NovelToon NovelToon

Cinta Yang Tak Terduga

Bab 1

Dania yang sehabis mandi masuk kedalam kamar dan lupa mengunci pintu kamarnya, tiba-tiba dari belakang ada seseorang yang datang menyekap mulutnya.

Dania meronta-rontah untuk melepaskan diri dari bekapan orang itu.

“Diam Dania!” Suara seorang laki-laki yang ternyata adalah pamannya sendiri yaitu Karmin.

“Arkkkk!!!” Teriak Karmin kesakitan karena Dania menggigit tangannya yang membekap mulut Dania.

Plakkk!!!

Suara tamparan begitu keras terdengar. Dania memegang pipinya yang terasa kebas dan sakit akibat tamparan keras dari Karmin.

“Perempuan kurang ajar!” Emosi Karmin karena Dania terus melawan.

“Tolong !” Teriak Dania saat Karmin kembali melakukan aksinya ingin memperkosa Dania.

“Mas apa yang kamu lakukan !” Teriak Uni Tante Dania dan juga istri Karmin yang terlihat kaget melihat suaminya sedang memaksa mencium Dania.

Dania yang memiliki kesempatan lepas saat Karmin menoleh melihat Uni langsung mendorong Karmin dengan keras, kemudian berlari ke memeluk Uni meminta di tolong.

“Apa yang ingin kamu lakukan pada Dania?!” Tanya Uni marah.

“Aku hanya ingin mencicipi dia,” Kata Karmin santai.

“Laki-laki kurang ajar!” Marah Uni melayangkan tamparan ke wajah Karmin.

“Perempuan setan!” Karmin menangkap tangan Uni yang ingin menamparnya.

“Jangan berani-berani kamu Uni,” Dan akhirnya Uni yang di tampar oleh Karmin. Melihat tantenya terkapar akibat tamparan keras dari Karmin, Dania berlari memeluk Uni.

“Kenapa kamu tega?! Dania itu keponakanmu mas!” Isak Uni memegang pipinya yang sakit akibat tamparan Karmin.

“Dia keponakanmu bukan aku!” Ucap Karmin.

“Dan dia harus membayar aku karena sudah tinggal di rumah ini selama bertahun-tahun, makan dan minumnya aku yang tanggung. Karna dia tidak punya uang untuk membayar ku jadi dia harus membayarnya dengan tubuhnya!” Ujar Karmin yang membuat hati Uni dan Dania merasa di iris-iris.

Sejak kecil Dania memang tinggal bersama Karmin dan Uni karena orang tuanya yang telah meninggal saat dia berusia tujuh tahun dan kini usia Dania sudah dua puluh tahun.

Hati Dania sangat terasa sakit, jadi selama ini Karmin tidak pernah menganggap dia sebagai keponakannya. Pantas saja Karmin selalu ingin melecehkan dia.

Ini bukan kali pertama Karmin ingin menyentuh Dania, namun ini yang terparah yang Karmin lakukan karena Karmin ingin memperkosa dia.

“Tapi Dania itu sudah seperti anakku mas, aku mohon jangan lakukan itu mas.” Mohon Uni pada Karmin.

“Persetan sama permohonan mu !” Karmin kembali menarik Dania paksa meskipun di hentikan oleh Uni dan Dania berontak Karmin tak peduli.

Bahkan dengan kebejatannya Karmin ingin melakukan hal keji itu di hadapan istrinya sendiri.

Dania yang sudah tak punya tenaga untuk melawan hanya bisa memohon pertolongan dari sang maha kuasa, dan Uni hanya bisa menangis melihat perlakuan dan kebejatan suaminya terhadap Dania, ponakannya.

“Karmin ! Keluar kamu!“ Tiba-tiba suara gaduh orang berteriak memanggil nama Karmin menyuruhnya untuk keluar.

Karmin yang sudah melepas bajunya itu menjadi kaget dan takut saat mendengar suara keras yang memanggil namanya itu. Dan dengan cepat dia berlari keluar untuk menemui orang itu.

Dania yang sudah lepas hanya terduduk lemas tanpa tenaga, Uni segara menghampiri dan memeluk Dania, dia tak menyangka jika suaminya tega melakukan itu pada Dania. Kedua perempuan yang tanpa daya itu menangis meratapi sikap Karmin pada mereka.

