NovelToon NovelToon

Single Daddy System

Bab 1. Prolog

...[Seluruh unsur seperti nama tokoh, latar tempat, dan alur cerita, hanyalah fiktif belaka dan tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun. Selamat membaca ^_^]...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bali, 8 Mei 2014.

Disuatu malam yang sangat larut, nampak kilauan cahaya lampu disko yang menerangi gemerlapnya suasana pesta dansa para muda-mudi berkelas.

Mereka terlihat memadati sepetak ruangan luas seraya berjoget-joget ria, dengan diiringi alunan musik hip-hop terkini yang diracik oleh seorang DJ ternama.

Tak hanya dari kalangan anak pejabat, arena dunia malam itu juga dihadiri oleh beberapa aktor-aktor ternama. Salah satunya, Arya Pamungkas.

Arya yang sudah setengah mabuk itu, terduduk disudut ruangan bersama seorang gadis penghibur. Ia menenggak dan terus menenggak segelas minuman keras, yang lazim dikonsumsi oleh beberapa kalangan atas.

"Mas Arya ...." Terlihat seorang gadis cantik muda belia yang terduduk disamping Arya, merebahkan kepala diatas pundaknya sambil menggenggam sebotol minuman keras. "Mau lagi?" tanyanya.

"L—lagi ...." balas Arya terbata-bata, imbas dari efek minuman yang mulai menguasai akal pikirannya.

Untuk kesekian kalinya gelas yang digenggam Arya nampak kosong, lalu dituangkan kembali oleh gadis tersebut.

"Mas kamu kuat banget minumnya," sanjung sang gadis sambil menuangkan sebotol minuman keras kedalam gelas Arya.

"I—ini ...." Arya lansung menenggak, terdengar jelas suara tegukan dari kerongkongannya itu, juga jakunnya yang nampak naik-turun secara perlahan. "Aaahhh ... ini b—belum ... seberapa ...." tambahnya, selepas meneguk habis segelas minuman.

Arya Pamungkas, sang pemuda tampan berambut hitam, tinggi semampai, juga bakatnya didunia akting pun tak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai aktor muda tertampan yang meraih segudang prestasi didunia perfilman.

Aktingnya cukup apik dalam menjiwai setiap tokoh yang ia perankan. Aksinya dalam berlaga pun menjadi daya tarik tersendiri, memberikan ciri khas yang sangat tak ternilai dalam diri Arya.

Puluhan penghargaan ia raih dalam setiap ajang seremonial para selebriti, kerap membuatnya dikagumi oleh para aktris-aktris muda belia bertalenta seluruh usia.

Bahkan seluruh media infotainment terus menerus membicarakan Arya, gemar membuat isu-isu yang selalu menghebohkan para fansnya.

Arya dikenal baik bagi mereka, para fans yang mengidolakannya. Meski begitu, tak sedikitpun dari mereka yang mengetahui bagaimana keseharian aktor tampan tersebut, karena privasi sangat dijunjung tinggi olehnya.

Kerahasiaan hidup Arya, hanya sedikit orang yang tahu. Kepribadiannya justru bertolakbelakang, dengan segudang prestasi yang ia raih selama ini.

Dari sedikit orang yang mengetahui itu, tak ada yang berani menegur Arya, sebab kedua orangtuanya sudah tiada sejak ia kecil. Bahkan sang manager yang notabenenya adalah keluarga dekat Arya, hanya bisa berlepas tangan.

Arya kerap kali keluar malam, lalu pulang sampai pagi, hingga berakhir dengan kondisi yang hampir kehilangan kesadaran diri.

Demi mengatasi buruknya kondisi pemuda tersebut, sang manager terpaksa menggunakan sejenis narkotika terlarang untuk diinjeksikan kedalam tubuh Arya. Mungkin bermaksud untuk memulihkan staminanya secara instan, agar tak mengganggu kegiatan syutingnya.

Miris.

Karena ulah sang manager itulah, Arya sampai terjerumus kedalam narkotika.

Dan kini, minuman yang ia tenggak bersama seorang gadis muda belia, sengaja ia campurkan dengan sejenis obat-obatan terlarang, sangat-sangat dilarang oleh pemerintah.

Arya Pamungkas, berusia 25 tahun. Diketahui telah bertunangan dengan seorang aktris cantik, yang juga merangkap sebagai penyanyi muda bertalenta, Aulia Sofia, berusia 23 tahun.

...***...

"Ini sudah kelewatan!" geram Aulia, sontak membanting ponselnya kearah samping dari jok mobil tempatnya terduduk.

Aulia Sofia. Cantik, tinggi, berambut pirang, putih mulus dan aduhai, itulah yang para fans gambarkan tentang penampilan gadis tersebut.

"Sabar Lia, sabar ...." ucap sang manager, wanita paruh baya yang mengelola segala aktifitas syuting Aulia.

