Hello para readers terimakasih sudah mau membaca karyaku. setelah selesai membaca tolong dibiasakan tinggalkan like dan komentar nya yah 🙏
Enjoy and happy reading ✓
Bulan dan bintang benda luar angkasa yang menghiasi indahnya langit malam terlihat sangat cantik disaat sedang bersinar kerlap kerlip bertaburan. Dimana ada Bulan pasti ada juga Bintang yang mengelilingi. Seakan sudah menjadi pasangan yang tak bisa terpisahkan.
Begitu juga dengan pasangan sahabat yang satu ini. Mereka adalah Bulan Dan Bintang, keduanya sudah bersahabat dari kecil. Itu karena orang tua mereka yang saling berteman dari jaman remaja dulu, maka tak heran mereka sengaja membuat agar anak-anak mereka saling bersahabat. Oleh sebab itu bulan dan bintang dari sekolah taman kanak-kanak sudah berteman berlanjut ke jenjang-jenjang sekolah berikutnya. mereka selalu dipersatukan dimana pun berada Seperti saat ini mereka berdua sudah duduk dibangku SMA kelas XII mereka. kembali disatukan dalam satu sekolah yang sama.
Maka tak heran jika baik bulan dan bintang menjadi sangat akrab serta saling mengenal satu sama lain. Saling menjaga selayaknya seorang saudara.
Kita akan berkenalan dengan bulan. Dia adalah sosok gadis yang ceria, pemberani dan cukup pintar disekolah nya. Saat ia baru masuk SMA nasib naas telah menimpa keluarganya, sang ibu harus pergi untuk selama-lamanya karena sakit kanker yang ia derita jadi saat ini dirinya hanya hidup bersama dengan ayahnya.
Sepeninggal ibunya hal itu cukup membuat bulan terpukul, dia jadi anak pemurung Untungnya hal itu tidak berlanjut lama karena masih ada ayahnya dan juga Bintang yang akan selalu ada untuk menghiburnya. Bulan sangat beruntung memiliki sahabat seperti Bintang.
Kali ini kita akan berkenalan dengan Bintang. Dia adalah sosok remaja laki-laki pintar, pandai bergaul dan juga memiliki wajah yang tampan. Ketampanan nya sudah terkenal seantero sekolah, namun remaja itu tampak tidak terusik dengan para gadis-gadis yang mencoba mendekatinya baik yang malu-malu sampai yang terang-terangan. Bintang tidak pernah dekat dengan gadis manapun hanya bulan lah sahabat yang paling ia sayang. Satu-satunya perempuan yang dekat dengan bintang ya cuma bulan.
Maka tak heran jika banyak gadis-gadis disekolah iri pada bulan. Karena dia termasuk orang beruntung bisa berteman dengan bintang, tak hanya itu bahkan setiap hari bintang akan mengantar jemput bulan tiap akan berangkat ke sekolah. Toh mereka juga satu sekolah jadi apa salahnya hal itu juga didukung oleh Erik dan Alda yakni orang tua bintang agar supaya putranya itu mau memperhatikan bulan.
Karena bagaimanapun bulan sudah tidak mempunyai seorang ibu. Dan juga ayahnya yang sangat sibuk dengan pekerjaan nya, hal itu yang mendasari keluarga bintang supaya lebih perhatian kepada bulan.
Dan selama ini juga orang tua bintang sudah menganggap bulan seperti anaknya sendiri. Mereka merasa seperti punya dua anak yang kemanapun selalu berdua.
" Eeummhh rese" suara bulan terdengar sangat kesal, saat tidur nya telah diganggu. Sedangkan bintang hanya terkekeh masih dengan jahil memencet hidung mancung sahabatnya yang masih bergulung dalam selimutnya.
"Bangun woy" titah bintang sambil memukul pelan tubuh bulan menggunakan guling.
"Gue baru tidur anjir" ucap bulan masih dengan mata terpejam.
"Lo pasti maraton nonton Drakor yah semalem!? kebiasaan Lo, cepetan bangun nanti keburu telat nih" paksa bintang, tangan nya menarik selimut yang membungkus tubuh gadis itu.
"ck iya iya bawel Lo ah, Udah Sono Lo tunggu dibawah ngapain masih dikamar gue!!" ujar bulan yang sudah duduk seakan mencoba mengumpulkan nyawanya yang belum sepenuhnya terkumpul.
