Nathan
Prolog
Reffa
Nathan... Apa kau serius?
Nathan
Reffa. Kau. Hanya. Milikku!
Nathan mengambil tangan Reffa dan mengiris jari telunjuk gadis tersebut yang hanya terdiam melihat apa yang akan Nathan lakukan padanya.
Sesuatu yang tidak terduga olehnya terjadi, Nathan pria yang mengklaim dirinya itu terlihat melukai telunjuknya juga dan menyatukan darah mereka berdua.
Cahaya merah gelap menyinari tangan mereka, cahaya itu berasal dari darah dua makhluk yang Nathan satukan barusan.
Nathan
Dengan ini kau tidak akan bisa lepas dariku.
???
Permisi Nona, ini ada kiriman paket
???
Dari cowok di sana Nona
Reffa membawa kotak paket itu dan menaruhnya di atas meja, kemudian dia membuka kotak tersebut.
???
Ingat, kau hanya punya waktu sampai bulan darah tiba.
Reffa
Tu-Tunggu! Siapa kalian!?
Reffa
Berhenti! Apa yang mau kalian lakukan!
???
Hehehe! Kau tenang saja manis aku tidak akan melakukan kekerasan padamu.
???
Cukup! Berhenti membual. Cle lakukan tugasmu sekarang!
Reffa
(Nathan... Tolong aku...)
01
Di tepi danau di tengah hutan seorang gadis dengan rambut sebahu sedang duduk menunggu seseorang yang tadi pagi menjanjikan untuk bertemu dengannya sore ini.
Dia sudah menunggu dari pukul 4 sore padahal waktu yang dijanjikan adalah pukul 5 sore, ntahlah mungkin dia terlalu bersemangat sehingga tiba di tempat satu jam lebih awal.
???
Masih ada satu jam, apa aku datang terlalu cepat?
Sebuah WhatsApp masuk mengalihkan pandangan gadis tersebut.
Gadis itu berdiri dan berjalan mendekat ke arah danau dan memperhatikan pantulan dirinya,
Mata belo dengan bulu mata yang lentik, bibirnya yang mungil terus tersenyum seakan tidak pernah pegal.
Re sebutan dari gadis berambut sebahu itu, iya Reffa Anaya Merlin anak tunggal dari keluarga Merlin. Reffa kerap kali di panggil Re ntah itu oleh dirinya sendiri, keluarga ataupun sahabatnya.
Reffa mengambil handphone yang tadi ia masukan kedalam tas punggungnya dan membuka aplikasi WhatsApp untuk mengirim pesan pada seseorang.
Reffa
Hai, tidak ko, aku juga baru datang
Cowok itu mengajak Reffa ke sebuah pohon yang memiliki akar yang mencuat keluar dan duduk di sana.
Kini Reffa dan cowok itu duduk bersebelahan, Reffa yang tidak tahu harus berbuat apa hanya bisa meremas tali tas punggungnya.
???
Re, sebenarnya gue mau jujur sama lo.
???
Gue... Gue tidak seperti yang lo kira Re.
Reffa
Kucing kepincut Neon!
Reffa
Astaga, Mama ihh bikin kaget aja
Mama
Lagian kamu ngapain tidur di jam segini sih, udah sore bukannya mandi malah tidur di lantai. Ck! ck! ck! Ini anak gadis atau bukan sih dari pagi belum mandi.
Reffa
Iya ini juga mau mandi
Reffa pergi kelantai atas dengan sedikit linglung, maklum baru bangun langsung di kasih siraman kalbu.
Reffa
Ah, Tsk!. Tadi mimpi apa ya? Mama nih ah ganggu orang mulu padahal aku kan masih penasaran sama Na-? Lah iya, itu cowok siapa namanya dah anjir.
Reffa
*duduk di ujung kasur
Reffa
Baik-baik, mari kita ingat-ingat... Hm. Tu cowok tinggi kaya tiang listrik trus kulitnya juga putih---Eh itu putih apa pucat ya? Tau ah abisnya putih bener kaya mayat--! Is udah ah serem
Reffa berjalan dan melanjutkan langkahnya ke arah kamar mandi, dia berdiri didepan cermin dan memperhatikan wajahnya dari sana.
Reffa
Gak mandi aja cantik apalagi kalo mandi, behh kucing tetangga pun akan terpincut oleh ku. Hehe
Mama
REFFA CEPETAN MANDINYA!
Reffa
Astaga Mama ini kenapa suka sekali sih teriak-teriak, heran dah.
Karena tidak mau di teriaki lagi oleh Mama nya, Reffa memutuskan untuk segera mandi yaaa meski hanya 2 menit saja sih, maklum dia kan mermaid yang takut sama air--! Eh canda deng
Reffa
Mandi mandi sendiri... Sikat gigi sendiri... Berak pun sendiri...
Reffa menyudahi kegiatan mandinya dengan ditutup oleh nyanyian tidak jelasnya, kalian jangan heran tapi inilah dia sang bintang jatuh kita, saking kerasnya jatuh otaknya pun hilang sebelah---! Hehe canda sayang jangan di bawa ginjal dong...
