NovelToon NovelToon

Pembalasan Dendam Sang Anak

Part 1

Thalia yang baru saja pulang dari sekolah.Seketika dikejutkan dengan kondisi rumah yang berantakan.

Dan lebih yang membuatnya terkejut,kala melihat sang ibu duduk lemas dilantai dengan kepala menunduk.Sementara sang ayah sibuk mencari sesuatu dari dalam lemari buffet.

Tidak sampai disitu,ia juga melihat seorang wanita tengah berdiri dengan seorang anak lelaki yang tepatnya di dekat sang ayah.

"Ada apa ini?" tanya Thalia yang bingung saat mendekati sang ibu.

Sang ayah yang menyadari kepulangan Thalia langsung menoleh.Dengan tangan yang sudah memegang beberapa berkas.

"Thalia,mulai sekarang kita sudah tidak tinggal bersama lagi.Aku dan ibu mu sudah berpisah,dan kau hidup bersama ibu mu.Karena aku sudah tidak membutuhkan kalian lagi.Aku sudah menemukan kebahagiaan ku sendiri." ucap Edward mengungkapan sesuatu yang membuat Thalia kembali syok.

Bak seperti disambar petir di siang bolong,sang ayah begitu teganya mengungkapkan jika ia dan ibunya sudah berpisah.

"A..Apa maksud mu pa?" tanya Thalia yang seakan tidak percaya dengan ucapan ayahnya.

"Sudah ku bilang,kami sudah berpisah dan aku akan tinggalkan rumah ini.Ayo sayang." jawab Edward yang langsung menggandeng tangan seorang wanita bernama Kamila.

Namun,Thalia langsung menahan tangan sang ayah.

"Apa maksud ayah sudah berpisah dengan ibu?Dan siapa wanita ini??!" tanya Thalia dengan mata yang berkaca-kaca.Seakan sedang menahan amarah dan perasaannya yang syok.

"Dia adalah wanita yang sudah ku nikahi,aku akan hidup bersamanya." jawab Edward dengan jelas sambil tetap menggenggam tangan Kamila

"Kenapa papa melakukan ini pada kami??bukankah papa sangat mencintai mama??Lalu bagaimana dengan nasib kami..Kami juga keluarga mu pa.!" tanya Thalia dengan emosi yang meledak.

"Aku tidak peduli..Ayo." jawab Edward langsung pergi meninggalkan Thalia dan ibunya yang masih duduk lemas dengan keadaan syok dan seperti orang yang tak berdaya.

"Brengsek kalian.!! Sialan.!" teriak Thalia kembali melampiaskan emosinya dan membuang vas bunga yang ada didepan pintu.

Prang..

Sesaat Edward menoleh tajam tapi tetap pergi begitu saja.Kamila pun hanya mengikuti Edward tanpa bicara apa pun.

Thalia kembali menghampiri sang ibu.

"Ma..Kenapa ini bisa terjadi??Kenapa papa bisa melakukan ini pada kita??!" tanya Thalia dengan nada tinggi,seakan ingin meminta penjelasan dari sang ibu.

Namun,sang ibu bernama Tiara memilih diam karena kondisi perasaannya saat ini masih berguncang dan hancur.Mengetahui pria yang selama ini ia cintai dan telah hidup bersama selama 17tahun lamanya.Tapi tega mengkhianati mahligai pernikahan dan perasaan cintanya selama ini.

Edward yang selama ini dikenal suami yang baik dan perhatian.Dan bahkan sangat menyayangi putri kesayangannya yaitu Thalia.Kehidupan keluarga mereka pun berjalan dengan harmonis dan akrabnya.Namun,siapa sangka jika Edward dengan teganya berselingkuh dengan wanita bernama Kamila.Wanita janda anak 1 yang ternyata adalah mantannya saat disekolah dulu.Membuat perasaan Edward pada Kamila dulu kembali muncul.Dan merasa ingin bersama Kamila lagi.Walaupun Kamila sudah memiliki anak 1,tapi bagi Edward tidak masalah jika menganggap anaknya seperti anak kandung.

Karena tujuan utamanya,Edward hanya ingin hidup bersama Kamila.Wanita yang dulunya sempat menjadi cinta pertamanya.Tapi harus kandas karena ia harus pindah luar kota.

