Bintik-bintik salju turun, angin berhembus sangat kencang menciptakan badai salju yang dahsyat. siapapun yang berada di sana tidak akan sanggup melewati badai ini, kecuali satu orang pria. Dia terus berjalan dengan sempoyongan, nafas yang tidak beraturan dan rambut silver-nya yang terhembus oleh angin.
Dengan pandangan kosong dan sayu, pria itu terus berjalan di tengah badai salju. Jaket putih tebalnya penuh darah, syal coklat yang ia pakai terlihat compang-camping, bagi siapapun yang melihat pria itu akan tahu. Bahwa dia sedang mengalami insiden yang tidak enak didengar.
"Kenapa hal ini terus terulang? Tidak peduli sebanyak apapun aku mengulangi waktu. Mereka tetap pergi meninggalkanku."
Pria itu terus melangkah dengan pikiran penuh akan insiden yang baru saja terjadi. Entah sudah berapa kali dia melihat teman dan kekasih tercintanya mati. Teman-temannya mati oleh mahluk bernama Rukh dan kekasih tersayangnya dibunuh dengan kepala terpenggal tepat di depan matanya. Dia terus mengingat kejadian itu hingga membuat langkah dan nafasnya berantakan.
"Sejarah terus terulang, sebagai seseorang yang telah mengulangi segalanya aku tahu betul hal itu, kejadian yang sama akan terus terulang dan terulang. Sejujurnya aku telah lelah akan hal ini, tapi aku akan akan terus mengulang ini lagi karena bagiku merekalah tempat untukku pulang."
Dengan pandangan yang mulai kabur dan nafas yang sangat berantakan, pria itu terus memaksa untuk berjalan, dia menekan dadanya berusaha untuk menahan rasa sakit yang telah ia alami.
Tapi dia tidak bertahan lama, di tengah badai salju itu. Dia akhirnya membaringkan tubuhnya dengan terpaksa.
'Sial! Aku masih ingin mengulang ini lagi, tolong Micheal ulang ini sekali lagi! Kali ini, kali ini aku akan menyelamatkan semuanya.'
Tubuh pria itu semakin lemas, matanya sedikit demi sedikit mulai menutup tak menunggu waktu lama hingga dia menutup mata dengan lelah.
**
Mata pria itu terbuka, dia menatap seujung atap yang berwarna coklat dengan pandangan jenuh. Dia sangat tahu, di mana ia sekarang berada.
'Ini pasti tempat Micheal bersembunyi. Aku harus membujuk Micheal agar mau mengulang waktu lagi.'
Pria itu mengangkat tubuhnya di lantai dingin dan menatap sekeliling. Tempat ini terlihat sangat sepi tidak ada barang mewah apapun, ini terlihat seperti gudang.
"Akhirnya kau bangun," ucap gadis yang duduk di kursi pojok ruangan. Membelakangi pria itu.
Gadis itu terlihat memiliki rambut berwarna putih sebahu, memakai pakaian serba putih dengan rok yang pendek. Dia sibuk dengan buku bacaannya.
"Micheal, tolong ulang waktu sekali lagi!"
Gadis bernama Micheal itu menatap sendu pria itu, dengan menghela nafas dia meletakkan buku ke arah meja.
"Kau terlihat menyedihkan Leonardo, biar kutebak kau pasti gagal lagi. Entah ini sudah berapa kali kau mengulang waktu, tapi kau tidak menunjukkan hasil."
Leonardo tidak mengindahkan perkataan gadis itu, dia terus menatap ke arah Micheal berharap permintaannya terpenuhi.
Micheal sekali lagi menghela nafas.
"Dengar ini dengan seksama Leonardo, kau bisa mengulang waktu sebanyak yang kau inginkan dengan kekuatanku. Tapi itu percuma, kamu harusnya paling paham akan hal itu. Tidak peduli seberapa banyak kau mencoba akhirnya akan sama. Temanmu dan kekasihmu pada akhirnya akan mati."
Leonardo menatap ke bawah lantai dia memegang bahu kirinya yang mengeluarkan darah.
"Ya, aku tahu hal itu lebih dari siapapun," Sahut Leonardo.
"Lagi pula mengulang waktu adalah bentuk perlawanan dengan dewa takdir. Jika kau ketahuan maka kau akan menjadi buronan dan satu dunia akan mencarimu di manapun kau berada."
