CINTA DAN DENDAM
Kakak
Vivian mencoret-coret buku tulis miliknya dengan pena sosok seorang berputar di kepala
Vivian Ransya
Apa lagi yang kau tentang dia? Kamu punya salah padanya?
(Masih dengan coretan di buku)
Rendy Arsya
Tidak. Untuk apa aku mencari masalah padanya? Buang-buang energi saja
Vivian Ransya
Butuh bantuan? Kamu mau balas apa?
Rendy Arsya
Hah?
Maksud kakak apa?
Vivian Ransya
Kamu gak mau balas dendam gitu?
Rendy Arsya
Walau aku mau. Aku gak tahu gimana caranya
Vivian Ransya
Tentu saja anak baik dan bodoh sepertimu tidak akan mengerti apa-apa...
Rendy Arsya
Wah!
Kakak memuji dan mengejekku sekaligus. Aku bingung harus senang atau memukulmu
(kecewa)
Tiba-tiba Vivian memandang lekat netra mata adiknya Rendy. Sehingga timbul rasa risih pada Rendy, seperti sesuatu akan terjadi.
Rendy Arsya
Jangan menatapku begitulah, aku takut rasanya kakak akan menelanku hidup-hidup...
(Mengibaskan tangannya)
Vivian Ransya
(Tersenyum mendengar ucapan Rendy)
Yakali gue makan lo ogah banget jijik dong orang modelan macam lo kayak kanebo kering...
Rendy Arsya
Dih...? Sok!
Gini-gini gue banyak naksir ya! Gak kayak lo gak laku-laku perawan tua lama-lama
Vivian Ransya
Eh... Si bangs*t.
Gue jomblo bukan berarti gak laku ya! pilihan gue limited edition gak kayak lo siapa aja mau issh..
Ogah!
Rendy Arsya
Gaya Elit pacar suliiit...!
Chuakzz
Vivian Ransya
Pacar elit Sifat suliiit...!
Chuakzz
Rendy Arsya
Makan elit gemuk suliiit...
Chuakzz
Vivian Ransya
Olahraga elit tinggi berotot suliit...!
Chuakzz
Rendy Arsya
Bady sheming gak level
Chuakzz
Vivian Ransya
Bady? Haha... Bady-bady haha..
Goublok Chuakzz.
(melangkah meninggalkan Rendy di ruang tamu cemberut)
Rendy Arsya
Ish... Gini banget ya punya kakak. Kakak serasa musuh
Rendy Arsya
Tapi tunggu aku penasaran apa yang kakak gambar tadi. Kutanya saja kali ya? Tapi dia suka banget iseng,Menjengkelkan!
(duduk melamun)
Tidak lama kemudian Vivian kembali ke ruang tamu namun dengan stelan baju yang berbeda. Jas tebal serta payung di tangan kirinya.
Rendy mendongak memandang kakanya Vivian.
Rendy Arsya
Jangan-jangan kakak benaran mau cari cowok lagi... Kak tadi aku bercanda loh suer.
(mengangkat jari telunjuk dan tengah)
Vivian Ransya
Bukan kok...
Kakak keluar sebentar ada urusan. Tidur duluan gak usah tunggu balik.
Vivian Ransya
Kakak pergi ya jangan lupa kunci pintu
(Pergi)
Selepas Vivian pergi, Rendy hanya memandang kosong arah pintu. Entah apa yang di pikirkan wanita itu padahal jam menunjukkan pukul 21.30, bukankah cukup berbahaya seorang wanita bepergian ditengah malam sendirian?
Tiba tiba Rendy tersadar dari lamunan dia seperti orang linglung.
Rendy Arsya
Untuk apa aku berdiri begini?
(tanyanya bingung)
Rendy Arsya
Uhk... Kepalaku tiba-tiba pusing! Apa aku baru saja menabrak dinding... sakit sekali.
