Sekalian mau promo, mungkin ada yang minat novel cetak, bisa COD di Shopee. Dengan judul Putri Yang Terbuang.
Di Kediaman Phoenix...
Terlihat seorang wanita yang tengah asik tertidur pulas, Namun ia merasa terganggu akan seseorang...
"Permaisuri, Permaisuri, ini sudah waktunya makan siang.." ucap seorang pelayan di sampingnya..
"Apaan sih !! aku masih ngantuk, bi Ijah tolong donk jangan bangunin aku, aku lagi capek.." ucap Safira ia kembali menyelimuti seluruh tubuhnya..
"Permaisuri, Permaisuri bagaimana jika Ibu Suri tau, Permaisuri belum bangun..." ucapnya khawatir...
"Bawel lhoo,, bodoh amat !!! Eh tunggu Permaisuri, Ibu Suri apa maksudnya ?" ucap Safira langsung duduk, menatap seorang wanita di sampingnya dari bawah sampai ke atas..
"Lhooo, siapa ??" tanya Safira, ia keheranan melihat hanfu cina..
"Permaisuri ini hamba, Liu. Permaisuri tidak sadarkan diri selama semalam karna terjatuh dari tangga, sewaktu Permaisuri di taman gazebo." jelas pelayan di sampingnya, sambil mengangguk menjelaskan pada Safira.
Safira mencubit pipinya.. "Auu, sakit.. Apa apa ini ? dimana ini ? aku siapa ? lalu mengapa?" Safira menatap bajunya, ia melotot, menganga tak percaya. Semalam ia menggunakan baju tidurnya kenapa sekarang berubah.
Ia meraba seluruh badannya, membuang selimutnya, ia turun dari ranjangnya kemudian bercermin..
Saat di cermin.. "Ini memang wajahku, tapi aku tidak se bohay ini.." Safira membalikkan badannya ia menoleh melihat sekeliling tubuhnya di cermin.
Apa bi Ijah membuat janji dengan dokter Oplas.. membuat tubuhku sebohay ini batin Safira mengernyitkan dahinya, sebaiknya aku cari bi Ijah dulu..
Safira keluar dari kediamannya dalam keadaan telanjang..
"Hormat hamba, Permaisuri.." ucap seorang laki laki di sampingnya yang tak lain adalah Kasim Yi.
Safira menatap laki laki tersebut.. "Lumayan tampan.."
"Hormat hamba, Permaisuri.." ucap 6 pelayan menunduk hormat..
Mungkin syutingnya berjalan lancar, sebaiknya aku harus memuaskan sutradaranya batin Safira tersenyum..
"Ekhem,, tidak usah seperti itu, kalian berdirilah." kata Safira..
Para pelayan dan Kasim Yu saling melirik, mereka merasa aneh dengan sikap Permaisurinya. Setau mereka Permaisurinya selalu mengabaikan setiap pelayan, yang menurut junjungannya, seorang pelayan orang yang rendah.
"Permaisuri, tidak baik dalam keadaan telanjang kaki.."
suara seorang wanita menghentikan langkah kaki Safira..
"Aku ingin mencari bi Ijah, kemana dia?"
"Permaisuri bicara apa, bi bi siapa?" tanya pelayan Liu keheranan.
"Ya bi Ijah, Asisten rumah tangga.." jawab Safira..
"Bi Ijah, bi Ijah.." teriak Safira..
Safira mencari sekeliling kediamannya, Namun ia tidak menemukan siapa pun.
Ia merasa aneh dengan dirinya bahkan sekelilingnya, ia merasa sangat asing...
Tidak ada Kamera seharusnya ada Kamera jika sedang syuting kerajaan batin Safira ia merasa syok seketika.
Safira menggigit jarinya, ia ingat semalam makan Mie instan, lalu merasa pusing.
"Hah ! apa Mie yang aku makan kadaluarsa." Safira hanya melongo....
Tidaaakkkkkk !!!!
Brakkk....
"Hah, Permaisuri, permaisuri.." teriak pelayan Liu..
Para pelayan langsung masuk membantu mengangkat tubuh Safira ke kasurnya...
Semalaman pelayan Liu mondar mandir di kediaman Safira, sesekali ia menatap wajah junjungannya, ia berharap junjungannya segera sadar...
Perlahan lahan Safira membuka matanya, ia menatap sekelilingnya..
Pelayan Liu yang melihatnya segera menuju ke Safira..
"Permaisuri, apa Permaisuri baik baik saja?" tanya pelayan Liu..
"Air, aku butuh air.." perintah Safira..
Pelayan Liu menghampiri meja, menuangkan air ke sebuah cangkir, lalu memberikannya pada Safira.
Safira mengambil air itu, ia meminumnya dalam sekali tegukan..
Safira memberikan cangkirnya pada pelayan Liu.
Apa benar, aku sudah mati...
Safira menjatuhkan dirinya ke kasur,,
"Kau bisa ceritakan apa yang terjadi dengan diriku, dan ceritakan semuanya tentang diriku." kata Safira yang membuat pelayan Liu keheranan.
"Maksud Permaisuri ?"