Leonardo menatap ke arah Micheal dengan tatapan sayu. "Aku sudah tahu hal itu. Meskipun aku akan terbunuh setelah ini, tapi aku akan mengulang waktu lagi sebanyak yang aku mau."
Micheal berdesis kesal dia terpaksa mengikuti keinginan Leonardo, dia berdiri dari tempat duduknya dan mengambar sesuatu seperti lingkaran sihir.
"Sepertinya kau benar-benar ingin kembali ke neraka itu lagi, dasar bodoh!"
"Ya, aku ingin mengulangi ini lagi."
"Aku tahu, tapi ini adalah yang terakhir kalinya. Setelah ini aku tidak akan membiarkan kau mengulang waktu lagi."
Leonardo membuka matanya lebar dia ingin menanyakan hal itu secara langsung, tapi belum selesai dia berbicara omongannya telah terpotong.
"Sebenarnya kamu telah mengulangi waktu lebih dari 999 kali, mengulanginya sekali lagi sama saja seperti menghancurkan tubuh dan jiwamu. Yang artinya setelah ini, entah kau berhasil menyelamatkan temanmu atau tidak, pada waktu yang telah di tepatkan, kau akan lenyap di dunia ini. Bagaimana apa kau masih ingin melanjutkan?"
Leonardo tersenyum lebar tanpa menjawab pun Micheal tahu betul apa yang ingin pria ini katakan.
"Kau benar-benar bodoh. Baiklah akan ku turuti keinginanmu Leonardo," Sahut Gadis itu dengan tersenyum ke arah Leonardo.
Leonardo berdiri dari tempat dia duduk, dengan bahu yang masih penuh darah dia berjalan ke arah lingkaran sihir yang Micheal ciptakan.
Gadis berambut putih itu terus merapal kan mantra dan akhirnya dia Selesai.
Cahaya putih menyinari gudang itu, membuat Leonardo refleks menutup matanya. Meskipun dia telah mengalami hal ini lebih dari ratusan kali, tapi dia masih tidak terbiasa.
"Semoga kau beruntung Leonardo!"
Blus!
Dengan cepat Leonardo melenyap menghilang entah kemana. Micheal terus menatap ke arah lingkaran sihir yang ia ciptakan dengan pandangan penuh khawatir.
Dia sejujurnya tidak ingin membiarkan Leonardo melihat kejadian itu terulang lagi, dia tidak mau melihat Leonardo menderita. Tapi pria itu terlalu keras kepala.
"Leonardo 'Jiwamu akan lenyap' Itu memiliki arti bahwa setelah kau terbangun di masa lalu, kau akan melupakan segalanya. Hanya keinginanmu untuk menyelamatkan mereka yang tersisa. Kau tidak akan menjadi Leonardo yang sebelumnya, kau akan menjadi sosok lain."
"Dan juga di timeline yang kau masuki adalah yang terburuk. Di situ jika kau salah langkah walaupun hanya satu kali. Kamu bisa saja membunuh orang yang ingin kamu lindungi." Guman Micheal, menatap ke arah lingkaran sihir itu.
***
Leonardo tertidur di tengah hutan dengan burung yang berkicau membuat Leonardo terbangun.
"Akhirnya kau terbangun Leonardo!" Ucap seorang gadis dengan rambut kuning. Dia tersenyum ke arah Leonardo.
Ketika Leonardo membuka mata dia tidak mengetahui sosok orang yang berdiri tepat di depannya, dia bahkan sempat lupa akan wajah dan namanya.
Tapi satu hal yang pasti, ketika dia melihat sosok gadis yang tersenyum ke arahnya, dia sadar akan misinya.
Misi Leonardo adalah menyelamatkan sosok yang berada di depannya, tidak peduli apa pun bayarannya bahkan jika itu harus dibayar dengan nyawanya. Leonardo akan menyelamatkan gadis itu.
Tbc
Burung-burung saling beterbangan di langit yang biru, angin berhembus kencang membuat seorang pria yang bersenderan di pepohonan terus menatap ke arah langit. Di dalam pikirannya penuh dengan tanda tanya, dia sangat bingung di mana dia sekarang? Apa yang terjadi? Dan siapa gadis pirang yang berdiri tepat di depannya.
