NovelToon NovelToon

Wanita Pengganti

Bab 1 (Prolog)

Kamar pengantin yang sudah di hias dengan taburan kelopak bunga berwarna merah itu tampak berantakan, barang-barang berserakan di lantai, serpihan kaca dari botol-botol aroma terapi bertebaran di sana, selimut, seprei sudah tidak berada di tempatnya. Semuanya bertebaran di lantai.

Pria yang seharusnya menikmati malam pertamanya dengan sang pengantin wanita tampak duduk lesu di lantai dengan sebotol minuman di tangannya.

Baru dua jam lalu ia malah mengusir keluar pengantin perempuannya dan memilik di temani beberapa botol minuman.

Tidak ada suara berisik lagi, tidak ada teriakan yang menakutkan, hanya pria itu yang terduduk lesu di bawah tempat tidur. Kemeja dan rambutnya tampak berantakan dengan wajah yang tidak kalah menyedihkannya. Bahkan dari ruas-ruas jarinya terlihat darah segar yang mengucur sepertinya terkena serpihan kaca yang sempat ia beri tinjuan hingga jatuh berantakan.

Pria itu tiba-tiba menyukai cairan memabukkan itu setelah penghianatan yang di lakukan oleh sang kekasih. Bukan untuk pertama kalinya, tapi ini kedua kalinya dan kembali ia harus kalah dan menerima keadaan. Tapi siapa yang tahu isi hati sang CEO tampan itu, hatinya begitu remuk seolah tak berbentuk meskipun kini ia mendapatkan pengganti pengantinnya.

Masih tersisa bekas bunga yang berserakan di lantai, hiasan bunga di sana sini, dan aroma terapi yang seharusnya menenangkan tapi tidak untuk pria yang tengah duduk lesu di tempatnya.

Pria yang baru menikah beberapa jam lalu itu malah memilih menutup diri di dalam kamar pengantin, tanpa pengantin wanitanya.

Namanya Sagara, pemuda berusia 27 tahun merupakan putra tertua dari kerajaan bisnis finity group. Pebisnis muda itu terpaksa menelan pil pahit di detik-detik menjelang pernikahannya.

Gadis yang seharusnya menikah dengannya hari ini, tiba-tiba memutuskan untuk kabur ke luar negri bersama kekasih barunya yang rumornya lebih mapan dan lebih kaya dari dirinya.

Untuk menutupi rasa malu keluarga, sekaligus balas dendam atas penghinaan yang dilakukan oleh sang kekasih, Sagara memilih menikahi adik dari sang kekasih yang telah memilih meninggalkannya dengan begitu kejam.

****

Pagi ini menjadi sebuah tamparan hebat untuk dirinya dan keluarga, tiga hari lagi pernikahannya akan di laksanakan tapi ia mendapat kabar yang sangat tidak mengenakkan dari pihak perempuan.

"Ada apa?" tanya pria dengan wajah tegas itu, tangannya tampak berotot terlihat dari kemejanya yang saling menonjol seperti hendak meronta keluar.

"Ada masalah tuan!" ucap pria dingin yang sedari tadi berdiri di sampingnya ragu hendak mengatakan sesuatu dia Abimanyu_ sekretaris serta sahabat Sagara.

"Katakan?" ucap ya dengan sedikit bentakan membuat pria yang tengah berdiri pun tersentak. Tapi segera ia menetralkan perasaannya, ia tahu ini kabar buruk dan pasti akan membuat atasannya marah besar.

"Nona Lusi_!" ucapnya kembali ragu.

"Katakan yang jelas!" ucap Gara dengan tangan yang sudah mengepal, ia sudah sempat mendengar gosip yang beredar beberapa hari ini tentang wanita yang akan dia nikahi itu, tapi ia menepisnya karena nyatanya mereka akan menikah.

"Nona Lusi memilih kabur ke luar negri!" ucap Abimanyu dengan suara rendah.

Pyarrrrrr

Barang-barang yang berada di atas meja dengan secepat kilat melesat ke lantai dengan sekali tebas oleh tangan Gara. Dadanya terengah-engah naik turun meredam emosinya, wajahnya seketika memerah. Ia menyunggar rambutnya yang sedikit panjang ke belakang hingga menampakan keningnya.

