Alisha adalah seorang wanita muda yang berprofesi sebagai seorang designer. Diusianya yang masih muda , dia sudah menjadi seorang designer yang terkenal.
Selain itu Alisha juga mengabdikan dirinya sebagai seorang pelatih bela diri di perguruan bela diri ternama di kotanya. Setiap seminggu sekali dia akan meluangkan waktunya untuk melatih para juniornya disana .
Hal ini ia lakukan sebagai wujud kecintaannya pada jenis olahraga satu ini .
Berlatih bela diri adalah hobinya sejak kecil . Semakin bertambah usia kecintaannya pada bela diri semakin bertambah . Apalagi dengan bela diri, dia bisa membela dirinya dari tindak kejahatan.
Sebagai seorang pelatih, Alisha terkenal akan ketegasan dan tidak pernah bermain-main. Kemampuan yang ia miliki tidak bisa diremehkan. Jika hanya melawan 30 orang adalah hal yang sangat mudah ia lakukan .
Alisha sedang sibuk dengan pekerjaannya. Tiba-tiba seseorang mengetuk pintunya dengan tidak sabar .
Tok tok tok tok tok tok
"Masuk !" teriak Alisha dari dalam ruangan .
"Maaf Mbak Alisha ... ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda ," kata seseorang yang muncul dibalik pintu .
"Siapa ?" tanya Alisha dengan dahi mengkerut .
"
"Saya tidak begitu faham mbak , tetapi keadaan orang sangat memprihatinkan, " jawab karyawan itu dengan sopan .
"Ha !"
Tanpa bertanya lagi , Alisha langsung keluar dari ruangannya. Dia berjalan dengan cepat kearah yang ditunjuk sang karyawan . Nafasnya tercekat begitu melihat keadaan orang itu .
"Jhon!"
Alisha kaget melihat salah satu adik seperguruannya datang dengan kondisi yang memprihatinkan. Dia mendekat kearah Jhon dengan cepat .
"Guru ... " ucap Jhon dengan lirih .
"Apa yang terjadi ?" tanya Alisha dengan panik.
"Ada yang menyerang perguruan kita . Tolong selamatkan _"
Bruk !!!
Belum selesai Jhon menyelesaikan ucapannya dia sudah pingsan . Alisha menyuruh karyawannya untuk mengantar Jhon kerumah sakit .
"Tolong antar dia ke rumah sakit ," pinta Alisha dengan lirih .
"Baik mbak ."
"Tutup butik untuk sementara . Setelah itu kamu antar dia ke rumah sakit . Tolong kamu jaga dia dulu untuk sementara. Mengerti ?" ucap Alisha dengan tegas . Emosinya sudah memuncak . Apalagi melihat kondisi Jhon yang seperti itu .
"Mengerti mbak ."
"Terimakasih... kalau begitu saya pergi dulu ."
"Mbak mau kemana ?"
"Ada sesuatu yang harus saya lakukan."
Setelah itu tanpa menoleh kebelakang lagi , alisha pergi ke perguruan yang selama ini menjadi tempat kedua untuk dia pulang . Dia mengendarai motor yang tersimpan di garasi butik .
Brum !
Brum !
Brum !
Hanya butuh sepuluh menit Alisha sudah sampai di depan perguruan. Dia langsung lari dan meninggalkan motornya begitu saja di luar gedung.
Sesampainya didalam nafas kembali tercekat . Beberapa orang tergeletak di lantai entah pingsan atau tewas .
deg ....deg....deg
"Brengsek ... siapa yang tega melakukan ini semua ?" geram Alisha dengan kedua tangan yang terkepal erat.
👏👏👏
"Akhirnya master kita datang . Halo master Alisha," ucap seorang pemuda yang usianya tidak jauh beda dengan Alisha.
"Kamu !" pekik Alisha begitu tahu siapa yang telah membuat kekacauan . Tidak lain adalah teman seperguruannya.
"Masih ingat denganku, master ?" tanya orang itu dengan senyum mengejek .
"Apa yang telah kau lakukan Bram ?"
"Memangnya apa yang aku lakukan ?" tanya Bram tanpa rasa bersalah.