Bahkan dia lupa dengan identitas dirinya sendiri. Tapi setidaknya pria itu ingat bahwa dia bernama Leonardo karena gadis pirang itu terus menyebutnya seperti itu.
"Leonardo!"
"Leonardo!"
Leonardo yang fokus memandang langit, mengubah pandangannya ke gadis pirang yang dia tidak tahu namanya. Gadis pirang itu memiliki rambut terurai dengan panjang sebahu dan pita rambut berwarna putih.
Dia juga menggunakan gaun putih, menambahkan nilai keanggunannya. Leonardo terus menatap kearah gadis itu, berharap dapat mengingat sesuatu, tapi percuma dia tetap tidak mengingat apapun.
"Apa yang kau lihat?! Dasar mesum!" Tegur Gadis itu, memeluk tubuhnya sendiri. Dia sepertinya salah paham.
Leonardo menggelengkan kepala, dia lantas berdiri dari tempat duduknya dan berjalan melewati gadis itu. Sejujurnya Leonardo ingin meniggalkan gadis itu sendiri di tengah hutan, tapi karena alasan yang dia tidak ketahui Leonardo merasa memiliki keinginan dan sebuah misi untuk melindungi gadis yang bahkan dia tidak tahu namanya.
Perasaan itu terlukis sangat kuat di hatinya. Dia sangat menyadari jika gadis ini mati dia akan sangat menyesal selamanya.
Jika ingin melindungi gadis ini maka jawabanya hanya satu, yaitu menuju suatu kota dan mencari informasi, tidak ada pilihan selain itu. Dengan pikiran seperti itulah dia menghentikan langkahnya dan menjulurkan tangan ke arah gadis itu. Leonardo mengajak dia untuk berjalan menuju suatu kota.
"Apa kau bodoh? Kita tidak tahu keberadaan kotanya makanya kita beristirahat di hutan bukan? Apa yang membuatmu tiba-tiba lupa?" ejek Gadis itu ketika menatap Leonardo menjulurkan tangan.
"Dasar anak sialan! cukup diam dan pegang aku! Jika aku tidak punya misi untuk melindungimu mungkin kau sudah kupukul." gumam Leonardo. Dia benar-benar sudah dibuat emosi oleh gadis pirang itu.
Gadis itu menatap Leonardo untuk sesaat, kemudian bibirnya tersenyum. Dia lantas memegang tangan Leonardo. "Tapi.. Baiklah akan kupegang tanganmu. Terima kasih atas perhatiannya."
Tanpa membalas senyuman gadis itu Leonardo mulai berjalan. Terus berjalan dan terus berjalan, sudah tidak tahu berapa jam yang telah meraka lalui untuk berjalan tanpa arah. Di sepanjang jalan Gadis itu terus merengek, berkata bahwa ingin sedikit berisitirahat, tapi Leonardo mengabaikannya dia terus menyeret gadis itu.
Di tengah perjalanan Leo menatap sebuah gua yang dipenuhi oleh lumut, istingnya berkata bahwa sesuatu ada di situ. Tanpa keraguan Leonardo berjalan santai menuju ke gua itu. Dia juga berencana beristirahat karena gadis yang ia geret sedari tadi terus merengek membuatnya jengkel.
Gua itu memiliki genangan air yang jernih bahkan seperti layak untuk diminum, cahaya matahari sedikit menerangi gua itu, sepanjang jalan terdapat bebatuan berlumut.
Dengan lorong yang entah seberapa panjang Leonardo terus melangkah memasuki gua itu, tanpa tau tujuan dan berharap ujung akan berada di situ.
"Mau sampai kapan kita akan berjalan tanpa arah?" Ketus gadis yang sedari tadi Leonardo seret.
"Diam dan teruslah berjalan!"
"Hah, ada apa denganmu hari ini? Kau sangat berbeda dari biasanya Leonardo. Kau jadi agak lebih bodoh," Ejek gadis itu sembari tertawa kekeh.
Leonardo tidak membalas ejekan itu dan terus berjalan. Tapi tiba-tiba terlintas ide, dia berpikir bahwa mungkin ini kesempatan yang tepat untuk memberitahu kebenaran bahwa dia lupa ingatan. Dengan pikiran seperti itu, Leonardo menghentikan langkahnya mendadak.
