refleks Laras pun memegangi perutnya.
"Semoga kali ini Allah menitipkan zuriat nya pada kita,"lanjutnya.
Deg...
Jantung Laras berdetak kencang saat lagi lagi tatapan penuh harapan itu muncul dimata bening Fabian.
Dan hal itu semakin mengiris hati Laras yang meyakini dirinya tidak akan mampu memberikan keturunan pada siapa pun itu.
"Ng_ngaco kamu Bi,a_aku pulang duluan ya,"jawab Laras tergeragap saat Fabian menatap intens padanya san juga peturnya yang masih rata.
Set...
Bruukkk
Laras kembali terduduk disamping Fabian saat pria itu mencengkram tangan Laras lalu menarik tangan itu hingga Laras kembali terjerambab disofa.
"Makan sarapanmu,atau aku tidak akan membiarkan kamu keluar dari kamar ini,"lanjut Fabian yang kini sudah merubah nada bicara nya menjadi dingin dan menyeramkan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!