...---------------- happy reading ----------------...
Suasana cerah dan hangat terasa dimeja makan, canda dan tawa tercipta oleh sebuah keluarga yang sedang melakukan sarapan sebelum menjalankan aktivitas yang sangat padat.
Ridhisa Wiratmaja seorang gadis berusia 22 tahun sedang menjalankan pendidikannya di Universitas terkenal di Jakarta. Bercita-cita ingin menjadi seorang Dokter bukan hal yang mudah digapai oleh Ridhi sebab Ridhi lahir di keluarga yang sederhana ibunya seorang ibu rumah tangga dan ayahnya seorang Dosen di sebuah Universitas swasta. Hal itu menjadikan Ridhi harus giat dalam belajar agar mendapat kan beasiswa dan Ridhi dapat menjalani hal tersebut. Terbukti Ridhi mendapat beasiswa dari universitas terkenal di Jakarta dan masuk dalam Fakultas Kedokteran yang ia telah impikan.
" Ridhi bagaimana kuliah kamu apa semua lancar nak?" Wira Ayah Ridhi selalu menanyakan hari-hari yang sudah dijalani oleh putrinya. Di zaman sekarang banyak sekali hal-hal yang terjadi di dalam pergaulan anak muda. Oleh sebab itu Ayah Ridhi selalu mengontrol pergaulan putrinya.
"Semua baik baik saja yah percaya sama Ridhi deh, Ridhi kan anak yang rajin habis ini Ridhi sudah magang Yah. Seharusnya Ayah bertanya ke Sivia sudah sampek mana sekolahnya" Ridhi suka sekali menjahili adiknya yang berbanding terbalik dari dirinya. Ridhi unggul di bidang akademik. Tapi tidak untuk Ivi, lebih baik Ivi diajak gelut sama preman dari pada bergelut dengan pelajaran. Tapi Ivi memanfaat kan kelebihannya kejalan yang benar dengan mengikuti ekskul Kempo.
"Ih paan sih kak, Sivia juga dah sampek sekolah kok Yah. Tiap hari Sivia sekolah terus, emang kakak pinginnya sekolah Ivi kemana? kan dari dulu sekolah Ivi tetep disitu" Sahut Ivi kesal dengan kakaknya yang terus meledek otak cantiknya. Sedangkan sang kakak hanya tergelak dengan jawaban absurd adiknya
"Sudah kalian ini pintar dalam bidangnya masing-masing. Kalian ini sama-sama pintar tapi beda bidang, jadi Ibu sama Ayah bangga dengan kalian berdua" Ucap Mira ibu Ridhi menengahi sedangkan Wira hanya tersenyum dengan perdebatan putrinya
"Ayo cepet lanjutkan sarapan sudah siang lo ini"
Mira menyemangati putri dan suaminya. Setelahnya semua diam memakan sarapan dengan tenang.
*Di Kampus*
Ridhi berkumpul dengan kedua temannya di kantin untuk sekedar mengobrol bersama Tia dan Salsa adalah teman masa SMA Ridhi. Mereka tidak satu fakultas dengan Ridhi, walaupun begitu tetap saja mereka selalu menyempatkan untuk bertemu untuk sekedar ngobrol dan bercanda.
" Oh iya besok jangan lupa ke rumah ya guys! " Seru Salsa keras sontak membuat kedua temannya terkejut
"Emang jadi acara ultah lu besok? " kata Tia dengan tidak percaya
"Jadilah Woy, kan lu tau bokap gua kek gimana, terakhir rayain ultah kan pas awal SMA jadi bokap pingin ngerayain ultah anaknya lagi, secara gua kan anak tunggal. Ridh kamu juga harus dateng pokoknya please jangan mengecewakan Salsa yang cantik ini" tutur Salsa dengan wajah seimut mungkin.