Segera ia terduduk diam di kursi kerjanya, sedangkan Abimanyu tidak lagi berani melanjutkan kata-katanya sebelum Gara sendiri yang memintanya.

Gara benar-benar tidak menyangka, gadis yang sudah menjalin hubungan asmara dengannya selama dua tahun rela kabur dengan pria lain menjelang hari pernikahan mereka.

Walaupun ia bukan cinta pertamanya, tapi setidaknya di usianya yang sudah matang ia telah memilih satu gadis yang menurutnya pantas untuk bersanding dengannya.

"Bang*at Lusi, bang*at!!!" kembali gara mengumpat dengan keras.

"Kendalikan diri tuan!" ucap sekretarisnya_, Abimanyu. Meskipun begitu ia tidak berani mendekati pria itu. Ia masih tahu posisinya.

"Bagaimana aku bisa mengendalikan semuanya? Bagaimana?. Bagaimana dengan keluarga besar nanti jika sampai pernikahan tidak terlaksana sedangkan undangan sudah di sebar?" bukan hanya hatinya yang remuk tapi ia masih harus memikirkan nasib keluarga besarnya. Jika sampai pernikahan itu tidak sampai terjadi, maka citra baik keluarganya akan hancur, semua media pasti akan meliput kegagalan pernikahannya. Dan sudah bisa di pastikan banyak investor besar dari dalam dan luar negri akan membatalkan kerjasama dengan perusahaan miliknya yang baru ia bangun di bawah naungan finityGroup.

"Nyonya besar menyarankan sesuatu tuan!" ucap Abimanyu dan dengan cepat Sagara kembali mendongakkan kepalanya menatap lekat pada sekretarisnya itu.

"Jadi_?"

Meskipun Sagara tidak melanjutkan kata-katanya, Abimanyu langsung mengerti apa yang di maksud.

"Iya tuan. Nyonya besar sudah mengetahuinya."

"Apa saran beliau?" tanyanya dengan nada yang kembali di buat lembut.

"Nyonya memikirkan tentang wanita pengganti nona Lusi." ucap Abi tampak ragu-ragu, "Itu pun kalau tuan Gara tidak keberatan." ucapnya lagi.

"Siapa yang mammy sarankan?" walaupun ia tidak suka dengan usul ini, tapi ada baiknya jika dia melihat dulu wanita yang akan menggantikan Lusi itu.

"Adik nona Lusi!" ucap Abimanyu membuat mata Sagara segera melebar seolah dengan nafas yang tercekat di tenggorokan.

Bersambung

Selamat datang di bulan April, semoga cerita baru ini akan sedikit menghibur kalian ya, untuk itu selalu dan tetap semangat puasanya bagi yang menjalankan.

Jangan lupa untuk memberikan Like dan komentar nya ya kasih vote juga yang banyak hadiahnya juga ya biar tambah semangat nulisnya

Follow akun Ig aku ya

Ig @tri.ani5249

...Happy Reading 🥰🥰🥰...

Bab 2

Sepasang suami istri tampak gusar dengan adanya selembar surat dari sang putri sulung, putri kesayangan yang di gadang-gadang dapat mengangkat martabat keluarga mereka. Anak yang begitu mereka manjakan di banding anak bungsunya yang urakan dan dianggap tidak berguna.

"Bagaimana ini pa?" tanya wanita itu sambil mematap berkali-kali kertas yang sudah puluhan kali ia baca, hingga ia hafal setiap kata yang tertoreh di kertas itu.

"Ini salah mama!" ucap pria itu malah menyalahkan sang istri.

"Kok jadi mama yang di salahkan?" jelas wanita itu tidak terima.

"Kalau saja mama tidak terlalu memanjakan Lusi, Lusi tidak akan berani seperti ini."

"Bukankah papa juga, memang selama ini siapa Hanh ngasih semua yang Lusi mau kalau bukan papa, mama cuma menyetujuinya kenapa mama jadi yang di salahkan!?" ucap wanita itu tidak mau kalah.

"Sudah, sudah, kok jadi kita yang debat sendiri!" ucap pria itu setelah mengakui ini juga andil darinya, tapi nasi sudah menjadi bubur, anak bungsunya sudah mengkhianati mereka.

"Tadi papa yang mulai!" gerutu sang wanita dengan suara pelan setelah sang suami mengakhiri perdebatan mereka.

