"Hahaha... kalian lihat kan perut Crystal hari ini?"
"Iya, aku melihatnya, seperti ibu-ibu hamil sembilan bulan,"
"Parahnya dia terlalu percaya diri,"
"Biarkan saja yang penting selama kita berteman dengan Crystal, semua kebutuhan kita terpenuhi,"
"Kalau si gendut itu tidak punya uang banyak, aku tidak sudi untuk berteman dengannya,"
Semua gunjingan itu terdengar jelas di telinga Crystal saat menyusul teman-temannya ke toilet sekolah.
Ternyata selama ini mereka mau berteman dengannya karena ada maunya padahal Crystal tulus sampai dia sering mengambil uang tabungannya.
Crystal Aldeguera seorang nona muda dari keluarga terpandang dan kaya. Wajahnya cantik hanya saja tertutupi dengan tubuhnya yang gembul.
Selama ini Crystal terlalu naif dan menganggap semua orang bisa menerima dirinya apa adanya. Tapi, dia mulai sadar dan tertampar dengan kenyataan.
Mulai hari itu, Crystal bertekad akan mengubah dirinya dan menunjukkan pada orang-orang yang selama ini memanfaatkan dan menggunjingnya dari belakang kalau dia bisa menjadi Crystal sang primadona.
Cita-citanya selama ini menjadi beauty blogger dan mempunyai perusahaan kosmetik sendiri jadi Crystal akan menggunakan keahliannya bermake up untuk membuat sihir kecantikan.
Pada saat itu, dia masih duduk di bangku kelas tiga menengah pertama. Satu tahun penuh, Crystal mulai diet dan melakukan berbagai treatment.
Targetnya saat masuk sekolah menengah, Crystal sudah memiliki badan ideal dan kecantikan yang hakiki.
"Crystal...." panggil Sera. Perempuan itu terus memanggil putrinya karena Crystal berlarian di tengah hujan. "Berhenti, nanti kau sakit!"
Crystal tengah berolahraga lari untuk menurunkan kalori hari ini tapi tiba-tiba hujan turun deras sekali, kepalang tanggung gadis itu tetap melanjutkan olah raganya.
Diet ekstrim yang dilakukan Crystal membuat anggota keluarganya cemas.
"Biar aku yang menghentikannya, sayang," ucap Saka supaya istrinya tidak cemas.
Saka mengambil payung dan berusaha mengimbangi langkah kaki putrinya.
"Berat badanmu sudah turun banyak jadi jangan memaksakan diri seperti ini," ucap Saka yang terdengar begitu tegas walaupun suaranya dikalahkan oleh suara hujan.
"Sebentar lagi, Dad," Crystal masih mau melanjutkan padahal tubuhnya sudah kedinginan.
Sampai akhirnya hal yang tidak diinginkan pun terjadi, Crystal terjatuh dan pingsan.
Saka melempar payung dan segera menggendong putrinya yang terobsesi dengan berat badannya itu.
"Aku menyesal selalu mengatainya gembul dan memaksanya diet, Crystal pasti tertekan sampai bertindak ekstrim seperti ini," ucap Sera penuh sesal.
"Bukan seperti itu sayang, aku sudah menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata selama ini teman-teman Crystal tidak ada yang tulus berteman dengan putri kita," jelas Saka.
"Benarkah?" Sera semakin merasa kasihan.
Jadi, Saka dan Sera memutuskan untuk memasukkan Crystal ke sekolah menengah di sekolah lain yang lebih terjamin kualitas sekolah dan siswanya.
Semoga di sekolah barunya, Crystal bisa mendapatkan teman yang tulus.
Mereka tidak sadar kalau Crystal bukan hanya mendapatkan teman tapi mendapatkan dua pacar sekaligus di sekolah barunya.
Selain bercita-cita menjadi beauty blogger dan mempunyai perusahaan kosmetik, Crystal juga bercita-cita mempunyai dua pacar dari dulu.
Dexter Oberon, kapten basket yang terkenal badboy di sekolah.
Raven De Arman, ketua organisasi siswa yang terkenal dengan kepintarannya.
Tiba-tiba hari itu menyatakan cinta pada Crystal.
"Crsytal Aldeguera, maukah kau jadi pacarku?"
Tanpa berpikir panjang, Crystal menerima keduanya.
"Kalau bisa dua-duanya, kenapa harus satu?" batin Crystal kesenangan. Dia berjanji akan bersikap adil pada dua pacarnya.
_
Bab berikutnya flashback awal Crystal ketemu dan kenalan sama dua pacarnya🤭
Crystal melihat tampilannya di depan cermin setelah memakai seragam barunya, dia hari ini resmi menjadi siswi sekolah menengah.