Membuat gadis yang berjalan di belakang berpikir bahwa ada sesuatu yang buruk terjadi, dia menjadi waspada dan menoleh ke segala arah.
"Kalau boleh jujur aku-"
Ucapan Leonardo terpotong ketika melihat hal yang sangat membuatnya ketakutan, keringatnya bercucuran, nafasnya menjadi berantakan. Tepat dibelakang gadis ini terlihat mahluk yang menyerupai manusia.
Sekilas bentuknya memang seperti manusia, tapi ini sedikit berbeda. Di punggung terdapat dua tangan seolah membentuk sayap dan mahluk itu berwarna hitam tanpa wajah. masing-masing tangan di punggungnya membawa kapak. Apapun itu ini pertama kalinya dia melihat mahluk seperti itu.
Tanpa menunggu lama Leonardo kembali memegang tangan gadis itu dan berlari menjauhi mahluk itu. Dia terus berlari, membuat gadis berambut pirang itu kebingungan, padahal biasanya dia sering membasmi mahluk seperti itu.
Leonardo juga sempat mengajarinya cara bertarung, melihat sikapnya yang berubah drastis membuat gadis itu semakin curiga bahwa ada yang salah dengan Pria yang menyeret dia.
"Woi! Leonardo. Apa yang sebenarnya kau lakukan?"
"Dasar bodoh! Tentu saja aku berlari," Sahut Leonardo dengan panik.
"Lari dari apa?" Tanya gadis pirang itu. Dia berusaha sedikit mengintrogasi Leonardo, karena sifatnya sangat berbeda.
"Matamu normal? Tentu saja dari mahluk itu."
"Oh, maksudmu Rukh ya, bukankah kita biasa melawan yang seperti itu." tutur gadis itu.
Rukh? Ketika mendengar nama itu, Ingatan Leonardo penuh dengan gambaran seorang yang tidak dia kenal. Atau lebih tepatnya bayangan seseorang yang telah dia lupakan.
Di dalam ingatan itu dia bisa melihat dengan jelas, seseorang pria berambut coklat, menggunakan topi dan selalu membawa tas kecil di bahunya telah terbunuh tepat di depan matanya.
Leonardo tidak tahu siapa dia, tapi ketika ingatan kecil itu kembali. Leonardo sangat yakin bahwa pria itu juga harus ia selamatkan.
Gadis berambut pirang itu menatap ke mahluk yang sedari tadi mengejar mereka berdua, tapi dia tidak ketakutan sama sekali. Dia sudah sering melihat mahluk seperti itu bahkan dia dan Leonardo dulu sering melawan yang lebih berbahaya.
Melihat pria yang dulunya kuat dan bisa diandalkan mendadak menjadi pecundang, membuat gadis ini merasa ada yang salah dengan Leonardo.
'Sebenarnya ada apa dengan dia?' Batin gadis berambut pirang itu.
Karena sudah muak gadis berambut pirang itu langsung menanyakan segalanya yang membuat dia kebingungan.
"Sebenarnya kamu siapa? Kamu bukan Leonardo yang kukenal."
"Aku melupakan segalanya. Ini semua bermula saat aku terbangun di pagi hari, saat kita di hutan itu. Semua kejanggalan bermula di sana, aku memang melupakan segalanya. Tapi ada satu hal yang tidak bisa kulupakan yaitu keinginan untuk melindungi kamu." Jelas Leonardo panjang lebar. Dia masih terus berlari membuat rambut silver dan syal coklatnya bergoyang.
'Melupakan segalanya? Apa yang sebenarnya dia katakan?hal seperti itu tidak mungkin terjadi.' Pikir gadis itu.
"Ini memang sulit dipercaya, tapi inilah kenyataanya." kata Leonardo, dia meningkatkan kecepatan larinya karena mahluk itu mulai mendekat.
Mereka terus berlari hingga sebuah batu besar memblokir perjalanan mereka. Jika ingin melewatinya mereka harus menghancurkannya. Namun batu itu terlalu besar tidak mungkin manusia normal bisa menghancurkan itu.
Gadis pirang itu sebenarnya masih ragu dengan perkataan Leonardo. Tapi satu hal yang pasti, Leonardo masih terlihat baik, meskipun sifatnya berubah. Namun dia masih sama seperti Leonardo yang menolong dia saat kecil.
"Leonardo. Jangan bilang kau lupa dengan hubungan kita?"
