Aku bersekolah di sebuah SMK di surabaya, kelas 2 manajement Bisnis.
Entahlah apa sebenarnya cita cita ku, yang pasti aku ingin bekerja setelah lulus sekolah nanti.
Oh iya hampir lupa, perkenalkan namaku Sekar aku anak pertama dari dua bersaudara, adik ku laki laki bernama satrio dia duduk di kelas enam SD negeri juga di sekitaran tempatku tinggal.
keluarga kami bukan keluarga yang kaya raya, ayahku bekerja di sebuah perusahaan export import di salah satu dermaga besar di Surabaya ini, sedangkan ibuku hanya ibu rumah tangga biasa.
Di sekolah aku punya beberapa sahabat, biasalah teman teman cewek tukang rumpi sama juga kehidupan para sahabat ku, kami juga sangat sederhana,
kami bersekolah selalu berangkat bersama sama dengan naik angkot, saat di dalam angkot tidak jarang kami selalu di tegur penumpang lain karena selalu saja bercanda di perjalanan.
tahu sendiri kan bagaimana hebohnya para gadis gadis kalau sudah bercanda.
saat pulang sekolah, kami tak jarang suka berjalan kaki ramai ramai.
itu lah nikmatnya punya sahabat.
yang membuat kecewa saat harus magang di sebuah perusahaan atau instansi.
pastinya . . . kami tidak akan bisa jalan jalan bareng lagi seperti biasanya
tapi bagaimna lagi, kami harus cari nilai sebanyak banyaknya untuk lulus nanti.
Aku paling suka sekali kalau magang, aku bisa berkenalan dengan orang orang baru, dapat ilmu baru dan yang paling penting dapat kenalan cowok cowok baru
xixixixixixi . . .
aku sadar, aku tidaklah secantik para sahabatku atau secantik teman teman se magangku.
badanku juga gemuk tapi aku cukup lumayan tinggi lho 165 cm dengan berat badan 60 kg
gemuk kan ya
tapi aku Percaya diri sekali lho saat ini.
hahahahaha . . .
Setiap orang yang aku kenal selalu bilang kalau aku ini baik, tidak sombong,
waw . . .
cowok cowok ternyata juga suka kok berteman denganku katanya sih aku suka humor
hehehehehe . . .
dari sekian cowok yang aku kenal semua hanya aku anggap teman saja tanpa terkecuali, bukannya sombong juga sih aku,
karna sebenarnya di hatiku hanya ada satu nama cowok
yaitu Edward Lee
Dia adala anak dari kolega ayahku
sebenernya dia pelanggang Export Impor di perusahaan ayah.
mereka sangat akrab di luar pekerjaan.
Pak Cen Tung Lee adalah papinya Edward Lee, mereka pengusaha dari Korea.
mulanya mereka belum punya nama di Indinesia ini, sejak berkenalan dengan Ayah ku mereka mulai masuk ke indonesia, membeli sebidang tanah untuk usaha dan ahirnya berkembang dan menjadi besar saat ini.
begitulah perkenalan singkat antara ayahku dengan papinya Edward Lee
Edward Lee adalah anak pertama di keluarga Lee di sekarang kuliah semester ahir di Korea tempat asalnya.
ada satu adeknya Edward
seorang laki laki yang bernama Juan Lee,
dia seumuran denganku, dan bersekolah di SMU katolik di Surabaya
dulu sebelum Edward berangkat ke korea dia juga sekolah di surabaya sampai SMU,
dengan begitulah aku mengenalnya,
meski lintas agama dengan kami, mereka sangat ramah dengan kami kaum pribumi.
