NovelToon NovelToon

Mahkota Yang Terenggut

Kepergok

Pagi ini, sinar mentari sudah bersinar sempurna. Cahayanya merambat dan sudah menembus sampai ke celah-celah jendela kamar Safia. Safia mengerjapkan matanya saat dia merasakan silau.

Rasa perih di kedua pahanya masih terasa setelah semalam kesuciannya telah direnggut paksa oleh seorang lelaki yang saat ini masih terlelap di sampingnya.

Tangan kekar lelaki itu masih melingkar di tubuh Safia. Air mata Safia menetes deras saat dia mengingat kejadian semalam.

Safia menyingkirkan tangan lelaki itu dari tubuhnya. Dengan sangat berat, dia mencoba untuk duduk. Safia menangis, meratapi nasibnya yang sangat memilukan. Di mana seorang lelaki yang sangat dia percaya dan sudah dia anggap seperti kakak kandungnya sendiri berani menyentuhnya.

Safia tidak tahu apa yang akan terjadi jika sampai keluarganya tahu dengan apa yang sudah Rama lakukan terhadapnya.

Rama mengerjapkan matanya saat dia mendengar tangisan wanita yang ada di sisinya. Rama beringsut duduk dan menatap Safia.

"Safia, apa yang terjadi?" tanya Rama.

Rama tampaknya tidak mengingat dengan apa yang semalam telah dia lakukan pada Safia. Karena dia melakukan itu dengan Safia dalam keadaan mabuk.

"Kamu sudah menodai aku Mas," ucap Safia dengan berderaian air mata.

"Apa!" Rama terkejut.

Rama membelalakkan matanya saat dia melihat ke bawah selimut.

"Apa yang sudah aku lakukan sama kamu semalam Safia?" Rama menatap Safia lekat.

Rama diam dan tampak mengingat-ingat kejadian semalam.

"Aku nggak ingat apa-apa semalam," gumam Rama sembari masih memegangi kepalanya yang sedikit pusing.

"Semalam kamu mabuk dan memaksa aku untuk melakukan hal itu. Kamu jahat Mas! kamu jahat sama aku. Bagaimana kalau Mbak Shakira tahu tentang apa yang semalam sudah kita lakukan..."

Rama terkejut saat tiba-tiba saja, Safia memukul-mukul tubuhnya dengan bantal.

Rama segera mencekal ke dua tangan Safia dan membuatnya diam.

"Safia, maafkan aku. Aku tidak sengaja melakukannya. Tolong, jangan bilang ini ke Mbak mu, atau ke keluarga kita. Demi kebaikan kita berdua Safia."

"Mas, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang. Jujur aku takut Mas. Bagaimana kalau nanti aku hamil."

Rama terkejut saat mendengar ucapan Safia. Namun Rama bukanlah lelaki yang suka lari dari tanggung jawab. Jika sampai Safia hamil, Rama pasti akan bertanggung jawab.

"Kalau kamu hamil, aku akan bertanggung jawab Safia. Aku akan menikahi mu," ucap Rama yang membuat adik iparnya terkejut.

"Apa! mudah banget mas kamu bicara begitu. Lalu bagaimana dengan Mbak Shakira jika kamu menikahi aku. Tidak mungkin kan kamu menjadikan aku istri ke dua. Nggak mungkin kan kalau kamu menikahi aku dan Mbak Shakira secara bersamaan," ucap Safia.

Rama diam. Dia menyesal dengan apa yang sudah dia perbuat pada Safia adik iparnya.

"Safia, maafkan aku Safia. Aku benar-benar menyesal telah melakukannya. Jika saja kamu hamil, aku janji aku akan tanggung jawab. Aku janji, aku akan menikahi kamu Safia. Bila perlu, aku akan menceraikan istri aku demi menikahi kamu dan bertanggung jawab atas kehamilan kamu."

Safia terkejut saat mendengar ucapan Rama. Dia mengusap air matanya. Jika benar apa yang Rama ucapkan itu, bagaimana nasib Shakira kakak kandung Safia. Shakira pasti akan sangat hancur perasaannya.

Sudah tiga tahun Rama dan Shakira menikah. Namun mereka belum dikaruniai seorang anak. Sebenarnya Rama ingin punya seorang anak, namun Tuhan belum mau memberikan Zia seorang anak.

Jika saja hubungan semalam, bisa membuat Safia hamil, Rama pasti akan sangat bahagia. Karena sudah lama Rama mengharapkan seorang anak. Rama bisa saja mengambil anak itu dari Safia.