Dengan rasa bersalah Leonardo menganggukkan kepalanya, membuat gadis pirang itu sedikit berdesis kesal. Bagaimana tidak mereka telah mengenal sejak kecil, dimulai dari Leo yang menyelamatkannya dari penjara dan Leo yang mengajarinya bertarung. Jika membayangkan pria melupakan semuanya sejujurnya membuat hati gadis itu sedikit terluka.
"Leonardo lepaskan genggaman! Aku bisa mengalahkan Rukh itu dengan mudah lagi pula Rukh itu berada di tingkat paling rendah." Seru gadis pirang itu.
Leonardo tentu menolak, tapi gadis itu memaksa hingga akhirnya Leo mengalah. Dia melepaskan genggamannya, membuat gadis itu tersenyum seperti baru saja menang di game.
"Seseorang yang lupa ingatan sepertimu pasti akan terkejut melihat ini, tapi perhatikan dengan baik. Bagaimana cara bertahan di dunia ini." Ucap gadis membelakangi Leonardo.
Leonardo menelan ludah seakan tidak sabar melihat hal luar biasa apa yang akan terjadi. Hanya memikirkannya saja membuat Leonardo menjadi bersemangat.
Mahluk disebut Rukh itu berlari kencang ke arah gadis berambut pirang, mahluk itu terlihat seperti ingin mengayunkan kapak ke arah dia. Leonardo yang khawatir menjerit histeris, tapi gadis pirang itu berlagak seolah ini hal yang wajar dan merentangkan tangannya ke depan dia menutup matanya.
"Wahai Raphael sosok gelap dalam hatiku dengan ini penuhila panggilanku! Berikan semua yang kau miliki! Kekuatanmu, jiwamu, serta ragamu! Keluarlah dari dunia itu dan muncullah di hadapanku!"
Setelah gadis itu merapalkan sesuatu seperti mantra entah kenapa aura sekitar menjadi dingin, angin berhembus sangat kencang, cahaya berwarna biru menyinari gua ini dan yang membentuk sebuah lingkaran sihir besar.
Cahaya yang sangat terang membuat Leonardo spontan menutupi matanya menggunakan kedua tangan, rambut dan syal yang dia pakai bergoyang akibat terkena hembusan angin.
BLUM!
Seseorang pria keluar dari lingkaran sihir, dia mengenakan jas hitam, kacamata hitam yang hanya digunakan sebagai hiasan di kepala, rambut coklat, mata yang berwarna oranye dan memiliki postur tubuh lebih tinggi dari Leonard. Dengan tatapan siap bertarung dia menatap ke arah Rukh yang berjalan semakin cepat ke arah mereka.
"Raphael berubah ke mode pistol!"
"Oke,"
Dengan cepat laki-laki itu lenyap seperti partikel yang menghilang, tapi dia tidak benar-benar menghilang lelaki itu berubah menjadi pistol kecil berwarna putih dan telah di genggam oleh gadis pirang itu.
'Ada apa sebenarnya? Aku benar-benar tidak paham, tiba-tiba muncul pria aneh dan juga berubah menjadi pistol lagi.' Gumam Leonardo, dia benar-benar kebingungan melihat kejadian yang diluar nalar.
"Oh ya Leonardo. Kamu lupa ingatan kan? Jadi akan kukatakan hal ini lagi. Namaku Lily. Jangan sampai lupa lagi!" ucap Lily sembari menodongkan pistol ke arah Rukh. tanpa menunggu lama Lily menembakan pistol putih itu ke arah Rukh.
Dor! Dor!
Tembakan itu tepat mengenai kepala Rukh itu. Hanya cukup dua tembakan untuk memusnahkan mahluk yang di sebut Rukh itu. Leonardo semakin kebingungan, apa yang sebenarnya terjadi.
"Lily, bisakah kau menjelaskan situasi yang terjadi? Aku benar-benar bingung" Seru Leonardo.
Lily tersenyum dan berjalan ke arah Leonardo. "Mahluk yang menyerang tadi dinamakan Rukh.. Rukh adalah bentuk perwujudan dari sifat buruk manusia siapapun di dunia ini memilikinya masing-masing satu. Rukh normalnya terkurung di dunia bernama Pandora, tapi entah apa penyebabnya sekarang semua Rukh bisa keluar ke dunia sesuka hati. Kita adalah anggota organisasi bernama Eraser, organisasi yang melenyapkan Rukh. Sampai di sini paham?"