"Enggak kalo gue kebawah yang ada Lo tidur lagi kampret" setelah nya bintang langsung menarik tangan bulan, mendorong nya masuk kedalam kamar mandi.
Begitulah kegiatan bintang setiap harinya. Bukan hal pertama kalinya mendapati bulan yang seperti itu. Karena bintang sudah sangat hafal dengan sikap malas sahabatnya itu. Maka dirinya lah yang bertugas membangun kan bulan dan setelah nya mereka akan berangkat bersama kesekolah.
"Nggak pulang lagi dia" gerutu bulan melihat garasi rumahnya kosong, tidak ada mobil papanya terparkir disana.
"Udah berapa hari?" tanya bintang
"Hampir seminggu" Jawabnya lesu
Setelah rapi bulan dan bintang bergegas akan berangkat. Namun bulan langsung lesu kala melihat garasi rumahnya tidak ada mobil sang ayah. Yang artinya beliau belum pulang dari perjalanan dinasnya, padahal hampir seminggu dan hanya beberapa kali Dimas menghubungi putrinya.
"Ya udahlah nggak usah dipikirin" ajak bintang dan Langsung menggamit kepala bulan untuk berjalan menuju motor sport nya. Motor kesayangan bintang dan hanya bulan satu-satunya yang boleh naik diboncengan motor itu.
"Aduh leher gue sakit anjir" keluh bulan
"Bodo" jawab bintang tak perduli, masih terus memiting leher bulan sembari cekikikan. Bulan pun ikut tertawa pada akhirnya.
******
Setelah sampai sekolah kedua sahabat itu berjalan menuju kelas. Namun dipertengahan jalan langkahnya dihadang oleh dua teman mereka yang lain bernama Niko dan Ares.
"Entar sore ada latihan basket jangan lupa" ujar Ares, Bintang Niko dan Ares mereka bertiga masuk dalam club basket sekolah mereka, tak dipungkiri ketiganya pemain andalan yang club sekolah miliki. Sering ikut turnamen antar sekolah lain. Dan selalu mengantarkan pada juara kemenangan maka tak heran club yang beranggotakan salah ketiganya selalu dibangga-banggakan pihak sekolah.
"Sama gue juga nanti sore ada ekskul marching band" ucap bulan memberi tahu pada ketiganya. Bulan juga tak kalah aktiv dalam kegiatan sekolah ia mengikuti ekskul marching band dan dirinya lah yang ditunjuk sebagai pemegang tongkat baton atau biasa disebut dengan mayoret. Marching band mereka juga sering sekali mengikuti parade lomba dan mengantarnya pada juara kemenangan.
Akhirnya keempat remaja itu jalan berbarengan menuju kelas. Karena kelas mereka sama, Genk mereka biasa disebut dengan Solid Genk, Karena mereka berempat berharap persahabatan mereka akan tetap solid sampai kapanpun. Sepanjang jalan banyak mata para siswa-siswi yang menatap kearah genk solid itu, apa lagi para gadis-gadis yang menatap penuh damba pada ketiga laki-laki yang berjalan beriringan
Hanya Niko yang membalas tatapan genit gadis-gadis itu, sedangkan Ares cuek begitu pula dengan Bintang, ia akan menjadi datar dan dingin jika diperlakukan seperti itu.
"Ih gila bintang ganteng banget sumpah" pekik para gadis-gadis yang sedari tadi menatap solid Genk yang sedang berjalan itu.
"Ares makin hari semakin ganteng aja deh" ucap siswi perempuan lainnya, dengan terang-terangan mengatakan hal itu. Namun Ares tetap pada pendiriannya yakni memasang mode cuek sok acuh.
"Niko aku padamu" sorak salah satu gadis yang tidak malu menyuarakan kata-kata seperti itu.
"Aku padamu juga babe" balas Niko sumringah sengaja mengedipkan sebelah matanya. Seperti nya hanya Niko yang suka membalas gombalan para remaja perempuan itu.
Bersambung. .
Happy reading ✓
Dua tangan bulan begitu lincah saat mengayun-ayunkan tongkat baton yang kini sedang ia genggam. Suara riuh dari marching band mengiringi aksi bulan yang terlihat makin gesit. Banyak dari murid lain menyaksikan pertunjukan itu mereka mengakui akan kemampuan bulan menjadi mayoret sangat memukau.
"Oke cukup latihan kita sampai sini dulu, nanti kita sambung lagi Minggu depan" ucap pak Danu, selaku guru pembina marching band tersebut.