"Trus bagaimana sekarang pa?" tanya wanita itu lagi mengulang pertanyaan sebelum terjadi berdebatan.

Mendapat pertanyaan dari sang istri, pria itu malah meremas rambutnya, menyunggarnya ke belakang dan menjadikan tangannya sebagai tumpuan wajahnya.

"Papa juga nggak tahu, kalau sampai nyonya Ratih tahu, atau tuan Agra tahu, habislah kita!" ucapnya dengan frustasi.

"Mereka pasti sudah tahu pa, sebentar lagi bukan tidak mungkin utusan mereka akan datang ke sini!" wanita itu memilih jari jemarinya, membayangkan apa yang akan terjadi selanjutkan sudah berhasil membuatnya begitu gugup. Ia tidak bisa membayangkan jika tiba-tiba jatuh miskin, bagaimana nanti kalau ketemu teman-teman arisan, ya ampun ...

Membayangkan saja sudah membuat bulu kuduknya merinding. Di tambah hujatan para tetangga pastinya.

Mereka hanya pemilik perusahaan kecil yang hanya satu kali sentil saja sudah pasti perusahannya akan tumbang di tangan finityGroup. Mereka sengaja meminta putri sulungnya untuk mendekati putra tertua finityGroup agar bisa memberi suntikan modal besar untuk memperbesar perusahaannya saat putrinya menikah nanti.

Tapi kenyataannya malah kini nasib mereka berada di ujung tanduk gara-gara putri kesayangannya itu.

Seorang gadis yang baru pulang dari kampus tampak terperangah saat melihat kedua orang tuanya duduk saling diam di ruang keluarga, wajahnya tampak menunjukkan ada masalah padahal di luar tengah ramai para pendekor ruangan, meskipun pernikahan tidak di laksanakan di rumah, mereka sengaja membuat hajatan sendiri di rumah agar mendapat amplop Doble dari para tamu. Karena para tetangga tidak mungkin di undang ke gedung bersama tamu keluarga finityGroup.

Kenapa mereka? batinnya sambil melangkah mendekat, sebenarnya ia berniat berjalan melalui mereka begitu saja, tapi keningnya semakin berkerut saat dua orang itu bahkan tidak menyadari keberadaannya. Hal itu malah membuatnya semakin penasaran, ia maupun kembali memundurkan langkahnya.

"Ada apa?" tanyanya sambil mengamati wajah sang ayah. Tapi tidak mendapat jawaban, malahan wanita yang berstatus sebagai mamanya tiba-tiba menangis membuat gadis itu semakin mengerutkan keningnya,

"Kenapa mama nangis?" tanyanya lagi, ia kembali berbalik pada papanya yang terlihat duduk diam tidak jauh dari sang mama.

"Pa, sebenarnya ada apa sih ini?" gadis itu semakin bingung.

Pria paruh baya itu hanya memberi isyarat dengan matanya, menunjuk ke arah kertas yang tergeletak di atas meja.

Gadis itu pun segera mengambil kertas itu dan membacanya, karena terlalu terkejut ia sampai menjatuhkan kembali kertas itu,

"Bagaimana bisa seperti ini pa? Kenapa kak Lusi Setega ini?" tanyanya kemudian, walaupun selama ini ia seperti putri yang tidak pernah di anggap tapi rasa sayangnya pada kedua orang tuanya memaksanya untuk tetap peduli.

"Papa juga nggak tahu, papa pikir yang Lusi katakan beberapa hari ini hanya bercanda tapi nyatanya semua ini benar!" ucap sang papa membuat gadis itu semakin tercengang.

Ini benar-benar membagongkan ....

"Tapi pa, tiga hari lagi kak Lusi menikah! Bagaimana bisa dia seenaknya begini?" sebenarnya ini kesempatan bagus untuk menjatuhkan kakak perempuannya itu di mata kedua orang tuanya tapi ternyata hatinya tidak bisa sejahat itu meskipun selama ini mereka tidak pernah adil padanya.

"Papa juga bingung harus bagaimana, tuan Agra pasti akan sangat murka jika mengetahui hal ini!"

Gadis itu ikut tercekat, ia terduduk di sofa tidak jauh dari sang mama yang tengah menangis tersedu-sedu. niatnya untuk segera ke kamar dan berangkat lagi bekerja ia urungkan.

