Langit bergemuruh dan menjatuhkan petir keemasan ke sebuah tubuh yang sudah terkapar lemah di tengah hutan. Anehnya tubuh tersebut tidak hancur dan justru terpulihkan.
“Ugh … sialan.”
“Apa … yang terjadi?”
Pria dengan rambut hitam itu merangkak menuju sebuah gua di depannya, tujuannya yang membuatnya hampir mati berkali-kali. Tempat yang harus dia capai setelah pengorbanan banyak rekannya.
“Akhirnya aku menemukannya … Tears of God!”
Air mata dewa, Artefak terbatas yang menjadi tujuannya. Pria itu menatap air yang lebih biru dan bercahaya, menunjukkan kemurniannya. Air mata mulai mengalir tanpa henti.
“Dengan ini … aku akan bisa mengulang dunia-!”
Sebuah legenda mengatakan tentang air mata dewa yang mampu membuat ulang dunia ini. Mereka yang meminumnya konon bisa pergi ke masa lalu dan mengulang dunia.
“Ini akan menjadi reinkarnasi kedua-ku …”
Pria itu bukanlah penduduk dunia ini. Dia berasal dari bumi dan bereinkarnasi menjadi seorang NPC di dunia novel berjudul The Rise of Hero In Chaostic World.
Dia telah melihat dunia ini sampai volume delapan, tetapi dirinya hanya berhasil bertahan hidup sampai volume lima.
“Andai … aku berhasil mencegah tokoh utama terbunuh... .”
Dunia di dalam novel ini amatlah unik. Tokoh utamanya tidak hanya satu namun ada beberapa dari mereka.
“... Seandainya aku sadar lebih cepat ... bahwa aku bukan tokoh utama—”
“—semua ini tidak akan terjadi. Aku tidak akan … kehilangan segalanya!”
Dia telah melakukan kesalahan dengan terlalu percaya diri sebagai pembaca dan menganggap dirinya pemeran utama. Dia berpikir tahu segalanya sampai lupa menyadari, sedikit perubahan mampu mengubah isi cerita.
“Aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Tidak untuk kedua kalinya!”
“Bajingan itu … kali ini aku akan menghancurkanmu!”
Pria itu meletakkan kedua tangannya ke mata air mata bercahaya dan menatapnya. Semua kenangannya terlintas dalam benaknya segera. Semua kegagalan yang dia ciptakan atas kesombongannya.
Kini dia akan mengulangi semuanya lagi dari awal. Mulai dari ketika dia memasuki tubuh ini, dan saat dia mulai mengubah isi cerita serta menghindari red flag.
“Tidak peduli berapa lama, berapa kali, betapa menyakitkannya! Aku akan mengubah semuanya!”
Orang gagal punya masa depan, orang bermasalah punya kesuksesan.
Dia akan mengulangi dunia dan perlu mendapatkan kembali sesuatu yang sudah dia miliki saat ini. Segala yang dia miliki akan menghilang dan hanya tersisa kenangan.
Dan, musuh yang telah dia kubur dengan susah payah akan kembali bangkit dan perlu dikalahkan sekali lagi.
“Black Parade harus dimusnahkan hingga tak bersisa. Akan ku bereskan dunia yang berisi kekacauan ini. Dan … takkan kubiarkan tokoh utama mati kedua kalinya!”
Dia menenggelamkan dirinya ke mata air yang bercahaya murni. Tekanan air menghantam tubuhnya dan dia kehabisan oksigen.
Hanya ada kegelapan yang ditemukannya dari dasar air. Namun dari dalam kegelapan itu, sesosok manusia mulai muncul dan menghadap ke arahnya, seakan-akan menyelam namun terbalik dan mendekatinya.
Itu adalah cerminan dari dirinya sendiri. Tubuh dari bajingan yang dia rasuki di dunia ini. Sekali lagi dia akan mengulangi dunia dan memperbaiki kesalahannya.
Sosok yang adalah dirinya sendiri menatapnya, dan dia menatap balik. Dua tubuh yang sama saling menatap dan berusaha saling menggapai. Di tengah kegelapan dan kuatnya tekanan air, pantulan dirinya berbicara, suaranya bergema dalam kepala.