"Ehm pinginnya sih gak dateng aja lah Sa kamu tau kan kalau aku tu tidak suka dengan pesta-pesta seperti itu. Apalagi kamu mengundang banyak temen-temen kamu juga dan pasti nanti pada rusuh, secara ultah kamu temanya bebas dan kamu tau kan aku juga mau magang jadi agak sibuk sih " Ridhi beralasan dan dibalas wajah manyun Salsa
"Janji deh Ridh acaranya gak bakalan aneh-aneh nanti ada Papa yang kontrol. Lu gimana Ti? Please lah woy kalian kan sahabat aku masak iya kalian enggak dateng sih " Ucap Salsa. Ridhi dan Tia hanya saling pandang setelah itu mengiyakan ajakan Salsa.
"Thanks ya guys! " Seru Salsa sedangkan kedua temannya hanya geleng kepala
Salsa memang berasal dari keluarga kalangan orang berada ayah nya seorang pejabat dan pemilik sebuah perusahaan dan Salsa adalah anak tunggal jadi Salsa selalu dimanja oleh orang tuanya. Sedangkan Ridhi dan Tia berasal dari keluarga yang sederhana dan Salsa sangat beruntung memiliki teman seperti Ridhi dan Tia, sebab hanya mereka yang tulus berteman dengan Salsa. Sebab hanya Ridhi dan Tia yang bisa menghadapi sifat Salsa yang lola.
*
*
USA
USA adalah negara yang memiliki tingkat sex bebas cukup tinggi. Sex adalah hal yang wajar bagi mereka yang senang dengan kebebasan.
"Bangun woy sampek kapan lo kayak gini ha, tobat lu sob inget, Bonyok kita tu nyuruh kita kuliah disini biar kita pinter bukan untuk seneng-seneng doang. lu cepetan tobat deh bro sebelum Penyakit yang buat lu tobat" ucap seorang pria sembari membuka selimut sepupu laki-lakinya
"Apaan sih lu Dit pagi pagi dah ngomel kayak Emak gua" dan yang dibangunkan malah mengomel balik kepada pria yang bernama Radit itu
"BARA MORGAN! Lu kalau masih kek gini gue aduin ke nyokap lu! dan gua gak becanda. Gue bakalan cerita gimana kelakuan anaknya yang suka jajan cewek gak jelas"
Ancam Radit sembari menarik selimut Bara
"iya... !! berisik banget sih lo, lagian lu tau dari mana kalau gue habis begituan sama cewek" sahut Bara
"eh ogep gue merem aja dah tau, lu habis ngapain ama cewek ni kamar dah bau parfum cewek menyengat banget gila dan asal lu tau ni apa ha..?" Ucap Radit sembari mengacungkan benda berbentuk kaca mata. Sedangkan Bara hanya menoleh sekilas dan menyapu kamar hotel yang ia pesan semalam, yang membuat Bara kesal adalah kenapa sepupunya bisa sampai di hotel yang ia pesan.
"aduh Dit lo tu lupa ya ini dimana ? ini tu USA bro kek beginian mah bebas anjir. Lagian lu tau dari mana gue disini ha ? lu pasang cctv ke tubuh gue, iya Dit? " Bara memunguti bajunya tak lupa kacamata keramat tadi
"lu mau apain benda itu" ucap Radit menunjuk kacamata keramat itu
"Buat kenang kenangan lah " dengan santai Bara duduk di sofa sebelah ranjang dan Radit tetap berdiri
"Gila lu emang. lu harus segera tobat Bar, mau sampek kapan lu kek begini. Cepet selesaikan kuliah lu dan balik ke Indonesia tante sama om selalu nanya kapan lu selesai kuliah. Lo tu gak pernah pulang alasan sibuk tapi kuliah lu gak kelar kelar. Sudahlah terserah lu Bar, nanti kalau lu kualat ama benih lo sendiri baru tau rasa. Tiba tiba ada cewek ngaku hamil anak lu, bakalan tamat lu ditangan om Surya " sedangkan yang diceramahi hanya santai
"Apaan sih Dit cerita gitu cuman ada di novel novel dan mereka biasanya hidup bahagia. Sudahlah tenang bro gua bakalan jaga diri dengan baik dan masalah kuliah nanti dulu lah gua pingin nikmatin disini. Disini lebih enak nggak ada yang ngatur-ngatur hidup gua Dit, palingan juga elu yang suka ganggu gua disini" Di Indonesia kehidupan Bara sangat dibatasi oleh Papa nya dan berbanding terbalik dengan Mamanya yang selalu memanjakan Bara.
