NovelToon NovelToon

Ustadz Itu Imamku

Bab 1 Awal Mula Perubahan Abreena

Seorang gadis cantik, tinggi, dan yang pasti gadis yang berhijab baru saja pulang dari kampusnya. Iya dia adalah Aurellia Abreena. Gadis itu kuliah dijurusan kedokteran disalah satu kampus ternama dikotanya.

""Assalamualaikum.." ucap Abreena ketika baru saja masuk kedalam rumahnya.

"Wa'alaikum salam.. Kamu baru pulang nak?" tanya sang Ibu yang tengah duduk diruanh keluarga bersama suaminya.

"Iya bu, tadi dikampis ada jadwal di laboratorium jadi lama pulangnya" jawab Abreena sambil mencium tangan ayah dan ibunya.

"iya sudah kamu bersih bersih dulu. Setelah itu turuk dan kita makan malam bersama iya" ucap Ibunya agar Abreena langsung membersihkan tubuhnya.

"Oke bu. Kalau gitu Breena kekamar dulu iya yah bu" jawabnya lalu berjalan memuju kamarnya.

Setelah Abreena berlalu dari hadapan kedua orang tuanya. Ibunya langsung menoleh kearah suaminya yang sedang menonton berita.

"Ayah" panggilnya sambil menyentuh tangan sang suami.

"Iya Bu, kenapa?" tanya sang suami tanpa menoleh kearah istrinya.

"Apa Ayah jadi akan menyampaikan apa yanh diminta Ustadz tadi?" tanya sang istri hati hati.

"Jadi Bu. Nanti akan Ayah sampaikan setelah kita selesai makan malam" ucap sang suami.

"Apa ini pilihan terbaik untuk anak kita yah?" ujarnya yang masih ragu dengan pilihan suaminya.

"Ayah juga belum tau Bu. Tapi Ayah sungguh berharap kalau keputusan yang Ayah ambil ini tidak salah Bu" jawab suaminya yang menjeda ucapannya lalu menoleh kearah isrtinya.

"Dia laki laki yang baik Bu, tampan, pintar agamanya, dan mapan. Ayah tidak ada menemukam celah di dirinya Bu. Ayah berharap Ibu juga akan menerima keputusan Ayah ini" lanjutnya sambil menatap sendu kearah istrinya.

"Tapi bagaimana dengan Abreena Yah?" tanya istrinya lagi.

"Ayah berharap Abreena juga mau menerimanya Bu. Ayah ingin Anak kita seperti dulu lagi Bu. Abreena ayah yang ceria, yang selalu tersenyum dan ramah pada semua orang. Bukan Abreena yang cuek, jutek, dingin, dan tanpa senyum seperti sekarang. Ayah rindu putri Ayah Bu. Putri kesayangan Ayah yang hangat dan manaj sama keluarganya. Bukan yang dingin seperti sekarang ini" jelas suaminya.

Melihat suaminya yang sedih dan meneteskan air matanya pun, membuat sang istri langsung memeluk suaminya. Sejujurnya ia pun sangat merindukan putri kecilnya yang dulu.

Akibat kejadian itu, putrinya langsung berubah menjadi gadis yang dingin. Kejadian dimana Abreena diselingkuhi oleh kekasihnya, dan dikhianati oleh sahabatnya sendiri.

Abreena memergoki kekasih dan sahabatnya tengah bercinta diatas ranjang kamar apartemen kekasihnya.

FLASHBACK ON

Hari ini adalah hari ulang tahun kekasihnya. Dari kemarin ia sengaja tidak ada menghubungi kekasihnya itu. Karena ia akan memberikan kejutan ulang tahun pada kekasinya yang akan pulang dari dinas luar kota. Abreena akan berada didalam apartemen kekasihnya sampai kekasihnya itu pulang.

Tepat setelah jam kuliah terakhirnya itu berakhir pada jam 18:00. Abreena langsung menuju ke apartemen kekasihnya membawa satu kue pesanannya, yang merupakan kue kesukaan kekasihnya brownis coklat lumer. Abreena juga sudah berdandan secantik mungkin untuk menyambut kepulangan kekasihnya.

