NovelToon NovelToon

My Sweet Dosen

Prolog

Suasana kelas pascasarjana jurusan Managemen Bisnis nampak gaduh. Sudah dua puluh menit berlalu sejak detik pertama kuliah perdana mereka dimulai, namun dosen pengampu mata kuliah untuk jam pertama belum juga menampakkan wajahnya.

Mereka saling menerka, berbagai bayangan akan sosok dosen yang akan mengajar mereka satu semester ke depan begitu liar dalam benak mereka. Ada yang berpikir dia seorang profesor dengan kaca mata bulat. Ada yang membayangkan dia seorang dosen killer yang mengerikan. Ada juga yang memikirkan jika dia adalah dosen hujan, setiap kali bicara pasti menumpahkan hujan mengerikan bagi siapapun di depannya.

"Aku dengar dia dosen baru, anak dari pemilik yayasan," ucap salah satu mahasiswa itu membeberkan gosip panas yang tengah hits di kalangan mahasiswa baru pascasarjana.

Suara dehaman membuat mereka semua menoleh. Lelaki setinggi 178 cm masuk ke dalam ruang kelas, dengan membawa tas coklat berbahan dasar kulit di tangan kirinya. Rambutnya tertata rapi, sangat kontras dengan setelan formal yang kini lelaki itu kenakan.

Dia, Reganera Abimanyu Louis. Anak tunggal dari pasangan Septian Louis dan Liliana Abimanyu Louis.

Regan diperintahkan ayahnya untuk mengajar di kampus milik yayasan keluarganya guna mengisi kekosongan struktural kampus karena tertangkapnya salah satu dosen atas dugaan korupsi dana pembangunan kampus.

Sorot matanya yang terlihat dingin dan juga sexy, membuat para mahasiswi di dalam kelas itu menganga saking takjubnya. Postur tubuh bagaikan model majalah dewasa sangat menggoda.

"Dia tampan sekali," ucap salah satu mahasiswi Regan tidak mampu menutupi rasa kagumnya atas sosok Regan.

Bibir merah ranum untuk ukuran lelaki semakin menambah daya pikat lelaki itu. Belum lagi hidung mancung yang terpahat bak patung Germani. Astaga, dia benar-benar lelaki dengan paket komplit njerit.

"Perkenalkan, saya Reganera Abimanyu Louis yang dipercaya untuk mengampu mata kuliah Ilmu Pengantar Bisnis pada semester ini," ucap Regan memperkenalkan diri.

Tanpa melanjutkan perkenalannya, Regan membuka laptop dan menyalakan layar LCD di sana.

"Kita mulai perkuliahannya," kata Regan membuat para mahasiswa kelasnya tercekat.

Dia begitu sexy meskipun nada bicaranya sangat kaku dan menjengkelkan.

Di sisi lain, seorang wanita tengah menarik kopernya keluar dari tempat pengambilan bagasi. Wanita itu membuka sunglasses hitam miliknya. Menampilkan netra berwarna coklat tua yang begitu bersinar di sana.

Dieratkannya long switter yang kini dia kenakan. Kaki jenjang berbalut high heels berwarna hitam membuatnya nampak semakin elegan.

Beberapa orang di sana menoleh, menatap sosok pencuri perhatian yang kini tengah sibuk dengan ponselnya. Menghubungi orang rumah, memberitahu bahwa dia sudah sampai ke Indonesia.

"Dia model itu kan?" Kasak-kusuk di Bandar Udara Husein Sastranegara tidak terelakkan lagi.

Siapa yang tidak mengenal wanita itu. Model dengan jam terbang tinggi, sering muncul di berbagai iklan mendunia yang pastinya akan meledak dalam pasar. Banyak agensi yang berlomba-lomba merekrut wanita itu ke dalam naungannya. Namun dirinya terlalu cinta dengan agensi yang sudah membesarkan namanya.

"Yona!"

Wanita itu menoleh, sosok wanita paruh baya dengan wajah hampir mirip dengannya kini berjalan tergesa-gesa memeluk wanita itu.

"Yona, anak mommy," ucapnya sambari memeluk putri yang telah lama tidak dia jumpai.

Sang model internasional bernama Yona Anantasya William. Wanita yang begitu beruntung lahir di tengah keluarga William dan juga memiliki karir bagus dalam dunia modeling. Siapapun pasti akan iri dengan keberuntungan yang Yona miliki sekarang.

