NovelToon NovelToon

Kisah Pria Sukses

Keberangkatan

Seorang pria bertubuh gemuk, rambut pendek, memakai kacamata minus menunggu kereta api di stasiunnya lahir. Dia ditemani mamanya bernama Tina.

Panggil saja Fida, seorang pria merantau ke kota besar untuk memperoleh pekerjaan, agar bisa sukses.

"Mak, tidak apa-apa kan kalau saya pergi ke luar kota, tapi, Mamak sendirian disini. Nanti aku setiap hari minggu pulang kok, Mak. Kalau saya sudah dapat pekerjaan di kota, Mak?" ucap Fida.

"Iya, Nak, mamak doakan kamu dapat pekerjaan ya, Nak?" ucap Mama Fida.

"Tet.. Tet... Tet.."

Kereta api datang dan Fida mencium tangan mamanya dan pamit pergi menuju pintu masuk gerbong kereta api dalam kondisi berdesakan dengan penumpang lain.

Sampai di dalam, Fida masih berdesakan dengan penumpang lain mencari tempat duduk.

Fida menemukan tempat duduknya, namun di tiduri lelaki muda.

"Mas, Bangun Mas." ucap Fida bangunkan pria sedang tidur.

Pria itu bangun dalam kondisi mata merah dan wajahnya melotot ke arah Fida.

Fida terdiam dan menatap pria itu dengan ekspresi wajah senyum.

"Berani sekali kamu bangunkan saya! Mau ngapain rupanya?" ucap pria nada marah.

"Saya mau duduk, Mas! Bisa gak duduk dengan sopan!" ucap Fida nada lantang.

"Kalau mau duduk di tempat lain saja, kan banyak." ucap pria dengan wajah marah.

Fida masih menahan sabar dengan pria itu. Sementara penumpang lain masih berdesakan mencari tempat duduknya.

Fida mau mengarahkan pukulan itu tepat di wajahnya. Namun Fida masih sabar.

Tak lama, petugas keamanan datang menghampiri mereka dan menyuruh mereka duduk sesuai kursi.

Fida lalu meletakkan tasnya di atas jok penumpang. Kemudian pria itu kembali ke tempat duduknya di tempat lain.

Fida duduk dan petugas keamanan pergi, sementara penumpang lain mencibir mereka karena pertengkaran tadi.

Kereta api jalan, Fida melihat mamanya dari jendela dan melambaikan tangan kepadanya.

Di perjalanan, Fida masih melihat pria itu dengan wajah kesal dan mengingat pertengkaran tadi, namun Fida masih sabar.

Kereta api telah sampai, Fida pun turun dari kereta api dengan membawa tas ransel menuju pintu keluar, berjalan kaki dengan santai.

Dia berjalan perlahan, melihat banyak orang dan gedung tinggi di sekitarnya.

Tak lama kemudian ada seseorang yang menabrakkan tubuhnya dengan sengaja.

"Hati-hati lah kalau jalan." ucap pria.

Fida terkejut dan melihat pria itu dengan wajah marah.

"Kamu lah yang hati-hati, enak kali kamu menabrakkan dirimu ke diri saya." ucap Fida nada marah.

Fida menahan kesalnya dengan menatapnya.

Sementara orang-orang sudah pada berkumpul melihat mereka berdua mengoceh.

Terlihat orang-orang memanas-manasi mereka berdua dengan bersuara keras, ada juga yang mencibir mereka hanya persoalan sepele saja.

Fida pun pergi meninggalkan lelaki itu berjalan kaki mencari tempat kost.

Fida sesekali bertanya seorang pria mencari soal adanya tempat kost disekitar sini.

Ternyata pria mengantar Fida tempat kost ke dalam gang.

"Ini, Mas tempat kostnya, panggil saja orangnya."

"Baik, mas terimakasih banyak ya, Mas."

"Sama-sama, Mas."

Fida mengetuk pintu berdiri di depan pintu ibu kost dan memanggilnya dengan nada halus dan sopan.

Seorang ibu kost keluar dan menghampiri Fida dengan wajah sopan.

"Saya mau kost, ada kamar kosong gak Bu?"