Beberapa menit diperjalanan yanh sedikit macet, akhirnya Abreena sampai diparkiran apartemen kekasihnya. Ia pun dengan semangat berjalan menuju unit apartemen kekasihnya yang ada dilantai 7.

Sesampainya diunit kekasihnya, ia pun langsung memasukkan passwordnya, lalu ia langsung masuk kedalam. Begitu pintu sudah tertutup Breena berjalan keruang tamu, dan alangkah terkejutnya Breena melihat beberapa potong baju wanita da pria yang sudah berserakan dilantai.

Jantunh Breena pu. berdetak lebih kencang. Dengan perlahan ia terus berjalan masuk lebih dalam lagi, dan ia pun mulai mendengar suara suara ******* yang saling bersahutan.

"ahh terus sayang lebih cepat lagu" suara ******* dari seorang wanita.

"Us you wish sayang, kau begitu sempit dan nikmat" jawab sang pria.

Abreena sungguh sangat hapal suara pria itu. Itu adalah suara kekasihnya, Brian. Abreena mematunh didepan pintu kamar sang kekasih. Seketika air matanya pun jatuh tanpa bisa ia cegah.

Abreena bukan anak kecil yang bodoh, yang tidak tau apa yang sedang terjadi didalam kamar itu. Dengan keberanian dan kekuatan yang sudah ia kumpulkan. Dengan perlahan ia membuka pintu kamar sang kekasih. Tetapi ia tidak dapat melihat apa apa karena kamar itu tidak menyalakan lampu utamanya.

Abreena langsung berjalan menuju saklar dan menghidupkan lampunya. Betapa terkejutnya Abreena melihat kenyataan yang ada didalam kamar itu. Ia melihat kekasihnya dan sahabatnya berada diatas tempat tidur dengan keadaan yang tanpa busana. Dimana kekasihnya sedang menindih sahabatnya dengan penyatuan mereka sambik berciuman penuh nafsu.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN!!!" teriak Abreena yang sedang menatap kedua manusia yang telah menyakitinya.

"Sayang..." panggil Brian sang kekasih.

Brian langsung memisahkan tubuhnya dari wanita yang ada dibawahnya dan langsung memakai handuknya untuk menutupi tubuh bagian bawahnya.

Sedangkan sang wanita dengan santaimya menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Dan memandnag sahabatnya dengan senyuman manisnya. Ia tidak memikirkan bagaimana perasaan sahabatnya saat ini.

"Sayang.. Aku mohon kamu jangan salah paham dulu" ucap Brian menghampiri Abreena.

"Apa kamu pikir aku bodoh tidak tau dengan apa yang sedang kalian lakukan. Kamu tega Brian! Kamu jahat!! Kenapa kamu lakukan ini sama sahabat aku sendiri!!! Bentak Breena yanh sudahenangis sedari tadi.

"Maaf sayang aku khilaf. Tolong dengerin dulu penjelasanku" pinta Brian.

"Aki nggak butuh penjelasan dari kamu Brian. Semua sudah sangat jelas. Kalian berdua sangat menikmatinya, apa itu yang kamu maksud khilaf?" tanya Breena.

"Sayang-"

"Aku mau kita akhiri hubungan kita" ucap Breena memotong perkataan Brian. Lalu ia keluar dari kamar Brian.

Brian yang tidak mau hubungannya dengan Breena yanh sudah berjalan selama dua tahun, berakhir pun berusaha mengejar Breena. Brian akan menjelaskan semuanya kepada Breena. Namun Breena selalu menepis tangan Brian yang berusaha menghentikan jalannya.

Brian yanh tidak mendapatkan kesempatan untuk menjelaskan semuanya menendang maja yanh ada didepannya. Ia duduk disofa dan menarik rambutnya prustasi.

Hubungan yang akan segera dibawanya kejenjang yang lebih serius pun harus kandas karena ulahnya sendiri yang tergoda oleh sahabat kekasihnya.

