NovelToon NovelToon

Mengejar Cinta Mantan Istri

Perpisahan

Gebi menatap suami yang baru pulang dari luar negeri. Bukan hanya sendiri tetapi dia berdampingan dengan seorang wanita yang ia kenal sebagai kekasihnya.

Gebi tidak menyangka jika lelaki itu akan kembali hari ini . Padahal tiga tahun lebih lelaki itu tidak pernah menunjukkan wajahnya.

Gebi mencintai Aryan sejak kelas sepuluh . Kebetulan mereka sekolah di tempat yang sama .

Gebi selalu menempel pada Aryan . Padahal Aryan sudah menolaknya. Sebab dia sudah memiliki wanita lain yang ia cintai .

Tetapi Gebi seolah tutup mata akan hal itu . Meskipun Arya suda resmi memilki kekasih tetapi Gebi tidak berhenti mengejarnya.

Puncaknya saat mereka sedang melakukan liburan seusai perpisahan sekolah . Gebi menjebak Aryan agar mereka berdua di nikahkan. Gebi seakan tidak memikirkan dampak yang akan ia hadapi.

Bukannya dicintai Gebi malah terang-terangan dibenci oleh Aryan . Bagaimana tidak ... akibat ulah Gebi , Aryan harus menikah dengannya dan meninggalkan wanita yang telah menjadi kekasihnya.

Selain dibenci oleh sang suami Gebi juga dibenci oleh keluarganya . Keluarganya malu dan merasa tercoreng nama baik mereka akibat ulah Gebi . Akhirnya Gebi tidak diakui lagi oleh mereka.

Sebulan setelah pernikahannya Aryan melanjutkan kuliahnya di Malaysia. Selama tiga tiga tahun lebih Aryan tidak pernah menampakkan dirinya.

Dan kali ini untuk pertama kalinya mereka bertemu setelah sekian lama . Gebi menatap Aryan dan sang kekasih dengan tubuh membeku . Sampai suara Aryan kembali menyadarkannya.

" Apa kamu tidak ingin menyuruh kami untuk duduk ," sindir sang suami dengan nada sarkas .

Aryan tidak menyangka jika bertemu kembali dengan wanita yang ia benci . Sayangnya wanita itu adalah istrinya.

Aryan menatap istri yang kini hanya menatapnya dengan datar . Tidak terlihat binar cinta yang selalu ia tunjukkan padanya. Itu membuatnya sedikit terkejut.

Yang ia tahu istrinya itu akan selalu menempel padanya ketika bertemu. Untuk itulah dia meminta orang tuanya untuk mengirimkannya ke luar negri dengan dalih ingin fokus dengan studinya.

Aryan tidak menyangka setelah tiga tahu berlalu tatapan itu tidak lagi terlihat . Dia merasakan ada sesuatu yang hilang dihatinya.

" Bukankah ini rumahmu , aku tidak punya hak apapun untuk memasukkan atau mengusir orang sesukaku. Jadi terserah apa mau mu ," jawab Gebi dengan datar .

deg

" Wah wah wah ....tak kusangka setelah aku tinggal, kau tau diri juga . Kalau begitu seharusnya kamu tahu kan yang seharusnya kamu lakukan?" Aryan memandang wajah Gebi tidak kalah datar . Rahangnya sampai mengeras .

" Tentu saja saya tahu apa yang harus aku lakukan, " jawab Gebi sambil berusaha untuk tetap tenang .

" Terus tunggu apa lagi ?"

Mendengar ucapan suaminya, Gebi berjalan kearah kamarnya. Dia akan melakukan hal yang sudah lama ia persiapkan.

Gebi mengemas semua pakaian yang ada didalam lemari pakaian kedalam koper yang ia bawa sejak tiga tahun yang lalu . Tidak ada barang lain kecuali barang-barangnya yang ia bawa .

Setelah itu Gebi keluar dari kamar dan berjalan begitu saja melewati Aryan dan juga Nia yang terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Gebi .

