NovelToon NovelToon

Pernikahan Rahasia Anak SMA

Terpaksa Menikah

Naula Vranista adalah gadis cantik yang berusia 17 tahun. Ia gadis yang baik, ramah, sopan santun dan mudah berbaur dengan orang orang. Namun di balik sikapnya ia juga memiliki jiwa bar bar di dalam dirinya.

Dia adalah gadis berkulit putih dan berbadan ramping namun suka memakai pita biru dan kacamata hal itu, pun tidak mengurangi kadar kecantikannya.

Dia juga salah satu siswi yang terpintar di SMA PELITA JAYA, bukan hanya sering mendapat juara kelas, Naula juga selalu mengharumkan nama sekolah atas prestasi yang ia peroleh, Dia sering memenangkan lomba olimpiade dari tingkat Nasional bahkan sampai tingkat Provinsi.

Namun ia terpaksa menerima kenyataan karena di jodohkan dengan putra sahabat baik ayahnya. Naula pun kaget dan syok.

Jjiwa nya terasa hancur mendengar dia di jodohkan, Dia pun menolak keras atas perjodohan itu namun, Naula tidak bisa membantah keinginan kedua orang tuanya.

Naula pun tidak tau siapa lelaki yang akan di jodohkan dengan dirinya!!

...****...

"Naula bangun sayang." teriak sang mama dari luar.

" Iya mah udah bangun nih." Sahut Naula, dengan mata yang masih terpejam.

"Ayo cepat mandi lalu turun kebawah, bentar lagi kita kedatangan tamu."

"Ah iya ma bentar lagi Naula turun kebawah." teriak Naula sembari mengeliatkan badan meregangkan otot ototnya.

Naula merasa sangat senang karena hari ini hari pertama libur sekolah, rencana nya ia dan sahabat nya akan pergi jalan jalan ke pantai. Dia turun dari ranjang lalu segera bergegas membersihkan diri

"Bagaimana ma apakah Naula sudah bangun?." tanya Alex kepada istrinya.

"Udah Pa bentar lagi pasti turun, bagaimana apa kah sahabat mu itu akan datang". tanya Alya duduk di samping suaminya.

"Iya ma tadi sudah papa telpon katanya lagi dalam perjalanan!!." mendengar perkataan sang suami Alya hanya menganggukkan kepala.

Mereka berdua duduk sambil menikmati kopi dan cemilan. Di saat mereka masih asik bercerita sambil menunggu kedatangan tamu, putri sulung kesayangan mereka turun dari tangga dengan anggun dan berpakaian dengan rapi.

"Pagi, ma, pa" panggil Naula dengan tersenyum antusias.

"Pagi juga sayang, wah anak mama cantik banget deh!!." Jawab mama Alya.

"Ah mama bisa aja ya." ucapan Naula di sambut dengan gelak tawa ringan dari Alex dan Alya.

"Naula sini sayang duduk di samping mama!" panggil Alya.

Naula hanya menganggukkan kepala sambil tersenyum kepada kedua orangtuanya. "Oh iya ma tadi Naula liat banyak banget makanan di atas meja makan, emangnya kita kedatangan tamu dari mana ?"

"Oh itu om Rangga sahabat papa kamu dari SMA, ia baru pulang dari London, kamu ingat nggak dulu dia sering ke sini bawain kamu Coklat!!" Naula pun terdiam sambil mengingat sahabat papa nya itu.

"Oh iya iya om Rangga, Naula ingat ma dia sering banget kasih Naula coklat dulu waktu ia mampir ke rumah!"

"Iya ingat kan, Tadi malam beliau menelpon papa katanya ingin kesini sekalian makan siang" ujar Papa Alex sambil menyeruput kopinya. Naula hanya mengangguk anggukkan kepalanya,.

"Oh iya ma nanti siang aku....