Edward juga sangat baik dengan keluargaku, terutama denganku, aku sering mereka ajak untuk menghabiskan malam minggu bahkan sampai ke luar kota.
disitulah aku mulai jatuh hati padanya,
sampai suatu saat Edward harus terbang ke korea untuk menuntut ilmu, hati ku kecewa sekali.
akan bertahun tahun lamanya kami tidak bertemu.
tapi nama Edward masih tersimpan rapi di hatiku
aku harus sabar tunggu tahun depan, dia akan kembali ke Indonesia ini untuk meneruskan bisnis keluarganya
tak terasa,
kenaikan kelas sudah di ujung mata,
hari ini aku bersiap siap berangkat sekolah untuk mengikuti ujian Ahir sekolah
deg . . . degan . . .
semoga semuanya lancar
tidak terasa Ujian sudah berahir, tinggal tunggu hasilnya nih
oh iya semalam aku dapat kabar dari ayahku,
Edward Lee bakal pulang besok sore
ternyata dia juga sudah lulus menjadi sarjana ekonomi dengan predikat sarjana dengan nilai terbaik
waw . . .
sudah ganteng pintar lagi dan bakal jadi CEO perusahan papinya kelak
jadi makin cinta aku padamu Edward Lee
" Sekar . . . Bangun . . . "
samar - samar kudengar suara ibu membangunkanku
" kamu tidak ikut jemput Nak Edewrd kah "
lanjutnya dan membuatku sesaat terbangun dari tidur siangku
" jam brapa ini bu " gumanku sambil melirik jam dinding di atas tempat tidurku
" Astaga, jam 12.00 "
segera aku melompat dari tempat tidurku, berlari kecil menuju kamar mandi.
" Aduh . . . "
tanpa sengaja aku manabrak kaki kursi makan di depan kamarku
sambil nyengir kuda dan mengusap - usap kakiku yang sakit. Aku tetap berlari - lari kecil menuju kamar mandi
" hem . . . terpaksa nih harus mandi bebek, biar tidak terlambat jemput kak Edward " gumanku
" sekar Sudah belum, kamu lama sekali sih "
gantian ayahku yang mengingatkan aku
" Sebentar ayah, ini tinggal pakai sepatu "
jawabku sambil berlari keluar kamar, tentu saja dengan menghindari kaki kursi yang aku tabrak tadi . . .
" waw kak, cantik sekali dirimu hari ini " goda Satrio adikku semata wayang
" iya lah, kakakmu ini kan memang paling cantik dek " jawabku sambil tersenyum bangga, serta tanganku mengacak - acak rambut Satrio
"aaakh . . . kak aku ini bukan anak kecil lagi, jangan acak - acak rambutku terus " sahut satrio tidak terima, dengan cemberut dia pura - pura ngambek
" sudah, sudah, ayo kita berangkat.
keluarga Pak Lee sudah lama menunggu kita " kata ayah sambil melerai pertengkaran kecilku dengan Satrio
Di teras rumah kulihat ibu sedang menerima telepon.
" iya Bu Lee ini kami sudah mau berangkat, baik di tunggu yaaa "
" gara - gara kamu ini sekar, kita terlambat. Bu Lee sampai menelepon kita " semprot ibu padaku
" maaf Bu " jawabku sambil merajuk, ku peluk tangan kanan ibu sambil aku benamkan wajahku di ketiak beliau
" ih geli ah . . . " jawab ibu sambil mencubitku kecil
Dalam perjalanan menuju bandara aku selalu senyum - senyum kecil membayangkan wajah Kak Edward.
seperti apa ya dia saat ini,masih tetap ganteng???
atau tambah ganteng lagi???
tingginya bertambah lagi tidak ya???
badannya apa masih gagah seperti dulu???
senyumnya apa masih seindah dulu???
Wah beribu pertanyaan di dalam hatiku.
tak terasa kami rombongan keluargaku dan rombongan keluarga kak Edward sudah sampai di bandar udara juanda
ramai sekali terminal kedatangan domestik ini,sudah sesak hampir tidak ada celah.
" Duh . . . Pi kita tidak dapat tempat duduk ini " kudengar gumanan mami Kak Edward manja sabil mengipas - ngipaskan tangannya di wajah. aku jadi semakin bersalah, karena aku ketiduran jadi tidak kebagian tempat duduk di bandara ini
untung tidak menunggu beberapa lama, pesawat kak Edward sudah tiba.
mami dan papinya kak Edward bergegas menuju pintu kedatangan,
yang lainnya terutama aku hanya sabar mengunggunya di tempat kami semula.
tidak sampai lama, ahirnya bapak dan Ibu Lee sudah datang kepada kami sambil menggandeng seorang pria yang cukup tampan, putih, tinggi dan senyum merekah di sudut bibirnya yang merah sekali.