“Keluar juga kamu Karmin!!!.” Kata laki-laki berbadan tegap yang tadi berteriak memanggil Karmin saat melihat Karmin keluar dengan tergesa-gesa.

Lalu seorang laki-laki yang memakai jas putih turun dari Toyota Alphard miliknya dengan sepatu hitam mengkilap menyentuh tanah.

“saya kira udah kabur kamu Karmin.” Ucap laki-laki itu melepas kacamatanya.

“Tu…tuan Albert,” Ucap Karmin terbata-bata saat melihat laki-laki yang memakai jas putih yang ternyata bernama Albert.

“Bayar kamu punya hutang sama saya, kalo kagak saya habisi kamu.” Ujar pria itu yang semakin membuat takut Karmin.

“Sa..saya belum punya uang tuan.” Kata Karmin ketakutan.

“saya tidak mau tau, kamu punya uang apa kagak. Yang mau saya tau kamu bayar hutang kamu!” Pria itu mendekat ke arah Karmin.

“Kalo kamu kagak bayar, nyawa kamu saya habisi!” Sambung pria itu berbisik di telinga Karmin membuat Karmin hampir kencing di celananya.

Lakam Albert memberi kode pada kedua anak buahnya yang bertubuh tegap untuk menghajar Karmin.

Kedua bawahan Albert pun menghajar Karmin hingga babak belur. Karmin tak lagi mampu berdiri akibat pukulan keras dari kedua bawahan Albert.

“Astagfirullah mas !” Uni berlari menghampiri Karmin yang terkapar.

Dan dari dalam rumah Dania mengintip di balik pintu.

“Ada apa ini pak? Kenapa suami saya?” Tanya Uni kelihatan panik.

“Suami mu itu punya hutang sama bos Albert.” Kata salah satu bawahan Albert.

“hutang? hutang apa?” Tanya Uni tak percaya jika suaminya memiliki hutang.

“Dia punya hutang sama saya, dan tidak di bayar-bayar sama dia.” Kini Albert yang bersuara.

“hutang apa pak? Suami saya punya hutang apa?” Tanya Uni lagi namun kini pada Albert.

“Dia punya hutang judi di klub saya. Dan kalo tidak bayar, nyawanya jadi pelunas!” Ujar Albert pada Uni.

“Be…berapa hutang suami saya pak?” Tanya Uni gugup.

“Dua ratus juta, itu udah sama bunganya.” Sahut Albert menyebutkan angka yang besar membuat Uni kaget mendengarnya.

“Mas, uang dari mana kita mas?” Tangis Uni saat mendengar kalau Karmin memiliki hutang yang begitu besar.

“Kasi saya waktu lagi tuan Albert.” Kata Karmin mencoba bangun.

“Karmin-Karmin, udah banyak waktu yang saya kasi buat kamu. Hari ini batas akhirnya.” Ucap Albert lalu kembali menyuruh bawahannya memukuli Karmin. Uni menangis histeris melihat suaminya di pukuli hingga berdarah-darah.

“Po…ponakan saya jadi pelunas-nya” Kata Karmin pelan nyaris tak terdengar karena menahan sakit di sekujur tubuhnya akibat pukulan-pukulan yang ia terima dari bawahan Albert.

“kamu ngomong apa? saya tidak dengar.” Albert mendekat agar mendengar apa yang di ucapkan oleh Karmin.

“Am…bil po..nakan saya sebagai pelunasan u…tang saya.” Kata Karmin terbata-bata namun kali ini lebih terdengar jelas.

“Jangan mas !” Teriak Uni tak mau jika Dania menjadi tumbal pembayar hutang.

“Kalo ponakan kamu cantik saya mau, apalagi kalo masih perawan.” Ujar Albert.

“Jangan tuan kesian ponakan saya!” Uni memohon di kaki Albert.

Dania Yang mendengar bahwa Karmin menyerahkan dia pada Albert dengan cepat ingin masuk kembali ke rumah dan menutup pintu namun terlambat. Bawahan Karmin dengan cepat menghalangi Dania.

Dania yang tertangkap di bawa ke hadapan Albert. Meskipun meronta-ronta meminta di lepaskan Dania tak di gubris oleh bawahan Albert.

“Waah, ponakan kamu lumayan juga cantiknya, saya suka.” Albert menyentuh pipi Dania. Memerhatikan Dania dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dan Albert terlihat sangat puas.