"Baik pak" jawab mereka kompak.
Bulan dan yang lain langsung membubarkan diri. Terlihat peluh yang membasahi pelipisnya, ia duduk sambil mengibaskan seragam olahraga nya mengusir rasa gerah begitu melanda.
"Ck" bulan berdecak saat melihat botol air minumnya kosong, padahal tenggorokan nya begitu sangat kering.
"Nih ambil" gadis itu menoleh ternyata bintang yang sudah berdiri dengan satu tangan menyodorkan botol air mineral. Bulan langsung menyambar nya, lalu ia dengan rakus meminum sampai tersisa setengah.
"Thanks ya tang, Lo emang sahabat gue yang paling the best"
"Hem cabut yuk, Lo udah kelar kan" ajak pemuda tampan itu.
"Lo sendiri? Niko sama Ares mana?" tanya balik bulan.
"Mereka udah pulang duluan" jawabnya.
"Bentar lagi tang gue masih capek banget" ujar bulan. Bintang merotasikan bola matanya malas, dengan segera ia langsung menyeret tangan sahabatnya itu, lalu merangkul bahunya dan keduanya berjalan berangkulan.
"Bulan" seseorang dari arah belakang berlari kecil meneriaki namanya, sontak kedua sahabat itu menghentikan langkahnya. dan menoleh kebelakang ternyata ada murid lain bernama putra.
"Lan nih ada titipan dari Aldo" putra langsung menyerahkan kotak berhias pita berwarna merah kehadapan bulan. Gadis itu mengernyit bingung.
"Apaan tuh?!" tanya bintang ketus.
"Nggak tau orang itu dari aldo" jelas putra.
"Kenapa nggak dia aja yang ngasih langsung" sengit bintang. menunjukkan wajah tak suka.
"Udah-udah nggak usah ribut. Put bilang sama Aldo yah thanks gue terima hadiahnya" Putra langsung mengangguk dan berlalu pergi dari hadapan bulan dan bintang.
"Lo ngapain sih pake diterima segala" bintang merenggut, Tentu saja karena bintang tahu kalau Aldo suka sama bulan. Tak hanya itu antara bintang dan juga Aldo sampai sekarang hubungan keduanya tidak akur, dikarenakan waktu itu ada perselisihan paham mengenai basket, maka tak ayal bintang tidak suka kalau Aldo mendekati atau mencoba merayu bulan.
*****
Kini bulan dan bintang berada diruang tamu rumah gadis itu, Sehabis bintang mengantarkan gadis itu pulang dirinya tak langsung pamit, melainkan mereka main PS, itu bukan sesuatu hal yang pertama kali mereka lakukan, namun sudah sangat sering biasanya kalau ada waktu luang sepulang sekolah mereka akan bermain PS atau nonton bareng.
"Tang"
"Hemm"
"Lo masih marah yah Sama gue?"
"Menurut Lo aja!!" jawab bintang ketus. Bulan mengulum senyum
"Lo mau coklat nggak?" tanya bulan membujuk.
"Enggak!!" jawabnya melirik sekilas kearah bulan.
"kalau Lo bilang enggak di kamus gue itu artinya Lo setuju" jelas bulan memaksa.
"Kamus dari mana tuh nggak jelas" bintang mendengus.
Tanpa menjawab ucapan dari bintang. Gadis itu langsung menyambar kearah tubuh sahabat nya itu. Memencet hidung mancung nya, agar supaya bintang mau membuka mulut, Setelah bintang membuka mulutnya karena kehabisan nafas, disitulah bulan langsung memasukan sepotong coklat kedalam mulut remaja laki-laki itu. Bulan melihat itu puas ia hanya terkekeh geli melihat bintang yang dengan terpaksa mengunyah coklat tersebut.
"Ada lagi nggak lan? enak juga, Lo dapet dari mana?" ujar bintang tangannya langsung merebut bungkus coklat yang bulan genggam. Bintang nampak asik terus mengunyah coklat tersebut.
"Lo mau tau coklat itu dari mana"
"Hemm"
"Itu coklat yang tadi Aldo kasih buat gue bego hahaha" bulan tertawa terbahak kala mendapati ekspresi geram yang ditunjukan oleh bintang. Pemuda itu langsung berlari kearah dapur dan memuntahkan coklat yang sedang ia kunyah, beberapa kali ia meludah dan langsung meminum air untuk menghilangkan jejak coklat yang masih menyangkut di langit-langit mulutnya.
