NovelToon NovelToon

Jevanna

Awal

Hari ini adalah hari dimana seorang Anna Allaily Hauri resmi menjadi istri dari Jevan William seorang yang dikenal sebagai berandakan sekolah yang memiliki paras tampan, putih, tinggi dan berbadan atletis.

Anna terpaksa menikahi Jevan karna dia dipaksa oleh orang tuanya, keluarga Anna ingin membantu Danu Willian dimana Danu Willian adalah sabahat ayah Anna.

Istri Danu yang bernama Dara Yunita selama dua bulan ini sering sakit karna ingin melihat putra semata wayangnya yaitu Jevan, segera menikah meskipun Jevan kini masih berstatus pelajar.

Anna pun menyetujui pernikahan itu untuk membuat ibu Jevan bahagia dan sembuh dari sakitnya, meskipun awalnya Anna menolak.

Pernikahan Anna dan Jevan dirahasiakan karna Anna dan Jevan masih berstatus pelajar di SMA Cendekiawan, apalagi Jevan seorang ketua gengster yang namanya sangat terkenal di SMA Cendekiawan, ia tak mau popularitasnya di sekolah menurun karna menikahi Anna.

“Jevan kemana?” monolog Anna sambil melihat seisi kamar mencari sosok pria yang 5 jam lalu sudah sah menjadi suaminya.

Ceklek!

Pintu terbuka dan menampakan sosok pria yang sedang kesusahan membawa nampan berisi makanan ditangan kanannya.

“Bisa bantuin dulu gak! Ribet nih, jangan bengong doang,” ucap Jevan, yap sosok pria yang membawa nampan itu adalah Jevan.

Anna pun mengambil nampan yang ada di tangan Jevan dan menaruhnya di meja.

“Dapet dari mana makanan ini?” tanya Anna sambil duduk di sofa.

“Tadi mama yang mau nganterin, tapi gue ketemu duluan sama mama jadi gue lansung ambil makanannya dan nyuruh mama buat istirahat dulu,” jawab Jevan santai.

Anna hanya menganggukan kepalanya dan memakan nasi goreng yang tadi dibawa Jevan, saat sedang makan tiba-tiba satu pesan masuk di ponsel Anna.

Putra

[Nona muda, barang-barang anda

Sudah ada di rumah Tuan Jevan]

Tanpa membalas pesan Putra asisten pribadi papanya Anna, ia lebih memilih melanjutkan memakan makannya dan menghabiskannya dalam waktu singkat yang membuat Jevan menatap tak percaya ke arah Anna.

“Pelan-pelan makanya, tar keselek baru tau rasa lo,” ucap Jevan dengan wajah datarnya.

“Hmmm!” Anna hanya menjawab dengan deheman.

“Kita satu ranjang ya soalnya gue males kalok tidur di sofa, gue janji gak bakal nyentuh elo lagian gue gak tertarik sama badan lo yang tepos itu,” ujar Jevan di sela-sela aktivitas makannya.

“Lo bisa gak sih, gak usah bahas badan gue meskipun gue tepos tapi masih banyak tuh cowok yang mau jadi suami gue,” kata Anna sambil

Membuang muka.

“Terserah elo, awas ya nanti kalok tidur jangan ngiler kalok lo ngiler gue tendang lo dari tempat tidur!” ucap Jevan dengan wajah datarnya.

“Enak aja, ada juga lo yang kalau tidur pasti ngorok!” ujar Anna tak mau kalah.

“Mana ada cowok seganteng gue ngorok,” tutur Jevan sambil membenarkan rambutnya.

Anna hanya menatap jijik ke arah Jevan sedangkan Jevan dia lansung berdiri dan ingin meranjak pergi, tapi saat Jevan ingin pergi tak ssengaj Jevan tersandung kaki Anna. Alhasil

Tubuh Jevan jatuh diatas tubuh Anna

Dan tak sengaja mencium bibirnya.

Ceklek!

“Kalian!” teriak seorang wanita saat melihat Jevan dan Anna tengah berciuman.

“Mama!” teriak Jevan saat melihat mamanya masuk.

“Gak sabaran banget sih, baru aja nikah masak udah mau main gak capek apa?” tanya Dara mamanya Jevan.

“Mah ini gak seperti yang mama kira, tadi Jevan tu gak sengaja—“

“Udah gak usah malu, kalian ‘kan udah sah jadi bebas mau ngapain aja mama Cuma mau ngambil piring kotor doang. Udah lanjutin aja,” ujar Dara sambil mengambil piring di atas meja dan berlalu pergi meninggalkan Jevan dan Anna yang diam membatu.