Bisa kuliah di luar negeri memang sangat di inginkan oleh Bara, bisa jauh dari Papanya serta peraturan yang sangat ketat dibuat oleh Papanya. Radit adalah jalan satu satunya yang membuat Bara bisa kuliah di Luar negeri dengan catatan Radit harus bisa memantau pergaulan Bara. Tapi jika sudah menyangkut keonaran Bara di luar negeri Radit sangat tidak tega untuk mengadukan ke Papa Surya. Tapi tanpa mereka ketahui Surya selalu memantau kehidupan putranya di sini.
*Kampus Ridhi*
Keesokan pagi nya mereka telah sepakat untuk datang ke acara ulang tahun Salsa. Tapi dengan berdebat terlebih dahulu tentunya. Ridhi walaupun anak yang periang dan ceria tapi dia memiliki kekurangan dalam berinteraksi dengan orang luar apalagi orang yang baru dikenal.
"Eh tapi Ti janji ya kita gak bakalan pulang larut malam, kamu kan tau Ayah seperti apa. Aku izin ke Ayah kalau aku mau ke acara keluarga Salsa, bukan ke acara pesta Salsa" jelas Ridhi masih belum yakin antara hadir atau tidak
"Bedanya apa Ridhi!" sahut Tia dengan kesal, Ridhi yang paling susah diajak ke pesta ataupun acara. Ridhi hanya mau diajak keluar saat mereka hanya berkumpul bertiga.
"Iya deh terserah tapi jangan kemalaman ya Ti pulangnya" Kata Ridhi pasrah tetap ikut ke pesta Salsa. Setelah nya mereka berdua segera menuju kelas masing masing.
Ridhi sangat bersemangat menjalani setiap kelas nya. Cita citanya akan segera terwujud tinggal beberapa langkah lagi. Bahkan dia rela untuk telat tidur demi mengerjakan tugas kedokteran nya.
*
Siang sebelum pesta.....
"Katanya nanti mau ada acara di rumah kak Salsa, trus kenapa kakak malah tiduran di kamar sih" kata Ivi kesal sebab Ivi gagal mengacak acak kamar kakak nya ketika tau kakak nya masih berbaring di kamar
"ih terserah kakak dong Vi ini kan kamar kakak " Sahut Ridhi dengan malas, Ridhi tau pasti adiknya ingin mengambil alih kamarnya untuk menonton drakor.
"Tapi kan kak, mendingan kakak bersiap sekarang deh acara nya kan udah nanti malam. Biasanya kalau ada acara kakak pasti udah di rumah kak Tia. Ivi mau nonton sambil rebahan" Ivi kesal lantaran ibunya memberitahu kalau kakak nya akan pergi keluar tetapi ternyata yang punya kamar masih didalam. Acara nontonnya terhalang oleh yang punya kamar.
"kamu ih! jangan ganggu kakak Vi! kalau mau nonton ya di ruang tv sana kenapa harus ke kamar kakak memangnya kamar kakak bioskop gratisan apa!" Ridhi kesal dengan sang adik yang selalu mencari kesempatan untuk mengambil alih laptopnya yang ada dikamar.
