NovelToon NovelToon

My Love My Security

BAB 01

O1 🌹

Dimeja makan pak Burhan mengutarakan keinginannya agar sang anak mau menggantikan dirinya sebagai CEO diperusahaan miliknya itu.

" Arumi, Ayah ingin kamu melanjutkan kesuksesan Ayah sekarang ini."

Arumi terkejut dengan ucapan sang Ayah.

Arumi menghela nafasnya dengan panjang ia menatap kearah kedua orang tuanya silih berganti.

" Baiklah Yah, Arumi akan menjalankan perusahaan Ayah itu, mau gimana lagi hanya Arumi anak kalian mau tidak mau Arumi harus mau." ucapnya menghela nafasnya dengan panjang dan menanggapi ucapan sang Ayah biasa saja.

Arumi hanya tersenyum getir, Arumi gadis yang baru saja lulus kuliah dari luar negeri itu harus merelakan masa mudanya memimpin perusahaan milik sang Ayah, karena Ayahnya ingin beristirahat dirumah menghabiskan masa tuanya bersama sang istri.

Setelah menyelesaikan sarapan paginya Pak Burhan berpamitan dengan istrinya untuk berangkat kekantornya, sedangkan Arumi belum mulai bekerja.

Pak Burhan akan menyerahkan kepemimpinannya itu disaat Arumi siap, dikarenakan Arumi baru saja datang beberapa hari di Tanah Air setelah menyelesaikan studinya di luar Negeri.

Arumi yang berada di dalam kamarnya itu hanya bisa menghela nafasnya dengan panjang dia duduk di bibir ranjangnya sembari berbicara seorang diri.

" Aku tidak bisa menolak kehendak orang tua ku!"

Dia kemudian melangkah menuju ke arah jendela yang ada di kamarnya itu, dia mensedekapkan tangannya di dada dan menatap lepas keluar sembari menghela kembali nafasnya dengan dalam dan larut dalam pikirannya.

Saat dia terdiam dia pun dikejutkan dengan suara ponselnya yang berbunyi dia menoleh ke arah ponselnya yang berada di atas kasurnya itu, kemudian dia melangkah menuju ke arah kasurnya itu.

Dia mengambil ponselnya dan melihat layar ponselnya ternyata yang memanggilnya Brandon kekasihnya. Arumi memang tidak memberi kabar kepada Brandan kalau dia sudah berada di tanah air.

Terlihat wajah Arumi tersenyum karena yang memanggilnya itu adalah kekasih yang sangat dia cintai.

" Halo sayang..." Ucap suara diseberang sana.

" Hallo...

" Kamu sekarang ada di mana?" Tanya Brandan

" Di rumah..."

" Kenapa kamu tidak bilang kalau kamu sudah berada di Tanah Air?"

" Hehehe... Maafkan aku ya, Aku sebenarnya ingin membuat kejutan padamu, tapi ternyata kamu sudah tahu lebih dulu tentang Aku."

" Aku sangat merindukan kamu, kapan kita bisa bertemu.?"

" Kamu tahu dari mana Kalau aku sudah ada di Tanah Air? Aku juga merindukan kamu."

" Tidak penting aku tahu dari mana yang jelas aku sekarang sangat-sangat dan sangat merindukan kamu, aku sudah tidak sabar ingin bertemu denganmu."

" Baiklah, sekarang kamu di mana? biar aku temui kamu."

kamu tidak sibuk hari ini.?"

" Aku tidak pernah sibuk kalau kamu sudah berada di Tanah Air, sekarang aku ada di kantor." Jawab Brandan.

" Baiklah sayang, aku akan menemui kamu."

" Aku tunggu sayang jangan lama-lama lho aku sudah kangen berat nih."

" Iya sayang, kamu ini kayak anak kecil banget sih manja banget."

" Tapi kan manjanya sama pacar sendiri, bukan manja sama orang lain hehehe."

" Ya udah, tunggu aku ya, aku siap-siap dulu."

" Oke sayang muacch..." ucap Brandan sembari memutus sambungan pembicaraannya dengan Arumi.

