NovelToon NovelToon

Tawanan Sang Mafia

TSM Bab 1 - Tanda Pengenal

Saat ini waktu sudah menunjukkan jam 5 sore, langit di atas sana nampak cukup cerah. Warna jingga masih belum terlihat jelas.

Dan di sinilah kini Rilly Aditama berdiri, di depan sebuah rumah yang cukup mewah. Banyak bunga mawar putih dan balon berwarna merah muda di teras rumah tersebut. Sedang ada sebuah pesta di rumah ini, perayaan ulang tahun yang ke 2 baby Elsa. Tulisan itu terbaca jelas di pintu masuk.

Rilly mulai melangkahkan kakinya untuk masuk lebih dalam, kedua mata gadis itu bergerak liar mencari seseorang yang sejak tadi sudah dia ikuti, hingga akhirnya terkunci pada sesosok pria di depan sana.

Deg!

Tak jauh dari ambang pintu, Rilly menatap nanar pemandangan di dalam sana.

Kedua matanya nampak berkaca-kaca melihat pemandangan indah itu, lengkap dengan daddanya yang terasa sesak.

Raut wajahnya yang sendu begitu kontras dengan penampilan dia kali ini, seorang wanita cantik dengan gaun yang nampak mempesona.

"Louis," gumam gadis itu, suaranya yang kecil tak mampu terdengar di tengah-tengah nyanyian selamat ulang tahun.

3 tahun dia telah menjalin hubungan sembunyi-sembunyi dengan pria itu- Louis, pria yang membuat hatinya berdebar dan merasakan cinta. Hubungan itu masih menjadi rahasia untuk keluarganya.

1 tahun terakhir Rilly merasakan ada yang berbeda, hatinya berbisik mengatakan bahwa sang kekasih memiliki wanita lain.

Tiap akhir bulan Louis selalu kembali ke negara asalnya, negara X. Tanpa alasan yang jelas.

Dan hari ini, diam-diam Rilly mengikuti. Melakukan penerbangan selama 10 jam, menguntit kemana pun pria itu pergi.

Sampai akhirnya Rilly melihat dengan mata dan kepalanya sendiri, Louis berkumpul dengan anak dan istrinya.

Ya Allah. Batin gadis itu, hatinya kini telah hancur berkeping-keping. Air mata yang sejak tadi menggenang, kini telah jadi tumpah ruah.

Rilly kira Louis punya wanita lain, ternyata dia adalah orang ketiga itu.

Otak Rilly mulai berpikir dengan keras, menyusun kepingan kenangan untuk mencari sebuah kebenaran.

Anak perempuan bernama baby Elsa itu jelas begitu mirip dengan Louis, usianya 2 tahun, sementara hubungan berjalan 3 tahun ini. Itu artinya hubungan mereka terjadi disaat istri pria itu tengah mengandung.

Astaghfirullahaladzim. Jantung Rilly berdenyut nyeri, tubuhnya limbung sampai nyaris jatuh. Dia tak sadar jika di belakang ada seorang pelayan membawa nampan berisi minuman.

Tabrakan itu tak terhindarkan, sampai nampan jatuh dan menimbulkan riuh.

Brak!! seketika itu juga pusat perhatian semua orang tertuju kepada Rilly, termasuk dua mata milik Louis.

Deg! pria itu sama terkejutnya. Sesaat tatapan mereka bertemu, sampai akhirnya Rilly memutus lebih dulu dan segera keluar dari rumah itu.

Membawa hatinya yang sudah hancur lebur.

"Cepat pak! pergi dari sini!!" titah Rilly pada sang supir taksi yang dia minta untuk menunggu.

Rilly tidak lagi menoleh ke belakang, dia tidak tahu saat Louis coba mengejarnya. Tapi langkah pria itu seketika terhenti saat suara kecil yang memanggilnya Daddy terdengar.

"Dad!" teriak baby Elsa.

Ya Allah, batin Louis. Hanya mampu membuang nafasnya dengan begitu berat. Terpaksa membiarkan Rilly pergi begitu saja tanpa penjelasan apapun.