" Hei ... mau kemana kau !" teriak Aryan tanpa sadar . Bahkan kini dia tangannya terkepal .

" Mau pulang , memangnya mau kemana lagi ? bukankah pemilik rumah ini sudah kembali , jadi .... terimakasih sudah mengijinkan saya untuk tinggal disini selama tiga tahun lebih . Semoga kalian berdua bahagia ," ucap Gebi sebelum kembali melanjutkan langkahnya.

" Apa apaan kamu !" ucap Aryan sambil meremas tangan Gebi yang berhasil ia raih sebelum Gebi keluar dari rumahnya.

" Emang apa yang aku lakukan ?" Gebi menatap Aryan dengan tanda tanya. Bukankah sekarang ia melakukan apa yang Aryan inginkan. Apa lagi yang salah ?

" Kamu .... " melihat tatapan Gebi yang tidak lagi seperti dulu , membuat Arya bingung apa yang harus dilakukan. Tetapi Nia mengucapkan kata-kata yang yang membuat hatinya berdebar .

" Sudahlah Aryan biarkan dia keluar dari rumah ini . Bukankah itu bagus ... kamu bisa langsung menceraikannya. Bukankah secara tidak langsung itu yang ia inginkan?" tanya Tania bagai kompor meleduk .

Aryan menatap Gebi dengan tatapan yang sulit diartikan. Entah mengapa ia merasa tidak rela , Gebi keluar dari rumahnya.

Melihat Aryan yang hanya diam setelah Nia berkata membuat Gebi melepaskan genggaman tangan Aryan dan kembali berjalan keluar rumah .

Aryan terdiam bersama Nia . Dia menatap Gebi yang perlahan jauh dari pandangan matanya.

Setelah tiba diluar Gebi membalikkan badannya. Dia menatap rumah yang sudah tiga tahun ia tinggali . Air mata mengalir secara perlahan tetapi buru-buru ia hapus . Kemudian berjalan kearah mobil miliknya yang ia pakai sehari-hari.

Pertama ia melajukan mobilnya kerumah sang mertua . Kedua mertuanya memperlakukannya dengan baik meskipun tidak menyukainya. Apalagi setelah melakukan hal yang tidak pantas untuk mendapatkan seorang Aryan .

Setelah melihat kedatangan Gebi satpam buru-buru membukakan pintunya untuk sang menantu majikan . Dia sudah diberitahu jika putra dari sang majikan akan tiba hari ini . Padahal Gebi tidak pernah tahu jika Aryan kembali hari ini .

Setelah memasukkan mobilnya kedalam garasi Gebi langsung keluar dari mobil . Dia berjalan kearah rumah yang terbuka .

Gebi membunyikan bel untuk memberitahu keberadaannya . Meskipun dia menantu keluarga ini tetapi tidak membuat dia bersikap seenaknya.

" Oh neng Gebi ... silahkan masuk neng . Bapak dan ibu sudah menunggu di depan ," ucap pelayan sambil celingak-celinguk melihat sekitarnya. Entah apa yang sedang ia cari .

" Terimakasih mbak ," jawab Gebi dengan sopan .

Gebi langsung masuk kedalam . Dia lihat kedua mertua dan juga adik iparnya sedang bersenda gurau di ruang tamu .

" Assalamualaikum...."

" Wa alaikum salam... kamu sudah datang Gebi ....dimana Aryan ?" tanya sang mama heran . Apakah menantunya itu datang sendiri ... bukankah putranya sudah datang .

" Maaf pa ... ma , Gebi kesini datang sendiri ," jawab Gebi dengan bingung. Apakah mereka tahu jika Aryan sudah pulang . Jadi apa hanya dirinya yang tidak tahu apa-apa?

" Oh ... duduklah," kata mama kecewa.

" Terimakasih."

Gebi duduk dibangku kosong yang ada disana. Terlihat kekecewaan dimata kedua mertuanya . Dia juga melihat tatapan sinis dari adik tirinya yang memang tidak pernah suka dengannya.