"Ada, Dek sini ibu antar."

Fida dan ibu kost berjalan ke dalam area kost dengan posisi kamar berderet panjang berhadapan dan ditengahnya adalah koridor kost dengan keramik putih dan bersih.

"Ini Dek kamar kostnya, ibu buka pintunya ya."

Fida melihat kamar kost begitu bersih dan rapi dilengkapi dengan tempat tidur Spring bed, kipas angin, kamar mandi di dalam, meja tulis dan kursi serta lemari pakaian.

"Berapa sebulan Bu?"

"Sebulan 500 ribu Dek ini lain makan, tapi sudah termasuk air sama listrik Dek."

"Baik Bu, ini uangnya ya Bu saya kasih untuk bulan ini ya Bu."

"Iya Dek, saya terima ya, terimakasih ya dek, semoga betah ya Dek. Kalau begitu ibu permisi dulu ya Dek."

"Ya, Bu."

Fida masuk kamar kost dan mandi untuk membersihkan badan saat perjalanan tadi.

Setelah mandi, Fida menyantap makanan yang disediakan mamanya dari rumah dengan nikmat.

Setelah makan duduk sebentar dan termenung untuk memikirkan perjalanan besok untuk melamar pekerjaan.

Setelah itu, Fida buka pintu kos dan melihat anak kost pria di depannya dengan wajah melotot.

Fida melihat anak kost itu dengan wajah ramah sambil senyum kepadanya dengan berdiri di depannya.

Anak kost itu tetap melotot pada Fida sambil berdiri dan mengelilingi tubuh Fida dan melihatnya dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Fida tetap diam dan tenang melihat anak muda yang melotot padanya.

"Anak baru ya?"

"Iya, Mas."

Wajah Fida tetap senyum dan tenang melihat anak muda satu kost di lingkungannya.

Namun Fida tetap tenang dan tidak ingin marah padanya karena satu kost harus akur dan kompak supaya tercipta kedamaian bersama.

Lalu Fida pergi meninggalkan anak muda itu dan pergi keluar berjalan kaki dengan santai menuju keluar gang di sore hari.

Di pinggir jalan dekat pohon beringin Fida duduk sejenak sambil melihat orang lewat.

Namun, tak lama ada seorang pria sedang berlari ketakutan ke arahnya.

Fida berdiri dan melihat pria tak dikenal dikejar banyak warga dengan suara copet.

Langsung Fida menghentikan, seorang copet dengan menendang salah satu kakinya dan mendorong pria itu hingga terjatuh. Fida langsung mengambil dompetnya dan warga datang menghakiminya.

"Sudah! jangan dihakimi, bawa saja ke kantor polisi." ucap Fida menghadang kerumunan warga dengan tangannya.

Kerumunan pun membawa pria itu ke kantor polisi dengan membawa seorang pria dalam kondisi dipegang banyak warga.

Pria itu memelototi Fida sambil karena merasa marah dihalanginya.

Fida tampak tenang melihat kondisi ini dan mereka pergi membawanya ke kantor polisi.

Fida pun kembali ke kamar kost, dengan berjalan kaki.

Sampai di kost Fida ditatap banyak anak kost yang sedang duduk didepan pintu mereka.

Fida heran, dan terkejut melihat mereka, namun tetap tenang dan berjalan ke kamar kost dengan wajah senyum kepada mereka sampai masuk dan menutup pintu kamar kost.

Fida tak lupa shalat agar diberi kemudahan dalam segala urusan. Begitu di ampuni dosa mamanya.

Malamnya Fida berbaring di kamar kost dengan suasana sunyi sambil memikirkan aktivitas melamar pekerjaan besok.

Dari jendela banyak anak muda kost mengintip Fida dengan mata melotot.

Fida melihat mereka dengan ramah dan tak ambil pusing dengan tindakan anak muda sini.

Tak lama Fida menutup tirai jendelannya, supaya tidak di intip anak muda kost sini.

Lalu Fida tidur untuk melanjutkan aktivitas besok.

Bersambung

Hari Pertama

Tit.. Tit..