Sudah lebih dari 1 jam mobil taksi yang dinaiki oleh Rilly berputar di kota Servo, kota asing di negara X yang baru pertama kali Rilly datangi.

Gadis itu menangis tanpa suara, hanya air mata yang terus mengalir tanpa henti.

Beberapa kali ingatannya berputar saat sang ibu melarangnya pergi ke negara ini, untuk apa? ada urusan Apa? kenapa mendadak? mama tidak mengizinkan kamu pergi!

Tapi Rilly membangkang dan jadi begini hidupnya sekarang, menanggung luka tanpa darrah.

"Maaf Nona, bisa sebutkan tujuan anda? kita sudah berkeliling lebih dari 1 jam," ucap sang supir, dia tahu bahwa gadis ini bisa membayar semua tagihan, tapi dia hanya merasa iba, hingga ingin tau juga kepastiannya, jika gadis itu tidak punya tempat tujuan, dia bisa mengantarkan ke hotel, villa, atau apapun untuk gadis itu beristirahat.

Tapi jangan disini.

Dan mendengar suara sang supir, Rilly pun akhirnya menghapus air matanya sendiri. Di dunianya yang mendadak suram, dia langsung tersadar akan sekitar.

"Aku ingin pergi ke club malam, bisa mengantarkan aku ke club malam paling besar di kota ini?" tanya Rilly pula, suaranya terdengar serak.

"Baik Nona," jawab supir itu patuh.

Diantara malam yang semakin pekat, mobil itu terus melaju sampai akhirnya tiba di sebuah club malam terbesar di kota ini, club malam Venera Night. Orang-orang di sini sering menyebutnya Club Venight.

Hanya kalangan atas berusia 20 tahun ke atas yang bisa memasukinya.

Dan setelah keluar dari dalam taksi itu, Rilly menatap nanar club malam tersebut. Untuk pertama kalinya akhirnya dia menginjakkan kaki di tempat seperti ini.

Tapi dadda yang terasa sesak membuatnya tak bisa berpikir jernih, satu-satunya yang ingin dia lakukan adalah melupakan semuanya.

Lantas tanpa keraguan sedikitpun, gadis berusia 30 tahun itu segera masuk ke dalam sana.

"Aku tidak bisa Ronald, ku mohon jangan jual aku," mohon seorang wanita di dalam club malam Venight, namanya Cathlen. Pembicaraannya dengan Ronald diiringi dengan suara musik yang berdentum. Lampu sorot warna warna bergerak liar di dalam club tersebut.

Pria yang Cathlen sebut namanya terdiam sesaat, menatap pelaccur kesayangannya yang memohon dengan mata berbinar.

Dia sebenarnya juga mencintai Cathlen, tapi uang dari seorang Mafia telah masuk ke dalam rekeningnya membuat dia tak berkutik. Sebuah jual beli wanitta penggoda untuk jadi anggota mafia tersebut. Wanita yang tak memiliki masa depan hingga siap bergelut di dunia gelap.

Awalnya Cathlen setuju pula untuk transaksi ini, namun saat tau bahwa yang membelinya adalah organisasi paling kejam di negara X, Cathlen seketika ingin mundur.

Organisasi itu tidak akan pernah bisa dia tangani meski menggunakan tubuhnya.

"Jika aku tidak bisa menjalankan perintah pria itu, dia pasti akan membunnuh ku Ron," mohon Cathlen, kini dia menangis.

Dan diantara kegundahan itu tiba-tiba Ronald melihat seorang wanita cantik masuk ke dalam club ini, sangat cantik sampai membuatnya langsung mengunci, dia adalah Rilly.

Ronald memperhatikan lekat-lekat, dia sangat menghapal semua orang yang sering berkunjung di club malam ini dan wajah itu nampak begitu asing.

Tatapan Ronald yang intens membuat Cathlen jadi mengikuti arah pandang pria itu. Sampai akhirnya dia juga bisa melihat wanita tersebut.

