NovelToon NovelToon

Kembalinya Elenna Cinta Pertama

Kesayangan

"Heii yang lagi jatuh cinta dari tadi dipanggil gak ada respon. Lagi mikirin sang kapten ya?" goda Renata.

Elenna yang di senggol sahabatnya itu hanya tersenyum penuh arti.

"Bagi-bagi dong bagaimana rasanya pacaran dengan kapten basket?" kembali Renata menggoda sahabatnya itu.

"Hmm bagaimana ya asyik-asyik ngeri." jawab Elenna sambil memasukkan satu sendok es krim strawberry ke dalam mulutnya.

"Lha kok ngeri?"

"Bagaimana gak ngeri dimana-mana yang naksir banyak." lanjut Elenna.

"Cuekin aja lagi. Yang penting hati Jupiter hanya milik kamu." senggol Renata.

Mereka pun tertawa ceria di hari yang sedikit lebih panas dari kemarin.

Tiba-tiba tubuh Elenna di dekap mesra dari belakang. Sempat merasa ingin protes dan berontak. Tetapi setelah mengetahui yang memeluknya adalah Jupiter Elenna membiarkannya.

"Aku cari keliling-keliling kampus, eh ternyata kesayangan aku ada disini toh." Lalu Jupiter mengecup kening Elenna lalu mengacak-acak rambutnya.

Melihat kemesraan Elenna dan Jupiter membuat semua orang pasti iri dengan keromantisan dan kebahagiaan mereka.

Jupiter sang kapten Basket di kampus.Memiliki wajah yang sangat tampan dan kharismatik. Siapa pun wanita yang melihatnya dipastikan jantung mereka akan berhenti sesaat mengagumi ketampanannya.

Dan bila beruntung bisa melihat Jupiter tersenyum seluruh otot tubuh akan meleyot tak kan mampu lagi menopang berat tubuhmu.

Elenna adalah satu-satunya gadis yang bisa menculik hati Jupiter. Sudah banyak wanita yang berusaha mendekat tetapi pilihan Jupiter hanya jatuh pada Elenna.

Elenna gadis sederhana dengan rambut panjangnya.Bermata coklat dengan senyuman menawan.Bila tersenyum akan terukir lesung pipi yang begitu manisnya

Membuat semua lelaki yang mengenalnya ingin berebut menjadi pacarnya.

Elenna selain berparas cantik dan lembut. Ia selalu memiliki nilai hampir sempurna dengan nilai IPK selalu empat di kampus. Elenna gambaran Kebanggaan keluarga, Kampus dan kekasihnya.

Perpaduan yang sangat sempurna.

Sang kapten basket yang tampan dan rupawan bersanding dengan mahasiswi terpintar dan cantik jelita serta baik hati.

"El, sudah ada Piter kan disini. Aku cabut dulu ya. Ada yang mau aku urus dulu di perpustakaan." Renata ijin pamit meninggalkan sejoli yang sedang mesra-mesranya itu.

"Lho mau kemana? Gabung aja yuk" ajak Piter pada Renata.

"Terima kasih Kak. Aku dapat tugas dari dosen killer nih. Jadi aku mau ke perpustakaan dulu untuk cari bahan." ucap Renata sambil merapikan buku-bukunya.

Kemudian Renata memeluk Elenna, lalu pergi ke perpustakaan.

Elenna menatap Renata hingga hilang dibalik pintu cafe.

"Hmm, maaf ya sayang. Gara-gara aku nih sahabat kamu jadi pergi " ucap tulus Jupiter.

"Hah? Ngomong apaan sih kamu ini enggaklah. Aku senang kok kamu ada disini.Aku tuh hanya kasihan saja dengan Renata. Gara-gara kemarin ia terlambat waktu mata kuliah Pak Hendra si dosen killer itu .Habis deh dia diomeli pak Hendra----"

"Ditambah bonus tugas yang sangat tidak masuk akal " tambah Jupiter

Elenna menatap heran kekasihnya itu."Kok kamu tahu?"