"Gimana mau sabar! Dari tadi gue telpon gak diangkat-angkat!" balas Aulia, dengan wajah yang nampak kesal sekesal-kesalnya.

Ponsel sang Manager sontak berdering.

"Halo? ... iyaa ... ho'oh ... iyaa ... haaa?! ... oke-oke!" Dalam sekejap sang manager lansung memutuskan panggilan ponselnya, sepertinya membawakan informasi bagus untuk Aulia. "Arya lagi ada di diskotik. Temenku nge-share lokasi tempatnya," ungkap sang manager.

Aulia sontak terbelalak. "D—diskotik?! ... mau ngapain dia kesitu?!" tanyanya.

Sang manager mendengus. "Biar kita sama-sama tahu, mending lansung kesana aja. Pak, bawa kita kelokasi yang udah saya kirim di WA," jawabnya.

"Baik bos."

...***...

Arya kini nampak berjoget- joget ala hip-hop, ditengah-tengah panggung dansa sang DJ. Ia ditemani oleh beberapa gadis cantik berpakaian seksi, sepertinya para penghibur yang rutin ia sewa ditempat itu.

Beberapa saat kemudian, salah seorang pria dengan setelan jas hitam juga nampak mengenakan kacamata hitam, datang menaiki panggung menghampiri Arya. "Bos. Tujuh kosong," bisiknya.

Arya pun membalasnya dengan bisikan, "Siapa yang menang?"

"Liverpool, bos. Bos Andri udah nungguin disana untuk menagih uang taruhannya," jawab pria berjas hitam, mengarahkan pandangan wajahnya ke salah seorang pria yang terduduk disudut ruangan bar.

Arya sontak mendecih. "Sial! Masa iya kalah terus!" gumamnya, lalu berjalan menuruni panggung, menghampiri seorang pria yang dimaksudkan sang pria berjas hitam.

Setelan pria itu, satu style dengan Arya, nampaknya berasal dari kalangan anak pejabat.

"Arya! Gua udah nungguin lu dari tadi," kata pria tersebut, berdiri menyaksikan Arya tiba dihadapannya.

"Gimana? Gua harus bayar berapa?" tanya Arya.

"Sesuai kesepakatan. Satu gol, sepuluh juta," jawab sang pria.

Arya mendadak berang. "An*ing lu!" Ia lansung saja mencengkeram erat kerah baju sang pria. "Itu mah meras gua namanya!" protes Arya.

"Tenang dong tenang! Semua udah sesuai kesepakatan sebelum pertandingan!" Sang pria berusaha membela dirinya dari amarah Arya.

Sang pria berjas hitam seketika memaksa Arya melepas cengkeraman pada kerah baju sang pria. "Bos. Jangan buat keributan disini," tegasnya.

Arya menatap kesal menyeringai tajam, tak terima dengan kesepakatan perjudian yang telah ia setujui sebelumnya. "Yaudah! Besok pagi gua transfer!" balas Arya, lalu perlahan melangkahkan kakinya meninggalkan pria tersebut.

Sang pria sempat tercengang. "Woy! Awas aja kalo gak bayar! Lu pasti bakal nyesel!" gertaknya, seraya menunjuk kearah Arya.

"Tenang aja bos Andri. Jangan remehkan kekayaan bos Arya," jawab sang pria berjas hitam.

Arya mendecih berulang-ulang, selagi kakinya terus melangkah menuju tempat awal ia terduduk bersama seorang gadis cantik. "Harusnya kalo menang, gua pasti bisa bersenang-senang malam ini. B*ngsat emang," gumamnya.

Malam semakin larut, namun Arya semakin terhanyut dalam dunia malam. Akal sehatnya yang sudah tak terkontrol, membuat kepalanya bersandar diatas pangkuan seorang gadis cantik.

"Mas Arya mau lagi?" tanya sang gadis, meski turut dalam kondisi pengaruh minuman keras.

Arya sempat cegukan, lalu tersenyum dan berkata, "S—segelas lagi ...." pintanya, dengan kondisi mabuk kepayang.

Sang gadis tiba-tiba menuangkan sebotol minuman keras, kearah mulut Arya yang sudah menganga lebar. Arya begitu nikmatnya menenggak minuman tersebut, tanpa mengetahui bila Aulia sedang mencarinya.

...***...

Setibanya didepan bangunan diskotik, Sang manager seketika terkejut saat menyaksikan Aulia mendadak membuka pintu mobil. "Aulia! Tungguuu!" himbaunya.

"Kalo emang dia beneran ada disini ... gua bakal akhiri semuanya," kata Aulia, seraya berjalan tergesa-gesa menuju pintu utama diskotik.

"Bentar mbak." Salah seorang petugas keamanan seketika menghadang pergerakan Aulia. "Boleh saya pinjam KTP-nya?" pinta petugas keamanan tersebut.