"Tanda pengenal mu adalah syal merah ini, jadi berikan syal merah ini pada wanita itu dan kita segera pergi," putus Ronald.

TSM Bab 2 - Black Venom

Cathlen seketika tersenyum lebar ketika Ronald mengambil keputusan seperti itu.

Tanpa pikir panjang mereka berdua segera menyusun rencana untuk menjadikan wanita asing itu sebagai pengganti Cathlen.

Dari jarak cukup jauh mereka berdua memperhatikan semua pergerakan Rilly. Sejak Gadis itu duduk, kemudian meletakkan tasnya di atas meja, mengambil minuman yang diberikan oleh pelayan. Meneguk beberapa kali dan kemudian sudah nampak mabuk.

Ronald dan Cathlen saling pandang, mereka tersenyum. Seolah jalan untuk menemukan kebebasan jadi semakin terbuka lebar.

"Ayo kita hampiri dia," ajak Ronald dan tentu saja Cathlen menganggukkan kepalanya dengan antusias.

Mengambil beberapa langkah dan akhirnya mereka berdua tiba di meja Rilly.

"Astaga Nona, Kamu sepertinya sudah mabuk," ucap Cathlen dengan suaranya yang nampak cemas, dia bahkan langsung memeluk tubuh Rilly, menghalangi pandangan gadis ini saat Ronald mengambil tas miliknya di atas meja.

Identitas gadis ini akan mereka bawa pergi, jadi gadis malang itu tidak akan bisa mengelak saat orang-orang memanggilnya dengan sebutan Cathlen karena syal merah tersebut.

Dan Rilly yang memang benar-benar sudah mabuk tidak bisa memberikan respon apapun, dia malah tersenyum dengan tubuhnya yang nampak limbung.

"Baju mu cukup terbuka, pakailah syal ku," ucap Cathlen lagi. Bahkan tanpa persetujuan Rilly dia langsung mengalungkan syal merah itu di leher wanita asing ini.

"Terima kasih," jawab Rilly dengan bibir tersenyum lebar, sementara kedua matanya nampak begitu sayu.

Cathlen tersenyum.

Aku juga berterima kasih padamu. Batin Cathlen kemudian dan setelahnya dia pun pergi dari sana bersama Ronald.

Selepas malam ini dua orang itu tidak akan pernah muncul lagi di negara X. Pergi dengan membawa banyak uang di rekening mereka.

Jam 10 malam dua orang pria berbadan kekar masuk ke dalam club malam Venight, mereka adalah dua orang dari organisasi bawah tanah Black Venom, kelompok Mafia yang telah membeli Cathlen.

Tak butuh waktu lama tatapan mereka berdua langsung terkunci pada seorang gadis yang duduk di sudut sana dengan menggunakan syal berwarna merah.

"Itu dia! ku rasa dia benar-benar menikmati malam ini, sampai mabuk seperti itu," ucap salah satunya.

Dan yang lainnya tertawa.

"Cepat kita bawa ke markas, dia akan jadi adik kita kan?"

Hahahaha, mereka berdua tertawa bersama.

Rilly yang kesadarannya sudah diambang batas hanya bisa pasrah saat tubuhnya dibawa pergi oleh dua orang asing.

Bahkan di tengah-tengah perjalanan mereka, Rilly sudah tidak sadarkan diri.

Mana tau gadis itu ketika dia dibawa ke sebuah mansion mewah di tengah kota Servo, bangunan bernuansa gelap seperti nama mereka, Black Venom.

Di pintu masuk mansion tersebut, berdiri seorang pria dengan tatapan yang dingin, dia adalah tangan kanan sang Boss, Frans namanya.

"Dia tidak sadarkan diri," lapor salah satu.

"Langsung bawa naik," jawab Frans, gadis itu menunduk, membuatnya tak bisa melihat dengan jelas wajahnya.

Seluruh anggota Black Venom adalah para pria, namun kini mereka butuh seorang wanita untuk menjalankan misi baru. Wanita yang bisa jadi mata-mata mereka di markas musuh.

