NovelToon NovelToon

My Wife My Hero

1. sofia

Di sebuah rumah mewah tampak seorang gadis sedang tertidur pulas dengan mimpi indahnya entah apa yang dia impikan sambil tertawa dalam mimpinya, tapi tiba-tiba sebuah ketukan dari luar membutanya terbangun, "astaga siap yang membangunkan aku pagi-pagi begi." Ucap gadis cantik tersebut sambil berjalan untuk membuka pintu kamarnya dan dia tau siapa yang mengetuk pintu, "Sofia bangun ibu mau bicara denganmu apa yang sudah kau lakukan pada anak teman ibu, kenapa dia sampai pingsan dan sampai saat ini dia masih ketakutan apa yang kau lakukan padanya." Ucap seorang wanita yang saat ini ada di Depan pintu kamar dengan wajah yang terlihat sangat kesal pada putrinya itu

"Astaga ibu ini masih pagi, ibu bisa bertanya saat sarapan di meja makan ." Ucap Sofia, "kau ini cepat Cuci mukamu ini sudah mau jam Delapan sebentar lagi sarapan, kau sudah membuat ibu malu dengan kelakuan mu bisa-bisanya kau mengajak anak teman ibu balapan sedangkan kau tau anak itu adalah anak yang sangat lemah lembut, dan kau tau akibat perbuatan mu anak itu trauma bahkan ibunya sampai harus membawanya ke psikiater." ucap Kikan

Sofia dengan malas melihat ibunya, "itu bukan salahku ibu dia mengatakan ingin mengetahui semua tentang diriku jadi aku memperlihatkan semuanya apa yang aku suka apa yang tidak aku suka memangnya salahku di mana Ibu." tanya Sofia tanya Sofia yang saat ini mereka sudah duduk di sofa dalam kamar Sofia

"Astaga Sofia dia walaupun balapan adalah hobi mu tapi bukan berarti kau harus mengajaknya untuk balapan apalagi di tengah keramaian kota seperti itu dan kau bisa kan memperlihatkan kesukaanmu yang lain seperti contohnya kau suka makan atau kau suka hewan atau terserah apapun yang kau suka yang penting jangan yang berbahaya." Kikan

"Tapi kan dia mengatakan Aku akan menyukai apapun yang kau sukai termasuk sesuatu yang berbahaya dan aku menganggap balapan itu tidak terlalu berbahaya seperti pesan ibu Jangan membuatnya takut jadi aku mengajaknya untuk duduk bersamaku dan melihatku balapan di jalan raya dari pada aku mengajaknya berburu di hutan." ucap Sofia santai

Kikan tak tau harus bicara apalagi pada Sofia "Kau dan ayahmu sama saja dari wajah hingga ke sifatnya, padahal ibu dulu berharap kau akan tumbuh menjadi gadis yang lemah lembut, walaupun kau menjiplak wajah ayahmu 100% setidaknya sifatmu bisa seperti ibu, yang kalem ." Ucap Kikan

Sofia memutar bola matanya malas ibunya pasti membawa-bawa ayahnya saat dia memarahi Sofia entah karena memang seratus persen dia terlihat seperti ayahnya atau memang ibunya juga ingin memarahi ayahnya, "ibu apa hubungannya kejadian tersebut dengan aku mirip ayah, anaknya saja yang lemah begitu saja sudah pingsan dan trauma, untung saja aku tidak membawanya naik kapal di tengah laut Untuk mencari hiu." ucap Sofia tapi dia menjawab dengan mata terpejam dengan kepala bersandar di sofa

Sementara Kikan sedang melipat sesuatu sambil terus berbicara"Astaga Sofia kapan kau akan dewasa kau sekarang sudah selesai kuliah kedokteran entah apa yang kau pikirkan saat kau mengambil kuliah kedokteran, Aku heran kenapa kau cepat sekali lulus kuliah apalagi ini kuliah kedokteran, apa kau mengecam dosenmu sehingga kau bisa lulus secepat itu,kau ini seorang dokter tapi selalu saja membuatku resah apa kau tak bisa seperti anak gadis lainya yang memakai baju modis dan bergaya dan lemah lembut." ucap Kikan