•Hapus kesedihanmu dengan membuatnya tidak pernah terjadi.
•Dunia akan diputar ulang untukmu, Arcturus Religia.
Pantulan tubuh Arcturus mengeluarkan cahaya terang dan segera menyelimuti dunia ini sebelum menjadi kegelapan total. Kalimat terakhirnya tidak terdengar dengan jelas.
• Berhati-hatilah— ... ada mereka— ... Pilar of Creation.
***
“Tuan Muda—”
Arcturus merasakan hangat di sekujur tubuhnya, segar seperti berada diantara air hangat di cuaca dingin. Sampai setetes air hangat jatuh tepat ke hidungnya dan Arcturus membuka mata.
Napasnya seketika menjadi berat, dia menutup matanya dengan tangan sebelum melihat melalui celah jarinya.
‘Aku … berhasil? Apa aku berhasil mengulang?’
Pantulan dari wajahnya muncul di air hangat tempatnya berendam. Seorang remaja bermata merah dengan sorot kata yang jahat, dan rambut hitam legam panjang yang khas.
Saat ini dia berada di bak mandi, seperti ketika pertama kali dirinya datang ke dunia ini. Ini sama persis seperti yang diingatnya. Namun hal itu tidak menjamin apakah semuanya kembali seperti semula. Apakah semuanya kembali persis seperti yang tertulis di dalam novel?
“Tuan Muda.”
Suara tua terdengar kembali, Arcturus terkesiap dan menatap pintu di belakangnya.
“Apa kamu baik-baik saja, Tuan Muda?”
“... Mary. Apa itu kau?”
Arcturus segera bangkit dari bak mandi dan berjalan tergesa-gesa menuju pintu. Dia menemukan sosok wanita tua dengan setelan jas pria memandangnya dengan terkejut.
Wanita tua yang rambutnya memutih seutuhnya, mata hitam yang lembut dan keriput wajahnya memudarkan kecantikannya.
“Apa anda baik-baik saja, Tuan Muda?” Mary tersenyum lembut, wajah tua yang Arcturus rindukan.
‘Ah, aku berhasil kembali. Ini Mary yang kukenal, wanita tua yang kurindukan.’
Biasanya ini akan menjadi pertemuan yang mengharukan karena mau bagaimanapun, di dunia sebelumnya Mary telah meninggal.
Arcturus tidak bisa melupakan semua rasa sakit yang dialaminya saat peristiwa mengerikan itu terjadi.
Harusnya Arcturus menangis pada saat ini namun dia tidak melakukannya.
“... Ya, aku baik.” Arcturus segera memeluk Mary dengan erat. “Aku sangat baik-baik saja.”
“Tuan Muda?” Mary terkejut dengan pelukan tiba-tiba Arcturus.
Adanya Mary di sini adalah bukti bahwa Arcturus Religia berhasil mereset dunia ini ke titik nol. Ini adalah garis start untuknya memperbaiki kesalahannya.
Di dunia sebelumnya Mary telah meninggal dengan mengenaskan bersama dengan wilayah Religia. Arcturus tidak akan membiarkan itu terjadi dua kali.
“Apa sekarang anda terangsang terhadap wanita tua, Tuan Muda?” Mary mencibir.
Arcturus melepaskan pelukan dan menemukan dirinya tidak mengenakan apapun di bawah sana. Benda yang dia banggakan akan keagungan dan kebesarannya diperlihatkan pada dunia!
“Aigoo.”
Terlalu senang memang bukan hal yang bagus. Namun Arcturus senang karena batang kejantanannya yang bahkan sanggup membuat tokoh utama terdiam khawatir masih memiliki ukuran yang memuaskan.
***
Arcturus kembali ke kamarnya setelah berpakaian dan memandang pemandangan di luar jendelanya. Wilayah Religia yang damai dan menyejukkan. Ini nyata, Tears of God sungguh membuatnya mereset dunia ini.
“Aku tidak boleh membiarkan pengalaman pahit itu terjadi lagi.”
Arcturus memandang kota dan hutan, sekilas ingatannya muncul. Waktu di mana neraka jatuh ke wilayah Religia yang menyebabkan tempat ini hancur sangat parah.