"kakak nyindir Ivi ya? mangkanya laptop kakak buat Ivi kakak yang pakek komputer, eh kakak malah dua duanya diembat " keluh Ivi, Ayah Wira memang tidak membelikan laptop ataupun Komputer untuk Ivi sebab Ayah Wira takut Ivi menyalahgunakan benda tersebut.
" Apaan, laptop juga kadang kamu pegang juga. Udah sana main jauh-jauh kakak mau istirahat..!! "
Ridhi merasakan sangat lelah setelah kegiatan di kampus tapi entah kenapa matanya sulit terpejam. Akhirnya Ridhi memilih utuk meminum obat tidur dengan dosis rendah supaya bisa tertidur. Bukan hal baru jika Ridhi sesekali mengonsumsi obat tidur, itupun dengan anjuran dokter sebab Ridhi memiliki gejala insomnia
******
Jam 6 Sore
"Ayo sayang bangun katanya mau ada acara, Tia sudah ada didepan" Mira membangunkan Ridhi tapi anak nya itu malah bergelut dengan selimut
" Iya bu, suruh Tia masuk ke kamar aja bu" Jawab Ridhi dan berusaha mengumpulkan nyawanya. Entah kenapa kepala Ridhi terasa pusing.
Akhirnya Tia masuk ke kamar Ridhi dan ia terkejut sebab Ridhi masih belum bersiap
"Hadeh.. Kita itu besti nya Salsa masak iya kita dateng nya telat, bisa-bisa Salsa ngereog di acara ultahnya sendiri" Tia kesal sebab Ridhi masih dengan posisi yang sama bersandar di kepala ranjang dengan selimut masih menutupi badan
"Ya Ampun iya Ti, kamu kan tau sendiri aku tuh habis belajar Rodi, kesel banget tadi tu mata gak bisa merem. Trus terpaksa minum obat tidur dosis rendah, eh tapi kok sekarang jadi pusing ya kepala aku Ti" ucap Ridhi
"Astaga Ridhi yang cantik dan agak laen, gak ada yang nama nya belajar Rodi yang ada kerja rodi. Lagian lu sendiri sih, udah tau habis ini ada acara malah minum obat tidur" Ucap Tia sedikit kesal
Setalah drama malas-malasan dan ancaman Tia kalau Salsa pasti marah jika Ridhi batal hadir di acara ultahnya. Akhirnya Ridhi bersiap dibantu oleh Tia dan Tia janji tidak akan pulang terlalu larut sebab kondisi Ridhi yang kurang fit.
*
*
Di sebuah hunian mewah tampak sangat ramai. Suara alunan musik khas pesta anak remaja bergema di rumah megah nan mewah itu. Tentu saja Salsa berasal dari keluarga terpandang terlebih lagi Ayah Salsa adalah seorang Pejabat.
"Waduh kita pulang aja yuk Ti, kok rame banget rumahnya Salsa? Katanya kemarin hanya acara ultah kok jadi kayak party gini sih Ti" Ridhi mulai tidak nyaman dengan keadaan di rumah Salsa. Sebab banyak anak muda mudi yang tidak dikenal oleh mereka dan sepertinya mereka dari kampus yang berbeda
"Astaga Ridhi kita baru saja sampai masa mau pulang. Lagian Salsa sudah bilang kalau ayahnya bakal adakan pesta yang nggak biasa " Tia menarik Ridhi untuk segera masuk ke dalam.
Acara yang diadakan di ruang tengah sampai taman belakang begitu ramai. Ridhi cukup tidak nyaman sebab acara begitu ramai dan heboh. Tia segera menggandeng tangan Ridhi untuk segera menemui Salsa
Salsa terlihat sedang menyalami beberapa temannya. Ternyata banyak juga teman dari orang tua Salsa. Ridhi dan Tia segera menghampiri Salsa
"Selamat hari menetas ya Sal !!"Kata Tia memeluk Salsa. Ridhi juga mengucapkan selamat kepada Ridhi dan mereka saling berpelukan
"Makasih ya besti besti aku yang baik, walaupun disini banyak yang dateng, tapi kalau kalian gak dateng acara ini tidak akan ada artinya" Salsa sangat terharu sebab berkat Ridhi dan Tia, Salsa tidak bisa dimanfaatkan orang lain. Salsa tipe cewek yang polos dan gampang sekali tertipu. Tia dan Ridhi yang selalu memberikan pengertian kepada Salsa bahwa mereka yang mendekati Salsa belum tentu semuanya baik.