Alarm bunyi pukul 05:00 Wib, Fida bangun dan masuk kamar mandi untuk berwudhu.

Lalu Fida melaksanakan shalat subuh di kamar kost dan berdoa dengan khusyuk.

"Ya Allah, ampuni dosa Mama hamba dan berikan kesehatan padanya. Ampuni dosa hamba dan berikan kesehatan pada hamba. Berikan hamba kemudahan dalam memperoleh pekerjaan. Amin." ucap Fida dalam doanya.

Fida pun berjalan keluar kost, dan salah satu orang menghampirinya dengan menyapa.

"Selamat pagi, Mas." ucap anak kost berjalan cepat sedang buru-buru.

"Pagi juga."

Dari sekian banyak, anak muda kost disini ternyata masih ada satu orang yang baik menyapa dengan sangat ramah.

Fida berjalan kaki keluar gang dan melihat ada tulisan lowongan pekerjaan. Dia menghampiri meja resepsionis.

"Ada lowongan pekerjaan gak kak?"

"Ada, letak saja berkasnya disitu." jawab dengan ketus.

"Baik, Kak, terimakasih ya."

Fida meletakkan berkas di meja dan dia terdiam melihat resepsionis, wanita itu hanya sibuk dengan ponselnya saja tanpa melihat sama sekali.

Fida pun pergi, sampai di area halaman gedung, ada seorang pria menabrak dengan tak sengaja saat berjalan kaki. Dia terjatuh tapi pria itu tak jatuh, namun pergi saja tanpa menolongnya. Lalu Fida berdiri dan ditabrak hingga terjatuh lagi dan pria itu pergi begitu saja.

Fida terduduk diam dan bangkit perlahan, Lalu berjalan dan duduk dibawah pohon parkiran.

Fida mengeluarkan air minum dari tas dan meminum air mineral dengan wajah yang lelah.

Tak lama kemudian, ada seorang pria mendekati Fida untuk meminta uang kepadannya. Namun dia menolaknya dengan bijak. Pria itu memaksa minta uang dengan nada marah sambil menarik tasnya dan meraba kantong celana.

Fida, panik dan meminta tolong kepada orang sekitar dengan berteriak dengan berkata copet.

Banyak warga berdatangan menghampiri mereka dengan berlari. Namun pria itu panik, karena banyak warga yang datang menghampiri mereka dengan berteriak kepada pria yang menggangunya.

Pria itu lari dari Fida, namun warga mengejar sampai dapat.

Fida pun ditanya seorang warga.

"Kamu tidak apa-apa Dek?"

"Gak apa-apa, Mas."

Terlihat Fida terduduk dengan wajah panik, namun pria itu dihajar masa di depan gedung tepat di area parkir.

Fida melihat kerumunan menghajar pria itu dengan wajah babak belur, namun dia tak sanggup melihatnya.

Setelah dihajar masa, copet itu dibawa warga ke kantor polisi.

Fida pun pergi meninggalkan kejadian dan berjalan ke tempat lain dengan santai sambil membawa tas ransel di punggungnya.

Beberapa lowongan pekerjaan di datangi Fida dari satu perusahaan ke perusahaan lain dengan meletakkan berkas lamaran kerja di meja resepsionis dan satpam.

Namun Fida akhirnya duduk lagi di pinggir jalan raya, melihat kendaraan lalu lalang dengan kondisi jalan yang amat ramai.

Fida santai menikmati angin sejuk dibawah pohon di trotoar jalan raya yang dingin dengan suasana ramai banyak pejalan kaki lewat bisa di lihat.

Namun Fida melihat ada perusahaan sedang butuh lowongan pekerjaan dan beranjak dari duduknya, mendatangi perusahaan itu dengan wajah ramah dan penuh percaya diri.

"Permisi, Pak."

Fida melewati pos satpam dan masuk kedalam perusahaan menuju meja resepsionis.

"Maaf ada lowongan pekerjaan disini, Kak?"

"Ada, masuk ke ruang HRD ya, Pak."

"Baik terimakasih."

Fida masuk ruang HRD dengan mengucapkan permisi sambil mengetuk pintu.