Gebi mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Sebenarnya tadi akan ia berikan langsung pada Aryan . Tapi dengan kehadiran Nia membuat dia mengurungkan niatnya.

Kertas yang pernah diberikan Aryan sebelum dia pergi ke negeri seberang. Gebi memberikannya kepada papa mertuanya. Papanya itu mengambil kertas itu dengan dahi mengkerut kemudian menatap Gebi dengan tatapan tajam .

" Apa ini ?" tanya papa Aryan .

" Ini diberikan Aryan saat akan pergi ke Malaysia. Dan saya sudah menandatanganinya ," jawab Gebi dengan sopan .

Mama mertua dan adik iparnya penasaran hingga menghampiri sang papa yang memang duduk terpisah dari istri dan anaknya.

" Ha !" sang mama mertua begitu terkejut setelah mengetahui apa yang diberikan oleh sang menantu.

" Kamu yakin dengan ini semua ?" tanya papa mertuanya.

" Yakin tak yakin memang itulah kenyataannya ," jawab Gebi .

" Apa maksudmu ?"

" Sebenarnya secara tidak langsung pernikahan kami sudah berakhir sejak Aryan menyuruh saya untuk menandatangani surat ini . Dia juga bilang tak pernah menganggap saya sebagai istrinya. Jadi .... kita memang bukan suami istri lagi ."

" Terus kenapa kamu masih tinggal di rumah kakak selama tiga tahun ini ," sindir mantan adik iparnya. Sedangkan sang mama hanya menatap Gebi dengan pandangan yang sulit diartikan.

" Maaf ... itulah kekonyolan saya . Waktu itu saya masih berharap aryan akan menerima saya sebagai istrinya. Tetapi Aryan tidak pernah pulang selama tiga tahun ini ."

" ..."

Tidak ada tanggapan dari mereka. Sehingga gedi melanjutkan omongannya.

" Sebenarnya saya ingin pulang tapi ... kalian tahu sendiri bahwa orang tua saya sudah tidak mengakui saya lagi sebagai seorang anak . Jadi untuk itulah saya masih membutuhkan tempat untuk tinggal ."

" Salahmu sendiri menjebak kakakku . Gara-gara kamu dia tidak pernah pulang kerumah !"

" Maaf ," ucap Gebi dengan menunduk . Dia tidak memungkiri jika semua salahnya.

" Sekarang apa maumu?" tanya papa Aryan . Dia tidak mau putri bungsunya kembali mengatakan sesuatu yang kasar pada Gebi.

" Saya hanya ingin minta maaf sekali sama mama dan papa . Sebenarnya waktu itu saya dan Aryan tidak melakukan apapun. Saya hanya melepas pakaian Aryan saat kondisinya tidak sadar . Dan kalian tahu sendiri akhirnya seperti apa ," kata Gebi dengan kepala masih tertunduk kebawah .

Kemudian Gebi mengambil kertas lagi yang tak lain surat pembatalan pernikahan yang sudah ia dapatkan dari pengadilan . Setelah proses yang sangat panjang , ia akhirnya mendapatkan surat tersebut.

Lagi-lagi Gebi membuat ketiga orang itu terkejut . Ternyata Gebi sudah menyiapkannya dengan matang .

" Sekarang apa yang akan kamu lakukan ?"

Gebi mengambil kunci yang selama ini ia bawa . Ia yakin jika kedua mertuanya belum tahu jika Gebi sudah bertemu dengan Aryan . Apalagi dengan kedatanganya yang sendirian.

" Ini kunci rumah yang selama ini saya bawa. Saya akan pergi dari rumah itu . Tolong sampaikan maaf saya untuk Aryan ," ucap Gebi dengan tulus .

" Kamu yakin dengan keputusan mu ?"

" Sangat .... terimakasih sudah membiarkan saya tinggal di rumah itu . Dan sekali maafkan atas semua tindakan yang telah saya lakukan ," ucap Gebi sebelum berdiri dari duduknya.