Di sisi lain, Shakira dan ke dua orang tuanya sudah sampai di ruang tamu. Sudah dari kemarin mereka tidak pulang ke rumah karena mereka menginap di rumah bibinya Safia.

Mereka telah menghadiri resepsi pernikahan saudara sepupunya Safia. Kebetulan Safia tidak bisa ikut karena dia sedang sakit.

"Ke mana adik mu Shakira? biasanya dia sudah bangun jam segini. Apa dia masih di kamar?" ucap Bu Astri ibu Safia.

"Mungkin Ma. Safia kan sedang sakit. Dia juga kemarin pesan obat sama aku," sahut Shakira.

Shakira melangkahkan kakinya untuk pergi ke kamar suaminya. Dia terkejut saat dia tidak melihat suaminya ada di dalam kamarnya.

"Ke mana Mas Rama. Apa semalam dia nggak pulang ke rumah?" ucap Shakira.

Shakira tiba-tiba saja teringat Safia.

"Oh iya, Safia pasti lagi nungguin obatnya nih," ucap Shakira.

Shakira kemudian melangkah untuk ke kamar Safia. Sesampainya di depan kamar adiknya, Safia menghentikan langkahnya saat samar-samar dia mendengar suara lelaki di dalam kamar Safia.

"Itu seperti suara Mas Rama dan Safia. Lagi ngapain mereka di dalam," ucap Shakira.

Shakira yang penasaran, segera membuka pintu kamar Safia yang ternyata tidak dikunci.

Safia dan Rama memang benar-benar sangat ceroboh. Mereka sama sekali tidak menyadari kehadiran Shakira dan ke dua orang tuanya.

Aaagghhhh ...

Shakira berteriak saat melihat pemandangan apa yang ada di dalam kamar adiknya. Adik dan suaminya masih berada di bawah selimut yang sama dengan tubuh polos tanpa sehelai benangpun.

"Mas Rama, Safia. Apa yang sudah kalian lakukan di sini...!" teriak Shakira.

Ke dua orang tua Safia yang masih berada di ruang tamu, saling menatap saat mendengar teriakan Shakira.

"Kenapa Shakira Bu," ucap Pak Junedi ayah Safia.

"Nggak tahu. Ayo Pak, kita lihat kenapa Shakira teriak," ucap Bu Astri mengajak suaminya untuk melihat apa yang terjadi di kamar Safia.

Mereka kemudian buru-buru pergi untuk melihat apa yang terjadi di dalam kamar Safia.

"Ya Allah Safia...! Rama...! Apa yang sudah kalian lakukan di sini?" teriak Bu Astri.

Pak Junedi dan Bu Astri terkejut saat melihat Safia dan Rama yang masih berada di atas tempat tidurnya. Sementara Shakira yang sudah terlalu hancur hatinya, berlari pergi meninggalkan kamar Safia.

Rama dan Safia sudah tertangkap basah. Mereka tidak bisa lagi menyembunyikan apa yang sudah mereka lakukan semalam.

Safia sejak tadi hanya bisa menangis. Sementara Rama sangat bingung. Apa yang harus dia lakukan. Ke dua mertuanya sudah menatapnya tajam.

Pak Junedi menghampiri Rama dan menamparnya beberapa kali. Pak Junedi kemudian menyeret Rama turun dari tempat tidur. Untunglah Rama sudah memakai celana pendek sebelum keluarganya memergokinya.

Pak Junedi membawa Rama ke ruang tamu. Bu Astri yang khawatir dengan apa yang akan dilakukan suaminya itu, hanya bisa mengikuti suaminya sampai ke ruang tamu.

"Apa yang sudah kamu lakukan terhadap anak ku heh...!"' bentak Pak Junedi.

"Maafkan saya Pak. Saya tidak sengaja melakukan hal itu sama Safia. Saya sangat menyesal Pak telah melakukannya. Semalam saya khilaf Pak. Maafkan saya."

"Benar-benar keterlaluan kamu Rama..." geram Pak Junedi.

Pukulan ayah mertua

Pak Junedi hilang kendali. Satu pukulan sudah dia layangkan ke perut Rama.

"Auh..."pekik Rama sembari memegangi perutnya yang cukup sakit saat mendapatkan satu pukulan dari ayah mertuanya.

"Bapak...! cukup Pak! jangan pukul Rama lagi...!" ucap Bu Astri dengan nada tinggi.