"Seluruh penghuni kampus ini yang pernah berurusan dengan pak Hendro pasti pernah merasakan hukuman itu " jelas Jupiter.

"Hmm sepertinya kamu juga pernah ya?" selidik Elenna melirik kekasihnya itu sambil menghabiskan es krimnya sampai suapan terakhir.

Hahaha

Jupiter tertawa penuh arti."Kamu memang kekasih terhebat aku. Paling mengenal aku." sambil merangkul Elenna dan mencium pipinya.

"Piter sudah dong. Malu tuh dilihatin fans-fans kamu." bisik Elenna.

"Biarin saja emang gue pikirin. Harusnya kamu bangga karena kamulah pemilik hatiku satu-satunya." senggol Jupiter.

"Pemilik hatimu satu-satunya? Hmm tapi kamu bukan pemilik satu-satunya hati aku." Lalu Elenna menaruh cangkir kosong yang baru habis isinya ia minum.Lalu berjalan menjauh dari Jupiter dengan anggunnya.

"What??" Jupiter menyatukan kedua alisnya lalu berbalik badan. "Apa kamu bilang tadi coba ulang lagi El! Elenna!" Jupiter mengejar Elenna mengetahui kekasihnya telah meninggalkannya.

Elenna yang mengetahui Jupiter mengejar dirinya. Ia pun berlari mencari persembunyian agar kekasihnya susah menemukannya.

Tetapi bukan Jupiter mamanya bika tidak bisa menemukan persembunyian kekasihnya.

Akhirnya setelah Elenna tertangkap oleh Jupiter. Mereka saling tertawa dalam canda."Nah ketangkap kan! Mau lari kemana kamu? Tidak akan bisa. Kemanapun kamu pergi kamu akan selalu di hati aku." ucap Jupiter

"Ampun Piter ampun! Geli ahh...gak lagi-lagi deh janji!" seru Elenna

❤️🤍

Di kediaman Elenna.

"Bagaimana Elenna sudah diberitahu belum, ma? tanya ayah Elenna.

"Belum pa.Mama bingung bagaimana memulainya." sahut mama.

Papa Elenna menarik napas.

"Ya bilang saja ma, mulai minggu depan kita pindah ke Jawa Tengah. Karena perusahaan papa yang disini bangkrut. Tinggal yang di Jogja yang masih bisa beroperasi." jelas papa Elenna.

"Kita akan tinggal disana selamanya pa?" tanya mama memastikan.

"Belum jelas juga ma. Sahabat papa yang ada di London menawari pekerjaan disana dia ada tambahan modal untuk mengelolah perusahaannya disana dan ia maunya papa yang bantu dia untuk mengontrol segala sesuatunya disana. Tetapi ini masih wacana juga. Rencananya setelah kalian pindah di Jogja papa akan ke London untuk membicarakan hal ini lebih serius dengannya ." jelas papa.

"Nah tuh Elenna!" tunjuk Mama melihat anak gadisnya baru pulang kuliah.

"El ..sini nak. Duduk sini. Ada yang ingin kami bicarakan denganmu nak." ucap Mama sambil membelai rambut Elenna yang panjang.

Elenna menatap bingung kedua orang tuanya. "Hmm ada apa ini. Tidak biasanya mama papa mendudukkanku seperti ini. Apa ada perbuatan ku yang salah ya? " pikir Elenna.

Akhirnya kedua orang tua Elenna pun menceritakan apa yang telah terjadi pada salah satu perusahaan yang dimiliki papanya. Sehingga mengharuskan mereka pindah dari kota ini.

Elenna terkejut mendengan apa yang baru saja papanya sampaikan. "Bagaimana ini? Aku harus ikut pindah juga ? Bagaimana dengan Jupiter ku?..., akankah kami sanggup untuk menjalani cinta jarak jauh.? " batin Elenna.