Sky High School adalah sekolah barunya, sekolah elite yang isinya rata-rata anak pengusaha dan para pejabat pemerintahan.
Crystal agak gugup tapi dia harus percaya diri karena Crystal yang sekarang jauh berbeda dari yang dulu.
Badannya sudah ideal bahkan terlalu langsing dan penampilannya tidak kalah dengan anggota girlband.
Sebelum keluar dari kamarnya, Crystal melihat seragam lamanya yang ukurannya tiga kali lipat dari seragam yang dipakainya sekarang.
Gadis itu tidak trauma justru setiap melihat seragam jumbo itu, dia berpikir tidak boleh kembali seperti dulu lagi.
"Crystal..." panggil Sera karena putrinya belum turun ke lantai satu untuk sarapan sedari tadi. "Nanti terlambat sekolah!"
"Yes, Mom," Crystal turun dan ikut bergabung dengan keluarganya di meja makan.
Crystal adalah anak kedua jadi dia mempunyai kakak laki-laki yang usianya lebih tua enam tahun daripada dirinya.
"Makan kudapanku supaya kau kembali gembul lagi," ucap Chris yang memang suka menggoda adiknya.
"Aku sudah menjadi Lisa Blackpink jadi terima kasih atas perhatiannya," balas Crystal ketus.
Walaupun Crystal sudah menjadi kurus tapi panggilan gembul masih menjadi panggilan kesayangan, dia tidak masalah karena tahu keluarganya tidak berniat menyakiti hatinya.
"Chris, jangan ganggu adikmu," ucap Saka yang selalu berusaha mengingatkan kalau putranya adalah seorang CEO perusahaan.
Walaupun belum jadi direktur atau presdir, Chris harus menunjukkan sikap wibawanya.
"Aku akan sarapan segelas susu hari ini," ucap Crystal seraya meminum susunya. Kemudian gadis itu mengecup pipi Sera dan Saka bergantian.
"Aku berangkat!"
"Tunggu, Nona," Bibi An yang menjadi kepala pelayan di mansion Aldeguera mencoba mengejar Crystal.
"Ini makan siangnya!"
Bibi An memberikan kotak makan yang isinya buah-buahan.
"Terima kasih," Crystal menerima kotak makan itu dan segera mendatangi supir pribadinya yang sudah menunggu di parkiran mansion.
Dalam perjalanan Crystal tidak berhenti menggerakkan kakinya, dia jadi takut ada yang mengenali dirinya dan nantinya akan membongkar penampilan lamanya.
"Lisa Blackpink tidak akan takut menghadapi hal semacam itu," ucap Crystal menyemangati dirinya sendiri.
Saat sampai dan turun dari mobil, Crystal berjalan masuk sekolah, gadis itu menjadi pusat perhatian karena penampilannya.
Sebenarnya, Crystal belum terbiasa menjadi pusat perhatian seperti itu.
Kalau dulu dia dipandang karena gendut tapi sekarang dia dipandang karena syantik. Rasanya aneh.
"Ah, pagi-pagi kita mendapat vitamin mata!"
Tiba-tiba Crystal mendengar suara anak-anak perempuan yang berlarian ke arah lapangan basket.
Di sana kapten basket sekolah melakukan pertandingan satu babak sebelum jam kelas berbunyi.
Banyak anak perempuan tampak berteriak dan membuat Crystal penasaran. Dia pun berjalan ke arah lapangan basket dan melihat kapten basket serta anggota lainnya bermain.
"Dexter! Dexter! Kau selalu keren dan tampan!" teriak fans garis keras kapten basket itu.
"Dexter?" gumam Crystal. Dia melihat seorang pemuda dengan seragam acak-acakan, memakai anting di telinganya dan saat pemuda itu mengibaskan rambutnya yang berkeringat, memang sangat tampan.
"Gaya badboy seperti itu adalah tipeku," batin Crystal sambil senyum-senyum sendiri.
Pada saat itu, bola basket terpental saat gagal masuk ring, bola itu menggelinding dan berhenti tepat di kaki Crystal.
"Hei kau, bawa kemari!" perintah Dexter pada gadis itu.
"Aku?" tanya Crystal menunjuk dirinya sendiri.
Kemudian dia menunduk dan mengambil bola basket itu tapi enggan mendekati Dexter.
Karena tidak sabaran Dexter sendiri yang mendekati Crystal.
"Mana bolanya?" pinta pemuda itu.
Bukannya memberikan bola basket itu, Crystal justru membawanya lari karena malu melihat Dexter dari dekat.
