NovelToon NovelToon

My Impotent Husband

Bab 1. Jebakan Adik Tiri

"Apa yang telah kamu lakukan Asmiranda?!" pekik Christ dengan menyingkap selimut yang masih menggulung tubuh calon istrinya tersebut.

Bak di sambar petir, Christ pun terlihat sangat syok begitu mendapati tubuh calon istrinya tersebut penuh dengan bekas percintaan dan polos tanpa sehelai benang pun.

Asmiranda pun segera terbangun begitu mendapati suara dari calon suaminya yang terdengar sangat murka tersebut.

"Ada ap--pa ini ..." ucap Asmiranda dengan terbata dan juga terkejut ketika mendapati dirinya yang telah polos tanpa sehelai baju pun.

Ditambah di sekujur tubuhnya pun penuh dengan bekas percintaan dengan rasa nyeri yang menjalar di area sensitif miliknya.

"Dengan siapa kamu melakukan nya semalam?! Apa tidak cukup dengan rasa cinta dan perhatian yang selama ini aku berikan untukmu?!" pekik Christ dengan emosi yang meluap.

"Kenapa Kakak tega mengkhianati Kak Christ, Kak? Padahal pernikahan kalian sebentar lagi pun akan berlangsung," ucap Astrid sang adik tiri yang juga ikut masuk ke dalam kamar hotel yang saat ini Asmiranda tempati.

"Sayang! Aku tidak melakukan apa pun! Semalam setelah mengikuti acara perayaan atas populernya film yang aku bintangi pun aku masih bersama Astrid dan yang lain nya. Aku hanya minum sedikit alkohol dan kemudian aku tidak mengetahui apa yang terjadi setelah itu!"

"Aku berani bersumpah jika aku tidak pernah mengkhianati mu! Aku juga tidak mengerti kenapa aku bisa berada disini dengan tubuh ku yang terlihat seperti telah di nodai orang lain! Christ, sayang! Please, percayalah dengan apa yang aku katakan," ucap Asmiranda dengan berlutut memohon kata maaf dari calon suaminya tersebut.

Air mata pun terus mengalir dari sudut mata indah Asmiranda tersebut.

"Aku tidak akan sudi memaafkan wanita murahan seperti mu yang telah ternoda! Lebih baik aku menikahi Astrid dari pada menikahi mu yang telah di jamah oleh lelaki lain!" ucap Christ dengan lantang dan segera menggenggam tangan Astrid.

"Terimakasih Astrid atas bantuan mu. Jika tidak ada kamu maka aku pun tidak akan pernah mengetahui kebusukan yang telah kakak kamu lakukan terhadap ku ini. Aku ingin kamu lah yang akan menggantikan posisi Asmiranda sebagai istriku," ucap Christ dengan masih menatap Asmiranda dengan tatapan membunuh.

"Kak, Christ ... aku tidak ingin di anggap merebutmu dari Kak Mira. Kak Mira adalah Kakak ku walaupun kita berbeda ibu," ucap Astrid dengan wajah yang di buat seolah di penuhi akan kesedihan.

"Biar aku sendiri yang menjelaskan kepada papa kamu atas apa yang telah terjadi, jadi kamu tenanglah. Dan tidak akan ada satu pun orang yang berani mengatakan jika kamu telah merebut diriku dari wanita menjijikkan itu. Ayo cepat! Aku ingin segera mengadukan hal ini kepada kedua orang tua kamu," ucap Christ dengan menarik tangan Astrid.

"Kak Christ, tunggulah di luar lebih dulu. Aku ingin memberi pengertian untuk kakak ku jika aku sama sekali tidak ingin merebutmu dari kakak," ucap Astrid dengan melontarkan senyuman kepada seseorang yang sedari dulu sangat ingin di miliki nya tersebut.

"Baiklah, kakak tunggu di luar," jawab Christ dengan segera keluar dari kamar hotel tersebut.

Setelah Christ keluar dari dalam kamar hotel tersebut dengan segera Astrid mendekati sang kakak yang masih terlihat menangis sesenggukan tersebut.

