NovelToon NovelToon

Aku Cuma Punya Hati

Kenyataan

Mencoba untuk tegar dan bertahan dengan keadaan yang ada, hanya itu yang bisa di lakukan Liany saat ini.

Gadis berparas cantik, sederhana dan pekerja keras. Karena keadaan hidupnya yang membuatnya selalu bertahan, walau gelombang hidup selalu menerpanya.

Penampilan Liany agak lusuh setelah dia lama berjalan mencari tempat tinggal lelaki yang pernah mengisi kehidupannya, dan memberikan banyak harapan untuk nya. Tapi sudah sebulan ini pergi entah kemana, tanpa kabar apapun.

Walau pacaran 2 tahun terlewati, namun hati Liany saat ini terasa hampa. Denny pergi tanpa bisa di hubungi, nomer ponselnya seperti mati , hingga Liany tak dapat menghubunginya lagi.

Padahal banyak hal yang terjadi, Liany ingin memberi kejutan pada lelaki idaman hatinya,  kalau  saat ini dia tengah hamil dari kisah kasih cintanya dengan Denny.

Tapi setelah di tunggu sebulan tiada kabar apapun, akhirnya Liany nekat untuk mencari rumah pujaan hatinya, bermodal kartu nama saja.

Sementara  dia mencari alamat dan bertanya kesana sini, dengan fisik yang mulai lemah, dan menyisakan rasa letih karena kehamilannya.

Tibalah Liany di depan sebuah rumah nan megah mungkin bisa dikatakan mewah.

Liany kembali melihat kartu nama pemberian Denny untuk meyakinkan dirinya tidak salah alamat.

Dan memang betul ini rumah lelaki idamannya. Akhirnya Liany bernafas lega.

"Aku harus menemuinya dan meminta penjelasan dari dia," batin Liany dalam hatinya.

"Tidak kusangka kamu tega banget buat aku capek menunggu dan mencarimu, Den." Kesal Liany saat di depan pintu pagar rumah yang menjadi tujuannya.

" Jika aku tidak mencintaimu dan jika bukan karena calon bayi ini, aku tidak akan mengemis seperti ini," ucap Liany marah dengan dirinya.

"Itu ada satpam. Aku mau tanyain ke dia, salah alamat gak," setelah menengok kanan kiri, Liany melihat seorang satpam yang menjaga rumah itu berdiri di samping pos nya.

Sementara  tanpa praduga di kediaman keluarga Hendra Brata seorang pengusaha yang sukses terlihat sibuk karena hari ini pertunangan Denny dengan Vanesa akan berlangsung.

Denny adalah putra semata wayang dari Hendra Brata. Dan dia seorang dokter yang sukses.

Tunangannya Vanesa seorang gadis cantik dan kaya, gadis pilihan orang tua Denny. Yang adalah anak dari Mita sahabat Siska.

Nampak Siska sangat sibuk merapikan dan mengatur tatanan ruang tamu yang luas dan mewah.

Karena hari ini adalah hari yang bersejarah bagi keluarga mereka, dia pun ingin menampilkan dirinya sebagai seorang ibu yang berhasil mendidik anak  hingga Denny menjadi orang yang sukses.

"Den..! Jangan lupa sehabis ini kamu pergi dulu ke penjahit baju. Ambilkan stelan baju keluarga," titah  Siska ke putra semata wayangnya.

" Iya ma nanti sebentar lagi."

Jujur Denny pun merasa  dirinya sudah lelah untuk selalu diatur oleh Siska sang ibu.

Bahkan Denny seperti tak berhak untuk mengatur hidupnya sendiri. Semua di dominasi oleh keinginan ibu dan ayahnya.

***

Masih sangat jelas dalam ingatan Denny 2 tahun yang lalu saat sang Siska melakukan hal yang sama, yaitu ingin menjodohkannya dengan anak sahabatnya yang lain.

Denny sama sekali tidak menyukai perjodohan itu. Akhirnya tanpa di sengaja dia bertemu dengan Liany.

Flashback on..

Langit  menunjukkan dukanya, awan hitam yang menjanjikan hujan berarak arak tertiup hembusan angin.