"Ya agak sih," Sahut Leonardo menggaruk kepalanya.
"Eraser melawan Rukh dengan menggunakan Rukh. Raphael yang tadi kupanggil adalah perwujudan sisi burukku. Semua anggota Eraser memiliki Rukh masing-masing dan kekuatannya sendiri saling berbeda, kalau dalam kasusku sih, Raphael bisa berubah menjadi apapun yang kuminta."
Leonardo terdiam mendengar penjelasan dari Lily di dalam lubuk hatinya berkata bahwa sebenarnya kekuatan Raphael lebih dari itu. Tapi Leonardo tidak yakin dengan perkataan di hatinya.
"Jadi. Apakah aku memiliki Rukh juga?" Tanya Leonardo dengan wajah penuh harapan.
Lily menggelengkan kepala dengan ragu-ragu, dia juga menggaruk kepala bagian belakangnya. "Kalau itu aku agak tidak yakin. Sejujurnya aku tidak pernah melihatmu menggunakan Rukh biasanya kamu bertarung menggunakan tangan kosong."
Tangan Leonardo mengepal erat, dia sangat yakin bahwa Rukh yang dia miliki memiliki kemampuan paling istimewa dan entah kenapa dia sangat takut dengan Rukhnya sendiri.
***
Di sebuah ruangan hampa tanpa adanya kehidupan, tanpa adanya bangunan, bahkan sinar matahari tidak mencapai tempat itu Hanya ada ruang berwarna gelap dan kosong. Seorang gadis berambut putih dengan pakaian dan rok serba putih sedang merebahkan dirinya di tempat penuh kegelapan itu.
Gadis itu menaikan lengannya ke atas. "Leonardo ingatanmu memang menghilang, tapi kau bisa mencarinya di sepanjang perjalanan. Apapun itu segeralah sebelum terlambat. Sebelum tubuhmu tidak kuat dan lenyap."
"Seperti yang kukatakan ini adalah pengulangan terakhir, kegagalan tidak dimaafkan. Bergegaslah sebelum terlambat, carilah ingatanmu dan bebaskan aku dari dunia pandora ini! Dan mari menari bersama lagi seperti saat itu!"
"Hahahaha, aku menunggumu diriku yang satunya. Leonardo."
Leonardo dan Lily sedang berjalan di padang rumput. Kupu-kupu berterbangan. Katak hijau saling melompat. Dan matahari tepat berada di atas kepala mereka berdua, membuat situasi makin terasa panas dan gerah. Mereka saat ini ingin menuju kerajaan yang bernama Noa. Mereka berencana untuk bertemu ketua Eraser karena ingin membahas perihal Leonardo yang melupakan ingatannya. Lily berpikir bahwa ketua mungkin tahu sesuatu.
Setelah beberapa saat akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Di sana sangat ramai oleh penduduk. Bangunan tua berwarna coklat yang berdiri kokoh. Perumahan saling berjejeran. Pedagang yang saling menjual sesuatu, bahkan beberapa penduduk menaiki kuda hanya untuk berpergian, dan di paling tengah keramaian ini, dengan jarak sangat jauh terdapat istana hitam yang sangat besar. Semua yang berada di sini dilindungi oleh dinding perbatasan putih yang berbentuk lingkaran, dinding itu sangat besar. Hampir tidak mungkin bisa diterobos oleh seseorang.
Leonardo membuka matanya lebar-lebar saat melihat kerajaan Noa. Dia tersenyum dan menoleh ke segala arah. Tingkah lakunya bagaikan seorang anak kecil yang kegirangan oleh sesuatu.
Bibir Lily melengkung karena melihat pria ini. Gadis itu memegang erat tangan Leonardo dan pergi menuju ke suatu tempat.
"Lily, kita mau kemana?" Meskipun Leonardo digeret oleh gadis ini, dia tidak melawan. Leonardo mengalah dan terlihat senang.
"Ke suatu tempat yang menarik," Sahut Lily tertawa kekeh.
Sebenarnya Leonardo merasa jika mengikuti Lily dia tidak akan mendapatkan petunjuk tentang ingatannya, tapi melihat gadis pirang itu tersenyum. Hati Leonardo menjadi luluh dan mengalah dia masih ingin melihat senyuman manis dari gadis ini.