"Bukan aku yang merebut Christ dari mu, Kak. Namun Christ sendiri lah yang datang dan memintaku untuk menggantikan dirimu sebagai calon istrinya. Nikmati saja kesedihan kamu ini dan jangan pernah merusak peranku sebagai pengantin penggantimu," bisik Astrid dengan tersenyum sinis ke arah kakaknya tersebut.

Asmiranda yang mendengar ucapan Astrid yang begitu menusuk pun membuat air mata nya bertambah mengalir dengan deras.

"Kamu yang telah menjebak ku menjadi seperti ini kan?! Kenapa kamu tega melakukan hal ini terhadapku Astrid! Siapa lelaki yang telah meniduri ku?!" teriak Asmiranda dengan begitu histeris.

"Mana ku tahu! Gigolo mungkin! Bersiap lah setelah ini pasti kakak akan segera di usir dari rumah papa," ucap Astrid dengan tersenyum mengejek ke arah Asmiranda yang terlihat sangat kacau.

"Dasar adik tidak tau rasa terima kasih dan tega sekali menjebak kakak sendiri!" pekik Asmiranda.

"Kamu hanyalah kakak tiriku, ingat itu!" ucap Astrid dengan menarik kuat rambut Asmiranda dan kemudian menghempaskan nya.

Astrid pun segera keluar dari dalam kamar hotel tersebut dengan langkah penuh kemenangan dan seringai liciknya.

"Astrid, untuk apa kamu berlama-lama di dalam?? Apa kamu tidak merasa jijik ketika berlama-lama melihat tubuh kakak kamu yang penuh dengan bekas percintaan itu??" tanya Christ dengan memicingkan kedua mata nya menatap Astrid.

"Kakak sangat emosi dan ingin melukai ku, Kak. Untung aku bisa segera keluar dari dalam kamar itu," jawab Astrid dengan melancarkan aksi akting nya di depan Christ seolah dirinya di aniaya oleh sang kakak.

"Astaga! Aku menyesal pernah menyukai wanita seperti Mira yang ternyata sangat berani mengkhianati ku!" ucap Christ dengan wajah berapi-api.

"Maafkan aku, Kak. Andai aku tidak membawa kakak untuk meminta Kak Christ untuk membangunkan Kak Mira, mana mungkin Kak Christ melihat kejadian tak terduga seperti itu,"

"Aku pun tidak menyangka jika kakak ku itu telah melakukan hal hina seperti itu di kamar hotel yang sudah menjadi langganan nya untuk menginap,"

"Aku fikir kak Mira selama ini adalah wanita baik-baik dan polos. Aku pun takut jika setelah ini aku lah yang kemudian akan di tuding sebagai pengkhianat oleh banyak orang karena telah menggantikan posisi kak Mira. Huhuhu ..." tutur Astrid panjang lebar seolah-olah dirinya lah yang paling teraniaya disini.

"Biar aku nanti yang menjelaskan ke semua orang jika hal tersebut adalah murni kesalahan Mira. Aku pun tidak menolak akan pesona kecantikan dan perhatian yang selama ini kamu berikan untukku. Ternyata selama ini aku telah di butakan oleh Mira seorang, hingga tidak menyadari mana yang benar baik dan tidak. Ayo sebaiknya kita segera menuju ke rumahmu, sayang," ucap Christ dengan merangkul pinggang Astrid.

Astrid pun merasa terbang melayang begitu dirinya berhasil memperdayai Christ dengan rencana busuknya tersebut.

Yes! Pada akhirnya rencanaku untuk memutuskan hubungan kak Mira dengan kak Christ pun berjalan dengan sangat mulus hingga berhasil mendapatkan hati seorang sutradara muda ternama, Christiano Ronald!

Pekik Astrid di dalam hati dengan senyum mengembang sempurna.

Sedangkan Asmiranda, tampak masih terus menangis di dalam kamar hotel tersebut.

