My Love Is Unconscious
Prolog
Aku langsung menoleh ke sumber suara
Devan / Avin
Bisa kamu ambilkan bola itu di halamanmu?
Aku menoleh ke arah yang dia tunjuk
Dia berbalik dan berjalan ke dalam rumah
Bella / Dhea
Aku belum pernah melihatmu.
Devan / Avin
Aku berlibur disini.
Dia berjalan kembali kepadaku
Devan / Avin
Kalau kamu siapa?
Setelah percakapan ini, kami menjadi teman. Tapi sayangnya,
Devan / Avin
Dhea berjanjilah untuk tetap bermain bersamaku.
Devan / Avin
Kamu berarti bagiku.
Bella / Dhea
Baiklah. Hati-hati ya. Jangan lupakan aku.
Ibu
Dhea, ayo bangun ini udah pagi lho.
Bella / Dhea
Ummm..Ah ibu kok bangunin aku sih.
Bella / Dhea
Aku kan lagi mimpi.
Ibu
Ya maaf. Kan ibu nggak tau.
Ibu
Tapi kamu mau terlamabt datang ke sekolah?
Ibu
Liat tuh udah jam berapa.
Aku melihat jam di sebelahku
Bella / Dhea
Kok ibu nggak bangunin aku lebih awal!!
Hari ini adalah hari pertama aku masuk SMA. Banyak pengalaman peristiwa dan perasaan yang akan mewarnai hidupku.
Awal
Bella / Dhea
Ini lagi pakek sepatu
Aku menyusul Jenia ke mobil yang dia bawa
Bella / Dhea
Ibu aku berangkat dulu
Bella / Dhea
Jangan lupa buat istirahat ya
Ibu
Ibu inget kok buat istirahat
Ibu
Sana gih berangkat nanti dihukum lho
Aku masuk ke mobil dan mendapati sahabatku sibuk dengan urusan masing masing
Tapi setelah aku datang, mereka lebih mementingkan aku
Jenia
Pagi. Ok kita berangkat kan?
Kami bersahabat sejak SMP
Walaupun sikapnya jutek, tapi dia baik.
Dia salah satu murid yang pintar
Setiap PR yang diberikan guru selalu dikerjakan
Tapi aku tidak boleh membaca ceritanya
Katanya nanti bisa tercemar
Banyak anak laki-laki yang suka kepadanya
Jenia
Yup. Kita udah sampe nih.
Jenia
Bella kamu kenapa sih?
Jenia
Kok mukamu cemberut gitu...
Bella / Dhea
Nggak papa kok
Bella / Dhea
Kalian tau kalo aku nggak terlalu suka naik mobil.
Bella / Dhea
Ta..tapi bukan berarti aku nggak suka naik mobil.
Hanny
Sorry ya Bel. Aku nggak pakek motor buat pergi sekolah.
Hanny
Habisnya kemarin bocor di jalan.
Kami keluar dari mobil dan melihat lingkungan parkir.
Di tempat parkir ada sepeda, sepeda motor, dan juga mobil.
Memang sekolah ini termasuk sekolah yang orang tua siswanya kaya.
Luvia
Kita mau kemana dulu
Hanny
Dasar, kerjaannya makan terus.
Hanny
Nanti cowok-cowok kabur lho.
Jenia
Enak aja. Walaupun makan banyak, tapi aku masih langsing aja nih.
Luvia
Jangan berantem dong. Ini masih pagi.
Bella / Dhea
Yang itu kantin kan?
Aku menunjuk deretan kursi dan meja di dekat pohon
Jenia menarik tangan Hanny, Hanny menarik tangan Luvia, dan Luvia menarik tanganku.
Diantara keempat temanku, aku yang paling pendek dan berat badanku yang paling ringan.
Kami sampai di deretan kursi dan meja yang tadi kutunjuk. Dan benar saja, tempat ini memanglah kantin.
Jenia
Makanan lezat. Aku datang.
Jenia
Misi pak. Disini jual bakso nggak?
Pak Jono
Jual mbak. Mbaknya mau pesen?
Jenia
Sip. Bapak peka deh. 2 porsi ya.
Pak Jono
Terus temen mbak yang dua lagi mau dipesenin apa?
Jenia
Kok bapak tanya gitu sih?
Jenia
Siapa juga yang pesen buat temen saya?
Jenia
Itu mah buat saya semua.
Sambil menunggu pesanan Jenia. Kami duduk di kursi.
Beberapa siswa lain jyga mulai berdatangan.
Jadi bapaknya agak kerepotan. karena kantin yang lain belum buka.
Pak Jono
Mbak ini pesanannya.
Pak Jono
Ambil sendiri ya. Saya masih repot nih.
Jenia langsung memasang muka memelas.
Jenia
Ambilin baksonya dong.
Aku menunjuk diriku sendiri.
Jenia
Iya, ambilin dong. Kamu kan baik.
Hanny
Bella mending turutin Tuan Putri aja. Daripada nanti kamu dihukum sama dia.
Jenia
Tuh temenmu aja setuju sama aku.
Hanny
Emang kamu bukan temennya?
Hah...Kenapa harus aku ya.