Gebi menjabat kedua mantan mertuanya dengan takzim. Saat ingin mengulurkan tangannya pada mantan adik iparnya, ternyata adik iparnya itu menepis tangannya. Ia pun berpamitan .

" assalamualaikum warahmatullaah."

" Wa alaikum salam warahmatulloh."

Memulai perjalanan

Gebi mengendarai mobilnya tanpa arah . Dia hanya bergerak sesuai naluri saja . Kadang dia harus berjalan di jalanan yang sepi . Kadang juga di jalan yang ramai .

Sebelumnya Gebi berhenti di rumah kedua orang tuanya tetapi ternyata kehadirannya masih tidak diharapkan .

Orang tuanya terlanjur kecewa dengan kelakuan Gebi yang dianggap mencoreng nama baik keluarga. Dia hanya bisa berdiri di depan gerbang sebelum melanjutkan perjalannya kembali .

Setelah sholat Isya' Aryan memutuskan untuk pergi kerumah orang tuanya. Apalagi kedatangannya dari Malaysia telah didengar orang tuanya.

" Mau Kemana Ar ?" tanya Nia yang melihat Aryan sudah rapi . Di tangannya juga sudah ada koper yang tadi ia bawa .

" Aku mau pulang dulu sayang . Apa kamu mau ikut?" tanya Aryan dengan lembut . Hal yang tidak pernah ia tunjukkan pada Gebi .

" Apa nggak masalah jika aku ikut denganmu ?" tanya Nia dengan sedikit takut .

" Ya nggak masalah sih , emang kenapa ?" Aryan menatap kekasihnya dengan bingung .

Apa yang ia takutkan. Keluarganya sangat baik menurutnya. Jadi tidak mungkin memarahinya kan?

" Nggak sih ... nggak enak aja sama orang tuamu . Lain kali aja ya , aku kesana . Lagian aku sudah ada janji dengan teman ," tolak Nia dengan halus .

" Siapa?" tanya Aryan penasaran.

" Arumi .... ingat Arumi kan ?"

" Entah ... lupa aku. Emang mau apa ketemu Arumi ?"

" Kamu kan tahu aku pengen jadi model profesional. Katanya sih di agensinya membuka lowongan untuk menjadi seorang model ," ucap Nia menjelaskan.

" Kamu yakin ... tidak ingin kerja di perusahaan saja ?"

" Kamu tahu jurusan ku kan? lagian aku juga nggak minat kerja kantoran. Nggak papa kan , yang ?"

" Nggak papa dong , semua terserah keputusan mu . Yang penting kamu senang menjalaninya."

" Thank you honey!"

" Kalau begitu aku pergi dulu , ya ."

" Oke ... see you!"

" Assalamualaikum.."

" Wa alaikum salam warahmatulloh."

Aryan mengecup kening Nia sebentar sebelum pergi . Hal itu sering ia lakukan. Tetapi sejauh ini mereka memang hanya mencium kening tidak lebih .

Aryan begitu mencintai kekasihnya. Dia menjaga kesucian sang kekasih sampai halal . Untuk itulah dia sangat membenci Gebi yang telah menjebaknya agar bisa menikah dengannya.

Aryan tiba dirumah orang tuanya saat semua sedang menikmati makan malam . Betapa senangnya Sandra melihat kedatangan kakaknya. Dia langsung berlari menghampiri sang kakak .

" Kakak !"

" Wah ... adek kakak sudah gede nih ," kata Aryan sambil memeluk adik bungsunya.

Aryan sebenarnya tiga bersaudara. Kakaknya perempuan , dan sekarang sudah tinggal bersama suaminya. Kemudian Aryan dan selanjutnya Sandra si anak bungsu.

" Kakak lama banget sih nggak pulang-pulang. Kan adek jadi kangen," kata Sandra yang masih ada didalam pelukan kakaknya

" Sorry baby ... tapi sekarang kan kakak sudah ada disini ," bujuk Aryan dengan sayang .

" Sandra seneng banget deh akhirnya kakak pulang ... tapi lebih seneng lagi akhirnya kakak sudah resmi bercerai dengan wanita gila itu ," ucap Sandra dengan ceria .

deg !!!