Disela isak tangisnya, Mira pun berusaha mengingat siapa lelaki yang telah menodai dirinya dan pergi begitu saja.

"Arrrghhh!!! Kenapa semuanya menjadi tega sekali denganku! Apa salahku!!" teriak Mira dengan sangat kencang dan membuang bantal serta guling yang berada di samping dirinya tersebut.

Klunting!

Terdengar bunyi suatu benda terjatuh di lantai kamar tersebut. Dengan cepat Mira pun meraih benda tersebut yang ternyata merupakan sebuah cincin.

"Cincin milik siapa ini?? Apakah cincin milik lelaki brengsek yang telah menodai ku lalu meninggalkan ku begitu saja?!" pekik Mira.

Lantas Mira pun segera melihat bentuk cincin tersebut yang menyerupai sebuah cincin pertunangan atau pernikahan.

Di dalam cincin tersebut pun tersemat sebuah ukiran nama yang tak asing lagi bagi Mira.

"Apakah lelaki itu yang telah menodai ku??" gumam Mira dengan wajah yang terlihat sangat bingung akan petunjuk yang baru saja di temukan nya tersebut.

Bab 2. Pembelaan Daddy

Tak berapa lama, ponsel Mira pun terdengar berbunyi nyaring.

Dengan langkah tertatih, dirinya pun segera mencoba untuk mengambil handbag croco nya yang tercecer di lantai kamar hotel tersebut.

Di buka nya ponsel nya tersebut, seperti yang di duga jika yang menelepon nya kali ini pasti adalah sang Daddy.

"Ya, Daddy. Mira akan segera pulang," jawab Asmiranda di dalam telepon nya tersebut.

Mira pun mengusap seluruh air mata nya dan berusaha setegar mungkin. Lantas dirinya pun segera membersihkan diri di dalam kamar mandi hotel yang biasa dirinya sewa.

"Semua ini pasti telah di rencakan dengan baik oleh adik tiri serta mommy tiri ku itu! Harusnya aku tidak mempercayai ucapan Astrid semalam untuk menerima minuman yang telah ia sodorkan untukku! Arrghh!! Astrid, sialan kau!!" umpat Mira dengan keras.

Setelah itu dirinya pun segera mengenakan pakaian semalam nya kembali dan bergegas menuju ke basement mobil dimana mobil Rolls Royce nya berada.

Dirinya pun segera melajukan mobilnya tersebut secepat mungkin dan berusaha merencanakan strategi untuk membalikkan seluruh tuduhan yang pasti akan terlontar dari mulut adik tirinya tersebut.

Tak berapa lama, mobil mewah milik Mira pun segera memasuki mansion mewah milik Daddy nya tersebut.

Semua pun menatap kedatangan Mira yang menggunakan mobil super mewahnya pun melirik sinis kehadiran nya, kecuali sang Daddy.

Dengan anggun, Mira pun melangkah dengan pasti ke arah orang-orang yang telah menunggu nya tersebut.

"Pasti mobil mewah itu adalah hasil dari menjual diri dan menjajakan tubuhnya. Menjijikkan sekali," ucap Christ yang terdengar nyaring sekali.

Hingga sang Daddy yang mendengar ucapan hinaan untuk sang putri yang sangat di sayangi dalam diam pun melotot tajam ke arah Christ.

"Daddy tahu sendiri kan kalau ternyata calon suami ku itu bermulut sangat pedas dengan sengaja menghinaku di depanmu, Dad. Daddy, hati putrimu ini sangatlah terpukul dan tidak merasa baik-baik saja. Hiks ..." ucap Mira dengan sengaja menangis tersedu-sedu di hadapan sang Daddy.

"Yang di katakan oleh Kak Christ mungkin benar ada nya, Dad. Mana mungkin seorang artis biasa seperti Kakak memiliki mobil super mewah yang berharga ratusan milyaran!" sanggah Astrid dengan lantang di depan sang Daddy.