Shakira yang masih berada di dalam kamarnya segera keluar dari kamar saat mendengar teriakan ibunya. Shakira kemudian melangkah ke ruang tamu menghampiri ayah dan suaminya.

Shakira terkejut saat melihat ayahnya sedang memukuli suaminya.

"Bapak cukup Pak...! cukup...!" teriak Shakira sembari menghampiri suaminya.

Dia merentangkan tangannya dan menangis di depan ayahnya.

"Jangan pukul suami aku lagi Pak. Aku mohon. Dia bisa mati kalau bapak pukuli terus," ucap Shakira menatap tajam ke arah ayahnya.

Shakira sudah tidak sanggup melihat suaminya yang sudah tidak berdaya. Sejak tadi Shakira masih berdiri di depan ayahnya, menghalangi ayahnya agar dia tidak lagi memukul suaminya.

Pak Junedi mengatur nafas. Mencoba untuk meredam amarahnya. Setelah itu dia pergi meninggalkan ruang tamu.

Setelah ayahnya pergi, Shakira menghampiri suaminya. Shakira kemudian membantu suaminya berdiri dan membawa suaminya itu pergi ke kamar. Shakira kemudian mengunci pintu kamarnya rapat-rapat.

Shakira mengajak suaminya duduk. Mereka kemudian duduk di sisi tempat tidurnya.

"Hiks...hiks... aku nggak nyangka sama kamu Mas. Kamu tega banget tidur dengan adik aku, " ucap Shakira menatap tajam ke arah suaminya dengan berderaian air mata.

"Maafkan aku sayang. Aku semalam mabuk. Dan aku nggak ingat apa-apa. Aku juga nggak sengaja melakukan hal itu sama adik kamu. Aku juga kaget waktu ada adik kamu di samping aku. Sumpah aku nggak ingat apa-apa dengan kejadian semalam," ucap Rama menjelaskan pada istrinya dan mencoba meyakinkan Shakira agar Shakira mau percaya dengannya.

Hiks hiks hiks...

Shakira sejak tadi belum bisa menghentikan tangisannya. Dia masih menangis di sisi suaminya.

Rama meraih tangan Shakira dan menggenggamnya erat.

"Sayang, aku tidak bersalah dalam hal ini. Seharusnya adik kamu yang disalahkan. Kenapa dia mau tidur denganku. Kenapa dia menggoda aku waktu aku dalam keadaan mabuk. Aku ini lelaki normal. Lelaki mana yang tidak akan tergoda dengan adik kamu. Dia itu cantik, dan kami tinggal di rumah ini hanya berdua. Dan semalam juga hujan deras dan wanita yang ingin aku peluk tidak ada," ucap Rama memutar balikan fakta.

Padahal kenyataannya tidak seperti itu. Namun itulah cara Rama agar dia tidak disalahkan oleh istri dan mertuanya.

"Cukup Mas...! Cukup...! jangan teruskan lagi ucapan kamu itu. Aku nggak sanggup mendengarnya. Hati aku ini sangat hancur Mas. Kamu sudah menodai adik aku. Wanita mana yang akan sanggup menerimanya," ucap Shakira memegang dadanya yang terasa sesak.

Shakira menghempaskan tangan suaminya. Dia kemudian bangkit berdiri. Setelah itu dia menatap suaminya tajam.

"Aku sudah nggak percaya lagi sama kamu Mas. Aku juga sudah nggak percaya lagi sama adik aku. Aku benci kalian berdua. Aku ingin kita cerai Mas. Aku ingin cerai dari kamu. Hiks... hiks..."

Rama menghela nafas dan sejenak dia memejamkan matanya. Setelah itu dia mengikuti istrinya berdiri. Rama kembali meraih tangan istrinya dan menggenggamnya erat.

"Sayang, tolong jangan tinggalkan aku sayang. Maafkan untuk semua kesalahan aku. Aku khilaf melakukannya. Aku akan lakukan apapun demi kamu asal kamu mau memaafkan aku, " ucap Rama yang takut kehilangan istri yang dicintainya.

Shakira mengusap air matanya. Setelah itu dia menghempaskan tangan suaminya dan berlari keluar dari kamarnya. Dia tidak mau mendengar lagi kata-kata yang keluar dari mulut Rama.

***

Safia sudah memakai bajunya kembali setelah semua orang keluar dari kamarnya. Safia kemudian duduk di sisi ranjangnya. Dia kembali menangis. Menangisi kejadian yang semalam sudah menimpanya.