"Ding dong"

Belum sempat Naula melanjutkan ucapannya karena mendengar suara bel berbunyi, sontak mereka semua mengarahkan pandangan ke arah pintu.

"Nah itu pasti mereka, biar mama bukain pintu". Naula hanya diam sambil melihat punggung sang mama berjalan menuju pintu.

"Cklek"

"Hayyy Tiaraa Apa kabar" ujar Alya antusias sembari memeluk teman lamanya itu.

"Hay aku baik, kamu masih cantik aja Ly." Tiara memandangi teman lamanya sewaktu SMA.

"Ah kamu bisa aja deh ya udah masuk yuk, oh iya mana putra kalian?." tanya Alya.

"Oh Galen dia nggak ikut, katanya pengen jalan-jalan sama temannya." jawab Tiara sambil mengikuti Alya masuk kedalam.

"Ho ho Rangga Apa kabar mu kawan", Alex memeluk sahabatnya melepas kerinduan.

"Hahaha baik juga Lex." ucap Rangga sambil menepuk bahu Sahabatnya itu lalu mereka berdua masuk kedalam dengan Rangga merangkul Alex.

"Ini Ga kenalin Naula!". Alex mengenalkan putri semata wayangnya itu kepada mereka.

"Ya ampun kamu tambah cantik Naula!" Ucap Rangga memuji.

"Om bisa aja deh," sahut Naula tersenyum sambil menyalami Om rangga dan tante Tiara.

"Iya lah cantik kayak mamanya gitu!" kata Alya dengan percaya diri, dan di sambut gelak tawa oleh mereka semua .

"Haha mari kita makan siang dulu baru lanjut cerita lagi," Ujar Rangga lalu di angguki mereka semua.

Di meja makan mereka masih saja bercanda gurau, Naula hanya senyum senyum melihat ke randoman mereka!!.

"Ah iya Naula kamu sekarang kelas berapa?"

"Baru naik kelas 12 om." ucap Naula tersenyum. "Wah kebetulan, sama seperti anak om berati." sahut Rangga lalu diangguki oleh Naula, mereka semua makan siang sambil berbincang bincang ringan. handphone Naula berdering tanda ada pesan masuk.

Winda : Cepat Lo keluar gue udah di depan gerbang nih, jadi pergi atau nggak?.

Jadi dong Tunggu gue bentar oky.

Winda : Iya jangan lama lama dong, panas nih.

Iya bentar.

"Ma pa Naula pamit dulu ya mau jalan jalan ke pantai udah di jemput Winda tu, Dah Om Tante, Nau la pamit pergi ,Assalamualaikum"

. Naula bergegas pergi meninggalkan meja makan. "Waalaikumsalam!" sahut mereka semua.

"Hey Naula, astaga anak itu" Geram Alya.

"Hahaha udahlah Ly nggak usah marah, biasalah anak muda kan emang Gitu"

Tiara berkata sambil menyuapkan makanan ke dalam mulutnya. "Haha Iya Naula sama saja kaya Galen" Ucap Rangga terkekeh.

"Iya tuh jodoh kali ya mereka" sahut Tiara lagi. Namun Alex dan Alya hanya tertawa mendengar ucapan mereka.

...****...

"Mama papa Naula pulang." teriak Naula

"Ck, kamu ini kebiasaan banget teriak teriak". Kesal Alya menatap anaknya.

"Heheh jangan marah dong mama ku tersayang" Naula nyengir kuda.

"Naula sini duduk" ucap Papa Rangga menyuruh Naula duduk di dekat mereka, ia pun menganggukkan kepala lalu berjalan menuju mereka.

"Ada apa pa?." Naula mengerutkan alisnya, karena penasaran.

"Hm Naula kamu harus dengerin ucapan papa, tidak ada bantahan oky." Naula mengerutkan dahinya, penasaran.

"Kamu papa jodohkan dengan putranya om Rangga, jadi kamu akan nikah Minggu depan, kamu harus mau tidak ada bantahan sedikitpun."