Bugh!

Satu pukulan mendarat di dada Jevan yang membuat sang empu meringis kesakitan.

“Apaan sih Na! Sakit tauk, maen pukul-pukul aja,” kata Jevan sambil memegang dada yang baru saja dipukul Anna.

“Frist kiss gue! Berengsek lo Jevan itu ‘kan buat suami gue,” ujar Anna sambil memegangi bibirnya.

“Apaan sih! Lebay! Orang cuman ciuman doang,” ucap Jevan sambil memutar bola mata malas.

“Terus tadi apa lo bilang frist kiss elo buat suami elo? Pas dong gue ‘kan suami lo jadi pantes frist kiss elo buat gue,” sambung Jevan sambil

Tersenyum smrik.

Anna yang kesal lansung merebahkan badannya dan menyelimuti dirinya hingga kepala.

“Dari pada gue ladenin orang stres ini mendingan gue tidur” batin Anna.

Anna Allaily Hauri & Jevan William

tengah malam

Kini Anna tengah berada di rumah pribadi milik Jevan, design yang unik mebuat Anna terpukau tapi saat melihat foto-foto Jevan. Anna lansung saja cemberut teringat kejadian semalam.

“Welcome to my home!” ucap Jevan sambil merentangkan tangannya.

“Lebay!” ujar Anna sambil menyingkirkan tangan Jevan dan berlalu pergi meninggalkan Jevan

yang diam membatu karna sifat Anna.

“Ish tu cewek! Datar banget jadi orang. Respon kek apa kek senyum dikit gitu. Dasar bocah!” kesal Jevan sambil membalikan badannya dan menyusul Anna.

Karna hari sudah malam Anna dan Jevan lansung tidur karna besok mereka harus sekolah.

Jam menunjukan pukul 12.30 WIB Anna terbangun karna merasa lapar karna tadi dia tidak sempat makan malam, Anna pun berniat menghidupkan lampu tapi tak kunjung hidup yang membuat Anna kesal, akhirnya dengan sangat terpaksa Anna harus membangunkan Jevan untuk mengatarkannya ke dapur karna Anna taku gelap sejak kecil.

“Jev! Jevan bangun!” ucap Anna sambil mengoyangkan tubuh Jevan.

“Apa?” Jevan menjawab dengan suara khas orang bangun tidur.

“Bangun, gue laper anterin ke dapur,” pinta Anna sambil mengoyangkan tubuh Jevan dengan kasar agar Jevan cepat bangun.

“Apaan sih Na! Ini tuh masih malem jangan ganggu orang tidur deh,” ujar Jevan sambil mengucek-ngucek matanya.

“Gue laper, anterin ke dapur gue takut kalo sendirian gelap soalnya,” kata Anna sambil meremas selimut yang dipakai Jevan.

“Gak nyangka ya, seorang Anna Allaily Hauri yang ditakuti anak-anak takut gelap,” ucap Jevan seraya terkekeh.

“Yee emangnya gue bukan manusia! Yang gak takut sama apapun!” tutur Anna kesal.

“Iya iya, ya udah ayok!” Jevan langsung berdiri dan mengambil ponselnya untuk dijadikan senter.

“Sorry ya, lampunya mati, gue lupa bayar listrik soalnya,” sambung Jevan sambil menggaruk tengkuk kepalanya yang tak gatal.

‘Pantesan mati’ batin Anna sambil menatap tajam ke arah Jevan.

Mereka pun berjalan ke arah dapur dengan perlahan takut jatuh, Jevan di depan dan Anna di belakang.

Brak!

Anna menabrak kursi karna tak fokus pada jalannya.

“Kok bisa nabrak sih, ada yang luka gak? Sini cobak gue liat!” ucap Jevan membungkuk dan memeriksa kaki Anna terluka atau tidak.

“Gak ada kok, udah yuk jalan!”

“Fokus kalok jalan! Nih pegang tangan gue biar lo gak nabrak lagi,” ujar Jevan sambil menjulurkan

tangannya.

Anna pun merangkul tangan Jevan agar tidak menabrak sesuatu lagi, sesampainya didapur Anna lansung membuka kulkas tapi tidak melihat satu makanan pun hanya ada air dan beberapa jus.

“Jev! Kok gak ada makanan sih?” tanya Anna sambil mengerucutkan bibir.