Dengan berat hati aku mengambil pesanan Jenia.
Aku harus melewati beberapa meja
Yang pastinya ada kakak kelas yang duduk.
Aku membawa nampan berisi 2 mangkok bakso dengan gemetaran.
Aku selalu gugup jika berjalan sendirian.
Tiba-tiba ada orang yang menyenggolku.
Aku kehilangan keseimbangan.
Bella / Dhea
Jenia maaf. Kamu nggak jadi makan bakso.
Tapi, ada orang yang menahanku dari belakang.
Pesan
Wajahnya sangat dekat dengan wajahku
Dan dengan cepat aku memalingkan wajah
Vano
Hei, kamu baik baik aja kan?
Vano
Untung baksonya selamat
Mendengar perkataannya aku langsung melihat nampan yang aku pegang
Bella / Dhea
Beruntung sekali Jenia masih bisa makan bakso, syukurlah.
Bella / Dhea
Terima kasih sudah membantu.
Bella / Dhea
Aku permisi dulu
Tanpa kusengaja aku tersenyum padanya.
Aku berjalan ke meja yang ditempati Jenia
Mendengar pertanyaan dari Jenia aku menjadi gugup
Luvia
Jenia kamu kan tau gimana Bella
Luvia
Dia gugup kalo nggak bareng temen
Tanpa dikomando Jenia langsung menyatap baksonya
Tidak ada 10 menit dia menhabiskan baksonya.
Jenia
Kenyang banget. Tapi pengin lagi
Hanny
Ati ati nanti gendut lho
Luvia
Terus fansmu nanti unfollow kamu
Hanny dan Luvia tertawa terbahak bahak
Karena kesal Jenia memutuskan untuk membayar baksonya
Jenia
Ok kita sekarang ke papan pengumuman
Luvia
Emang kamu tau dimana papannya
Jenia
Sebelah timur kantor guru
Kami melihat daftar siswa baru
Kami mencari nama kami masing masing
Luvia menunjuk kertas yang tertempel didepannya
Dan nama kami terpampang jelas disana
Jenia
Kita masuk di kelas G?
Hanny
Semua murid itu sama gak usah beda bedain deh
Kata Hanny dengan entengnya
Jenia
Duh..Kelasnya di mana sih
Jenia
Kok nggak ketemu ketemu
Luvia
Bentar lagi pasti ketemu kok
Bella / Dhea
Kalian bisa lihat tulisan diatas pintu itu kan?
Aku menunjuk tulisan XI B
Hanny
Jadi ini wilayah kelas XI?
Bella / Dhea
Lihat sebelahnya, XI A
Kami kembali lagi ke papan pengumuman
Hanny
Kapan mau sampe di kelas nih
Luvia
Yah mungkin tadi kita cuma muter muter
Kata mereka dengan nada kecewa
Hanny
EH BOLA BASKET DISITA
Luvia
Aaa PR belum di garap!!
Kami terkejut dengan mengatakan ketakutan masing masing
Dan saat itu juga kami langsung menghadap ke belakang
Di belakang kami mendapati murid laki laki
Aku merasa dia tak asing lagi bagiku
Tunggu, dia tadi yang membantuku bukan?
Kami semua terkejut. Tapi Jenia mulai dengan aksinya.
Jenia
Namamu siapa? Kelas apa?
Mendengar pertanyaan itu aku melihat reaksi bingung di wajahnya.
Jenia
Aku Jenia X G. Salam kenal
Bella / Dhea
Ternyata namanya Kak Vano
Vano
Bisa kamu kenalkan teman temanmu?
Jenia
Oh, tentu saja bisa.
Vano
Kalian lagi cari kelas ya?
Luvia
Iya, tapi belum ketemu
Jenia
Kakak bisa anterin kita?
Kak Vano berjalan di depan kami
Semua siswa atau siswi pasti disapanya
Jenia
Ya Tuhan, ada ya orang yang sesempurna ini
Jenia
Sumpah! Ganteng ramah lagi
Luvia
Yaelah. Paling kamu sukanya maksimal seminggu. Terus suka yang lain deh
Aku yang mendengar percakapan mereka hanya tersenyum
Jenia
Bell gimana menurut kamu?
Bella / Dhea
Emm. Dia baik
Sayangnya, Mereka mendengarku
Untung Kak Vano sudah berhenti
Vano
Nah, ini kelas kalian
Sekali lagi dia tersenyum
Setelah mengucapkan terima kasih mereka langsung masuk ke dalam kelas
Sebenarnya aku agak bingung dengan mereka
Vano
Bella kamu nggak mau masuk kelas?
Bella / Dhea
Eh! Iya, ini mau masuk kok
Tapi belum sempat aku berjalan Kak Vano menahanku
Bella / Dhea
Emm..Kak a..aku bisa lewat kan?
Vano
Tapi kamu harus tepatin janji dulu
Katanya dengan tersenyum ( lagi )
Vano
Bilang "ya" aja dulu, baru boleh masuk
Vano
Nanti istirahat dateng ke taman ya.
Bella / Dhea
Eh! Tamannya di sebelah mana?
Belum sempat aku mendapatkan jawaban dia sudah pergi
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!