NovelToon NovelToon

Hello My Future

*Pengenalan Tokoh*

Yasmine Angelista

19 Tahun

Wajah gadis di atas yang akan Author gunakan untuk menggambarkan tokoh utama Yasmine Angelista.

Wanita kuat, cerdas, bertalenta, serta tubuhnya yang molek membuat orang-orang di sekelilingnya tidak ada yang bisa membicarakan kekurangannya. Yasmine wanita sempurna, di usianya yang masih 18 tahun banyak pencapaian yang sudah ia peroleh. Akademisnya di Sekolah juga tidak bisa di ragukan lagi. Banyak gadis seusianya yang iri terhadapnya, tapi keirian itu tidak berdampak buruk bagi Yasmine.

Teman-teman Yasmine sangat menyayanginya. Karna kelembutan dan tutur kata yang baik yang sering kali di gunakan Yasmine saat berbicara membuat siapa pun terkagum-kagum. Yasmine hanya tidak memiliki harta yang berlimpah, Ia hanya punya kecerdasan otak dan wajah yang cantik.

Mungkin kebanyakan wanita akan memilih memiliki tubuh sepertinya di bandingkan memiliki kehidupan yang mewah. Karna keindahan rupa mengalahkan segalanya. Hidup dengan wajah cantik dan tubuh yang indah perlahan-lahan akan membuat hidup mu lebih mudah. Kau bisa mendapatkan apapun yang kau mau jika kau memanfaatkan kecantikan mu.

Tapi tidak dengan Gadis cantik ini, Ia sangat menjaga tubuhnya. Mencintai tubuhnya seperti Ia di beri pesan oleh sang Pencipta agar senantiasa menjaga apa yang sudah di berikah olehnya.

Yasmine Angelista terlahir dari keluarga kaya. Tetapi kekayaan yang dirasakannya hanya bertahan sampai Ia berumur 8 tahun.

Yasmine memiliki Ibu yang bernama Sully dan Ayah yang bernama Ayaan. Ibunya yang tidak memiliki pendidikan yang baik, membuatnya tidak bisa berbuat banyak untuk membantu sang suami.

Ibu Sully hanya memiliki paras cantik ketika Ia di pinang oleh ayah Yasmine. Hanya bermodalkan kemolekan tubuh dan mendapat nasib yang bagus dan di pinang oleh anak orang kaya.

Ayaan sangat mencintai keluarganya, menjaga dan mengayomi serta memberikan apapun yang di butuhkan keluarga kecilnya.

...***...

Aden Aneska

28 Tahun

Aden Aneska. Putra dari pernikahan Arsenio dan Arabella. Kakeknya yang bernama Andonios pemilik Bakhit Corporation, pabrik yang memproduksi wine terbesar di dunia yang berpusat di Aregon, Amerika Serikat.

Aden anak tunggal dari Ayahnya yang juga anak tunggal membuatnya tidak akan mati kelaparan sampai seratus turunan. Tidak ada yang bisa menghitung jumlah kekayaan yang di miliki sang Kakek.

Yang perlu di ketahui, Aden saat ini tinggal di Korea Selatan untuk mengurus bisnis keluarganya yang berada di Seoul. Orang tua beserta Kakek Nenek nya tetap tinggal di Amerika Serikat untuk mengurus Induk Perusahaan.

Aden yang juga mempunya kepintaran dalam berbisnis. Di beri tanggung jawab untuk mengurus anak Perusahaan yang bergerak dalam bidang "Perjudian" yang ada di kota Seoul. Casino yang di kendalikan oleh Aden menjadi Casino terbesar di Korea Selatan.

Menjadi Casino legal membuat perusahaannya dengan cepat membentangkan sayap keseluruh penjuru negeri.

Aden memiliki satu Asisten dan satu Sekertaris khusus memanajemen perusahaan Casino nya.

Kemana pun Aden pergi, Ia akan di temani oleh sang Asisten yang notabenenya memang pribumi. Hal ini sengaja di lakukan Aden untuk memudahkannya mencari apa yang di butuhkan masyarakat Korea Selatan.

Ia belum lama membuka anak perusahaan Casino ini, baru berjalan tiga tahun tapi sudah mampu menyaingi perusahan yang bergerak di bidang yang sama dengannya dengan mudah. Bahkan dengan mudah menjadi mitra perusahaan perjudian di Korea Selatan.