Bulan semakin tertawa terpingkal melihat bintang yang bertingkah konyol. Remaja itu langsung menatap bulan geram, selanjutnya ia berlari kearah sahabat yang paling menyebalkan itu. Tak tinggal diam bulan pun langsung lari kesana kemari kala bintang mengejar nya.
"Sini Lo sialan" ucap bintang yang masih berlarian, mengejar bulan memutari meja. Sementara bulan dengan sigap mencoba kabur dari kejaran bintang masih dengan lengkingan tawanya yang semakin terbahak.
Dengan taktik yang penuh perhitungan bintang akhirnya mampu menangkap bulan yang mencoba lolos dari kejaran nya. Tubuh mereka berguling dilantai serta Tangan bintang yang langsung memiting leher bulan dengan gemas. Tak mau kalah dengan susah payah bulan pun membalas dengan menjambak rambut bintang. Kini keduanya saling adu kekuatan suara kekehan mereka terus menggema di seluruh ruangan itu.
Saat ini kedua sahabat itu berada diteras balkon kamar bulan. Mereka tampak asik menonton film di laptop gadis itu, tempat favorit mereka berdua saat ingin merencanakan nonton bareng. Beralaskan tikar dan selimut tebal keduanya berguling pada selimut yang sama dengan posisi tengkurap.
"Ganti ah jangan horor nggak seru" ujar bulan protes.
"Penakut. Awas Lo minta nonton Drakor gue nggak mau!" ancam bintang memperingati.
Karena bosan dengan film yang mereka tonton. Kini keduanya memilih tiduran telentang menghadap langit, terlihat kerlap kerlip bintang dan juga bulan mulai menghiasi langit malam. Sungguh bulan sangat menyukai hal seperti itu, ia tidak menyukai musim hujan karena baginya musim hujan membuat bulan dan bintang tak terlihat diatas langit sana.
"Tang"
"Hem"
"Kira-kira kita bersahabat sampai mana yah. Apa Lo kalo udah punya istri bakal tinggalin gue?" bulan bertanya pandangan nya masih menatap langit
"Ya enggak lah lan, Lo itu sahabat kesayangan gue. Kalo nanti gue punya istri ya gue suruh buat jadi sahabat Lo juga" jelas bintang menatap bulan sekilas dan kembali mengarah ke langit lagi.
"Emang kalo sahabatan itu ngaak boleh menikah yah" tanya bulan tiba-tiba. Bintang langsung menoleh cepat kearah samping nya.
"Kenapa Lo nanya begitu. Emang nya Lo mau gue nikahin, cieee Lo suka yah sama gue" ucap bintang terkekeh, satu tangannya berhasil menyentil kening sahabat perempuan nya itu.
"Sakit tai!! gue nggak suka sama Lo amit-amit" jawab bulan ketus, dua tangan nya memegangi keningnya yang tadi kena sentilan. Namun entah kenapa dalam hati kecilnya langsung bergemuruh kala bintang mengucapkan hal demikian.
Bintang tak menjawab lagi. Ia malah mengubah posisi tidurnya kembali menghadap arah samping bulan, satu tangannya membelai lembut rambut Sahabatnya kemudian turun membelai pipi putihnya.
"Gue udah janji sama bunda dan diri gue sendiri akan jagain Lo sebagai sahabat dari dulu sampai nanti" ungkap bintang, Lelaki itu Langsung membenamkan wajahnya pada ceruk leher bulan. Gadis itu diam seusai mendengar perkataan bintang, entah kenapa ia merasa ada rasa sesak saat pemuda itu hanya menganggap nya sebatas sahabat dari dulu sekarang sampai nanti.
Bulan berperang dengan perasaannya sendiri,ia bertanya-tanya, apakah dirinya mulai menyadari ada benih-benih cinta yang mulai tumbuh, menyukai bintang sahabatnya dari semasa kecil. Tidak-tidak itu tak boleh terjadi, bulan sebisa mungkin akan mencegah hatinya supaya tidak pernah mencintai laki-laki itu, kalau dirinya tidak ingin terjebak FRIENDZONE.
"Tang pulang Sono udah malam takut bunda nyariin Lo" kata bulan, dirinya langsung bangkit dari rebahan nya.
"Bunda tau kali kalo gue ada dirumah Lo" jawab bintang, merubah posisinya menjadi duduk.