***

Aku adalah Sandra, Kasandra Putri. Usiaku dua puluh tahun, aku tengah menempuh pendidikan di salah satu universitas dengan jurusan bisnis. Aku masih semester empat, masih separoh jalan untuk mendapatkan gelar sarjana.

Tapi meskipun papaku seorang pengusaha tapi aku harus kerja paruh waktu untuk membiayai kuliahku sendiri karena papa tengah mengumpulkan modal untuk usaha yang akan di bangun kakak Perempuanku.

Kami dua bersaudara, aku punya seorang kakak perempuan. Dia sangat cantik dan anggun berbeda sekali denganku yang malas dandan. Aku bisa di bilang sedikit tomboy, baju kebangsaan ku kaos oblong, dan celana selutut.

Kakak Perempuanku bernama Lusi. Lusiana Putri, usianya empat tahun di atasku.

Kalau aku pikir-pikir, dia wanita yang sangat beruntung. Sudah cantik, papa dan mama begitu memanjakannya karena kecantikan dan kepintarannya, tidak sepertiku yang bahkan untuk mendapatkan peringkat sepuluh di kelas butuh usaha ekstra.

Ia tidak perlu bersusah payah melamar pekerjaan kesana kemari setelah lulus, karena banyak perusahaan yang langsung menawarinya pekerjaan.

Bahkan papa setiap bulannya selalu memberi Lusi uang untuk membangun perusahannya sendiri, tapi sudah dua tahun berjalan nyatanya perusahaan itu tak kunjung ada, entah perusahan sepeti apa yang ingin di bangun oleh Lusi dan papa.

Dan yang paling membuat papa dan mama bangga, ternyata kak Lusi berhasil menarik hati pemilik perusahaan tempat kakak bekerja. Bahkan mereka sudah merencanakan sebuah pernikahan mewah setelah dua tahun berpacaran.

Tapi nyatanya yang aku pikirkan salah, justru di detik-detik menjelang pernikahan kakakku adalah hari dimana kehidupanku akan berubah.

Kakakku kabur dengan pacar barunya tepat tiga hari sebelum hari pernikahannya.

Jika itu hanya menyangkut aku dan kakak mungkin aku akan anggap santai, tapi ada papa dan mama di sana. Bagi mereka apa yang kakak perempuanku lakukan adalah kesalahan fatal yang tidak pernah bisa diperbaiki lagi.

Bersambung

Jangan lupa untuk memberikan Like dan komentar nya ya kasih vote juga yang banyak hadiahnya juga ya biar tambah semangat nulisnya

Follow akun Ig aku ya

Ig @tri.ani5249

...Happy Reading 🥰🥰🥰...

Bab 3

POV Sandra

Setelah kesedihan kedua orang tuaku reda, aku pun memutuskan untuk masuk kamar tapi baru beberapa langkah menuju ke pintu kamar, tampak dari jendela kaca besar yang menghadap ke luar, sebuah mobil mewah parkir di halaman.

Bukan hanya aku yang mengentikan kegiatanku, tapi para pekerja dekor yang tengah membongkar kembali dekor yang hampir sembilan puluh persen jadi, ikut terhenti. Mereka juga tengah mengamati mobil itu, lebih tepatnya mengagumi mobil mewah itu.

Jantungku semakin berdetak hebat, perasaan cemas semakin melanda saat aku melihat seseorang yang turun dari mobil mewah yang terparkir di depan rumahku.

Walaupun tidak yakin, tapi itu sepertinya mobil kekasih kak Lusi.

Apa benar itu kekasihnya?

Selama dua tahun ini, aku bahkan belum pernah melihat bagaimana rupa kekasih kakakku.

Dari situ, kalian bisa menyimpulkan seperti apa hubunganku dengan kakak Perempuanku.

Ya_, kami memang tidak pernah akur sedari kecil. Papa dan mama lebih memanjakan kakak dibandingkan aku, hal itu membuatku memilih menjaga jarak dari kak Lusi.

Bahkan aku tidak pernah betah di rumah, dari pada menghabiskan banyak waktu di rumah, aku lebih memilih mengisi kekosongan waktuku dengan mencari pekerjaan sampingan setelah kuliah dan aku mendapatkan pekerjaan sebagai kurir di salah satu perusahaan pengantar paket. Lumayan bisa untuk menyambung biaya kuliahku.