"Mommy, aku pikir Mommy tidak menjemput Yona," ucap Yona tak menyangka mommy dan daddynya sendiri yang akan menjemputnya di bandara.

Putri bungsu dari pasangan Hendra William dan Shinta William. Perpaduan dua gen luar biasa, menjadikan Yona sosok wanita hebat dan juga karismatik akan parasnya. Bulu mata yang lentik, sekaligus bibir tipis pink blossom menghiasi wajah ayunya.

"Kami merindukanmu," ucap Shinta, mencium kening putrinya dengan penuh kerinduan.

Yona terpaksa diminta kembali ke tanah air atas perintah dari sang daddy. Sudah lama Yona dibiarkan bebas melebarkan sayapnya, terbang ke semua arah yang wanita itu mau. Kali ini, wanita itu harus menuruti perintah dan kehendak dari orang tuanya.

Satu misi orang tuanya yang akan mengubah drastis hidup Yona. Satu rencana hebat, hingga mampu membuat Yona tak bisa menolaknya.

--------

Cast

Ji Chang Wook sebagai Regan Abimanyu Louis

Yoona Lim sebagai Yona Anantasya William

**

**Jangan lupa vote dan komennya yaa,

Salam dari Authorr ..

Tiya Corlyningrum**

Dosen Ganteng

Suara dering lagu justin bieber mengalun di ponselku membuatku membuka mata. Aku mengerjap, menatap layar ponselku yang kini tertera nama seseorang yang sangat ingin aku hindari. Lelaki tak tahu diri!

Nino calling ....

Bibirku berdecak kesal, ngapain coba masih menghubungi segala setelah apa yang sudah dia lakukan. Wahhh, lelaki tak tahu diri sekali ini orang.

"Hallo?" sentakku emosi.

"Sayang, kamu di mana?" tanya Nino, dengan nada frustasinya yang terkadang membuatku tidak tega membiarkannya. Tapi ini bukan pertengkaran biasa, dia terlalu kelewat batas.

"Mau apa?" tanyaku ketus.

"Aku mau menjelaskan semuanya, Sayang, please**," ucapnya sok sedih.

"Sorry! Enggak ada waktu!" jawabku sebelum memutuskan sambungan telepon dari Nino.

Emang aku gila apa mau percaya sama lelaki kayak dia. Kurang apa wanita secantik, manis, seksi dan seimut aku? Biarlah kalian ngira aku PD tapi itu kenyataannya. Oke balik ke cerita lagi, aku melihat Nino jalan dengan selingkuhannya di Menara Eiffel saat aku ada pemotretan di sana.

Apa yang aku lakukan? Tentu saja aku langsung berjalan ke arah mereka, membawa pasta yang di kemas sterofom plus satu cup kopi. Aku menumpahkannya ke baju dari wanita simpanan Nino. Aku tidak tanggung-tanggung berpura-pura menginjak kaki wanita itu hingga kakinya berdarah.

Dan Nino? Dia ingin marah, wajahnya kala itu sudah memerah menahan amarah. Tapi dia langsung terkejut dan tak bisa berkata apapun ketika melihat bahwa akulah yang menumpahkan makanan dan minuman itu. Ckckck, aku bergidik ngeri membayangkan kegilaanku waktu itu.

Rasa lapar menyergapku ketika berbicara soal pasta. Aku bangkit dari tidurku, rasanya sudah lama sekali keluargaku tidak makan malam. Jetlag yang aku alami rasanya sudah tidak terlalu terasa setelah aku mengistirahatkan badan beberapa jam lalu.

"Malam Daddy, Mommy." Aku menyapa Daddy dan Mommy yang sudah menungguku untuk makan malam bersama.

"Malam Sayang," sapa mereka balik.

Kini aku duduk di samping mommy, baru saja bokong cantikku melekat sempurna di kursi suara daddy sudah mengintrupsi.

"Kamu harus meneruskan kuliah S2 kamu Yon, kakakmu sudah memegang usaha kita di London dan sekarang tugas kamu pegang usaha kita di sini," kata Dad tanpa basa-basi, yahhhhh inilah daddyku.