Arumi tersenyum sembari menatap ke layar ponselnya,Arumi dan Brandan sudah lama menjalin cinta jarak jauh, tapi sayangnya Arumi tidak tahu kalau Arumi diselingkuhi dibelangnya, kemudian dia pun meletakkan kembali ponselnya di atas tempat tidurnya, dia mengganti pakaiannya dan melangkah menuju ke arah luar, saat dia menuruni satu persatu anak tangga lantai rumahnya itu, dia ditegur kan sang Bunda.

" Sayang kamu mau ke mana? katanya tadi mau istirahat, kok terlihat rapi sekali.?"

" Sebenarnya tadi memang mau istirahat Bunda, tapi Arumi mau keluar sebentar, Arumi mau bertemu dengan Brandan."

Bunda Antik tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

" Hati-hati di jalan ya sayang..."

" Iya Bunda..." ucapnya.

Arumi pun kemudian meraih tangan sang Bunda dan mencium punggung tangan bundanya tersebut, kemudian dia pun berpamitan pada bundanya itu, dia melangkah menuju ke arah mobil pribadinya, beberapa saat kemudian mobilnya itu meninggalkan rumah kedua orang tuanya menuju ke arah kantor Brandon.

Karena saking bahagianya dia ingin bertemu dengan sang kekasih yang sudah lama tidak bertemu hanya bertemu melalui virtual saja, Arumi dan Brandon menjalani cinta jarak jauh, Arumi percaya kalau Brandan memang sangat mencintainya dan tidak akan menghianatinya.

Saat dia melajukan kendaraan pribadinya itu dan mengambil arah ke kanan dia tidak memperhatikan kendaraan yang dari arah kanan tersebut, namun dia malah melihat ke arah kiri dan tidak diurungkan lagi mobilnya bersenggolan dengan pengendara motor yang ada di arah kanan tersebut.

" Braaakk...."

Pengendara sepeda motor itu pun terjatuh, Arumi terkejut dia langsung keluar dari mobilnya, bukannya dia menolong pengendara itu tapi dia marah-marahi pengendara tersebut.

" Heh Mas! kalau jalan itu pakai mata, bisa nggak mengendalikan motornya dengan benar, sudah tahu mobil saya berbelok ke arah kanan, Kenapa Masnya menyenggol mobil saya, inilah laki-laki yang tidak taat dengan peraturan lalu lintas." ucapnya sembari memarahi lelaki tersebut yang sedang terduduk di aspal jalanan.

Dia pun kemudian mengepak-ngepakan kedua tangannya di pakaiannya dan dia langsung berdiri.

" Eh mbak! Mbak sadar nggak? Arah Mbak tuh ke mana, kalau Mbak mau belok ke kanan lampu sein itu harusnya digunakan sebelah kanan, bukan menyalakan lampu seinnya di sebelah kiri, saya sudah membunyikan klakson kendaraan saya, tapi Mbaknya tidak mendengar, sudah tahu salah Mbak, tapi Mbak tidak mau minta maaf, bukannya menolong saya berdiri tapi Mbaknya malah marah-marah." ucap lelaki tersebut sembari membenarkan posisi kendaraannya yang terjatuh itu.

" Huh!! menyebalkan!" ucapnya sembari masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan lelaki tersebut tanpa sedikitpun Dia meminta maaf pada lelaki itu.

Lelaki tersebut tidak lain adalah Anggara Putra Pradisa yang baru saja mengantarkan ibunya berbelanja di pasar, dia hanya bisa memandangi kepergian mobil Arumi dengan menggelengkan kepalanya.

" Inilah nasib memiliki roda dua, selalu saja disalahkan." ucapnya sembari menghidupkan mesin roda duanya itu dan melanjutkan perjalanannya pulang ke arah rumahnya.

Sesampainya di rumahnya dia terkejut karena ada pak Wawan yang sudah dari tadi terlihat menunggunya diri depan rumah, dia memarkirkan motornya di depan rumahnya tersebut dan melangkah masuk ke dalam teras rumahnya di mana Pak Wawan sedang duduk seorang diri.