Saat ini Aden tinggal di rumah yang belum lama ini di belinya di pusat kota Seoul. Di umur 28 tahun dengan pencapaian yang sangat luar biasa membuatnya dengan mudah mendapatkan apa yang Ia ingin kan.

Harumi Aina (Sekertaris Perusahaan Aden).

27 Tahun.

Brox Xavier (Asisten Pribadi Aden).

26 Tahun.

Silvanna Luo YI.

19 Tahun.

Park Jinyoung.

43 Tahun.

Aku, Yasmine Angelista

"Haaah~~~ Indahnya dedaunan yang berjatuhan. Aku merasa menjadi pemeran utama di Drama romantis." seru Silvanna sambil berputar-putar ria didepan Yasmine yang sedang berjalan.

"Hahahaha kau ini, ayo cepat masuk kesekolah. Aku sudah tidak sabar melihat hasil kerja keras kita!" antusias Yasmine berlari menuju gerbang sekolahnya.

"Heeeeei tunggu aku. Dasar rubah licik. Lagi pula kau tidak perlu melihatnya lagi. satu sekolah sudah tau apa hasil dari kinerja mu bodooh!!!" balas Silvanna mengomel sembari mengikuti temannya yang sudah dulu berlari kesekolah.

...*** ****POV**** Yasmine ***...

Aku bahkan malu melihat tingkah sahabat ku Silvanna, wanita di depan ku saat ini adalah sahabat sekaligus sudah aku anggap seperti saudara ku sendiri.

Silvanna terlahir dari keluarga kaya, tapi dia malah memilih pergi kesekolah dengan ku dengan mengendarai bis. Silvanna dari rumahnya berpamitan dengan orang tuanya dan di antar sopir dengan mobil yang di khususkan untuk mengantar jemput dirinya.

Tapi dia malah minta sopir untuk menurunkannya di depan gang rumah ku. lebih memilih jalan kaki untuk pergi kesekolah dengan ku.

Pasti kalian bertanya-tanya kenapa aku tidak naik mobil dengannya? Dan di antar sopir ke Sekolah. Aku merasa tidak enak, di temani olehnya naik bis saja sudah merasa tidak nyaman. Apalagi setiap hari harus merepotkannya??

Aku rasa itu bukan pilihan yang baik. Aku sangat bersyukur memiliki sahabat seperti dirinya. Dia baik, pengertian, dan tidak pernah merendahkan ku seperti layaknya teman-teman yang lain. Yang selalu melihat latar belakang ku.

Hahahahah miris bukan? Aku hanya bisa berharap agar mereka tidak merasakan apa yang aku rasakan dulu. Aku sudah berdamai dengan situasi ku saat ini. Aku memiliki Ibu yang sayang padaku, memiliki sahabat seperti Silvanna, apa lagi yang aku butuhkah? Bukankah itu sudah cukup?

Aku hanya perlu terus belajar untuk terus mendapatkan beasiswa agar aku tidak merepotkan Ibu ku.

Aku berlari meninggalkan Silvanna yang mengomel di belakang ku. Hahahaha terdengar lucu ketika dia sedang menggerutu.

Betapa beruntungnya aku memiliki dua wanita hebat di hidup ku.

...***...

“Ding... Dong... Ding... Dong...”

“Pemberitahuan untuk semua murid kelas dua belas, untuk melihat daftar pengumuman kelulusan di mading Sekolah. Terimakasih.”

“Ding... Dong... Ding... Dong...”

Siswa-siswi yang mendengar informasi dari sang guru lantas berlarian menuju mading Sekolah sesuai instruksi dari sang Guru tadi.

Tak butuh waktu lama, mading Sekolah sudah dipenuhi dengan siswa-siswi kelas dua belas yang penasaran dengan hasil yang selama ini mereka usahakan.

Banyak ekspresi yang terlihat dari wajah mereka. Ekspresi puas, bangga, sampai ekspresi haru menahan tangis, semua ekspresi bisa di Lihat hari ini karna mimik wajah siswa-siswi itu.