Beberapa saat kemudian, pintu kamar Safia terbuka. Bu Astri masuk ke dalam kamar Safia.

"Safia, ibu tidak menyangka dengan apa yang sudah kamu dan Rama lakukan. Bisa-bisanya kalian selingkuh di belakang Shakira. Ibu nggak habis fikir sama kamu Safia. Kenapa kamu bisa melakukan hal ini. Kamu tega sekali sama kakak kamu," ucap Bu Astri tiba-tiba yang membuat Safia terkejut.

"Bu, ini tidak seperti apa yang ibu fikirkan. Aku nggak pernah selingkuh dengan Mas Rama. Aku ini korban Bu. Aku ini korbannya Mas Rama. Mas Rama yang sudah maksa aku untuk tidur dengan dia," ucap Safia menjelaskan.

"Bohong...! itu semua bohong. Mas Rama tidak mungkin melakukan hal itu...!" ucap Shakira yang tiba-tiba masuk ke kamar Safia mengikuti ibunya masuk.

Safia menatap kakaknya tajam.

"Mbak. Aku jujur Mbak. Mas Rama semalam mabuk dan dia memaksa aku untuk melakukan hal itu," ucap Safia yang masih membela diri.

"Tidak. Itu semua bohong. Mas Rama sendiri kok yang bilang kalau kamu yang merayu dia semalam. Lelaki mana yang tidak akan tergoda saat ada seseorang wanita cantik menggodanya Apalagi dia dalam keadaan mabuk." Shakira masih tidak percaya.

"Jadi Mbak nggak percaya sama aku, adik Mbak sendiri? Mbak lebih percaya sama mas Rama dari pada sama aku? iya mbak?"

"Ya. Aku lebih percaya dengan suami ku dari pada percaya sama kamu," ucap Shakira sembari menunjuk wajah adiknya.

"Ya Allah Mbak. Aku ini korban Mbak. Korban kebejatan suami kamu. Aku ini diperkosa Mbak. Bukan aku yang menggoda suami kamu...!"

"Tapi aku tetap nggak percaya sama kamu."

"Sudah... sudah..! hentikan! tidak usah ribut di depan ibu. Kalian nggak malu, meributkan soal ini. Kalian itu harusnya malu. Bagaimana kalau tetangga tahu tentang hal ini. Malu ibu. Mau di taruh di mana wajah ibu ini kalau berita ini sampai menyebar keluar."

Bu Astri tidak mau memperpanjang perdebatan yang tidak akan pernah ada ujungnya.

Bu Astri menatap Shakira. Dia kemudian merangkul bahu Shakira dan membawa Shakira pergi dari kamar adiknya.

"Ayo Nak, ikut ibu! kita bisa kan bicarakan hal ini baik-baik. Jangan ribut di sini. Malu kalau di dengar tetangga."

****

Setelah malam itu, hubungan Shakira, Rama, dan Safia menjadi tidak baik. Mereka menjadi seperti saling bermusuhan. Satu hari mereka tidak saling bertegur sapa.

Pak Junedi dan Bu Astri bingung. Mereka juga belum bisa memutuskan siapa yang bersalah di antara Rama dan Safia. Karena mereka sama-sama tidak mau ada yang disalahkan.

Pak Junedi untuk saat ini belum bisa mengambil keputusan dan tindakan. Dia harus fikirkan matang-matang untuk semua masalah ini.

Jika dia mengusir Rama dari rumahnya, itu tidak mungkin. Bagaimana jika Safia nanti hamil. Siapa yang akan bertanggung jawab dengan kehamilan Safia.

Namun, dia juga tidak bisa menyalahkan Safia anaknya, seperti Bu Astri dan Shakira yang terus saja menyalahkan Safia.

Karena Pak Junedi percaya kalau Safia itu tidak mungkin menggoda Rama apalagi punya niatan untuk merebut Rama dari tangan kakaknya.

Pak Junedi saat ini juga masih menunggu keputusan dari Shakira. Apakah dia akan memaafkan Rama dan melanjutkan pernikahannya dengan Rama atau Shakira akan memilih jalan perceraian. Karena Shakira tidak akan mudah untuk memaafkan apa yang sudah Rama lakukan pada adiknya

****

Sulit untuk memaafkan

Malam ini, langit tampak gelap. Tidak ada cahaya bulan dan cahaya bintang yang biasa menyinari. Malam ini, hanya ada kumpulan awan yang tampak menghitam di atas sana.