Udara terasa dingin. Angin kencang menghempaskan daun- daun kering di tepi jalan. Mentari pun enggan menunjukkan wajahnya.

Denny melajukan mobilnya dengan kencang, hatinya galau setelah bertengkar dengan  Siska.

"Sudah bukan jamannya lagi jika mama ingin menjodohkan aku," sahutnya setelah Siska memaksanya untuk menikah dengan Renata.

"Tapi mama memikirkan masa depanmu. Kalau kamu menikah dengan Rena bisnis kita aman. Juga jika orang menikah harus melihat bibit bebet dan bobot. Itu sudah tradisi keluarga kita sejak kakek nenekmu," sarkas Siska dengan emosi saat Denny putranya menolak perjodohan itu.

"Tapi Denny tidak menyukai Rena, ma."

Denny dengan wajah mengharap, berharap ibunya mengerti perasaannya.

"Menikahlah dengannya dan cinta akan datang sendiri setelah kalian menikah, sebelum mama meninggal. Mama ingin melihat mu bahagia, " ucap Siska dengan nada memohon dengan meneteskan air matanya.

" Ahkk... Selalu seperti ini, jika mama punya kemauan",  jawab Denny dengan beranjak pergi meninggalkan Siska.

Hati Denny sangat menolak perjodohan ini. Karena Denny juga tau siapa Renata itu. Dia tidak menyukai gadis tomboy dan arogan.

Sebelumnya Denny sudah mengenal Renata, karena dia berteman saat kuliah di Sydney.

Renata sering gonta ganti pacar dan di mata Denny dia bukan gadis baik.

Denny mengemudikan mobilnya tanpa tujuan. Dia hanya ingin melupakan semua masalahnya.

Setelah 1 jam lebih dia mengemudikan mobilnya tanpa arah tujuan. Akhirnya terlihat jalanan mulai sepi dan gelap, hujanpun  mulai turun.

Di sepanjang jalan sekarang kanan kiri terlihat sawah membentang dengan pohon pohon rindang di samping.

" Ouhh sampai di mana aku ya? Apakah aku tersesat di antah brantah ." Batin Denny. Kemudian dia mulai menghentikan mobilnya, saat melewati tikungan jalan yang tajam.

Tapi tiba tiba dalam bayangan senja yang gelap sebuah sepeda melintas dengan cepat saat itu hujan mulai turun. Mungkin orang yang naik sepeda itu mengayuh dengan cepat sebab tergesa-gesa karena takut kehujanan.

Hingga dia tidak melihat ada sebuah mobil yang melaju dengan cepat ke arahnya.

Tanpa di duga akhirnya braaaakkk!!!

Pengendara sepeda itu tersungkur di tepi jalan.

Denny sempat melihat semua kejadian itu dengan jelas.

Tapi mobil yang menabrak sepeda itu segera mempercepat laju mobilnya tanpa menolong korbannya.

" Gila !!... Tabrak lari!! Bagaimana ini?"teriak Denny, dia segera keluar dari mobilnya dan berlari menghampiri orang yang tertabrak.

Saat mendekati korban tabrak lari. Dia melihat ternyata seorang gadis yang masih muda. Gadis itu pingsan mungkin karena benturan yang terlalu keras.

" Hai nona..nona bangun..."

Terlihat kaki gadis itu terluka dan berdarah.

" Tolooonggg !! Ada kecelakaan!!"

Denny mencoba minta tolong, dia berharap mungkin ada orang yang melintasi jalan untuk membantunya menolong gadis yang malang itu.

Tapi jalan sangat sepi dan hujan mulai turun dengan deras.

Tubuh gadis itu sudah basah.

Akhirnya tanpa berpikir lagi Denny mengendong gadis itu masuk ke dalam mobilnya.

Disandarkan gadis itu di samping jok dia duduk.

Kemudian Denny duduk disebelah gadis itu lalu menatap lama wajah gadis itu dengan rasa iba.

" Kasihan nasibmu, kenapa kamu tidak hati hati, sampai tertabrak  seperti ini." Keluh Denny merasa kasihan melihat gadis itu yang masih belum sadarkan diri.