Papa sepertinya bisa membaca pikiran anaknya itu " Kamu harus ikut kami nak. Kami tindak mungkin bisa tenang, bila kamu tetap disini sendiri. Kamu adalah buah cinta kami. Tidak mungkin kami bisa hidup tanpa kamu di dekat kami. Apalagi mama kamu.Tuh lihat mama kamu, belum-belum sudah nangis kan? Ia tidak akan sanggup hidup terpisah dari kamu nak. Hati Papa juga akan lebih tenang, bila kamu juga ikut pindah bersama kami " jelas papa panjang lebar.

"Karena papa takut saingan bisnis papa akan mencelakai mu .Papa akan merasa sangat bersalah bila itu terjadi.Lebih aman dan tenang bagi kami selaku orang tuamu kalau kamu pun ikut bersama kami. Apapun yang terjadi kita ini keluarga yang solid. Kita akan tetap bersama apapun yang terjadi " jelas papa.

Mendengar penjelasan kedua orang tuanya dan kesedihan mamanya. Membuat hatinya tergores sedih. Elenna memeluk mama dan papa. Tanda mereka saling mengasihi satu sama lain .

Elenna meminta waktu beberapa minggu untuk berpamitan pada teman-temannya dan mengurus perpindahan kuliahnya.Terlebih lagi waktu untuk menjelaskan pada Jupiter. Tentang kepindahannya ini.

................................................

Di kamar persegi di rumahnya yang merupakan ruang ternyaman bagi Elenna untuk mencurahkan semua isi hati yang ia rasakan.

Satu-satunya tempat bagi dirinya untuk bebas berekspresi tanpa ada komplain dari orang lain yaitu kamar pribadinya.

Elenna bingung bagaimana ia akan menyampaikan kabar ini ke Jupiter. Dan bagaimana nantinya hubungan mereka. Elenna sangat mencintai Jupiter begitu juga sebaliknya.

Jupiter adalah laki-laki setelah papa yang bisa membuatnya merasa nyaman. Senyumannya mampu membuat hati Elenna terasa meleleh pasrah.

Sungguh suatu keberuntungan baginya bisa terpilih menjadi kekasihnya diantara banyaknya gadis-gadis yang dari strata ekonomi bahkan kecantikan yang jauh diatas Elenna. Tetapi Jupiter lebih memilih dirinya.

Sejak pertama mereka bertemu entah mengapa bayangan Jupiter selalu menghantui Elenna.. Begitu pula dengan Jupiter sejak ia melihat Elenna ia merasa Elenna mempunyai nilai lebih dari sekian banyak gadis-gadis lain yang berusaha mendekatinya.Bagi Jupiter Elenna berbeda ternyata benar. Elenna adalah gadis yang luar biasa bagi Jupiter.

.................................................

Janji bersama

"Haii El. tumben nih pagi-pagi ke rumah. Seingat aku kita tidak ada janji pergi kan hari ini?" Renata berusaha mengingat-ingat apa ia ada janji dengan Elenna hari ini

Elenna tersenyum tipis."Jadi, kalau aku kesini harus ada janji dulu gitu. Hmm sudah seperti pejabat aja nih!" sindir Elenna menggoda Renata sahabatnya itu.

Hahaha

Renata tertawa," Bukan begitu.Hanya heran saja kok tumben ada gadis cantik pagi-pagi sudah nongol di rumah aku.." Renata kemudian menoleh ke kanan dan ke kiri dan pandangannya menyebar di seluruh halaman.

"Cari apaan sih? Serius amat." tanya Elenna penasaran.

"Cari Jupiter. Mana dia?" kembali Renata celingukan.

"Gak ada. Aku kesini sendiri." ucap Elenna.

Renata menatap sahabatnya dengan tatapan aneh dan menyelidik .

"Kenapa? Kok gitu amat ngeliatnya." protes Elenna.