“Ya maaf! Selama gue tinggal disini gue gak pernah belanja, kalok gue laper gue tinggal ke restoran tapi kalok jam segini mana ada restoran buka.”

Anna yang tak menyerah lansung membuka setiap lemari dan usahanya tak gagal Anna mendapatkan satu bungkus mie instan yang membuat Anna senang.

“Yes! Nemu!” ujar Anna sambil memperlihatkan mie yang baru ia temukan kepada Jevan.

“Ya udah masak, bisa masak ‘kan?”

Tanya Jevan seraya tersenyum karna melihat tingkah Anna.

“Ya bisa lah,” kata Anna sambil memulai memasak mie itu, sedangkan Jevan dia menatap Anna yang sedang memasak dengan senyuman manisnya.

‘Gue gak tau lo tipe cewek gimana, di sekolah lo tegas, cuek, dan agak bar-bar tapi kalok disini lo manja, lucu kek bocah’ batin Jevan sambil tersenyum ke arah Anna.

“Siap!” ujar Anna sambil meletakan mienya di depan Jevan dan duduk berhadapan.

Saat Anna ingin makan tiba-tiba Jevan menahan tangan Anna dan berkata “Gue minta ya! Gue juga laper bukan Cuma elo, bagi ya!”

“Ish, tapi ini ‘kan Cuma seporsi gak kenyang kalok makan berdua!”

“Ya gimana dong, gue juga laper masa lo tega ngeliat gue kelaperan kaya gini, gue ‘kan juga belum makan,” ucap Jevan sambil memasang wajah sok-sok sedih. Akhirnya mie yang seharusnya milik Anna itu harus terbagi menjadi dua, karna akting Jevan yang berhasil membuat Anna luluh.

"Oke deh kali ini gue baik sama lo."

Angel Girl&The Boy's

“Morning freind!” sapa Alea saat melihat Anna datang.

“Morning to!”

“Minggir! Minggir!” Cheryl datang dan mendorong tubuh Jevan menjauh dari Anna.

Jevan hanya memutar bola mata malas saat melihat kedatangan Cheryl.

“Gue kangen banget sama lo!” ucap

Cheryl sambil memeluk Anna.

“Lebay! Baru tiga hari gak ketemu udah kangen aja.”

“Heh! Tiga hari itu lama buat kita, yang gak key!” kata Cheryl sambil. Menyenggol lengan Alea, sedangkan Alea dia hanya manggut-manggut tak jelas.

“Sayangg!” teriak seorang wanita sambil berlari kecil menghampiri Jevan dan memeluknya.

“Lo tadi ngapain keluar dari mobil Jevan?” tanya Valen Agatha pacar dari Jevan.

“Bukan urusan lo!” jawab Anna ketus.

“Inget ya! Lo jangan deket-deket sama pacar gue,” ujar Valen sambil merangkul tangan Jevan.

“Oh iya, ngapain juga gue cemburu sama lo! Lo ‘kan gak level sama gue,” sambung Valen sambil mengibaskan rambutnya.

“Mendingan lo gak usah belagu deh, inget! Kalok gue udah bertindak gak akan ada yang bisa ngehalangin gue, paham!” tutur Anna sambil berlalu pergi dan sedikit menabrak bahu Valen.

“Is nyebelin! Kamu kok gak belain aku sih yang!” ucap Valen kesal.

“Ya gimana mau belain, lo ‘kan tau sendiri si Anna ratu hukuman,” kata Jevan sambil berlalu pergi meninggalkan Valen yang mencak-mencak sendiri.

Anna Allaily Hauri seorang ketua OSIS terbaik di sekolahnya dan juga pemimpin penegak hukum yang bernama Generation team, yang dibuat untuk menyidang dan menghukum siswa yang membuat masalah di sekolah.

Oleh karena itu semua siswa tak berani dengan Anna dan takut berurusan dengan Generation Team, karna jika Generation Team memberikan hukuman itu akan sangat memalukan karna hukuman yang akan diberikan sering tak masuk akal, jika ada yang keberatan tentang keputusan yang dibuat Anna maka ia akan menyuruh orang itu untuk menghadapinya sendiri.

Anna juga punya geng yang bernama Angel Girl yang beranggotakan 5 orang yaitu Anna, Alea, Cheryl, Fetty dan Selia.

Sedangkan Jevan William adalah seorang ketua geng motor yang sangat ditakuti di sekolah maupun diluar sekolah, Jevan juga seorang pembalap nasional yang namanya sudah dikenal banyak orang.