SubhanaAllah, sungguh indah ciptaanMu ini Ya Rob,
benarkah Ini Edward yang enam tahun lalu menjadi teman bermainku???
dia sekarang terlihat lebih tampan, lebih tinggi dan yang pasti lebih ganteng sepuluh ribu persen dari enam tahun yang lalu
" Hay . . . apa kabar, kamu sekar yang dulu itu kan ??? kenapa, apa kamu lupa sama aku " sapanya sambil mengulurkan tangannya kepadaku.
hem . . . sejenak aku tersadar kalau mulutku sampai terbuka lebar melihat Anugerah Terindah tuhan yang ada di depanku.
" oh . .. i . . . iya, aku . . . aku sekar yang dulu itu "jawabku sedikit terbata bata
dia hanya tersenyum kecil
SubhanaAllah senyumnya indah sekali hampir tidak rela aku memalingkan wajah untuk tak melihat KaruniaMu ini Ya Allah.
" sudah - sudah . . . Ramah tamahnya kita lanjut di rumah saja ya, di sini sesak sekali sumpek rasanya " kata Bu Lee membuyarkan lamunanku mengagumi Kak Edward
dengan bergegas kami menuju mobil masing masing untuk menuju Rumah keluarga Lee
satu jam berlalu, ahirnya kami sampai juga di kediaman keluarga Lee,
kami segera masuk kedalam rumah tersebut.
di dalam rumah kami meneruskan Reuni yang tertunda tadi di bandara. Dengan di sambung makan malam bersama, hidangan dimeja sunggu penuh, hampir tidak terlihat pinggiran meja.
mereka bilang ini sebagian adalah makanan kesukaan kak Edward.
" Pak Gunawan ini makanan tidak ada yang mengandung **** ya.
kami sangat menghormati keluarga sampeyan, makannya hari ini makanan yang terhidang di meja ini seratus persen hallal ya.
ayo silahkan di cicipi " terang pak Lee kepada keluargaku
"Alhamdulillah, pak Lee Terimakasih sudah mengistimewakan keluarga kami " balas ayahku dengan sopan dan terharu
bagiku makanan di depanku memang sangat menggoda, karena aku memang si jago makan, apalagi makanan dari keluarga Lee, mereka memang sangat menghormati keluargaku, Mereka selalu bilang kalau keluargaku adalah keluarganya juga di indonesia ini yang paling berharga.
tapi makanan itu semua tidak ada tandingannya dengan saat aku mengagumi sosok pangeran hatiku yang tepat ada di hadapanku ini.
sungguh
sungguh
sungguh
aku lebih memilih kelaparan hari ini hanya untuk memandanginya
Ah . . . tak terasa jam dinding di rumah keluarga Lee sudah menunjukkan jam dua belas malam.
Sebagai tamu yang punya aturan ahirnya kami pun mohon diri.
terpaksa sih aku untuk pulang
Beneran deh, tidak Ikhlas aku pulang malam ini
" Baiklah terimakasih pak Lee atas hidangannya, oh iya Nak Edward semoga kamu sucses ya nanti di indonesia dengan predikat nilai terbaikmu dengan bekerja di perusahaan papimu nanti " pamit ayah ku pada keluarga Lee
" Siap, Terimakasih ya Om sudah menjemputku "
balas Kak Edward
dengan berat hati ku tinggalkan rumah keluarga Lee
Baik lah besok masih ada waktu lagi,
aku pastikan aku akan melihatmu lagi Pangeran Hatiku
beberapa minggu setelah kepulangan kak Edward ke indonesia tanpa sengaja aku bertemu dengannya di mall,
kebetulan waktu itu aku pergi dengan para sahabatku untuk merayakan kenaikan kami ke kelas 3 SMK ini.
sedangkan kak Edward dia ke mall bersama adiknya Juan Lee yang seumuran denganku.
" hallo sekar, apa kabar " sapa Juan Lee mengaget kan ku
saat itu aku beserta sahabatku lagi asyik pilih pilih acesoris di sebuah toko di mall tersebut.