Yang perlu kita ketahui, ini adalah Dwight School Seoul. Jadi sudah dapat di pastikan ini Sekolah untuk anak-anak yang terlahir dari keluarga kaya. Dwight School juga membuka jalur prestasi untuk anak-anak yang memiliki bakat atau kecerdasan tetapi tidak memiliki biaya untuk melanjutkan sekolahnya. Dwight School bisa menjadi alternatif untuk para murid cerdas untuk bisa mengembangkan potensi mereka.

Yasmine Angelista, salah satu siswi berprestasi yang menjadi satu di antara lima murid yang mendapatkan beasiswa dari Dwight School ini.

Gadis cerdas, memiliki banyak talenta, paras rupawan dan jangan lupakan tubuh molek yang di milikinya.

Kenapa Yasmine mengambil beasiswa di Dwight School???

Bukankah dari apa yang kita lihat dari tubuhnya, seharusnya gadis ini terlahir dari keluarga kaya?

Yaaah... Yasmine memang terlahir dari keluarga kaya. Sampai akhir yang membuat hidupnya serba kekurangan.

Dimana sang Ayah setelah kematian Kakek dan Nenek Yasmine mengalami sedih yang berkepanjangan yang membuatnya kehilangan akal sehat, dengan melakukan perjudian di salah satu Casino ternama di Seoul, Paradise Walkerhill Casino.

Bukan hanya itu, sang Ayah senantiasa membawa gadis muda kerumah besar milik sang Kakek. Mencumbu Pel**** dengan tidak tahu malu di depan Ibu dan Yasmine saat itu.

Sampai pada akhirnya, harta yang selama ini dikumpulkan sang Kakek habis, bahkan Ayah Yasmine menumpuk hutang ratusan juta di berbagai tempat perjudian. Hal itu membuat hidup gadis cantik ini berubah drastis.

Saat kejadian itu berlangsung, Yasmine masih teramat muda. Usianya saat itu masih menginjak delapan tahun dan harus menyaksikan kebejatan sang Ayah setelah kematian Kakek dan Neneknya.

Saat ini Ayah dan Ibunya sudah berpisah, tetapi belum berpisah secara hukum. Ayah yang sudah menghancurkan hidup dua wanita yang selama sepuluh tahun membuatnya bahagia tidak akan pernah mau melepaskan mereka. Karena di dalam hati terdalam sang Ayah, beliau sangat sangat mencintai istri dan anaknya.

Sudah sepuluh tahun mereka berpisah, sudah sepuluh tahun juga Yasmine tidak pernah bertemu dengan sang Ayah. Saat ini Ibunya hanya bisa bekerja di salah satu cafe terkenal di Seoul sebagai penjaga kasir. Ibunya mau tidak mau hanya bekerja sebagai penjaga kasir karena sang Ibu memang tidak memiliki Pendidikan yang tinggi.

Ayah Yasmine menikahi Ibunya karana kemolekan yang di miliki sang Ibu. Sampai Ayahnya tidak memperdulikan kata-kata sang Kakek yang harus menikahi gadis yang bibit, bebet, bobotnya setara dengan keluarga mereka.

...***...

"Gila!!! Skor mu sempurna???! Apa kau manusia??" teriak Silvanna tak percaya saat melihat nilah sahabatnya yang super jenius.

"Haa? Kau yakin?" bukannya percaya Yasmine malah bertanya balik dan langsung masuk kedalam kerumunan siswa-siswi kelas duabelas yang sedang berdiri dan melihat pengumuman kelulusan mereka.

Mata indah Yasmine terbelalak dengan sempurna ketika melihat namanya berada di peringkat teratas. Skor yang nyaris sempurna membuatnya tak percaya dengan apa yang baru saja di lihatnya. Yasmine belajar begitu giat sampai kadang kala matanya lelah dengan semua huruf dan angka yang di lihatnya setiap hari.

Walaupun berbekal otak yang memang sudah cerdas sejak lahir tidak membuat Yasmine meninggalkan kewajibannya untuk belajar. Karena setiap pelajar memang di anjurkan untuk terus belajar walaupun dia sudah mengerti dalam memecahkan suatu kasus di dalam mata pelajaran.

Keluar dari kerumunan yang masih membuat mading tidak terlihat, Yasmine langsung memeluk Silvanna dan mereka berdua loncat-loncat kegirangan masih dengan posisi berpelukan.

Ini yang semua murid tunggu, melepaskan masa sekolah. Melanjutkan hidup untuk ke tingkat yang lebih ekstrim lagi. Memilih kemana arah tujuan selanjutnya membuat mereka merasa bangga.