“Ok, hutang kamu saya anggap lunas, nih cewek saya bawa.” Kata Albert senang karena mendapat ikan besar.

“Terima kasih tuan Albert.” Ucap Karmin karena Albert mau membebaskan dia dari semua hutang-hutangnya, meskipun sebagai gantinya dia harus memberikan Dania. Untung saja tadi dia tak sempat macam-macam pada Dania.

Dengan air mata yang berlinang Dania di bawa pergi oleh Albert dengan paksa. Uni tak dapat berbuat apa-apa dan hanya bisa melihat sambil menangisi nasib Dania yang begitu malang akibat ulah suaminya.

Bab 2

Di dalam mobil Dania masih meronta-rontah meminta untuk di lepaskan.

“Tolong lepaskan saya, saya mohon.” Pintanya dengan air mata yang terus jatuh.

“sampai kamu nangis darah mohon-mohon, kamu tidak bakalan saya lepasin.” Ucap Albert yang duduk di kursi depan bersama sopir.

Sementara Dania yang berada di kursi belakang di himpit oleh kedua bawahan Albert terus berdoa dalam hati semoga dia di lindungi oleh Tuhan.

Mobil Albert yang membawa Dania berhenti di sebuah klub malam, lalu Dania di bawa paksa oleh bawahan Albert ke dalam klub malam tersebut.

“Bawa dia masuk, dan beri dia minuman enak yang bisa buat melayang.” Albert menyuruh Bawahannya membawa Dania masuk ke sebuah kamar. Setelah menyuruh bawahannya memasukkan Dania ke kamar itu Albert lalu pergi meninggalkan Dania dan bawahannya.

“Saya mohon lepaskan saya.” Tangisan Dania terdengar begitu lirih.

“Percuma kamu mohon-mohon, bos mah tidak ada belas kasihan nya.” Kata salah satu bawahan Albert yang bertubuh besar dan botak.

Dania hanya bisa menangis meratapi nasibnya yang begitu menyakitkan. Entah kenapa cobaan terus datang tanpa henti padanya.

“tuan Airon, apa kabar?” Sapa Albert pada pria tampan yang baru datang.

“Akan baik kalo kamu punya barang baru.” Ucap pria itu, tampaknya ini bukan pertama kalinya dia memasuki klub milik Albert itu.

“Barang baru? Tentu tuan, saya punya yang baru, fresh, belum pernah di pake.” Kata Albert.

“Kalo tuan mau, akan saya siapkan buat tuan,” Sambung Albert lagi.

laki-laki itu mengangguk, tanda dia setuju jika Albert menyediakan secepatnya apa yang Albert katakan.

“Akan saya siapkan sekarang tuan.” Kata Albert lalu dengan cepat menemui bawahannya dan menyuruh mereka untuk menyiapkan Dania, karena malam ini akan ada tamu untuknya.

“Tapi kalo dia tidak mau bagaimana bos?” Tanya bawahan Albert yang bertubuh besar dan botak itu.

“Paksa! Kalo perlu bikin dia mabuk.” Suruh Albert.

Kedua bawahan Albert menurut dan mendatangi Dania yang di kurung di kamar yang ada Klub malam itu.

“Kamu harus kerja.” Kata bawahan Albert yang satu lagi.

“Kerja? Saya harus kerja apa?” Tanya Dania pelan tak mengerti.

“Yah, melayani tamu lah!” Sahut Orang bawahan Albert itu dengan nada keras membuat Dania ketakutan.

“Maksudnya? Melayani tamu, apa saya jadi pelayan di sini?” Tanya Dania lagi ingin memastikan pekerjaannya.

“Kamu itu di sini sebagai p******” Dan seketika saat mendengar ucapan itu mata Dania membulat tak percaya bahwa dia di jadikan wanita pemuas nafsu.

Segera Dania mencoba untuk melarikan diri namun di cegat oleh kedua bawahan Albert, Dania mencoba melawan namun tenaganya tak cukup untuk melakukan itu.

Kedua bawahan Albert memaksa Dania meminum sebuah minuman, dan setelah itu perlahan-lahan kesadaran Dania menghilang.

****

Seseorang memutar gagang pintu kamar dimana Dania berada, dan ternyata orang itu adalah Airon pelanggan tetap Albert.