Itu adalah kesalahan buruk karena dia gagal menghentikan peperangan. Sebelum menjadi Arcturus dan masih tinggal di bumi, dia telah membaca novel tentang dunia ini.
Pada kehidupan sebelumnya dia terlalu terobsesi dan berpikir dirinya adalah tokoh utama. Bagaimana bisa dia menjadi sosok yang sudah ada di dunia ini? Arcturus Religia hanyalah NPC. Tidak ada NPC yang bisa menjadi MC.
The Rise of Hero In Chaostic World, sebuah novel yang istimewa karena hampir seluruh isinya mengandung bencana.
“Ini adalah reinkarnasi kedua dan mungkin terakhir.”
Reinkarnasi pertama adalah saat dirinya yang dari bumi merasuki tubuh Arcturus dan menjadi sombong akan informasi dari novel. Pada akhirnya dia mendapatkan kegagalan besar yang sangat pahit.
Sekarang adalah reinkarnasi keduanya yang tidak diperbolehkan mengalami kegagalan.
‘Aku memiliki informasi novel dan pengalaman kehidupan Arcturus sebelumnya. Jika aku masih saja gagal maka itu bukti diriku benar-benar idiot.’
Tok! Tok!
Pintu diketuk dan terbuka, sosok kepala pelayan bangsawan Religia, Mary muncul dengan sekantung tas penyimpanan spasial bersamanya.
“Saya telah menyiapkan apa yang anda minta, Tuan Muda. Apa yang ingin kamu lakukan dengan semua ini, Tuan Muda?”
Arcturus tidak menjawabnya dan hanya tersenyum tipis.
“Mary, siapkan kuda. Kita akan segera pergi jadi bergegaslah.”
Mary tentu bingung namun dia tidak banyak bertanya dan melakukan perintah dengan profesional.
“Dimengerti. Lalu, haruskah saya menyiapkan pedati dan makanan?”
“Pedati tidak perlu. Siapkan makanan yang cukup untuk dua orang.”
“Saya mengerti. Kalau begitu saya juga akan memberikan laporan kepada Duke.”
Arcturus mengangguk dan membiarkan Mary pergi. Dia puas dengan kinerja kepala pelayan tua itu. Sungguh disayangkan jika dia harus meninggal seperti kehidupan sebelumnya.
“Aku akan mengambil benda itu … sesuatu yang bahkan tidak dijelaskan dalam novel.”
Benda yang Arcturus tidak ketahui sama sekali sampai insiden itu terjadi. Benda yang belum muncul sampai volume ke delapan.
“Aku akan mencabut akar yang menyebabkan wilayah ini hancur.”
Sesuatu yang baru dia ketahui saat dunia bergerak ke arah yang tidak bisa dia pahami. Karena benda itu jugalah wilayah Religia harus hancur.
Sepasang kuda coklat melintasi jalan dengan cepat dan menuju bukit di belakang wilayah Religia.
Arcturus memimpin jalan dengan tas kulit coklat di punggungnya. Dia sedang menuju sebuah tempat di bukit ini, tempat benda itu terkubur.
Sebuah bukit yang terdapat sebuah pohon beringin besar tumbuh, di sanalah tujuan Arcturus. Setibanya di sana dia menatap pohon besar dengan datar.
‘Dikehidupan sebelumnya dan di novel pohon ini satu-satunya yang tak hancur.’
Pohon beringin ini berdiri kokoh bahkan di tengah-tengah neraka. Bahkan jika daunnya terbakar namun cabang dan pohon itu sendiri sangatlah kokoh.
Ada alasan mengapa pohon ini begitu kokoh. Untuk alasan itu jugalah Arcturus menuju tempat ini.
“Mary, keluarkan benda-benda itu.”
“Dimengerti, Tuan Muda.”
Itu adalah alat pengalian yang dikeluarkan Mary. Tidak hanya pacul saja, tetapi juga ada beberapa batu kemerahan.
“Kita akan menggali. Gunakan Redstone untuk menghancurkan tanah keras.”
Akan dibutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk melakukan penggalian. Terutamanya dengan kekuatan sampah tubuh Arcturus Religia ini.
‘Sial, aku perlu melatih tubuh ini.’