"Aneh saja. Pasangan yang biasa kemana-mana hingga ke toilet saja kadang ditemani, seolah gak akan terpisahkan hari ini kok tumben sendirian saja .Kemana nih patnernya?" goda Renata.

"Sengaja gak ajak Piter. Ada yang ingin aku curhatin ke kamu."ucap Elenna.

Renata menarik kursi di dekatnya lalu duduk di depan Elenna.Ia memandang Elenna serius '"Mau curhat apaan sih.Kok sepertinya serius amat?"

"Aku dan keluarga aku mau pindah ke luar kota." Elenna membuka percakapan.

Renata mengerutkan kedua alisnya hingga bertemu di tengah."Pindah?Ke luar kota.?"

Elenna mengangguk lesu."Perusahaan papa bangkrut. Tinggal yang di Jogja.Jadi untuk sementara kami tinggal di Jogja. Sambil papa membenahi administrasi perusahaannya yang di Jogja agar tidak terjadi hal yang sama seperti yang di sini.

"Hmm terus kenapa kamu harus ikutan pindah? Kan kamu bisa tetap lanjut kuliah disini. Sampai kamu wisuda " Renata heran kenapa Elenna harus ikutan pindah.Kan bisa saja ia tetap melanjutkan kuliah disini walaupun kedua orang tuanya pindah ke Jogja.

"Papa mama khawatir ntar kepikiran dan gak fokus kerja. Kalau aku tetap disini sendiri " jawab singkat Elenna.

Renata menarik napas panjang lalu menghembuskannya kembali . Yaa begitulah resiko jadi anak tunggal. Selalu harus dekat dengan kedua orangtuanya.

"Jupiter sudah tahu?" tanya Renata.

Kembali Elenna menggeleng gelengkan kepalanya."Aku bingung Nat bagaimana memulai ngomongnya."

"Cepat lambat Piter harus tahu soal ini." Renata meraih kedua tangan Elenna berusaha menguatkan sahabatnya itu

...............................................

"Haii maaf. Lama ya nunggunya?" tanya Jupiter saat menjemput Elenna di sebuah toko buku

"Gak apa-apa Kok. Tadi juga ditemani Renata." jawab Elenna.

"Kita makan dulu yuk baru kita nonton. Lapar nih! Tadi sepulang latihan basket, aku cuman mandi doang. Terus langsung jemput kamu gak sempat makan ." ucap Jupiter sambil mengemudikan mobilnya.

"Kenapa kamu gak makan dulu? Ntar sakit maag kamu kambuh lho." protes Elenna khawatir.

"Mana mungkin sayang, aku makan tanpa kamu " ucap Jupiter sambil mengacak acak rambut Elenna dengan lembut.Lalu menciumnya.

"Piter.., aku mau ngomong sesuatu ke kamu." ucap lirih Elenna.

Jupiter melirik sekilas ke arah Elenna. Lalu kembali fokus ke depan."Ngomong aja sayang. "

"Nanti saja. Ntar kamu gak fokus nyetirnya." ucap Elenna membuang mukanya ke kaca jendela samping.

Jupiter melirik ke arah kekasihnya.Ia tahu ada sesuatu yang menganggu pikirannya saat ini.

"Ada apa sih? Ngomong saja gak apa-apa." desak Jupiter.

"Asal kamu gak minta putus." bisiknya.Jupiter menunggu reaksi Elenna tapi yang ada Elenna hanya diam.

Kini Jupiter mulai khawatir. Elenna yang ceria kini berubah menjadi pendiam. Pasti ada sesuatu yang serius, batin Jupiter.

Jupiter pun membawa mobilnya menuju ke sebuah cafe yang bisa menerima pesan langsung melalui mobil.Setelah memesan dua burger dan kentang berserta minumannya. Jupiter pun kemudian meluncur ke pinggir kota mencari tempat yang enak untuk bicara.