" Ada apa Paman?" Tanya Anggara sembari meraih tangan Pak Wawan dan mencium punggung tangannya tersebut.

" Ada yang ingin paman katakan padamu,kamu diterima bekerja dikantor paman."

Pak Wawan kemudian menceritakan semuanya pada Anggara perihal diterimanya dirinya dikantornya, Anggara beberapa hari yang lalu mengirimkan sebuah lamaran kerja dikantor sang paman.

Anggara pun terlihat bahagia dia tersenyum lebar karena merasa tidak percaya baru saja sehari dia melamar pekerjaan ternyata sudah ada kabar baiknya untuknya.

BAB 02

BAB 02 🌹

Pak Wawan kemudian meninggalkan rumah kediaman Angga dia melajukan kendaraannya menuju ke arah kantornya, karena dia memang sengaja berangkat agak sedikit siang dikarenakan ada keperluan di rumahnya yang tidak bisa ditunda, lagi pula dia sudah minta izin pada pihak kantor.

Angga pun menyandarkan tubuhnya di kursi rotan yang ada di teras rumahnya tersebut, dia tersenyum sembari menatap ke langit lepas sembari bergumam di dalam hatinya.

" Akhirnya aku mendapatkan pekerjaan walaupun sebagai security aku akan menerima pekerjaan ini dengan lapang dada, apapun sekarang akan aku kerjakan demi keluarga ku ini." ucapnya dalam hatinya sembari mengukir senyum kembali di wajahnya.

Angga terpaksa bekerja, setelah kepergian Ayahnya tersebut, sebenarnya Angga dari dulu ingin bekerja membantu kedua orang tuanya, namun Ayahnya selalu menolaknya, Angga harus menyelesaikan kuliahnya dan dia harus fokus dengan kuliahnya itu,

Keluarga Angga memang dapat jaminan pensiun dari tempat bekerja sang Ayah, tapi Angga tidak ingin berpangku tangan saja dia ingin membantu perekonomian keluarganya, karena dia sadar kalau dia bukanlah anak kandung kedua orang tuanya, Anggara mengetahui kalau dirinya hanya Anak Asuh sejak kecil, disamping dia ingin membalas budi kedua orang tuanya itu dia pun mengiyakan apa saja yang di inginkan kedua orang tuanya itu.

Angga kemudian berdiri dari duduknya dan melangkah menuju ke tempat Pak Wawan yang tidak jauh dari tempat tinggalnya dia pun melangkah dengan suasana hati yang bahagia.

Saat dia melewati sebuah rumah orang terpandang yang ada di daerah tempat dia tinggal tersebut, dia ditegur kan oleh seorang wanita yang sudah lama menaruh hati pada Angga, namun Angga tidak memberikan jalan untuk wanita tersebut menempati hatinya, Angga hanya menganggap dia sebagai teman biasa.

" Mas Angga..." panggil Ria Puspita wanita yang sangat menyukai Angga sejak dulu, Walaupun dia menyukai Angga namun dia tidak melepaskan kekasihnya yang sekarang bersama dengannya.

Angga menoleh ke arah Ria yang berdiri di depan rumahnya tersebut, dia berhenti sembari tersenyum terlihat Ria mendekatinya.

" Mas Angga...mau ke mana.?"

" Mau ke tempat Bibi Mira."

" Mau ngapain.?

" Mau ngambil pakaian, tadi Paman Wawan memberikan aku pakaian Security, karena besok aku bekerja sebagai Security di kantor Paman Wawan."

" Apa Mas? Mas Angga jadi security.? Yang benar aja Mas.."

" Iya, memang salah dengan Security? itu kan pekerjaan yang halal, Apapun akan aku lakukan demi membantu perekonomian keluargaku, berbeda sekali kan denganmu,kalau kamu apa aja yang ingin kamu kehendaki selalu dituruti oleh orang tuamu karena orang tuamu mampu." ucap Angga.