Arcturus di kehidupan sebelumnya tidak melatih tubuhnya karena terlalu bangga dengan informasi miliknya.
Berkat hal itu dia menderita ketika perang tiba dan diikuti semua kekacauan lainnya. Setidaknya Arcturus perlu melatih tubuh ini hingga sekuat dirinya sewaktu masih di bumi.
Mereka melakukan penggalian setelah menggunakan satu Redstone untuk menghancurkan tanah. Seperti yang diharapkan, Arcturus tidak berguna dan harus menyerahkan penggalian kepada wanita tua Mary.
Mau bagaimanapun wanita tua itu mantan pembunuh, ada alasan mengapa Arcturus memilihnya dan mempercayainya. Bahkan dari kehidupan sebelumnya, Mary mengabdi sampai akhir hayatnya.
“Tuan Muda, aku menemukan sesuatu. Ini tulang yang besar—”
“Hancurkan saja.”
“Dimengerti.”
Mary segera meledakkan batu lainnya dan membuat tulang besar itu hancur. Jika benar adanya, setelah tulang itu hancur maka Arcturus mendapatkan apa yang diinginkannya.
Dia menemukan Mary tertegun karena menjumpai sesuatu di dalam penggaliannya. Arcturus kemudian tersenyum tipis dan melihat apa yang ditemukan Mary.
“Aku mendapatkannya.”
Benda yang menyebabkan pertumpahan darah habis-habisan hingga menyebabkan hancurnya wilayah Religia.
“Ini sebuah … Dungeon?” Mary terkejut karena hal itu.
“Benda itu terkubur di dalam sana.”
Dungeon, sebuah labirin bawah tanah yang tercipta di Era Dewa yang berlangsung ribuan tahun lalu.
Tempat itu menjadi kuil bagi orang-orang di masa lalu untuk menyimpan peninggalan ataupun pusaka berharga mereka.
Seperti halnya Dungeon dalam banyak kisah di bumi, tempat itu menjadi sarang monster.
“Kita akan masuk.” Arcturus mulai berjalan menuju pintu bawah tanah yang baru saja mereka gali.
“Apa tidak masalah, Tuan Muda? Ini belum terindentifikasi.”
“Tidak ada masalah, aku tahu jalannya.”
Novel tidak menyebutkan keberadaan Dungeon ini sampai Arcturus menjalani kehidupan pertamanya.
Kenangan saat dirinya dan yang lain berlomba-lomba untuk meraih benda di dalam Dungeon ini terlintas. Mau bagaimanapun di tempat inilah dia kehilangan Mary dan beberapa rekan lainnya.
Namun kali ini berbeda, Arcturus tidak akan kehilangan apapun. Dia tidak sedang berlomba dengan para bajingan Black Parade, dan dirinya saat ini tahu betul jalan yang harus ditempuh.
“Bersiaplah bertarung, Mary. Aku akan mendukung punggungmu.”
Arcturus telah meminta Mary untuk menyiapkan panah dan beberapa batu sihir.
Rencananya adalah Arcturus akan mendukung dari belakang sementara Mary menghadapi monster yang datang. Tentu, Arcturus memberikan arahan untuk menghindari tempat-tempat perangkap dan memberitahukan jalan yang harus ditempuh.
Mereka memasuki Dungeon. Tempat yang setinggi sepuluh meter dengan pilar, langit-langit dan lantai dari bebatuan yang berlumut. Tidak ada matahari namun tempat ini tidaklah gelap.
Monster lemah berdatangan seperti yang diharapkan. Ini hannyalah titik awal, semakin dalam mereka masuk maka semakin kuat monster yang ada.
‘Aku berhasil mencapai tempat itu setelah melewati banyak monster kuat. Jika bukan karena tokoh utama bersamaku, mustahil mencapainya.’
Namun bajingan Black Parade saat itu lebih diuntungkan karena memiliki peri kecil bersamanya. Mereka menemukan jalan pintas yang langsung menuju ruangan itu.
Arcturus tiba di tempat yang lebih luas di mana ada dua jalan mengarah kiri dan kanan. Dua jalan itu memiliki patung ksatria setinggi empat meter dengan pedang.