"Apa yang kau lakukan sampai nilai mu nyaris sempurna??? Apa kau menelan buku-buku pelajaran?" tanya Silvanna asal.

"Hahahaha, apa mulut mu sudah mulai kau biasakan berbicara yang tidak masuk akal? Yaaah aku rasa ini efek setelah ujian." jawab Yasmine masih tak habis fikir dengan apa yang di celotehkan sahabatnya itu.

...***...

Saat ini mereka berada di Thank's Nature Cafe tak jauh dari sekolah. Sekedar melepaskan penat setelah mengikuti ujian kelulusan, dan sekedar menenangkan hati yang sangat senang setelah kelulusan dari sekolah yang selama ini membuat mereka saling mengenal satu sama lain. Menjadikan mereka sahabat karib yang bahkan mereka tidak tau apa yang akan memisahkan persahabatan yang sudah mereka jalin selama ini.

"Heeeeei, kenapa bengong? Apa yang kau pikirkan.?" tanya Silvanna pada Yasmine yang di perhatikannya sedari tadi melamun tanpa pergerakan sedikit pun.

Tersenyum. "Tidak ada. Terimakasih." menerima coffe latte yang di tunggu Silvanna dari tadi di tempat pemesanan.

"Apa yang akan kau lakukan setelah ini Sil?" tanya Yasmine yang memecahkan keheningan di antara keduanya.

"Haaaaah~, entahlah. Andai aku memiliki wajah dan kecerdasan mu, mungkin aku tidak akan bingung." ucap Silvanna putus asa.

"Kenapa kau malah menjawabnya dengan hal yang ambigu!!!" ucap Yasmine yang mendengar celotehan Silvanna yang malah membuatnya kesal.

"Heeeh... Aku ini serius! Aku tidak akan berfikir saat aku benar-benar benar memiliki wajah dan kecerdasan mu.!! Kenapa malah kesal."

"Okeee, dan aku tidak akan seberjuang ini saat Ayah ku adalah ayah yang memiliki Aset dan harta kekayaan yang bisa menampung seribu anak sekaligus."

"Hahahahaha. Kau harus tau, tidak selamanya hidup mewah membuat mu bahagia." wajah miris Silvanna terlihat terlalu jelas.

"Kenapa kau bicara seperti itu? Apa ada masalah?" tanya Yasmine khawatir.

"Tidak ada, mungkin belum ada." jawab Silvanna dengan nada lirih.

Yasmin yang melihat raut wajah sahabatnya yang murung seketika menahan pertanyaannya. Yasmine tau betul bagaimana karamter Silvanna. Yasmine tidak akan bertanya sebelum Silvanna yang menceritakannya langsung kepada Yasmine. Menurut mereka, sahabt juga punya batasan yang seharusnya tidak dilewati oleh keduanya.

...***...

"Apa kau yakin tidak mau ku antar Yasmine?" tanya Silvanna yang sudah di tunggu sang Sopir di ambang pintu belakang mobil. Bersiap untuk membukakan pintu mobil untuk sang majikan.

"Tidak, aku juga akan menjemput Ibu ku di Kafe tempatnya bekerja." jawabnya mencoba meyakinkan Silvanna yang tampak khawatir.

"Baiklah." Silvanna yang akan masuk ke dalam mobil berbalik lagi menatap Yasmine.

"Aku bisa mengantar mu ke tempat kerja Ibu mu dan mengantarkan kau dan Ibu mu pulang??" ucapnya lagi yang berusaha membantu Yasmine.

"Tidak perlu Silvanna. Pulang lah, aku bisa sendiri kok. tidak jauh juga dari sini." jawabnya lagi.

"Baiklah, Aku pulang duluan ya. Kau hati-hati, kalau terjadi apa-apa kau harus hubungi aku." Sahut Silvanna yang semakin khawatir dengan sahabatnya itu.

Masuk kedalam mobil, Silvanna yang menurunkan kaca mobil melihat ke arah Yasmin yang melambaikan tangannya. Mencoba membuat Silvanna tenang. Mobil yang di kendarai Silvanna perlahan melaju meninggalkan Yasmine yang masih berdiri di pinggir jalan raya .

Di lihatnya mobil Silvanna peelahan menghilang di antara pengguna jalan yang lain.

