(Dua episode awal novel ini bisa dibaca, bisa juga di skip. Karena dua episode awal ini hanya berisi tentang penjelasan detail tentang Dunia Ghullian. Jadi buat yang mau skip tentang sejarah Ghullian, bisa langsung baca episode ke 3 aja ya.. happy reading..)
***
Alkisah jauh di sisi Barat pinggiran dataran desa Jati, terdapat hutan rimba yang tak terjamah oleh tangan manusia. Hutan itu bernama hutan Ghul.
Hutan Ghul sisi luarnya ditumbuhi oleh pepohonan Akash setinggi 35-40 meter. Dengan ranting-ranting panjang dan meliuk-liuk hingga ke tanah, membuat orang-orang kesulitan untuk bisa masuk ke dalam hutan.
Ditambah pula kealotan rantingnya yang bak sekeras besi, sehingga jika ada seseorang yang ingin menggergaji ranting pepohonan itu pun akan segera menyerah. Ini seolah menegaskan bahwa tak ada yang bisa memasuki hutan itu.
Setiap awal musim hujan, ranting pohon Akash dihiasi oleh buah berwarna ungu pekat mengkilat. Buah Akash berukuran sekepalan tangan orang dewasa dan jika sudah matang akan mengeluarkan aroma harum yang sangat menggoda.
Tapi, jangan coba-coba untuk memakan buah ungu mengkilat tersebut. Karena buah Akash memiliki racun yang sangat mematikan.
Pernah terjadi sebuah tragedi bertahun-tahun yang lalu. Saat itu terdapat sekelompok anak usia sekitar 10-13 tahun yang sedang bermain di pinggiran hutan Ghul.
Karena kelelahan usai bermain, anak-anak tersebut tergoda oleh keharuman buah Akash. Acuh pada peringatan orangtua mereka untuk tidak mendekati apalagi memakan buah pohon Akash, mereka pun memakannya.
Di gigitan pertama dan kedua, anak-anak tersebut masih merasa nikmat memakan buah ungu mengkilat tersebut. Tapi di gigitan ketiga, tetiba saja semua anak tersebut langsung merasakan nyeri hebat di kepala dan akhirnya terkapar mati segera.
Seorang petani yang baru pulang dari sawah lah yang menemukan kesembilan anak malang tersebut. Ketika ditemukan, bibir dan seluruh kuku mayat anak-anak itu telah berwarna ungu.
Dan yang paling mengerikan adalah, mata mereka yang tak memejam, menampilkan bola mata yang berubah pula menjadi warna ungu. Naas. Sungguh naas.
Itulah sebabnya, penduduk yang tadinya tinggal di pinggiran hutan Ghul kini telah pindah. Mereka menjauh dari daya pikat nan mematikan pohon Akash untuk menghindari terulangnya tragedi itu.
Kini, hutan Ghul seolah hidup menyendiri di dataran pinggir desa Jati. Tak ada lagi yang ingin mencoba untuk mendekatinya apalagi memasukinya.
Benarlah keputusan penduduk untuk tidak memasuki hutan Ghul. Karena jikalau pun ada yang berhasil melewati liukan ranting pohon Akash, maka mereka tak akan bisa selamat ketika menghadapi tanaman Duri.
Seperti namanya, tanaman Duri adalah tanaman rambat yang berduri. Tanaman ini tumbuh di tepian dalam hutan Ghul setelah pohon Akash.
Tanaman Duri memang tidak beracun. Namun ketajaman duri tanaman ini cukup mengerikan. Dengan panjang duri rata-rata hingga 5 cm, cukup bisa membuat luka dalam ketika ada yang tertusuk olehnya.
Lebih dalam lagi setelah Pohon Akash dan tanaman rambat Duri, terdapat tanah lapang yang berlubang-lubang. Lubang berdiameter 30 cm itu merupakan jalan masuk menuju sarang Kutu Kant.
Kutu Kant merupakan serangga kutu yang memiliki ukuran tubuh sebesar kucing kampung dengan jumlah kaki antara 6-8. Dengan kaki-kaki itulah kutu Kant mampu berjalan cepat dengan kecepatan jalan 25km/jam. Siapapun manusia yang pernah menjumpai serangga berukuran besar ini tak akan bisa lepas dari kejarannya.