Mataku terbelalak, bagaimana mungkin itu yang daddy katakan setelah bertahun-tahun tidak bertemu dengan anaknya? Apakah daddy menyuruhku pulang untuk pendidikanku? Tapi aku juga bisa melanjutkan Pasca Sarjanaku di Perancis bukan?

"Ayolah Dad, Daddy kan tahu Yona paling malas kalau disuruh begituan," rengekku.

Percaya atau tidak, honor modelingku sudah lebih dari cukup memenuhi segala kebutuhanku. Bahkan aku sudah menginvestasikan beberapa uangku di berbagai bidang, tentu saja jaminan masa depanku nanti. Karena tidak mungkin aku menjadi model seumur hidupku kan?

"Perusahaan itu yang membiayaimu hingga sekarang," kata Dad menatapku,

Perusahaan itu? Lebih tepatnya lagi perusahaan keluarga kita Daddy.

Okelah, mungkin aku takkan selamanya berada di dunia modeling yang membesarkan namaku, tapi aku ini masih muda. Aku tidak mungkin berkutat di depan komputer, mengurus segala keribetan yang ada di Perusahaan keluarga. Melihat bagaimana Daddy dan kakak lelakiku Marva ketika bekerja dan jarang pulang tepat waktu membuatku bergidik ngeri.

"Tapi Daddddd, Mom kenapa pembahasan ini tiba-tiba terjadi?" tanyaku tidak terima.

"Cukup Yona, kalau kamu tidak mau biar kamu Daddy kirim ke Palestina biar terkena bom Israel," ancam Daddy membuatku menatap daddy tak percaya.

Aku ini siapamu daddy? Kenapa daddy tega sekali !

"What?" teriakku nyaring membuat mommy menutup telinga.

"Astaga Yona, suaramu!" omel mom frustasi.

"Please Daddd, kan ada Kakakkkk. Biar Kakak yang mengurusnya, Kak Marva kan paling pintar soal bisnis," rengekku memohon.

"Itu keputusan final sayang, pilih saja mana maumu," kata Dad santai melanjutkan makan malamnya tanpa memperdulikan ekspresi wajahku yang mungkin sudah sangat-sangat merah padam.

Mungkin inilah alasan kenapa aku harus pulang dengan segala pemaksaan yang mereka lakukan kepadaku. Tidak akan ada habisnya jika harus menentang Daddy sekarang. Aku harus mencari jalan lain.

"Oke okeee Yona mau kuliah S2 demi perusahaan keluarga besar kita," kataku pasrah membuat Daddy dan Mommy tersenyum karena menang.

"Gotchaa ... kau akan kuliah di kampus milik teman Dad," kata Daddy.

Aku tidak lagi membantah, aku hanya mengangguk lesu sambil memasukkan makan malamku ke dalam mulut, menelannya kasar tanpa peduli untuk mengunyahnya terlebih dahulu.

Seusai makan malam, aku berpamitan kepada Dad dan Mom untuk kembali ke kamarku.

Aku berjalan menuju kamar dengan wajah lesu, bukannya aku bodoh soal bisnis. Tapi aku tidak suka dengan bidang itu. Dan juga, masa Dad menyuruhku kuliah di kampus umum sihhhh. Bagaimana kalau ada fans-fansku yang menggangguku. Bodo amat deh,biar aja Daddy nyesel kalau ada apa-apa denganku.

*

Aku melihat diriku dipantulan kaca besar di kamarku. Hari ini adalah hari pertama aku masuk ke semester awal Pasca Sarjana yang akan aku tempuh.

Tas ... cek

Pants ... cek

Hand bag ... cek

Sepatu ... cek

Gelang jam ... cek

Rambut ... cek

Make up ... cek

Kurang apa lagi ya? Ah anting senada dengan bajuku dan kacamata hitam yang membantu menutupi efek sinar ultraviolet pada mataku.

Okee sudah Perfect!

Setelah pamit ke daddy dan mommy, aku melajukan mobil Lamborghini hitamku ke arah kampus dengan bantuan GPS. Aku turun dari mobil dan melepas kaca mataku. Aku berjalan melewati lobby menuju ruang Kemahasiswaan kampus.

"Itu kan Yona, model yang naik daun. Dia balik ke Indonesia?"

"Gilaaa Yonaa aku fansmuuuu!"

"Yonaa aku padamuu!"

"Ya Tuhann, Yona cantik banget."

