Malam dipenuhi dengan hujan deras terdapat mobil melaju dengan kencang menembus hujan.Disalab satu mobil terdapat seorang pemuda juga gadis berusia 13 tahun . Mobil yang mengejar mereka berkali kali menghantam body samping mobil . Pemuda itu dengan cekatan menghindari nya .
Dor ....
Sebuah peluru diluncurkan dari salah satu mobil yang mengejar mereka . Gadis kecil yang berada di mobil itu ketakutan . Tapi dari sorot matanya yang tajam . Ada keberanian yang luar biasa .
Dor ....
" Aagrrhh ...."Teriak gadis itu dengan menutup telinga nya .
" Xera ... tutup telinga dan mata mu..... Jangan lihat keluar ..menunduk ..." Teriak pemuda yang berada dikursi kemudi .
" Kak ...aku baik baik saja ..." Jawab Xera dengan suara bergetar .
Kejadian ini bukan lah pertama kali nya terjadi pada mereka .Hingga gadis itu sudah terbiasa,apa lagi selama ini dia didik untuk bisa menjaga dirinya dari musuh sang ayah .
"Kakak tahu ...tapi kali ini mereka mengincar Kakak ... bukan kamu .." Ucap Erik dengan wajah muram .Pemuda itu baru saja kembali setelah berada di London untuk menempuh pendidikan nya . Rencana nya saat ini mereka akan pergi ke villa milik keluarga Subastian untuk berlibur .
" Tenang saja ...anak buah Daddy akan segara datang . Mereka pasti bisa menemukan kita ." Ungkap gadis kecil itu dengan penuh keyakinan .
" Kakak...tahu jadi tetap lah menunduk ." Sahut Erik dengan senyum menawan . Pemuda itu sangat kagum dengan keberanian yang dimiliki gadis kecil . Yang menjadi semangat nya selama ini .
Tak lama terdengar deru mobil dan motor yang berdatangan dari arah depan . Pemuda itu menghela nafas lega melihat bala bantuan yang datang . Dia menghentikan mobil begitu juga dengan mobil yang berada didepannya .
" Al...bawa Xera pergi dulu aku akan mengurus mereka ." Ucap Erik kepada pemuda yang baru saja datang .
" Tapi ..itu sangat bahaya Rik bisakah kau pergi bersama dengan kami .?" Tanya Alden dengan gusar .
" Sudah jangan mengeluh bawa pergi princess .Mereka mengincar ku jadi selama tidak bersama dengan ku kalian akan selamat ." Seru Erik sebelum kembali masuk kedalam mobil dan melaju pergi .
Alden membawa Xaviera masuk kedalam mobil nya . Diikuti pengawal yang menjaga nona muda mereka saat ini . Alden tidak punya pilihan lain selain menuruti sahabat itu .
" Xera ayo .... semua orang menunggu kita . Percaya Erik akan kembali dengan selamat." Ucap Alden menyakinkan Xera . Yang masih engan meninggalkan tempat itu .
Tak lama terdengar suara tembakan yang bersahut dari arah dimana Erik pergi .Sedang Alden membawa Xaviera melewati jalan lain .Tapi gadis kecil itu masih bisa melihat adanya beberapa mobil yang terguling guling . Juga percikan api yang dihasilkan oleh adu tembakan.
" Abang ....kakak akan kembali kan .?" Tanya Xera dengan lirih .
" Yaeh tentu ....saja ." Jawab Alden dengan menutup mata sejenak .Dia tahu siapa yang saat ini menyerang sahabat nya itu.Dia sebenarnya juga tidak yakin jika sahabatnya itu bisa kembali tanpa luka ."Sudah sekarang kita harus kembali terlebih dulu . Jika kita berada disana itu hanya akan menyusahkan Erik ." Lanjut Alden mencoba untuk tetap tenang. Meksi hati kecil nya juga ketakutan dengan apa yang akan terjadi . Apa lagi malam sebelumnya Erik telah mengatakan jika dia akan kembali merebut hak milik nya. Setelah kematian nenek Alma setahun yang lalu .