Bodohnya lagi ia membohongi kekasihnya agar dapat menghabiskan waktu berduaan dengan selingkuhannya dengan dalih dinas keluar kota. Brian sungguh menyesali semua yang ia lakukan dibelakang Abreena.

Sedangkan didalam kamar Brian, Nova yang mendengar kalau Abreena meminta hubungannya berakhir demgam Brian pun tersenyum manis. Dia sangat bahagia karena telah berhasil merebut lelaki yang sangat dicintainya dari tangan sahabatnya.

Walau pum harus memgorbankan persahabatannya dan menyakiti sahabatnya yang telah banyak membantu kehidupannya selama ia kuliah.

Tetapi ia tidak menyesal karena ia berhasil mendapatkan Brian. Seorang pengusaha sukses dan kaya yang bisa ia porotin uangnya untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan imbalan ia akan memuaskan Brian diatas ranjangnya.

Setelah kejadian itu Breena berubah drastis. Ia pum tidak lagi mempercayai kata cinta yang diucapkan oleh laki laki padanya.

FLASHBACK OFF

Bab 2. SAH

Setelah selesai membersihkan tubuhnya, Abreena langsung menuju keruang makan yang ternyata sudah ada ayah dan ibunya yang sudah duduk dikursi mereka masing masing.

"Ayo kita makan dulu nak. Setelah ini ada yang ingin Ayah katakan padamu nak" ucap Ayahnya. Lalu mereka memulai makan malamnya dengan seusana hening. Hanya dentingan sendok dan garpu yang terdengar disana.

Beberapa menit berlalu, akhirnya mereka telah menyelesaikan makan malamnya.

Saat ini mereka tengah berkumpul diruang keluarga. Abreena diminta duduk ditengah tengah kedua orang tuanya.

"Bagaimana kuliah kamu nak?" tanya Ayahnya memulai pembicaraan dengan pertanyaan basa basi.

"Alhamdulillah lancar Ayah" jawab Breena.

"Breena tadi ada tamu yanh datang kerumah kita" ucap sang Ayah menjeda ucapannya.

"Lalu Ayah?" tanya Breena karena ayahnya terdiam cukup lama.

"Dia seorang lelaki yang baik, sopan, pintar agamanya. Ayah sudah mengenalnya. Dan dia ingin mengkhitbahmu nak untuk menjadi istrinya" lanjut sang Ayah.

Mendengar itu Abreena langsung menatap kearah Ayahnya. Ia tak mengenal siapa lelaki yang dimaksud ayahnya itu. Tapi mengapa lelaki itu malah memintanya untuk menjadi istrinya? Batin Abreena.

Abreena pun hanya bisa diam menanti ucapan ayahnya lagi. Lama terdiam dan tak ada satu pun yang membuka suara. Akhirnya Abreena pun memulai lagi pembicaraan yang terhenti.

"Jadi apa jawaban Ayah? Ayah pasti menolaknyakan?" tanya Abreena yang berharap kalau Ayahnya menolak permintaan lelaki aneh yang tak dikenalnya itu.

"Tidak nak. Ayah menerima lamarannya. Karena ayah tau kalau lelaki itu pilihan yang terbaik untukmu. Dia lelaki yang bisa membimbingmu menjadi lebih baik lagi nak" ujar sang Ayah sambil menggenggam tangan anaknya.

"Tapi ayah, Abreena tidak mengenalnya yah. Abreena juga tidak mencintainya Ayah" tolak Abreena yang tak ingin meneriman lamaran tersebut.

"Percayalah nak pada Ayah. Dia adalah jodoh yang terbaik yang sudah ditemtukan oleh Allah kepadamu sayang" ujar Ayahnya yang sedang berusaha meyakinkan anaknya.

"Tapi Ayaaahhhh..."

"Dan Ayah minta kamu mau meneriman lamarannya sayang" ucap sang Ayah yang tak ditanggapi oleh anaknya.

"Pernikahan kalian sudah diputuskan dan akan dilaksanakan minggu depan nak. Ayah ingin kamu ikhlas meneriman keputusan ayah ini nak. Ayah sangat berharap kalai dia bisa membuat kamu kembali tersenyum lagi. Ketahuilah nak, kalai Ayah sangat merindukan wajah bahagia putri ayah dan senyuman manis dari putri ayah setiap ayah pulang kerja nak" potong Ayahnya menghentikan protes Abreena.