"Makan dulu sayang burgernya. Ntar kamu cerita ke aku apa yang ingin kamu sampaikan ke aku. Tapi janji jangan minta putus. Aku tidak bisa hidup tanpamu. Kamu segalanya buat aku ." ucap khawatir Jupiter. Sambil berusaha menerjemahkan arti raut wajah Elenna saat ini.

Elenna mengambil burger kesukaan Jupiter lalu menyuapkan burger tersebut pada Jupiter Karena Elenna tahu saat ini kekasihnya pasti sangat kelaparan.Kasihan bila harus menyetir sambil ribet memegang burgernya untuk dimakan.

"Terima kasih sayang." ucap Jupiter.

"Tidak perlu berterima kasih diantara kita.Aku dan kamu bukan orang lain lagi." ucap Elenna.

Jupiter pun tersenyum bahagia bersama Elenna.

Sesampainya mereka di lingkungan hutan kota. Mereka pun menyusuri hutan sambil berbincang-bincang ringan.

"Tadi kamu bilang ada yang ingin kamu sampaikan padaku.Apa itu?"

"Kita duduk disitu dulu yuk!" ajak Elenna.

Lalu mereka pun duduk dibawah pohon bambu ditemani sang angin yang bertiup samar. Bunyi batang bambu yang berderit karena bergesekan tertiup angin. Membuat suasana semakin sejuk di hati.

"Ada apa El.Aku perhatikan kamu seperti menyimpan sesuatu masalah. Katakan saja mungkin aku bisa membantumu.Aku ada bukan hanya disaat kamu bahagia dan baik-baik saja.Tetapi aku juga akan selalu ada untukmu disaat kamu susah dan sedih." ucap Jupiter menatap intens Elenna

Elenna menarik napas panjang lalu setelah ia merasa siap ia pun membuka percakapan."Perusahaan papa bangkrut. Papa memutuskan kami sekeluarga pindah ke Jogja.Karena papa ingin fokus ke aset terakhir papa disana." cerita Elenna.

"Kamu kan bisa tetap kuliah disini.Ntar akhir Minggu aku antar kamu ke Jogja bertemu kedua orang tuamu." saran Jupiter.

Elenna tertunduk lesu."Papa maunya kami sekeluarga berkumpul terus.Papa khawatir kalau aku hidup sendiri disini. Jadi aku akan meneruskan kuliahku disana." ucap lirih Elenna.

"Hmm, aku akan coba bicara dengan papa kamu." Jupiter meraih tangan Elenna dan menciumnya.

"Aku takut Piter. Aku takut kita tidak akan berjumpa lagi." Elenna menundukkan kepalanya .

Jupiter memeluk Elenna dan mencoba meyakinkannya bahwa semua akan baik-baik saja dan mereka akan tetap bersama.

"Aku mencintaimu El.Aku akan usahakan papa kamu mengijinkan mu untuk tetap kuliah disini." Kembali Jupiter mencium ujung kepala Elenna.

"Aku juga mencintaimu Piter." ucap Elenna dalam pelukan Jupiter kekasih hatinya.

..............................................

Bimbang

Sinar matahari pagi telah menerobos masuk melalui kisi-kisi jendela.

Seolah tidak terima melihat Elenna masih tertidur pulas. Sinar mentari itu berusaha menjangkau tubuh Elenna.

Elenna menggeliat manja lalu menggosok dan perlahan membuka matanya. Berusaha menyesuaikan dengan cahaya yang masuk Elenna kembali menggosok gosok matanya.

Elenna meraih ponselnya yang tergeletak di meja samping tempat tidurnya.

Ia mencoba mengecek notifasi yang masuk. Ada beberapa miskol dari Renata dan pesan masuk untuknyba.

"Banyak amat miskol nya. Ada perlu.. atau ada kabar pentingkah ?" batin Elenna.

Belum sempat ia berpikir lebih lanjut, terdengar pintu kamarnya diketuk dari luar oleh seseorang.

"El...El..., kamu sudah bangun nak? Ditunggu sarapan di bawah sama papa." Mama memberitahu bila sarapan sudah siap. Dan Elenna sudah ditunggu untuk sarapan bersama.