‘Di kehidupan sebelumnya aku mengambil jalan bagian kiri untuk menghindari konfrontasi dengan bajingan itu.’
Saat itu Black Parade mengambil jalur kanan. Tidak mungkin Arcturus mencoba mengikuti mereka karena para bajingan itu menggiring monster.
Namun pada kenyataannya itu hannyalah tipuan. Mereka sama sekali tidak melewati salah satu dari gerbang ini.
Arcturus berjalan menuju tengah ruangan dan terus melangkah hingga mencapai dinding kemudian menyentuhnya.
“Tuan Muda …” Mary memanggil namun Arcturus mengabaikannya.
Jalan sebenarnya ada di tempat yang tersembunyi. Ini adalah Dungeon yang sangat luas, bahkan Arcturus tidak tahu apa saja yang ada di dalamnya.
Namun untuk saat ini mendapatkan benda itu lebih penting. Persetan dengan menjelajahi keseluruhan tempat ini.
Arcturus merentangkan kedua tangannya dan berbicara dengan keras.
“Lessar buka pintu!”
"Baik, Tuan.”
Dinding mulai bergeser dan jalan yang tidak pernah terungkap akhirnya muncul di depan mereka. Mary menyaksikan itu dengan tidak percaya, tatapannya tertuju curiga kepada Arcturu, namun dia tidak mengatakan apa-apa dan diam-diam mengikuti Arcturus di belakang.
Lorong gelap sejauh mata memandang. Biasanya orang akan berhati-hati saat berjalan di tempat seperti ini namun Arcturus melakukannya sesantai bernapas.
‘Apa Tuan Muda tahu juga tentang tempat ini? Aku pikir dia bukan orang seperti itu.’
Mary sangat mengenal pria di depannya, lagipula dia telah menjaga Tuan Muda ini sejak masih menggunakan popok.
Dia menyaksikan bagaimana pemuda ini besar dan menjadi bajingan ketimbang bangsawan terhormat.
Arcturus Religia, tuan muda bangsawan yang malang dan kekurangan cinta dari ibunya. Dia terkenal sebagai sampah yang meniduri banyak wanita dan menghabiskan waktunya dengan mabuk-mabukan.
Mary tahu betul bahwa Arcturus bersikap seperti itu agar diperhatikan, bocah ini ingin mendapatkan perhatian orang dan mencari kasih sayang melalui banyak wanita.
Namun pada akhirnya itu bukan sesuatu yang bisa dengan mudah dia dapatkan.
“Kita sampai. Inilah tujuan kita.”
Mary memandang ke depan, terdapat sesuatu yang melayang-layang di udara dan bermandikan cahaya matahari dari langit-langit, juga cahaya kebiruan dari bawahnya.
Hampir seperti benda itu menjadi pusat pertemuan dua cahaya berbeda.
Itu pemandangan menakjubkan, ditambah dengan beberapa patung pendeta mengangkat tangannya seakan berharap benda itu jatuh di tangannya. Tidak, atau lebih tepatnya mereka memujanya melihat wajah patung itu tampak penuh suka cita?
Apapun itu Mary bisa meyakini sesuatu tentang ini. Dia yakin bahwa sesuatu sekuat ini hanya ada satu jawabannya.
“Apa ini … Artefak?”
Artefak adalah benda-benda spesial yang memiliki kekuatan dahsyat. Pada penjelasan novel Artefak adalah benda-benda yang dibuat Demi-God pada Era Dewa.
Untuk beberapa alasan Artefak menjadi langka dan sangat sulit ditemukan meski pada kisahnya itu banyak ditemukan di Era Dewa.
Ada banyak pertanyaan tentang Era Dewa, termasuk kelompok yang menciptakan Artefak. Bahkan dengan informasi dari novel dan kehidupan pertamanya, Arcturus belum menemukan jawabannya.
‘Berkat novel dan kehidupan pertama aku mengetahui keberadaan beberapa kekuatan termasuk Artefak. Untuk kali ini tidak akan ada satupun yang akan kulepaskan.’
Pada kehidupan pertama Arcturus hanya terpaku membangun organisasinya sendiri dan menarik tokoh utama ke sisinya. Dia berpikir tidak masalah membiarkan kekuatan itu dimiliki orang lain seperti di dalam novel. Namun pada putaran kedua ini dia tidak akan melakukan kesalahan itu.
