NovelToon NovelToon

Langit Kristal

Bab 1

Kaki jenjangnya melangkah dengan pasti, sambil menggeret koper yang ia pegang, wanita cantik ini berjalan menuju ke luar bandara.

Hari ini, tepatnya sepuluh tahun setelah ia berada di negeri orang, dia memutuskan pulang. Selain untuk memberi kejutan pada keluarganya, ia pulang karena Mama dan Papanya terus saja memaksanya kembali. Sebenarnya dia enggan karena sudah nyaman berada di luar negeri. Apalagi sekarang ia sudah menjadi pengusaha sukses. Tapi bagaimanapun, ia tetap harus pulang. Ada keluarga yang senantiasa menanti kepulangannya.

Kristalia, gadis remaja yang dulu pergi karena dikecewakan kini sudah menjelma menjadi wanita yang sangat cantik. Penampilannya yang modis membuatnya semakin terlihat menarik. Apalagi, postur tubuhnya yang tinggi semampai membuat ia terlihat sempurna. Jika saja ia tak mengenakan masker, kacamata dan pakaian kasual yang agak kebesaran, tentu ia sudah mencuri perhatian banyak orang khususnya kaum Adam.

Selain cantik, di usianya yang ke dua puluh enam tahun, Kristal sudah menjadi wanita karier yang sukses. Ia memiliki tiga butik dan dua resto yang kini di kelola orang kepercayaannya. Dan rencananya, Kristal juga akan membuka cabang di Ibukota.

Selama ini, kehidupannya berjalan dengan baik. Meski jauh dari orang tua, Kristal mampu bertahan dan terbukti, ia bisa menjadi wanita yang sukses dan mandiri. Sayangnya, kesuksesan dalam finansial tak di dukung oleh kehidupan percintaannya. Sejak patah hati dengan Ken, Kristal enggan berkenalan atau berhubungan dengan lawan jenis. Meski banyak yang mengagumi bahkan menyatakan suka secara terang - terangan padanya, tidak ada satupun yang Kristal tanggapi. Menurutnya, di dunia ini tidak ada laki - laki yang setia kecuali Papa dan Opanya. Prinsipnya sekarang adalah hidup sendiri lebih baik dan lebih bahagia.

"My Kristalia!"

Deg

Langkah Kristal terhenti saat mendengar namanya dipanggil. Ia mengenal suara itu dan ia tahu persis siapa orang yang berada di belakangnya. Menghindar, tentu saja itu yang akan Kristal lakukan, ia berjalan cepat meninggalkan pelataran bandara, tapi apa daya, tangan kekar itu lebih dulu memeluk pinggangnya erat.

"Long time no see, Kris?"

Ketahuan dan tidak bisa menghindar. Kristal berbalik dan menatap pria itu datar. Meski terkejut ia berusaha bersikap biasa saja "Oh, Angkasa Langit Pradipta. Mantan preman dan mantan rival balapanku. Tidak ku sangka akan bertemu denganmu lagi!"

Langit tersenyum manis dan jujur Kristal akui pria itu terlihat jauh lebih tampan dibanding saat remaja dulu.

"Kita pasti akan bertemu lagi Kris. Karena kita memang di takdirkan untuk bersama!"

Tawa Kristal mengudara, "Cucilah mukamu, Lang. Agar kamu tidak bermimpi di siang bolong!"

Kristal acuh,

"Aku percaya kekuatan doa dan benar saja, kita berjumpa lagi sekarang"

"Ini hanya kebetulan! Dan aku kuanggap pertemuan kita ini tidak pernah terjadi!" wanita cantik itu mulai melangkah pergi

"Dalam waktu dekat, kita akan menikah. Lihat saja nanti!"

Ucapan Langit membuat Kristal mau tak mau kembali menoleh ke belakang, "Tidak ada yang melarangmu bermimpi. Tapi aku pastikan, itu tidak akan terjadi!"