Dengan langkahnya Airon mendekati Dania yang tengah tertidur pulas, mungkin karena minuman yang di paksakan untuk di minumnya oleh bawahan Albert tadi.

Airon membelai wajah Dania lembut, dirinya sudah di penuhi gairah saat melihat tubuh terlentang Dania yang menurutnya begitu nikmat untuk dia jelajahi. Dan terjadilah sudah dimana Airon melepaskan hasratnya pada Dania.

Dania terbangun dengan sekujur tubuhnya yang terasa sakit, apalagi di bahagian bawahnya terasa begitu nyeri.

“Kamu sudah bangun,” Suara Airon menyadarkan Dania bahwa dia tidak sendiri di kamar itu.

Dania yang masih tak sepenuhnya sadar begitu kaget saat mendapati tubuhnya hanya di lapisi oleh selimut, dan di bawah selimut tubuhnya polos tanpa sehelai benang pun.

“Ini bayaran kamu. Saya tambah dari jumlah yang seharusnya.” Airon meletakkan dengan kasar sejumlah uang ke atas kasur di mana Dania masih berbaring lemah.

“Ka…kamu apa kan saya?” Tanya Dania meskipun mungkin dia telah sadar apa yang terjadi.

“Jangan pura-pura bodoh, kamu tau apa yang terjadi antara kamu dan saya, dasar p******” Kata Airon tersenyum sinis, mengira Dania sedang berpura-pura dan pasti meminta bayaran yang lebih lagi.

Deg!

Kini Dania telah benar-benar mengerti dan tahu apa yang terjadi, laki-laki itu pasti sudah merenggut kesuciannya.

Dania menangis sejadi-jadinya tak bisa menerima kenyataan bahwa mahkota yang ia jaga telah hilang tanpa ia sadar, dan laki-laki yang merenggutnya tak ia kenal.

Airon yang masih berdiri mengancingkan bajunya satu persatu itu tak peduli pada tangisan Dania, Airon hanya menyangka bahwa itu adalah sandiwara yang di mainkan oleh Dania hanya untuk mendapatkan rasa kasihan dari Airon, agar Airon memberinya lebih banyak lagi uang.

“Ini saya tambah lagi, tapi bukan akting menangis kamu, tapi karna kamu benar-benar memuaskan saya.” Kata Airon yang membuat hati Dania yang terluka menjadi tambah sakit.

“Saya bukan p******, saya bukan perempuan yang seperti itu,” Tangis Dania menepis tuduhan yang Airon lontarkan padanya.

“Terserah !” Ujar Airon balik badan dan bersiap meninggalkan Dania yang masih dengan tangisannya.

“Tolong, saya mohon jangan tinggalkan saya di tempat ini.” Dania meraih kaki Airon memohon agar Airon tak meninggalkan dia, dia tak ingin berada di tempat terkutuk itu dan di jajah oleh banyak laki-laki.

Baginya cukuplah hanya Airon, laki-laki pertama yang menjajah tubuhnya.

“Saya mohon dengan sangat, tuan mau membawa saya, biar-lah saya rela menjadi wanita anda.” Mohon Dania tersedu-sedu.

Dania dengan rela menjadi wanita simpanan Airon daripada dia tinggal dan menjadi santapan laki-laki untuk menjadi pemuas nafsu. Lebih baik hanya Airon satu-satunya laki-laki, meskipun Dania merasa berdosa dan kotor namun dia sudah tak punya pilihan lain selain meminta Airon membawanya meskipun harus menjadi simpanan dan boneka Airon.

“Dasar perempuan murahan,” Airon menepis Dania dengan kasar, tak peduli meskipun Dania sudah bersujud-sujud di kakinya.

Airon tanpa perasaan meninggalkan Dania yang tersungkur tak berdaya dengan hanya selimut menutupi tubuhnya.

Dania dengan kehancuran hati menangis sejadi-jadinya, dia meratapi kepedihannya. Kesuciannya telah hilang dan kini mungkin akan banyak laki-laki yang akan menjamah tubuhnya.

Namun di dalam keterpurukan itu Dania masih mengingat Tuhan, dan masih mempercayakan hidupnya pada Tuhan. Berharap Tuhan akan membantunya dan melindungi dirinya. Dania dengan keyakinannya begitu percaya bahwa apa yang terjadi pasti karena ada keindahan di dalamnya. Dania sangat yakin akan itu.