Suasana malam ini, sangat mencekam. Seperti kondisi hati Shakira saat ini. Setelah kejadian malam itu, Shakira wanita yang biasanya selalu ceria, mendadak menjadi sosok pendiam dan pemurung. Hubungannya dengan suaminya juga semakin tidak baik.

Saat ini, Shakira masih setia berdiri di sisi jendela kamarnya. Tatapannya kosong. Sejak tadi dia masih menatap ke luar jendela kamarnya.

"Sayang, kenapa sih dari kemarin kamu itu diam aja?" tanya Rama mendekat ke arah Shakira.

"Sayang, kamu sekarang berubah. Apa yang harus aku lakukan agar kamu mau maafin aku? Aku benar-benar nggak sengaja sayang menyentuh adik kamu. Aku khilaf." Ke dua tangan Rama sudah memegang ke dua bahu istrinya. Dengan sigap, Shakira langsung menyingkirkan tangan Rama dari bahunya.

Setetes air mata Shakira membasahi pipi mulusnya. Sebenarnya Shakira sudah muak melihat Rama ada di dalam rumahnya. Lelaki itu, setiap saat selalu meminta maaf. Namun hati Shakira rasanya sangat sulit untuk memaafkan perbuatannya.

"Wanita mana Mas, yang akan sanggup melihat suaminya tidur dengan adik kandungnya sendiri. Minta maaf itu memang mudah. Tapi memaafkan itu yang sulit," ucap Shakira.

Shakira memutar tubuhnya dan menghadap ke suaminya.

"Seandainya posisi kita di balik. Kamu yang memergoki aku tidur dengan lelaki lain. Apa hati kamu akan sanggup untuk menerimanya?" tanya Shakira menatap lekat wajah suaminya.

Rama hanya diam saat mendengar ucapan Shakira. Dia memang sudah salah. Namun malam itu, Rama juga sudah hilang kendali karena fikirannya sudah dikuasai oleh minuman keras. Dia tidak bisa mengontrol nafsunya.

Shakira memegang dadanya yang terasa sesak. Sebenarnya dia sudah tidak sanggup melihat wajah suaminya. Dia juga sudah tidak sanggup melihat wajah adiknya. Ingin rasanya Shakira pergi sejauh-jauhnya untuk melupakan semua masalah itu.

"Hancur banget hati aku mas. kamu sudah mengkhianati kepercayaan aku hiks...hiks... haruskah aku memaafkan mu?" ucap Shakira dengan berderaian air mata.

Rama meraih ke dua tangan istrinya dan menggenggamnya erat.

"Sayang, aku itu cinta sama kamu sayang. Aku nggak mau kita bercerai. Tolong maafin semua kesalahan dan kekhilafan aku, yang sudah menyentuh adik kamu di malam itu," ucap Rama yang masih mengemis maaf dari istrinya.

"Mudah banget sih, kamu minta maaf Mas. Seumur hidup aku, aku tidak akan bisa melupakan apa yang sudah kamu lakukan terhadap adik aku Mas. Berat Mas, untuk aku memaafkan kamu."

"Sayang, jangan bicara seperti itu. Aku jadi sedih sayang kalau kamu seperti ini."

"Sudahlah Mas, nggak usah bicara macam-macam di depan aku. Jangan membuat aku semakin muak Mas sama kamu. Mendingan sekarang kamu pergi saja dari kamar aku!"

Shakira menghempaskan tangan suaminya dan mengusir suaminya dari kamarnya. Tapi Rama masih tidak mau beranjak pergi dari kamar itu.

"Mas, kenapa kamu masih di sini. Pergi kamu dari sini Mas...!" ucap Shakira dengan nada tinggi.

Sudah sejak kemarin Rama membujuk Shakira aga dia mau memaafkannya. Namun tampaknya, Shakira tidak mau memaafkan kesalahan suaminya itu.

Rama yang sudah merasa lelah, kemudian pergi meninggalkan kamar istrinya.

Dia melangkah ke ruang tengah. Di ruang tengah, Pak Junedi dan Bu Astri masih tampak duduk bersama. Mereka saling menatap saat melihat wajah Rama yang tampak murung.

"Kenapa kamu Rama?" tanya Pak Junedi.

"Aku nggak apa-apa Pak," jawab Rama.