Aulia sempat mendecih, namun tetap menuruti permintaan sang petugas. "Nih." Ia pun lansung menyodorkan kartu identitas yang dikeluarkannya dari dalam dompet.

Sang petugas lantas terkejut, perlahan menatap dengan teliti wajah Aulia selepas mengamati secara detail informasi-informasi dalam kartu identitasnya. "Mbak ini bukannya artis yah? Apa saya gak salah lihat?" tanyanya.

Aulia sontak meraih kartu identitasnya. "Ya. Gue kesini mau nyari Arya Pamungkas! Apa dia ada disini?!" jawabnya, melemparkan kembali pertanyaan pada sang petugas.

"Oh! Ada mbak, ada!" Sang petugas seidkit menyingkir, lalu perlahan membukakan pintu diskotik untuk Aulia. "Silahkan masuk mba," ucapnya.

"Makasih." Aulia sontak bergegas melangkahkan kakinya melewati lorong sempit, sebelum akhirnya ia tiba didepan sebuah pintu yang terletak diujung lorong.

Sebelum membuka pintu, Aulia mendengar jelas suara hiruk-pikuk yang bersumber dibalik pintu tersebut. "Tega-teganya Arya cuekin gue, terus dia bersenang-senang ditempat ini. Padahal ... sebentar lagi kita mau nikah," batinnya.

...***...

"Arya!" Aulia sontak terbelakak, menyaksikan bagaimana Arya terbaring diatas pangkuan seorang gadis, juga kedapatan memeluk perut gadis tersebut dihadapannya.

Arya yang sudah dimabuk kepayang, perlahan menoleh kearah Aulia. "A—Auliaa ...." himbaunya dengan pelan. Ia pun berusaha bangkit, lalu terduduk disamping sang gadis.

(Prak!)

Dalam sekejap Aulia melayangkan tamparan kerasnya pada pipi Arya, membuat sang DJ yang sempat menyaksikannya sontak menghentikan putaran musik diskotik.

Keheningan pun terjadi, semua mata tertuju pada Arya yang nampak tercengang sambil memegang sebelah pipinya.

"Lo bener-bener keterlaluan Arya." Aulia sudah kalap, nafas didadanya menggebu-gebu dengan iringan air mata yang perlahan menetes. "Akhir-akhir ini lo susah dihubungi setiap malam, ternyata ada di tempat ini," katanya.

Arya akhirnya tersadar, matanya sontak terbelalak, menyaksikan kekecewaan yang nampak jelas diwajah Aulia. "T—tunggu Aulia. Aku bisa jelaskan semu—"

"Cukup!" Aulia sontak memotong perkataan Arya, sekejap memalingkan wajahnya dari pandangan pemuda tersebut. "Gue udah muak! Kita batalin aja pernikahannya! Lo bukan siapa-siapa gue lagi!" tegas Aulia.

Arya terkejut dengan perkataan itu, lalu melihat Aulia seketika berjalan menjauhinya. "Aulia! Tung—"

(Brugh)

Belum sempat mengejar Aulia, Arya tiba-tiba tersungkur. Ia pun mendadak muntah, mengeluarkan seluruh cairan yang sempat ditenggaknya secara berlebihan.

...***...

Keesokan paginya, Arya terlihat sedang terbaring diatas sebuah brankar, didalam sebuah ruang perawatan rumah sakit terdekat.

Didepan ruangan, terdapat puluhan wartawan yang sedang menanti kepulihan Arya, demi mendapatkan klarifikasi tentang tereksposnya ia di diskotik malam, dengan kondisi overdosis obat-obatan terlarang.

Tak ada seorangpun yang menemani Arya dalam ruangan tersebut, sebab tim perawat telah mengunci kamarnya rapat-rapat, jauh setelah ia mendapatkan perawatan yang intensif.

Seketika muncul seorang wanita paruh baya yang dikenal sebagai manager Arya. Ia berjalan menuju ruang perawatan, bersama beberapa orang perawat yang memegang kunci ruangan tersebut.

Seluruh wartawan sontak mengerumuni sang manager.

"Apakah benar Arya kecanduan narkotika?" tanya salah seorang wartawan.

"Apakah pertunangannya dengan Aulia Sofia dibatalkan?" tanya salah seorang wartawan lainnya.

Sang manager terus berjalan, memanfaatkan dua pengawalnya yang sigap menghalau para wartawan.

Sesaat kemudian, hanya sang manager, dua orang pengawal, serta dua orang perawat yang kedapatan hadir di ruang perawatan Arya, menyaksikan bagaimana pemuda tampan itu terbaring lemah diatas ranjang.

"Semua ini gara-gara aku. Kalau saja aku tak menyarankannya mengonsumsi obat-obatan itu, nasib hidupnya pasti jauh lebih baik dari ini," sesal sang manager.