Geng Jevan bernama The Boy’s yang beranggotakan 7 orang yaitu, Jevan, Candra, Nathan, Viktor, Niko, Arka, dan Resvan, mereka bertujuh adalah anggota inti. Anggota lainnya berada di kelas lain dan di luar sekolah, dari anak jalanan, anak sekolah lain, dan tak banyak pula mahasiswa yang tergabung dalam The Boy’s.

“Gue masih gak nyangka! Kalok leader kita nikah sama si Anna,” ujar Niko sambil memakan kacang di atas meja.

“Percuma gak nyangka, toh udah

terjadi,” sambar Arka sambil duduk di dekat Niko.

“Yeeee, ngikut aja lu biji kuaci!” ucap

Niko sambil melempar kulit kacang ke

arah Arka, perlu kalian tau mereka

berdua tidak pernah akur.

“Gimana malam pertama? Lancar?”

tanya Candra sekaligus wakil ketua The

Boy’s.

“Udah deh gak usah kepo, tar kalo

gue ceritain kalian pada ngiler lagi!”

Jevan berbicara sambil tersenyum

simpul.

“Udah mulai keluar nih! Sifat sombongnya!” sindir Resvan yang membuat Jevan terkekeh.

Ting!

Satu pesan masuk di headphone Jevan.

...Anna

...

...Online ✅...

...

...

[Tar pulang sekolah belanja

Kebutuhan dapur]

^^^[Lo dimana?]

^^^

[Lapangan basket outdoor]

^^^[Tunggu! Gue kesana]

^^^

Jevan pun lansung meninggalkan ruangan yang bertulis ‘yang gak berkepentingan dilarang masuk, kalok masuk siap-siap nemenin Malaikat roqib jaga kubur!’

Setelah sampai di lapangan Jevan melihat Anna tengah mendribel bola basket.

“Mentang-mentang atlet! Mainnya bola mulu!” teriak Jevan mengundang atensi Anna.

“Mentang-mentang pembalap! Mainnya motor mulu!” balas Anna sambil berjalan kearah Jevan dan berdiri didepannya.

Jevan hanya terkekeh mendengar perkataan Anna.

“Ngapain ngajakin gue belanja?” tanya

Jevan To the poin.

“Emang gue harus ngajakin siapa? Suami orang?” bukannya menjawab Anna malah balik nanya dengan santai.

“Lo ‘kan bisa sendiri!”

“Terus kenapa kalok gue ngajak elo?

Lo ‘kan suami gue,” ucap Anna sambil

Menatap mata Jevan.

“Iya gue paham tentang itu, tapi gue seorang ketua The Boy's! Masa iya gue belanja, malu kalo diliatin anggota geng gue,” tutur Jevan berharap Anna tak jadi mengajaknya.

“Kalo lo gak mau ikut, gak papa kok,” Anna berbicara sambil meletakan bola basket ke tangan Jevan.

“Serius gak papa!” kata Jevan dengan wajah berbinar.

“Iya gak papa, gue bisa ajak si Raja

buat temenin gue,” ucap Anna sambil berlalu pergi.

Senyuman yang tadi menghiasi wajah Jevan kini menghilang hanya mendengar nama yang sangat ia tidak sukai, Raja itu temen kecil Anna guys! Jevan gak suka banget sama dia entah kenapa.

“Iya gue temenin! Gak usah ajak si babu itu!” teriak Jevan dengan wajah masam.

‘shit! Gue kalah lagi’ umpat Jevan

dalam hati.

Anna tersenyum penuh kemenangan saat mendengar Jevan, Anna tau jika dirinya menyebut kata Raja maka Jevan pasti akan sangat kesal dan menuruti permintaannya.

Kini Jevan dan Anna berada di pusat perbelanjaan, mengisi dua Troli dengan kebutuhan dapur dan lainnya. “Udah nih! Tinggal bayar,” kata Anna

Sambil menaruh barang terakhir di troli.

“Yakin ini doang? Gak mau yang lain?” tanya Jevan dengan alis terangkat sebelah.

“Udah, emangnya mau beli apa lagi?

Makanan udah, minuman udah,

kebutuhan rumah juga udah semua,”

jawab Anna sambil menghitung semua

belanjaannya.

“Lo gak mau cemilan gitu? Lo kan

suka banget ngemil!” tutur Jevan

santai.