Kutu Kant termasuk hewan nocturnal (hewan yang aktif di malam hari) oleh sebab matanya yang sangat sensitif pada cahaya. Itulah sebabnya ia tinggal dalam lubang-lubang yang digalinya sendiri dengan kedalaman lubang hingga lima meter di bawah tanah.
Kutu Kant sangat bergantung pada cula miliknya yang ada di antara kedua matanya. Cula Kutu Kant berbentuk melengkung hingga menempel ke tanah ketika ia berjalan.
Cula ini berfungsi untuk menangkap getaran makhluk hidup yang berada dalam jangkauan 20 meter darinya. Jadi setiap pergerakan sekecil apapun mampu dirasakan oleh cula Kutu Kant.
Kutu Kant termasuk serangga pemakan darah. Ia menghisap darah manusia atau hewan-hewan besar yang sedang tidur.
Jika tak bisa menemukan manusia atau hewan besar, Kutu Kant pun berlaku kanibal. Umumnya Kutu Kant yang sudah tua lah yang akan dimangsa oleh kutu Kant yang lebih muda. Rata-rata usia kutu Kant sejak menetas adalah 8 tahun.
Umumnya kutu Kant dijumpai di sekitar kawasan pohon Ning, pohon dengan warna getah seperti darah. Getah pohon Ning juga menjadi minuman favorit kutu Kant sebelum berhibernasi sembari mengeram telur-telurnya.
Dalam setiap proses mengeram, biasanya terdapat dua sampai tiga butir telur di sarang. Sebagai hewan hermaprodit, kutu Kant mampu bertelur hingga empat kali setiap tahunnya. Dengan masa mengeram (hibernasi) selama 39 hari.
Di sebelah dalam hutan Ghul setelah terdapat tanah-tanah berlubang milik kutu Kant, terdapat pula kawasan kecil lahan yang ditumbuhi pohon-pohon Ning.
Pohon Ning mirip seperti pohon cemara dengan tinggi rata-rata 2-3 meter. Diameter batangnya sekitar 12 cm, membuatnya tampak sebagai pohon yang ramping.
Jumlah ranting yang tak terlalu banyak serta daun hijau yang cukup jarang membuat pohon Ning seringkali tampak seperti sedang menari manakala ada angin yang menerpanya.
Pohon Ning secara kasat mata memang seperti pohon biasa, namun sebenarnya pohon Ning adalah ratunya pohon di bumi yang cukup ditakuti.
Karena apa? karena pohon Ning mengeluarkan aroma memikat yang membuat makhluk hidup jadi tertarik untuk mendekatinya dan tidur di dekatnya.
Setiap makhluk hidup yang sudah tertidur karena aroma pohon Ning, akan kesulitan untuk sadar kembali karena ia akan memimpikan hal-hal yang paling diharapkannya untuk terjadi. Dan oleh karena makhluk hidup itu sulit sadar, maka lambat laun pun mereka akan mati kelaparan dalam tidurnya.
Sejauh ini hanya ada satu makhluk hidup yang dapat hidup berdampingan dengan pohon Ning, yaitu kutu Kant. Mungkin ini juga disebabkan oleh matinya indera penciuman milik kutu Kant. Sehingga aroma pohon Ning sama sekali tak berpengaruh pada kutu besar itu.
Nah. Lebih masuk ke dalam hutan lagi, yang mana adalah pusatnya hutan Ghul, terdapat hamparan tanah kosong dan kering. Hanya terlihat beberapa puing bangunan berbentuk tiang, tangga-tangga, juga patung chimera, patung berbadan kambing, berekor ular dan berkepala singa. Area lapang ini berbentuk persegi panjang dengan luas sekitar 700 meter persegi.
Meski area ini terbilang lapang, entah kenapa sinar matahari yang sampai ke tempat ini tidak menyengat mata. Terlihat selalu ada awan yang menutupi matahari persis di atas area pusat hutan Ghul.
Seolah-olah sinar matahari terlarang untuk daerah lapang tersebut. Hanya malam saja sumber cahaya (bulan) bisa nampak terang tanpa penghalang awan. Entah sabit, bulan separuh, hingga bulan purnama, cahayanya seolah dipancarkan sangat terang ke pusat hutan Ghul itu.