" Hai nona..bangun!".Denny berusaha menepuk pipi gadis itu. Tapi gadis yang bernama Liany  masih belum sadar, lalu tangannya menyibak rambut Liany yang menutup sebagian wajahnya. Dan Denny melihat jelas wajah Liany.

" Kamu cantik sekali, terlihat polos tapi menawan." Pujinya dalam hati.

" Aku harus membawa gadis ini ke rumah sakit. Tapi dimana ya? Sial!!." Umpat Denny kesal.

" Huft  bagaimana jika aku yang di tuduh menabraknya". Keluh Denny bingung.

Kemudian dia membuka ponselnya untuk melihat Google map, untuk mencari lokasi rumah sakit terdekat.

" Ah sakit..." Liany mulai sadarkan diri, saat membuka matanya, dia semakin bingung karena dirinya di dalam sebuah mobil.

" Dimana aku?" Tanyanya sendiri.

Saat Denny melihat Liany yang sudah sadar, dia nampak lega.

" Syukurlah kamu sudah sadar."

Kemudian  mata Liany beralih menatap Denny di sebelahnya yang sedang menyetir mobil.

" Apa kamu yang menabrakku?"

tanyanya dengan ragu.

" Bukan dong, justru akulah yang menolongmu".  Sanggah Denny menggelengkan kepalanya.

"Tadi kamu  tertabrak mobil yang lewat didepanmu , saat kamu lewati tikungan jalan tapi mobil itu pergi .'Jelasnya lagi.

" Kamu korban tabrak lari."

" Tapi jangan takut aku hanya ingin menolongmu. Ini pun kita dalam perjalanan ke rumah sakit" .jawab Denny dengan wajah datar.

" Di mana sepeda ku?" Seru Liany spontan, saat teringat sepedanya yang ia pinjam dari Ratih sahabatnya.

"Aku harap jangan sampai hilang, sepeda itu aku pinjam dari Ratih sahabatku." Rengek gadis itu kemudian menatap Denny.

" Jangan kuatir sepedanya aku ikat di belakang mobil ini." Sahut Denny dengan heran, karena Liany lebih memikirkan sepedanya daripada dirinya.

"Terimakasih." Ucap Liany dengan sopan.

"Sekarang  yang penting kita harus ke rumah sakit karena lukamu harus dijahit jangan sampai infeksi." Jawab Denny penuh perhatian serta menunjukkan luka di kaki Liany.

Liany hanya mengangguk, akhirnya dia beranikan diri menatap sang malaikat penolongnya.

"Wouu kamu penolongku ternyata tampan banget  dan baik lagi, lelaki idaman." Batin Liany, dengan menatap Denny tanpa bosan.

"Hmm ada apa? Kenapa kamu menatapku seperti itu?" Tanya  Denny dengan senyumnya saat Liany terus memandanginya.

"Aku tidak apa apa, hanya ingin melihat wajah orang yang menolongku" Wajah Liany terlihat memerah malu  saat Denny sadar, kalau dirinya mengagumi wajahnya.

" Wah tadi aku kira lagi naksir sama wajahku yang ganteng." Kekeh Denny dengan senyum lebar menggoda Liany yang malu.

" Ohh sampai kita lupa kenalan, namaku Denny." Sapa Denny lagi dengan mata melirik ke Liany.

" Eh iya  aku juga lupa kalau kita belum kenal. Kenalkan namaku Liany." Sahut Liany tersenyum manis, walau sempat merasa perih luka di kakinya. Tapi saat menatap wajah  Denny, seakan luka itu tak pernah ada.

"Kamu manis sekali jika tersenyum." Puji Denny mengagumi wajah Liany.

Liany yang mendengar pujian Denny hanya tersenyum simpul.

" Jangan buat aku baper dengan pujianmu." Sahut Liany dengan malu. Serta merta Denny terkekeh melihat Liany yang semakin malu dengan muka Liany merah seperti buah tomat.

Setelah sampai di rumah sakit, luka Liany pun mendapat perawatan intensif.