Itulah kenapa mereka membeli hidup seorang wanita, wanita yang pada akhirnya akan jadi bagian dari Black Venom.

Malam yang begitu banyak cerita seolah tak ada apa-apanya bagi Rilly, gadis itu begitu pulas dalam tidurnya.

Sampai pagi menjelang dan Rilly terbangun karena cahaya matahari yang masuk ke dalam kamar ini.

Gadis itu mengerjabkan mata dan merasakan kepala yang sakit luar biasa.

"Astaghfirullahaladzim," gumam Rilly, dia bangun dan duduk, memijat kepalanya menggunakan satu tangan. Kedua matanya belum terbuka sempurna dan keping-keping ingatan tentang semalam beruntun dia ingat meski samar-samar.

"Ya Allah," gumam Rilly lagi, saat sadar dia telah melakukan sebuah kesalahan besar dengan masuk ke dalam klub malam tersebut.

Perlahan kedua mata Rilly terbuka dan menatap sekitar, ruangan yang nampak begitu asing, sangat asing.

"Dimana ini?" gumam Rilly, kepalanya yang pusing mendadak tidak dia rasakan lagi, kini begitu penasaran dia ada dimana.

Dan tatapannya kemudian terkunci pada syal merah yang tergeletak di atas ranjang, sungguh, dia tidak ingat apapun tentang syal tersebut.

Lamunan Rilly pun seketika buyar saat mendengar pintu kamar ini terbuka.

Deg! jantung Rilly seketika berdenyut, kepalanya bergerak cepat menoleh ke arah sumber suara.

Dan jantung gadis itu makin tak karuan saat melihat seorang pria berbadan kekar masuk ke dalam sini.

Ya Allah.

Tatapan Rilly masih tertuju pada pria asing itu, namun kedua tangannya segera meraba tubuh dan mendapati bajunya masih lengkap.

Diantara nafasnya yang berhembus lega, dia belum merasa tenang.

"Ternyata kamu sudah sadar Cathlen," ucap Frans dengan bibir tersenyum miring. Ternyata benar apa kata anak buahnya, wanita ini sangat cantik.

Ya, namanya wanita penghibur memang harus punya wajah yang cantik seperti itu.

Dan dipanggil dengan nama yang yang tak dikenalnya, Rilly segera menggeleng dengan kuat, dia sangat yakin ini semua salah paham.

Harusnya dia tidak di sini.

Harusnya bukan dia yang ada di sini, tapi wanita bernama Cathlen itu.

"Siapa Cathlen? aku Rilly! Rilly Aditama!!" bantah gadis itu dengan suara yang tinggi, namun tubuhnya gemetar melihat semua tatto di tubuh pria tersebut.

Deg!

Ya Allah. batin Rilly, seketika cemas mulai menguasai diri. Karena akhirnya dia sadar, kini kakinya berpijak di tempat asing.

TSM Bab 3 - Liam Anderson

Senyum kecil yang sempat terukir di sudut bibir Frans seketika menghilang ketika dia mendengar jawaban dari wanita di hadapannya tersebut, wanita yang hingga kini masih duduk di atas ranjang dan menatapnya dengan sorot mata permusuhan.

Bagaimana bisa setelah transaksi jual beli itu sekarang Cathlen jadi seperti mengingkarinya.

Harusnya Cathlen sudah memahami kenapa dia berada di sini, menyambutnya dengan hormat, lalu patuh dengan semua perintah yang akan dia berikan.

Tapi apa ini? Penolakan? Cih! Frans seketika tersenyum miring.

"Aku bukan Cathlen! kamu salah orang!" ucap Rilly lagi, masih belum turun juga nada bicaranya. Dia bahkan segera bergegas beranjak dari atas ranjang itu, satu tangannya bergerak cepat untuk menyambar syal merah di sana guna menutupi lehernya.

Di kamar asing dan bertemu pria asing seperti ini sungguh membuat Rilly merasa tidak nyaman, bagaimanapun caranya dia harus segera pergi dari sini.