Ria terdiam dengan ucapan Angga Dia tidak mengeluarkan suara sama sekali di saat Angga berbicara seperti itu, dia hanya bisa bergumam di dalam hatinya.

" Kenapa sih Mas Angga tidak pernah menoleh ke arahku, kalau aku memang sangat menyukainya."

" Ya udah ya Ria aku mau segera sampai ke tempat Bibi Mira." ucapnya sembari meninggalkan Ria yang hanya bisa mengganggukan kepalanya.

Ria pun kemudian kembali ke halaman rumahnya dan duduk di taman bunga yang ada di rumahnya tersebut sembari mendengus dengan kesal.

Melihat anak bungsunya terlihat sangat kesal itupun sang mama langsung menegurnya.

" Ada apa Sayang, kenapa kamu terlihat kesal sekali, mama dengar tadi kamu berbicara dengan seseorang siapa itu? apakah Rafael menemui kamu?" tanya Ibu Yuni pada sang anak.

" Bukan Rafael mama, tapi Angga."

" Angga anaknya bu Ningsih yang Ayahnya baru saja meninggal itu."

Ria mengganggukan kepalanya.

" Kenapa kamu bergaul dengannya, Mama tidak suka kalau kamu berhubungan dekat dengannya, jangan bilang kalau kamu menyukainya."

Ria terkejut dengan ucapan sang mama.

" Mama kok gitu sih, Apa salahnya kalau aku berteman dengan Angga dia orangnya baik."

" Mama tidak setuju, jangankan Mama, Kakak dan papamu juga tidak akan pernah setuju dia berbeda kelas dengan kita, seharusnya kamu sadar diri siapa kita dan siapa dia, kamu kan sudah memiliki Rafael, Rafael itu sama setara dengan kita, jadi mama hanya setuju kalau kamu dengan Rafael bukan dengan Angga, ih!! amit-amit memiliki teman seperti Angga, ujung-ujungnya nanti dia akan memanfaatkan kamu, secara kamu aja sudah menjadi anak orang kaya sedangkan dia jauh di belakang kita, seharusnya kamu pikir dulu kalau ingin mencari teman ataupun kekasih, seperti dia! jangan sampai kamu menduakan Rafael, kalau mama sampai tahu kamu menduakan Rafael kamu akan menyesal."

" Ish!! mama bikin kesel aja." ucapnya sembari berdiri dan meninggalkan sama Mama, Ria pun melangkah menuju ke arah pintu utama rumahnya dan menuju ke arah kamar pribadinya, sedangkan Bu Yuni hanya menatap langkah sang anak sembari menggelengkan kepalanya.

" Aku harus menemui si Angga itu, Aku tidak ingin anakku berteman ataupun menjalin cinta dengannya, karena aku tidak ingin Angga mengganggu hubungan antara Ria dan Rafael." ucapnya sembari berdiri dari duduknya dan melangkah menuju ke arah gerbang utama rumahnya tersebut.

" Tadi kan Ria bertemu dengan Angga di depan gerbang ini, itu artinya Angga cuma jalan kaki, dia pasti akan melewati jalan ini lagi."

Benar saja perkiraan Ibu Yuni, dari arah kanan terlihat Angga melangkah menuju pulang ke rumahnya karena dia baru saja dari rumah Pak Wawan.

Bu Yuni yang mensedekapkan tangannya di dada pun menatap Angga.

Dia kemudian memanggil Angga yang sedang melangkahkan kakinya melewati depan rumahnya itu.

" Heh Angga! mulai saat ini Kamu tidak boleh lagi berbicara dengan anakku, karena aku tidak ingin kalian berdua berhubungan, baik itu dalam pertemanan ataupun dalam percintaan, kamu tidak boleh menjadi duri dalam daging di dalam hubungan Ria dan Rafael, karena kamu itu tidak sama dengan kami ingat itu.!"