Mulai melangkah kan kakinya ke Halte bis terdekat untuk menjemput sang Ibu yang sebentar lagi memang jadwal Ibunya pulang kerja.

...***...

"Katakan sesuatu yang dapat menyelamatkan hidup mu?" suara yang sangat mengintimidasi seseorang yang saat ini sedang berlutut di depan pemuda yang terlihat seperti bos besar.

Tokoh Utama Di Kehidupan Masing-masing? "1"

Pria paruh baya yang berlutut di depan pemuda yang sedari tadi duduk di kursi mewah hanya menatapnya dengan tatapan membunuh. Membuat pria paruh baya itu merasakan kematiannya yang sudah dekat.

Memberanikan diri untuk berbicara, mencoba membela diri agar terlepas dari tatapan pemuda itu membuatnya bergerak dan bersujud tepat di depan kaki pemuda yang sedari tadi masih belum mengatakan apa pun.

"Aa..aampuni aaku Tuaan Aden, Ak ku bersumpah tidak akan mengulangi kesalahan lagì. Aa aku mmohon Tuan Aden, pe..percayalah pada ku." ucap pria baya yang bersusah payah menyelesaikan kalimatnya. Kerongkongannya terasa sangat kering hanya karna terintimidasi oleh pria yang bahkan lebih muda dari nya.

"Berani sekali kau meminta ampun atas apa yang sudah kau lakukan!!! Apa kau tau dampak dari perbuatan mu?" tambah pemuda yang berdiri di samping Aden yang dapat di pastikan bahwa pemuda yang sedari tadi mengintimidasi pria baya dengan kata-katanya adalah bawahan Aden.

"Bisakah aku yang berbicara kali ini??" Tanya Aden pada pemuda yang bernama Brox Xavier.

Brox Xavier adalah asisten pribadi Aden. Brox yang akan mengurus semua kebutuhan Aden di luar Perusahaan. Memastikan Tuannya tetap aman dari pesaing bisnis dan menjalankan bisnis dengan lancar di negara kelahirannya.

Aden yang notabenenya adalah anak sekaligus cucu tunggal dari perusahaan E&J Gallo membuatnya sangat di jaga secara ketat oleh para bodyguardnya. Bedanya, bodyguard yang di tugaskan untuk melindungi Aden tidak berada di sekelilingnya. Melainkan menjelma sebagai masyarakat biasa dan menjaga Tuan Aden dari kejauhan.

Aden Aneska, anak seorang konglomerat yang memiliki salah satu perusahaan pembuat wine terbesar di dunia.

Keluarga Aden saat ini berada dan menetap di Amerika Serikat. Terlahir dari keluarga terpandang membuat pria berumur 32 tahun ini memiliki tanggung jawab yang begitu besar untuk terus mengembangkan sayap-sayap bisnis yang sudah di bangun keluarganya selama lebih dari lima puluh tahun.

Saat ini Aden mulai mengembangkan bisnis keluarganya di negara penghasil Ginseng ini, Korea Selatan. Negara yang menjadi salah satu negara tujuannya saat Aden masih belajar tentang bisnis. Negara yang menurutnya sangat tepat untuk memulai bisnis Casino yang memang sudah di rencanakannya.

...***...

"Pembelaan apa yang mampu menyelamatkan hidup mu?" tanya Aden masih dengan tatapan dingin.

Pria paruh baya itu terdiam ketakutan, bersusah payah menelan ludahnya. Sangat terasa kering kerongkongannya saat ini. Berpikir keras apa yang harus di lakukan agar hidupnya selamat dari Tuan Muda Aden.

"Aku hanya kaki tangan dari Tuan Alex, Tuan. Aku mohon. Ampuni aku Tuan Aden." masih dengan nada ketakutan pria baya memberanikan diri untuk membeberkan apa yang sebenarnya terjadi.

"Hahahahahahahhah." tawa Aden dengan sangat kencang. Seketika mengatakan "Apa kau baru saja menyebutnya Tuan? bahkan dimana dia saat kematian mu ada di tangan ku?"

Pria baya terdiam seribu bahasa. Merasa sudah tidak ada lagi yang bisa menyelamatkan hidupnya.

"Apa yang di perintahkan Alex pada mu? Berapa yang kau dapat darinya?" tanya Aden lagi.