"Benar sekali, Tuan Bruce Lee. Aku datang kemari seperti yang telah aku dan Astrid ceritakan jika kami berdua mendapati tubuh Mira yang telah ternoda oleh laki-laki lain dan itu telah membuat hatiku sangatlah sakit. Aku ingin Astrid lah yang akan menggantikan Mira untuk menjadi istriku. Aku tidak ingin memiliki istri yang telah ternoda seperti Mira, Tuan! Aku mohon restui permintaanku ini!" ucap Christ dengan sangat lantang.

Tuan Bruce Lee yang mendengar ucapan Christ yang sedari tadi menyudutkan putri mendiang istri pertama nya pun terlihat menghela nafas terus menerus.

"Apakah semua yang di katakan oleh Christ dan adikmu adalah sebuah kenyataan, Asmiranda??" tanya sang Daddy dengan menatap lekat wajah putri cantiknya tersebut.

"Ucapan yang mana dulu Daddy? Jika ucapan yang mereka katakan jika mobil mewah yang ku miliki sekarang adalah hasil membeli dari menjual diriku itu merupakan sebuah fitnah. Daddy tahu sendiri kan jika yang membelikan mobil tersebut adalah Daddy sendiri," jawab Mira dengan sangat menohok yang membuat Astrid terkejut begitu juga sang Ibu tirinya.

"Suamiku! Bagaimana mungkin kamu tidak adil dengan kedua putrimu! Bagaimana mungkin Astrid hanya kamu belikan sebuah mobil Alphard saja dan harganya pun sangat berbeda jauh dengan apa yang kamu berikan untuk Mira!" pekik sang Ibu tiri dengan menunjukkan wajah sesungguhnya kali ini.

Mendengar ucapan lantang sang Ibu tiri pun membuat Mira tersenyum sinis.

Begitu juga dengan sang Daddy yang kemudian terlihat sangat murka begitu dituding sang istri tidak berlaku adil terhadap kedua putrinya.

Plakk!!

Tamparan pun segera mendarat di pipi Ibu tiri Asmiranda.

"Dad!" pekik sang Ibu tiri tidak terima mendapatkan perlakuan kasar dari sang qsuami.

"Aku selalu bersikap adil terhadap kedua putriku! Aku pun memberikan sebuah mobil keluaran terbaru kepada Mira untuk mengapresiasi nya karena terbukti jika Mira telah mampu mengelola perusahaan ku dan perusahaan milik almarhum istri pertamaku di sela kesibukan nya sebagai artis!"

"Berbeda dengan Astrid yang sama sekali tidak bisa di andalkan dalam mengelola perusahaan ku dan kerja nya hanya menghambur-hamburkan uang yang aku berikan kepada nya tanpa mau membantuku sama sekali!" ucap Tuan Bruce Lee dengan wajah yang berubah menjadi sangat memerah karena menahan emosi yang bergejolak.

"Kenapa Daddy berbalik menyudutkan ku dan Mommy, Dad?? Bukankah seharusnya kita mengintrogasi Kak Mira tentang apa yang telah terjadi pada nya??" tanya Astrid dengan muka yang terlihat sangat kesal.

"Aku sangat percaya dengan putriku, Mira. Jika keinginan Christ telah bukat untuk menggantikan kamu sebagai calon istrinya, maka Daddy akan mengabulkan permintaan kalian itu,"

"Dan hukuman untukmu, Mira. Segera tinggalkan dunia hiburan yang sudah kamu tekuni selama ini. Fokuslah untuk meneruskan perusahaan almarhum Mommy mu yang berada di negeri gingseng. Aku tahu jika kamu tidak mungkin melakukan hal hina tersebut. Biar Daddy yang akan mencari tahu kebenaran atas apa yang terjadi kepadamu semalam," ucap sang Daddy dengan mengusap lembut rambut sang putri.

"Daddy percaya dengan, Mira?? Terimakasih banyak, Dad! Baiklah, Mira akan menuruti semua ucapan Daddy. Mira pun sudah merasa sangat lelah dan muak berada di rumah ini yang serasa seperti berada di sarang penyamun. Hanya Daddy yang mengerti perasaan Mira," ucap Mira dengan segera memeluk erat kepada sang Daddy dengan tersenyum mengejek ke arah ketiga bandit berbulu domba yang tengah menatapnya dengan nanar tersebut.