Dan siapa sangka,selama belasan tahun tidak bertemu,mereka justru kembali dipertemukan lagi.Hingga membuat mereka memutuskan untuk menjalin hubungan hingga menikah secara diam-diam.

Thalia yang merasa tidak tega melihat keadaan sang ibu,langsung memeluknya dengan erat.Agar sang ibu tetap kuat menghadapi apa yang telah terjadi pada keluarga mereka.

Thalia juga yang tak kuasa menahan rasa sedih dan kecewanya.Akhirnya menangis sekuat nya,melampiaskan seluruh kesedihannya dengan terus menangis.Ia tak mengira jika keluarga yang dia anggap begitu sempurna tanpa masalah apa pun.Tapi ternyata harus berakhir dengan menyedihkan.

*

*

Sebulan kemudian..

Thalia dan sang ibu terpaksa pindah ke rumah yang lebih kecil.Karena rumah yang selama ini mereka tinggalkan ternyata sudah dijual oleh sang ayah.Rumah yang meninggalkan banyak kenangan saat mereka hidup bersama-sama dan menjadi satu-satunya harta yang mereka miliki.Harus hilang begitu saja. Bahkan usaha yang sudah dirintis bersama-sama oleh ibunya pun juga telah direbut sang ibu.Usaha rumah makan yang sudah cukup terkenal milik sang ibu justru dengan teganya Edward juga menjualnya.

Dan sang ibu hanya diberi uang kompensasi yang tidak seberapa untuk menyewa rumah kecil dan kehidupan sehari-hari.

Kehidupan Thalia pun berubah drastis.Hidup yang berkecukupan seketika berbalik 180° derajat menjadikan hidupnya sulit.

Tak lepas dari itu,Thalia pun harus menerima perundingan dari teman-temannya karena dianggap gadis paling menyedihkan.Karena ibunya ditinggal oleh sang ayah demi wanita lain.

Pernah sekali,saat Thalia sedang menikmati makan siangnya di kantin bersama teman sebangkunya Maudy.Tiba-tiba segerombolan siswi datang menghampiri mereka.

Salah satu dari mereka yang menjadi ketua bernama Casey,siswi blasteran Amerika menatap sinis ke arah Thalia.

Sementara Thalia masih asik menikmati makan siangnya dengan kepala menunduk.Ia tahu jika kedatang Casey pastinya akan menganggu dia saat makan siang.

"Apakah kau masih bisa menikmati makan siang di kantin ini,sementara kau sudah tidak pantas berada disini?" tanya Casey dengan nada sombongnya.

Thalia masih memilih diam dan tak menanggapi sindiran Casey.Yang tujuannya hanya ingin mempermalukan dirinya.

"Thalia,seharusnya kau tidak bersekolah disini lagi.Karena posisi mu itu sangat membuatku sakit mata.!" ujarnya lagi dengan nada lantang.

Maudy pun ikut memilih diam dan tidak berani membela Thalia.Karena ia tahu jika Casey memiliki peran paling berkuasa disekolah tersebut.Anak dari dewan sekolah yang memiliki segalanya dan dapat melakukan apa pun,hampir seluruh siswa sekolah pastinya akan merasa takut untuk berurusan dengan Casey.

Casey yang merasa tidak ditanggapi oleh Thalia.Tanpa pikir panjang ia mengambil minuman milik Maudy dan langsung menuangkan minuman tersebut diatas makanan Thalia.

Tidak sampai disitu,Casey pun juga menumpahkan makanan tersebut tepat di atas kepala Thalia.Hingga membuat seluruh rambut dan pakaian Thalia pun menjadi kotor.

Hal tersebut membuat Thalia dan Maudy terkejut dan langsung bangkit.

"Casey..Apa yang kau lakukan?" seru Thalia yang seketika panik.

Namun,Casey dan para pengikutnya justru tertawa puas.Melihat kondisi Thalia yang sudah berantakan.

"Haha..Ternyata kau masih bersuara..haha." sahut Casey yang masih tertawa.

Thalia pun langsung menatap tajam.

"Hai gadis sampah,sebaiknya kau menyingkir saja dari sekolah ini.Dan urus ibu mu yang sudah setengah gila itu.Dari pada kau kau menghabiskan waktu sia-sia disini." ujar Casey sambil melipatkam kedua tangannya dan menatap sinis.

Ia pun berbalik dan akan meninggalkan Thalia begitu saja.Setelah ia puas mempermalukan Thalia didepan para siswa yang sedang makan siang.