Bapak HRD menyuruh masuk dengan aktivitas yang sibuk sendirian di dalam ruangan.

"Permisi Pak, saya Muhammad Fida ingin melamar pekerjaan."

Namun HRD diam saja kepada Fida sambil melihat layar monitor laptop.

Fida tetap diam selama 10 menit dan menunggu HRD berbicara. Namun HRD tetap tidak peduli dengan Fida sama sekali. Fida pun bingung harus buat apa terhadap bapak HRD yang cuek itu.

Fida pun memanggil beberapa kali, namun tidak direspon, HRD hanya diam dan melihat layar monitor.

Fida pun memegang tangan HRD dan memanggil Bapak HRD, berharap di respon.

Namun, HRD tetap diam dan melihat layar monitor laptop. Fida tetap menunggu sampai respon Fida ditanggapi.

30 menit Fida menunggu melihat HRD. Tapi HRD tetap bekerja. Bahkan beberapa pegawai yang masuk ruangan tampak cuek saja tidak melihat Fida.

Fida tampak diam dan merasa seperti orang bodoh, namun tetap sabar dengan menunggu tanggapan HRD. Bahkan dia menahan untuk tidak minum, ke toilet dan makan.

Hingga sore hari, saat pulang kerja, HRD pun pergi meninggalkan Fida dengan memasukan berkas dan laptop ke dalam tas tanpa berbicara maupun melihat sama sekali.

Lalu HRD meninggalkan Fida sendirian di ruangan itu.

Fida duduk sendiri di ruangan HRD, lalu Fida berdiri keluar berjalan kaki ke area parkir depan perusahaan.

Dengan hati sabar, Fida mengelus dada. "Saya dicuekin HRD selama 4 jam, tanpa makan, minum dan pergi ke toilet, ya ampun." ucap Fida.

Lalu Fida duduk, di area parkir perusahaan, dan seorang pria memakai jas hitam pun lewat menghampiri Fida dan duduk diam tepat disampingnya.

Pria berjas itu kelihatan cuek saja, namun Fida tetap santai melihat area parkir penuh mobil.

Pria berjas hitam pun pergi tanpa dengan diam. Namun saat pria itu pergi, dompet dari kantung belakang celananya keluar hingga terjatuh sendiri ke area parkir tanpa disadari pria itu yang berjalan terus masuk ke dalam mobil dan meninggalkan parkiran.

Fida pun mengambil dompet Bapak itu dan melihat isinya, terdapat mata uang asing, kartu identitas dan SIM.

Fida membawa dompet itu pulang ke kamar kost untuk dikembalikan lagi kepada pemilik besok pagi.

Sampai di tempat kost, Fida dipelototin anak muda kost. Namun ada seorang anak muda lain yang masih mau senyum ramah kepada dia.

Fida pun tak ingin marah kepada mereka, melihat saya begitu. Karena mereka anak muda satu lingkungan kost dengan saya.

Jadi Fida lewat saja dan senyum ramah kepada penghuni kost walaupun jantungnya udah berdebar-debar. Lalu dia masuk ke dalam kamar kost untuk mandi dan shalat isya.

Fida membuka dompet dan membaca identitas pemilik dompet dan melihat alamat yang tertulis kartu identitas pria itu.

"Besok saya akan kembalikan dompet ini ke alamatnya, supaya pemilik dompet tidak kepikiran terus.

Jadi Fida akan langsung tidur untuk menyiapkan tenaga besok untuk mengembalikan dompet bapak itu yang tertulis bernama Suherman.

Sebelum tidur Fida menutup tirai jendela dulu, saat ingin menutup, Fida melihat dari jendela penghuni kost sedang memandang dia dengan wajah marah.

Mereka melihat dengan duduk di depan pintu masing-masing. Tapi Fida tetap tenang dan sabar.

Fida pun menutup tirai jendela dan naik ke tempat tidur dengan mengucapkan doa untuk tidur. Dompet pria itu diletakkan di samping bantal agar tidak lupa besok untuk dibawa.

Bersambung

Pria Misterius

Pagi hari Fida bersiap berangkat mengembalikan dompet pria misterius dan bersiap berangkat.