Bagaikan di sambar petir Naula sangat syok mendengar ucapan papanya, bagaimana tidak ia harus menikah Minggu depan, sedang kan ia masih sekolah menengah atas.

"APA.... NGGAK NGGAK NAULA NGGAK MAU PA." bantah Naula.

"Papa kok main asal jodohin tanpa bilang ke Naula dulu, Naula ga mau pa Nau kan masih sekolah." ucap Naula yang matanya sudah berembun.

"ma Naula nggak mau di jodohin, kenapa sih kalian tega, terus Sekolah Naula gimana?" Naula berkata sambil terisak.

"Sayang dengerin mama dulu, kamu harus mau ya masalah sekolah kamu masih bisa melanjutkan nya, nikah nya kan di rahasiakan jadi kamu aman." Alya berucap lembut sambil memeluk anak semata wayangnya. Sedangkan Rangga hanya terdiam.

"Tapi Naula nggak mau ma!, Naula belum mau nikah." Alya melepaskan pelukan dan menghapus air mata putrinya.

...****...

Seminggu kemudian semenjak Naula di beritahu bahwa ia akan di jodohkan dengan putra sahabat baik papanya, Naula lebih banyak diam.

Hari ini tiba di hari H, hari dimana Naula merasa hari paling terburuk selama hidupnya.

"Sayang sudah dong jangan nangis lagi!!." bujuk Alya.

Alex masuk kedalam kamar menenangkan putri kesayangannya itu.

Karena para tamu sudah berdatangan Alex segera turun kebawah menyambut para tamu ya walaupun hanya para kerabat dan beberapa teman lainnya.

Alya menuntun anak nya untuk di rias, Naula pun terpaksa dan hanya bisa diam. Dia ingin menolak, rasanya ingin kabur sekarang juga namun ia tidak bisa.

Selama di rias Naula hanya bisa diam sambil menatap kosong ke arah cermin, sesungguhnya dia belum bisa menerima kenyataan, Naula berasa seperti di dalam mimpi.

Naula terus meneteskan air matanya sehingga petugas tata rias kewalahan memperbaiki makeup yang rusak terkena air mata.

Setelah selama kurang lebih 2 jam dan akhirnya Naula telah selesai di rias. Petugas tata rias pun menatap kagum dengan kecantikan Naula, walaupun tanpa di make-up Naula masih terlihat cantik.

...****...

Selama Naula masih di rias, para keluarga mempelai pria sudah datang memasuki rumah pengantin.

"Selamat datang Besan ku!!!"

Alex menyambut dan memeluk Sahabatnya sekaligus menjadi Besan. "hahaha tidak bisa di sangka kita akan menjadi Besan Lex ucap Rangga dengan senang"

"Hey kau terlihat sangat tampan galen, ujar Alex memuji. Galen yang mendengar hanya tersenyum,

"Terimakasih Om." sahutnya masih tersenyum.

"Iya dong papa nya juga Ganteng," ujar Rangga Memuji Dirinya sendiri. "Hahaha kau selalu percaya diri Ga" Kata Alex, lalu merekapun segera masuk kedalam sembari menunggu mempelai wanita turun kebawah.

#Flashback On

"Haha Iya Naula sama saja kaya Galen"

"Iya tuh jodoh kali ya mereka" sahut Tiara lagi.

"Hahaha kalian bisa aja" sahut Alya.

Hey Alex kamu Ingat tidak janji kita waktu SMA, ujar Rangga menatap sahabatnya itu.Alex pun terdiam sesaat mengingat janji yang Rangga bilang.

"Oh iya Hahaha, iya iya aku ingat kita berjanji akan menjodohkan anak kita nanti"

"Haha ingat juga kau ternyata bagaimana kalau kita jodohkan mereka sekarang." ucapan Alex membuat mereka bertiga Kaget

"Hah bagaimana bisa Lex mereka kan masih sekolah."

sahut Alya kurang setuju.