"Hah mimpi apa aku semalem bisa liat Yona secara langsung."

"Amazinggggggg, cantik gilaa itu mah."

Dan masih banyak dari mereka yang menatapku kagum,aku tersenyum kepada mereka agar mereka tidak menilaiku sombong.

Tokkk tokkk, aku mengetuk pintu di sana.

"Maaf Bu ...?" Sapaku menggantung kalimat karena belum mengebal baliau selaku pegawai bagian akademik dari Universitas Swasta yang kini aku pilih untuk melanjutkan studiku. Koreksi, bukan aku lebih tepatnya dad dan mommyku.

"Oh saya Ibu Teti," ucapnya memerkenalkan diri.

"Oke, Bu Teti di mana kelas saya? Anda sudah tahu bukan siapa saya?" tanyaku sambil menatapnya.

Daddy mengatakan aku tidak perlu mendaftar online atau apa itu. Daddy menyuruhku langsung masuk setelah semester pertama dimulai.

"Sudah Yona, mari saya antar menuju kelasmu. Di sana mungkin ada dosen anak pemilik yayasan kampus ini," jelasnya.

Waw, anak pemilik yayasan?

"Maksud Anda dosen pengampu saya anak dari pemilik kampus ini?" tanyaku penasaran.

Bu Teti mengangguk. "Ya, mari ikuti saya," katanya berjalan mendahuluiku.

Mrs.Teti masuk ke dalam ruangan kelas yang lumayan besar dan tentunya ber AC. Kurang lebih ada lima puluhan mahasiswa di sana.

"Ayo Yona, masuk," katanya memanggilku.

Aku masuk dan seketika semua mahasiswa di ruangan ini menjerit histeris karena kedatangan model Internasional sepertiku,aku melempar senyum pada mereka sebagai tanda perkenalan.

"Harap diam, biarkan mahasiswi baru itu mengenalkan diri!" kata Dosen itu. Cakep sih cakep tapi dingin bangettt.

"Perlu perkenalan?" tanyaku pada mereka dan menatap sinis dosen cakep di sampingku.

"Tidak usah Yona, kita fansmu kokk," jawab wanita bermake-up menor itu.

"Yona mau tidak jadi istri keduaku?" tanya laki-laki seumuran Dosen di sampingku ini.

"Udah punya pacar Yon??" tanya laki-laki berambut keriting

"Oke saya jawab ya, saya masih single," jawabku tersenyum pada mereka.

"Silahkan duduk," kata Dosen itu tetap dingin.

Aku melangkah menuju bangkuku, dosen itu kembali ke kegiatan mengajarnya tanpa memperhatikanku sedikitpun.

Asli, dia pasti homo.

"Untuk membuat Laba perusahaan meningkat kita ...." jelas dosen ganteng itu yang tak kuketahui namanya.

Hmmm sangat membosankan!

Dijodohin? Big NO !

Yona melangkah masuk ke dalam rumah besarnya dengan perasaan jengkel. Perkenalan di kampusnya sangat amat tidak baik, tidak ada yang bisa diajaknya berteman dengan baik. Dia duduk di samping laki-laki cupu memakai kacamata bulat dan besar yang suka sekali mengupil dan mengupil.

Ahhhh seandainya saja dia datang lebih awal, mungkin Yona lebih memilih duduk di kursi paling depan. Di depan meja dosen persis, mencuci mata tentu saja.

"Yona, kamu sudah pulang kok nggak beri salam?" tanya Shinta ketika melihat putrinya pulang dengan wajah kesalnya.

"Yona sebel Mommm, masa Dad menempatkan Yona di kelas reguler sihhhh!" gerutu Yona.

"Aduh Yona, gitu aja kok ribet sih. Itu namanya kamu merakyat, kalau kamu jadi presiden kan bisa terkenal tuh kayak Jokowi," jelas mommy Yona membuat Yona menganga lebar.

Bagaimana mungkin dia disandingkan dengan presiden? Ckck, mommynya terlalu halusinasi di siang bolong rupanya.

"Emang Yona punya impian gitu jadi Presiden???? Ogahhh!" jawab Yona melangkah pergi menuju kamarnya. Meninggalkan Shinta yang hanya mendengus karena selalu saja setiap ucapannya akan dijawab lagi oleh putrinya, sangat berbeda sekali sifatnya dengan Marva, anak pertamanya.