"Mereka teman - temanmu ."
"Teman ? sorry gua tidak pernah berteman dengan sampah seperti mereka ."
"Sampah katamu ?" tanya Alisha dengan geram .
"Iya ... sampah ! "
"Kau lah yang sampah , brengsek !"
"Wow ternyata master juga bisa berkata kasar juga."
"Kamu ...."
Tanpa banyak kata Alisha langsung menghampiri Bram . Ternyata Bram tidak sendiri , ada puluhan orang yang datang bersamanya. Dengan cepat mereka semua mengeroyok Alisha .
Bruk bruk bruk
Dengan mudahnya Alisha menumbangkan mereka . Tinggal Bram sendiri yang masih berdiri dengan kokoh .
👏👏👏
"Luar biasa ... tidak heran jika kamu dipanggil master . Tetapi hal itu tidak berarti lagi saat ..."
Bram tidak meneruskan ucapannya. Tetapi dia mengambil pistol yang telah ia persiapkan sebelumnya. Bram menembak Alisha dengan pedenya. Tetapi Alisha berhasil menghindar.
Bram yang merasa tembakannya meleset langsung melepaskan tembakan secara membabi buta ke arah Alisha. Sampai akhirnya pelurunya habis .
Alisha meraba perutnya yang tertembak. Kemudian dengan kekuatan yang tersisa , dia mengambil pisau yang terselip di kakinya. Dengan cepat pisau itu ia lempar kearah Bram .
Pisau itu menancap tepat di perut Bram . Tidak tahu lagi apa yang terjadi setelahnya. Sebab tubuhnya terasa lemas dan pandangannya terasa ..
Buram...
gelap...
Bruk !
Semua gelap . Hingga ....
"Ugh ..." rintih Alisha dengan lirih . Perlahan kedua matanya terbuka .
deg !
"Dimana ini ... siapa yang telah menolongku?" tanya Alisha dalam hati .
Alisha mengedarkan pandangannya. Ternyata dia berada di tempat yang asing . Dinding rumah itu terbuat dari kayu .
Kemudian dia mengingat luka yang ada di perutnya. Perlahan tangannya meraba perut yang terkena peluru . Tetapi nihil ... dia tidak merasa jika perutnya terluka .
Ceklek!
"Nona sudah bangun ... " ucap seseorang yang baru memasuki ruangan itu dengan lirih .
" Siapa kamu ?"
Alisha belum pernah melihat gadis di depannya. Apa gadis itu yang telah menyelamatkannya ?
Alisha menatap gadis yang berdiri di depannya dengan pandangan menyelidik . Gadis itu berusia sekitar tiga belas tahunan . Tubuhnya mungil dan bajunya itu kok seperti di jaman China kuno .
" Dimana sebenarnya aku sekarang dan siapa gadis itu ?" tanya Alisha dalam hati .
"Nona ..." panggil gadis itu dengan lirih .
Alisha masih diam . Dia masih mencerna apa yang sedang terjadi.
"Apakah kamu yang sudah menolongku?" tanya Alisha dengan pelan .
"Ha ?"
Gadis itu memandang Alisha dengan bingung . Tidak lama kemudian gadis itu dengan panik mendekati Alisha .
"Apakah nona terluka ?" tanyanya dengan lembut .
Kini giliran Alisha yang kaget . Kok sepertinya nggak nyambung gini .
"Siapa kamu ?" tanya Alisha dengan pandangan menyelidik.
"Nona melupakan saya ?" tanya gadis itu heran .
Dia menatap Alisha dengan takut dan juga bingung . Apa yang sebenarnya terjadi dengan majikannya?
Alisha bingung dengan reaksi gadis itu . Tiba-tiba sebuah ingatan melintas dalam benaknya .
"Apa yang sebenarnya terjadi dengan nona Feng ?" tanya gadis itu dalam hati .
Tiba-tiba Alisha mendengar sesuatu. Tetapi dia melihat gadis itu hanya diam . Terus suara siapa yang ia dengar?
"Apa yang kamu katakan?" tanya Alisha .