Dan semua para siswa pun langsung memperhatikan kondisi Thalia yang sudah berantakan.

"Kau tidak apa-apa?Biarkan saja,jangan dengarkan dia." tanya Maudy langsung membantu Thalia membersihka. kepalanya yang kotor.

Namun..

Part 2

Thalia justru menarik rambut Casey dari belakang dan memukulnya.Casey pun kaget dan langsung menyerang balik Thalia.Yang akhirnya membuat mereka saling berkelahi.

Para pengikut Casey yang melihat pun tidak tinggal diam,dan langsung membantu Casey dengan menyerang balik Thalia.

Thalia pun akhirnya dikeroyok oleh Casey dan para pengikutnya.

Setengah jam kemudian..

Saat mereka sudah berhadapan dengan wali kelas.

Sang wali kelas yang melihat mereka hanya bisa menghela nafas.

"Jadi kenapa kalian berkelahi?"tanya sang wali kelas.

Casey tiba-tiba bangkit dan menatap dingin ke arah wali kelas.

"Kau tidak perlu bertanya padaku.Bereskan saja gadis sialan ini."sahut Casey langsung pergi.

Sang wali kelas hanya menghela nafas sambil memijat dahinya.

Ia pun tidak dapat memarahi Casey,karena ia juga tahu bagaimana posisi Casey di sekolah nya.

Jika ia mencoba melakukan protes,tentunya nasib dia akan berakhir menjadi seorang pengangguran.Yang akan dipecat secara tidak hormat.

Kini sang wali kelas menatap sinis ke arah Thalia.

"Lalu bagaimana kau akan bertanggung jawab??Apa kau siap menerima hukuman Thalia?" tanya sang wali kelas yang justru ingin menyudutkan Thalia.

Thalia pun langsung memandang bingung sambil mengernyitkan alisnya keatas.

"Jadi ibu ingin menyalahkan aku??Sedangkan ibu tidak tahu yang terjadi sebenarnya?" tanya balik Thalia.

"Akui saja kesalahan mu dan berdiri di lapangan sampai jam pelajaran usai.Dan jangan coba membantah." ujar sang wali kelas langsung memberi hukuman pada Thalia.

Thalia pun langsung tersenyum sambil mendengus.

"Sejak kapan seorang guru tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang tidak.Hanya karena ibu takut jika posisi mu disingkirkan?" sindir Thalia dengan beraninya.

Buk..

Sang wali pun langsung memukul kepala Thalia dengan cukup keras.

"Jaga ucapan mu bocah tengil.!!Cepat berdiri di lapangan sekarang juga.! Kau pikir akan ada orang yang akan membela mu !" sentak sang wali yang seketika emosi saat menerima sindiran dari Thalia.

Thalia pun langsung menatap tajam ke arah sang wali sembari beranjak bangkit.

"Apa??Jangan menatap ku seolah kau ingin menantang wali kelas mu Thalia.!" bentak sang wali kelas nya lagi yang tidak senang melihat tatapan Thalia yang seakan sedang menantangnya.

Tanpa menjawab,Thalia langsung melengos pergi dan berdiri di lapangan untuk menerima hukumannya.

Semua siswa yang berada diluar kelas pun seketika memandangi Thalia.Yang membuat Thalia menjadi sebuah tontonan menarik untuk mereka.

Sementara Thalia hanya bisa mengepalkan kedua tangannya.Tanpa memikirkan rasa malunya lagi karena ulah Casey.

*

*

Sepulang sekolah..

Thalia bergegas pulang ke rumah tanpa berpikir akan pergi main,seperti teman-temannya.

Namun,baru saja tiba di rumah.Ia langsung dikejutkan dengan sebuah pemandangan yang membuatnya seketika syok.

"Mama..!!!" teriak Thalia menghampiri sang ibu yang sudah tergeletak tak berdaya dengan mulut berbusa dan tidak sadarkan diri.

Thalia langsung membawa sang ibu ke rumah sakit.Perasaannya kini pun bercampur takut dan khawatir setelah melihat kondisi sang ibu yang benar-benar memprihatinkan.

Sang dokter pun segera memeriksakan keadaan ibu Thalia.Thalia hanya bisa menunggu dengan sabar saat ibunya sedang ditangani oleh sang dokter.