"Aman saja kok pernikahan mereka kan akan di rahasiakan tenang aja sekolah mereka kan ada di bawah naungan ku" ucap Rangga meyakinkan mereka.

Setelah perbincangan serius mereka semua akhirnya setuju, dan akan merencanakan pernikahan mereka Minggu depan

#Flashback Of

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya Naula pun turun dari tangga dengan menundukkan kepala. Alya menggiring Putrinya duduk di samping Galen.

"KAUU." Teriak Galen dan Naula serempak saling menunjuk wajah, mereka berdua sangat syok dan saling menatap tajam.

Yang benar saja Naula harus menikah dengan lelaki yang paling di bencinya, dan begitupun sebaliknya dengan Galen.

Para saksi dan tamu pun kaget, mendengar teriakkan mereka berdua. Alya Dan Tiara pun menenangkan mereka yang terus berdebat.

"Pak Mari Segera di mulai" kata Papa Alex kepada pak penghulu. Naula dan Galen Pun terdiam dan saling mengumpat kesal, mereka masih meredam amarah, karena kaget.

"Baik lah" Kata pak penghulu, Lalu Alex pun menyodorkan tangan nya ke atas meja menghadap Galen, namun Galen belum Menjabat tangan Alex.

"GALEN," bentak Rangga menatap tajam anak semata wayangnya itu, Galen yang di gertak pun menghela nafas kasar, dan menjabat tangan papa Alex.

"Saya terima nikah dan kawin nya Naula Vranista binti Alex Kurniawan dengan maskawin tersebut di bayar tunai." Galen mengucapkan Ijab Qabul, dengan lancar dalam sekali tarikan Nafas.

Setelah menandatangani buku pernikahan, Lalu tiba waktu saat memasangkan Cincin, Galen dengan kasarnya memasang kan cincin ke jemari Naula sambil menatap dengan tajam.

"Sssssst" Naula pun melotot. Dan begitu pun sebalik nya dengan Galen. Setelah naula memasangkan cincin ke Jari Galen, dengan terpaksa, naula mencium tangan pria itu.

Dan Galen pun terpaksa mencium Kening Naula. Keduanya duduk di atas pelaminan sederhana namun terkesan mewah, Naula dan Galen saling menatap tajam mulut keduanya komat kamit saling mengumpat.

"Argh, kenapa sih gue harus nikah sama lo BANG**T" cetus Naula pelan namun dengan penekanan.

"Heh bocah lo pikir gue mau nikah sama lo? amit amit tau nggak yang benar saja yah gue juga ga mau kali, itu pun gue terpaksa dijodohin sama lo, ga nyangka lo jadi bini gue." bisik Galen ke telinga Naula dengan Kesal.

Naula yang mendengarnya langsung melotot. Apa lagi melihat senyum nakal di bibir Galen, rasanya dia ingin mencabik cabik wajah pemuda itu.

"Setelah ini halal dong, siap ga unboking." ucap Galen berbisik. "Silahkan saja jika ingin pisang kebanggaan lo itu gue tebas sampai ke pangkal pangkal nya." desisnya menatap tajam.

"Woww badass." kekeh nya.

Naula memilih diam karena tidak ingin mengundang keributan. 'Enak saja dua bilang gue bocah' gerutu Naula di dalam hati.

Para tamu pun menikmati hidangan yang telah di sediakan, kedua keluarga itu bercengkrama dan menyambut para tamu dan kerabat di sana.

"Awas yah jangan pernah macam macam sama gue." desis Naula.

"Satu macam boleh dong." Galen menyeringai, membuat Naula melotot tajam.

_To Be Continue_

Satu kamar

Galen masih berada di rumah Naula, atas permintaan kedua orang tuanya, sedangkan kedua orang tuanya sudah pulang lebih dulu.