Reffa
Haaah... Emang ya, paling enak itu kalo abis mandi langsung tidur,
Reffa
Astagfirullah ya Allah... Tolong kuatkan hati hambamu ini ya... Untuk bisa sabar menghadapi segala ujian ini...
Reffa
Si anjir dikira ini ujian sekolah kali ah.
Setelah berpakaian dengan sangat sopan seperti kaus polos kebesaran dan celana yang sama besarnya, udah mirip aja kayak orang-orangan sawah. Reffa menuruni anak tangga dan ikut duduk di meja makan yang sudah ada Mama nya disana.
Mama
Kamu ini lihat jam sana udah malam gini masa morning?
Mama
Haihhh punya anak gini amat ya..? Perasaan sewaktu hamil tidak minta yang aneh-aneh tuh.
Mama
Makanya Re, kamu ini kalau ada pelajaran bahasa Inggris tuh yang bener perhatiin gurunya.
Reffa
Lah Mah, setiap pelajaran Inggris kan aku sering merhatiin gurunya ko
Mama
...Masa sih? Ko Mama gak percaya ya?
Reffa
Is is is... Sama anak sendiri pula tidak percaya...
Reffa
Nih ya mah aku kasih tau, ekhem. Guru bahasa Inggris itu tinggi putih, cakep, alisnya tebal, rahangnya tegas udah gitu...
Reffa
Bibirnya itu loh---!
Reffa
Aws, Mama ini kenapa sih? Main pukul aja? Sakit tahu!
Mama
Sabar.. Sabar.. Astagfirullah punya anak gini amat perasaan
Mama
Nih ya dengerin, Reffa Anaya Marlin. Yang saya maksud itu bukan perhatikan rupa gurumu, melainkan perhatikan pelajaran yang di sampaikan.
Mama
Astaga... Ngidam apa aku dulu...
Mama
Udah lah Mama capek biasa-biasa mati muda Mama. Nih makan
Reffa
Dih siapa juga yang nyuruh Mama
Kini meja makan itu hanya terdengar suara garpu dan sendok yang berbenturan dengan piring,
Reffa yang menikmati masakan Mamanya, sedangkan sang Mama sedang meratapi anaknya yang sedikit kurang waras itu.
Malamnya Reffa terbangun dari tidurnya dikarenakan kebelet pipis yang tidak bisa di tunda-tunda lagi, segera saja dia berlari ke arah kamar mandi dengan mata sedikit terpejam yang mengakibatkan gadis tersebut kejedot pintu.
Reffa
Ah sialan! Siapa sih yang nyimpen ni pintu disini? Minggir kamu!
Reffa berjalan sempoyongan ke arah kasur berniat ingin melanjutkan tidurnya
Gadis dengan rambut sebahu itu berjalan ke arah balkon dan mengintip dari balik tirai yang tertutup.
Reffa
Aneh. Prasaan tadi ada orang dah di sana?
Reffa menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhnya
Reffa
Astaga... jangan bilang itu maling?
Reffa
Sialan! Kalo tuh maling sampe berani masuk sini, awas aja bakal aku potong anunya, ah maksudku akan aku potong tangannya iya tangannya awas aja.
02
Pagi harinya Reffa bangun dengan muka tidak jelas, pasalnya rambut yang kusut dan terdapat lingkaran hitam di sekitar matanya.
Reffa
Sialan! Jadi gak bisa tidur kan semalam!
Reffa berdiri dan berjalan ke arah kamar mandi untuk membasuh mukanya dan menyikat gigi tidak lupa dia juga menyisir rambutnya yang berantakan dengan tangan.
Reffa
Haaaah... Astaga... Udah kaya mayat idup aja nih muka
Setelah membasuh wajahnya Reffa turun kebawah untuk sarapan bersama orangtuanya, dengan sandal berbulu yang kebesaran Reffa menarik satu kursi di samping Papa nya.
Reffa
Hoamm~ Pagi Ma, pagi Pa
Papa
*mencium puncak kepala Reffa
Mama
*mengoleskan selai ke roti
Mama
*memberikan ke anaknya dan suaminya
Reffa
*mengambil roti dari sang Mama
Reffa
Ada apa nih? Ko saling lirik gitu?
Reffa
*Memperhatikan keduanya
Reffa
Hm... ada apa? Ah aku tahu pasti kalian sedang mengagumi kecantikan anakmu ini kan? Hayoo ngaku..
Dengan pedenya Reffa mengibaskan rambut sebahunya yang mampu membuat sang Mama mendelik kesal ke arahnya.
Sedangkan Papa hanya tersenyum dan menggeleng melihat tingkah putri satu-satunya.
Mama
[Ngidam apa aku dulu bisa punya anak yang pedenya melewati batas]
Papa
Sayang, hari ini Papa ya yang antar kamu kesekolah
Reffa
Heem boyeh syajah Pah
Mama
Telan dulu makanannya, kebiasaan banget
Reffa
*tersenyum kemudian menelan makanannya
Reffa
Boleh saja Pah, memangnya Papa ngga sibuk?