“Tau dari mana lo, kalo gua suka

ngemil? Oh gue tau! Lo pasti cari

tau tentang gue kan?” tanya Anna

sambil mencolek tangan Jevan

berniat menggodanya.

“Enggak! Kata google, kalau gue mau

pelihara mahluk halus cewek! Harus

nyiapin sesajen berupa cemilan, biar dia betah,” jawab Jevan dengan muka flatnya.

Anna lansung menekuk wajahnya karna mendengar perkataan Jevan, ‘nyesel gue nanya! Nyesel!’ batin Anna kesal sambil mendorong trolinya ke

tempat snack berada.

Jevan mengulum senyum saat

melihat wajah masam Anna, suatu

kebahagiaan tersendiri bagi Jevan

saat melihat wajah Anna kesal karna

ulahnya.

“Kok kita berhenti disini?” tanya Anna

bingung karna mobil Jevan berhenti

didepan disebuah rumah besar.

“Udah ikut aja, nanti lo tau sendiri,”

Jawab Jevan sambil turun dari mobil

dan masuk ke rumah besar itu diikuti

Anna dibelakangnya.

Setelah masuk ke rumah besar itu,

Anna melihat banyak anak muda yang

berada disitu, ada yang main gitar,

Ada yang main game di handphone,

Ada yang bercanda dan banyak

aktivitas lainnya yang mereka

lakukan.

“Woi!” panggil Jevan yang membuat

atensi semua anak muda itu mengarah

kepadanya dan Anna.

“Woi boss! Tumben kesini bawa

cewek!” ucap salah satu anak muda itu

sambil berjalan ke arah Jevan dan

ber tos ala mereka.

“Istri gue,” jawab Jevan sambil

berlalu pergi dan duduk di sofa.

“Ooh teryata ibu negara guys! Kenalin

nama gue Mahen,” kata Mahen sambil

menjulurkan tangannya.

“Anna,” jawab Anna sambil menjabat

tangan Mahen.

“Oh ini Anna Allaily Hauri kan?” tanya

semua anak muda itu bebarengan

yang membuat Anna bingung.

Anna pun menganggukkan kepalanya ragu.

“Wah gila lo bos! Lo serius nikah sama

Anna!” teriak Mahen sambil berlari ke

arah Jevan diikuti semua anak muda

Itu dan mengerumuninya.

“Iya anjir! Udah deh gak usah

deket-deket! Bau matahari lo pada!”

teriak Jevan sambil mendorong

muka Mahen dan yang lainnya.

Setelah berhasil keluar dari

kerumunan itu Jevan berdiri dan

berkata. “Gak usah kaget gue nikah

sama Anna, pesona gue emang sadis!

Sehingga bisa menaklukkan seorang

Anna!”

Semua anak muda itu memutar bola

mata malas saat mendengar perkataan

Jevan.

“Ayok ke lantai atas!” ajak Jevan

sambil menarik tangan Anna.

“Kenapa mereka pada kaget gitu, saat

mereka denger kalo gue istri lo?”

Tanya Anna sambil menaiki tangga

menuju lantai atas.

“Lo itu terkenal disini, semua anak

sini itu suka sama lo dan ingin

macarin lo tapi ya itu, lo jarang

ngegubris mereka alhasil mereka

berfikir bahwa seorang Anna gak

akan pernah pacaran sama anak The

Boy’s!” jawab Jevan panjang lebar.

“Karna itu mereka kaget saat

tau gue jadi istri lo, mereka

pikir lo udah dapetin dan naklukin

gue gitu?” tanya Anna sambil melirik

Jevan yang ada disebelahnya.

Jevan hanya menganggukkan

kepalanya.

“Mereka gak tau aja, kalok gue nikah

sama lo bukan karna gue tertarik

sama setan berwujud manusia kaya lo, tapi karna gue gak mau liat mama

Dara sakit,” tutur Anna yang berhasil

mendapat tatapan tajam dari Jevan.

“Gak lucu ya njing!” seru Jevan

sambil menatap tajam Anna.

“Emang susah sih, kalok punya

muka cantik berlebihan kayak gue,

bawaannya disukai sama banyak

orang mulu,” ucap Anna seraya

berjalan mendahului Jevan.

“Sumpah gue nyesel ngomong kaya gitu ke lo Na!” teriak Jevan dengan

wajah kesal.

Angel Girls

Anna Allaily Hauri

Cheryl Artharin

Selia Margaret

Fetty Levany

Alea Zuvanari

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!