Bahkan itu terbukti ketika mereka masih SMA Salsa selalu menerima semua yang ingin mendekat kepada nya tanpa tau jika orang itu memiliki niat jahat terhadap dirinya. Salsa seringkali dijadikan sebagai bahan akal akalan sebab orang tua Salsa orang berpunya. Tapi ketika orang tua Salsa mengalami kebangkrutan karena adanya Fitnah, citra keluarga Salsa buruk dan yang ingin berteman dengan dirinya hanya Ridhi dan Tia. Maka dari itu Salsa menyayangi mereka berdua layaknya seperti saudara. Begitupula dengan keluarga Salsa. Jadi hubungan antara keluarga Salsa dengan kedua temannya terjalin dengan baik.
"Kita ngobrol di sana yuk yang agak sepian" Salsa menggiring kedua temannya untuk ke belakang dimana ada meja bundar dia area belakang rumah Ridhi.
"Sal kok rame banget sih acaranya, aku kaget waktu masuk ternyata banyak anak dari luar kampus. Tadi aku juga liat kayak nya juga ada temen papa kamu" tanya Ridhi
"Sebenarnya ini juga acara nya papa Ridh, Alhamdulillah papa buka usaha baru jadi sekalian sama acara ultah dan kalau masalah ada anak luar kampus kayak nya mereka yang aku undang pada bawa temennya, Atau kalau gak gitu temennya bang Aldo" Jelas Salsa bahkan Salsa tidak tau siapa siapa yang datang kerumahnya.
"Bang Aldo pulang Sal.." Tia menyahut ketika Salsa menyebut nama Aldo. Jujur Tia sangat mengagumi sosok yang bernama Aldo dari zaman mereka masih SMA. Tapi sosok itu seperti menghilang dan Salsa pernah bercerita jika kakak sepupunya itu sedang berkuliah di USA.
"Hooh dia balik ke Indo lagi, tapi gua gak tau dia kemana tadi ama temennya juga" Tia sedikit kecewa sebab ia ingin sekali bertemu setidaknya melihat wajah Aldo Tia sudah bersyukur untuk mengobati kerinduannya
Ketika asyik mengobrol Papa dan Mama Salsa menghampiri mereka
"Selamat malem tante om" Ridhi dan Tia memberikan salam kepada kedua orang tua Salsa
"Selamat malem Ti malem Ridhi..." ucap mama Salsa dan juga dijawab anggukan oleh ayah Ridhi
"Oh iya om Ridhi sama Tia mengucapkan selamat atas pembukaan perusahaan yang baru ya om" Ucap Ridhi
"Terima kasih ya Ridhi Tia" Jawab Papa Salsa. "Terima kasih juga kalian sudah mau menjaga dan menemani Salsa saat susah dan senang" Mama Salsa menambahi dan dijawab dengan anggukan oleh keduanya
"Sa papa sama mama ada urusan sama temen temen papa jadi acara tetep berlanjut tapi ingat jangan aneh aneh" Ucap papa Salsa
" Lah papa kok malah keluar kan disini lagi ada acara.." Tanya Salsa
"Inikan pesta nya anak muda jadi papa sama temen temen papa mau pindah ke Villa yang ada tempat X. Jadi kamu tetep bisa melanjutkan acara kamu dan papa sama mama juga melanjutkan acara juga, tapi ingat jangan aneh aneh tetap papa pantau dari Villa. Nanti kalau ada sesuatu yang penting kamu hubungi Bang Aldo ya sal..." Pesan Papa Salsa
"Oke pah kita juga gak bakal aneh aneh kok" Jawab Salsa
****Apartemen Radit Indonesia ****
(Siang sebelum acara Salsa)