"Kamu di usir lagi oleh Shakira. Kamu di suruh tidur di luar lagi?" tanya Bu Astri dengan wajahnya yang menampakan kebencian.

Rama hanya mengangguk.

Dari kemarin memang Rama tidak diperbolehkan Shakira untuk tidur di kamarnya. Dan Rama memilih untuk tidur di sofa ruang tamu.

"Hah, istri mana yang bisa memaafkan suami seperti kamu Rama. Saya saja seandainya menjadi istri kamu, sudah saya usir kamu dari kemarin. Untunglah Shakira wanita penyabar. Bapak mukulin kamu saja, dia masih mau belain kamu. Coba kalau wanita lain, tidak ada yang seperti Shakira Rama," ucap Bu Astri.

Bu Astri masih jengkel saja sejak kemarin sama Rama. Karena dia sudah menghancurkan kebahagiaan ke dua putrinya.

"Maafkan aku, Bu, Pak," ucap Rama dengan wajah menunduk. Dia kemudian menghempaskan tubuhnya di atas sofa dan berbaur bersama mertuanya.

"Minta maaf itu memang gampang Rama. Tapi apa kamu tahu, kamu sudah menorehkan luka di hati putri-putriku. Luka yang tidak akan pernah bisa disembuhkan," ucap Pak Junedi.

Sebenarnya, Pak Junedi juga masih menahan geram di dada. Ingin rasanya dia menghabisi Rama. Namun Pak Junedi juga sadar. Emosi tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Justru emosi akan membuat masalah semakin rumit. Sejak kemarin Pak Junedi mencoba untuk menahan amarahnya.

*****

Satu minggu setelah kejadian itu, Safia mengurung dirinya di kamar. Sejak kejadian itu, dia merasa di asingkan oleh keluarganya sendiri. Tidak ada satupun yang mau bicara degannya termasuk Shakira.

Shakira seperti sangat membenci adiknya karena kejadian itu. Dia fikir, adiknya duluan yang mulai menggoda suaminya sampai suaminya khilaf. Tapi sebetulnya Safia memang sudah dipaksa melakukan hal itu oleh Rama.

Saat ini, Safia masih berdiam diri di kamarnya. Sudah sejak tadi pagi dia belum makan. Sejak kejadian itu, Safia tidak enak makan dan tidak enak minum. Untunglah ayah Safia masih mau berbaik hati pada Safia.

Dia sering membawakan Safia makanan ke kamarnya. Sementara ibu dan kakak Safia mereka tidak perduli lagi pada Safia.

Ya, memang dari dulu, Bu Astri lebih menyayangi Shakira dari pada Safia. Karena Shakira berprestasi dan selalu mendapatkan peringkat dan juara di sekolahnya. Sementara Safia, dia tidak pernah bisa menjadi anak kebanggaan orang tuanya karena dia selalu mendapatkan nilai pas-pasan.

Tok tok tok...

Suara ketukan pintu sudah terdengar dari luar kamar Safia.

"Safia, ini bapak Nak," ucap Pak Junedi dari luar kamar Safia.

Safia berjalan untuk membuka pintu kamarnya. Tampak ayahnya sudah berdiri di depan pintu kamarnya

"Safia, ini bapak bawakan kamu makanan," ucap Pak Junedi sembari membawa nampan yang berisi satu piring nasi dan satu gelas susu.

"Bapak, kenapa bapak bawa makanan ke sini. Aku kan sudah bilang, kalau aku lagi nggak nafsu makan," ucap Safia.

"Safia. Kamu harus makan Nak. Bagaimana nanti kalau kamu sakit? bapak nggak mau sampai kamu sakit Safia."

"Ya udah bawa masuk ke dalam aja Pak."

Pak Junedi kemudian membawa makanan itu ke dalam kamar Safia. Dia meletakan makanan itu di atas nakas.

"Ini, bapak taruh di sini ya Saf. Nanti kamu makan."

"Iya Pak. Makasih banyak udah mau nganterin makanan ke sini."

Safia menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidurnya. Dia duduk di sisi ranjang. Begitu juga dengan Pak Junedi yang mengikuti anaknya duduk.

Pak Junedi kemudian menatap Safia lekat.

"Safia. Kamu harus makan. Jangan fikirin macam-macam. Lelaki itu sudah pergi dari rumah ini. Dan dia tidak akan kembali lagi ke sini. Karena Mbak mu sudah mengusir dia dari rumah ini," ucap Pak Junedi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!