Tak ada reaksi apapun dari Sofia , "Sofia apa kau mendengar perkataan ibu segara hubungi anak teman ibu dan minta maaf padanya atau ibu akan menghukum mu dan jangan berharap ibu akan berhenti menjodohkan dirimu ." Ucap kikan sambil terus melihat sesuatu

Kikan yang tak mendapatkan jawaban dari Sofia langsung melihat wajah putrinya "astaga anak ini bisa-bisanya dia tidur di saat aku mengomel, membuat aku tambah kesal saja dasar tukang tidur, aku akan melanjutkan sebentar saat di meja makan." ucap kikan lalu bangkit dan keluar dari kamar Sofia

Kikan yang sudah keluar dari kamar Kikan langsung ke ruangan lain Kikan yang melihat stuart sedang santai langsung menghampiri Stuart, "ayah tolong dong kau beritahu Sofia agar dia jangan selalu membuat laki-laki takut padanya." Ucap kikan

Stuart yang sedang santai membaca koran dan minuman kopi langsung meletakan korannya dan menatap istrinya yang saat ini sudah duduk di hadapannya

"Ada apa lagi kali ini sampai kau marah pagi-pagi begini." tanya stuart, "Sofia membuat anak teman ibu trauma sampai harus dibawa ke psikiater." ucap Kikan, "stuart menghembuskan nafasnya kasar lalu menatap ke arah kikan "Aku kan sudah bilang padamu berhentilah menjodohkan Sofia Jika dia sudah menemukan jodohnya yang tepat dia pasti akan menikah." ucap Stuart

"Aku tau kau selalu membela putri mu, apa menikah, dekat dengan seorang pria saja tidak pernah apa kau pernah melihat Sofia jalan dengan seorang pria atau datang ke mari Dengan kekasihnya, lihat anak Darmanto bahkan dia sudah bertunangan, sementara Sofia dari lahir sampai sekarang masih jomblo, yang dia kerjakan hanya keluar tak jelas ke mana, aku bingung kenapa dia memilih kedokteran tidak sekalian dia kuliah arsitek atau kelistrikan sekalian." ucap Kikan yang terlihat kesal pada putrinya tersebut

"Sudahlah sayang kau harus sabar menghadapi sifat Sofia dia kan memang seperti itu dari kecil, mungkin saja dia belum mau berhubungan dekat dengan seorang pria, aku juga dulu jomblo dari lahir sampai akhirnya takdir mempertemukan kita berdua dan akhirnya kita menikah dan miliki Samuel, Steven dan Sofia ." ucap stuart dengan senyumannya

"Aku bersyukur memiliki tiga S, dan ayah berhenti memanjakan Sofia dia sudah besar, ayah selalu mengikuti semua yang dia katakan, aku akan menghukumnya kali ini dia sudah keterlaluan, ayah coba ayah berbicara dengan Sofia aku heran jika ayah yang bicara dia cepat menurut tanpa membatah sedikit pun tapi jika aku yang bicara dia pasti akan selalu memberi jawab membuatku kesal." ucap kikan

"Iya sayang aku akan bicara dengan Sofia sebentar ibu tenang saja aku akan memarahi Sofia." ucap stuart sambil meminum kopi miliknya

Mendengar perkataan stuart membuat Kikan langsung menatap malas ke arah stuart, "apa memarahinya, ayah berbicara dengan nada tinggi saja tak pernah, walaupun sedang marah kalau melihat wajah Sofia marah ayah entah hilang kemana ibu jadi bingung padahal jika Samuel atau Steven yang melakukan kesalahan ayah akan memarahi mereka." ucap Kikan

"Itu karena Sofia adalah anak perempuan, sedangkan Samuel dan Steven kan laki-laki." ucap stuart mencari alasan padahal dia terlalu mencintai putrinya sehingga untuk bicara nada tinggi saja dia tak sanggup .