Ditempat pertempuran Erik saat ini dalam keadaan yang tidak baik .Keadaan sangat kacau balau terdapat beberapa orang terjatuh dengan bersimbah darah . Terlihat seorang pemuda yang sedang bersembunyi diantara puing puing mobil . Yang terlah hancur berangakat sedang mengatur nafas . Mencoba menahan rasa sakit yang ada ditubuhnya .
Melihat sekeliling pengawal yang dari awal mengikuti nya juga terlihat tak jauh berbeda dengan nya . Meski mereka orang pilihan Xavier tapi untuk menghadapi para mafia itu masih cukup beruntung . Untuk bertahan sesaat ,Tak lama terdengar suara tembakan yang kembali meletus .
Dor ...dor ..dor....
" Bos Erik kau masih hidup ..." teriak orang yang baru saja datang . Erik tersenyum menghela nafas lega setelah tahu siapa yang datang .
" Yaeh ...aku masih bisa bernafas ." Sahut Erik keluar dari persembunyiannya .
" Hah ...syukur lah jika tidak bis besar akan mengamuk ." Gumam pria yang baru datang dengan membawa sebuah senapan Laras panjang .
" Baik lah ...ayo bereskan mereka dengan cepat ..." Sahut yang lain dengan semangat yang membara .
" Kau benar habisi mereka dengan cepat agar aku bisa tidur dengan cepat . "Jawab Pria yang terlihat malas .Ditangan nya terdapat sebuah belati yang tajam . Dengan gerakan begitu cepat pria itu dengan mudah melumpuhkan musuh .
Sssrttt.....
" ARRGHH...." terdengar teriak musuh yang terjatuh . Mata nya melotot saat dengan tangan menyentuh lehernya . Dengan tidak terima dia memandang pria yang telah membunuh nya .
" Sialan .... bunuh mereka ...semua yang menghalangi jalan kita ." teriak pemimpin musuh dengan geram.Sedangkan untuk para asassin yang datang hanya tersenyum ringan . Mereka bergerak dengan cepat untuk menjatuhkan musuh. Apa lagi mereka yang datang saat ini adalah orang pilihan Zero yang senagaja disiapkan untuk keluarga Subastian .
" Dor ... dor.....
" Lindungi aku ...selama kita bisa membunuh nya kita sudah selesai dengan misi kita . " Bisik pemimpin musuh kepada anak buahnya.
" Baik....pergi lah aku akan menahan mereka ." Sahut anak buahnya dengan cepat .Saat melihat teman teman yang saat ini telah berjatuhan . Pemimpin musuh berpikir jika mereka bisa membunuh Erik yang sudah terluka . tapi tanpa dia sadari jika dirinya sama saja sedang mengantar nyawa nya .
" Sepertinya kalian tidak tahu ... bagaimana musuh kalian saat ini ." Gumam Erik dengan seringai kejam .Pemuda itu tersenyum miring mengeluarkan sebuah belati kecil yang telah dia lumuri dengan racun .
Ting ....
Belati beradu dengan cepat Erik memutar tubuhnya .Melayangkan tendangan yang tepat mengenai dada musuh .
" Arrghh .... Bedeb4h " Seru musuh dengan mengerang kesakitan . Erik tidak mempedulikan nya dengan cepat dia menggoreskan belati beracunnya .
"Arrghh....," Teriakan pemimpin musuh terdengar pilu .Anak buahnya yang tersisa menoleh dengan rasa panik . Saat melihat tangan yang tergores oleh belati kecil itu kini telah melepuh terkorosi .
" Jangan biarkan mereka lari bunuh semua nya ... jika mereka melawan . Yang masih hidup bawa kemarkas ." Perintah Erik kepada para Assassin.