Setengah jam kemudian,sang dokter pun keluar dari ruang UGD.Dan terlihat raut wajah sang dokter yang murung.Seolah raut wajah tersebut yang akan memberikan kabar yang tidak ingin Thalia bayangkan.

"Maaf,saya sudah berusaha semaksimal mungkin.Tapi,sepertinya Tuhan berkehendak lain.Nyawa ibu anda tidak bisa diselamatkan,dan beliau sudah dinyatakan meninggal dunia."ungkap sang dokter dengan berat hati.

Sontak membuat perasaan Thalia pun hancur seketika.

"Tidak..!!!" teriak Thalia histeris dan menangis sekuat nya.Dengan posisi terduduk lemas di lantai.

*

*

Pemakaman..

Hampir setengah jam Thalia menangis di samping kuburan sang ibu.Ia masih tak percaya dan seakan sedang bermimpi jika dirinya harus kehilangan sang ibu yang sangat dia cintai.

Dunianya pun seakan runtuh begitu saja,karena tidak memiliki sosok satu-satunya wanita yang lebih mengerti dirinya.

Terlebih setelah sang ayah meninggalkan mereka demi wanita lain.Hidup Thalia pun semakin suram dan tak bersemangat.Tapi,ia masih sedikit bersyukur masih memiliki ibunya yang akan setia mendampinginya.

Namun,takdir Tuhan berkata lain.Ternyata Thalia harus merelakan kehilangan sang ibu.Dan harus menjalani hidup seorang diri tanpa satu pun orang yang akan peduli padanya lagi.

"Hiks..Ma,kenapa kau harus pergi secepatnya ini?Bukankah kau sudah janji akan melihat kelulusan ku nanti??Hanya tinggal beberapa bulan lagi ma..Hiks.." isak Thalia yang terus menangis tanpa henti.

"Hidup ku sekarang seakan tidak berarti lagi jika kau pergi secepat ini.Bagaimana aku akan bertahan melewati semua ini..Huaa.." isak Thalia yang kini semakin histeris.

...****************...

Seminggu kemudian..

Kediaman Edward..

Setelah meninggalkan Thalia dan mantan istrinya,kini Edward memulai kehidupan barunya dengan wanita yang sudah menjadi istri sah barunya.

Kehidupan Edward pun tampak bahagia,terlebih saat jabatannya sudah dinaikkan menjadi seorang manager disebuah perusahaan terbesar di kotanya.Apalagi sekarang Kamila tengah hamil anak dari hasil pernikahan mereka.Yang semakin menambah kesempurnaan dalam rumah tangga mereka.

Edward dan Kamila kini sedang menikmati makan malam bersama.

Disela makan malam,seorang asisten rumah tangga datang menghampiri mereka.

"Maaf tuan,ada tamu mencari tuan." sahut seorang Art memberitahu.

"Mencari saya??siapa bi?" tanya Edward lebih dulu.

"Saya tidak tahu tuan,dia tidak menyebutkan nama.Hanya bilang bahwa dia dari anak tuan." jawab art tersebut menjelaskan.

Edward pun memandang Kamila sesaat.

"Mungkin Thalia pa,temui saja." sahut Kamila dengan datar.

"Ya sudah,suruh dia menunggu." ujar Edward menyuruh art untuk menemui Thalia.

Yang ternyata sengaja ingin menemui Edward.

Setelah sang art menyuruh Thalia menunggu.Thalia pun sesaat memperhatikan kondisi rumah baru sang ayah.Rumah yang cukup besar dan luas.

"Sepertinya papa membeli rumah ini dari hasil menjual rumah kami." gerutu Thalia bicara sendiri.

Tak berapa lama,orang yang ditunggu lun datang.Edward pun datang menemui Thalia bersama Kamila yang berada disisinya.Hal itu jelas membuat Thalia sangat muak melihat wanita yang sudah menghancurkan kebahagiaan keluarga mereka dulunya.

"Dari mana kau tahu aku tinggal disini?" tanya Edward dengan nada tegas sambil duduk berhadapan dengan Thalia.

"Mama sudah meninggal,dan aku memutuskan untuk tinggal bersama mu.Karena cuma kau satu-satunya orang tua yang ku miliki dan bertanggung jawab untuk ku." ungkap Thalia dengan tegas.

"Oh..Ternyata wanita itu sudah meninggal..Tidak ku sangka rupanya dia sangat lemah." ucap Edward yang seakan tidak merasa bersalah atas ulahnya.Yang sebenarnya karena dirinya lah yang sudah menghancurkan kebahagiaan keluarganya sebelumnya.