"Kau mau kemana?" Dexter akhirnya mengejar Crystal karena ingin bola basketnya kembali.
Dexter terus berlari mengejar Crystal sampai akhirnya gadis itu menemui jalan buntu.
"Mau lari kemana lagi kau," Dexter tampak gusar.
Crystal yang terdesak akhirnya membalik badannya.
"Kenapa kau mengejarku?" tanya Crystal malu-malu. Dia belum sadar jika membawa bola basket sang kapten.
"Aku ingin itu," tunjuk Dexter pada bola basketnya.
"Astaga," Crystal rasanya tidak punya muka lagi, dia sebelumnya berpikir kalau Dexter mengejarnya karena jatuh cinta pada pandangan pertama.
Ternyata ekspektasinya terlalu tinggi.
"Maafkan aku!"
Crystal mengembalikan bola basket itu dengan wajah tertunduk.
Saat Dexter pergi, Crystal membenturkan kepalanya ke dinding karena rasa malunya.
"Apa aku pindah sekolah saja?"
Belum apa-apa Crystal sudah membuat masalah.
Karena main kejar-kejaran dengan Dexter sebelumnya, Crystal jadi terlambat masuk ke kelasnya.
"Pergi ke ruang kesiswaan untuk mendapatkan surat izin," ucap wali kelas.
Peraturan di sekolah itu jika terlambat harus melapor ke bagian kesiswaan untuk mendapatkan surat izin supaya bisa mengikuti pelajaran.
Dan namanya akan masuk list siswa sekolah yang kurang teladan sebagai sanksi.
Namun, siapa sangka ada banyak siswi yang rela masuk daftar itu supaya bisa bertemu dengan ketua organisasi kesiswaan, Raven De Arman.
Siswa berprestasi yang tak kalah tampan dengan Dexter.
"Sekolah ini banyak cowok tampan," gumam Crystal.
"Tipe pintar dan dingin seperti ini mirip daddy Saka, aku suka!"
Crystal jadi melamun sambil menunggu antrian.
"Hei cepat, aku juga harus kembali ke kelasku," ucap Raven yang membuat lamunan Crystal jadi buyar.
Raven melihat Crystal dan sepertinya anak perempuan itu siswi baru.
"Kau murid pindahan, 'kan?" tanya Raven sambil melihat daftar siswi baru yang masuk hari ini.
Sekolah itu dari jenjang sekolah dasar sampai menengah jadi rata-rata muridnya tidak akan pindah sebelum lulus. Siswi seperti Crystal akan dianggap murid baru dan pindahan.
"Iya, namaku Crystal Aldeguera," jawab Crystal.
Raven langsung menemukan nama itu dan memberinya tanda. "Hari pertama tapi sudah terlambat, bagaimana kau menghadapi hari berikutnya?"
"Aku tidak tahu tapi jika aku dihukum dan bertemu dengan dirimu setiap hari, aku rela," jawab Crystal keceplosan. Seharusnya dia berbicara seperti itu dalam hati.
"Maaf, lain kali tidak akan terulang lagi," ucap Crystal dalam hati. Dan seharusnya ini yang dia katakan pada Raven.
Mulut dan hatinya jadi berlawanan.
"Ups!" Crystal menutup mulutnya sendiri karena salah bicara.
Hari ini dia begitu sial karena mati kutu di depan dua cowok ganteng di sekolah barunya.
Tapi, Raven sepertinya tidak merespon kata-katanya itu. Mungkin pemuda itu sudah terbiasa digoda.
"Ini kartu izinmu, kalau sampai lebih dari tiga kali kau harus berhadapan dengan kepala sekolah," ucap Raven seraya memberikan kartu izin masuk kelas.
"Terima kasih," Crystal menerima kartunya itu.
Kemudian buru-buru Crystal kembali ke kelasnya atau dia akan semakin ketinggalan pelajaran.
Ternyata penderitaan Crystal hari itu tidak sampai disitu, dia lupa membawa bukunya karena terlalu sibuk mengurus penampilannya.
"Ya ampun, datangi Raven lagi!"
Wali kelas kembali meminta Crystal mendatangi pemuda itu untuk meminta kartu izin lagi, kali ini karena bukunya yang ketinggalan.
Pada saat itu, Raven akan kembali ke kelasnya tapi dihadang oleh Crystal.
"Tolong bantu aku sekali lagi," pinta gadis itu.
"Baru hari pertama tapi kau sudah merepotkan, ya," komentar Raven. Walaupun begitu, pemuda itu tetap membantu Crystal.
"Aku pasti akan mentraktirmu lain kali," ucap Crystal membuat janji.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!