Semua luka di kakinya dibersihkan dan di jahit.

Walau Liany meringis kesakitan tapi Denny berusaha menenangkan dengan sabar.

" Sabar ya, yang penting cepet kering dan gak infeksi. Sakitnya bentar kok." Tangan Denny mengelus punggung Liany dengan sabarnya.

" Kamu juga beruntung tadi hanya kesrempet, tidak sampai luka parah."

" Nanti luka jahitnya biar aku yang obatin." Ujarnya lagi dengan penuh perhatian.

" Terimakasih ya kak." Gumam Liany menyahut.

" Jangan panggik kakak dong, panggil Denny saja atau sayang." Protes Denny dengan wajah sok cemberut. Kemudian tertawa lebar.

" Biar lebih akrab dan aku tak mau keliatan tua." Ucapnya lagi.

Liany semakin suka menatap Denny saat Denny tertawa seperti itu.

Ketawa dan senyum Denny seakan meruntuhkan hati  Liany. Yang membuat jantungnya semakin deg" an tak menentu.

" Oh ya habis ini kamu  pulang karena tidak perlu rawat inap, nanti biar  aku yang antar sampai rumahmu, hitung" biar tahu rumahmu, biar gampang kalau ngobatin kaki mu" Denny menawarkan kebaikannya, dan disambut dengan anggukan Liany.

Karena Liany pun juga merasa nyaman di dekat Denny yang baru di kenalnya.

" Terimakasih ya, Den." Ucap Liany dengan senyum manisnya.

\=\=\=\=\=

Akhirnya sejak peristiwa kejadian tabrakan itu Denny mulai dekat dengan Liany.

Waktu begulir hari berganti minggu dan minggu merenda bulan.

Buah kedekatan melahirkan rasa cinta di hati Liany.

Benih cinta mulai bersemi walaupun Liany menyadari keadaan sosialnya berbeda jauh dari Denny.

Denny seorang dokter yang bekerja di kota. Sedangkan Liany hanya gadis yatim piatu. Karena orang tua Liany sudah lama sekali meninggal karena kecelakaan.

Setelah kecelakaan maut itu Liany yang masih kecil hidup bersama bibinya.

Untuk makan sehari2 dia dan bibinya harus bekerja keras sebagai penjahit baju.

Tapi cobaan selalu merundung hidup Liany, saat sekolah menengah atas Bibi Liany telah tiada.

Akhirnya Liany hidup sebatang kara tanpa siapapun yang perduli.

Hanya sahabat yang ia miliki, yang bernama Ratih.

\=\=\=\=\= 

Flashback off

Namun sekarang kejadian ini terulang kembali. Perjodohan atas kehendak orang tua.

Denny tak punya keberanian untuk menentang kemauan orang tuanya

Dengan kenyamanan yang ia dapatkan,  Denny lebih memilih Vanesa dan meninggalkan Liany.

Dalam pemikiran Denny,Liany terlalu sederhana dibandingkan dengan Vanesa yang jauh memiliki segalanya daripada Liany.

Denny entah lupa atau pura pura lupa kalau dirinya pernah meniduri Liany dan mengambil kesuciannya.

______________

Bagaimana kisah Denny dan Liany selanjutnya,

ikuti terus cerita ini

Jangan lupa like dan comment yaa, trimakasih,,❤️🙏🙏

Teringat Kenangan Lalu

Mereka berdua berlari kecil setelah pulang dari cafe tak jauh dari rumah Liany.

" Yuk sayang agak cepat, hujan mulai deras." Seru Denny dengan menggandeng tangan Liany.

" Iya ini juga sudah cepat larinya."

Liany berlari kecil mengikuti langkah Denny.

Namun saat melewati jalan licin dan berlobang akhirnya Liany terpeleset.

Brukkk

Genggaman tangan Denny terlepas, saat Liany tersungkur di tanah. Wajah dan badannya penuh lumpur.

Dengan spontan Denny menghentikan langkahnya.

" Sayang kamu tidak apa-apa, maaf." Ucap Denny terkejut serta cemas kemudian membantu Liany berdiri.