Jangan lupa like, komen, vote dan hadiahnya

2. Samuel dan Steven

"Sudahlah Ayah tak usah mencari alasan aku tahu Ayah tak bisa menghukum Sofia atau memarahinya Ayah pikir aku tidak tahu tapi aku ingin Ayah menegurnya atas apa yang dia lakukan pada anak teman ibu." ucap Kikan

"Iya sayang aku mengerti aku akan memarahi Sofia kali ini, jadi sekarang sebaiknya kau menyiapkan sarapan untukku Aku ingin memakan nasi goreng buatanmu." ucap stuart agar istrinya berhenti mengomel, kikan tak bisa berkata apa-apa lagi langsung bangkit dan pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan seperti biasa walaupun banyak pelayan kikan tetap menyiapkan makanan sendiri untuk keluarganya

Sementara itu di sebuah kamar di rumah keluarga stuart tampak seorang pria yang baru saja bangun siapa lagi kalau bukan anak sulung keluarga stuart yang bernama Samuel anak kebanggaan ibunya, langsung bergegas ke kamar mandi karena hari ini dia akad mengadakan meeting penting bersama Beberapa koleganya

Sementara itu Steven seperti biasa dia akan bangun lalu berolahraga entah dari mana sifat Steven yang seperti seorang playboy padahal stuart dulu tak berani pada seorang wanita tapi Steven berbeda Dia pria yang humoris baik sangat berbeda jauh dengan sifat sang kakak yang cenderung seperti sang ayah

Kini seluruh keluarga kecil tersebut sudah berkumpul tak terkecuali Sofia yang akan pergi bekerja di rumah sakit, "Sofia Apa kau sudah melakukan perintah ibu Apa kau sudah menelepon anak teman ibu dan meminta maaf padanya." tanya Kikan saat melihat Sofia sudah duduk di meja makan

Sofia melihat ibunya "aku sudah menghubunginya tapi sepertinya nomornya tidak aktif mungkin saja dia masih tidur aku akan menghubunginya saat makan siang." ucap Sofia

"Oh adikku sayang apalagi yang kau lakukan kali ini apakah kau membuat anak seseorang takut padamu lagi." ucap Steven yang selalu mengganggu Sofia

Sofia melihat kakaknya dengan muka cemberut "Sudahlah Kakak berhenti menganggu ku sebaiknya Kakak memikirkan wanita-wanita yang kakak sudah janjikan akan menikahi dengan mereka, sebaiknya kakak memilih salah satunya." ucap Sofia sambil tersenyum penuh arti membalas ejekan sang kakak

Sementara Samuel hanya terus menikmati sarapan paginya tanpa banyak bicara hanya sekali tersenyum melihat sang adik, sementara stuart dan Kikan hanya bisa menggeleng melihat Steven dan Sofia yang akan saling mengganggu bila bertemu, "kalian berdua cepat habiskan makanan kalian lalu pergi berkerja dan kau Sofia ayahmu ingin berbicara denganmu setelah makan kau harus bertemu ayahmu di ruang kerjanya." ucap Kikan, hanya mengangguk saja mendengar perintah ibunya kini sarapan keluarga tersebut sudah selesai tips dan Samuel langsung berangkat untuk bekerja sementara Sofia langsung masuk ke ruang kerja sang ayah di mana stuart sudah duduk di sofa menunggu Sofia

Sofia nampak menyetuk pintu ruang kerja ayahnya setelah dipersilahkan masuk Sofia langsung masuk "hai ayahku sayang yang paling tersayang." ucap Sofia sambil mencium dan memeluk Tuan membuat stuart terkekeh, Sofia Jika seperti itu apalagi yang sangat menyayangi Sofia

"Putri ayah tersayang Apa kau sudah mengunci pintu nanti ibumu tiba-tiba masuk dan dia tahu bahwa ayah memarahimu." ucap stuart

"Tenang saja ayah m aku sudah mengunci pintu seperti biasanya aku ingat adegannya." ucap Sofia, "maafkan ayah tapi seperti biasanya Ayah harus pura-pura memarahimu dan ingat saat kau keluar wajahmu harus tampak murung maafkan ayah jika berbicara sedikit keras padamu ini pakai headset agar suara ayah tak terlalu kau dengar dan jangan lupa pasang musiknya, Sofia ayah kecewa padamu kau sudah membuat ibumu marah dengan kelakuanmu jadi ayah harap kau bisa meminta maaf secara baik-baik pada anak teman ibumu dan berusaha sebaik mungkin merubah sifatmu itu." ucap stuart yang pura-pura berteriak sehingga suaranya terdengar sampai keluar ruang kerja miliknya, sengaja memasangkan headset ke telinga putrinya dia tak ingin putrinya mendengar suaranya saat marah