Butuh perjuangan dan pengorbanan baginya mendapatkan Tears of God. Arcturus tidak boleh menyia-nyiakan regresi ini. Jika dia gagal lagi lantas apa gunanya regresi ini?
Dia tidak akan bisa mengulang karena belum tentu Tears of God itu masih ada sekarang. Saat ini, tepat di depannya adalah Artefak yang menyebabkan benua timur ini mengalami perang dan wilayah Religia harus hancur.
“Apa kamu tahu tentang Artefak ini, Mary?”
Arcturus memandanginya dengan wajah cerah. Ini adalah Artefak yang diperebutkan pada kehidupan pertamanya. Dan, dia berhasil mendapatkannya jauh sebelum para bajingan itu datang.
“Saya tidak pernah mendengar Artefak berbentuk seperti ini.”
Itu Artefak berwujud bola biru yang berputar-putar dan bermandikan cahaya. Mary bisa merasakan bahayanya benda itu namun aneh bahwa tidak ada Mana yang bisa dia rasakan.
Biasanya Artefak akan dipenuhi oleh Mana mengerikan di dalamnya. Namun ini benar-benar tidak ada, jika bukan karena getaran mengerikan yang dirasakan Mary, dia akan menganggap itu batu biasa.
“Itu karena Artefak ini spesial dan berbeda dari yang lainnya.”
Artefak adalah benda yang berisi kekuatan luar biasa. Biasanya akan berbentuk sebagai jimat, pedang maupun wujud seperti potion.
“Benda ini tidak mengandung Mana yang biasa kita sebagai manusia gunakan.”
Mana adalah energi yang dikeluarkan oleh alam, langit dan bumi. Segala sesuatu yang tidak mengandung Mana bisa diartikan tersebut dari sesuatu yang misterius ataupun tidak memiliki hubungan dengan dunia.
“Ini bukan sesuatu yang seharusnya ada di dunia ini. Bukan bagian dari dunia ini sama sekali.”
Arcturus mengangguk-anggukkan kepalanya seakan menyetujui bahwa Artefak di depannya tidak berasal dari dunia ini.
“Aku tidak yakin dengan namanya namun kita bisa menyebutnya, Antimateri.”
Di bumi Antimateri adalah partikel yang mampu menghasilkan energi besar. Arcturus menyebutkan benda ini demikian karena berwarna bola biru yang bercahaya.
“Tuan Muda.”
Arcturus mengerutkan keningnya. Dia tidak percaya dengan apa yang dilakukan Mary.
“... Apa kamu berencana mengambil ini sendirian? Aku tidak menyangka kamu orang yang tamak seperti ini, Mary.”
Apa sesuatu berubah saat dia melakukan regresi? Tidak, Arcturus belum melakukan hal besar apapun. Mustahil bahwa segalanya menjadi berbeda seperti ini.
Mary bukanlah orang yang materialistis, itu alasan dia membawanya ke sini. Arcturus percaya bahwa Mary tidak akan melakukan hal-hal seperti yang dilakukannya saat ini yakni menodongkan pisau ke leher Arcturus.
“Benar dan juga salah. Aku tidak tertarik dengan hal-hal seperti ini, tetapi terkadang ada waktu aku harus menjadi materialistis.”
“Apa yang kamu inginkan?”
“Kepastian.”
“... Hah?”
Arcturus tidak mengerti mengapa Mary meminta kepastian. Lagipula kepastian untuk apa? Mustahil wanita ini meminta kepastian apakah Arcturus ingin menikahinya atau tidak, kan? Bahkan monyet tidak tertarik dengan yang tua.
“Aku ingin kepastian apakah kamu benar-benar Arcturus atau bukan. Ini tidak seperti Arcturus yang aku kenal.”
Jadi itu masalahnya. Arcturus memahaminya segera. Tentu itu karena Arcturus bersikap seperti kehidupan sebelumnya. Dia lupa bahwa ini kehidupan baru, Mary tentu akan terkejut dengan tindakan Arcturus saat ini.