Wajah Liany kesal dan malu, lalu bangun dengan tangan Denny yang menopangnya.

" Sakit banget kakiku." Teriak Liany saat ingin berjalan.

" Kakimu terkilir. Coba aku pijit sebentar."

" Nanti saja di rumah. Badan kita sudah basah nanti kelamaan." Tolak Liany dengan berjalan pincang.

Hujan deraspun mengguyur mereka berdua, hingga basah kuyup.

" Aku akan menggendongmu, jangan di paksa jalan, nanti tambah sakit."

Denny menuntun jalan Liany tertatih tatih di tengah hujan yang deras.

" Tidak usah, ayo jalan." Ucap Liany bersikeras, karena malu jika bersentuhan dengan Denny.

Udara dinginpun membuat kaki Liany sulit di gerakan. Terlihat Liany meringis kesakitan saat mau melangkah lagi.

" Ayo gendong saja, nurut kataku. Jangan keras kepala, kakimu sudah tidak kuat berjalan." Ujar Denny keras memaksa Liany.

Kemudian dia bersimpuh di depan Liany agar Liany bisa naik ke punggungnya.

Ketegasan Denny membuat Liany tak bisa menolak. Akhirnya Liany dengan ragu dan malu naik ke punggung Denny, mengalungkan lengannya ke leher pria itu.

Liany merasa takut jika Denny mendengar jantungnya berdebar kencang. Dia tak membayangkan bisa sedekat ini dengan pria yang menjadi impiannya.

Sampai di rumah Liany menggigil kedinginan, kakinya terasa ngilu dan tidak bisa di gerakan. Badan Dennypun juga basah kuyup.

Lalu Denny menggendong Liany masuk ke kamar mandi untuk berganti pakaian.

Bibir Liany gemetar menahan rasa dingin dan nyeri di kakinya, hingga badannya terhuyung hendak jatuh.

Denny menahannya dan menangkup badan Liany, tapi saat melihat bibir Liany gemetar kedinginan, dia meraup dan melahap bibir itu dengan rakus dan menyesapnya dengan candu.

Ciuman Denny semakin dalam dan menuntut, hingga Liany pun tak bisa menolaknya.

" Lepas bajunya sayang nanti masuk angin." Suara Denny serak di penuhi nafsu yang membuncah.

Liany hanya mengangguk.

Dengan tidak sabar Denny menggendong Liany ke kamarnya dan menidurkan Liany di ranjangnya.

Badan Liany terasa panas dan memabukkan saat Denny menyentuh dan menyesap seluruh permukaan kulit tubuhnya dengan rakus. Liany hanya pasrah menikmati setiap sentuhan yang menghasilkan rasa yang ia tak mengerti.

Hujan deras di luar sana, dengan hawa dingin yang menusuk, membuat Denny tidak bisa mengendalikan dirinya lagi. Ada sesuatu yang menuntut penuntasan.

Liany merasa tubuhnya terasa lemas, aliran darahnya bergerak cepat membuat panas seluruh tubuhnya, otaknya seolah lumpuh seketika. Ia tak tau harus bagaimana menerima perlakuan tiba - tiba dari Denny kepadanya, ia tak kuasa membalas ataupun menolaknya.

Otaknya berteriak kalau itu salah, namun hatinya tak ingin Denny menghentikannya.

Ini terlalu indah untuk diakhiri.

Saat Denny berbuat terlalu jauhpun Liany tak berniat menyudahinya, dia membiarkan kemana Denny membawanya.

Hingga saat Denny menghentakan sesuatu di tubuhnya. Liany merasa perih dan nikmat, sebuah penyatuan dari tubuh mereka.

Ciuman - ciuman kecil yang ia rasakan di seluruh wajahnya yang tirus, Denny mengecupi air mata Liany dan mencumbui wajahnya.

Perlahan udara dingin di luar sana menjadi hangat dan memanas seiring suara - suara percintaan yang terjadi di kamar Liany.

Pertempuran itu pun berakhir seiring suara tertahan mereka saat mereka selesai pada klimaksnya.