Papa
Ngga ko, Papa lagi pengen aja anterin kamu kesekolah
Reffa
Ohhh... Yaudah bentar ya, aku siap-siap dulu
Reffa pergi ke lantai dua di mana tempat kamarnya berada, karena tidak ingin membuat Papa nya menunggu lama dengan kecepatan milik Minato, Reffa kini sudah siap dengan pakaian sekolahnya.
Papa
Aku berangkat dulu ya
Mama
*mengambil tangan sang Papa kemudian menciumnya
Reffa
*Mengambil tangan sang Mama kemudian menciumnya
Reffa
Reffa pergi dulu Ma, Bye.
Sepanjang perjalanan Reffa hanya diam memperhatikan ke arah luar jendela, terlihat sekali kalau gadis itu sedang dalam mood yang tidak bagus.
Papa
*mengusap puncak kepala Reffa
Papa
Kamu kenapa sayang? Dari tadi Papa perhatiin kamu diem terus.
Papa
Sini, cerita sama Papa, ada apa?
Reffa
*melihat ke arah Papa
Reffa
Haaah... Reffa lagi males kesekolah Pah
Reffa
*menggelembungkan pipinya
Reffa
Masa pacar Reffa kemarin tiba-tiba ngejauh sih! Kan sebell
Papa
Lagian kamu ini masih kecil juga udah pacaran,
Papa
Mungkin cowok kamu lagi ada urusan kali mangkanya menjauh.
Reffa
Ihh Papa masa ada urusan harus ngehindar dari aku sih? Kan bisa bilang dulu gitu ada apa kenapa nya.
Reffa
Terus nih ya, yang paling aku gak nyangka itu pas di tanya dianya cuma bilang kalau aku itu gak kaya cewek lain.
Reffa
*cemberut dan menyilang kan tangan di dada
Papa
Memangnya kamu ini cewek kaya gimana?
Reffa
Masa dia bilang kalau alasannya menghindar itu karena aku jarang mandi sih? Kan aneh.
*berguman
Reffa
Ah, ngga bukan apa-apa
Reffa
*tersenyum meyakinkan
Reffa
Kalo gitu aku masuk dulu ya Pah
Reffa
*mengambil tangan Papa dan menciumnya
Papa
Belajar yang bener
*mengusap puncak kepala Reffa
Reffa melambaikan tangannya sampai mobil putih milik Papa tidak terlihat lagi,
Gadis dengan rambut sebahu itu berjalan memasuki sekolah sesekali dia akan tersenyum membalas sapaan para siswa/siswi di sepanjang lorong yang menyapanya
Reffa
*berbalik dan tersenyum
Bella
Berangkat sama siapa lo tadi? Jangan bilang itu sugar Daddy lo?
Reffa
Gila kamu! Itu tuh Papa aku tahu Huh!
Bella
*tersenyum
Oh Papa yaa?
Reffa
Kenapa sih? Aneh kamu!
Reffa dan Bella berjalan beriringan menuju kelas di lantai 2
Sekolah yang Reffa dan Bella injak ini bernama SMA WISTERIA, ya karena di sekolah ini memiliki sebuah taman wisteria yang luas di bagian barat sekolah
SMA WISTERIA ini merupakan salah satu sekolah paling ternama di ibukota, bukan hanya karena sekolahnya yang indah tetapi juga karena para muridnya pintar-pintar, Pintar berbohong maksudnya.
Bella
Selamat Morning barudak!
Teriakan Bella yang menggelegar layaknya guntur petir yang menyambar membuat para murid di kelas mengalihkan perhatian pada mereka berdua.
Reffa berjalan ke arah kursinya kemudian duduk disana, di susul oleh Bella yang duduk tepat didepannya.
15 menit kemudian bel berbunyi dengan nyaring dan guru pun mulai menjelaskan pelajaran hari ini.
Bu Rika
Selamat pagi anak-anak
Bu Rika
Baik, buka buku halaman 34, kita akan membahas materi yang kemarin
Reffa dan murid lainnya mulai mendengarkan penjelasan dari sang guru di depan, sesekali mereka akan mencoret hal yang penting di kertas.
Bu Rika
Dalam hal ini kita harus--?
Bu Rika
*berjalan ke arah pintu
???
Maaf bu mengganggu aktivitas belajarnya sebentar,
Bu Rika
Tidak apa bu, ada apa ya?
???
Ini *mendorong seseorang, saya hanya mau mengantarkan anak baru
Bu Rika
Oalah terimakasih bu
???
Sama-sama, kalo begitu saya pamit Bu Rika
???
Nah, sekarang kamu masuk
Bu Rika
*berbalik berjalan ke kelas
Bu Rika
Ekhem! Anak-anak mohon perhatiannya sebentar..
Bu Rika
Ini kita kedatangan murid baru, silahkan.
Bunga
Waaah gila tampan banget...
Novi
Betul, mana sikapnya dingin-dingin gitu lagi. Aahh jadi beku hati ini mas
Jeffry
Cih! Apanya yang ganteng
Bella
Re, tuh si Nathan ngeliat ke arah Lo terus*berbisik
Reffa
..... Jangan ngaco kamu Bell
Bella
Dih orang beneran ko, lihat aja sendiri
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!