Aku tidak peduli, aku memilih melanjutkan langkahku ke kamar. Segera ku bersihkan diri dan Menganti pakaianku, sebuah kaos oblong dan celana jeans begitu nyaman saat di pakai untuk ngurir.

Segera ku ambil tasku kembali dan keluar dari kamar, ingin segara kabur dari rumah. Aku ingin mengabaikan masalah kak Lusi. Biarlah masalah itu menjadi masalah papa mama dan kak Lusi sendiri.

Tapi sial, saat hendak lewat pintu belakang, aku baru teringat jika pintu itu tengah di tutup karena ada peralatan dekor yang berada di depan pintu, jadi tidak bisa di buka sebelum dekor selesai.

Aku pun akhirnya tidak punya pilihan lain selain lewat depan,

Mungkin tidak masalah, lagi pula hanya lewat, batinku.

Awalnya aku sama sekali tidak berniat menguping pembicaraan mereka tapi tapi mendengar namaku di sebut-sebut dalam obrolan mereka membuatku menghentikan langkahku dan memilih bersembunyi di balik dinding pembatas Anatar ruang tamu dan ruang keluarga, aku jadi penasaran dengan apa yang mereka bicarakan.

"Jadi Sandra yang menggantikannya?" tanya papa, aku masih ingat itu suara papa.

"Iya, tuan Kamal!" jawab pria itu, hal itu membuatku semakin penasaran.

Tapi kemudian mereka saling diam, membuatku enggan untuk pergi.

Mau keluar rumah pun juga percuma, di luar ada seorang lagi pengawal.

Aku pun memilih kembali masuk ke dalam kamar, aku pikir sehari bolos kerja tidak pa pa.

Hingga saat aku hendak merebahkan tubuhku kembali, pintu kamarku di ketuk.

"Nak, ini mama!" itu memang benar suara mama, rasanya malas menyahutnya. Aku sudah terlalu kesal dengan semua masalah yang terjadi.

Ada apa?

Batinku berkecamuk setelah ada namaku dalam topik obrolan mereka. Seharusnya bukan aku tapi Lusi. Ternyata rasa penasaranku membawaku untuk kembali bangkit dari tempat tidur.

Aku begitu malas berjalan menghampiri pintu, tapi belum sampai aku membukanya suara mama kembali terdengar.

"Sandra!"

"Iya bentar!" jawabku dengan malas.

Aku punya kebiasaan mengunci pintu begitu masuk ke dalam kamar, aku tidak suka privasiku di ganggu.

"Ada apa?" tanyaku setalah pintu aku buka dan menampakkan wajah mama yang tidak sesedih tadi saat aku kembali ke kamar.

Ada apa ini? aku kembali bertanya-tanya, apa semua ini ada hubungannya dengan obrolan mereka tadi tentang menyebut namaku?

"Papa panggil kamu!" ucap mama dengan senyum tipis yang nyaris tidak terlihat tapi tetap saja aku bisa melihatnya, aku sudah hidup bersamanya selama dua puluh tahun tentulah aku hafal bagaimana mamaku.

"Kan ada tamu!" aku beralasan agar bisa bicara nanti saja. Rasanya malas jika harus berhadapan dengan orang asing itu.

"Bisa tidak, nggak usah banyak tanya kalau papa panggil!" ucap mama sedikit berteriak membuatku sedikit memundurkan wajahku karena terkejut.

"Mama kok jadi nyolot sih!" keluhku tidak suka.

"Mama Sudak pusing Sandra, jangan di tambahin lagi!" ucap mama terlihat kesal.

Tadi kayaknya sudah seneng, sekarang sewot lagi, kayaknya mama lagi PMS deh ..., batinku kesal.

Walaupun kesal akhirnya aku pun tidak punya pilihan lain selain ikut mama keluar.

Mama berjalan di depan dan aku mengikutinya, sesampai di ruang tamu terlihat pria itu tersenyum padaku.

Kayaknya bukan dia, kalau iya ngapain juga tersenyum padaku ....

Aku mengedarkan pandanganku, mencari tempat duduk yang kosong s sedangkan mama Sudah lebih dulu duduk.