Bahkan tanpa banyak kata lagi Rilly hendak melangkah keluar, tapi sayang pergerakannya yang tergesa tiba-tiba dihentikan oleh pria di hadapannya tersebut.

Frans mencekal lengan Cathlen dengan sangat kuat dan kembali melemparnya ke atas ranjang dengan sekali gerakan.

Brugh! sampai Rilly kembali jatuh d atas ranjang itu.

Gadis itu memekik, tak menyangka mendapatkan perlakuan seperti ini, dia benar-benar merasa telah dileccehkan.

"Hya!! apa yang kamu lakukan!!" pekik Rilly, jiwa pemimpin yang dia punya dan nona muda yang begitu melekat membuatnya tak terima diperlakukan seperti ini.

Meski perasaan takut mulai merayap di dalam hatinya, Rilly tak akan menunjukkan ketakutan itu pada lawannya.

Kini Rilly Bahkan tak segan membalas tatapan pria asing itu dengan tatapan yang sama tajamnya.

Benar-benar wanita tidak tahu diri, setelah menerima semua uang kami dan dia bersikap seperti ini. Menjijiikkan. Batin Frans.

"Jangan bersikap konyol Cath, hidup mu sudah kami beli, jadi bersiaplah untuk jadi bagian dari Black Venom," ucap Frans, akhirnya dia buka suara dan menjelaskan tentang fakta.

Jika Cathlen terus berontak seperti ini maka dia bisa melakukan pembalasan yang lebih kasar. Tak ada beda antara pria dan wanita, pukulan yang akan dia berikan pada Cathlen akan sama kuatnya.

"Apa maksud mu? aku sungguh tidak memahaminya dan berhenti memanggilku dengan sebutan Cathlen! aku bukan Cathlen! aku Rilly Aditama!" balas Rilly.

Frans sungguh muak dengan jawaban itu, lantas dengan segera dia mendekati Cathlen dan melayangkan sebuah tamparan yang sangat kuat.

Plak!

Sampai Rilly kembali jatuh di ranjang dengan sudut bibir yang terluka, kedua matanya seketika terasa panas, air bening di dalam sana nyaris tumpah.

Frans kemudian keluar dari kamar itu dan menutup pintu dengan kuat, dia kunci pula dan mengurung Cathlen di dalam sana.

Melihat pintu yang tertutup Rilly seketika berlari dan berteriak.

Tidak, dia tidak ingin dikurung di sini.

Rilly menggedor pintu itu dengan sangat kuat.

"BUKA!! BUKA PINTUNYA!! LEPASKAN AKU BODDOH!!" Pekik Rilly, kini dia sudah menangis. Seperti tak menemukan jalan keluar untuk bertemu keluarganya.

Apalagi saat ini dia berada di negara asing, di kota asing.

Ya Allah, rintih gadis itu begitu pilu.

Rilly bahkan menendang pintu itu berulang.

"LEPASKAN AKU!!"

Frans di luar sana dan mendengar semua teriakan itu hanya menunjukkan raut wajahnya yang dingin.

Dia merogoh ponselnya di dalam jaket dan menghubungi sang Boss.

Liam Anderson, pimpinan Black Venom.

"Halo Tuan, wanita itu sudah berada di mansion. Tapi dia benar-benar menjjijikan, dia tidak mengaku sebagai Cathlen dan malah menyebut namanya siapa tadi, Illy, Rilly," jelas Frans dengan menahan geram.

Dan Liam di ujung sana yang mendengar laporan sang anak buah pun makin dibuat geram lagi. Sikap menjijiikkan wanita itu hanya akan menghambat misi mereka selanjutnya.

"Aku tidak mau tau, dia adalah Cathlen dan dalam 1 bulan ini dia harus jadi bagian Black Venom," putus Liam. Perintahnya adalah keputusan final, tak akan ada negosiasi.

Meski mungkin sebenarnya gadis itu adalah Rilly tapi bagi mereka tetap saja Cathlen, tidak peduli apapun.

"Baik Tuan," jawab Frans patuh.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!