Wanita paruh baya berusia empat puluh tahun itu, menjadi satu-satunya anggota keluarga Arya. Ia merawat Arya sejak kecil, selepas kepergian kedua orangtua Arya yang tewas akibat kecelakaan pesawat.

Sang manager terus menyesal dan menyesal, meratapi didikannya yang telah salah dalam membimbing Arya, membuat pemuda tersebut justru terjerumus menjadi pecandu obat-obatan terlarang.

Tak ada satupun yang tahu siapa dalang dibalik overdosisnya Arya karena ketergantungan narkotika. Sang manager pun menjadi was-was, takut bila dirinya menjadi buruan pihak kepolisian, atas ulahnya sendiri yang menjerumuskan keponakannya tersebut.

"Maaf. Waktu kunjungan sudah habis. Mari keluar Bu," ucap salah seorang perawat, yang telah bersiap membukakan pintu ruang perawatan.

"Mona, Ryan, maafkan aku, karena telah gagal membimbing putra kalian. Mulai hari ini, aku memutuskan untuk pergi meninggalkan Arya selama-lamanya," batin sang manager, sebelum akhirnya bergegas keluar dari ruang perawatan.

~Tbc

Bab 2. Mengorbankan Nyawa

Berita tentang kejadian yang menimpa Arya, sontak tersiar diseluruh media sosial dan stasiun televisi swasta. Hal itu justru memicu opini negatif publik tentang diri Arya, juga mengganggu kiprahnya dalam dunia perfilman.

Arya Pamungkas, sang aktor muda ternama yang kini terbaring lemah diatas brankar ruang perawatan, seketika tersadar dari komanya.

Menjelang malam hari, Arya mendapatkan perawatan intensif dari tim perawat.

"Mas Arya. Kamu masih muda dan ganteng. Jauhilah obat-obatan terlarang mulai detik ini. Kamu juga harus rutin direhabilitasi," kata salah seorang gadis perawat.

"M—maaf sus. Saya rasa karir saya udah gagal," balas Arya, seraya menyaksikan bagaimana sang perawat menyuntikkan sesuatu di pergelangan tangannya.

Selepas meletakkan alat suntikan, sang perawat pun berkata, "Jangan pesimis mas. Semua orang pasti pernah merasakan kegagalan. Dari kegagalan itulah kita bisa belajar untuk bangkit kembali."

Arya menghela nafas, bola matanya menatap fokus pada wajah sang perawat. "Mbaknya sendiri pernah merasa gagal kah?" tanyanya.

Pertanyaan itu, justru membuat sang perawat menyungging senyum. "Sering mas. Tapi akhirnya aku tetep bangkit dan berjuang demi kedua orangtuaku," jawab sang perawat.

"Orangtua ... kah?" Arya lansung termenung, perlahan mengingat-ingat kembali sosok wajah kedua orangtuanya yang telah tiada.

"Bu manajer gak kesini lagi toh mas?" tanya sang perawat.

Arya mendengus. "Sepertinya enggak. Kayaknya dia udah pergi jauh," jawabnya, yang dimana dugaannya itu spontan terucapkan.

"Maksudnya mas?" Sang perawat menjadi heran dengan perkataan Arya.

"Biaya pengobatannya udah dibayar belum mbak?" Arya justru mengalihkan pembicaraan.

"Udah mas. Udah dibayar sama Bu manajer mas Arya," jawab sang perawat.

"Bagus," kata Arya, sekejap melirik kearah lain.

Sang perawat tiba-tiba merogoh saku seragamnya, mengeluarkan sebuah ponsel dari dalam saku seragam tersebut. "Mas Arya. Aku minta fotonya boleh?" pintanya.

"Boleh." Arya seketika bangkit, berusaha terduduk lalu merangkul pundak sang perawat.

(Cekrek ....)

Seluruh gadis perawat yang lain pun tak mau kalah. Mereka terus bergantian mengambil foto bersama Arya, sang aktor terkenal yang sangat mereka kagumi.

Sesaat kemudian, Arya nampak merebahkan tubuhnya. Ia pun tertidur pulas, setelah mendapatkan penanganan dari tim perawat.

Jauh di alam mimpinya, Arya bertemu dengan seorang gadis cantik.

"Tega kamu Arya ...." kata gadis tersebut dengan suara yang terdengar menggema, membuat Arya seketika terbangun.

Arya pun sontak bangkit. Nafasnya terengah-engah selagi terduduk ditengah-tengah ranjang brankar, efek dari keterkejutannya saat menyaksikan sosok seorang gadis dalam mimpi itu.

"Aulia ...." ucap Arya, seiring detak jantungnya yang berdegup kencang.

Sosok yang sempat terlintas dalam mimpi Arya, adalah Aulia Sofia, mantan tunangannya.