Setelah Naula mengemasi pakaian dan barang-barang nya memasukkannya ke dalam koper, ia masih terus menangis.

Sudah lah sayang jangan menangis lagi, Alya terus menenangkan Naula, dan ingat selalu pesan mama, kamu harus bisa menerima dan menjaga keutuhan rumah tangga kalian,"

"Ma, tapi Naula belum nerima kenyataan nya ma Naula nggak cinta sama Galen." isak nya dengan mata yang sudah memerah.

"Sayang cinta akan datang sering nya waktu, karena terbiasa." ucap Alya sambil mengelus pipi anaknya itu.

"Tapi Naula belum siap ninggalin mama sama papa." rengeknya, cairan bening masih mengalir deras dari pipinya yang mulus.

"Udahlah kok nangis terus sih kan bisa kesini bareng Galen!!, harus bahagia dong udah ya sayang jangan nangis lagi ntar cantik nya ilang lho!!."

"Hiss mama, Naula sendi karena pisah rumah. Nanti siapa yang pagi pagi teriak karena Nau telat bangun." rengek nya cemberut.

Setelah puas menangis dan berkeluh kesah, Mama Alya mengantar Naula turun ke bawah, menemui Galen.

"Galen Papa dan mama minta kamu jaga Naula dengan baik, dan jangan kmu sakit dia sedikit pun apa kamu mengerti!!." Alex berkata dengan tegas.

Galen mengangguk "Iya Pa Galen bakalan jaga Naula dengan baik." ucap Galen mantap.

"Baiklah papa pegang janji kamu!"

"Jaga diri kamu baik-baik yah sayang, nurut apa kata suami", mama Alya berkata dangan lembut menasehati putri semata wayangnya itu.

"Iya ma"

Lalu setelah mereka berpamitan, keduanya langsung berlalu pergi meninggalkan rumah mewah berlantai 2 itu.

Di dalam mobil, Naula dan Galen Masih terdiam tidak ada satu kata pun keluar dari mulut mereka, baik Galen Maupun Naula.

Naula masih terus mengarahkan kepalanya menghadap jendela, tanpa melirik ke arah Galen sedikit pun, begitu pun Galen ia tetap fokus menyetir.

'Haaahh mama sama papa sih ngapain juga jodohin gue dengan Galen yang nyebelin minta ampun.' batin Naula sangat kesal

Tiba tiba Galen mengerem mendadak, karena hampir menabrak anak kecil yang berjualan koran yang hendak menyeberang.

"Auuuw" teriak Naula.

Kepalanya terantuk ke depan dasbor, karena Galen mengerem mendadak. "lo bisa bawa mobil nggak sih" tanya Naula dengan nada nyolot.

"Ga usah banyak omong lo!." Galen menatap Naula dengan tajam lalu menjalankan mobil nya lagi.

"Ahh kening gue sakit, lo jahat banget sih." ringis Naula mengelus keningnya, melotot tajam .

"Hahaha rasain lo, emang enak." cetus Galen mengejek.

"Argh.... Galen Mahendra Lo benar-benar nyebelin!!!

kenapa sih tuhan mengirimkan titisan Fir'aun macam lo menjadi suami gue." pekik nya, kesal.

Naula memalingkan wajah mengarah ke jendela. Dengan nafas memburu menahan emosi sambil bersedekap dada.

"Heh lo pikir gue mau apa punya istri cerewet kaya lo. Ya nggak kali amit amit dah." celetuk Galen menatap Naula tak kalah Tajam.

Setelah itu mereka saling diam, dan mereka berdua mencaci maki di dalam hati. Galen pun fokus menyetir.

...****...

Setelah 2 jam menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai di apartemen Galen. Iya mereka tinggal di apartemen karena Galen menolak untuk tinggal bersama orang tuanya, dengan alasan Ingin mandiri. Dan orang tua mereka pun tidak menolak atas permintaan Galen.