"Bara bangun..!! Kebo banget sih jadi orang"Suara Radit menggema. Bisa-bisa Radit hilang akal jika terus terusan mengurus Bara. Sedangkan sang biang kerok tidak merasa terganggu sama sekali
"heii bangun!! kok lu masih disini sih tadi katanya mau balik ke mension bokap lu, kenapa masih molor di apartemen gua" Radit dengan kesal sambil menarik selimut Bara
"Ah elahh pelit banget jadi orang, Lu tau kan gua capek dit, kita baru sampek tadi pagi. Biarin gua tidur dulu ah elahh.." Sahut Bara dengan malas
"He gua juga capek! tadi elu bilang mau berbaring aja. Dari pagi sampek siang lu masih disini dan lu tidur lagi. Lah gua belum tidur sama sekali jadi elu cepet balik ke Mension sana gua mau tidur" Radit mengusir Bara
"Lagian elu dari mana si Dit" Tanya Bara sembari duduk di sofa kamar, tubuhnya sangat lelah sebab perjalan ke Indonesia yang sangat mendadak. Sebenarnya mereka tidak berencana pulang tapi entah kenapa Bara tiba tiba ingin pulang ke Rumah. Tapi tidak untuk bertemu dengan Ayahnya ia hanya ingin bertemu dengan sang Mama. Walaupun niat sebenarnya ialah ingin mencari suasana baru. Bara merasa bosan di USA. Ditanya kenapa tidak pulang ke Mension sebab kedua orangtuanya sedang perjalan bisnis jadi Bara memutuskan untuk ikut dengan Radit.
"Gua tadi ke cafe ada kerjaan sama si Aldo dan dia ngundang gua ke acara ultahnya sepupu dia, sama sekalian tanda kesepakatan kerjaan kita " Jelas Radit
"Sejak kapan lu ada kerja Dit kok enggak pernah cerita ke gua" Tanya Bara sebab setau nya Radit sama seperti dirinya yang tidak memiliki tujuan yang jelas yang hanya tau main main.
"Jangan salah gua gak kayak elu ya Bar. Gua ada kerjaan sedikit lumayan lah buat nambah pengalaman gua. Mangkanya lu cepetan insaf sampek kapan lu kayak gini. Lu kuliah enggak lulus lulus, lu dikasih modal ama bokap malah lu bangkrutin tu usaha lu. Mau lu apa sih Bar, gua selalu bilang jangan sampek penyakit atau karma yang buat lu sadar" Radit tidak berhenti selalu memberikan petuah untuk Bara agar dia menyudahi kebiasaan buruknya
"Hadeh mulai lagi, enggak di USA enggak di Indo selalu saja ceramah lu tentang itu aja, masih ada waktu sebelum umur gua 30 tahun jadi gua mau puas puasin maen. Dari pada lu pusing ceramahin gua. Lu kasih rekomendasi tempat terajib di Jakarta"
"Tempat apa maksud nya ha..? enggak ada ya kek begituan. Ini bukan di USA yang serba bebas, ini Indo Bar apalagi bokap lu orang berpengaruh disini kalau lu aneh aneh dan media tau habis lu. Mending kalau lu mau ikut gua ke acaranya Aldo" Tawar Radit dari pada Bara ke tempat yang gak jelas mending ke acara birthday Party lebih aman
"Ehm boleh juga tuh gak papa deh gua ikut elu aja..." Bara sempat berfikir bahwa tidak akan seru jika hanya pergi ke Birthday party, tapi setelah dipikir pikir pasti di sana banyak gadis gadis cantik dan masih muda.