Atmosfer sekitar terasa sangat ringan. Melihat para anak kecil berlari-lari dan para penduduk yang damai di kerajaan ini hati Leonardo serasa sejuk, dia tidak bisa berhenti menatap keramaian itu. Mereka berdua terus melangkah, melewati banyak rumah penduduk dan akhirnya sampai ke suatu tempat bernama "item Shop"
'Tempat apa itu?' Itulah yang terlintas di kepala Leonardo ketika membaca papan nama toko tersebut.
Dengan penuh riang, Lily menarik tangan Leonardo untuk menuju ke toko tersebut, gadis ini terus berkata bahwa di sini memiliki segudang barang menarik.
Ketika Leonardo memasuki ruangan itu, tatapannya terfokus bukan ke arah barang-barang, melainkan ke seorang pria berambut coklat dan mengenakan topi. Ya, dia adalah pria yang berada di ingatan Leonardo beberapa saat yang lalu. Pria itu tersenyum ke arah Leonardo. Dia melambaikan tangan dan meninggalkan toko itu.
"Tunggu!" Leonardo memegang lengan pria yang hendak pergi. Mata berwarna brawn Hazel dari pria ini menoleh kebelakang dan bertatapan dengan mata Leonardo.
Satu. Dua. Tiga. Hanya butuh waktu tiga detik untuk Leonardo sadar, bahwa dia memang mengenal pria ini.
'Mungkin dia mengerti tentang alasan ingatanku yang hilang' Pikir Leonardo. Disisi lain Leo menyadari bahwa apapun yang terjadi, dia harus melindungi pria ini.
"Ada apa, tuan?" Pria itu memejamkan mata dan tersenyum.
Leonardo melebarkan matanya. 'Dia tidak mengenalku? Lalu dari mana ingatan tentang dia berasal?'
"Maaf, sepertinya aku salah orang." Leonardo mengalihkan pandangan dari pria itu dan melepas lengannya.
Pria bertopi itu tersenyum, menandakan bahwa itu bukan masalah besar. Tak perlu menunggu lama, dia membuka pintu keluar dan pergi.
Dengan tangan yang masih mengepal Leonardo masih menatap ke arah pintu itu. Dia sangat yakin bahwa sebelumnya pernah bertemu dengan pria itu di suatu tempat, tapi karena ingatan yang terlupakan. Dia tidak bisa menjangkau lebih jauh tentang ingatannya.
"Leonardo, siapa yang barusan?" Lily muncul, dia memegang baju perempuan berwarna putih, Syal coklat, dan satu pedang. Gadis itu berjalan ke arah pria yang menatap kosong pintu.
"Tidak, sepertinya aku hanya salah orang." Leonardo membalikan badannya untuk menatap Lily.
Mata biru gadis itu terus memandang Leonardo penuh tanda tanya. Tapi seolah berusaha menutupinya dia tersenyum dan melangkah maju ke Leonardo. Dia memberikan satu pedang ke Leonardo karena yakin bahwa akan sangat berguna, dia juga memberikan Syal coklat ke Leo, tapi hanya untuk masalah Syal Leo menolak, pria itu merasakan bahwa syal ini adalah pemberian dari seseorang yang sangat berharga, meskipun Leo tidak bisa mengingat dengan jelas, tapi dia masih bisa merasakan kehangatan dari perajuk ini. Karena alasan itulah dia menolak. Lily terlihat kecewa, tapi dia tetap tidak bisa memaksa, jadi dia memutuskan untuk menggunakan Syal ini agar bisa serasi dengan Leonardo.
Setelah beberapa saat Leonardo dan Lily berjalan ke arah istana. Kata Lily di sana terdapat ketua Eraser, atau bisa disebut raja oleh para penduduk. Ya, Kerajaan Noa adalah kerajaan dari perkumpulan para Eraser.
'Perkumpulan Eraser? Mendengar itu, membuatku menjadi sangat nostalgia. Mungkin jika aku berada di kerajaan Noa. Aku bisa mengingat sesuatu, ingatanku mungkin bisa kembali. Dan mungkin aku bisa menyelamatkan Lily dan pria bertopi itu.' Pikir Leonardo penuh harapan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!