Yona melempar tas selempangnya di atas kasur, melempar high heels asal-asalan dan yang terakhir melempar tubuhnya keatas ranjang super besarnya.

"Astagaaaa, ini kamar apa kandang kuda sih?!" cibir Shinta memasuki kamar Yona.

Shinta melupakan sesuatu, maka dari itu dia segera menyusul Yona kekamar untuk memberitahu anak itu sesuatu.

"Mommm, kebiasaan deh kalau masuk enggak pernah ketuk pintu," dengus Yona sebal.

"Mom hanya memberitahu, nanti malam kita akan makan malam dengan teman Dad waktu kuliah dulu," jelas Shinta.

"Yona nggak ikut deh Mom, Yona capek banget. Sumpahhh," ucap Yona dengan memohon, memasang wajah melasnya.

"Tidak bisa Yona sayanggg, ini itu pentingg. Nanti jam tujuh kamu harus sudah siap, dan berdandanlah yang cantik," kata Shinta dengan menoel dagu Yona, mengedipkan mata genitnya ke arah Yona.

Sepeninggalan Shinta, Yona berfikir keras tentang makan malam yang akan dia hadiri. Apakah itu semacam reuni? Ataukah ....??

.

---- Yona Pov ----

Oh Ya Tuhannnn, kenapa hari ini apes banget. Bagaimana tidak apes, sepulang dari kuliah semua mahasiswa kampus mengerubungi aku, dan kalian tau dosen dingin itu jelas-jelas melihatku tersiksa batin malah dibiarin dan diliatin doang, catat dan digaris bawah ya dibiarin dan diliatin !!!!!

Aku melihat jam yang melingkar ditanganku, sudah setengah enam. Siap-siap dulu deh daripada aku dibunuh Mom karena telat.

Setelah bersiap hampir 40 menit, aku memutuskan untuk segera turun sebelum ada teriakan yang bisa menghancurkan dinding rumah ini.

"Wahhhh anak Mom cantik sekali," puji mommy.

"Baru nyadar nih Mommy kalau punya anak cantik?" jawabku bangga.

"Hei jangan sombong seperti itu, kamu tidak akan secantik itu jika bukan karena gen mommy," ucap Mommy membuatku tak percaya.

"Kayaknya Yona mirip Daddy deh Mom," godaku.

"Ahh mana mungkin, bahkan dulu waktu Mommy umur tiga puluh tahun lebih muda daripada kamu sekarang ini. Dulu semua serba alami, perawatan wajah juga alami," ucap Shinta tak mau kalah.

"Nanti aku bilangin Daddy ya?" ancamku.

"Hahaha kamu ini nggak bisa diajak becanda. Sudah-sudah ayo kita berangkat. Kata Daddy dia sudah perjalanan ke restaurant tempat kita dinner," kata Mommy menarik tanganku.

Sekitar 20 menit perjalanan, kita sudah sampai di restaurant seafood, salah satu tempat makan mewah. Tempatnya juga lumayan besar, ditambah desain interior restoran membuat siapapun menjadi nyaman berlama-lama di sana.

Aku berjalan di samping Mom, sebenarnya aku sudah mulai mendapatkan firasat buruk ketika Mommy memaksaku ikut acara malam ini. Biasanya, Mommy dan Daddy akan pergi sendiri untuk acara-acara non resmi seperti ini.

"Hai Liliii!" teriak Mom, wanita seusia Mom langsung memeluk Mommy erat.

Terlihat sekali jika mereka adalah teman baik di masa lalu. Mungkin aku harus mencari teman baik untuk reuni pula besok ketika aku sudah tua.

"Shintaaaa, wah-wahh Nyonya William sudah lupa denganku nih," kata Tante Lili.

"Kau ini ada-ada saja Li, mana para laki-laki?" tanya Mom.

Para laki-laki? Berapa banyakkah? Ini pesta bujang atau acara reuni?

"Septian dan putraku dalam perjalanan, ini Yona ya?" tanya Tante Lili menatapku, aku tersenyum dan mengangguk.

Tante Lili tersenyum lembut menatapku, beliau bahkan mengelus wajahku.

"Iya, Tante saya Yona," ucapku tersenyum dan mencium punggung tangan Tante Lili.