Saat menutup pintu kost, Fida dilihat oleh semua penghuni kost dengan wajah marah. Mereka berdiri tepat di depan pintu masing-masing, kebetulan kamar kostnya berada diujung, kecuali kost sebelah kamarnya melihat dengan ramah.

Fida kelihatan heran, namun tetap sabar untuk tidak marah kepada mereka dan pergi meninggalkan kost menuju keluar gang kostnya, tepat di jalan raya.

"Heran saya melihat anak kost disitu, liat orang, kek liat rendang."

Fida berdiri di pinggir jalan mengambil handphone, memesan ojek online untuk pergi ke rumah Bapak Suherman.

Sampai di depan rumah Bapak Suherman, Fida memanggilnya sambil mengetok gembok pagarnya.

"Assalamualaikum, Pak.

Beberapa kali Fida memanggil, tidak ada seseorang yang keluar membuka pagar. Lalu dia melihat ada tombol disitu, lalu menekan tombol bel tepat diluar pagar.

Lalu Fida di datangi seorang pria tak dikenal dengan memegang pundaknya. Lalu dia kaget sekali dan tidak menyadari kalau ada pria menghampirinya tanpa gerakan bersuara dan aura yang tak terasa olehnya.

"Kamu mau ngapain?"

"Saya mau tekan tombol bel di pintu itu, Mas." Sambil menekan tombol bel rumah itu.

Pria itu melihat sekitar komplek rumah yang sunyi tidak ada orang. Dia pun menganggu Fida dan menyerahkan tas ranselnya dengan kata yang halus.

Fida menolak tas ransel itu dengan baik, pria itu mulai marah kepadanya. Tapi tak lama kemudian seseorang penghuni rumah keluar dan berteriak.

"Hey, Hey jangan ganggu dia!"

Bapak Suherman mengusir pria tak dikenal yang menganggu Fida dengan mengancam memakai golok.

Pria itu pergi, Bapak Suherman langsung membuka pagar rumahnya dan menyuruh Fida masuk ke dalam rumahnya. Suherman langsung menutup pagarnya lagi.

"Itu sering terjadi, Pak?"

"Jarang terjadi, cuma komplek ini memang sunyi, Dek." ucap Suherman sambil menutup pintu pagarnya.

Fida dan Suherman masuk ke dalam rumah dengan buka sepatu dan kaos kaki. Fida berdiri di ruang tamu dengan wajah bingung melihat kondisi rumah yang amat mewah.

"Wah rumahnya bagus banget ya."

"Mau minum apa, Dek?"

"Air putih saja, Pak."

"Baik tunggu sebentar ya."

Fida, pun duduk dan Suherman memberikan segelas air putih kepadanya. Lalu bapak itu duduk berhadapan.

Fida meminum segelas air putih, lalu memulai pembicaraan kepada Bapak Suherman.

"Pak, saya mau kembalikan dompet milik bapak, kemarin terjatuh di area parkir mobil tepat di depan perusahaan bapak bekerja."

Fida memberikan dompet itu kepada Suherman dengan santun.

Lalu Suherman menerima dompet itu dan memeriksa isinya. Namun Suherman bingung.

"Kamu tahu dari mana alamat rumah saya?"

"Ada identitas di dompet bapak."

Bapak Suherman mengucapkan terimakasih kepada Fida telah menemukan dompetnya dan telah mengantarkan ke rumah.

Lalu Bapak Suherman mengajak Fida sarapan pagi, kebetulan masih jam 08:00 wib. Namun menolak tawaran Suherman dan ingin pamit pulang.

Suherman tetap mengajak bapak itu ke ruang meja makan yang sudah tersedia menu makanan sarapan pagi dengan wajah ramah dan memegang tubuhnya sambil mengarahkannya ke ruang meja makan.

Fida duduk di meja makan dan melihat hidangan mewah.

Suherman mengajaknya untuk sarapan pagi sambil mencicipi lontong kesukaannya yang dimasak asisten rumah tangga.

Fida bingung dan segan, sementara Suherman tetap menyediakan piringnya dan menyajikan lontong.