Setelah itu Naula turun terlebih dahulu, lalu mengambil koper besar nya, sedangkan Galen langsung masuk tanpa menunggu Naula .

"Woy Galen tungguin gue." teriak Naula sambil menyeret koper besar nya. Bukannya berhenti Galen malah melangkahkan kakinya dengan cepat

"Arghhh...awas kau Galen." hardiknya kesal.

Dari pada kebingunga, ia langsung bertanya kepada repseonis dimana letak unit apartemen Galen Mahendra.

"Tok tok tok"

"Woy Galen bukain pintunya." teriaknya, terus mengetuk pintu apartemen, namun lelaki itu sama sekali belum membuka pintu.

"Galen sialan bukain gak atau aku telfon mama Tiara sekarang juga." teriak naula kesal.

Selang beberapa detik baru Galen Membukakan pintu,

"Lama amat lo bukain pintu, udah jamuran gue." celetuk Naula, menatap Galen dangan sorot mata tajam.

"Bacot lo." tegas Galen, lalu menutup pintu.

Naula melihat ke sekeliling isi apartemen Galen,

'Hmm bagus juga apartemen ni kampret'

Ya Galen membeli apartemen nya dengan tabungan nya sendiri dan hasil uang dari balapan liar, walaupun bergelimang harta, ia tidak suka boros.

"Pletak" Galen menyentil jidat Naula dengan kuat.

"Auuw lo apa apaan sih, sakit."

"Liat apa lo." tegas Galen.

"Kamar gue?!" Naula berkata dengan ketus.

"Gak ada kamar cuma satu." ujar Galen cuek lalu duduk di sofa, memainkan hp nya.

"What berati gue harus satu kamar dengan lo gitu?." pekik nya kaget.

"Ck berisik banget sih Nau, bisa diam nggak?." Galen menatap Naula kesal.

"Itu kamar gue." tunjuk Galen.

"Kalo lo nggak mau, lo bisa tidur di sofa." ucap Galen dengan cuek sambil menatap layar HP.

Naula pun menghentakkan kaki nya ke lantai merasa sebal, menatap sinis pria yang tengah duduk santai. Ia berlalu memasuki kamar.

"Braaakk". Galen yang mendengarnya pun kaget, dan geleng-geleng kepala. "Dasar tidak punya sopan santun." gumamnya pelan.

Naula pun mengedarkan pandangan nya ke sekeliling kamar Galen yang luas bernuansa abu abu, Ia melihat foto dan piala galen yang tersusun rapi.

"Ya ya dia emang berprestasi di bidang non akademik, tapi tuh cowok berandalan banget sih." kesalnya, mau heran dengan Galen. Naula segera menyusun pakaian nya ke dalam lemari, untung masih ada tempat yang kosong.

Setelah memasukan semua pakaian dan barang-barang nya Naula segera berjalan ke kamar mandi, untuk membersihkan diri.

Naula menepuk kening nya sendiri, "astaga aku lupa membawa pakaian ganti."

Di dalam kamar mandi tidak ada handuk kimono, dia terpaksa memakai handuk pendek yang memperlihatkan paha mulus nya.

Naula membuka pintu kamar mandi lalu melihat ke sekeliling kamar, apa kah ada Galen, "huhh" untung tidak ada pria sialan itu!." Naula pun menghela nafas lega.

Lalu ia gegas keluar dari kamar mandi, namun tobat iba Galen masuk kamar dan melihat Naula yang menggunakan handuk sebatas lutut. Naula berbalik dan berteriak kencang.

"Arghhhh."

_To Be Continue_

BAB 03

"Galen." Naula berteriak sambil menutupi dada nya, karena dia hanya menggunakan handuk pendek. Gadis itu melotot, hingga kedua bola matanya hampir keluar.