Sementara itu di depan ruang kerja tampak kikan menguping, kikan tersenyum saat mendengar stuart memarahi Sofia dengan suara seperti itu Kikan yakin Sofia pasti akan takut setelah mendengar suara ayahnya saat marah

Sedangkan di ruang kerja tampak Sofia santai memakan permen sambil mendengarkan musik, setelah adegan drama marah telah selesai stuart langsung mematikan musik yang didengar oleh Sofia "sayang baiklah sekarang kau boleh keluar untuk bekerja ingat berhati-hatilah dan jika kau merasa ada yang tidak kau sukai segera beritahu ayah." ucap Stuart

Sofia tersenyum sumringah lalu menutup pipi ayahnya baik ayah aku akan memberitahukan pada ayah sekarang Aku harus pergi untuk bekerja lalu keluar dari ruangan tersebut dengan wajah tertunduk dan sedikit sedih memperlihatkan kepada ibunya bahwa dia sudah dimarahi oleh ayahnya tampak ikan sangat puas melihat wajah Sofia, "Baiklah Ibu aku sudah tahu aku salah aku pergi bekerja dulu." ucap Sofia

"Baiklah sayang Ibu tak akan marah jika kau seperti ini selalu jadi anak baik dan ingat kau jangan begitu lagi ingat kau sudah dewasa Ibu mencarikanmu jodoh agar kau tidak menjadi perawan tua." ucap Kikan, Sofia hanya bisa menghela nafas mendengar perkataan ibunya setelah mencium tangan ibunya dia langsung pergi dan masuk ke dalam mobilnya menuju rumah sakit di mana dia bekerja

Sementara itu Samuel sudah Steven sudah tiba di perusahaan yang mereka kelola masing-masing Samuel mengambil alih perusahaan sang ayah stuart sedangkan Steven mengambil alih perusahaan sang kakek Leo

Tampak Samuel yang masuk ke perusahaannya lalu menuju ke ruangannya setelah duduk di kursi kebesarannya tampak sang asisten mengetuk pintu setelah dipersilakan masuk oleh Samuel, asisten tersebut langsung masuk "Selamat pagi Tuan maaf ini adalah agenda hari ini kita akan meeting dengan beberapa kolega penting dan saat jam makan siang ada pertemuan di hotel dengan seorang kolega dari luar negeri." ucap asisten Samuel

"Baiklah Abraham aku mengerti, Apakah ada berita yang lain." tanya Samuel, " tuan sepertinya ada sebuah perusahaan yang sedang berusaha untuk bersaing dengan kita tapi sepertinya perusaan tersebut mengunakan cara licik." ucap Abraham

Samuel yang sedang bekerja dengan laptopnya langsung menghentikan pekerjaannya dan melihat ke arah Abraham "biarkan saja mereka melakukan hal itu jika mereka sampai melakukan kekerasan baru Kau bertindak." ucap Samuel

"Aku mengerti, Baiklah Tuan aku akan kembali ke ruang untuk menyiapkan bahan rapat." ucap Abraham lalu keluar dari ruangan tampak seorang sekretaris yang duduk di kursi di depan ruangan Abraham "Sinta bagaimana apakah mereka sudah berada di ruang rapat." tanya Abraham

"Sudah tuan para kolega yang datang tadi langsung aku saya arahkan ke ruang rapat." ucap Sinta, " baiklah copy ini dan bagikan di ruang rapat lima belas menit lagi aku dan Tuan Samuel akan masuk ke ruang rapat." ucap Abraham lalu pergi setelah menyerahkan sebuah dokumen pada Sinta.