Akhirnya Fida memakan lontong dengan sendok, satu demi satu suapan, masuk kemulutnya. Namun merasa malu dan segan di layani Suherman.

Selesai sarapan pagi Fida duduk di ruang tamu bersama Suherman yang juga duduk bersamanya berhadapan.

"Bapak disini sendiri?"

"Betul Dek, bapak disini sendirian, anak sudah berkeluarga, jadi bapak disini bersama asisten rumah tangga dan satpam yang kebetulan hari ini sedang cuti. Kamu, Bapak lihat pakaian kamu seperti sedang ingin melamar pekerjaan ya, Dek?"

"Iya Pak, saya kemarin melamar pekerjaan tidak diterima bahkan hanya menunggu panggilan tes dengan menitip berkas di meja HRD dan resepsionis."

"Tidak apa-apa Dek, namanya usaha, daripada tidak sama sekali."

Bapak Suherman kebetulan menawarkan Fida bekerja di perusahaan miliknya. Dia adalah seorang pemilik resmi perusahaan tempat dia bekerja. Dia bermaksud ingin Fida masuk ke bagian cleaning servis, karena posisi kosong di perusahaan itu.

Fida mendengar itu dengan terkejut, dan menerima tawaran untuk bekerja di perusahaan milik Bapak Suherman.

Suherman mengajak Fida pergi ke tempat bekerja karena waktu sudah pukul 09:00 Wib dengan menyuruhnya masuk ke dalam mobil.

Sampai di tempat tujuan mereka turun dari mobil, segera masuk ke ruang direktur dan menyuruh Fida duduk.

Kemudian Suherman menelpon HRD dari kantor untuk menghadap ke ruangan.

HRD mengetuk pintu dan direktur menyuruh masuk.

"Loh ini HRD kemarin, saya masuk untuk melamar pekerjaan tapi saya di cuekin sama dia." ucap Fida wajah heran.

HRD hanya melihat Fida dengan wajah sinis sambil berdiri menghadap direktur untuk dilayani.

"Kamu sudah masuk ke bagian HRD Fida kemarin?"

"Iya Pak, kemarin saya di cuekin saat saya melamar pekerjaan kepada dia Pak."

"Betul itu, Rio?" ucap Suherman nada ketus.

"Betul Pak."

"Kamu ini bagaimana, saya suruh kamu bekerja disini melayani semua orang. Bukan kamu cuekin dia!"

"Maafkan saya ya Pak?"

"Baik, untuk ini saya maafkan ya, Rio."

Suherman langsung memberi tahu kepada Rio bahwa ada pegawai baru yang akan bekerja mulai hari ini. Namanya adalah Muhammad Fida, dia akan bekerja di posisi cleaning servis di perusahaan ini.

Fida duduk dengan wajah senang diterima bekerja hari ini.

"Rio tolong bimbing dia selama proses bekerja di perusahaan ini, gunakan standar operasional bekerja di perusahaan ini ya Rio kepada Fida."

"Baik, Pak."

"Terimakasih banyak ya, Pak." ucap Fida sambil menjabat tangan Suherman.

Fida dan Rio pergi ke ruangan dapur di lantai dua untuk memberikan arahan bekerja.

"Fida ini ruang dapurmu, lantai dua ini saja tempat kamu melayani pegawai. Ini peralatan kebersihan. Kamu juga ditugaskan terima dan antar paket ya." ucap Rio memberikan arahan bekerja kepada Fida.

"Baik Pak, terimakasih atas arahan Bapak HRD Rio yang sangat sopan sekali kemarin ya." ucap Fida sambil mengejek

Rio hanya diam dan melihat sinis kepada Fida.

Fida pun tak mau kalah juga, dengan memasang wajah marah kepada Rio.

Direktur pun lewat di lantai dua dan menyuruh mereka kembali bekerja.

"Baik, Pak." ucap Keduanya.

Fida dan Rio saling melihat dengan wajah melotot dan Rio pergi meninggalkan Fida untuk bekerja.

Fida pun masih kesal kepada Rio kemarin dengan melihat HRD sedang berdiri di lift untuk turun, karena teringat dicuekin selama 4 jam kemarin.

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!