(Meraba ubun-ubunnya)
Klak...
pintu terbuka, kemudian masuk wanita paruh baya tampak mirip hidungnya mirip Vivian. Wajahnya mirip Rendy ketika marah
Mama Vivian
Heii
Rendy sedang apa kau?
Kenapa kau sperti kucing tidur di lantai?
(Memandangi tubuh Rendy yang meringkuk)
Mama Vivian
Hei ada apa?
(Membalikkan tubuh rendy yang tampak kesakitan)
Mama Vivian
Darah! Kau mimisan?
Bangunlah mama akan mengobati mu.
Rendy Arsya
Sakit ma kepala Rendy sakit mam...
Ahk!!
(memegangi ubun-ubunnya)
Rahasia
Apa sebenarnya yang terjadi? Kekuatan apa yang tersembunyi pada Vivian bagaimana mungkin hanya memandang matanya dapat membuat orang kesakitan!
Mama Vivian
Apa yang terjadi?
Kakak mu memukulmu? atau
Kalian bertengkar?
Rendy Arsya
Tidak ada satu pun kami baik kok ma
Mama Vivian
Lalu kenapa bisa begitu? Mimisa tanpa sebab. A... Jangan-jangan kamu menonton film erotis sampai mimisan begini!
(Memincingkan mata)
Rendy Arsya
(Bengong gak menyangka mamanya mengucapkan kata menjijikan seperti itu)
Rendy Arsya
Aku tidak se-bodoh itu ma.
Mama Vivian
Ceritakan apa yang terjadi sebelum kakak mu pergi
Rendy Arsya
Sebelum kakak pergi kami mengobrol sebentar mengenai seorang dosen yang terus mengusik kehidupan ku, lalu ketika aku cerita pada kakak, kakak hanya mengatakan balas dendam apa yang akan aku lakukan aku menjawab walau aku mau tapi aku gak tahu caranya setelah itu kakak pergi.
Mama Vivian
Sebelum dia pamit pergi apa dia mengatakan sesuatu?
Rendy Arsya
Dia bilang jangan lupa kunci pintu dan aku tidak perlu menunggunya pulang
Mama Vivian
(Mengangguk mengerti)
Mama Vivian
Ketika dia pergi apa kamu tidak melihat ada yang mencurigakan?
Rendy Arsya
Mmm...
(Berpikir keras)
Rendy Arsya
Iya ada ma... yang aneh dari kakak
Mama Vivian
Iya apa?
*Pengen banget banting ini anak. Tapi durhaka juga anak sendiri di bantingkan (dalam batin)
Rendy Arsya
Saat itu mata kakak berubah warna matanya merah menyala
Mama Vivian
Omongan apa yang kamu ucapkan. Kamu pikir dia iblis?
Rendy Arsya
Mak aku gak bohong.
Aku seperti terhipnotis dan energiku seperti dihisap oleh mata kakak.
Mama Vivian
Apa kita perlu ke rumah sakit jiwa?
Rendy Arsya
Sepertinya harus begitu ma...
Rendy Arsya
Tapi untuk apa?
Mama Vivian
Mama merasa otakmu sudah memisahkan diri dari kepalamu melarikan diri ke dengkul.
Rendy Arsya
(mulut terbuka)
Mama jahat banget loh
Mama Vivian
Tapi kakak mu lama sekali datangnya jarum jam sudah menunjukkan pukul 01.30
Mama Vivian
Iya.
Jangan-janan ada yang terjadi pada kakakmu
Bingung aku
Pagi hari pukul 7.00, Vivian kembali ke rumah
Vivian Ransya
(Memandang langit pagi)
Vivian Ransya
Indah sekali.
(Menghirup udara pagi lalu menghembuskannya)
Mama Vivian
(Membuka jendela, melihat Vivian sudah kembali. Bergegas mendapati anak perempuannya)
Mama Vivian dengan sigap membuka pintu rumah, sampai Vivian terkaget dari lamunan
Vivian Ransya
...
(Bingung mau bilang apa)
Mama Vivian
Dari mana saja kau!?