Arya diharuskan menelan pil pahit, saat menyadari bila hubungan ia dengan Aulia telah berakhir, hanya karena ulahnya sendiri.

(Zleb~)

Arya pun sontak menarik selang infus yang melekat di pergelangannya. "Sebelum semuanya terlambat, gua harus minta maaf sama Aulia," ucapnya, lalu secara mendadak turun dari atas ranjang.

...***...

Meski masih mengenakan pakaian khusus pasien, Arya tetap bersikukuh melangkahkan kakinya menuju rumah Aulia, yang jaraknya tak terlalu jauh dari rumah sakit.

Dinginnya angin malam, sepinya lalulintas kendaraan, serta heningnya suasana disekitar, tak menyurutkan semangat Arya, yang hampir sedikit lagi tiba didepan gerbang rumah Aulia.

"Gua bakal berjanji untuk berubah. Bakal jadi lebih baik untuk dia. Belajar untuk bisa menghargai perasaan dia."

Itulah kata-kata yang menjadi penyemangat Arya, sebelum akhirnya tiba didepan gerbang rumah.

Semilir angin pun berhembus, pertanda bila hujan akan segera turun.

"Auliaaaa!" sorak Arya.

Sorakan itu, mampu terdengar sampai telinga Aulia. "Kayak kenal suaranya." Ia pun perlahan bangkit dari ranjang, berjalan melangkahkan kaki menuju jendela. "Siapa yah?" ucap Aulia.

"Auliaa!!! Aku minta maaaf!! Maafin akuuu!" ungkap Arya bersorak-sorai, membuat Aulia langsung terbelalak saat mendapati kehadirannya di depan gerbang rumah.

"Arya?! Ngapain dia kesini?!" Aulia benar-benar tak menyangka dengan kehadiran Arya, pemuda yang notabene telah diputuskan hubungan dengannya secara sepihak.

"Auliaaa!!! Maafin akuu!! Aku menyesaal!!!" sorak kembali Arya.

Aulia pun berjalan menghampiri ponselnya yang tergeletak diatas ranjang, sesaat setelah ponsel tersebut tiba-tiba berdering. "Iya Mah?!"

"Aulia! Siapa itu yang teriak malem-malem begini?! Apa kamu kenal sama dia?!" tanya sang Bunda.

Aulia mendadak cemas. "D—dia ... Arya Mah," jawabnya terus terang.

"Aryaaa?!!"

Sang bunda sontak mematikan panggilan ponsel.

"Gawat! Mamah pasti bakal marah sama dia!" duga Aulia, yang seketika bergegas melangkahkan kakinya keluar dari kamar.

Didepan gerbang, Arya tiba-tiba menyaksikan kehadiran dua orang paruh baya, diketahui sebagai kedua orang tua Aulia.

"Heh kamu Arya! Apa maksud kamu teriak-teriak gak jelas malem-malem begini?! Ganggu orang tidur saja!" omel Ibu Aulia.

"Mamah. Aku minta maaf kalo udah bikin kalian kecewa. Tapi aku mohon, tetap anggap aku sebagai calon menantu kalian!" tegas Arya.

Penegasan itu justru membuat Ayah Aulia murka. "Apa kamu bilang?!" Pria paruh baya tersebut seketika meraih kerah baju Arya dari celah-celah besi pagar. "Enak sekali kamu bicara, hah!! Kamu pikir kami sudi menikahkan Aulia dengan pengidap narkoba akut seperti kamu?! Haaa?!!!" bentak sang Ayah, yang kemudian mendorong tubuh Arya.

Arya pun terjungkal kebelakang.

"Papaah!!" himbau Aulia,bsempat menyaksikan bagaimana perlakuan sang ayah terhadap Aryandidepan pintu rumah.

"Aulia! Masuk kedalam rumah!!" perintah sang Ayah.

Sang Bunda pun lantas berjalan menghampiri Aulia. "Sudah Aulia! Jangan pernah pikirin orang kayak gitu lagi. Dia benar-benar gak layak jadi suami kamu!" tegas sang Bunda seraya menarik tangan Aulia.

Aulia pun tak dapat mengelak, saat dirinya dipaksa berjalan masuk kedalam rumah oleh sang bunda.

"Aulia ...." Arya seketika menjulurkan tangannya kearah Aulia, tak kuasa menerima kenyataan bahwa gadis itu benar-benar sudah melupakannya. "Auliaaaa!!!" soraknya sekuat tenaga.

...***...

Keesokan hari, Arya kedapatan tertidur di depan sebuah toko yang masih tutup.

"Bang ... bang bangun bang!" tegur seorang pria paruh baya, diketahui sebagai pemilik toko.

Arya pun terbangun dan sontak bangkit lalu terduduk. Ia sempat menggeliatkan tangannya kearah atas, lalu berjalan begitu saja meninggalkan toko tersebut.