"Bukankah aku belum berbicara apapun. Apa yang sebenarnya nona dengar ? "
Alisha mendengar suara itu lagi . Sekarang Alisha yakin bahwa dirinya bisa mendengar suara hati seorang.
"Maaf ... bolehkah kamu keluar dulu ?"
Alisha perlu menenangkan dirinya. Apalagi setelah melihat ingatan yang tiba-tiba datang tadi .
"Sejak kapan nona Feng berkata maaf ?" tanya pelayan itu dalam hati.
"Sudahlah ... tidak perlu banyak berpikir . Lebih baik sekarang kamu keluar dan buatkan saya makanan, bisa kan ?"
"Tentu nona , tetapi disini tidak ada bahan makanan sama sekali ," jawab pelayan itu dengan lirih .
"Kamu punya koin kan ?"
"Punya nona ... kemarin diam-diam nyonya memberi saya sekantong koin emas dan perak . Kata beliau untuk biaya makan anda selama anda memutuskan tinggal disini ."
"Gunakan koin itu dengan baik ."
"Baik nona. sekarang hamba undur diri dahulu ."
"Silahkan."
Sepeninggal pelayan itu Alisha memandang kedepan dengan pandangan kosong. Dia tidak menyangka jika jiwanya menempati tubuh orang lain . Terus apa yang terjadi dengan tubuhnya?
Tubuh yang ia tempati bernama Feng Yin . Dia seorang putri dari seorang Jenderal ternama di kerajaan awan .
Feng Yin terkenal sebagai putri sampah yang tidak memiliki keahlian sama sekali. Selain itu reputasinya juga buruk di tengah masyarakat.
Gadis kecil yang bersamanya tadi merupakan satu-satunya pelayan yang ia bawa dari kediaman Jenderal. Dia keluar dari rumah orang tuanya dan tinggal di rumah mendiang kakeknya yang juga seorang Jenderal besar .
Feng Yin mempunyai tiga saudara. Kakak pertamanya bernama Feng Zhu . Dia seorang ksatria yang saat ini bertugas di perbatasan.
Kakak keduanya bernama Feng Boo . Dia masih belajar di akademi yang ada di kotanya. Dan yang terakhir, adik perempuannya yang bernama Feng Ying . Dia masih berusia sepuluh tahun .
Sebenarnya Feng Yin sebelumnya mempunyai sifat lembut dan suka menolong . Tetapi hal itu berubah saat dia berumur lima tahun .
Saat itu ibunya baru melahirkan Feng Ying . Feng Ying kecil sakit-sakitan, sehingga perhatian orang tuanya fokus padanya.
Feng Yin yang saat itu masih berumur lima tahun merasa tersisihkan. Dia merasa kesepian. Sedangkan kedua kakaknya sudah tinggal di asrama .
Sejak saat itu Feng Yin sering melakukan hal-hal aneh untuk mencari perhatian. Dia yang awalnya lemah lembut berubah menjadi galak dan suka marah-marah. Pelayan yang melayaninya sering menjadi pelampiasan.
Feng Yin menjadi sombong saat kaisar dan ayahnya menjodohkannya dengan Pangeran mahkota . Lelaki yang menjadi pusat perhatiannya di pesta ulang tahun kerajaan.
Sejak saat itu Feng Yin selalu mendatangi Pangeran mahkota di istana . Penampilannya yang glamor, membuat dia menjadi pusat perhatian. Dia seolah menegaskan bahwa dia adalah calon permaisuri masa depan .
Dia tidak sadar bahwa kelakuannya itu membuat Pangeran mahkota tidak pernah menyukainya. Apalagi dia tidak segan menyakiti wanita yang dekat dengan putra mahkota .
Pangeran mahkota sangat muak melihat Feng Yin yang semakin menjadi . Puncaknya Feng Yin menganiaya sang sahabat yang juga cinta pertama Pangeran mahkota .
Karena itulah Pangeran meminta kepada kaisar untuk memutuskan pertunangannya. Dia bahkan rela menjadi rakyat biasa asal tidak bertunangan dengan Feng Yin.