"Biak ..." jawab mereka dengan serempak. Mereka bergerak melumpuhkan musuh dengan cepat .Tanpa harus lama menuggu lama mereka sudah selesai . Mereka menatap Erik yang saat ini sudah acak acakan . Dengan banyak nya luka yang terdapat ditubuhnya . Juga terlihat adanya peluru yang bersarang disalah satu bahunya .
" Semua sudah selesai ...sebaiknya kau segera pergi mencari dokter .Untuk merawat tubuh mu yang terluka." Ucap Bondan dengan miris melihat keadaan Erik saat ini .
" Eemm ...bantu aku paman.jangah biarkan Xera tahu keadaan ku saat ini ." Jawab Erik dengan pelan . Tubuhnya saat ini sangat lemah akibat terlalu banyak luka yang mengeluarkan darah .
" Ayo .... " Bondan memapah Erik yang sudah dalam keadaan lemah . Pemuda itu hanya diam saja memejamkan mata nya untuk menahan rasa sakit nya .
Kali ini tujuan mereka adalah rumah sakit milik keluarga Subastian. Dokter Andre lah yang akan mengambil alih tugas . Untuk menyelamatkan Erik saat ini,Yang kehilangan banyak darah . Dengan darah Erik yang cukup langka sehingga kepanikan terjadi .
" Dokter golongan darah pasien Rh- . Apa yang harus kita lakukan saat ini . Kita tidak memiliki golongan darah yang sama .?" Tanya Suster yang bertugas dengan panik .
"Beritahu keluarga pasien ....mereka yang akan mencari kan nya . Hubungi pihak bank darah khusus milik Subastian . mungkin saja mereka sudah menyediakan nya disana ." Jawab Andre dengan wajah kusut . Jika dia gagal bisa bisa tuan Subastian itu akan murka . Apa lagi dia tahu siapa pemuda yang saat ini sedang terbaring lemah . Dengan nyawa yang sudah diambang Kematian .
"Baik dok..." Sahut Suster dan bergegas pergi untuk menemui orang yang membawa pasien .
" Keluarga pasien ...." Teriak suster mengejutkan Bondan yang sedang memberi kabar Zero .
" Yeah .... bagaimana keadaan nya saat ini ?" Tanya Bondan dengan cemas .
" Pasien ...dalam keadaan kritis .Saat ini kami butuh golongan darah dengan Rh- .Apa ada keluarga yang memiliki golongan darah yang sama .?" Tanya Suster .
"Tidak ...." Sahut Bondan dengan lemas "Kami akan berusaha mencari nya sekarang juga .Tolong selamatkan keponakan saya sus .." Lanjut Bondan . Pria itu larut memikirkan siapa yang bisa menolong saat ini . Dari kejauhan terdapat beberapa orang datang membawa sebuah kotak . Bondan menoleh melihat Anton datang membawa kotak itu .
" Gunakan ini ....kami telah menyediakan nya ." Ucap Anton menyodorkan kotak yang berisi beberapa kantong darah.
" Syukur lah ..kami akan berusaha untuk menyelamatkan . Kalian berdoa saja semoga pasien bisa melewati masa kritis nya ." Jawab Suster itu sebelum berlalu meninggalkan para pria yang tengah menatap pintu yang kembali tertutup .
" Untuk saja anda cepat datang tuan ...." Bondan berkata dengan menghela nafas lega .
" Emmm ... untung saja bos Xavier telah menyiapkan ini sejak lama. Setelah tahu jika Erik memiliki darah langka ." Sahut Anton menyadarkan punggung nya dikursi. Setelah itu hanya keheningan yang melanda kedua nya . Menanti kabar terbaru tentang keadaan Erik saat ini.
Di kediaman Subastian xaviera menangis dengan tersedu sedu . Setelah mendengar kabar bahwa Erik dalam keadaan kritis . Gadis itu merasa bersalah kerena meninggalkan Erik sendirian .
"Ayo lah ..Xera jangan menangis terus ..lebih baik sekarang ambil wudhu .Sholat kita doa kan semoga kak Erik bisa selamat ."Alisha berkata dengan suara cempreng nya.