Elenna memutar otak mencari cara untuk menghindari sarapan bersama sang papa.

"Pasti papa akan bertanya tentang kepindahan kuliah aku, apa sudah diurus belum." tebak Elenna.

Klik

Pintu kamar dibuka oleh Elenna.Terlihat mama sedang menunggunya di balik pintu."Ell...., ditunggu papa sarapan tuh. Yuk turun!" ajak mama.

"Bentar ma, Elenna mandi dulu, masih ada tugas kuliah yang harus Ell revisi juga.Mama Papa sarapan aja duluan, ntar El susul kalau tugas El sudah beres." Elenna mencoba mencari alasan agar tidak ikut sarapan bersama papa.

"Lho kok gak dikerjakan kemarin sih El, tugas kuliahnya." gerutu mama sekaligus khawatir suaminya marah.

"Sudah ma, tapi emang revisinya banyak." ucap Elenna ngasal.

"Ya sudah. Kalau misal sudah selesai cepat turun ya." mama mencium kening anak semata wayangnya itu.

"Siap delapan enam komandan." lalu Elenna menutup pintu kamarnya.

Mama tersenyum lalu meninggalkan kamar Elenna untuk sarapan.

Elenna dengan sigapnya mengambil ponselnya yang tadi ia letakkan begitu saja di tempat tidur saat mamanya mengetuk pintu kamarnya.

"Hallo...."

"Iya El, selamat pagi ada apa ya?" tanya Renata penasaran pagi-pagi sahabatnya ini sudah menelepon dirinya.

"Nat,kamu bisa ke rumah aku?"tanya Elenna melalui ponselnya.

"Sekarang?Ada apa?Jangan bilang lagi berantem sama Jupiter." selidik Renata.

"Enggak kok aman.Tapi aku harus keluar rumah secepatnya."ucap lirih Elenna sambil melihat sekeliling waspada takut ada yang nguping.

"Please Nat, jangan banyak tanya ntar aku cerita di mobil." desak Elenna.

"Baiklah aku segera kesana." jawab Renata.Lalu hubungan telepon pun terputus.

Elenna bergegas menyelesaikan rutinitas paginya.Lalu bersiap menunggu kedatangan Renata.

Elenna pun menghubungi Jupiter, memberitahu kalau ia berangkat ke kampus bersama Renata. Untuk menghindari bertemu papa karena tiap kali bertemu ia selalu di desak untuk segera mengurus surat-surat kepindahannya di kampus.

"Ell!! Rena sudah datang tuh!" tiba-tiba terdengar suara mama di balik pintu kamar.

Elenna sempat terkejut mendengar suara mama yang memberitahunya tentang kedatangan sahabatnya Renata.

Elenna segera mengambil tas ranselnya lalu segera menemui Renata.

"Renata sudah datang ma?" tanya Elenna dengan wajah berseri-seri.Bagaikan mendapatkan siraman air segar dikala penat menyerang tubuh.

"Baru saja. Tuh nunggu di bawah" tunjuk mama.

"Elenna pamit berangkat dulu ya ma." Elenna mencium tangan mama dan memeluknya

Segera Elenna menuruni tangga hendak menemui Renata.

Betapa terkejutnya dirinya melihat Renata sedang berbincang-bincang seru dengan papanya di meja makan.

"El!" sapa Renata yang dengan spontan membuat papa nya menoleh ke arah dirinya.

Elenna hanya bisa tersenyum getir.Elenna sangat mengenal papanya.Bila ia menemukan teman ngobrol yang seru sangat bisa dipastikan obrolan mereka akan semakin lama.

"Nah nih anak gadis papa, akhirnya turun juga.Sudah selesai tugasnya?" tanya papa ingin tahu.