" Apa maksudmu?" tanya Aryan dengan bingung.

Dia melepas pelukannya dan menatap kedua orangtuanya secara bergantian . Kapan dia menceraikan Gebi ?

" Kita makan malam dulu . Nanti kita lanjutkan lagi pembicaraannya ," kata papa Aryan menimpali .

Aryan tidak membantah. Dia berjalan ke arah kursi kosong di samping Sandra . Kopernya ia taruh begitu saja di pojok ruangan.

Aryan menatap piring di depannya dengan pandangan kosong . Dia tidak menyangka akan mendapatkan kejutan seperti ini. Dia masih berpikir bagaimana cara berpisah dengan Gebi tetapi ini ....

" Kenapa sayang ?" tanya sang mama saat melihat Aryan melamun .

" Tidak kok ma ... cuma sedikit pusing saja ," jawab Aryan dengan agak canggung.

" Oh ... kirain ada apa. Ayo makan dulu !"

Kemudian mama Aryan mengisi piring putranya dengan nasi dan lauk yang menjadi kesukaannya. Aryan menerima dengan senang hati. Sudah lama sekali ia tidak makan bersama keluarganya. Dan itu karena ...

Mereka makan dengan tenang . Setelah makan mereka berkumpul di ruang keluarga. Aryan duduk disamping sang adik . Tiba-tiba papanya memberikan surat perceraian yang pernah ia berikan pada Gebi saat keberangkatannya ke luar negeri.

deg !!!

" Apa benar kamu memberikan surat ini pada Gebi saat keberangkatan mu waktu itu ?" tanya papa .

" Iya pa ," jawab Aryan dengan jujur .

" Kenapa ?"

" Karena aku tidak pernah menginginkan pernikahan ini ," jawab Aryan tanpa keraguan .

" Kamu sudah lihat kan kertas itu . Seperti keinginan mu sekarang kalian sudah resmi bukan suami istri lagi ."

deg !

" Maksud papa ?"

" Bukankah Gebi sudah menandatanganinya?"

Ucapan sang papa membuat Aryan melihat kertas itu dengan teliti . Benar .... tanda tangan dia dan juga Gebi sudah ada disana .

" Syukurlah... akhirnya dia menyerah juga. Aryan tinggal mengurusnya ke pengadilan," kata Aryan sambil menatap kertas itu tanpa kedip . Dia merasa hatinya serasa diremas , sakit .

" Tidak perlu !" jawab ayahnya singkat.

" Kenapa ?" tanya Aryan sambil mendongak menatap ayahnya

" Ini ."

Papa memberikan surat satu lagi . Yang tak lain surat pembatalan pernikahan mereka .

" Apa ini pa ?" tanya Aryan dengan bingung .

" Terima dan bacalah!"

Aryan menerima surat itu dan membukanya. Lagi-lagi Aryan mendapatkan kejutan.

" Kalian sudah resmi bukan suami istri . "

deg deg deg

Entahlah .... bukan rasa senang yang ia rasakan. Padahal hal ini sudah sangat ia nanti-nanti kan . Ada perasaan yang mengganjal , tetapi dia tidak tahu apa itu .

" Kapan dia memberikan surat ini ?" tanya Aryan penasaran.

" Tadi .... apakah kamu belum bertemu dengannya?' tanya mama yang dijawab dengan gelengan kepala .

Dia tidak ingin masalah ini menjadi lebih besar . Dia melipat dua kertas itu menjadi lipatan kecil . Kemudian dia berpamitan ke dalam kamar.

" Kalau begitu Aryan ke kamar dulu . Mau istirahat."

" Naiklah... istirahat yang cukup."

" Terimakasih."

Aryan berjalan kearah kamarnya dengan lesu . Keinginan untuk berpisah dengan Gebi sudah terwujud. Tetapi entah kenapa dia tidak merasakan bahagia. Ada yang kosong didalam hatinya . Tadi dia tidak tahu apa itu .