"Tante sampai pangling, ternyata Yona lebih cantik aslinya ya daripada foto yang terpajang di majalah-majalah itu," kata Tante Lili membuatku tersipu.

Benar kan? Pesonaku bukan hanya untuk para lelaki. Bahkan Tante Lili saja mengakui pesonaku.

"Ah tante bisa aja," jawabku tersenyum malu.

Aku, Mommy dan Tante Lili sedang asyik membicarakan tentang dunia modelingku hingga tiba-tiba satu suara membuat kami terdiam.

"Bunda," panggil seorang lelaki membuat kami semua menengok ke asal suara.

Whatt? Dia dosen ganteng? Kenapa dosenku ada di sini? Apa yang keluarga kami rencanakan?

"Sir Regan??" "Kamu?" pekik kami bersamaan.

"Loh kalian udah saling mengenal?" tanya Tante Lili tak percaya.

"Udah Tan, dia dosen Yona di kampus. Oh ya Tan, Tante tahu putra Tante ini tidak menolongku sama sekali saat semua mahasiswa mengerubungiku tadi di kampus," aduku pada tante Lili.

Tante Lili menyipitkan matanya ke arah Regan, nikmati itu!

"Apa? Tega sekali kamu Re, Ya Allah mimpi apa aku punya anak seperti kamu," kata Tante Lili membuatku ingin tertawa.

Rasakan tuhhh!!!! Bwaahaha ....

"Hei, kalian sudah lama ya. Maaf kami telat," kata Dad dan lelaki paruh baya yang aku yakini adalah Om Septian.

Kami semua duduk melingkar mengikuti bentuk meja makan disini.

"Ayo kita makan saja dulu nanti kita lanjutkan," kata Mom.

Tatapan dingin dari Regan membuatku terpaksa menatapnya kembali tak mau kalah. Hei apa maksud tatapan lelaki itu? Dia akan memakanku bersamaan dengan steak yang tengah dia lahap? Yang benar saja, aku terlalu cantik disandingkan dengan steak itu.

"Gini anak-anak, kami ingin membicarakan janji kami dulu waktu masih kuliah," kata Om Septian membuatku mendongak.

Aku menatap dengan seksama, mencerna apa yang akan para orang tua ini katakan.

"Kami ingin menjodohkan kalian," kata Daddy membuatku terbelalak.

"Uwapaaaa?" teriakku tanpa sadar menyemburkan makananku pada kemeja Regan.

"Upssss maaf," kataku merasa bersalah.

Aku mengambil tissue, membantunya mengelap bekas makananku. Namun dengan kasar dia menepis tanganku.

Regan hanya menghembuskan napas beratnya dan menatapku tajam. Hei aku sudah meminta maaf bukan??

"Yona nggak mau Daddy! Emang ini jamannya Siti Nurbaya apa?" tawabku kesal.

Ayolah, ini era modernisasi, rasanya tidak lucu pernikahan kami dimulai dari perjodohan. Apalagi dengan lelaki sedingin Regan? Lelaki tanpa perasaan akan menjadi suamiku, oh God yang benar saja!

"Tidak ada penolakan sayanggg," kata Tante Lili mengelus rambutku dengan sayang.

Aku dan Regan hanya menghembuskan napas frustasi, kenapa mereka bisa sesuka hati menjodoh-jodohkan anak mereka tanpa konfirmasi terlebih dahulu? Mereka melanggar hak kami sebagai anak untuk memilih pasangan.

"Hustt, bilang sesuatu kek ," kataku berbisik padanya.

"Bilang apa?" jawabnya ikut berbisik, napasnya membuatku merinding.

"Ishhhh, nolak kek apa emang situ mau ya nikah sama aku?" kataku menginjak kakinya sebal, bagaimana ada lelaki sebodoh Regan di dunia ini.

"Awwwwww," ringis Regan membuat para orang tua menatap kami.

"Kamu kenapa Nak?" Tanya Tante Lili pada Regan.

"Enggak apa-apa kok Bun, cuma diinjek Semut Gajah aja," katanya sambari melirikku.

Wahhh kurang ajar dosen satu ini, dia menyamakanku dengan semut gajah? atau dia mau mengataiku seperti gajah? kurang langsing apa aku ini? tunggu pembalasan Princess Yona, Regan!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!