Bara keluar dari apartemen untuk mencari makanan di sebuah cafe. Dia melihat ada 2 orang wanita yang berpenampilan cukup terbuka. Bara dengan kecerdikannya memberikan kode kepada 2 wanita itu. Tanpa membutuhkan waktu lama Bara sudah dekat dengan 2 wanita itu.
"Kalau kamu mau nanti malam kita bisa pergi" tawar satu wanita, Bara tersenyum sumringah
" Astaga, sebenarnya aku ingin pergi dengan kalian. Tapi mungkin next time, aku dah ada janji jadi maaf girls aku tidak bisa.." Bara tidak ingin melewatkan untuk mencari daun muda di acara Birthday party sepupu Aldo
"Oke tidak papa mungkin lain waktu kita pergi"
Bara melambaikan tangannya dan segera kembali ke apartemen Radit
*
*
**Back to Birthday Party Salsa****
Malam semakin larut acara yang semula tampak santai menjadi semakin meriah sebab ada games dan juga banyak hadiah dari Aldo. Aldo sangat semangat di acara birthday sepupu tunggalnya ini.
Semua orang merasa sangat antusias dan sangat riuh. Selang beberapa saat musik berubah menjadi santai banyak pasangan yang turun ke lantai dansa.
Disalah satu sudut Tiga orang gadis malah asik bercanda sendiri dan tidak menghiraukan sekitar. Sampai Aldo menggiring mereka bertiga.
"Ayo dong Sa ini kan ultah kamu, seharusnya kamu ditengah tengah sana. Ini kok malah mojok disini" Aldo sembari menarik tangan Salsa akhirnya Salsa mengikuti sepupunya itu, tapi jangan lupakan Ridhi dan Tia yang terus mengekori Salsa. Apalagi Tia cewek paling bar bar kini mati kutu sebab sang idola sedang ada di dekat nya. Sedangkan Ridhi hanya mengikuti kemanapun tamannya pergi
Disudut lain Bara beserta Radit sedang duduk di sebuah pojok dimana terdapat banyak teman Aldo. Bahkan ternyata di acara tersebut banyak juga teman tongkrongan Bara yang juga teman Aldo. Jadilah acara tersebut sebagai ajang reuni. Bahkan Aldo yang ditugaskan untuk memantau acara seolah lupa.
"Wah gila gadis Indo memang gak ada lawan bro" kata Bara sembari melihat para gadis sedang bercanda dan berlalu lalang menggoda Bara n the genk. Tidak semua tapi kebanyakan terpesona dengan Bara dan kawan kawan.
Bara turun kelantai dansa dan melihat ada seorang gadis lugu yang sedang berjoget dengan kedua temannya. Siapa lagi jika bukan Ridhi. Entah kenapa gadis itu bisa memacu adrenalin Bara. Tampilan Ridhi malam itu sangat sederhana wajahnya yang manis dipadukan dengan pakaian nya yang sederhana. Mungkin Ridhi kalah dengan wanita yang pernah ditiduri oleh Bara, selera Bara biasanya wanita dewasa dan memiliki tampilan menggoda. Tapi entah kenapa Bara ingin Ridhi menjadi target selanjutnya.
"Mau kemana...?" Radit mencekal tangan Bara
" Apa sih dit, gua pingin dansa aja siapa tau ada yang mau sama gua.." jelas Bara dengan manis
"Halahh jangan sok manis Bar. Gua tau elu lagi mengincar seseorang kan?" Radit tau bagaimana gelagat dari saudaranya ini.
"nggak ada dit, tenang aja gua gak akan aneh aneh. Gua cuma pingin mencari temen baru aja dan lu liat di sana ada gadis manis sayang banget kalau cuma diliatin tanpa diajakin kenalan" Jelas Bara dengan santainya sembari meninggalkan Radit yang terus menatap ke arah punggung Bara. Radit berharap Bara tidak melakukan tindakan yang aneh aneh.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!