" Hiks ... aku tahu ...tapi ...tapi ..." Xera malah terisak kecil . Sedang Xaviero yang menatap Kakaknya hanya mendengus .
" Apa dengan menangis kak Erik bisa selamat." Ucap Xaviero dengan wajah penuh dengan tekanan .
" Eros ...bisa tidak jangan buat Kakak semakin sedih ." Seru Xera dengan mata sembab .
" Sudah lah ...." Sahut Eros sambil berbalik badan meninggalkan sang kakak. anak itu berjalan menuju orang tua nya . Yang juga terlihat tak berdaya menghadapi kakaknya .
"Huh ... biarkan saja kakak mu ..ada Alisha yang akan menjaga nya." Ucap Xavier mencoba untuk menenangkan putra bungsu nya itu .
" Emmm..." Jawab Xaviero lalu kembali duduk sambil membaca buku . Ayesha hanya bisa menggelengkan kepala nya melihat putra nya itu . Disaat seperti ini masih bisa membaca buku dengan santai nya .
"Sudah ....jangan diambil pusing . Dia tahu apa yang harus dia lakukan . Dengan begitu dia bisa belajar dengan tenang . " Xavier berkata sambil mengusap lembut punggung sang istri .
" Hah....yah seperti aku terlalu khawatir saja . Semoga putra sulung kita baik baik saja ." Jawab Ayesha dengan lirih .Mereka sampai saat ini belum bisa datang kerumah sakit . Hanya anton yang berada disana demi menghindari media . Apa lagi jika kabar keadaan Erik saat ini terendus media itu akan menimbulkan masalah baru lagi .
Mereka tinggal di negara yang memiliki hukum yang rawan . Jadi mereka tidak bisa dengan seenak nya bertindak . apa lagi saat ini musuh mereka saat ini adalah para mafia .
" Apa kita bisa pergi kerumah sakit sekarang ...?" Tanya Ay dengan raut wajah cemas .
" Tidak jangan sekarang semua orang tengah mengawasi kita saat ini . Jangan sampai keadaan Erik diketahui oleh musuh yang masih mengintai diluar sana . Kita doakan saja itu lebih saat ini . Erik hanya butuh doa kita ." Ungkap Xavier dengan tegas . Pria itu tahu betul apa yang sedang dirasakan oleh sang istri . Saat ini tapi mau bagaimana mana lagi ini semua Juga demi keselamatan mereka .
" Eemm... aku tahu ." Lirih Ay memeluk tubuh kekar suaminya . Meski saat ini usia mereka sudah tidak muda lagi . Tapi tubuh kekar Xavier masih mampu menghipnotis para kaum hawa .
Kedua nya saat ini terlihat sedang duduk menunggu kabar dari Anton . Disana juga ada Zahra dan Alden kalah cemasnya dengan yang lain . Apa lagi Alden yang diselimuti rasa bersalah yang sama dengan Xera .
" Seharus aku tidak pergi meninggalkan mu begitu saja ." Gumam Alden dengan lirih .
"Sudah lah bang ...kalau kau tidak pergi yang berada diruang operasi bukan hanya Erik tapi juga kamu dan Xera .Dan pastinya Erik akan semakin bersalah tidak bisa menjaga mu dan Xera ." Zahra mencoba untuk menenangkan putranya . Yang sedari tadi hanya menunduk dan bersedih .
" Aku tahu ma ...mereka bukan lah lawan yang bisa aku hadapi . " Jawab Alden dengan lirih . mata pemuda itu memerah menahan tangis .
" Kemari lah dan menangis mama tahu kau begitu menghawatirkan Erik . Mama akan selalu menjadi tempat keluh kesah mu . Doakan Erik hanya itu yang bisa kita lakukan . " Zahra berkata dengan lembut . Untuk mencoba untuk memberi nasehat kepada putra .
" Eemm ...." Sahut Alden setelah itu meletakkan kepada nya dipangkuan Zahra . Pemuda itu menangis tanpa suara . Dalam hatinya dia bersumpah untuk bisa menjaga keluarga nya .