Abreena yang tak tahan mlihat Ayahmya yang bersedih pun hanya bisa terdiam. Ia juga bingung setelah mendengar permintaan Ayahnya. Dan ia memutuskan beranjak dari ruang keluarga kembali kekamarnya.

Didalam kamar Abreena menumpahkan tangisnya. Ia tak sanggup melihat wajah sedih kedua orang tuanya. Ia pun tertidur karena lelah menangis.

......................

Satu minggu kemudian.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Setelah pembahasan tentang lamaran seseorang kepadanya, Abreena tidak pernah lagi menanyakan hal itu kepada orang tuanya. Ia hamya bisa pasrah meneriman keputusan yang telah diambil oleh Ayahnya.

Saat ini rumah orang tua Abreena sudah dihias oleh pihak WO yang sudah dipesan oleh Ibunya. Dan Abreena pun saat ini sedang di Make Up didalam kamarnya. Wajahnya yang sudah cantik dari bawaan lahir pun hanya perlua dipoleskan sedikit saja sentuhan bedak. Ia pun ditemani oleh Ibunya yang sedari yadi terus memandanginya lewat pantulan cermin hiasnya.

"Sayangg.." panggil sang Ayah yang tiba tiba masuk kedalam kamar anaknya setelah tim MUA sudah keluar.

"Ayahhh.." Abreena langsung memeluk Ayahnya.

"Jangan menangis sayang. Hari ini Ayah ingin melihat anak ayah tersenyum" ujar sang Ayah sambil menghapus air mata anaknya yang sudah mengalir dipipinya.

"Ingatlah nak, Ayah sayang padamu. Kamu satu satunya permata hati Ayah. Percayalah pada Ayah nak, kalau suamimu nantinya pasti akan membuatmu bahagia sayang" lanjutnya yang hanya dibalas dengan anggukan kepala oleh Abreena.

"Iya sudah kalau begitu Ayah kedepan dulu. Ayah hanya ingin memberitahu kalau keluarga calon suamimu sudah datang sayang. Dan kita akan segera memulai acaranya" kata sang Ayah lalu mencium kening anaknya cukup lama dan berlalu dari hadapan anaknya.

Diruang keluarga Ayah Doni, Ustadz Dayyan, penghulu dan saksi sudah duduk dikursinya masing masing.

"Apa acaranya sudah bisa dimulai Pak?" tanya sang penghulu kepada Ayah Doni.

"Sudah Pak" jawab Ayah Doni singkat.

"Bagaimana calon pengantin, apakah sudah siap?" tanya Pak penghulu lagi.

"Insya Allah saya siap Pak" jawab Ustadz Dayyan dengan mantap tanpa adanya kegugupan yang melanda.

"Kalau begitu silakan jabat tangan Ayah dari mempelai wanitanya Ustadz" pinta sang penghulu.

Ustadz Dayyan pun langsung menjabat tangan Ayah Doni.

"****Ankahtuka wajawwajtuka makhtubataka binti Aurellia Abreena allal mahri**** seperangkat alat sholat dan emas 30 gram hallan"

"Qobiltu nikahaha wa tazwijaka allal mahril madzkuur wa radhiitu bihi wallahu walliyut taufiq"

"Bagaimana para saksi?"

"SAH"

"SAH"

"SAH"

"Alhamdulillah"

Setelah mengucapkan kalimat sakral tersebut, semua tamu bersorak ria. Lalu dilanjutkan dengan doa yang dipimpin oleh penghulu.

"Allahummajah hadzal 'aqda 'aqdan mubarakan ma'shuman wa alqi bainahuma ulfatan wa qararan daiman wa la taj'al bainahuma firqatan wa firaran wa khishaman wakfihima mu'natad dunya walakhirah"

"Artinya : Ya Allah, jadikanlah akad ini sebagai ikatan yang diberkahi dan dilindungi, tanamkan diantara keduanya kerukunan dan ketetapan yang langgeng, jangan engkau jadikan diantara keduanya perpecahan, perpisahan, dan permusuhan, dan cukupi keduanya bekal hidup didunia dan diakhirat"

Lantunan doa yang dipimpin oleh penghulu diiringi tangis bahagia dari kedua keluarga yang telah disatukan dengan adanya akad nikah ini.