" Saya dengan Ria cuma sebagai teman tidak memiliki hubungan khusus, saya juga tahu kalau Ria memiliki kekasih yang bernama Rafael, tapi asal Tante tahu, bukan saya selalu mendekati Ria, tapi dia sendiri yang selalu mendekati saya, dia yang selalu mencari waktu untuk bertemu dengan saya, sudah saya katakan setiap kali kalau dia sudah memiliki seorang kekasih dan saya juga sudah mengatakan kepada Ria Kalau kami berdua memang ada batasan-batasan yang tidak bisa dilewati antara saya dan dia, sebaiknya Tante menjaga Ria agar dia tidak selalu menemui saya secara terang-terangan ataupun secara sembunyi-sembunyi dari Tante." ucap Angga membuat Ibu Yuni merasa marah, dia pun kemudian mendekati Angga, Angga mundur selangkah dari Ibu Yuni, karena dia tidak ingin terjadi kesalahpahaman di antara mereka berdua.

" Kamu jangan berbicara mengada-ngada, jelas-jelas Kamu yang sering menggoda Ria, jangan mengatakan anak saya yang selalu mendekati kamu, tidak mungkin kalau dia mendekati kamu, Saya kenal dan paham dengan pribadi anak saya, saya katakan pada kamu jangan sampai kamu mendekati anak saya ataupun bertemu lagi dengannya ingat itu!!" ucap Ibu Yuni sembari meninggalkan Angga yang berdiri di depan rumahnya tersebut.

Angga hanya menghela nafasnya dengan panjang, dia pun menggelengkan kepalanya sembari tersenyum, kemudian dia pun melangkah meninggalkan depan rumah Ria kembali ke rumah pribadinya tersebut.

BAB 03

03 🌹

Sesampainya Angga di rumahnya dia pun kemudian masuk ke dalam karena pintu rumahnya sudah terbuka.

" Dari mana kamu Angga, Ibu lihat tadi cuma ada motor kamu aja tapi kamunya tidak ada."

" Angga tadi ke tempat Bibi Mira."

" Ada perlu apa kamu ke tempat Bibi Mu ?"

" Angga mengambil baju untuk kerja besok Bu."

" Baju apa nak?"

" Baju security-nya paman, karena Angga sudah diterima bekerja di kantor Paman Wawan sebagai security."

Mendengar ucapan anak itu dia pun terkejut.

" Kapan kamu melamar pekerjaan sebagai security, kok Ibu tidak tahu."

" Maafkan Angga Bu, karena Angga tidak berbicara sama ibu, tapi Ibu tidak marah kan kalau Angga bekerja sebagai security, Angga janji tidak akan terganggu kuliah Angga, karena kuliah Angga yang utama, itu adalah permintaan almarhum Ayah, Angga tetap menjalankan kuliah."

Ibu Ningsih tersenyum dia menganggukkan kepalanya dan mengusap pundak anaknya tersebut.

" Ibu tidak marah, Ibu malah bangga padamu, Ibu pinta pada mu, kamu benar-benar bekerja dan tidak mengecewakan pamanmu nantinya."

Angga menyentuh tangan Ibunya dan menggenggamnya sembari berkata pada sang ibu.

" Angga tidak akan mengecewakan Ibu,tidak akan mengecewakan paman juga dan Angga tidak akan mengecewakan kantor di mana Angga bekerja nantinya yang terpenting Restu Ibu untuk Angga sudah Angga dapatkan dan Angga merasa bahagia sekali karena Ibu mau menyetujui Angga bekerja."

Ibu Ningsih hanya menganggukkan kepalanya sembari tersenyum bahagia.

" Baiklah Bu Angga permisi dulu Angga mau ke kamar sebentar ingin merapikan pakaian kerja Angga."

Bu Ningsih lagi-lagi menganggukkan kepalanya sembari tersenyum, Angga pun berdiri dari duduknya dan meninggalkan ibunya yang sedang berada di dapur itu, Bu Ningsih menatap lekat ke arah Angga sembari bergumam dalam hatinya.

" Inu tidak bisa membayangkan kalau suatu saat nanti kamu mengetahui orang tua kandung kamu yang sebenarnya, Ibu tidak sanggup kalau kamu meninggalkan ibu nak." Ucapnya sembari menghapus Air matanya yang begitu saja mengalir.