Part 3

Mendengar ucapan sang ayah,Thalia hanya bisa berusaha menahan amarahnya.Sebab keadaannya yang memang sedang membutuhkan tanggung jawab ayahnya.

"Kau ku ijinkan tinggal disini,tapi dengan syarat jangan coba kau membuat masalah.Jika tidak aku akan membuat mu menyesal.!" ucap Edward langsung memberi peringatan keras pada Thalia.

Mendengar ucapan Edward,Kamila pun langsung melirik Edward dengan perasaan tidak terima.

Thalia hanya diam dan memandang ayahnya dengan tatapan datar.

"Bibi.." panggil Edward.

Sang art pun datang menghampiri Edward.

"Ya tuan." jawab sang art bernama Tuti.

"Antar kan dia ke kamar tamu." ujar Edward menyuruh bi Tuti.

"Baik tuan.Mari nona." jawab bi Tuti mengangguk dan mengajak Thalia menuju kamar tamu.

Edward dan Kamila pun hanya memandang Thalia dengan menghela nafas panjang.

"Sayang,kenapa kau biarkan Thalia tinggal bersama kita?Apa kau yakin?" tanya Kamila.

"Aku terpaksa,karena biar bagaimana pun dia masih tanggung jawab ku." jawab Edward.

"Tapi aku takut dia akan buat masalah,terlebih dia masih tidak terima setelah apa yang kau lakukan pada ibunya." ucap Kamila mengingatkan Edward.

"Soal itu kau tenang saja,dia tidak akan berani membuat masalah.Jika itu benar terjadi aku mengusirnya dari sini..Lagi pula,aku harus mendapatkan uang kematian ibunya.Jika aku tidak bertanggung jawab untukmu,uang itu tidak akan jatuh ke tangan ku." kata Edward memberitahu pada Kamila.

"Ah..Begitu.Baik lah." kata Kamila hanya bisa menuruti ucapan Edward.

Esok harinya..

Thalia yang baru saja pulang sekolah,tiba-tiba dikejutkan dengan semua barangnya yang berada diluar kamar.

Thalia pun langsung memanggil bi Tuti.

"Bi Tuti..!" panggil Thalia dengan cukup keras.

Bi Tuti pun dengan cepat langsung datang menghampiri Thalia.

"Iya non." jawab Thalia.

"Kenapa barang-barang ku semuanya disini?!" tanya Thalia sedikit kesal.

"Euh..Itu bibi tidak tahu non." jawab bi Tuti yang tidak tahu apa-apa.

"Jadi siapa yang sudah melakukan ini?" tanya Thalia yang semakin kesal.

"Aku.." sahut Kamila yang langsung datang menghampiri Thalia.

Thalia pun langsung menoleh ke arah Kamila.

"Kau?" seru Thalia tanpa memanggilnya ibu.

"Iya,kau tidak diperbolehkan tidur di kamar ini." ujar Kamila dengan gaya sombongnya.

"Jadi aku harus tidur dimana?" tanya Thalia dengan nada tidak senang.

"Kamar belakang,di samping kamar bi Tuti." jawab Kamila.

"Apa??Kamar belakang?Kau serius?" tanya Thalia yang kaget.

"Apa menurut mu aku terlihat sedang bercanda?Kau percaya diri sekali bisa tinggal di rumah ini sebagai nona besar.Apa kau pikir aku akan membiarkan mu tinggal seenak nya di rumah ini?" kata Kamila dengan sinis

"Apa hak mu mengatur ku di rumah papa ku.Aku anaknya dan aku berhak tinggal bersama nya dan melakukan apa pun yang ku mau.!" jawab Thalia dengan nada nyolot dan lantang.

"Tentu saja aku berhak,karena rumah ini adalah atas nama ku.Dan aku bisa kapan saja mengusir mu dari rumah ku.Kehadiran mu hanya beban untuk kami,paham!!" sentak Kamila yang langsung emosi berdebat dengan Thalia.

"Oh,jadi ini hasil kau merebut papa ku??Kau mendapatkannya karena dia sudah mencurinya dari mendiang mama ku.!Apa kau begitu bangga memiliki hasil dari cara busuk.!" sindir Thalia menyerang Kamila dengan kata-kata tajam nya.

Plak..