Namun berbeda dengan seorang gadis yang sedang bedada didalam kamarnya. Sedari tadi sebelum akad dilangsungkan, ia sudah menahan tangisnya. Ia berusaha agar air matanya tak mengalir dari kedua mata indahnya.

Tetapi tetap saja, gadis cantik yang berbalut gaun syar'i itu tak bisa mempertahankan air matanya. Ia pun juga menangis ketika suaminya yang baru saja sah melafalkan ijab kobul tadi.

"Abreena.. Sayang.." panggil Ibunya.

"Ibu..." Abreena langsung memeluk Ibunya. Ibu dan anak itu sama sam menangis.

"Selamat atas pernikahanmu sayang. Ibu harap kamu ikhlas menjalankan pernikahan ini nak. Dan yang paling penting, berbahagialah nak" ujar sang Ibu. Sedangkan Abreena hanya bisa menangis dan menjawab ucapan Ibunya dengan menganggukkan kepalanya pelan.

"Iya sudah kalau begitu kita keluar yuk. Suamimu sudah menunggu kedatangmu sayang" lanjutnya yang kemudian menghapus air mata Abreena.

Keduanya berjalan keluar kamar menuju ketempat acara dengan bergandengan tangan. Sepanjang perjalanan menuju ketempat suaminya, Abreena terus menundukkan kepalanya.

Abreena langsung menyalami suaminya. Dan seketika itu pula tangan kiri suaminya memegang ubun ubun kepalanya sambil membacakan doa.

"Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syariimaa jabaltaha 'alaih"

Artinya : Ya Allah sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kebaikan dirinya dan kebaikan yang Engkau tentukan atas dirinya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan yang Engkau tetapkan atas dirinya.

Setelah selesai membacakan doa untuk sang istri, Ustadz Dayyan langsung mencium kening istrinya untuk pertama kalinya.

Abreena yang dicium suaminya pun langsung meneteskan air matanya. Ia mulai merasakan kenyamanan dari sentuhan Ustadz Dayyan. Tetapi cepat cepat ia tepis perasaan itu.

Bab 3. Resepsi

Kini sepasang manusia yang baru saja sah menja suami istri beberapa jam yang lalu, sedang berdiri diatas pelaminan untuk menyambut para tamu yang akan mengucapkan selamat kepada mereka. Satu persatu para tamu sudah pada naik kepelaminan.

Memang tak banyak tamu yang mereka undang. Hanya kerabat keluarga Ayah dan Ibu Abreena, rekan kerja Ayah Abreena, rekan kerja Ustadz Dayyan, teman teman Ustadz Dayyan, dan kerabat terdekat keluarga Ustadz Dayyan saja. Karena acara resepsi diadakan secara sederhana. Sedangkan Abreena tidak ada mengundang siapa pun.

"Selamat menempuh hidup baru Ustadz semoga sakinah mawaddah dan warohmah" ucap salah satu Ustadzah yang diketahui menaruh hati pada Ustadz Dayyan dengan wajah sedihnya.

Dia adalah Ustadzah Hana. Salah satu Ustadzah yang mengajar dipondok pesantren milik keluarga Ustadz Dayyan. Ustadzah Hana adalah temen semasa kecilnya Ustadz Dayyan.

Sedari umur mereka menginjak remaja Ustadzah Hana menaruh perasaan kepada Ustadz Dayyan. Ia juga sengaja mengajar dipondok pesantren itu juga karena dia ingin selalu dekat dengan Ustadz Dayyan.

Semua orang dipondok pesantren Al-Hidayah sudah mengetahui kalau Ustadzah Hana mencintai Ustadz Dayyan. Tetapi tidak bagi Ustadz Dayyan, dia hanya menganggap Ustadzah Hana sebagai adiknya saja. Ia tidak memiliki perasaan yang lebih kepada Ustadzah Hana.