Tiba-tiba mata Dania menangkap pintu yang masih terbuka lebar, dengan cepat Dania mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai. Memakainya lalu berlari keluar mengejar sosok Airon laki-laki yang merenggut kesuciannya.

Bab 3

“Bagaimana, apa tuan puas dengan servis gadis itu?” Tanya Albert di tengah suara dentuman musik disco saat Airon datang menghampirinya.

"Hari ini kamu tidak mengecewakan saya Albert." kata Airon.

“Saya senang jika tuan Airon senang,” Ucap Albert karena ternyata Dania cukup bisa diandalkan karena bisa membuat seorang Airon merasa terpuaskan.

Perkataan Albert hanya di tanggapi diam oleh Airon dan itu sudah cukup menjawab pertanyaan Albert. Airon puas dan bahkan sangat puas dengan Dania.

Sementara Dania menuruni lantai dua dengan tergesa-gesa takut ketahuan oleh bawahan Albert atau pun Albert sendiri. Namun akibatnya kakinya tersandung Dania terjatuh.

Semua mata orang-orang yang ada di klub itu kini tertuju pada Dania. Albert yang melihat itu dengan cepat menyuruh anak buahnya segera menangkap Dania.

Tanpa memikirkan rasa sakit pada tubuhnya cepat-cepat Dania bangun ingin melarikan diri, namun sia-sia karena anak buah Albert kembali menganggapnya.

Plakkk !

Albert menampar Dania.

“Ini akibatnya kalo wanita sepertimu macam-macam,” Ujar Albert marah karena berani-beraninya Dania mencoba melarikan diri padahal dia adalah pelunas hutang.

“Tolong lepaskan saya, saya mohon.” Tangis Dania menahan sakit. Tubuhnya terasa akan hancur.

“itu hanya ada di dalam mimpimu? mimpi! kau itu bayaran yang aku terima dari Karmin. Jadi kau jangan pernah mimpi bisa keluar dari tempat ini, Kalo kau macam-macam lagi, kau ku habisi! paham!” Ancam Albert.

Dania merasa mungkin ini adalah akhir dari kehidupan tenangnya. Dan selamanya dia akan terkurung dan berada di tempat kotor itu membiarkan tubuhnya di sentuh oleh laki-laki mana pun yang datang untuk membayar tubuhnya.

Anak buah Albert bersiap untuk kembali membawa Dania ke kamarnya namun tiba-tiba saja suara keras musik disko yang tadi memekakkan telinga berhenti. Dan langkah kaki terdengar melewati orang-orang yang menyaksikan kejadian dimana Dania di tampar, dan langkah kaki itu menghampiri dimana Albert, Dania dan anak buah Albert berdiri.

“Berapa harganya,” Ternyata itu Airon. Dan, dia juga yang.

“Maksud tuan Airon harga apa?” Tanya Albert yang tak mengerti.

“Harga perempuan itu.” Dania adalah yang di maksud oleh Airon.

“Saya akan beli dia." Ucap Airon membuat Albert ternganga tak percaya dengan apa yang di dengarnya.

"Maksud tuan Airon?" Albert masih tak mengerti dengan maksud Airon yang ingin membeli Dania.

“Perempuan itu, biar saya yang bayar berapa hutang yang dia miliki? Saya yang akan melunasinya dan dia akan ikut saya.” Jelas Airon yang membuat Albert semakin terkejut tak percaya.

“Tapi tuan Airon dia itu ada pe*****" di sini, saya-"

“Kalau kau masih ingin Klub ini berjalan seperti seharusnya, serahkan saja dia.” Ujar Airon mengingatkan membuat Albert mati kutu.

Sejenak Albert menjadi diam tampak seperti sedang berpikir.

“Baiklah tuan Airon. Silakan tuan mengambil perempuan itu." Albert pasrah karena tak ada gunanya dia melawan Airon.

Airon tersenyum puas mendengar apa yang di ucapkan oleh Albert. Memang seharusnya Albert menuruti kata-katanya.Karena, orang seperti Albert sangat mudah untuk dia jatuhnya.

Dania yang kini sudah menjadi milik Airon. Tak menunggu lama langsung mengikuti Airon dari belakang dengan langkah cepat. Ia takut jika nanti, mungkin saja Airon akan berubah pikiran. Lalu meninggalkannya.