"Maaf Tuan, Alex meminta ku untuk menjadi penyelundup K*kain di Casino milik anda Tuan. Aku hanya butuh uang, ampuni aku Tuan. Aku tidak bermaksud mengacaukan bisnis mu. Akuu..." ucap pria itu dengan terburu-buru.

Belum sempat menyelesaikan kata-katanya, Aden menendang kepala pria baya itu sampai tubuhnya tersungkur tak jauh dari tubuh Aden yang saat ini tengah berdiri. Mengepalkan tangan besarnya. Menahan amarah yang kapan pun bisa meledak.

"Hari ini aku lagi tidak ingin membunuh seseorang. Ku harap kau bisa berkata jujur di pengadilan dan membersihkan nama Casino ku yang sudah kau buat kotor."

Pria baya yang mendengar kata-kata dari Aden seketika langsung merangkak, bersujud sambil mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya pada Aden.

Pria itu bersyukur setidaknya di penjara dia tidak akan merasakan sakit sebelum kematiannya. Pria itu tau konsekuensinya ketika berurusan dengan Aden. Aden, pemuda berdarah dingin yang tidak akan mengampuni siapapun yang menghalangi perkembangan bisnisnya, atau hanya menganggu kinerja bisnis yang sedang di kembangkannya, tidak akan segan untuk menyingkir kan mereka dengan cara apa pun.

Tangan Aden akan tetap bersih. Dia tidak pernah membunuh orang-orang yang mengusiknya. Melainkan algojo-algojo yang sudah di bayarnya dengan nominal yang fantastis.

Keluar dari ruangan yang di ikuti Brox dari belakang. Saat ini mereka berada di Casino miliknya. Keluar dari Casino menuju mobil yang sudah di siapkan di luar pintu Lobby.

"Kau tidak perlu menemani ku. Aku ingin pergi sendiri." ucap Aden pada Brox yang baru saja akan masuk di kursi kemudi.

Mendengar kata-kata Tuannya, Brox hanya bisa mengangguk paham dan perlahan mundur, membiarkan Tuan Aden masuk ke mobil dan mengendarai mobilnya sendirian.

Menekan Earpiece yang di gunakannya.

"Awasi Tuan Aden kemana pun Tuan pergi." setelah di lihatnya mobil Aden sudah tak terlihat, lantas Brox kembali masuk ke dalam Casino milik Tuannya.

...***...

*POV Aden*

"Aku merasa sangat lelah, membangun bisnis yang selalu ku jaga reputasinya. Dan orang lain dengan gamblang menodai bisnis ku."

"Ciiiiih.." Tawa ku dalam hati.

"Ingin rasanya ku bunuh orang yang ada di depan ku tadi, kali ini kau akan ku lepas kan. Alex ya???."

"Seberapa hebat dirimu sampai kau ingin menjatuhkan ku?. Hahahahah."  Tawa ku pecah di keheningan di dalam mobil yg saat ini ku kendarai.

Lampu merah membuat ku berhenti, Aku anak konglomerat yang tetap mengikuti aturan pemerintah. Bisa saja ku beli negara ini dengan uang kekuarga ku, toh aku yang akan menjadi penerus bisnis mereka.

Aku menoleh ke arah kanan ku dan melihat gadis yang masih mengenakan seragam sekolah sedang duduk di Halte bis.

Gadis berseragam itu duduk dengan anggun, bahkan tak terlihat dia seperti anak SMA?

Aku bisa membayangkan betapa indah tubuh gadis itu jika dia bert*l*njang di depan ku saat ini.

"Hahahah. Bahkan zaman sekarang murid SMA sudah tak seperti murid SMA pada umumnya." Kata ku bergumam sendiri.

Aku masih memperhatikannya, ku lihat dia mendongakkan wajahnya yang sedari tadi menunduk untuk melihat jalanan.

"Shhh***t!!! , WTF!! Wajahnya kenapa secantik itu???"

"Tiiiiiiinnn~"

Suara klakson mobil yang ada di belakang ku memekkan telinga. Buru-buru ku injak pedal gas mobil ku. Ku lihatnya sekilas, dia menatap ku???

Atau menatap mobil ku yang menjadi pemicu keributan?

Sepanjang perjalanan aku terus membayangkan wajah dan tubuhnya. Bukan aku tidak pernah melihat gadis cantik. Tapi kali ini paras yang di milikinya berbeda. Kecantikannya yang begitu murni.