" Kok responnya gitu ya pa ... kirain mama dia akan senang ," ucap sang mama yang melihat Aryan seolah tidak bersemangat.

" Mana papa tahu ... mungkin saja dia beneran lelah ."

" Betul sih , lagian juga baru pulang ."

Aryan masuk kedalam kamarnya. Tidak ada yang berbeda dari kamar itu . Semuanya masih sama seperti tiga tahun yang lalu . Dia membuka lemarinya perlahan . Tetapi kemudian ia tutup kembali .

Setelah itu dia merebahkan tubuhnya diatas ranjang . Tidak butuh waktu lama untuknya terlelap .

Disisi lain , Gebi menghentikan mobilnya di pom bensin. Dia ingin mengisi bensin mobilnya sekaligus mengisi perutnya.

Untung selama tiga tahun ini ia bekerja keras untuk mendapatkan uang . Dia tidak melanjutkan pendidikannya. Jadi dia hanya lulus di bangku SMA.

Selama ini Gebi bekerja di restoran yang ada di dekat rumah yang ia tinggali . Meskipun awalnya sulit , lama-lama ia mulai terbiasa .

Gebi yang tak pernah melakukan pekerjaan rumah , kini menjadi sangat lihai . Semua pekerjaan rumah sudah ia kuasai . Bahkan ia bisa memasak beraneka ragam masakan.

Gebi membeli makanan di warung tenda yang ada di sekitar pom bensin . Sedangkan mobilnya ia parkir di area pom bensin .

" Baksonya satu mangkok Bu ," ucap Gebi pada penjual bakso yang ternyata seorang wanita.

" Iya neng ... campur atau bagaimana?" tanya penjual dengan ramah .

" Campur Bu ."

" Tunggu sebentar ya neng ."

" Iya bu !"

Bukan hanya Gebi yang makan di warung tenda itu . Ada beberapa orang yang makan disana .

Gebi mencari bangku kosong untuk ia duduki . Sambil menunggu baksonya siap , Gebi makan gorengan yang tersedia di atas meja .

" Silahkan neng ," ucap penjual memberikan pesanan Gebi .

" Terimakasih Bu ," jawab Gebi sambil mengambil baksonya .

Gebi memakan bakso itu dengan lahap . Rasa lapar yang sedari tadi ia tahan akhirnya bisa terisi juga .

Hari pertama Aryan di perusahaan

Malam ini terpaksa Gebi tidur di dalam mobil . Ia memarkirkan mobilnya di tempat yang agak ramai , Karena dia takut jika suasana sepi , biasanya banyak tindak kejahatan yang terjadi

Meskipun tidur di dalam mobil tak membuat Gebi kesulitan untuk tidur . Karena kelelahan dengan mudah ia tertidur .

Gebi bangun saat masuk waktu subuh. Dengan malas dia menjalankan mobilnya ke masjid terdekat . Karena dia ingin menunaikan ibadah sholat subuh sambil membersihkan tubuhnya.

" Gini amat ya hidup gua ," gumam gebi sambil melangkahkan kakinya ke dalam toilet masjid. Ditangannya sudah ada baju bersih dan juga mukenah .

Gebi mencari toilet yang kosong . Ternyata hampir semuanya masih kosong . Banyak yang sudah masuk kedalam masjid .

Gebi masuk dan mengunci pintu toilet. Dia meletakkan pakaiannya di gantungan yang tersedia. Kemudian membuka satu persatu baju yang melekat ditubuhnya.

" Uh ... dinginnya, ini apa es sih kok dingin banget ," gumam gebi sambil mengguyur tubuhnya dengan air .

Setelah itu Gebi menyabuni seluruh tubuhnya dengan sabun yang ia bawa . Kemudian mengguyur kembali dengan air .

Gebi memakai baju dengan menggigil . Entah kenapa lagi ini ia rasa sangat dingin .

Setelah itu Gebi memasuki masjid untuk menunaikan sholat subuh . Sudah banyak orang yang sudah bersiap untuk sholat. Ternyata dia masih belum ketinggalan untuk sholat berjamaah.