Tentu saja kaisar menyetujuinya. Dia tidak ingin putranya mundur dari gelar putra mahkota . Meskipun berat karena harus menyakiti hati sang sahabat.
Ternyata jenderal Feng sangat bijak . Dia menerima pemutusan pertunangan itu dengan legowo.
Jenderal Feng tidak ingin hanya karena sang putri , pangeran mahkota melepaskan kedudukannya. Selain itu dia juga tidak ingin sang putri tinggal bersama lelaki yang tidak pernah mencintainya . Dia ingin putrinya mendapatkan seseorang yang mencintainya dengan tulus.
Berita pemutusan pertunangan itu membuat Feng Yin murka .Dia sangat marah pada ayahnya. Sehingga memutuskan untuk keluar dari rumah dan tinggal di rumah mendiang kakeknya yang ada di luar kota .
Rumah itu sebenarnya telah terbengkalai karena sudah tidak ditinggali selama dua tahun . Tetapi karena marahnya dia tidak memperdulikan semua itu .
Jenderal Feng dan sang istri tidak bisa berbuat apapun . Dia menerima segala keputusan sang putri , dengan harapan Feng Yin bisa berubah . Mungkin dengan hidup mandiri putrinya itu bisa berfikir lebih dewasa .
Dan semalam tanpa di ketahui oleh siapapun, Feng Yin yang asli telah meninggal dunia . Dia menenggak racun tanpa sepengetahuan pelayan pribadinya. Dan kini jiwa Alisha dari dunia modern menempati tubuh tanpa raga itu.
" Baiklah Feng Yin ... karena sekarang tubuh ini aku yang menempati , jadi aku akan bersikap seperti diriku sendiri . Semoga engkau tenang disana . Terimakasih sudah mengijinkan ku untuk menempati raga ini ," gumam alisha yang kini sudah menjadi putri Feng Yin.
Alisha turun dari ranjang dan berjalan kearah cermin . Perlahan dia dekatkan cermin itu ke wajahnya.
" Wah ... kok bisa sama gini ya ?"
Alisha menatap wajah yang terpantul di cermin . Mirip dengan wajah aslinya saat masih remaja . Sebenarnya Alisha sudah berusia dua puluh delapan tahun . Sedangkan dari ingatan pemilik tubuh ini , sekarang Feng Yin masih berusia lima belas tahun .
Alisha tidak tahu ada dimana dia sekarang. Mungkinkah dia mengalami time travel seperti yang diceritakan di novel-novel on line yang sering dibacanya ?
Tetapi bagaimana dengan tubuh aslinya sudah mati atau masih hidup ?
Merasa bosan Feng Yin keluar dari kamar yang ia tempati . Dia berjalan di sekitar rumah . Ternyata suasananya sangat sepi .
Feng Yin berjalan santai . Ternyata rumah yang sekarang ia tempati sangat besar . Hanya saja bangunannya banyak yang terpisah.
" Apa tidak rugi membiarkan rumah sebesar ini terbengkalai," gumam Feng Yin .
Rumah ini nampak kotor . Dapat terlihat banyak dinding kayu yang sudah rusak . Atap rumah pun banyak yang bocor. Sepertinya rumah ini sudah lama tidak terawat.
Feng Yin harus bekerja keras jika ingin tinggal di rumah ini . Kalau tidak dia harus kembali ke rumah jenderal Feng.
" Nona !" teriak shui dengan panik .
Feng Yin yang sibuk berfikir harus mengalihkan perhatiannya dengan kedatangan Shui .
Shui menghampirinya dengan nafas yang ngos-ngosan. Ditangannya ada bungkusan yang entah apa isinya.
" Apa yang kamu bawa ?" tanya Feng Yin begitu Shui sudah ada di hadapannya.
" Saya membeli bakpao dan juga sop ayam kesukaan nona ," jawab Shui dengan tersendat.
" Kamu kenapa ngos-ngosan seperti itu . Seperti orang dikejar anjing saja ."
" Maaf nona ... saya panik saat nona tidak ada dikamar . Jadi saya berlarian ke sana kemari mencari nona ."
" Kok gitu aja panik ?"
" ..."