"Bacot lo, lo pikir gue tertarik apa liat body lo yang ga ada se*i se*i nya, dada rata lagi" ucap Galen mengejek.

tentu saja Naula yang mendengar ucapan Galen pun tidak terima

"Arghh Galen sialan awas lo yah, ntar kalo lo jatuh cinta sama gue mampus jilat ludah sendiri." geramnya melotot.

"Najis." gumam Galen, mendengar teriakkan Naula. Ia hanya cuek, berlalu mengambil jubah mandinya di dalam lemari.

Lalu melewati Naula yang masih menatapnya tajam, dia sama sekali tidak peduli, dan segera menuju kamar mandi.

Naula menghela nafas berat, dan menghentak kan kakinya dengan kesal. Dengan misuh misuh seraya berjalan, masuk ke dalam Walk in closed dan segera bergegas memakai pakaian.

...****...

Saat tiba pukul 08:00 Malam, Naula yang masih asik menonton Drakor kesayangan nya di ruang tamu.

"ihh romantis banget." ucap naula dengan terharu, melihat aktor drama kesayangan nya.

"Argh" teriak naula dengan gemas sambil menutup kedua matanya, melihat adegan ciuman manis di dalam film drama kesayangan nya itu.

Galen yang baru keluar dari kamar, melihat Naula yang menutup matanya pun merasa heran, lalu menghampiri Naula.

"Pletak" ia menyentil kening Naula dengan keras.

"Arghh sakit ,Galen lo apa apaan sih!!." pekik Naula kesakitan ia mengelus keningnya, dan menatap Galen dengan sorot mata tajam sambil mengerucutkan bibirnya.

"Hah sok dramatis banget lo lebay amat. Ngapain lo nutup mata tersenyum senyum kek gitu, Dasar GAJE!." Galen menatap sinis gadis yang berada di hadapannya.

"Diam lo, suka suka gue lah udah lo pergi sana jauh jauh gangguin orang aja." usir Naula dengan muka masam.

"Idih lo aja yang pergi sono, malah ngusir gue segala ingat ya lo itu numpang tau nggak." Galen merasa sangat kesal, lalu ia menuju ke dapur untuk mencari makanan.

Naula yang mendengar ucapan Galen pun tidak peduli, ia fokus menonton film favorit nya. Sesampainya di dapur namun Galen melihat stok mie di dalam lemari persediaan nya habis, lalu dia membuka kulkas.

'Persediaan makanan banyak! tapi gue gak bisa masak.' batinnya kesal.

"Duh laper banget nih, stok mie nya abis lagi gue gak bisa masak, malas banget pergi keluar cari makan" umpat Galen yang merasa sangat lapar.

Galen pun beranjak ke ruang tamu, menatap heran melihat Naula, yang duduk di sofa fokus menatap laptop nya sambil senyum senyum sendiri.

'Dih kenapa tuh anak senyum senyum sendiri gak jelas banget!!! Udah gila kali dia?.'

"Nau!!"

"Apa!!!" tanya Naula dengan sewot kepada Galen,

"kruk kruk" bunyi perut Galen.

'Duh nih perut ga bisa kompromi apa!'

"Lo mau makan ?" Tanya Naula menatap Galen,

dan di angguki Galen dengan cepat.

"Iya udah makan sana" ucap Naula ketus, lalu kembali menatap flm drama favoritnya.

"Durjana lo sama laki" Ujar Galen menatap Naula tajam, lalu menutup laptop Naula dan mengambil nya,

"Woy balikin laptop gue" teriak Naula

"Gak usah banyak omong lo udah sana masak, harus bakti lo sama suami" ujar Galen jengkel. Naula yang mendengar ucapan Galen,mengepalkan kedua tangannya erat ingin memukul Galen

"Apa lo mau mukul gue Ha". Galen mendorong Naula mengarah ke dapur.

"Sana masak, harus nurut sama suami, mau lo jadi istri durhaka". lalu ia segera duduk ke sofa memainkan Ponselnya.