“Apa yang kamu bicarakan? Aku benar-benar Arcturus—”
“Aku telah bersamanya mulai dari membersihkan popok hingga mencegah wanita yang ditidurinya hamil. Kamu tidak akan bisa menipuku!”
Mary mendekatkan bilah pisaunya ke leher Arcturus dan hanya berjarak beberapa milimeter saja.
“Katakan sejujurnya, di mana Tuan Muda?!”
Tuan Muda yang dia kenal akan berkeliaran untuk mencari gadis dan alkohol. Bersikap buruk dan memiliki nada bicara keras serta tidak sopan.
Namun saat pagi ini itu semua menghilang seakan-akan sikapnya selama ini hanya khayalannya belaka. Dia tidak mencari alkohol, wanita ataupun berbicara kasar. Itu berbeda dari Tuan Muda yang dia kenal.
“Aku tidak tahu.”
Arcturus tidak tahu bagaimana harus mengatakannya. Di satu sisi dirinya Arcturus namun di sisi lain juga bukan.
Tubuhnya adalah Arcturus, tetapi jiwa yang mendiami tubuhnya berbeda. Jawaban apa yang tepat untuk mengatakannya?
“Bisa dibilang aku mendapat pencerahan dan berpikir bahwa aku harus bersikap lebih dewasa.”
Arcturus yang asli adalah remaja dengan sikap seperti anak kecil. Pada novelnya dia hanyalah seorang NPC yang menyedihkan dan menjadi kacung tokoh utama.
Namun saat dia mengambil alih tubuhnya, Arcturus mengubah nasih yang tertulis di dalam buku, dan kali ini adalah putaran kedua untuknya.
“Aku tetaplah aku, Mary. Meski aku bukanlah diriku sendiri.”
Jawaban yang ambigu. Di satu sisi dirinya tetap Arcturus namun juga bukan.
Namun Mary itu cerdas, setidaknya dia memahami maksudnya.
“Kamu tetap Tuan Muda Arcturus, tetapi kamu juga bukan Tuan Muda yang aku kenal. Bisa aku simpulkan bahwa kamu tidak bisa menjelaskan alasannya, Tuan Muda?”
“Ya. Tidak untuk sekarang.”
Sekarang tidak bisa. Arcturus hanya bisa menjelaskannya saat dia telah meraih kembali semua yang dia miliki pada kehidupan sebelumnya.
Rekan, uang, koneksi, dukungan dan kekuatan. Arcturus perlu meraih setidaknya dua dari empat hal itu. Sebagai bangsawan dia tentu punya uang namun itu tidak cukup untuk hal besar ke depannya.
Mary menjauhkan pisaunya dan melangkah mundur sebelum memberikan hormat tulus.
“Maaf atas kelancangan ini, Tuan Muda. Saya siap menerima hukuman apapun atas ketidaksopanan ini.”
Arcturus berbalik dan mengusap lehernya. Sedetik sebelumnya dia berpikir itu akan terlepas dari tubuhnya dan regresi ini menjadi sia-sia.
“Tidak masalah. Itu adalah bukti tentang betapa besar pengabdianmu untukku.”
Mary dan Arcturus sama-sama tersenyum sebagai tuan dan pelayan sebelum mengambil Antimateri.
“Bisakah saya menanyakan beberapa hal?” Mary bertanya saat memandang Arcturus yang berniat mengambil Artefak.
Arcturus menoleh dan mengangkat alis,“Apa?”
“Bagaimana anda tahu tentang keberadaan Artefak?”
Arcturus sedikit berpikir dan menyentuh dagu dengan jarinya sebelum tersenyum misterius.
“Aku hanya melihatnya saja.”
Mary bingung dan tidak mengerti namun dia tidak berusaha mengejar topik. Entah bagaimana Mary merasa hanya akan ada hal membingungkan jika dia menggali lebih dalam.
Lagipula Mary tidak benar-benar peduli tentang itu selama Tuan Muda di depannya tetaplah orang yang sama.
Arcturus tentu tidak tahu apa yang dipikirkan Mary. Dia hanya dimabuk dengan pikiran sendiri bahwa dirinya akan menjadikan Arcturus sebagai NPC yang sangat penting seperti halnya tokoh utama.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!