Sang pemilik sampai tercengang dibuatnya. "Orang itu ... kayak pernah liat mukanya," duga sang pemilik toko, sempat menolehkan wajahnya mengintip Arya dari balik tembok pembatas toko.

Arya Pamungkas, pria berpenampilan lusuh yang terlanjur depresi akibat ditinggalkan sang kekasih. Entah apa yang sedang berkutat dalam pikiran Arya, ia pun berjalan dan terus berjalan tak tentu arah, juga tak menghiraukan perhatian setiap orang yang dilewatinya.

"Itu ... Arya Pamungkas bukan sih?" duga salah seorang pejalan kaki, yang sempat berpapasan dengan Arya.

"Kayaknya bukan deh. Masa artis penampilannya begitu, udah kayak gembel aja," jawab salah seorang pejalan kaki lainnya.

Arya terus menunduk, selagi kakinya melangkah secara perlahan. Perhatiannya spontan tertuju pada sebuah kaleng bekas.

(Plang!)

Kaleng bekas itu menjadi korban pelampiasan Arya, terhempas sejauh mungkin kearah depan setelah pemuda malang tersebut menendangnya sekuat mungkin.

"Aaaahh!! Rumah gua dijual! Uang gua dirampas! Dasar bibi sialaaaan!" gumam Arya dengan nada keras.

Tak ada sedikitpun harta yang dimiliki Arya, membuatnya lansung menyandang status sebagai pemuda tunawisma.

Hujan seketika turun, membasahi seluruh area pertamanan kota yang dilalui Arya. Dinginnya angin yang berhembus, justru semakin membuatnya kehilangan akal sehat.

Arya terus berjalan melangkahkan kakinya di tengah derasnya guyuran hujan, sempat menyaksikan kehadiran beberapa bocah kecil yang sedang berlarian kesana-kemari dan tertawa.

"Ayah ... ibu ... kalian pasti senang tinggal di surga sana. Lalu bagaimana dengan nasibku yang justru sengsara hidup disini? Ahh ... aku ingin sekali menyusul kalian," batin Arya, tak sengaja melihat salah seorang bocah berlarian ditengah jalan raya.

Tiba-tiba sebuah truk melesat cepat dari arah kejauhan. Sang supir sepertinya sedang terburu-buru, tak memperhatikan bila jalan yang akan dilaluinya terdapat seorang bocah kecil.

Arya sontak berhenti, tak jauh diseberang bocah tersebut. Ia lalu menyaksikan bagaimana sebuah truk melaju dengan sangat cepat, sejalur dengan arah sang bocah yang sedang berputar-putar ria menikmati hujan.

"Awass!!"

Sang supir sempat menyadari kehadiran bocah tersebut, akan tetapi ia tak sempat menginjak pedal rem.

(Tiiitt!!)

(Braakk!)

Nahas, Arya justru tewas terlindas truk.

...***...

Sebelumnya, Arya dengan sigap mendorong tubuh bocah tersebut. Ia membiarkan tubuhnya menjadi sasaran empuk bemper truk.

Arya sempat tersenyum saat cahaya lampu truk menyoroti wajahnya, pertanda bila ia senang dapat melepaskan beban hidup yang dipikulnya selama ini.

Truk yang terlanjur melesat itu pun melindas tubuhnya, meremukkan badannya, hingga nyawanya meregang seketika.

~Tbc

Bab 3. Jiwa Yang Dikembalikan

Berita tentang kematian Arya, menghebohkan seluruh publik. Terlebih bagi penggemar setianya, yang sangat-sangat tidak menyangka bila aktor muda berbakat itu terlalu cepat meninggalkan dunia.

Jasad Arya Pamungkas nampak sedang terbaring dalam peti mati, disaksikan oleh seluruh kerabat dan orang-orang terdekat yang menghadiri acara pemakamannya.

"Gak nyangka yah beliau bakal pergi secepat ini," bisik salah seorang gadis, kenalan Arya yang juga sesama artis.

"Betul. Apalagi meninggalnya heroik banget. Denger-denger beliau sempat nolongin bocah kecil dari kecelakaan itu," balas salah seorang gadis sesama artis lainnya.

Beberapa kerabat jauh Arya yang berasal dari luar kota pun turut hadir. Begitu pilu yang mereka rasakan dalam hati, saat menyaksikan kepergian Arya yang tewas mengenaskan, tak lama setelah pemuda itu menerima berbagai gunjingan dari berbagai pihak infotainment di media sosial.

"Kita harus secepatnya mencari keberadaan Aleanna. Bagaimanapun juga, dialah yang bertanggungjawab atas kepergian Arya," kata seorang pria paruh baya, salah satu anggota kerabat jauh Arya.