(Bengis)
Tiba-tiba saja ponsel milik Vivian berdering panggilan dari seorang entah siapa. Vivian sangat bersyukur ada telepon masuk dengan begitu mamanya tidak akan mencecarnya dengan berbagai pertanyaan.
Vivian Ransya
(Dret...dret...dert)
Vivian Ransya
Ada telepon ma Vivi angkat dulu ya...
(Bergegas pergi)
Laras
Woi!
Lo gak masuk? udah dua hari ni bro gak ada kabar... Emang lo sakit apa sih?
Vivian Ransya
Ishk... lo tuh ya kalo orang awal nelpon itu beri salam dulu. Main senggak-senggak lo
Vivian Ransya
Bukan itu namanya etika
Laras
Lo masuk gak? Gue bosan nih permisiin lo melulu capek gue
Vivian Ransya
Iya gue masuk...
Matkul apa nih hari ini?
Vivian Ransya
Bapak gue?
Bapak gue udah jadi penunggu hayat lo
Laras
Buset...!
Bapak sendiri di begituin tapi iya sih. Tapi gak hayat gue jugalah.
Vivian Ransya
Jadi siapa yang masuk nih
Laras
Si killsyco, matkul hukum pidana
(Maksudnya dosen killbet. Namanya diplesetin sama anak-anak)
Vivian Ransya
Baiklah hari yang bagus dong
Laras
Gila lo si killsyco masuk di bilang bagus emang agak laen ya otak kau.
Vivian Ransya
Udah dulu gue mau siap-siap .
(Mengakhiri telepon)
Laras
Halo... Woi gue belum siap ngomong nih.
Ishk bangs*t sih...
(Kesal)
Vivian segera masuk ke dalam rumah bersiap kuliah pagi.
Didalam rumah, ruang tamu Vivian melihat mama tengah menatap sinis padanya. Ingin rasanya Vivian menyapa tapi enggan yang akhirnya dia hanya masuk kamar tanpa berbicara sedikit pun pada mama Vivian.
Rendy Arsya
Ma tadi kak vivian bukan sih?
Rendy Arsya
Gak nyapa kita gitu?
Mama Vivian
Gak tahu kau tanya saja
Mama Vivian
Kata siapa tidak bisa.
Pantas saja Vivian mengatakan kamu anak baik tapi bodoh gak ngerti apa-apa.
Rendy Arsya
Kenapa mama jadi memihak pada kak Vivian?
Mama Vivian
Ya karna kamu bodoh apalagi coba?
Rendy Arsya
(Kesal setengah mampus)
Rendy Arsya
Sesuka mama aja deh... Memang kalau debat sama mama tuh gak ada bedanya sama Vivian gak mau kalah.
Mama Vivian
Ya diakan anak mama
Rendy Arsya
Iya deh ma.
Rendy berangkat dulu
(Salim dengan mama, namun mama tidak kunjung melepas saliman Rendy)
Rendy Arsya
Kenapa lagi ma..?
Mama Vivian
Kamu mau meninggalkan kakak mu?
Rendy Arsya
Yah kan kakak bisa berangkat sendiri ma...
Mama Vivian
Benar-benar bodoh.
Kamu lupa tadi malam kakak mu gak pulang-pulang dia sekarng pasti ketakutan kalau berangkat sendiri. Tunggu kakak mu
Rendy Arsya
(Tepuk jidat)
Aku juga lukakan mam...
Mama Vivian
Oleh karena itu kamu bisa bertanya pada kakak mu kemana dia pergi dan apa yang dia lakukan tadi malam, sampai tidak pulang.
Rendy Arsya
Huh... iya deh. Sekarang bisa lepasin tangan Rendykan ma, telapak Rendy berkeringat nih
Mama Vivian
(Melepas saliman Rendy)
Vivian Ransya
(Vivian muncul sudah berpakaian rapi)
Mam aku berangkat ya.
*Salim dengan mama
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!