Naula masih kesal karena film drama yang ia tonton belum selesai karena laptop nya di ambil Galen. Dan sekarang dia di suruh masak, Naula pun menghentak hentakan kaki nya kelantai karena sangat kesal kepada lelaki itu

'Argh kenapasih tuhan gue harus jadi istri Makhluk Astral kayak gitu itu!! Udah nyebelin sinting lagi.'

gumam Naula, gadis itu sama sekali belum ikhlas dengan keadaan sekarang ini. Ya tentu kaget dong, siapa juga yang ingin menikah muda.

Naula memasuki dapur dengan mulut berkomat kamit, kesal dengan suaminya.

"Hahhh sabar Naula orang sabar pant*nya lebar" gumam Naula yang masih terdengar oleh galen.

"Sok sok an pant*t lebar, dada lo aja tepos" ketus Galen. Sukses membuat dada Naula naik turus, menahan emosi

"GALEN!!! AWAS LO YAH"

"BERISIK BANGET LO, SANA CEPATAN MASAK GUE LAPAR"

...****...

Naula membuka Kulkas, dan ia pun bingung mau masak apa, lalu ia memutus kan untuk memasak seafood udang dan ayam kecap.

Naula pum segera mengeluarkan bahan bahannya dari kulkas, dan segera memotong bahan bahan nya,

Setelah berkutat di dapur akhirnya makanan nya sudah jadi, Galen pun mencium aroma masakan Naula yang menggugah selera, ia langsung menuju ke meja makan.

Galen yang melihat makanan yang sangat menggugah selera telah tersaji di atas meja, ia pun meneguk ludah nya kasar.Ia pun segera mengambil Nasi dan lauk pauk dengan banyak, segera ingin menyantap nya.

Belum sempat sendok Masuk kedalam mulutnya..

"Ehem.." Doa dulu kali ucap Naula lalu segera duduk di hadapan Galen,

Galen pun nyengir kuda lalu membaca doa..

"Allahuma lakasumtu wabika amantu..."

"Woy GOBLOK itu doa buka puasa, gimana sih Lo" ucap Naula kesal. Galen cuek tanpa rasa malu, menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Bodoh amat"

"Bismillahirrahmanirrahim" ucap Galen lalu ia langsung menyantap makanannya dengan lahap. Membuat Naula tercengang melihat, cara makan lelaki di hadapannya.

"Cih masakan lo ga enak" ucap Galen namun masih makan dengan lahap.

"Gak usah ngomong lo kalo makan, nanti tersedak baru tau rasa" cetus Naula yang memakan makanannya.

"Huk huk huk" Galen tersedak makanan, Lalu Naula segera menyodorkan minum, Galen pun segera meminum nya hingga tandas.

"Tu kan apa gue bilang, makan tu yang bener kayak bocah aja lo, yang takut makanan nya di ambil" ujar Naula Cerewet .

"Bawel amat lo!" kata Galen lalu melanjutkan makannya kembali, dengan pelan. Naula hanya geleng-geleng kepala, melihat lauk dan nasi yang tinggal sedikit di sisahkan oleh Galen.

"Lo kalo makan kayak orang yang kelaparan, nggak pernah makan setahun tau gak!!! tadi bilang ga enak namun lo habisin juga" Naula menatap Galen dengan heran.

"Ck emang ga enak!!" kilah Galentak mengakui, ia merasa bodoh amat.

Naula hanya mendengus kesal kepada Galen,Ck bilang 'ga enak malahan masih juga di makan, sampai habis pula dasar kampret, sialan'.

Setelah mereka makan, Naula pun segera membereskan piring kotor di atas meja, membawa nya ke wastafel dan segera mencuci nya.

"Aduh kenyang banget gue" Gumam Galen yang kekenyangan sambil menepuk perutnya pelan.

"Arghh......

_To Be Continue_

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!