Kristal benar - benar melangkah pergi. Setelah punggung wanita itu tak terlihat lagi, Langit menyeringai, "Seperti yang pernah aku ucapkan dulu. Jika dia menyakitimu maka aku akan merebutmu kembali. Dan kali ini, aku tidak akan pernah melepaskanmu! Kristal akan menjadi milik Langit, selamanya!"

🌻🌻🌻

Karena tidak memberitahukan kepulangannya pada keluarganya, Kristal pulang menggunakan taksi online. Di tengah perjalanan, gadis itu meminta berhenti disebuah restoran. Perutnya yang belum di isi sejak semalam sudah berdemo.

Saat memasuki resto, mata Kristal menangkap pemandangan yang tidak ingin dia lihat. Di ujung sana, ada Ken dan Yazna sedang makan siang. Wanita cantik itu tersenyum masam, sepertinya hubungan keduanya berjalan lebih baik setelah kepergiannya. Ternyata keputusan untuk pergi adalah pilihan yang tepat. Jika dulu ia merasa sakit hati melihat kebersamaan keduanya, sekarang perasaannya biasa saja.

"Sepertinya hari ini hari sialku. Kenapa aku harus bertemu dengan mereka di hari pertama aku pulang! Menyebalkan! Tapi sepertinya, menyapa mereka akan menyenangkan!"

Dengan langkah anggunnya, Kristal berjalan menghampiri mereka. Tanpa dia minta, Kristal langsung duduk di depan Ken dan Yazna.

"Meja lain masih banyak yang kosong. Kenapa Anda duduk disini?"

Kristal tersenyum dibalik masker dan kacamatanya, dia menyilangkan kaki kemudian membuka penutup mata yang sejak tadi bertengger diatas hidung mancungnya.

"Apa kabar para pengkhianat?!"

"K-kristal"

Raut wajah terkejut Ken dan Yazna tidak bisa disembunyikan lagi. Bahkan Yazna menjatuhkan sendok yang ia pegang.

"K-kris, kamu sudah kembali? Sejak kapan? Selama ini kamu tinggal dimana? Aku mencarimu kemana - mana tapi tidak berhasil menemukanmu" Ken memberondong Kristal dengan banyak pertanyaan. Pria itu akan berdiri namun Kris menyuruhnya kembali duduk

"Kamu mencariku?" Kristal tertawa sinis, "Jangan membual, Ken! Aku sedang tidak ingin mendengar leluconmu!"

"Apa yang Ken katakan benar, Kris. Selama ini dia terus mencarimu!" Yazna menimpali

"Wah ... Lihat siapa yang bicara!" Kristal menatap Yazna tajam, membuat wanita itu menunduk, "Kamu yakin Ken mencariku? Aku ragu, sebab setelah sekian lama aku pergi kalian masih saja bersama. Rasanya mustahil jika pria disampingmu ini mencariku"

"Tidak pernah seharipun Ken melewatkan waktunya untuk tidak mencarimu. Dan kamu paham betul jika aku dan Ken hanya sebatas-"

Kristal tertawa, "Ya ... Ya, sejak dulu kalian bersahabat, begitukan yang ingin kamu katakan!" Kristal melipat kedua tanganya di dada. "Ayolah Yaz, jangan ikut - ikutan membual! Kalian berdua terlihat sangat cocok. Sama - sama munafik!"

"Kris, aku benar - benar mencarimu. Bahkan sampai hari ini!" ucap Ken tegas

Kristal mengangguk, "Aku sungguh terharu. Sayangnya aku tidak percaya!"

"Aku mengatakan yang sesungguhnya, Kris. Kamu harus percaya padaku"

Kristal mengangguk, "Harus percaya? Untuk apa? Untuk di bodohi lagi? Untuk di kecewakan lagi? Dan selalu di nomor duakan lagi?" Yazna semakin menunduk,

"Kris, aku minta maaf atas apa yang terjadi dulu"

"Tidak perlu minta maaf. Apapun hubungan kalian sekarang, sama sekali bukan urusanku!"