Shui bingung mau jawab apa . Jadi yang bisa ia lakukan hanya meminta maaf .
" Maaf ."
" Baiklah ... mari kita makan ," ajak Feng Yin dengan berbinar. Perutnya sudah meronta ingin di isi .
" Dimana nona ?" tanya shui dengan bingung .
" Ya di ruang makan lah ," jawab Feng Yin dengan santai .
" Tetapi ruangan itu belum dibersihkan," jawab shui dengan menunduk . Dia takut sang majikan memarahinya .
" Oh ...tidak masalah kalau begitu. Kita makan di kamar aku saja , " jawab Feng Yin santai .
Feng Yin langsung berjalan menuju kamarnya. Dia meninggalkan Shui yang terbengong melihat sifat santai majikannya.
" Apa beliau masih nona Feng Yin yang biasanya?" tanya Shui dalam hati . Hal itu bisa di dengar oleh Feng yin .
" Maaf Shui ... majikanmu telah meninggal dan saat ini kamu harus melayaniku ," gumam Feng Yin dengan lirih .
Feng Yin sudah tiba di depan kamarnya. Tetapi Shui masih berdiri di tempat yang sama.
Feng Yin menghela nafasnya agar tidak emosi . Sebab jika dibanding Feng yin yang asli , alisha lebih mengerikan jika sedang marah .
" Kenapa masih diam disitu saja !" teriak Feng Yin.
Shui langsung berlari begitu mendengar teriakan Feng Yin . Dia tidak ingin majikannya itu marah kepadanya.
Begitu sampai di dalam kamar , Shui langsung meletakkan bungkusan yang berisi makanan itu ke atas meja . Kemudian keluar kamar untuk mengambil wadah yang bisa ia gunakan untuk menaruh sop ayam dan juga bakpao yang ia bawa .
Shui meletakkan sop ayam kedalam mangkok dan bakpaonya kedalam piring . Kemudian memberikan piring kosong buat Feng Yin . Setelah itu dia mempersilakan Feng Yin untuk memakannya.
" Silahkan nona ."
" Dimana piring mu?"
" Saya akan makan di kamar saya saja nona ," jawab Shui dengan sopan .
" Ambil piring lagi , cepat!" perintah Feng Yin tidak bisa diganggu gugat .
" Tapi nona ..."
" Tidak ada penolakan. Aku tidak suka makan sendiri. Jadi mulai sekarang kamu akan makan semeja denganku. Kalau tidak mau , kamu boleh keluar dari rumah ini ," ancam Feng Yin dengan serius .
Mendengar ucapan Feng Yin yang terkesan dingin , membuat Shui mau tidak mau harus mematuhinya.
Shui mengambil satu piring lagi dan duduk di depan Feng Yin .
Feng Yin mengambil satu bakpao dan memakannya. Ternyata rasanya tidak sesuai ekspektasi nya. Tetapi dia bisa melihat jika Shui memakan bakpaonya dengan lahap. Sepertinya dia sangat lapar.
Setelah menghabiskan satu buah bakpao, Feng Yin mengambil sedikit sop ayam . Rasanya tidak jauh beda dengan bakpao yang telah ia makan . Rasa sop ayam itu tawar seperti tidak ada bumbu sama sekali .
Meskipun begitu Feng Yin masih menghabiskan sop ayam yang ada di piringnya.
"Nona sudah selesai?" tanya Shui begitu Feng Yin tidak melanjutkan makannya. Padahal masih ada bakpao dan SOP ayam yang tersisa .
"Sudah ... kamu habiskan saja makanannya."
"Memangnya nona sudah kenyang ?"
"Sudah ."
Shui tidak bertanya lagi . Dia menyelesaikan makannya dengan gugup . Setelah itu barulah membawa peralatan yang kotor ke belakang.
Feng Yin tetap duduk di kursinya. Dia masih menunggu kedatangan Shui . Tak lama kemudian Shui masuk lagi ke kamar .
"Apa ada yang bisa saya bantu lagi , nona ?"
"Apakah aku membawa baju dari rumah ?"
"Bawa nona ... semua sudah ada dalam lemari . Apakah nona ingin mandi sekarang?"