Bahkan aku baru saja melihatnya, dan aku sudah bisa membandingkan seberapa kelas wajahnya dengan banyak wanita yang sudah pernah ku jamah.

...***...

*POV Yasmine*

Ku dengar klakson mobil yang memekakkan telinga. Aku langsung menoleh ke mobil yang membuat mobil lainnya menekan klakson mereka.

Si pengemudi, jika aku tidak salah lihat dia pun sedang menoleh ke arah ku sebelum melajukan mobil mewahnya.

Ku lihat mobilnya sudah tak terlihat, tak lama bis yang aku tunggu juga datang. Langsung aku masuk ke dalam bis menuju kafe di tempat Ibu ku bekerja.

Ku keluarkan earphone dan memasangnya di telinga ku. Mendengarkan lantunan musik yang aku suka.

Ku pejamkan mata ku sembari mendengarkan musik yang tadi ku putar.

"Permisi.."

Mata ku terbuka, terkejut merasakan ada yang menyentuh bahu ku. Ku lihat ada pria yang berdiri di samping kursi penumpang yang aku duduki.

"Aaaah yaa??." Jawab ku.

"Boleh aku meminta ID Line mu. Maaf sebelumnya, saya ingin berteman dan mengenal mu, kau sangat cantik. Mungkin kita akan cocok.." ucapnya sambil tersenyum ragu.

Aku membalas senyumnya, "Maaf, aku tidak bisa memberi ID ku dengan orang yang tidak aku kenal, sebelumnya aku minta maaf." Jawab ku santun sembari menundukkan kepala ku beberapa kali.

Dia membalikkan tubuhnya dengan senyum malu, dan terlihat wajah kesalnya.

"Bilang saja kau tidak mau karena selera mu tinggi. Kau tidak perlu mengatakan hal seperti itu. Dasar wanita sombong." Ucapnya lagi sembari melangkahkan kakinya menuju kursi belakang.

"Heeei pemuda, jika dia tidak mau memberi mu ID kenapa kau kesal. Wanita juga harus memilih dengan siapa dia berkencan. Kau saja yang tidak tau diri."

Mendengar ucapan Ibu-Ibu yang tak jauh duduknya dari ku membuat ku tercengang. Ku tolehkan wajah ku pada Ibu itu dan mengucapkan terimakasih dengan nada rendah.

"Hhhuuuuuuuuhfft~"

Sudah menjadi hal biasa bagi ku, bukannya aku tidak ingin berteman dengan pria-pria itu. Tapi aku masih ingin mengejar cita cita ku.

Aku tidak ingin benasib seperti Ibu yang hanya mengandalkan kecantikannya, walaupun Ayah sangat mencintai kami. Tapi yang aku mengerti adalah, manusia bisa berubah kapan pun mereka mau.

Aku sudah menyaksikan hal seperti itu, dan membuat ku harus seberjuang ini.

...***...

*POV Author*

"Buuu???" Ucap Yasmine yang melihat Ibunya sudah menunggu kedatangan putri cantiknya.

"Haiii sayang., bagaimana hasilnya? Apakah memuaskan?" Tanya Ibu.

"Sangat memuaskan bu, bahkan skor ku hampir sempurna."

"Syukurlah sayang, kau bisa memilih jalan mana lagi yang akan kau tempuh. Ibu akan selalu mendukung semua keputusan mu nak." Ucap sang Ibu yang tidak bisa berbuat banyak atas hidup anaknya.

Gaji Ibu yang hanya cukup untuk makan sehari hari dan bayar kontrakan membuatnya tidak bisa melakukan apa apa, hanya bisa mendoakan anaknya agar senantiasa di permudahkan segala usaha anak tunggalnya itu.

"Ayo bu, aku sudah lapar. Dari tadi belum ada makan siang." Ucap Yasmine yang sudah berdiri bergegas meninggalkan kafe tempat Ibunya kerja.

"Kenapa tidak makan? Bukannya tadi kau pergi dengan Silvanna nak?." Tanya Ibu

"Iya bu, tapi Yasmine ngga enak terus-menerus di bayari Silvanna. Jadi Yasmine cuma minum Coffe."

Sambil berjalan keluar menuju halte bis terdekat.