"Kris, tapi kita masih-"

"Tidak ada kita!" jawab Kristal tegas, "Kita hanya masa lalu. Dan sekarang, kita hanya orang asing!"

Yazna mendongak lalu menatap Ken dengan mata berkaca - kaca, melihat bagaimana Ken berusaha meyakinkan Kristal, Yazna menyadari jika sampai sekarang, Ken masih sangat mencintai wanita itu.

"Silahkan lanjutkan makan siang kalian" Kristal berdiri lalu pergi. Ken langsung mengejarnya dan mengabaikan Yazna

"Kris, kita harus bicara. Setelah sekian lama akhirnya kita bertemu lagi. Ada banyak hal yang harus kita bicarakan"

"Tidak ada yang perlu kita bahas!"

"Kris!"

"Jauhkan tangan kotormu dari bahu calon istriku!"

Deg

"Kamu!"

"Kristal adalah milikku. Kami akan segera menikah. Jadi jangan ganggu calon istriku!"

Bab 2

"Kristal adalah milikku. Kami akan segera menikah. Jadi jangan ganggu calon istriku!"

Ken menatap Langit dengan tajam. "Jadi ini alasan sebenarnya?" Ken berganti menatap Kristal, lalu tersenyum sinis "Rupanya memang benar karena dia. Kamu bersikap seolah - olah tersakiti, padahal disinilah kamu yang menyakitiku Kris. Kamu!!"

"Hei Bung, jangan melimpahkan kesalahanmu pada orang lain! Aku sudah pernah merelakan Kristal untukmu. Tapi buktinya, kamu menyakiti dia!"

"Semua hanya salah paham! Masalahku dengan Kristal dan Yazna sebenarnya bukan masalah besar! Tapi, kini aku tahu jika alasan sebenarnya adalah kau!" Ken menunjuk Langit

"Ken" seru Yazna, gadis itu terlihat khawatir saat melihat Ken dan Langit bersitegang

Langit tersenyum, "Bukankah aku sudah pernah memperingatkanmu, jika kamu menyakiti Kristal maka aku akan merebutnya kembali!"

Bug

"Ken!" teriak Yazna

Bug

Bug

Tak terima di pukul oleh Langit, Ken membalas pukulan pria tersebut hingga terjadi baku hantam antar keduanya.

Jika Yazna terlihat khawatir, Kristal justru terlihat santai

"Kamu yang mengkhianati Kristal dengan wanita itu! Kenapa memutarbalikkan fakta! Bangun pecundang!!"

Bug

"Aku dan Yazna tidak ada hubungan apapun!" sahut Ken seraya bangun lalu membalas pukulan Langit

Bug

"Hentikan!" teriak Yazna, dua orang security membantu melerai keduanya namun tidak berhasil

Yazna menatap Kristal yang malah asyik menonton perkelahian mereka, "Semua ini gara - gara kamu! Kenapa kamu selalu menjadi penyebab pertikaian mereka berdua!"

"Wah ... Aku tidak percaya kamu bisa mengatakan hal itu. Akhirnya tuan putri Yazna menunjukkan sikap aslinya!" ucap Dian sinis

"Kamu terlalu naif Kris! Kamu terlalu sombong! Kamu senang kan di perebutkan oleh mereka?!"

Kristal tertawa remeh, "Tentu saja! Kamu tahu apa artinya jika aku di perebutkan? Mereka berdua menyukaiku!"

Yazna mengangkat tangan untuk melayangkan tamparan pada Kristal, tapi Kristal lebih dulu menamparnya

"Yazna!!"