"Hem !"
"Mari saya _"
"Kamu lebih baik keluar . Aku ingin mandi sendiri ."
"Tapi nona i _"
"Tidak ada kata tapi . Lebih baik kamu siapkan alat yang bisa kita gunakan untuk membersihkan rumah ini ."
"Baik nona ."
Dengan patuh Shui keluar dari ruangan itu . Dia melakukan apa yang diperintahkan Feng Yin kepadanya. Tetapi yang tidak ia ketahui bukan hanya dia yang akan bersih-bersih. Feng Yin juga akan ikut membantu .
Feng Yin menatap pakaian yang ada di dalam lemari sambil memijat kepalanya yang tiba-tiba sakit . Ternyata selera Feng Yin yang asli sangat norak . Sangat bertolak belakang dengan seleranya.
"Kenapa bajunya norak semua sih ... apa matanya nggak sakit ,"gerutu Feng yin sambil menatap tumbukan baju yang mengganggu penglihatannya.
Dia mengambil baju yang menurutnya tidak terlalu norak . Dia membawa baju itu ke dalam kamar mandi yang ada di dalam ruangan .
Begitu masuk kedalam kamar mandi kesabarannya sekali lagi di uji . Dia tidak tahu jika perbedaan kamar mandinya dengan yang ini sangat jauh berbeda. Untung bak mandinya kuat meskipun terbuat dari kuat .
Setelah berganti baju Feng yin menghampiri shui yang sibuk membersihkan ruang tamu .
"Mana alat yang tadi aku butuhkan?"
"Maksud nona ?"
"Aku akan ikut membersih rumah ini ."
"Tidak perlu nona biar _"
Shui tidak melanjutkan ucapannya karena disela oleh Feng Yin .
"Pekerjaan yang dilakukan bersama akan lebih cepat selesai, dari pada dilakukan sendiri."
"Apa nona bisa ?"
"Kalau tidak bisa kan bisa belajar . Kamu tidak perlu khawatir," jawab Feng Yin santai .
Akhirnya Shui menuruti ucapan Feng Yin. Dia tidak menyangka majikan yang biasanya hanya bisa marah-marah ternyata bisa melakukan hal kasar juga . Hasilnya juga tidak buruk .
Shui menatap Feng Yin dengan takjub .
"Kenapa malah ngelamun ?"
"Eh ... maaf nona ."
" Apa koin yang kamu punya masih ada ?"
"Masih banyak nona. Apa anda mau membawanya?"
"Tidak . Aku ingin kamu belanja ."
"Bukankah kita baru sarapan nona . Kok mau belanja lagi ?"
"Buat makan siang nanti . Aku tidak menyuruhmu membeli makanan. Tetapi aku ingin kamu membeli bahannya saja . "
"Tapi saya tidak bisa masak nona ."
"Tidak masalah. Sekarang tolong ambilkan kertas dan pensil !"
"Baik Nona."
Shui mencari kertas yang ada di kamar itu . Kemudian memberikannya pada Feng Yin. Feng Yin menulis apa saja yang ia butuhkan. Kemudian memberikannya pada shui .
" Belanja sekarang nona ?"
" Tidak ... tahun depan ."
" Kok lama amat nona "
" Ya sekarang lah ... biar nanti kita nggak kelaparan."
" Baiklah kalau begitu."
Shui meletakkan sapu dan kemoceng yang tadi ia pakai . Kemudian mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih bersih . Setelah itu dia pergi ke pasar , sesuai yang di instruksikan oleh oleh Feng Yin .
Feng Yin membersihkan ruang tamu setelah itu dapur . Sudah ia duga jika disini hanya ada tungku untuk memasak . Tetapi semua peralatan untuk memasak semuanya tersedia . Meskipun masih kuno.
Feng Yin menata semua alat-alat masak dengan rapi . Semua ia susun dengan teratur. Kemudian barang yang sudah tidak bisa terpakai ia satukan dengan sampah.
Saat Shui datang dia kaget . Ternyata majikannya pandai sekali bersih-bersih. Kalau begini hidup tanpa pelayan pun tidak masalah .
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!