Akhirnya aku memutuskan untuk duduk di dekat papa, aku kembali menatap pria tengah duduk tegap di kursi tunggal, wajahnya tegas walaupun begitu ia tampak hangat.

Apa iya ini pacarnya Lusi? lumayan sih iya, aku pikir dia orangnya gendut, botak tapi kalau ini ganteng juga ...., dalam dia aku mengagumi pria itu. Tapi sepertinya pria itu menyadari kalau aku tengah mengamatinya.

"Selamat siang nona Sandra!" sapanya membuatku sedikit terkejut, segera aku mengalihkan tatapannya agar tidak ada yang menyadari kalau aku tengah mengamatinya.

"Siang!" jawabku singkat.

"Perkenalkan, saya Abimanyu!" ucap pria itu.

Kok beda namanya ...

Walaupun tidak jelas tapi ia pernah sekilas melihat undangan yang sudah di cetak dan di sebar, namanya bukan Abimanyu tapi Sagara.

Tapi sekali lagi, pria itu mengerti arti tatapanku.

"Saya sekretaris pribadi tuan Gara." segera ia memperkenalkan diri sebagai sekretaris Sagara,_ kekasih kak Lusi.

Ahhh terjawab sudah ....

Mana mungkin seorang yang memiliki nama besar itu sembarangan datang ke rumah kami yang hanya pemilik perusahaan kecil, bahkan selama berpacaran Lusi selalu pulang di antar sopir bukan pacarnya.

"Lalu?" segara aku kesampingkan hal lainnya, aku ingin tahu maksud kedatangannya ke sini.

"Saya ke sini hanya ingin mengantarkan ini untuk nona Sandra!"

Pria itu memberikan sebuah berkas, aku ragu untuk mengambilnya. Tapi aku juga penasaran.

Aku pun segera membukanya,

"Surat perjanjian?"

"Iya nona, di situ tertulis dan sudah di tanda tangani di atas materai jika tuan Kamal dan nyonya Reni setuju jika nona Sandra menjadi pengantin pengganti bagi nona Lusi!"

Jeder

Sepeti ada kilat yang menyambar di atas kepalaku, apa maksud semua itu, aku sampai tidak bisa mencerna satu per satu ucapan pria itu.

"Hahhh?" aku hanya bisa membuka mulutku lebar-lebar.

"Jika nona atau salah satu dari tuan dan nyonya Kamal melanggarnya makan akan berhubungan dengan pihak berwajib." ucap pria itu melanjutkannya yang berhasil membuat kepalaku semakin pusing saja.

"Hahhh, ini maksudnya gimana?" tiba-tiba tubuhku menjadi dingin, keringat bercucuran tanpa sebab seperti aku Naru saja lari maraton. AC di rumah sepetinya tidak berfungsi dengan baik.

Tiba-tiba mama mendekatiku dan menakup kedua bahuku mengspanya dengan pelan,

"Kamu setuju ya!" ucapnya dengan lembut seperti saat ia berbicara dengan kak Lusi.

"Ma, aku bukan kak Lusi. Lepasin?" aku mencoba menghempaskan tangan mama.

"Maka dari itu sayang, kamu pasti tahu cara berbalas Budi sama mama dan papa."

"Apa?" aku benar-benar tidak percaya dengan yang baru di katakan oleh mama.

"Kamu setuju ya!" pinta Mama lagi membuatku mendengus kesal.

"Mama sama papa gimana sih!" keluhku tidak terima sambil menggeser tubuhku agar sedikit menjauh dari mana dan papa.

"Itu yang terbaik Sandra, apa kamu mau papa sama mama masuk penjara?" ucap papa ikut mendukung nama membuatku tersudut.

"Tapi nggak gini juga ma, pa! Sandra punya pilihan sendiri soal jodoh jadi jangan paksa-paksa Sandra!"

"Nggak ada pilihan lain, kakak kamu juga nggak tahu sekarang ada di mana, jadi demi keluarga kita kamu harus mau menikah dengan tuan muda Gara!" paksa papa padaku.

Bersambung

Jangan lupa untuk memberikan Like dan komentar nya ya kasih vote juga yang banyak hadiahnya juga ya biar tambah semangat nulisnya

Follow akun Ig aku ya

Ig @tri.ani5249

...Happy Reading 🥰🥰🥰...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!