Pertikaian keduanya yang bahkan tidak bisa di pisahkan oleh security seketika berhenti saat mendengar suara tamparan

"Kris, apa yang kamu lakukan?!! Kenapa kamu menamparnya?!" sentak Ken

"Dia yang lebih dulu akan menamparku! Aku hanya lebih cepat darinya" bela Kristal

"Yaz, kamu tidak apa - apa?" tanya Ken terlihat khawatir pada sahabatnya itu. Apalagi bekas tamparan yang Kristal berikan meninggalkan bekas

"Aku tidak menyangka kamu bisa berubah menjadi wanita bar - bar sekarang!"

Langit berdecak mendengar cibiran Ken, "Rupanya kamu belum mengenal Kristal dengan baik!"

"Diamlah! Aku tidak bicara denganmu!"

Langit mengangkat tangan tanda diam

"Kalian adalah pasangan yang sangat serasi. Manipulatif dan jago akting!" ucap Kristal

Ken akan bicara namun disela oleh mantan kekasihnya itu

"Terkadang untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, tidak masalah memanfaatkan kelemahan yang kita punya! Bukankah begitu Yaz?"

"Kamu sungguh keterlaluan Kris! Apa seperti ini kamu yang sesungguhnya? Apa seperti ini didikan-"

"Didikan orang tuanya! Begitu maksudmu Ken?"

Deg

"Papa!"

"O-om Gama"

Ken mematung melihat kedatangan Gama, pria paruh baya itu berjalan mendekat kemudian menatap Ken dan Yazna bergantian, lalu menatap Langit sekilas.

"O-om maksud saya bukan-"

"Kamu tahu apa soal didikan saya pada Kristal hingga dengan mudahnya kamu menjudge dia seperti itu?!"

"Om saya hanya-"

"Bersyukur saya tidak jadi mempercayakan Kristal pada pria sepertimu!!"

"Om saya bisa jelaskan"

"Dengarkan aku baik - baik! Sampai kapanpun jangan pernah berharap untuk bisa kembali dengan putriku! Kubur jauh - jauh impianmu itu!"

"Tapi Om, Om tahu betul bagaimana saya berusaha mencari Kristal selama ini! Om tidak bisa menutup mata atas usaha yang sudah saya lakukan!"

"Pencarianmu tidak berguna dimataku! Apa gunanya kamu mencari putriku jika dalam hatimu tidak ada namanya! Aku lebih ikhlas Kristal bersama pria lain!" Gama menatap putrinya, "Sayang, ayo pulang! Mama dan yang lain pasti senang melihat kepulanganmu!"

"Tentu, Pa"

Sebelum benar - benar pergi, Gama menoleh ke belakang. Ken mengira, pria paruh baya itu akan menyapanya

"Kau! Datanglah kerumah jika kamu memang serius dengan putriku!" ucap Gama pada Langit

"Aku akan datang nanti malam bersama Mamaku"

"Aku akan menunggu kedatanganmu!"

Gama melangkah pergi bersama putrinya, setelah kepergian mereka. Langit menatap Ken remeh, "Kau lihat bukan? Aku sudah memperoleh lampu hijau. Aku tidak akan menyia - nyiakan kesempatan sepertimu. Dan aku pastikan, kamu adalah orang pertama yang aku undang di pernikahanku dengan Kristal!"

"Kamu terlalu percaya diri, Lang. Kamu belum tahu seperti apa Om Gama"

Langit mengangguk, "Kamu benar. Tapi aku tidak akan menyerah. Terlebih aku sudah mendapat dukungannya. Aku pastikan dia akan memilihku. Aku sarankan kamu menyerah saja, bukankah sudah ada wanita itu?" tunjuk Langit pada Yazna, "Aku yakin, kalian akan saling melengkapi. Sama - sama manipulatif!"

Ken mengepalkan tangan seraya kepergian Langit yang tersenyum mengejek kepadanya.

"Ken"

"Kamu bisa pulang sendiri kan? Aku masih ada urusan!"