"Aleanna benar-benar kelewatan! Tega-teganya dia menghilang, lepas dari tanggungjawabnya!" sambung seorang wanita paruh baya, merasa paling berduka atas kepergian Arya.

Sesaat kemudian, setelah pemuka agama memimpin kegiatan berdoa, peti mati Arya pun akhirnya dibopong oleh beberapa orang, menuju lubang peristirahatan terakhirnya.

Suasana mendadak berubah menjadi pilu, tak sedikit diantara wanita dari kerabat jauh Arya yang menangis histeris, menyaksikan bagaimana jasad Arya dibawa keluar menuju areal pemakaman.

Acara pemakaman tersebut bahkan tersiar diseluruh stasiun televisi swasta, menjadi topik pemberitaan paling menggemparkan diseluruh negeri.

Arya Pamungkas, mantan aktor berbakat diusianya yang masih produktif, tutup usia terlalu dini dengan nasib hidupnya yang sangat memilukan.

Tak jauh dibarisan belakang rombongan para kerabat yang sedang berjalan mengiringi peti mati Arya, terlihat kehadiran Aulia Sofia, mantan kekasihnya.

Aulia tidak sendirian, ia datang bersama keluarga besarnya demi menghormati dan menghargai jiwa Arya.

"Arya ... aku gak nyangka kamu bakal pergi secepat ini. Aku minta maaf Arya. Sampai detik inipun aku masih menyayangi kamu," batin Aulia, nampak aliran air mata yang menetes membasahi pipinya.

Aulia menjadi terpukul atas kematian Arya, terlebih lagi saat gadis itu mengingat kembali kenangan-kenangan indah bersamanya.

Tak berselang lama, peti mati Arya lansung diletakkan kedalam sebuah lubang yang sudah terukur, membuat para kerabat jauhnya semakin menangis histeris saat menyaksikannya.

"Bang Arya ... kamu jangan pergi tinggalin aku ...." lirih salah seorang gadis anggota kerabat jauh Arya.

"Arya ... malang benar nasibmu naaak ...." ratap salah seorang wanita paruh baya dari kerabat jauh Arya, hatinya tercabik-cabik melihat peti mati Arya sudah berada dibawah tanah.

Acara pemakaman pun dipimpin oleh seorang pemuka agama, dibuka dengan lantunan doa untuk jiwa Arya.

Tanpa disadari oleh seluruh orang, tiba-tiba muncul sekumpulan cahaya yang turun dari atas langit.

Sekumpulan cahaya itu melayang-layang tepat diatas lubang makam Arya.

...[Berdasarkan perintah dari surgawi, aku datang untuk mengevaluasi calon host]...

...[Nama calon host: Arya Pamungkas]...

...[Usia: 25 Tahun]...

...[Pekerjaan semasa hidup: Aktor]...

...[Kemampuan semasa hidup: akting, sedikit aksi beladiri]...

...[Tinggi badan: 179 cm]...

...[Berat badan 62 kg]...

...[Riwayat hidup calon host: Lahir sebagai putra semata wayang dari keluarga pekerja swasta. Mulai menunjukkan bakat aktingnya pada umur enam tahun. Menjadi bintang iklan pada umur tujuh tahun. Mendapatkan peran utama dalam film pada usia sembilan tahun. Mendapatkan penghargaan aktor cilik pada usia sepuluh tahun]...

...[Menjadi duta anak-anak berbakat pada usia sebelas tahun. Menjadi satu-satunya aktor remaja dengan pendapatan terbesar pada usia tiga belas tahun. Menjadi satu-satunya aktor remaja dengan penghargaan terbanyak pada usia lima belas tahun]...

...[Menjadi lulusan dengan nilai terbaik di salah satu universitas swasta fakultas ilmu seni, pada umur dua puluh tahun. Mendapatkan penghargaan aktor profesional terbaik pada usia 21 tahun. Menjadi satu-satunya aktor, bintang iklan, serta brand ambassador dengan gaji termahal pada usia 22 tahun. Masuk daftar 100 orang paling berpengaruh dalam dunia perfilman pada usia 23 tahun]...

...[Memulai pergaulan bebas di dunia malam, pertama kali mengunjungi bar/diskotik, pertama kali mengonsumsi minuman keras, pertama kali melakukan perjudian, pada usia 23 tahun. Menjadi aktif di dunia malam, menjadi pecandu minuman keras, menjadi penggiat perjudian, mulai mengonsumsi obat-obatan terlarang pada usia 24 tahun. Mulai perkenalan, berhubungan, dan bertunangan pada usia 24 tahun]...

...[Menjadi penggiat aktif dunia malam, menjadi pecandu narkoba, dan tewas mengenaskan pada usia 25 tahun]...

...[Evaluasi terhadap calon host selesai]...

...[•••••Mengirim Hasil Evaluasi•••••]...

...[•••••Pengiriman Berhasil••••••]...