"Apa maksud perkataan kamu, Mira! Mommy juga telah merawat dan membesarkan kamu seperti anak kandung sendiri!" pekik sang Ibu tiri begitu mendengar ucapan sarkas dari sang putri tiri.

"Dad, Mira ingin istirahat ke kamar Mira lebih dulu. Setelah itu kapan pun Daddy mengirimkan diriku menuju ke Korea Selatan pastinya Mira akan siap dengan perintah yang Daddy buat," ucap Mira dengan melepas pelukannya.

"Baiklah, istirahat lah. Daddy pun sudah sangat terlambat datang ke kantor. Daddy pamit berangkat dulu," ucap sang Daddy kepada Mira.

Mira pun mengangguk dengan sangat cepat dan segera pergi menaiki anak tangga serta dengan segera masuk ke dalam kamarnya.

Begitu juga dengan Tuan Bruce Lee yang dengan cepat terlihat melangkah keluar tanpa memperdulikan sang istri serta Astrid dan calon menantu nya tersebut.

"Dad! Daddy! Pembicaraan kita belum selesai!" pekik sang istri yang terlihat mengejar langkah sang suami.

Sedangkan Astrid yang telah berencana menjelekkan sang Kakak di depan sang Daddy pun merasa sangat gagal total karena nyata nya sang Daddy masih terus membela sang Kakak tanpa mempermasalahkan tubuh sang Kakak yang telah ternoda.

Sial! Rencanaku membuat Daddy membenci Asmiranda pun gagal total! Tapi tidak mengapa lah, karena yang terpenting Christ telah berbalik jatuh hati kepadaku. Serta kesucian Asmiranda pun telah ternoda oleh lelaki asing yang aku pun tak tahu siapa itu, termasuk Asmiranda tentunya! Hahaha.

Batin Astrid dengan muka yang terlihat sangat gembira karena satu jebakan yang telah di persiapkan untuk Mira pun berhasil.

Bab 3. Ketakutan Yeon

Satu bulan pun berlalu. Kini tak terasa Asmiranda Bruce Lee pun telah berdomisili di negeri gingseng tersebut sebulan lama nya.

Kesibukan nya kini berganti, dari menjadi seorang aktris pemain film layar lebar terkenal kemudian berubah haluan menjadi seorang wanita karir yang tengah memegang kendali perusahaan milik almarhumah sang mommy.

Kesibukan nya pun semakin bertambah karena perusahaan yang sedang di kelolanya kini sedang mengalami kemajuan pesat.

Banyak investor asing yang terlihat berebut untuk menanamkan saham di perusahaan miliknya yang kini juga merambah ke bisnis di bidang e-commerce yang sudah cukup terkenal di kalangan banyak khalayak.

Banyak dari investor asing yang terlihat masih muda pun nampak kecewa begitu mendapati cincin pernikahan yang tersemat di jari manis Mira tersebut.

"Apakah Nona Mira Lee telah menikah?" tanya salah satu investor terbesar nya yang berkebangsaan Jerman.

Seperti biasa jika jawaban Mira adalah menggeleng pelan atas pertanyaan dari para pemegang sahamnya tersebut.

"Saya hanya menemukan cincin ini di salah satu hotel yang sering saya gunakan untuk menginap semasa di Indonesia. Karena tertarik, maka saya mengambilnya dan terus memakainya hingga sekarang," jawab Mira Lee dengan tersenyum ke arah sang pemegang saham terbesar kedua setelah dirinya yang bernama Adolfo.

"Syukur lah jika nona Mira Lee masih single. Saya pikir nona Mira telah memiliki pasangan yang sudah tentu akan membuat saya patah hati yang mendalam. Hehehe," ucap Adolfo dengan terkekeh perlahan.