Di kantor Phim group.

Mobil yang dikendarai Arumi sudah terparkir ditempatnya, dengan langkah tergese-gesa dia memasuki kantor itu, pegawai kantor dan yang lainnya sudah tahu kalau Arumi adalah kekasih sang bos, dan mereka juga tahu siapa pak Bosnya sebenarnya.

Arumi melangkah menuju arah lift tanpa menyapa dan tanpa tersenyum, dengan muka jutek dan sombongnya itu dia memarahi salah satu pegawai dikantor itu karena saat dia hendak masuk lift dia menabrak salah satu pegawai yang ingin masuk lift dan tidak terelakkan lagi berkas yang ada ditangan pegawai itu pun terjatuh..

" Buuk!" Beberapa berkas terjatuh dari tangan pegawai itu, Arumi bukannya minta maaf melainkan dia memarahi pegawai tersebut seperti yang dilakukannya pada Angga tadi dijalan.

" Heh! Kerja itu pakai mata, lagian ngapain kamu masuk lift ini, inikan bukan lift khusus pegawai, ini khusus tamu penting! Ngerti nggak!" Ucapnya sembari menatap kearah pegawai itu.

" lho...inikan lift khusus pegawai Bu...lihat aja sendiri, disana itu Bu, khusus para tamu penting." Ucap pegawai itu karena dia tidak tahu kalau Arumi adalah kekasih pak Bosnya karena dia adalah pegawai baru.

" Heh! Sudah tahu salah menyangkal lagi! Menyebalkan!" Ucapnya menatap kearah tulisan di atas pintu lift dan langsung berlalu dari hadapan pegawai itu.

" Ish! Dasar! Cantik-cantik nggak bisa baca apa, sudah tahu salah, nggak minta maaf, okelah kalau nggak mau minta maaf, setidaknya bantuin kek! Ini malah marah, egois baget sih!" Ucapnya mengedumel sembari merapikan berkas yang jatuh tersebut.

Kemudian salah satu pegawai lain membantunya.

" Kenapa ini bisa jatuh sih?"

" Tadi ada seorang wanita menabrak aku, tapi dia tidak mau meminta maaf, malahan dia marah-marah nggak karuan denganku, sudah tahu salah masuk lift malah menyalahkan aku."

" Perempuan yang pakai baju warna pink putih itu.?"

" Iya, memang kamu kenal.?"

" Astaga! itu kan kekasihnya Pak Bos, aku tidak tahu nanti apa yang terjadi denganmu kalau dia mengadukan ini semua pada Bos."

" Apa? itu kekasihnya Pak Bos?! yang benar? Masa iya sih Pak Bos mau sama dia yang orangnya jutek, sombong, angkuh, maunya menang sendiri itu, kalau aku aja jadi laki-laki ogah ah, menjadi kekasihnya, kok betah ya Pak Bos pacaran sama dia, pacaran aja kayak gitu gimana mau jadi istrinya nantinya." Ucap.

" Udah, nggak usah ngomel di sini, nanti ada yang dengar terus jadi rame, aku rasa juga Pak Bos tuh nggak betah dengan dia, buktinya semenjak dia nggak pernah ke kantor ini, Pak Bos kan ganti-ganti cewek, tapi udahlah nggak usah ikut campur ya urusan mereka, biarkan aja mereka berperilaku seperti itu, yang penting kita tetap bekerja, karena niat kita masuk sini kan untuk bekerja bukan untuk mengurusi mereka." Ucapnya, Dianggukan oleh pegawai tersebut, Kemudian mereka pun berdiri setelah merapikan berkas yang terjatuh tersebut dan mereka berdua memasuki lift untuk membawa mereka ke lantai atas.

Arumi yang sampai di lantai atas di mana ruangan sang kekasih berada dia pun kemudian tergesa-gesa melangkah menuju ke ruangan itu tanpa mengetuk pintu lagi, dia pun langsung membuka pintu tersebut, Brandon yang berada di dalam ruangan itu pun menoleh ke arah pintu terlihat wajah cantik sang kekasih, Brandan menghentikan aktivitasnya.