Kamila pun langsung menampar wajah Thalia dengan reflek.

"Jaga ucapan mu anak sialan.! Mama mu saja yang tidak becus mengurusi papa mu.Kalau papa mu mencintai wanita bodoh itu,papa mu tidak akan mungkin berpaling dari wanita bodoh itu.!" jawab Kamila membalasnya dengan sengit.

Seketika membuat amarah Thalia pun memuncak.

"Kau saja jadi wanita yang tidak tahu diri.Wanita sampah yang mau di pungut sama pria yang sudah punya istri.Kau memang wanita tidak tahu malu.!" balas Thalia dengan nada tinggi dan emosi.

"Kau..Akh,perut ku..sakit sekali..-" lirih Kamila sesaat menunjuk Thalia dan memegangi perutnya.

"Bibi perut ku..Akh,sakit sekali.." lirih Kamila yang terus memegangi perutnya dan terduduk lemas dilantai.

Sementara Thalia memilih pergi dan tidak memperdulikan keadaan Kamila yang sudah meringis kesakitan.

*

*

Rumah sakit..

Edward yang mendengar Kamila dirawat rumah sakit.Langsung bergegas menemuinya untuk melihat keadaan Kamila.Ia terlihat begitu panik,saat melihat Kamila tengah dirawat dengan alat infus yang menancap di tangannya.

"Sayang,kau kenapa??kenapa kau bisa disini?" tanya Edward dengan paniknya.

"Ini karena anak mu,anak mu yang sudah membuatku hampir terbunuh.!" jawab Kamila langsung meluapkan kekesalannya pada Edward.

"Maksud mu Thalia??Memangnya apa yang sudah dilakukannya??" tanya Edward lagi yang masih dalam keadaan panik.

"Dia hampir mencoba membunuhku,dan bahkan dia menghina ku.Aku tidak mau dia tinggal bersama kita.Kau harus mengusir nya.!!" protes Kamila menuntut Edward.

"Tapi sayang,aku tidak bisa mengusirnya begitu saja.Kita harus bersabar menghadapi nya sampai uang kematian ibunya jatuh ke tangan ku." ujar Edward menjelaskannya pada Kamila.

"Tapi aku tidak bisa bertahan jika dia serumah dengan kita.Apa kau ingin aku stres dan anak kita mati karena dia??" ungkit Kamila yang langsung membawa nama calon anak yang dikandungnya.

Sesaat Edward pun terdiam.

"Kau harus ambil tindakan,jika tidak aku yang akan keluar dari rumah itu.Dan kita lebih baik berpisah saja.!" tukas Kamila memberi peringatan tegas pada Edward.

"Tidak sayang,jangan seperti itu.Aku tidak bisa hidup tanpa mu.Aku akan pikirkan caranya,kau tenang saja." ujar Edward yang memohon pada Kamila.Karena ia begitu sangat mencintai Kamila,ia pun seketika panik dan takut jika Kamila sudah mengancam dirinya akan ditinggalkan.

Kamila hanya memalingkan wajahnya tanpa menanggapi ucapan Edward.

Saat Kamila sudah tertidur untuk beristirahat,Edward pun memilih pulang sebentar kerumahnya untuk menemui Thalia.

Tiba di rumah,ia begitu kesal saya melihat Thalia tengah menikmati makanannya di meja makan.

Edward pun langsung menghampiri Thalia dengan menahan amarahnya sesaatnya.

"Apa yang sudah kau lakukan pada mama mu?" tanya Edward dengan nada dingin.

"Menurut papa jika aku mengatakan yang sebenarnya,apa papa akan mempercayai ku?" tanya balik Thalia yang masih menikmati makanannya.

"Jawab dengan serius Thalia??Kenapa kau membuat mama mu bisa masuk rumah sakit??Bukankah aku sudah ingatkan jangan coba kau membuat masalah di rumah ini.!" sentak Edward mulai emosi.

Thalia pun langsung menoleh tajam ke arah Edward.

"Tapi dia dulu yang duluan cari masalah.!Dia membuang semua barang-barang ku dari kamar dan menyuruh ku untuk pindah ke kamar pembantu.Apa aku harus diam menerima sikap dia begitu.Dan aku tegaskan dia bukan mama ku.Dia cuma wanita ja*ang yang sudah menghancurkan keluarga kita.!" jawab Thalia dengan nada berani dan lantang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!