"Semenjak aku jatuh, aku kehilangan memoriku, ya bisa dibilang lupa ingatan."
"Apa lupa ingatan, hamba akan memanggil Tabib Permaisuri."
Pelayan Liu bergegas pergi, Namun di hentikan oleh teriakan Safira.
"Wooy,, aku menyuruh mu menjelaskan, bukan memanggil Tabib.. Cepat kesini jelaskan pada ku." perintah Safira ia bangun dengan bersila menatap pelayan Liu.
Pelayan Liu menghampiri Safira,, ia menatap Safira.
"Jelaskan.." perintah Safira dengan menopang dagu..
"Ba,, baik Permaisuri.."
"Nama Permaisuri, Permaisuri Yue Fei. Istri dari Putra Mahkota Chen Yu.
Permaisuri Putri pertama dari Jenderal Yue dan memiliki saudara angkat Selir Yue Mei.
Permaisuri tidak di sukai oleh Putra Mahkota Chen Yu, karna Permaisuri memiliki sifat sombong, arogan dan kejam. Tapi Jenderal Yu selaku Ayah Permaisuri tmenyukai Permaisuri walaupun sifat Permaisuri sangat buruk..
Bammm,, buruk...
Dan Permaisuri sering mengejek Putra Mahkota karna buruk rupa, Permaisuri bahkan membencinya, Memusuhinya. Lalu sebulan kemudian Putra Mahkota mengangkat Nona Fei sebagai Selirnya, Selir Mei mendapatkan kasih sayang dari Putra Mahkota.."
Bammm...
Seketika tubuh Safira seperti tertimpa batu besar..
Apa ini kehidupan kedua ku,, aku kehidupan dulu sudah baik,, apa jangan jangan ini karma karna aku mengabaikan anak kucing di jalan ketika hujan mencari induknya,, tapi aku sudah membawa anak kucing itu ke tempat teduh batin Safira ia menangis darah di dalam hatinya...
"Lalu apa Ibu Putra Mahkota dan Kaisar tau sifat ku, atau menghukum ku.." tanya Safira.
"Yang Mulia dan Permaisuri sudah tau, Namun mereka percaya suatu saat Permaisuri akan berubah."
"Tapi kenapa aku bisa menikahinya ?"
"Permaisuri sudah di jodohkan semenjak kecil, Karna Ibu Permaisuri dan Permaisuri berteman baik, Namun Ibu Permaisuri meninggal sewaktu melahirkan." jelas pelayan Liu,, ia melirik Safira dengan tatapan kosong.
"Baiklah, kau pergi saja, aku ingin istirahat.."
"Permaisuri besok Pangeran akan pulang.."
"Baiklah aku ingin beristirahat.."
Safira membaringkan tubuhnya..
Pelayan Liu menunduk hormat kemudian berlalu pergi..
Safira tidak bisa tidur, ia bangun. Hatinya gelisah, panik, takut dan khawatir, semuanya tercampur aduk di hatinya.
"Baiklah, aku harus bisa menyesuaikan diri menjadi Permaisuri Yue Fei, walaupun aku harus aku harus menangis darah.."
Semalam Safira memikirkan kehidupan keduanya, ia melihat di TV jika kerajaan penuh intrik dan politik.
Ke esokan paginya,, para pelayan masuk.
Para pelayan terkejut menatap junjungannya melihat kantong hitam di wajahnya.
"Permaisuri, kenapa dengan mata Permaisuri ?" tanya pelayan Liu..
"Sudahlah, aku ingin membersihkan tubuhku.."
"Hamba, sudah menyiapkannya Permaisuri.." ucap pelayan Liu..
Para pelayan membantu Permaisuri Fei ke arah kolam..
"Kalian pergilah, aku akan membersihkan tubuhku sendiri." perintah Permaisuri Fei..
"Tapi Permaisuri,,"
"Hemm.."
"Ba, baik Permaisuri.."
Para pelayan pun menunduk hormat, ia meninggalkan Yue Fei sendirian.
Yue Fei melepaskan hanfunya, ia turun ke kolam menenggelamkan dirinya, menatap kolam yang dipenuhi dengan bunga mawar..
"Aku hanya berdehem, para pelayan langsung takut,, sejahat itukah Pemilik tubuh ini.." gumam Yue Mei..
Setelah selesai dengan aktivitas mandinya, Yue Fei di rias oleh para pelayan.
"Liu jangan terlalu banyak perhiasan, kepala ku rasanya mau copot apalagi dengan pakaian seperti ini.."
Yue Fei mendengus kesal, merasakan berak hanfunya..
Setelah selesai ia langsung menuju ke aula istana menaiki tandu Permaisuri.
Sampai di aula istana..
"Hormat hamba Yang Mulia dan Permaisuri.." ucap Yue Fei menunduk hormat seperti pelayannya yang ia lakukan..
"Permaisuri Yue Fei, bagaimana kabar mu? tadi aku mendengar kabar, kau tidak sadarkan diri." tanya Permaisuri Lu..
"Hamba, baik baik saja Permaisuri.."
"Aku merasa bersyukur, jika dirimu baik baik saja Putriku." sela Kaisar tersenyum.