Sejenak Liany terpaku, ia tak mengerti mengapa semuanya ini bisa terjadi. Dirinya telah menyerahkan kesuciannya pada Denny, ia tak menyangka akan melepasnya semudah ini untuk pria yang membuatnya jatuh cinta.

Liany membalikan badannya dan menutup matanya dengan tangis yang tertahan.

Sementara Denny tengah menata kembali hatinya, dan mencari - cari alasan kenapa dia melakukannya ke Liany.

" Maafkan aku Lian, aku sudah menyakitimu." Ucap Denny dengan suara berat, kemudian merengkuh Liany dalam pelukannya.

Liany hanya diam. Hening tak ada jawaban.

" Aku merasa bersalah, tapi aku tak menyesalinya, aku sayang kamu Lian." ucap Denny sambil menatap Liany begitu dalam.

" Apa kamu marah?" Ucap Denny pelan.

Liany menggeleng, kemudian matanya yang sayu menatap Denny dengan rasa cinta.

'' Nyatanya semua sudah terjadi dan aku sudah tidak suci lagi." Lirih Liany dengan air matanya yang mulai menggenang.

"Hentikan omong kosongmu itu sayang. Bagiku kamu adalah gadis suciku, Lian."

Aku janji akan terus menjagamu." Bisik Denny ke telinga Liany.

Denny mendekap erat tubuh Liany masuk ke pelukannya, Liany merasa melayang dan nyaman dalam dekapan Denny.

" Bagaimana mungkin kita bisa bersama ya Den?Kamu begitu sulit untuk ku raih." Liany terlihat resah.

" Banyak hal yang berbeda diantara kita". Ucap Liany sendu.

" Sudahlah jangan banyak berpikir sayang. Mulai sekarang ini aku akan menjagamu." Tegas Denny hingga membuat Liany terdiam.

" Kamu janji kalau tidak pernah meninggalkan aku?" Liany dengan ragu menatap wajah Denny yang tampan.

" Yah aku janji sayang..." Balas Denny dengan mengecup kening Liany.

Tidak terasa waktu bergulir tahun demi tahun berlalu. Hubungan Denny dengan Liany hanya back street.

Karena Denny masih takut membawa Liany menemui orang tuanya.

Apalagi setelah perjodohannya dengan Renata berakhir, karena Rena telah menikah dengan orang lain. Namun Denny masih merasa enggan mengenalkan Liany ke orang tuanya karena Denny takut penolakan Siska untuk menerima Liany.

Hubungan dengan Liany hanya dia gantung entah sampai kapan.

Liany juga menyadari Denny tidak mempunyai keberanian untuk ke tahap pernikahan.

Tapi Liany terlanjur mencintai Denny dengan seutuhnya.

Yang Liany punya cuma hati yang mencintai.

\=\=\=\=\=\=\=\=

Liany melayangkan pandangannya, karena heran melihat rumah Denny ramai oleh tamu yang berkunjung.

Mereka yang datang terlihat dari kelas atas. Mobil dan pakaian yang di kenakan terkesan mewah.

Saat itu pun Liany merasa bahwa dirinya terlalu naif untuk mengharap Denny menjadi milik dia sepenuhnya.

" Aku memang bukan siapa-siapa yang bisa kamu banggakan, Den. Yang ku punya hanya hati yang selalu mencintaimu." Batin Liany perih.

Dengan langkah yang mulai lemah Liany berjalan ke arah satpam yang menjaga rumah Denny.

___________

Penasaran dengan kelanjutan Liany dan Denny?! Ikuti cerita selanjutnya ya!

Jangan lupa like dan comment yaaa! 😘💕❤️

Tak ku Duga

Sementara seorang pria yang tinggi tegap, berkulit hitam dan berwajah sedikit garang sedang sibuk mempersilahkan tamu yang datang untuk memasuki rumah besar itu.

Tamu yang datang selalu berganti menunjukan kartu undangan ke satpam yang berjaga.

Liany dengan hati ragu mendekati pria itu.

Tapi sebelum Liany mendekat, dari jauh pria tinggi besar itu menegur Liany.