Gebi kembali kedalam mobilnya. Dia meletakkan pakaian kotor tadi ke dalam bagasi . Kemudian duduk diam didalam mobil .

Ternyata ada yang menelponnya. Padahal ini masih pagi buta loh !

" Assalamualaikum..." ucap Gebi begitu panggilan itu terhubung.

" ..."

" Iya ...ada apa Ren ?"

" ..."

" Sorry gua udah nggak kerja lagi di resto."

" ..."

" Ya pengen cari suasana lain aja ."

" .."

" Entah...gua juga nggak tahu ada dimana ."

" ..."

" Cius lah masak bohong ."

" ..."

" Udah dulu ya ... gua mau lanjut jalan nih ."

" ..."

" Sorry bro ... assalamualaikum."

Setelah itu dia menutup telponnya. Dia memejamkan matanya sejenak.

" Lapar nih ... enaknya cari makan dimana ya ?" kata Gebi sambil mengetuk-ngetuk keningnya.

" Apa jalan dulu ya ... boleh deh ," gumam gebi sambil menyalakan mobilnya.

Gebi melajukan mobilnya dengan santai . Tidak terkesan buru-buru sama sekali . Karena dia masih ingin mencari tempat yang bisa bikin dia tenang. Dan itu bukan di Jakarta .

Disisi lain ...

Aryan masih bergumul didalam selimut. Padahal matahari juga sudah semakin tinggi . Tidak biasanya ia tidur lagi setelah sholat subuh.

Biasanya Aryan akan melakukan joging setelah menunaikan sholat subuh . Karena menurutnya tidak baik jika setelah sholat tidur lagi .

Tok tok tok

" Aryan ...." panggil mama Aryan dari luar kamar . Tidak ada sahutan , sehingga mama kembali mengetuk pintu itu .

Tok tok tok

Masih tidak ada sahutan . Beliau mencoba membuka pintu . Ternyata tidak dikunci.

Ceklek!

Mama geleng-geleng kepala melihat sang putra yang masih bergulung dalam selimut .

Beliau kemudian menuju ke jendela dan membukanya. Agar cahaya matahari bisa masuk kedalam kamar .

Ternyata hal itu efektif membuat Aryan bangun. Perlahan matanya terbuka. Begitu melihat sang mama berdiri di samping ranjang , dia pun tersenyum.

" Pagi mama cantik ," sapa Aryan .

" Pagi sayang ... sudah sholat subuh belum ?" tanya sang sambil duduk di pinggir ranjang .

" Sudah dong ," jawab Aryan sambil meletakkan kepalanya di pangkuan sang mama .

" Manja ," cibir sang mama yang mengelus rambut sang putra dengan lembut .

" Nggak papa dong ... Aryan kan juga masih pengen bermanja sama mama ," jawab Aryan .

" Kok tumben tidur lagi ?"

" Capek ma ."

" Kasihan .... padahal papa mau mengajakmu ke kantor."

" Ngapain?"

" Ya kerja dong ... mau apa lagi coba ?"

" Memangnya nggak bisa besok saja ?"

" Tidak bisa sayang . Sebab papa sudah berjanji mengajak mu ke kantor," jawab sang papa yang baru masuk kedalam kamarnya.

" Loh ... kok papa ikutan kesini ?" tanya mama .

" Kalau papa nggak nyusul pasti ni bocah nggak keluar-keluar dari kamar ."

" Ah ... papa ma nggak asyik . Masak baru pulang sudah disuruh bekerja ."

" Bukan bekerja . Cuma perkenalan saja . Setelah itu kamu boleh pulang lagi ."

" Tapi Aryan belum punya baju formal bagaimana dong ?"

" Tenang... papa sudah siapkan sejak jauh-jauh hari. Ada kok didalam lemari . "

" Kok bisa ?"

" Ya bisalah ."

" Terserah deh ... kalau begitu Aryan mandi dulu . Mama sama papa tunggu diruang makan saja . Sebentar lagi Aryan nyusul ."