"Terima kasih Ustadzah Hana" jawab Ustadz Dayyan singkat tanpa adanya senyum juga.

Melihat Ustadz Dayyan yang cuek padanya pun membuat mata Ustadzah Hana berkaca kaca. Karena baru pertama kalinya Ustadz Dayyan bersikap seperti ini padanya.

"Selamat Ning Abreena atas pernikahannya. Semoga pernikahan kalian Sakinah Mawaddah Warohmah" ucapnya menjeda

"Kamu sungguh beruntung Ning dinikahi oleh Ustadz Dayyan. Karena banyak yang perempuan yang menginginkan posisimu ini Ning. Tetapi Ustadz Dayyan telah memilihmu" lanjutnya lagi tetapi tatapannya kembali mengarah ke Ustadz Dayyan dengan tatapan sedih dan kecewa.

Melihat tatapan Ustadzah Hana yang seperti itu pun, membuat Abreena berpikir kalau ada sesuatu hubungan diantara suaminya dan Ustadzah Hana.

Abreena dapat melihat ada tatapan cinta, sedih dan kecewa dimata Ustadzah Hana. Dan hal itu membuat Abreena tidak menyukai Ustadzah Hana.

"Terima kasih doanya Ustadzah" ucap Abreena singkat.

Setelah memberikan ucapan selamat Ustadzah Hana segera turun dari atas pelaminan sambil menghapus air matanya.

"Semoga kau bahagia Dayyan dengan pilihanmu. Aku sungguh berharap kalau aku lah yang akan menjadi istrimu, tapi harapanku kini pupus sudah. Kau telah memilih perempuan lain. Apa yang kurang dariku Dayyan? Kenapa kamu tidak bisa mencintaiku juga? Aku akan berusaha mengikhlaskan kamu Dayyan. Tapi kenapa rasanya tetap saja sakit dan sesak didadaku? Apa aku sanggup melanjutkan hidupku Dayyan? Apa aku mampu melihatmu bahagia bersamanya nanti? Apa yang harus kulakukan sekarang Dayyan?" ucap Ustadzah Hana dalam hati. Dan ia terus melangkah menjauhi keramaian para tamu undangan.

Tanpa Ustadzah Hana sadari, dari ujunh ruangan ada seseorang yang memandanginya dengan tatapan yang sangat sedih. Ia sangat sedih melihat orang yang dicintainya harus menangis karena cintanya harus bertepuk sebelah tangan. Bahkan ia pun juga merasakan itu.

"apa yang bisa kulakukan untukmu Hana, untuk mengembalikam senyummu yang manis itu. Aku tidak suka melihatmu menangisi cintamu yang tidak terbalaskan. Cukup aku saja yang terluka merasakan itu Hana" ucap Ustadz Fahmi dalam hati yang terus memandangi Hana dari kejauhan.

"Bukan aku yang tak ingin berjuang Hana, tapi kau yang tak pernah mau melihat kearahku. Sehingga kau tak dapat merasakan cinta yang kuberikan padamu. Kau terlalu mengagungkannya dalam hatimu. Sampai kau tak bisa menerima orang lain dan merasakan cinta yang orang lain berikan padamu" lanjut Ustadz Fahmi membatin.

Ustadz Fahmi juga salah satu Ustadz yang bekerja dipondok pesantren Al-Hidayah. Ia sudah tiga tahun menyukai Hana, tetapi Hana tidak pernah meliriknya. Karena Hana hanya menganggapnya rekan kerja saja.

Setelah Hana turun dari pelaminan, datanglah sepupu Ustadz Dayyan.

"Selamat menempuh hidup baru mas, semoga sakinah mawaddah dan warohmah. Jangan lupa buatkan aku keponakan yang lucu lucu" goda sepupunya yang bermana Nafisya.

"Kamu ia ngeledek terus. Terima kasih doanya" ucap Ustadz Dayyan sambil mencubit hidung adik sepupunya itu.