" Mbak..! Ada perlu apa?" Sekarang bukan waktunya meminta sumbangan" teriak pria itu ke Liany.

Pria itu menatap Liany dari ujung kaki hingga kepala dengan tatapan menyelidik dan tidak menyukai.

" Sekarang hari penting!! Jadi kita tidak melayani orang minta sumbangan."

" Pergi dulu mbak! Besok atau lusa bisa datang lagi!" Kaliamat  pria itu terasa  keras dan menyakitkan hati Liany.

Liany dengan wajah sayu dan penampilan yang jauh dari kata mewah, menatap enggan pria itu di dalam hati Liany sangat tersinggung.

" Selamat siang pak, maaf saya ingin

bertanya apakah ini rumah Dr Denny Ananta ? " Kata Liany dengan berjalan maju mendekati ke pria itu dan memperlihatkan kartu nama yang di pegangnya.

Satpam itu mengernyitkan dahinya. Lalu menatap Liany dengan curiga.

Dan melihat kartu nama yang ada di tangan Liany.

" Iya memang betul ini rumah Dr. Denny, lalu anda ada keperluan apa mbak  hingga  datang kesini? Apa anda membawa undangan untuk menghadiri pertunangan beliau?"

Jawab satpam itu dengan tegas.

Saat mendengar pria yang ada didepannya mengatakan bahwa rumah yang di depannya betul rumah Denny, Liany bernafas lega.

Serta mendengar Denny sedang melangsungkan pertunangan, Liany seakan tak percaya dengan apa yang di dengarnya.

" Maksud bapak? Denny mau bertunangan?" Ucap Liany lirih hampir tak terdengar.

" Coba katakanlah sekali lagi saya mohon , apa benar ini rumah Denny dan dia mau bertunangan?" Tanya Liany terbata2 dengan air mata yang bercucuran, setelah itu dia merasa semuanya menjadi gelap.

Banyak orang yang datang melihat kejadian itu mengerumuni Liany yang terbaring pingsan di halaman rumah Denny.

Dengan bergegas pria yang menjadi satpam itu mengangkat tubuh Liany dan membawanya ke pos satpam.

Banyak tamu  yang datang berkasak kusuk di dalam ruangan pertunangan itu membicarakan Liany.

Satpam itu segera masuk ke rumah dan  memberitahukan ke tuan mereka yaitu Denny yang sedang sibuk menerima tamu yang memberikan ucapan kepadanya.

Dari jauh tampak Denny keliatan sangat bahagia dengan menggandeng tangan Vanesa keliatan begitu mesra, mereka memang terlihat pasangan yang ideal.

Mungkin bagi yang melihatnya akan merasa iri, karena yang pria berwajah tampan dan gagah, dari keluarga yang tajir.

Sedangkan yang wanita wajahnya cantik dan tubuhnya ramping dan juga berasal dari keluarga tak kalah tajir dari keluarga pihak laki-laki.

Denny sama sekali tidak pernah menduga kalau benih yang di tanamnya di rahim Liany telah tumbuh menjadi janin. Dan itu adalah anaknya.

Satpam itu berbisik pelan, karena banyak tamu yang menatap mereka dengan heran.

" Tuan ada yang tidak beres tadi ada gadis yang mencari tuan Denny, saat dia tau kalau tuan bertunangan gadis cantik itu  malah pingsan." Jelasnya ke Denny.

" Ya sudah aku akan memeriksa orang itu." Ucap Denny dengan berjalan ke arah  halaman  rumahnya.

Denny meminta ijin ke teman - temannya dan tamu yang lain untuk mundur sebentar.

" Sayang kamu lanjutkan dulu menemani tamu - tamu kita, aku akan memeriksa keadaan di depan rumah kita." Ucap Denny ke Vanesa.

" So sweet banget calon suamimu, Nesa. Beruntung sekali kamu mendapatkan calon suami seperti dia. Sudah ganteng, kaya dan pintar" Komentar salah seorang teman mereka.

" Yah tentu saja, takdir baik selalu berpihak padaku." Jawab Vanesa dengan tersenyum arogan.

Denny bergegas melewati banyak tamu yang menyapanya.