"Maaf kan Ibu sayang, semoga kau menjadi orang yang tidak berkekurangan di masa depan nanti." Ucap Ibu yang menggenggam tangan anak gadisnya.

"Jika aku menjadi kaya, aku harap Ibu masih bersama ku, dan aku tidak mau kita berpisah. Aku rasa aku tidak bisa hidup tanpa Ibu."

...***...

*POV Author*

Sesampainya di rumah, Ibu langsung memasak Mie instan kesukaan Yasmine. Menggoreng beberapa sosis, mengeluarkan Kimchi dari dalam kulkas.

"Bahkah aku tidak bisa hidup tanpa mie instan buatan Ibu." ucapnya yang sudah tidak sabar

Yasmine mengambil semangkuk kecil nasi, mengambil sebungkus nori dan duduk di meja kecil yang di atasnya sudah ada mine instan, sosis goreng dan kimchi yang audah di siapkan sang ibu. Mulai menyeruput mie Instan buatan sang Ibu.

"Hati-Hati.. Masih panas." kata Ibu yang memperhatikan anaknya yang sudah kelaperan.

"haaah haah haaah." hanya suara itu yang di keluarkan Yasmine akibat panasnya mie instan yang memang baru saja di turunkan Ibu dari atas kompor.

"Panas bu, waaah tapi ini enak. Aku bisa membuat mie instan seenak ink nantinya?"

"Kau harus sudah mulai belajar memasak, wanita harus pandai membuay makanan nak. Itu akan membuat mu di hargai jika nanti kau sudah menikah." Ibunya yang memberi nasehat sembari memperhatikan anaknya yang makan dengan lahap.

"Ibu mau pergi mandi." ucap Ibu, berdiri menuju kamar mandi.

"Ibu tidak makan bersama ku?" tanyanya sedikit berteriak karna Ibunya sudah masuk ke dalam kamar mandi.

"Tidak sayang, Ibu sudah makan tadi di Kafe. Habiskan makanan mu." jawab Ibu dari balik pintu kamar mandi.

"Jika suruh menghabiskannya si emang keahlian ku, hihihi.." ucapnya dengan diri sendiri

...***...

"Halo." Aden menerima telepon dari Brox

"Maaf Tuan, Aku sudah membereskan Alex. Alex juga di beri perintah oleh Jaguar. Mafia yang sebelumnya pernah aku ceritakan pada mu Tuan." ucap Brox dari seberang telepon genggam.

"Kenapa dia menyerang ku?" tanya Aden lagi.

"Jaguar merasa sangat di rugikan dengan adanya Paradise Walkerhill Casino milik mu Tuan, karena Casino milik mu legal di pemerintahan, membuat bisnisnya yang berurusan dengan barang Ilegal turun drastis."

"Lalu apa urusannya dengan bisnis ku?" tanya Aden lagk tak paham.

"Banyak Investor yang beralih menjadi kolega mu dan meninggalkan bisnis gelapnya. Jaguar sengaja membayar orang-orang untuk menyelundupkan barangnya ke Casino mu agar Casino mu bermasalah dan mengurangi kepercayaan pelanggan kita yang nantinya akan berakibat turunnya daya jual kita Tuan.

Mendengar penjelasan asistennya, bukannya khawatir. Aden malah tersenyum remeh. Aden berpikir bahwa jaguar tidak tau dia bermain dengan siapa.

Semua bisnis yang di miliki keluarga Aden adalah bisnis yang sudah mendapatkan pengakuan dan kelegalitasan dari Pemerintahan. Hal ini membuat bisnisnya akan tetap terjaga dengan baik.

Hal semacam ini menurutnya hanya perlu di bersihkan dan si lenyapkan. Aden adalah pebisnis handal. Melenyapkan nyawa sesorang sudah sangat biasa baginya. Jadi setiap nyawa yang sudah di renggutnya, dapat di pastikan tidak akan ada yang menangkapnya atas tindak pidana pembunuhan.

Karena sebelum memulai suatu bisnis, dia akan merangkul pejabat-pejabat daerah yang nantinya akan membuatnya dengan mudah menjalankan bisnisnya.

...***...

"Tuan, pria yang sebelumnya aku ceritakan pada mu. sudah kami bawa ke markas. Apa yang harus aku lakukan kali ini?" Tanya Brox lagi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!