Ken meninggalkan Yazna begitu saja,

🌻🌻🌻

"OMG Kris! Kamu pulang?" Dian yang sedang menyiram bunga begitu terkejut melihat Kristal turun dari mobil suaminya

"Mama!!"

Kristal memeluk wanita yang telah melahirkannya, "Akhirnya kamu mau pulang! Ayo masuk, Oma dan Opa pasti senang melihat kedatanganmu!"

"Papa jadi terabaikan" Gama sok merajuk

"Astaga, sudah tua juga. Aku sedang melepas rindu dengan putriku!"

Dian mengabaikan suaminya dan membawa Kristal masuk ke dalam rumah. Kedatangannya yang tiba - tiba tentu saja membuat semua orang terkejut tapi senang.

"Anak nakal. Akhirnya kamu pulang juga" Oma Clara sampai menangis haru karena akhirnya setelah sekian lama cucunya itu mau pulang

"Jangan menangis, Oma. Nanti Oma nggak cantik lagi. Opa bisa ngelirik yang lain"

"Gadis nakal. Beraninya kamu membicarakan aku!"

"Opa!!"

Kristal bergantian memeluk Opa David

"Opa sangat merindukanmu, Sayang"

"Aku juga merindukan Opa"

Suasana berubah menjadi haru, tentu saja. Sepuluh tahun bukan waktu yang sebentar. Meski mereka yang mengunjungi Kristal jika ada kesempatan. Rasa rindu mereka tak bisa terobati dengan sempurna

"Pokoknya kamu tidak boleh pulang. Opa akan menahanmu disini selamanya!"

"Aku memang akan menetap disini Opa"

"Benarkah? Oma senang sekali mendengarnya"

"Kamu bisa mulai bekerja di kantor Papa kalau mau" tawar Papa Gama

"Aku akan membuka cabang K'Fashion disini. Boleh kan?"

"Tentu saja, Sayang. Kami akan mendukung apapun yang menurutmu baik"

"Thank you"

"Sebaiknya kamu istirahat dulu, Sayang. Kamu pasti lelah kan?"

"Aku ingin mengobrol dengan Opa"

"Baiklah, kalau begitu Oma dan Mama akan memasak makanan kesukaanmu dulu"

"Tentu Ma"

"Papa akan ganti baju dulu lalu menyusul"

"Oke"

Opa David membawa Kristal duduk di ruang tamu, rasa rindu yang tersimpan di dalam dada akhirnya terobati sudah, banyak hal yang mereka bicarakan.

"Sekarang katakan pada Opa, apa yang akhirnya membuatmu berubah pikiran dan mau pulang?"

"Kristal akan segera menikah"

"Papa!!"

Bab 3

"Jadi siapa calon suami cucu Opa yang cantik ini?"

"Papa hanya ngarang! Aku saja tidak punya pacar. Bagaimana bisa punya calon suami"

Papa Gama dan Opa David sama - sama tertawa

"Aku jadi curiga melihat kalian tertawa bersama"

"Apa kami tidak boleh tertawa bersama?" tanya Papa Gama

"Tentu saja boleh"

"Opa senang, akhirnya kamu mau pulang"

Kristal memeluk Opa David, "Meski aku lama berada di luar, aku tetap akan pulang kerumah. Karena tempat ternyaman adalah rumah sendiri"

"Kamu benar, Sayang" Opa David membelai kepala Kristal dengan lembut, "Kamu sudah tumbuh menjadi gadis yang jauh lebih dewasa"

"Sebaiknya kamu istirahat dulu. Kamu tidak merindukan kamarmu?" tanya Opa David

"Rindu, tentu saja. Sudah sangat lama aku meninggalkan kamar tercintaku"

"Kalau begitu istirahatlah. Kita bisa ngobrol lagi setelah makan malam"

"Baiklah, aku akan istirahat sekarang"

Kristal mencium Papa dan Opanya bergantian lalu pergi ke kamar. Tidak ada yang berubah dari rumahnya, semua masih sama seperti sepuluh tahun lalu. Dengan pasti, kakinya menapak satu persatu anak tangga hingga ia berada di lantai dua.