" Baiklah... tetapi jangan lama-lama."

" Siap bos !"

Orang tuan Aryan pun keluar dari kamar putranya. Setelah itu Aryan pergi kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Selesai mandi , Aryan memakai pakaian yang dibelikan papanya. Ternyata sangat cocok dengannya . Setelah selesai dia segera beranjak ke ruang makan .

" Wah kak Aryan emang tampan... apalagi pakai pakaian formal kayak gitu ... keren banget , sumpah ," teriak Sandra dengan heboh saat Aryan tiba di ruang makan .

Papa , mama, dan Aryan hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah heboh Sandra . Sudah lama sekali keceriaan itu hilang dari wajahnya.

" Terimakasih adek kakak yang cantik," ucap Aryan sambil mencium kening adiknya dengan sayang .

" Duduk sini kak !"

" Iya ... kakak duduk sini ," jawab Aryan dengan lembut . Kedua orang tua Aryan bersyukur kebahagiaan telah kembali ke rumah mereka .

" Bagaimana tidurnya Ar , nyenyak?"

" Alhamdulillah... Aryan nyenyak banget tidurnya!"

" Syukurlah kalau begitu , ma _"

" Itu pasti karena kakak sudah lepas dari wanita itu ," kata Sandra memotong ucapan mamanya .

Suasananya langsung hening. Entah kenapa ke tiga orang itu tiba-tiba langsung saling pandang .

" Sudah ... yang lalu biarlah berlalu ," ucap papa Aryan dengan bijak. Lagian Gebi sudah minta maaf dan menjauh dari hidup Aryan .

"Tapi _" Sandra masih ingin berbicara tetapi dipotong lagi sama papanya

" Bukankah kemarin Gebi sudah minta maaf sama kita ?"

" Iya sih tetapi kan ..."

" Kamu ingat apa yang Gebi bilang San ?"

" ..."

" Kamu tahu kan dia sudah mendapatkan balasannya, mama nggak tahu sekarang dia ada dimana ...

Apa dia punya tempat untuk tinggal, apa dia punya uang untuk makan , kita lupakan yang lalu, nak .

Ini juga sebagai pelajaran untuk kamu . Jangan mencintai orang sampai seperti Gebi . Dia melakukan itu sangking cintanya Gebi sama kakakmu . Mengerti sayang !" pesan sang mama dengan bijak .

Semalam mama Aryan sudah berpikir semalaman. Dia memang kecewa dan juga benci dengan sikap Gebi tetapi dibalik semua itu ada rasa salut yang sangat besar terhadap gadis itu .

Mama Aryan malah khawatir dengan kondisi Gebi sekarang . Dimana dia akan tinggal setelah keluar dari rumah yang ia beri setelah pernikahan keduanya.

deg !!!

" Iya ... iya Sandra ngerti ."

" Bukankah Gebi pulang kerumahnya ma ?" tanya Aryan .

" Hu.... dia sudah diusir sejak menikah denganmu . Hubungannya dengan keluarga putus sejak itu ," jawab mama Aryan .

deg !!!

Entah kenapa mendengar semua itu bukanya senang , malah menjadi kepikiran. Dia tidak tahu apa-apa selama ini . Karena dia tidak ingin mengetahui apapun tentang Gebi . Untuk itulah dia sampai kuliah diluar negri.

Suasana langsung hening . Mereka menikmati makanan itu tanpa pembicaraan lagi .

Aryan berangkat ke kantor bersama papanya . Sebenarnya dia ingin sendiri karena masih ingin bertemu dengan kekasih. Tetapi papanya memaksa . Mau bagaimana lagi ?

Aryan ditempatkan di bagian pemasaran untuk sementara. Karena hanya itu lowongan yang ada untuk saat ini . Kebetulan manager pemasarannya baru saja berhenti .

Aryan melakukan tugasnya dengan penuh tanggung jawab . Karena sejatinya dia memang orang yang bertanggung jawab.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!