"Terus Lo nggak mau pulang gitu"
Bintang langsung berdiri dari duduknya. Lalu ia meraih jaketnya yang tergeletak diatas tempat tidur bulan, bersiap akan Segera pulang.
"Ya udah gue pulang yah besok gue jemput, awas gue Dateng Lo masih molor gue lempar kekamar mandi" ancam pemuda itu
"Iya bawel Lo"
Bersambung. .
Happy reading ✓
Bulan nampak sudah siap dengan balutan seragam sekolah nya. Ia keluar kamar dan menuruni tangga, tubuhnya terperanjat kaget saat mendapati ada Dimas papa nya sedang duduk membaca koran. Senyum bulan langsung mengembang sempurna, tak bisa dipungkiri dirinya begitu sangat merindukan sang ayah, yang akhir-akhir ini begitu sibuk berpergian keluar kota hal itu menjadikan bulan seakan kurang kasih sayang dari figur seorang ayah.
Dulu saat ibunya masih ada. Bulan tidak pernah mengalami perasaan kesepian, namun sekarang berbeda ia sering merasakan kesepian jika Dimas pergi meninggalkan nya untuk urusan pekerjaan.
"Papa kapan pulang?" tanya bulan langsung berhambur memeluk ayahnya. Dimas menyambut pelukan itu, ia balik membalas pelukan putrinya.
"Tadi malam papa sampe, Tapi papa rasa kamu udah tidur makanya papa nggak bangunin kamu" ucap Dimas tersenyum.
"Gimana sekolah kamu lan lancar kan?" tanya Dimas kemudian.
"Lancar dong pa anak papa yang satu ini kan pintar" Dimas terkekeh mendengar ucapan putrinya.
"Bulan sini nak papa mau bicara serius sama kamu" ucap Dimas menyuruh bulan duduk disampingnya.
"Ada apaan pa" tanyanya, bulan menurut lalu gadis itu langsung mendaratkan bokongnya duduk bersebelahan dengan papanya.
"Kamu tau kan lan papa sudah 3 tahun menduda. Seorang laki-laki sangat membutuhkan sosok seorang istri untuk menemani saat tua nanti, dan juga biar papa ada yang mengurus" bulan terdiam, ia sibuk mencerna maksud ucapan ayahnya.
"Kan ada aku pa yang akan temenin papa" jelas bulan. Dimas tersenyum lembut dan mengusap lembut kepala putrinya.
"Hal itu berbeda bulan. Papa akan berterus terang sama kamu, Kemarin papa kebandung dan papa sudah menikah sama orang Bandung. Papa yakin dia akan menjadi sosok ibu yang baik buat kamu, dan dia juga punya anak perempuan seumuran sama kamu nanti kita kenalan yah" ungkap Dimas panjang lebar. Sementara bulan masih terdiam entah kenapa Dadanya merasa sangat sesak.
"Papa pernah janji waktu mama baru meninggal, kalo papa nggak mau menikah lagi. Tapi sekarang papa diam-diam sudah nikah lagi" ucap bulan suaranya parau akibat dirinya yang menahan tangis.
"Maaf nak tapi ternyata tidak semudah itu. Papa Manusia biasa punya rasa khilaf" elak Dimas, bulan memilih berdiri lalu berlalu begitu saja, tanpa pamit pada papa nya. Berbarengan dengan bintang yang baru sampai didepan rumah bulan.
"Om Dimas udah pulang yah" tanya bintang saat dirinya melihat mobil Dimas terparkir di garasi.
"Udah ah cepet"
*****
Kini anggota geng solid yang berisikan bulan bintang Niko dan ares, saat ini sedang ada di warung Bu mar, selepas jam istirahat berbunyi, Warung Bu mar terletak dipojokan sekolah hanya murid-murid yang ingin sekedar merokok yang akan datang ke warung tersebut.
Sedari tadi bulan hanya diam seakan tidak bersemangat sama sekali. Ia juga hanya mengaduk aduk makanan yang tadi dipesan. Sementara ketiga pemuda itu sibuk tertawa saat melihat hal yang lucu pada ponsel mereka.
"Lo kenapa lan lemes amat?'' tanya Niko yang nampak heran tak biasanya bulan seperti itu.
"Ck gue lagi BT sama bokap gue" ucapnya kesal.
"Kenapa?" kali ini bintang yang bertanya.