Langkahnya lebar seakan ingin tahu siapa yang di bicarakan oleh satpam itu.

Sementara itu di pos satpam Liany sudah sadarkan diri.

Dia hanya duduk termenung dengan pandangan yang kosong tanpa harapan.

Bagaimana mungkin seorang Denny yang menjadi kekasihnya dan calon ayah dari anaknya, hari ini bertunangan dengan wanita lain.

" Sakit banget Den, pisau yang kau goreskan di hatiku ini. Dimana janjimu Den, untuk selalu menjagaku dan anak kita". sesal Liany dalam hati terasa ngilu dan perih.

Tak lama kemudian di depan pintu muncul Denny dengan memakai pakaian kemeja batik, terlihat begitu tampan dan berwibawa.

Saat Denny melihat gadis lusuh di depannya, langkah Denny mundur, dia sangat terkejut bahwa gadis itu adalah Liany.

Begitu juga dengan Liany, tidak kalah terkejutnya saat dia melihat pria yang datang di depannya.

Pria tampan yang selalu dia rindukan selama ini untuk bersamanya.

Tapi hari ini pria itu memilih wanita lain menjadi pendampingnya.

" Denny...." Suara Liany seakan berhenti di tenggorokan. Hati dan bibirnya terasa kelu seperti tersayat sembilu.

Hanya air mata yang berlinang di pipinya yang halus.

" Tidak kusangka kamu telah pergi dari diriku, padahal aku telah mengandung anakmu, Den. Aku mengira kamu sungguh mencintaiku dengan tulus". ucap Liany pelan hampir tak terdengar.

" Bagaimana kamu tahu rumah ini".

Tanya Denny tanpa penyesalan.

" Siapa kamu hingga kamu berhak

akan membatalkan pertunangan ini?" Teriak Denny dengan marah tapi juga bingung..dia hanya ingin menutupi perasaannya yang kacau dan malu, karena banyak tamu yang datang di situ.

"Den, kamu lupa denganku? Satu bulan kamu pergi dariku, setelah kamu mereguk semuanya dari  tubuhku. Dan kamu berjanji untuk menjagaku. Tapi mana??" Ketus Liany dengan marah.

" Tidak mengapa Den, kalau kamu ingin meninggalkan aku dan anakmu. Aku akan membesarkan anak ini sendiri tanpa seorang ayah, seorang ayah yang tidak mau mengakuinya." Ucap Liany kembali dengan perasaan yang sangat kecewa terhadap Denny.

"Anak? Kamu mengandung anakku? Jangan menghalu." Ucap Denny dengan wajah merah menahan malu dan marah.

"Pak ! Bawa wanita ini keluar dari rumah ini, acara ini jangan sampai terganggu oleh wanita ini." Teriak Denny ke satpam itu dengan nada marah.

Liany melangkah maju mendekat ke arah Denny dan berkata pelan.

"Jangan takut aku menganggumu Den, aku akan pergi dari hidupmu selamanya, dan tidak perlu capek - capek satpam itu mengusirku. Aku bisa pergi sendiri." Ucap Liany dengan tegas.

" Aku harap kamu tidak pernah menyesal telah membuangku dan anakmu yang aku kandung ini." Gumam  Liany seraya  dia melangkah pergi menjauh dari Denny dan meninggalkan rumah itu.

Denny tidak bisa berkata apapun. Tangannya gemetar dan pikirannya menjadi kalut.

Dia hanya bisa menatap punggung Liany yang pergi meninggalkanya.

Yang ada di pikiran Denny sekarang hanya teman - temannya dan Vanesa calon istrinya.

"Tutup pintu pagarnya dan kunci jangan biarkan sembarangan orang masuk ke rumah ini." Perintahnya ke satpam dengan gaya cuek dan angkuh.

Akhirnya Denny pun menuntaskan acara pertunangannya hingga selesai, seperti tidak pernah terjadi apa apa.

___________

Gimana ya dengan nasib Liany? Ikuti cerita selanjutnya ya!

Jangan lupa like dan comment yaaa! 😘💕❤️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!