Jangan lupa like, komen, vote, dan hadiahnya

3. sekertaris baru Steven

Steven yang baru saja turun dari mobil begitu di lobby parah gadis-gadis sudah tersenyum padanya membuat Steven tersenyum sambil memainkan mata pada salah seorang resepsionis baru perusahaan

"Tuan Steven sangat tampan dan juga ramah pasti dia memiliki kekasih yang cantik dan baik hati." ucap resepsionis baru tersebut

Resepsionis yang sudah lama bekerja Tampak santai mengerjakan pekerjaannya dia sudah mengenal karakter Tuan Steven, bukan hal baru lagi jika Steven menggoda seorang wanita, "sudah kau jangan terlalu memikirkan Tuan Steve bekerjalah yang baik dan Jangan berharap apapun." ucap resepsionis senior tersebut

Tampak Steven yang baru saja melewati sang sekretaris tiba-tiba dia mundur saat melihat wajah sekretaris barunya "Kenapa kau berada di sini di mana sekretarisku." tanya Steven

"Selamat pagi tuan Steve saya adalah Anisa sekretaris tuan yang baru, anda sudah menunggu di dalam." ucap Anisa sekertaris Steven yang baru

Steven bergegas masuk ke dalam ruang kerjanya tampak Ayah Leo sedang duduk di sofa sambil meminum kopi bersama

"Kenapa kakek tak mengatakan bahwa Kakek akan datang sepagi ini." ucap Steven, " kakek datang sepagi ini untuk melihatmu dan untuk mengganti sekretaris mu kakek sudah mengirim sekretaris mu ke anak cabang perusahaan." ucap kakek Leo

"Tapi kakek kenapa kakek mengganti sekretarisku yang lama padahal dia sudah cukup baik pintar dan seksi atau jika memang kakek berencana mengganti sekretarisku setidaknya cari yang cantik dan seksi tidak seperti Anisa lihatlah semua badannya tertutup dia bahkan tidak tinggi sama sekali dan wajahnya dia bahkan tak memakai riasan apapun di wajahnya membuatnya terlihat pucat seperti hantu apalagi dia tak pernah tersenyum seperti paman Bima." ucap Steven

"Sudahlah kau jangan banyak alasan kakek tahu apa niat mencari sekretaris yang cantik dan seksi terimalah kenyataan ini bahwa Anisa yang akan menjadi sekretaris kebetulan dia baru selesai kuliah." ucap kakek Leo

"Tapi kakek Anisa sangat membosankan dan dia sangat tak ramah pada siapapun Bagaimana jika rekan bisnis ku sampai dibuat kabur olehnya." ucap Steven

"Berhenti mengeluh kau pikir Anisa hantu apa, Anisa itu cantik kau saja yang menyukai wanita yang selalu memakai tepung di wajahnya, yang jelas kau tidak bisa memecat Anisa dia akan menjadi sekretarismu sampai kapanpun dan kau jangan berani macam-macam padanya jika tidak kakek akan menghukum mu." ucap kakek Leo

Tampak pintu ruangan di ketuk lalu muncul Anisa dengan minuman hangat serta cemilan "silakan Tuan ini minumannya dan ini cemilannya." ucap Anisa sambil tersenyum tipis lalu keluar dari ruangan tersebut

Melihat kedatangan Anisa membuat wajah terlihat kesal dan cemberut, "itu lihat sekretaris seperti Anisa yang terbaik dia bahkan menyediakan minuman dan makanan ringan bahkan sangat sopan, seperti sekretarisnya yang kau pilih kemarin sudah baju potongannya seperti apa tidak sopan bahkan membuat minuman saja dia tidak tahu caranya, sekarang minumlah teh yang di buat Anisa setelah minum kakek akan kembali." ucap kakek Leo

Tampak Steven dengan terpaksa mengambil gelas yang berisi teh tersebut Lalu meminumnya tapi saat dia merasakan teh buatan Anisa tampak perubahan dari laut wajah Steven "tehnya sangat enak dan pas." ucap Steven dalam hati

"Baiklah kakek aku tak akan memijat Anisa dia boleh menjadi sekretarisku tapi katakan padanya untuk tidak membuat aku kesal." ucap Steven