Elenna hanya tersenyum samar Sedangkan Renata menatap bingung ke arah Elenna. Merasa mereka tidak memiliki tugas apapun Minggu ini. Tetapi kenapa papa Elenna menanyakan tentang tugasnya."Memangnya ada tugas apa ya?" Renata berusaha mengingatnya." Atau jangan - jangan aku memang lupa kalau ada tugas dari kampus. Mampus aku" pikirnya.

Hampir saja Renata hendak bertanya pada Elenna, tentang tugasnya yang ia sendiri merasa tidak mempunyai tugas apapun.

Tetapi sebelum Renata membuka mulutnya untuk bertanya. Ia mendapatkan kode keras dari tatapan mata Elenna agar tidak memperpanjang pembicaraan.

Dengan segera Renata meminta ijin untuk berangkat ke kampus bersama Elenna.

""Kamu gak sarapan dulu El?" tanya papa khawatir.

"Tadi bibi masak nasi goreng Pete kesukaanmu lho" ucap papa sambil menunjukkan nasi goreng buatan bibi

Nasi goreng bibi memang sangat enak tidak ada duanya. Bahkan nasi goreng yang katanya enak di restoran mahal pun bagi Elenna masih kalah dengan nasi goreng buatan bibi.Bagi Elenna nasi goreng bibi tetap juaranya.

"Ell ayo sarapan dulu, ajak Renata."sambung mama.

Mama menyodorkan piring kosong pada Renata."Ayo Rena sarapan dulu."

Renata menelan salivanya.Ia sudah pernah makan nasi goreng buatan bibi dan memang rasanya luar biasa enak

Pagi ini karena Elenna menyuruhnya dadakan untuk menjemputnya ia belum sempat sarapan.Sejujurnya perutnya sangat menginginkan untuk diisi.Tetapi sekali lagi ia melihat kode dari Elenna untuk segera meninggalkan ruang makan dan berangkat ke kampus.

"Maaf Tante, kami langsung berangkat dulu, banyak tugas yang harus kami cari referensi nya di perpustakaan. Jadi harus pagi-pagi biar kebagian buku.' Renata mencoba mengikuti skenario yang terlanjur dibuat oleh sahabatnya itu

"Oh begitu. Okay next time ya kamu harus makan bersama kami." ucap Mama. Lalu hendak mengantar sampai ke halaman.

"Ell!!!" panggil papa yang membuat langkah Elenna terhenti.

"Jangan lupa ke Tata Usaha urus segera kepindahan mu." ucap papa mengingatkan.

"Kalau sudah selesai urusan kampus disini, nanti berkas-berkasnya papa masukkan ke kampus di Jogja.Sabtu papa berangkat ke Jogja untuk survey lapangan." sambung papa.

Elenna menarik napas dalam. Ada kesedihan yang tersirat di pelupuk matanya.

..................................................

Selama perjalanannya menuju ke kampus. Elenna terlihat sibuk dengan pikiran dan dunianya sendiri.

Renata melirik sekilas sahabatnya itu. Walaupun Elenna terlihat melihat ke depan tetapi ia yakin pikiran Elenna bukan pada macetnya jalanan yang terlihat di depan matanya.

'"Kamu sudah mencoba bicarakan pada kedua orang tuamu, tentang keinginan mu untuk tetep disini?"tanya Renata mencoba memecah keheningan.

"Ell???"tanyanya lagi ..

"Emm....??" sahut Elenna menoleh ke arah Renata.Ia tidak mendengar dan paham apa yang dipertanyakan oleh Renata padanya.

"Kamu sudah mencoba bicarakan dengan kedua orangtuamu?" ulang Renata.

"Sudah. Tapi mereka tetap ingin kami semua pindah ke Jogja.Papa takut saingan bisnisnya akan mencelakai ku." jawab sedih Elenna.

"Seseram itu kah dunia bisnis?" Renata tidak habis pikir bukan perkara gampang mencelakai seseorang.Bukankah kita tinggal di negara hukum. pikir Renata.

"Entahlah."jawab Elenna sedih.

........................................................

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!