"Kamarku"

Kristal membuka handle pintu dan masuk kedalam kamar. Semua masih sama. Tatanan, warna dan dekorasi kamarnya tidak ada yang berubah. Bahkan aroma lavender kesukaannya masih tercium jelas.

"Mama pasti merawat kamarku setiap hari"

Kristal duduk di tepi kasur, ia mulai menikmati suasana kamar yang sejak dulu menjadi tempat favoritnya untuk menghabiskan waktu.

"Papa boleh masuk?" tanya Papa Gama yang berada di tengah pintu

"Masuklah, Pa"

Papa Gama ikut duduk di samping putri kesayangannya. "Bagaimana perasaanmu, Sayang?"

"Perasaan apa?" tanya Kristal tak mengerti

Papa Gama menghela nafas, "Tentang masa lalu kalian. Bertemu kembali dengan Ken dalam keadaan seperti tadi, Papa khawatir-"

"Aku baik - baik saja, Pa" sela Kristal, "Papa tidak perlu mengkhawatirkan perasaanku. Aku sudah tidak memiliki rasa apapun pada Ken, jadi aku tidak merasakan apa - apa saat melihat mereka bersama"

Papa Gama tersenyum, "Papa harap, kamu mau membuka hati untuk pria lain. Tidak semua pria seperti Ken, Papa yakin akan ada sosok pria yang bisa menyayangi dan mencintaimu dengan tulus"

Kristal tertawa kecil, "Jika sendiri lebih baik, kenapa harus berpasangan"

"Kris-"

"Jika ada pria seperti Papa, mungkin aku akan berubah pikiran" Kristal menatap Papa Gama dengan lembut, "Jangan paksa aku seperti dulu, Pa. Papa tidak mau aku pergi lagi kan?"

Papa Gama menghela nafas berat untuk yang kesekian kalinya, "Istirahatlah, Papa yakin kamu pasti lelah"

"Hm"

"Papa keluar dulu"

Di depan pintu, rupanya ada Mama Dian. Dan Papa Gama yakin jika istrinya itu mendengar percakapannya bersama putrinya tadi, "Jangan terlalu menekannya Mas. Biarkan dia menikmati waktunya dulu. Kita bisa membicarakannya lagi nanti"

"Aku hanya mau yang terbaik untuknya, Sayang"

"Aku tahu. Tapi sekarang bukan waktu yang tepat. Dia bahkan belum ada setengah hari berada di rumah"

"Baiklah"

"Kita ke kamar saja, kamu sepertinya perlu sedikit istirahat"

🌻🌻🌻

"Kris, bangun Sayang. Sudah waktunya makan malam"

Perlahan gadis itu membuka mata, "Aku ketiduran"

"Kamu bukan ketiduran. Tapi tidur pulas" Mama Dian terkekeh, "Sekarang kamu mandi dulu, Mama tunggu di meja makan ya"

"Iya Ma"

Kristal bergegas ke kamar mandi setelah Mamanya keluar dari kamar. Istilahnya mandi itik, Kristal mandi secepat kilat, asal bau sabun sudah tercium hidung, maka itu artinya ia sudah mandi.

Mengenakan baby dol selutut dan rambut di kepang atas, Kristal segera turun untuk makan malam bersama keluarga. Gadis itu bahkan bersenandung kecil menuruni anak tangga

"Selamat ma-" ucapan Kristal menggantung saat melihat orang lain selain keluargnya berada di meja makan, "Kamu! Apa yang kamu lakukan disini?!"