" Sayang.... Aku kangen banget sama kamu..." ucap Arumi sembari memeluk sang kekasih dan mencium pipi kanan dan kiri kekasihnya tersebut, Brandon pun mencium kening sang kekasih sembari merangkulkan tangannya di pinggang Arumi.

" Selama aku ada di luar negeri kamu tidak selingkuh kan?" tanya Arumi, Brandon terkejut dengan pertanyaan Arumi dia pun berdalih dengan tersenyum lebar.

" Kamu ini apa-apaan sih Sayang, baru aja bertemu sudah menanyakan seperti itu, mana bisa aku menduakan cinta kamu itu, aku tuh sayang banget sama kamu, bahkan aku rela menunggu kamu walaupun kamu berada di luar negeri sana, Aku ini sudah kangen luar biasa sekali sama kamu."

" Awas yah! kalau ketahuan aku, kamu menyelingkuhi aku ataupun Kamu bermain cinta di belakangku, Aku tidak akan memaafkan kamu seumur hidup."

" Iya tuan putri..." ucapnya sembari memegang tangan Arumi dan mencium punggung tangan Arumi.

Arumi tersenyum bahagia, karena diperlakukan sangat romantis oleh Brandon. Brandon kemudian menarik tangan Arumi pelan menuju ke arah sofa mereka duduk berdampingan.

" Gimana sekarang keadaan kamu saat di luar negeri.?"

" Aku sudah menyelesaikan kuliahku dan aku sudah kembali menetap di tanah air."

" Oh ya, tapi kenapa wajah kamu sepertinya menyimpan sesuatu memang ada apa.?"

" Oh ya, aku kesel banget tadi saat di jalan, mau menuju ke sini ada insiden kecil yang terjadi."

" Maksud kamu.?"

" Mobil aku bersenggolan dengan seorang pengendara motor, tapi sudah aku selesaikan karena dia yang salah, habisnya nggak lihat-lihat sih, dia bilang malah aku yang salah, jelas dia mengambil jalur aku." ucapnya.

Brandan tersenyum dan mencubit dagu sang kekasih sembari berucap.

" Gak usah sewot seperti itu dong, Nggak usah dipikirin, biarkan aja, kan kamunya tidak apa-apa sayang..."

" Iya memang akunya tidak apa-apa, tapi aku kesel aja ditambah lagi saat mau menuju ke lantai atas ini, tuh pegawai kamu sudah tahu salah malah melawan lagi."

" Pegawai aku?" ucap Brandon sembari menatap ke arah sang kekasih.

" Ya, pegawai kamu,sepertinya tuh orang baru deh, masa dia nggak mengenali aku, kalau aku kekasih kamu semua orang di kantor kamu ini kan tahu kalau aku ini satu-satunya kekasih kamu."

" Pegawai baru? aku tidak tahu ada pegawai baru mungkin itu pihak HRD yang menerimanya, Ya udahlah Sayang nggak usah dipikirin, dia kan mungkin masih baru maklumi aja dia tidak tahu kamu, tapi pasti mereka sudah memberitahu pada pegawai baru itu kalau kamu adalah kekasihku, Ya udah deh ayo kita keluar aja daripada kamu merasa kesal." Ujarnya sembari berdiri dan meraih tangan kekasihnya itu, Arumi pun tersenyum Dia kemudian melangkah menuju ke arah pintu saling bergandengan tangan, saat Brandon hendak membuka handle pintu dia pun langsung terdiam membuat Arumi heran.

" Kok kamu diam Sayang, ada apa katanya tadi mau ngajak aku keluar."

" Aku terlupa sesuatu sayang, sebentar ya." ucapnya sembari menyentuh pipi sang kekasih dia pun kemudian melangkah menuju ke arah meja kerjanya, dan membuka laci kecil yang ada di meja kerjanya tersebut, Brandan mengambil sesuatu dari dalam laci itu dan dia tersenyum menatap ke arah sang kekasih membuat Arumi menjadi heran dengan sikap Brandon sang kekasih tersebut.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!