" Seandainya selama ini dia tidak malas untuk berlatih bersama dengan papa nya . Mungkin dia tidak akan menjadi beban untuk Erik . "Batin Alden menjerit dengan Kenyataan yang ada . Selama ini dia tidak menyangka jika musuh Erik akan datang secepat ini setelah bertahun tahun . mereka hidup cukup tenang hanya ada beberapa orang saingan bisnis Subastian gruop . Yang menjadi momok yang tak berarti . Tapi kali yang mereka hadapi orang orang profesional .Dan tidak akan tangung tangung dalam membunuh musuh .
Di rumah sakit operasi berjalan cukup lancar ,Apa lagi peluru yang berada di bahu Erik . Bukan berada ditempat yang vital sehingga bisa diatasi dengan mudah .
" Syukurlah .... pasien saat ini sudah melewati masa kritis nya . " Ucap Andre dengan menghela nafas lega.
" Anda benar dok.... untung nya keluarga sangat sigap . Untuk mencari donor darah sehingga nyawa pasien bisa tertolong ." Sahut salah satu rekan kerja Andre .
"Kamu benar ...ayo kita keluar aku yakin sudah banyak yang menanti kabar dari kita semua ." Ajak Andre . Dengan wajah yang terlihat kusut kerena kelelahan .
Melihat Andre yang telah keluar Anton langsung berdiri . Untuk bertanya kepada sahabat nya itu .
" Bagaimana keadaan nya saat ini ..?" tanya Anton dengan panik .
" Tidak perlu panik saat ini Erik sedang tidur . kemungkinan besok dia bisa sadar . Sebentar lagi akan dipindahkan keruang rawat . Kerena darah yang kau bawa bisa menyelamatkan nyawa nya saat ini .Huh ...apa mungkin bocah itu punya banyak nyawa . " Jawab Andre dengan nada kesal..Pasal nya ini bukan pertama kali nya Erik dibawa kerumah sakit dengan keadaan terluka . Tapi memang baru kali ini bocah itu terluka parah .Hingga membutuhkan transfusi darah .
" Syukur lah ... ini kabar yang menggembirakan saat ini. Terima kasih atas bantuan nya . Tolong jangan sampai ada yang tahu tentang ini. Jika bocor kami saja tidak bisa menjamin keselamatan rumah sakit .Untuk yang lainnya aku jelas nanti saja .Aku akan memberi kabar kepada bos besar dulu ." Anton berkata dengan cepat . Tidak ingin jika Andre membantah perkataan nya saat ini.
Anton segera menghubungi Xavier memberikan kabar jika Erik telah berhasil melawati masa sulit nya saat ini . Setelah menerima kabar dari Anton. Para penghuni mansion Subastian bernafas lega. Bagaimana pun Erik juga bagian dari mereka . Selama ini mereka sudah berhutang banyak kepala Erik .
" Alhamdulillah .... Allah masih mendengarkan doa kami semua . " Ucap Ay dengan mata berkaca kaca . Wanita dengan dua anak itu segera menuju kamar sang putri yang masih menangis sejak kembali .
Cklek....
"Sayang sudah jangan menangis terus sekarang cuci muka mu . Agar lebih segar kak Erik telah berhasil melewati masa kritis nya . Sekarang ayo tidur lihat Alisha saja sudah tertidur ." Ay berkata dengan lembut.
" Mom...tidak sedang membohongi ku kan ..?" Xera mendongak kan kepala nya bertanya dengan mata merah kerena terlalu lama menangis .
" Tidak ...papa Anton baru saja menghubungi Daddy. Jadi sekarang cepat tidur,besok kita kerumah sakit untuk melihat kakak ." Ucap Ay dengan lembut . Memberi pengertian kepada putrinya.
"Eemm... " Jawab Xera langsung turun dari ranjang menuju kamar mandi yang ada dikamar nya . Untuk membersihkan muka nya setelah itu baru aku tidur .