Airon membuka pintu mobil Porsche panamera miliknya, lalu masuk kedalam.

"Mau tinggal di sini?. Tanya Airon yang melihat Dania masih berdiri tak bergerak masuk ke dalam mobilnya.

"Duduk di depan. Saya bukan sopir." Ucap Airon lagi. Saat melihat Dania ingin membuka pintu belakang mobilnya.

Kemudian Mobil Porsche panamera milik Airon melaju dengan kecepatan sedang menyusuri jalanan kota malam itu.

Di balik kemudi, Airon terlihat tampan dan berkarisma, dengan santai mengendarai mobilnya. Dan, untungnya dia tak minum banyak, hanya minum segelas Koktail.

Sementara di kursi penumpang, Dania sedang dengan takjubnya memandang keluar, pemandangan kota dengan lampu terang sangat menggoda matanya. Ini pertama-kalinya dia melihat pemandangan kota. Ternyata begitu indah di matanya, bahkan saking takjubnya, dia, melihatnya tanpa berkedip, seperti anak kecil yang melihat mainan bagus yang menggodanya.

Airon yang sadar, membuka kaca pintu mobil untuk membiarkan Dania lebih leluasa memandang keluar tanpa penghalang. Mungkin Airon tahu kalau ini pertama-kalinya Dania menginjakkan kakinya di kota.

Airon membelokkan mobilnya ke sebuah jalan, dan tak lama kemudian, mobil Porsche panamera milik Airon berhenti di sebuah rumah kaca, dimana rumah tersebut dikelilingi oleh sebagian besar kaca.

Dania mengikuti Airon yang turun dari mobilnya dan berjalan masuk ke dalam rumah tersebut, persis layaknya anak ayam yang mengekor induknya.

Sekali lagi Dania takjub, saat melihat rumah itu, rumah dua lantai yang simpel tapi terkesan megah.

Airon berjalan menaiki tangga ke lantai dua, dan di ikuti oleh Dania.

"Kamu tidur di kamar itu," Airon menunjuk salah satu kamar yang ada.

"Terima kasih tuan," Ucap Dania.

"Tapi ingat, Kalo saya butuh kamu harus segera datang ke kamar saya." Ujar Airon sambil mengelus wajah Dania.

"Baik tuan." Dania mengangguk, mengiyakan.

Dania lalu memasuki kamar, yang kini telah menjadi kamarnya. Kamar yang luas, tiga kali lipat dari kamar miliknya yang ada di desa.

Bahkan kamar mandi berada di dalam kamar.

Dania mengusap-usap kasur besar yang kini akan menjadi tempat tidurnya, berbeda dari kasur miliknya yang ada di desa.

Kasur yang kucel dan lusuh pun bisa membuat tidurnya nyenyak, apalagi jika dia akan tidur di kasur yang bersih dan besar itu, mungkin dia akan tidur terlebih nyenyak lagi,

Dan juga, pasti akan nyaman karena tak ada lagi pamannya yang cabul itu yang sering ingin mengambil kesempatan padanya.

Dan jika saja tak ada harga yang harus dia bayar untuk pembebasannya mungkin semua akan menjadi kebahagiaan untuknya.

Dania bersyukur karena bisa lepas dari Karmin. Dan bisa pergi dari Klub Albert meskipun dia harus menyerahkan dirinya pada Airon, setidaknya itu sedikit lebih baik dari pada dia harus di jamah oleh banyak laki-laki.

Air mata Dania kembali jatuh karena entah kenapa nasib seakan terus mempermainkan dirinya.

Tiba-tiba Dania menjadi khawatir memikirkan bibinya. Dalam hati, Dania berharap semoga Karmin tak selalu berlaku kasar pada bibinya.

Sementara di kamarnya Airon tengah menikmati rokok yang terjepit di antara jarinya. Menghirupnya dalam lalu menghembuskan kepalan asap yang beterbangan lalu lenyap. Untuk pertama-kalinya ada perempuan yang menarik baginya.

Tadi Airon begitu menikmati permainannya. Dania begitu mengoda dirinya sehingga dia melepaskannya beberapa kali. Airon tak menyangka jika Albert bisa mendapatkan barang yang sebagus itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!