"Dasar kau ini yang seharusnya diberitahu agar tidak membuat Anisa kesal bukan Anisa tapi kau yang jangan membut Anisa kesal, kakek pulang dulu." ucap kakak Leo lalu bangkit keluar dari ruangan Steven, keluar tanpa kakek Leo melihat ke arah Anisa yang sedang berdiri sambil memberikan hormat padanya "kau jangan terlalu baik padanya jika memang kau tak dapat menahan diri kau boleh memukulnya." ucap kakek leo pergi begitu saja

Setelah kepergian kakeknya Steven tampak duduk di kursi kebesarannya, jika sampai Anisa jadi sekretarisku pasti Aku Tak sebebas dulu lagi haduh parah gadis-gadisku maafkan Aku." ucap Steven sok dramatis

Di sebuah rumah sakit tampak Sofia yang sedang duduk di kursi memeriksa Beberapa pasien, "terima kasih Ibu Dokter Kau sangat cantik seperti cucuku." ucap seorang wanita tua sambil tersenyum

"Terimakasih Nek." ucap Sofia sambil tersenyum melihat wanita tua tersebut, membuat Sofia teringat akan neneknya yang sangat menyayanginya, walaupun Sofia dingin di luar tapi saat bertemu Pasian dia akan sangat ramah apalagi anak-anak dan orang tua

Setelah nenek tersebut pergi seorang perawat masuk ke dalam "Maaf dok ada pasien yang gawat di UGD, sepertinya pasien harus segera di operasi sementara dokter jaga sedang melakukan operasi." ucap perawat tersebut

"Baiklah aku mengerti arahkan para pasien di luar ke ruangan dokter Dinda bilang saja itu adalah pasien milikku dia akan mengerti, beritahu perawat yang lain untuk membawa pasien langsung ke ruang operasi." ucap Sofia

"Baik dok aku mengerti." ucap perawat tersebut lalu keluar kemudian mengarahkan para pasien ke ruangan dokter Dinda tampak perawat tersebut mengetuk pintu setelah itu perawat tersebut masuk "Maaf dokter Dinda ada beberapa orang pasien dokter Sofia di luar karena dokter Sofia akan melakukan operasi." ucap perawat tersebut

Dinda yang sedang merapikan barang-barangnya langsung melihat ke arah perawat yang berbicara, "Baiklah aku mengerti sekarang kau boleh keluar dan suruh pasien masuk satu persatu." ucap dokter Dinda

Di ruangannya Sofia tampak mengganti pakaiannya dengan pakaian yang biasa digunakan saat operasi setelah selesai Sofia langsung menuju ruang operasi tampak seorang pria tua sedang berbaring dengan beberapa luka di tubuhnya sepertinya pria tua tersebut mengalami kecelakaan, hampir 3 jam Sofia berada di ruang operasi tampak Sofia keluar dari ruangan operasi dan langsung menuju ruangannya, tampak Sofia masuk ke dalam toilet lalu membersihkan tubuhnya setelah itu mengganti pakaiannya, duduk di kursinya sambil melihat ke atas plafon tapi suara ketukan pintu membuat Sofia langsung mengalihkan pandangannya, tampak dokter Dinda masuk ke dalam ruangan "halo kakak, aku sudah selesai memeriksa pasien mu." ucap Dinda sambil duduk di depan Sofia

"Pekerjaan bagus ada apa kau kemari Apakah kau sudah tak punya pekerjaan lain lagi." tanya Sofia

"Kakan makan siang yuk, tapi Kakak traktir aku dong kan aku sudah membantu kakak memeriksa pasien tadi tapi aku ingin makan di restoran yang mahal." ucap Dinda

Sofia melihat ke arah Dinda "kau ini memang selalu bisa memeras ku entah apa yang membuatmu selalu bisa mengeluarkan uang dari dompetku." ucap Sofia

Tampak Dinda tertawa "karena kak Sofia sangat baik dan dermawan itulah mengapa dompet kak Sofia selalu terisi dan tak pernah kekurangan uang." ucap Dinda

"sudahlah berhenti menyanjungku aku akan mentraktirmu makan walaupun kau tak menyanjungku." ucap Sofia, lalu bangkit dari kursinya untuk keluar makan siang bersama Dinda.

Jangan lupa like, komen, vote dan hadiahnya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!