"Selamat iya mbak. Jangan takut sama mas Dayyan, dia lelaki yang baik kok. Semoga kamu bahagia bersamanya mbak" ucap Nafisya sambil memeluk Abreena.

"Terima kasih" ucap Abreena menjawab singkat.

Lalu Nafisya turun dari pelaminan dan menghampiri Umi nya.

Beberapa jam mereka menyambut para tamu yang ingin mengucapkan selamat atas pernikahan pada mereka berdua. Dan akhirnya sekarang mereka bisa mengistirahatkan tubuh mereka didalam kamar.

Karena satu persatu tami sudah meninggalkan rumah Abreena, termasuk keluarga Ustadz Dayyan. Mereka harus menyiapkan acara dipesantren untuk menyambut menantu mereka, dan memperkenalkan Abreena dilingkungan pondok pesantren.

Didalam kamar Abreena hanya ada keheningan diantara mereka.

"Mas duluan membersihkan tubuh mas dik" ucap Dayyan memecahkan keheningan dan kecanggungan diantara mereka berdua.

"Iya" jawab Abreena ketus.

Dayyan yang mendapatkan jawaban seperti itu hanya bisa tersenyum melihat tingkah istrinya. Kemudian ia segera masuk kedalam kamar mandi.

Abreena pun langsung membersihkan wajahnya dari make up yang seharian ini menempel diwajahnya.

Tok Tok Tok

"Ada apa Bu?" tanya Abreena setelah membuka pintu kamarnya.

"Ayo makan malam nak, ajak suamimu" ucap Ibunya sambil mengelus bahu anaknya.

"Iya nanti kami turun Bu. Mas Dayyan masih mandi Bu" jawab Breena.

"Nanti setelah selesai segera turun iya nak. Kami tunggu dimeja makan" setelah mengatakan itu Ibunya pun segera turun kebawah tanpa menunggu jawaban dari Abreena.

Abreena menutup pintu kamarnya dan masuk kedalam ternyata suaminya sudah selesai mandi dan sudah berpakaian rapi.

"Aku mandi dulu setelah itu kita turun. Uda ditungguin Ayah sama Ibu dimeja makan" ucapnya terus berjalan kekamar mandi tanpa melihat kearah suaminya.

Dayyan yang melihat tingkah istrinya hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Iya sungguh gemas dengan tingkah Abreena. Ingin sekali ia memeluk Abreena namun ia tahan dulu. Takut Abreena belum siap menerimanya.

Dayyan akan bersabar menunggu Abreena mencintainya. Ia akan berusaha sekeras mungkin membuat Abreena benar benar jatuh cinta padanya.

Dayyan memang sudah memcintai Abreena sejak tiga tahun yang lalu. Ia pertama kali bertemu dengan Abreena disebuah Masjid. Saat itu Dayyan baru saja selesai mengisi pengajian rutinan di Masjid itu.

Dayyan yang akan keliar dari Masjid tiba tiba saja langkahnya terhenti ketika melihat Abreena yang tengah menangis tersedu sedu dalam berdoa. Dayyan tak tau apa yang membuat seorang gadis cantik yang pertama kali bisa menggetarkan hatinya menangis seperti itu.

Dayyan terus memperhatikan gadis itu, dan ia pun berniat untuk mencari tau tentang gadis itu, dimana gadis itu tinggal dan siapa nama gadis itu.

Pencarian Dayyan pun membuahkan hasil walau sedikit lama untuk mencari tau tentang Abreena. Gadis yang pertama kali menggetarkan hatinya, yang membuatnya jatuh cinta pada gadis itu pada pandangan yang pertama.

Iya Abreena dulu yang baru saja memergoki kekasih dan sahabatnya tengah melakukan hubungan terlarang itu pun pergi ke Masjid untuk mengadukan kesakitan hatinya kepada penciptanya.

Dari saat itulah Dayyan mengutus seseorang untuk mencari tau tentang Abreena, dan mengikuti semua kegiatan yang dilakukan Abreena. Sampai ia siap dan berani mendatangi rumah orang tua Abreena bersama Abah dan Umma nya untuk mengkhitbah Abreena.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!