"Seperti nya saya sudah terlalu sering mendapatkan pertanyaan yang serupa seperti yang tuan Adolfo katakan baik dari para investor maupun klien saya yang lain nya. Hehehe," ucap Mira dengan menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan nya tersebut.

"Seperti nya pertemuan kita cukup sampai disini ya tuan Adolfo. Saya masih memiliki janji dengan klien yang lain nya lagi. Jadi masih ada kendala silahkan hubungi asisten pribadi saya," ucap Mira yang kemudian undur diri dari hadapan Adolfo.

Sedangkan mata Adolfo pun masih nampak menatap punggung Mira Lee yang telah terlihat semakin menjauh darinya tanpa berkedip sedikit pun.

"Tuan, mari kita segera berpindah tempat untuk segera menemui klien kita yang lain nya lagi tuan," ucap sang asisten membuyarkan lamunan atasannya tersebut.

Sepertinya aku telah jatuh hati pada pandangan pertama dengan wanita yang bernama Mira Lee itu. Sangat cantik dan anggun sekali.

Setelah puas memandangi punggung Mira yang telah menghilang dari peredaran mata nya pun dengan sigap Adolfo segera berdiri dari tempat duduknya tersebut.

"Baiklah, ayo kita menuju ke tempat berikutnya," ucap Adolfo kepada sang asisten.

"Baik, Tuan," jawab sang asisten dengan segera mengikuti langkah kaki dari atasannya tersebut.

Sedangkan Mira kini telah menyelesaikan semua pertemuan nya dengan beberapa klien penting nya tersebut.

Dan posisi Mira kini tengah berada di sebuah restoran mewah cepat saji dengan menatap banyak nya hidangan yang tersaji di meja yang di pesan yang tampak sangat menggiurkan.

Namun anehnya, ketika Mira mencium aroma harum dari masakan yang telah ia pesan pun mendadak membuat perutnya terasa mual.

Namun rasa mualnya tersebut masih cukup bisa Mira tahan dan terus memakan sajian yang terhidang di hadapan nya.

"Apakah nona Mira baik-baik saja?" tanya Araa sang asisten pribadi dengan raut wajah khawatir karena melihat wajah pucat dengan peluh yang bercucuran dari kening atas sang atasan.

"Seperti nya diriku sedang masuk angin. Rasanya aku ingin muntah. Kepala ku pun terasa pening. Ayo lebih baik kita segera kembali ke kantor. Aku ingin segera merebahkan tubuhku di ruang istirahat pribadi ku," ucap Mira dengan segera berdiri dan berjalan menuju ke pintu keluar.

Namun kepalanya pun semakin terasa berdenyut dengan nyeri hingga tanpa sengaja dirinya pun menabrak seorang lelaki yang wajahnya nampak tertutup oleh masker serta kacamata hitam yang membuat tubuhnya limbung.

Dengan sigap lelaki tersebut pun segera menangkap tubuh Mira yang tak lama kemudian terlihat jatuh pingsan di dalam pelukan nya.

"Astaga, kenapa wanita ini mendadak jatuh pingsan??" ucap Jee Yeon panik.

"Nona Mira!" pekik Araa dengan berusaha membangunkan sang atasan yang tak kunjung tersadar.

"Tuan, tolong bantu saya membawa atasan saya menuju rumah sakit terdekat," ucap Araa dengan wajah memohon kepada lelaki yang masih menopang tubuh Mira tersebut.

"Tidak bisa! Saya sedang berusaha melarikan diri dari kejaran anak buah orang tuaku. Jika aku mengantarkan kalian kerumah sakit maka kemungkinan besar diriku pun akan kembali tertangkap oleh bodyguard Daddy ku!" jawab Jee Yeon dengan lantang.

Namun ketika tanpa sengaja dirinya menoleh dan melihat wajah cantik Mira pun membuat hatinya berdebar hebat.

Aku seperti pernah melihat wanita ini. Namun dimana ya?