" ah . . . Hay juan, kamu sama si . . . " sahutku yang tiba - tiba terpotong karena kulihat dia bersama pengeranku yang tampan.
aku tersipu malu di sambut dengan ledekan para sahabatku
" cie . . . cie . . . siapa nih " celoteh para sahabatku hampir berbarengan.
yaaa
aku memang tidak pernah cerita tentang keluarga Lee kepada para sahabatku bahkan juga tentang Kak Edward, entah mengapa,
bagiku ini cukup sebagai rahasiaku yang paling harus aku jaga.
bahkan kepada adikku atau bahkan ibuku saja aku tidak pernah certita kalau aku sangat menyukai kak Edward.
"Hus . . . apa an sih, ini anak dari kolega ayahku tau " jawabku sedikit agak sewot
sedangkan Kak Edward dan juan Lee hanya tersenyum manis saja
" Yaa Ampun Kak Edward jangan kau bagi senyumanmu itu pada teman - tamanku yang paling ingin tahu ini dong " tangisku dalam hati
sunggu tidak rela aku.
" Ayo kita ke food cord di depan itu, kita cari makan dan minuman. kalian semua belum pada makan siang kan" sapa kak Edward kepada kami semuanya.
wuah wajah - wajah kelaparan para sahabatku pada kegirangan di ajak nongkrong dengan cowok + cowok ganteng tersebut, bahkan ada yang keluar air liurnya
Duh Gusti, musibah ini buat ku. bisa - bisa kalah saingan nih aku sama mereka meskipun mereka adalah sahabatku tapi aku benar - benar tidak rela
huf . . .
Tidak beberapa lama kami sudah menemukan tempat nongkrong paling enak untuk kami berlima
tempatnya paling pojok, asyik pokoknya,
tidak beberapa lama kemudian pesanan kami sudah tersaji dimeja yang berada di depan kami.
aku memilik posisi duduk yang sengaja tidak bersebelahan dengan Kak Edward, kupilih tempat duduk yang berada tepat di depannya.
pintar kan aku yaa
kalau duduk di dekatnya aku pasti canggung
untuk berbicara atau sekedar meliriknya
nah kalau aku duduk di depannya aku bisa bebas mencuri pandang pada pangeranku ini
pintarnya diriku ini
kak Edward benar - benar pria yang ramah
baru kenal teman - temanku dia sudah sangat akrab dengan mereka
dan sialnya teman - teman itu pun sok banget mengakrapkan diri dengan kak Edward
ibarat puasa bertahun - tahun lamanya hingga menemukan segelas air es yang segar
duh jengkelnya hatiku
tapi bagai menyelam minum air,
aku menikmati hari ini
walau pun aku tidak punya kesempatan mengobrol banyak dengan kak Edward tapi setidaknya aku bisa menikmati sosok indah di depanku ini.
hampir dua jam kami nongkrong di food cort tersebut, ahirnya kami memutuskan untuk pulang masing - jmasing
tapi lagi - lagi kak Edward menawarkan tumpangan satu persatu dari kami untuk pulang ke rumah.
mati aku,
benar - benar ke enakan nih tukang - tukang penasaran ke tiga sahabatku ini
tapi ya mau bagaimna lagi, dari pada mereka penasaran tidak jelas, lebih baik aku iklaskan saja sudah kesempatan langka ini
dan yang membuatku bersyukur karena kemujuranku hari ini aku diantar pulang kak edward paling belakangan.
Alhamdulillah, puji syukur
ku padamu tuhan
sungguh aku sangat bersyukur hari ini.
dengan begitu aku bisa berlama lama untuk memandangi pangeranku lebih lama lagi
Ya walau hanya lewat kaca sepion yang tergantung ada ditengah itu
lumayan lah, buat bekal tidur nanti malam
" nah sekar kini giliranmu untuk pulang"
sapa kak edward mengagetkan lamunanku
" ah . . . i . . . iya terimakasih ya kak, terimakasih juan atas traktirannya hari ini.
maaf ya teman teman ku sudah menyusahkan kalian " balasku sedikit kaget sambil aku membuka pintu mobil dan turun dari mobil tersebut
" Baik . . . salam ya buat Om dan tante .
kami tidak sempat mampir yaa " jawab juan di balas lambaian tangan kak Edward padaku
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!