"Putriku, duduklah.." perintah Permaisuri.
Yue Fei melirik pelayannya, pelayan Fu membantu Yue Fei duduk di tempatnya..
Banyak para pejabat yang berbisik bisik menatap Yue Fei,, Yue Fei mengerti tatapan sinis para pejabat, istri dan putra, putrinya yang seakan melahap Yue Fei hidup hidup.
15 menit berlalu, datanglah seorang wanita cantik..
"Hormat hamba, Yang Mulia dan Permaisuri." ucap wanita itu.
Kaisar dan Permaisuri tersenyum..
"Hormat hamba, Permaisuri Yue Fei." ucap wanita itu menunduk hormat.
"Permaisuri, ia adalah Adik Permaisuri.."
Selir Yue Mei menunduk hormat kemudian ia duduk di tempatnya..
Namun Yue Fei masih menatapnya..
Cantik sekali batin Yue Fei.
Selang beberapa saat...
Datanglah seorang laki laki dengan separuh bertopeng di wajahnya, badan tegas serta penuh kewibawaan, tatapan dingin yang mampu membekukan seseorang, di ikuti oleh pria paruh baya di belakangnya.
"Hormat hamba, Yang Mulia dan Permaisuri." ucapnya menunduk hormat..
Kaisar turun dari singgasanahnya, ia memeluk laki laki itu..
"Selamat Putraku, kau berhasil membasmi semua pemberontak.." ucap Kaisar Ia tersenyum bangga pada laki laki itu..
"Permaisuri itu Putra Mahkota, suami Permaisuri dan di belakangnya Ayah Permaisuri.." bisik pelayan Liu.
Apa orang sedingin es itu suamiku, yang benar saja..
"Tidak heran, jika dirimu di juliki dewa perang." ucap Kaisar ia melepaskan pelukannya..
"Dan terimakasih Jendral Yue, kau sudah membantunya."
"Itu adalah tugas hamba Yang Mulia.." jawab Jendral Yue.
"Hormat hamba, Pangeran." ucap Yue Fei.
Namun Pangeran Chen mengabaikannya, ia menatap Selirnya..
"Hormat hamba, Pangeran." ucap Selir Mei..
Pangeran Chen tersenyum, ia menghampirinya kemudian memeluknya begitu erat..
Astagah dia membuat ku malu batin Yue Fei..
Jendral Yue yang melihatnya, ia menghampiri putri tercintanya..
"Ayah.." ucap Yue Fei memeluk Jendral Yue..
"Putriku, Ayah bersyukur kamu baik baik saja." balas Jendral Yue mengelus kepala Yue Fei.
"Baiklah, silahkan kalian merayakan pestanya.." ucap Kaisar dengan lantang, ia mengacungkan arak memulainya..
Para pejabat saling bersulang, sementara Yue Fei melihat Suaminya bermesraan dengan Selirnya, ia merasa jenuh..
"Huh,," Yue Fei mendengus kesal.
Ia mengambil arak di cangkirnya, kemudian meminumnya..
"Ayah kita bersulang.."
Yue Fei menuangkan arak di cangkirnya, kemudian bersulang dengan Jendral Yue.
Yue Fei menggelengkan kepalanya yang terasa pusing..
"Hais, kenapa tubuhku sangat buruk dalam hal arak.." gumam Yue Fei..
Brakk...
Yue Fei menjatuhkan kepalanya di meja,, semua orang yang melihatnya terkejut, terutama Pangeran Chen.
Aneh kenapa Permaisuri tidak kuat meminum arak batin Pangeran Chen,,
"Permaisuri, hamba bantu Permaisuri ke kediamanan." ucap pelayan Liu..
"Aku masih ingin minum.." balas Yue Fei ia menggeleng gelengkan kepalanya, kemudian menuangkan kembali arak ke cangkirnya..
"Putriku, Ayah akan membantu mu, Ayoo.."
Pangeran Chen yang melihatnya, ia tak tega jika Mertuanya memapah tubuh Permaisurinya..
Pangeran Chen menghampiri Yue Fei, ia menatap tajam..
"Ayah, biar aku saja yang membawanya." ucap Pangeran Chen, ia menggendong tubuh Yue Fei yang sudah tak sadarkan diri..
Sampai di kediamannya,, ia membaringkan tubuh Yue Fei..
"Ah, aku masih ingin minum,, kau.." Yue Fei menarik kerah hanfu Pangeran Chen..
"Pria bertopeng, kenapa aku harus ada di sini ? aku tidak ingin disini aku ingin pulang, jangan menatap ku seperti itu,, tatapan mu menyeramkan, kau tau !! kau tampan tapi sayang tatapan mu mampu membunuh orang." ucap Yue Fei ia melepaskan kerah hanfu Pangeran Chen, terlelap tidur..
Pangeran Chen yang melihatnya, ia menatap lekat Yue Fei,, jantungnya seakan meledak..
"Pelayan Liu apa yang terjadi dengan Permaisuri ?" tanya Pangeran Chen..
"Semenjak Permaisuri jatuh, sikap dan sifat Permaisuri berubah.." jelas pelayan Liu menunduk hormat..
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!