"Kris, bersikap sopanlah pada tamu!" tegur Mama Dian

Kristal mengedarkan pandangannya dan menemukan seorang wanita paruh baya berhijab yang bukan dari keluarganya, dan melihat wajah wanita tersebut ia yakin jika dia adalah Mama dari Langit

Mama Dian menghampiri putrinya, "Kenapa kamu berpakaian seperti ini?"

"Ini pakaian rumahan, Ma. Apa yang salah dengan pakaianku!"

"Ck, kamu ini. Ya sudah, sekarang beri salam pada Tante Maura!"

Kristal berdecak dalam hati, meski pada akhirnya ia tetap melakukan apa yang Mamanya katakan

"Ternyata kamu lebih cantik dari yang Langit ceritakan ya"

"Terima kasih, Tante" Kristal tersenyum palsu

"Karena semua sudah berkumpul. Sebaiknya kita makan malam sekarang. Silahkan dinikmati hidangan yang ada Nyonya Muara, Langit. Jangan sungkan, anggap rumah sendiri" ucap Gama

Makan malam pun terasa hangat karena disertai obrolan ringan. Rupanya, Mamanya Langit merupakan model salah satu brand hijab ternama. Pantas saja Kristal merasa tidak asing dengan wajahnya.

"Kris, tidak ada salahnya kamu juga membuat model baju berhijab. Nanti kamu bisa bekerja sama dengan Tante Maura" saran Oma Clara

"Akan aku pikirkan nanti"

Usai makan malam, setelah membantu membereskan bekas makan mereka, Kristal hendak langsung ke kamar. Namun Mama Dian melarangnya. Bagaimanapun, kedatangan Langit dan Mamanya ada hubungannya dengan Kristal. Akan sangat tidak sopan jika Kristal malah tidak ikut menemui mereka.

Papa Gama menjamu tamunya di ruang tengah. Beberapa piring brownies dan teh hangat menjadi teman ngobrol mereka.

"Jadi, maksud kedatangan kami kemari, selain silaturahmi, kami bermaksud meminang Kristal untuk menjadi istrinya Langit"

"Maaf Tante, saya tidak menerima lamaran ini"

"Kris" tegur Papa Gama

"Saya tidak bisa menikah, entah dengan Langit atau pria manapun. Jadi saya menolak lamaran ini!"

Kristal langsung meninggalkan ruang tamu, tentu saja hal itu membuat Mama Dian dan Papa Gama merasa tidak enak hati pada Langit dan Mamanya.

"Maafkan sikap putri saya, Nyonya Maura. Dia sudah bersikap kurang sopan pada kalian"

Mama Maura tersenyum, meski kecewa namun di berusaha untuk memahami sikap Kristal, "Saya paham, Nyonya Dian. Sebelum kemari, Langit sudah mengatakan jika ada kemungkinan dia akan di tolak. Dan benar saja, putra saya di tolak"

"Saya sudah menjelaskan pada Mama mengenai masa lalu Kristal. Dan Mama bisa memahaminya" imbuh Langit

"Tapi tetap saja, saya merasa malu atas perilaku putri saya"

"Kamu tidak perlu khawatir, Lang. Jika kamu benar - benar serius, Opa akan membantumu membujuk Kristal" ucap Opa David

Langit tersenyum, meski kecewa di tolak oleh orang yang dicintainya, namun ia senang karena keluarga Kristal mendukungnya. "Biarkan aku berusaha sendiri, Opa. Aku akan berjuang sampai Kristal mau menerimaku. Aku hanya butuh dukungan dan doa kalian semua"

Papa Gama menatap Langit kagum, "Aku memberimu restu untuk mendekati putriku. Bahkan jika kamu membutuhkan bantuan, jangan sungkan untuk mengatakannya padaku"

"Terima kasih sudah percaya dan memberiku kesempatan, Om. Tapi aku akan membuktikan jika aku pasti berhasil. Aku tidak akan menyerah. Sama seperti yang Om lakukan dulu untuk mendapatkan cinta Tante Diandra"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!