Yeon pun nampak berfikir dengan keras dimana dirinya pernah berjumpa dengan wanita yang kini tengah berada di dekapan nya tersebut.

"Yasudah! Ayo aku antarkan ke rumah sakit. Dimana mobil kalian?" ucap Yeon dengan menggendong tubuh Mira ala bridal style.

Dengan cepat Araa pun segera menunjukkan dimana mobilnya berada.

Dengan cekatan Yeon pun membawa tubuh Mira masuk ke dalam mobil tersebut serta dirinya yang ikut mendampingi hingga tiba di rumah sakit terdekat.

Dokter pun segera memeriksa keadaan Mira dan tak lama kemudian jarum infus pun telah tertancap di lengan putih mulus milik Mira tersebut.

"Apa yang sedang terjadi dengan atasan saya, Dok?" tanya Araa dengan raut wajah cemas.

Sang dokter pun terlihat tersenyum seolah tidak ada penyakit serius yang di idap oleh sang pasien.

Kemudian sang dokter pun terlihat segera menyalami Yeon dengan senyum yang terus mengembang.

"Selamat tuan, istri anda sedang hamil. Usia kandungan nya pun telah menginjak tujuh minggu. Saya saran kan agar istri tuan di rawat inap saja selama beberapa hari untuk memulihkan kondisi fisiknya yang terlihat sangat kelelahan," ucap sang Dokter yang membuat Yeon serta Araa pun terkejut.

"Tapi, Dok--" ucapan Yeon pun terpotong oleh kalimat sang dokter yang nampak terlihat mengira jika Yeon adalah suami dari sang pasien.

"Saya undur diri lebih dulu, Tuan. Jika membutuhkan apa pun itu tinggal tekan saja tombol darurat yang tak jauh dari bangsal pasien," ucap sang dokter yang kemudian melenggang keluar dari ruangan tersebut.

Araa pun terlihat sangat kebingungan mendengar ucapan tersebut. Karena setahu dirinya sang atasan yang sangat di hormati nya tersebut belum memiliki suami ataupun pacar.

"Cepat hubungi suaminya agar semua orang tidak kembali salah faham dan mengira kalau aku adalah suaminya," ucap Yeon kepada Araa.

"Ta--tapi, Tuan ... Nona Miraa belum memiliki kekasih atau pun suami," jawab Araa dengan gelagapan karena sangat bingung dengan kondisi yang tengah di alami oleh sang atasan.

Yeon pun kemudian terlihat mengernyitkan kedua alisnya begitu mendengar penuturan wanita di hadapan nya tersebut.

"Lihatlah! Wanita ini memakai cincin pernikahan. Itu artinya wanita ini memiliki suami," ucap Yeon dengan memegang serta melihat cincin yang tersemat di jari manis wanita tersebut.

Namun kedua mata Yeon pun segera membelalak begitu mendapati cincin pertunangan nya dengan garis-garis yang sangat dikenali nya tersebut tersemat di jari manis wanita yang masih terbaring lemah tersebut.

Bagaimana mungkin cincinku yang hilang sebulan yang lalu kini bisa dipakai oleh wanita asing ini? Apakah dirinya yang telah menemukan cincinku?

Tapi bagaimana mungkin?

Yeon pun terlihat berfikiri dengan sangat serius.

Oh my God sekarang aku ingat siapa wanita ini! Wanita ini seperti nya adalah wanita yang aku temukan berada di samping ku ketika aku terbangun dari tempat tidur ku! Tidak mungkin kan kalau anak yang di kandung wanita itu adalah hasil benihku?? Tapi rasanya sangat mustahil karena senjataku yang tidak pernah bisa berdiri dengan wanita secantik apapun, bahkan dengan calon istriku sendiri!

"Tidak mungkin!" pekik Yeon dengan lantang dan kemudian keluar dari dalam ruang inap tersebut.

Araa yang melihat tingkah konyol lelaki asing tersebut pun segera menggelengkan kepalanya dan segera duduk di kursi tunggu dengan raut wajah yang masih terlihat cemas dan bingung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!