...[•••••Menerima Pesan masuk•••••]...

...[Dari sistem pusat: Evaluasi telah kami baca. Kami memutuskan untuk mengembalikan jiwa Arya Pamungkas dengan kehidupan yang baru. Tolong bimbing calon host sebaik mungkin]...

...[•••••Membalas Pesan Sistem Pusat•••••]...

...[•••••Pesan Terkirim•••••]...

...[•••••Pesan Sudah Dibaca•••••]...

...[•••••Menerima Pesan Masuk•••••]...

...[Dari Sistem Pusat: Calon host wajib menuntaskan berbagai macam misi. Sebagai bahan penilaian, kami akan menganugerahkan sosok bayi yang menjadi cerminan calon host dimasa mendatang. Calon host sangat diwajibkan merawat bayi tersebut, membimbingnya dengan baik agar bisa menjadi penebus dosa-dosa calon host semasa hidup]...

...[•••••Membalas Pesan Sistem Pusat•••••]...

...[•••••Pesan Terkirim•••••]...

...[•••••Pesan Sudah Dibaca•••••]...

...[Baiklah. Sesuai perintah sistem pusat, aku akan menghidupkanmu kembali, Arya Pamungkas]...

Sejak suara misterius itu muncul, tak ada seorangpun yang dapat mendengarnya. Mereka bahkan tak menyadari bila sekumpulan cahaya itu, telah mengerubungi peti mati Arya.

...[•••••Memulai Pemberkahan Surgawi•••••]...

...[•••••10%•••••]...

...[•••••35%•••••]...

...[•••••70%•••••]...

...[•••••100%•••••]...

...[•••••Pemberkahan Berhasil•••••]...

...[Menilai kelayakan calon host. Apakah Arya Pamungkas dapat menjadi ayah yang baik?]...

...[Jawaban: 50:50]...

...[Baiklah. Memulai kontrak dengan calon host, Arya Pamungkas]...

...[•••••10%•••••]...

...[•••••25%•••••]...

...[•••••50%•••••]...

...[•••••75%•••••]...

...[•••••100%•••••]...

...[•••••Kontrak Berhasil!•••••]...

Belum jua ada yang menyadari, bila seisi lubang makam Arya telah dikerubungi sekumpulan cahaya yang sangat bersinar terang.

...[Selamat, Host Arya Pamungkas telah mengikat kontrak. Sebelum menghidupkan anda, aku akan memberikan berbagai macam penjelasan]...

...[Pertama. Aku adalah sistem, tugasku membimbing host]...

...[Kedua. Host adalah orang yang terpilih, dan dibimbing oleh sistem untuk menjalankan berbagai macam misi]...

...[Ketiga. Setiap misi terdiri dari berbagai macam level, serta hadiah yang berupa uang juga keuntungan-keuntungan lainnya]...

...[Keempat. Akan ada hukuman apabila host tidak mampu menyelesaikan misi dengan baik, juga ada waktu tenggat untuk menilai kemampuan host]...

...[Kelima. Host akan kehilangan identitas lamanya, dan memulai identitas baru sebagai seorang ayah. Sudah menunggu sosok bayi kecil yang harus host rawat dengan baik]...

...[Keenam. Ada raport untuk dikirim ke sistem pusat setiap bulannya, berisi tentang rangkuman evaluasi perkembangan kemajuan host dalam menjalankan misi sebagai seorang ayah. Raport host akan dinilai dalam berbagai tingkatan: SSS+, SSS, SS, S, A, B, C, dan F]...

...[Ketujuh. Host tidak diizinkan mati sebelum menuntaskan misi terakhir. Apabila host mati, maka akan dihidupkan kembali]...

...[Kedelapan. Bila host telah menyelesaikan misi terakhir, host akan mendapatkan gelar dari sistem pusat, juga diberikan berbagai macam keuntungan lainnya]...

...[Sekian informasi yang belum diketahui host ini. Aku akan segera menghidupkan host]...

...[•••••Pemberkahan Surgawi. Target: Arya Pamungkas•••••]...

...[•••••Memulai Penghidupan Kembali Host•••••]...

...[•••••10%•••••]...

...[•••••25%•••••]...

...[•••••50%•••••]...

Seluruh area pemakaman, tiba-tiba bersinar terang tanpa disadari oleh siapapun.

...[•••••75%•••••]...

Nampak didalam peti, jari-jari Arya seketika bergerak, menandakan bila jiwanya hampir sepenuhnya dikembalikan kedalam jasadnya.

...[•••••100%•••••]...

...[•••••Penghidupan Berhasil•••••]...

...[Selamat datang dan selamat hidup kembali, host. Sosok bayi mungil nan imut telah menantimu disana]...

...[•••••Pemindahan Tubuh Host•••••]...

(Zwuush!)

~Tbc

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!