Ayesha keluar dari kamar sang putri yang sudah terlelap . Menatap sang suami yang sudah menunggu nya didepan kamar putrinya .
" Ayo kita juga butuh istirahat ...ini sudah sangat larut ." Ajak Xavier kepada Ay.Wanita itu menurut keinginan sang suami memang malam sudah larut . Sehingga mansion kini sangat hening . Hanya ada para penjaga yang berjaga secara bergilir . Untuk memastikan keamanan dari sang tuan rumah yang terlelap .
Hingga keesokan harinya mata hari sudah cukup terang . Membangun kan gadis kecik dari tidur nya yang lelap. Setelah lelah menangis semalaman .
"Aahh ...aku terlambat ... kenapa Alisha tidak membangunkan ku .Awas saja kalau dia berani meninggalkan ku ." gerutu Xera saat dia sendiri didalam kamar nya . Gadis itu kembali ceria seakan sudah lupa jika semalam dia habis menangis . Baru saat dia pergi mandi dan menatap bayangan di cermin . Besar yang ada didepan westafel baru menyadari jika mata nya sangat mengerihkan saat ini . Mata bengkak dengan lingkar mata hitam disekitar mata indahnya .
" Kenapa wajah ku sejelek ini .... apa yang terjadi semalam ." Gumam Xera berpikir keras . Saat dirinya mengingat apa yang terjadi gadis itu segera mandi dengan terburu buru .
"Ooo tidak....jangan bilang semua orang telah pergi kerumah sakit saat ini ." Teriak Xera dengan keras .
" Bibi .... bantu cepat...dimana mom dan yang lainnya saat ini ." Xera berteriak sambil membuka pintu kamar nya . Para pelayan yang melihat nona muda nya hanya menggelengkan kepala nya .Mereka semua tahu jika Xera sangat mudah panik . Jadi ini sudah menjadi hal biasa . Sehingga setiap pagi akan ada pelayan yang menunggu teriakan Xera memanggil mereka .
" Nona saat ini mereka sedang sarapan kerena semalam nona tidur cukup larut malam .sehingga nyonya melarang kami membangun kan anda . " Jawab Bibi yang berjaga didepan pintu.
"Huh...untung lah aku tidak ditinggal kerumah sakit. " Gumam Xera berbalik masuk kamar diikuti oleh bibi. Siapa yang tidak merasa gemas dengan tingkah laku yang diperlihatkan oleh Xera saat ini . Gadis itu turun dari kamar setelah siap untuk bertemu dengan Erik.
Betapa terkejut dirinya saat turun ternyata bukan hanya orang tuanya saja yang sedang sarapan . Tetapi juga ada Sang papi yang datang .
" Papi .... kapan datang ...?" tanya Xera dengan wajah memerah kerena malu . Apa lagi semua nya sudah berkumpul sedang dirinya baru bangun .
" Papi baru datang ...kemari lah nanti ikut papi untuk melihat keadaan kakak ." Jawab Zero dengan senyum lebar . Keponakan perempuan nya yang satu ini benar benar manja . Tapi juga memiliki keteguhan hati yang kuat. Meski manja saat bersama dengan keluarga nya bukan berarti dia juga manja diluar sana.
" Eemm ... itu salah ku jika saja aku bisa membantu semalam." Lirih nya dengan menundukkan kepala .
" Bodoh ..jika kamu tetap berada disana semalam Erik tidak bisa melawan musuh ." Jelas Zero dengan mengusap lembut kepala keponakan nya itu ." Jadi jangan bersedih terus ,lagi pula paman yang lainnya telah datang menolong. " Lanjut nya dengan lembut.
" Apa yang dikatakan papi mu benar ...sekarang tersenyum . Dengan begitu Erik akan bisa sembuh dengan cepat . Tadi papa sudah pulang dan memberi tahu jika saat ini Erik sudah sadar ." Xavier ikut membantu Zero untuk menenangkan putri nya .
🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!