"Diem-diem bokap gue udah nikah lagi sama orang Bandung, Sial nya istri baru bokap gue punya anak artinya gue punya sodara tiri dong" bulan menjelaskan hal yang membuat dirinya lesu
"Wih selamat yah punya ibu baru" seloroh Niko cekikikan.
"Sialan Lo" ucap bulan kesal
"Bae-Bae lo lan katanya ibu tiri itu jahat iya nggak nik" kata bintang sengaja menggoda bulan. Gadis itu langsung berdecak kesal.
"Yang nggak enaknya punya sodara tiri biasanya nanti suka dibanding-bandingkan" kalo ini Ares yang bersuara. Bulan menoleh cepat kearah Ares
"Emang Lo selama ini suka dibanding-bandingkan sama sodara tiri Lo res" tanya bulan serius.
"Ya engga sih soalnya kan sodara tiri gue masih bocil
"Ye si kampret" sungut bulan kesal, Ares mengedikan bahu kembali main game diponsel nya.
*****
Setelah bel tanda kegiatan belajar mengajar usai. Bulan berlari menuju kantin ia berniat akan membeli minuman dingin, Setelahnya ia berjalan menuju lapangan basket karena hari ini bintang serta kedua sahabatnya yang lain sedang berlatih bersama anggota club mereka.
Sorot netra Gadis itu tak lepas dari sosok pria yang memakai Jersey club basket mereka dengan bandana hitam yang melingkar di kepalanya. Wajahnya yang tampan terlihat basah akibat peluh yang membanjiri. Bulan sesekali menggigit bibir bagian dalamnya, entah kenapa saat ia melihat bintang hatinya mendadak jadi berdebar tak karuan.
Sepertinya bulan benar-benar sudah jatuh cinta pada sahabatnya sendiri. Priiit suara peluit berbunyi nyaring tanda latihan sudah berakhir, bulan langsung bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri ketiga sahabatnya.
"Nih ambil" bulan menyodorkan tiga botol air mineral dingin untuk ketiga sahabatnya, ia harus melakukan itu supaya tidak ada yang curiga. Jika ia hanya membelikan untuk bintang bisa-bisa Ares dan Niko berfikiran macam-macam.
"Bunda nanyain Lo tuh kangen katanya" beritahu bintang pada bulan.
"Ya udah yuk gue ikut kerumah Lo gue juga kangen sama bunda" jawab bulan
"Gue juga ikut dong tang, kangen juga sama bunda" ujar Niko cengengesan
"Bilang aja Lo mau numpang makan" tebak Ares
"Tau aja Lo sem-pak kendor" sungut Niko
Akhirnya keempat remaja itu berbondong-bondong kerumah bintang. Sesampai nya ditempat, sudah ada Alda ibu bintang yang langsung menyambut keempat remaja itu.
"Bunda bulan kangen" bulan langsung berhambur memeluk bunda Alda. Wanita itu pun membalas pelukan bulan.
"Kamu kemana aja nak, udah lama nggak pernah kerumah" ujar bunda Alda, menggoyang pelukan kekanan dan kekiri.
"Halo bunda apa kabar kita juga kangen loh sama bunda" Niko berseloroh tersenyum canggung. Alda menatap Niko lalu balik tersenyum.
"Bunda udah masak banyak, ayo kita makan" ajaknya
"Yes" gumam Niko semangat empat lima
Setelah selesai makan kini tinggallah hanya ada bunda dan bulan, sementara bintang Ares dan Niko sudah keatas masuk kedalam kamar bintang untuk bermain PS.
"Bun papa udah nikah lagi" beritahu bulan.
"Iya sayang bunda udah tahu, kemarin papa mu telfon. Makanya bunda ingin kamu datang kesini. Denger bulan kita sebagai anak pasti kesal dengan keputusan papa mu. Tapi bunda sebagai orang yang sudah dewasa tidak bisa menyalahkan Dimas. Karena bagaimanapun papa kamu orang normal yang masih butuh figur istri"
"Jadi bunda panggil bulan kesini karena memihak papa" Alda hanya tersenyum seusai mendengar ucapan bulan.
"Bukan maksud memihak sayang, tapi bunda hanya ingin memberi sedikit pengertian buat kamu" ucapnya tersenyum dan mengusap lembut kepala remaja itu. Bulan tak mengatakan sesuatu ia lebih memilih diam.
Bersambung. .
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!