Memang sejauh ini ada sangat sedikit manusia yang bisa menembus hingga ke jantung hutan Ghul. Sehingga tak banyak pula yang bisa menyaksikan bagaimana rupa suasana malam di area pusat hutan Ghul tersebut.
Bahkan mungkin belum ada yang mengetahui bahwa setiap kali malam tiba, area kosong yang pada siang harinya hanya menampakkan bekas-bekas tiang suatu bangunan, telah berganti menjadi pemandangan lain yang menakjubkan.
Sebuah istana yang terbuat dari kristal berwarna ungu pekat mengkilat, telah berdiri dengan megahnya di sana. Di pusat hutan Ghul sana. Istana itu bernama istana Ghul.
Istana Ghul merupakan pusat hunian para kaum Ghullian. Kaum Ghullian sendiri adalah kaum bayangan yang umumnya menempati daerah-daerah gelap.
Wujud sesosok Ghullian mirip dengan manusia. Hanya saja tubuh mereka berwarna hitam legam, seperti lazimnya sebuah bayangan.
***
Kaum Ghullian telah tercipta sejak manusia pertama kali menginjakkan kakinya di bumi. Ghullian yang pertama kali muncul adalah dua bayangan milik bapak dan ibunya manusia.
Bayangan mereka telah ditandai oleh ludah iblis yang durjana sehingga atas izin Tuhan kedua bayangan itu pun mewujud hidup. Kedua bayangan itu kemudian terus beranak pinak hingga saat ini.
Pada mulanya, kaum Ghullian bersahabat dengan manusia. Keduanya saling menghormati eksistensi masing-masing tanpa ada keinginan untuk bermusuhan.
Barulah ketika muncul seorang tokoh Ghullian bernama Murka, terjadi perpecahan di antara kaum Ghullian.
Kelompok Ghullian dari masa lama berpendapat bahwa manusia bukanlah musuh Ghullian. Sementara Murka beserta kelompoknya merasa manusia adalah makhluk yang sombong karena dianugerahi kemampuan bersahabat dengan cahaya matahari.
Murka menuding manusia sudah berbuat banyak kerusakan di muka bumi sehingga langit murka dan membiarkan cahaya matahari kian menyengat di setiap zamannya. Dan sengatan matahari ini adalah hal yang berbahaya bagi kaum Ghullian.
Maka Murka mulai mengumpulkan para ghullian di seluruh pelosok tempat untuk meneror kehidupan manusia.
Dimulailah teror para ghullian terhadap manusia. Teror yang seringkali disebut manusia sebagai sebuah penampakan makhluk halus.
Tak banyak yang mengetahui bahwa penampakan-penampakan itu sesungguhnya adalah ulah para Ghullian yang sudah geram oleh tindakan merusak sekelompok manusia.
Hanya sedikit manusia yang memang memiliki indera ke enam yang mengetahui bahwa penampakan itu sebenarnya ulah para Ghullian. Mereka yang mengetahui eksistensi kaum Ghullian yang selama ini lama diam bersembunyi dalam kegelapan.
Sayangnya, teror yang semula hanya dimaksudkan untuk manusia-manusia perusak bumi, lambat laun malah melebar hingga ikut dialami pula oleh manusia-manusia baik.
Teror itu menjadi sebuah kebiasaan hingga puluhan abad setelahnya jadi mengakar kuat di benak para kaum Ghullian. Dimana memusuhi manusia adalah kewajiban mutlak yang harus dipenuhi. Dan meneror manusia merupakan tindakan terpuji bagi kaum Ghullian.
Teror oleh sebagian kelompok Ghullian ini kemudian memunculkan perpecahan hingga peperangan besar di antara kaum Ghullian. Peperangan yang berlangsung cukup alot dan lama hingga berabad-abad lamanya. Peperangan ini kemudian diakhiri oleh Azar Amor, sesosok Ghullian yang dihormati.
Azar Amor (yang kelak akan dikenal sebagai King Aa) berasal dari kelompok Murka yang membenci manusia. Ia berhasil memenangkan pertempuran besar yan selanjutnya mengangkatnya menjadi raja pertama kaum Ghullian.
Azar Amor lalu memerintahkan pembangunan istana Ghul. Ia kemudian membentengi istananya dengan pertahanan terbaik hasil ciptaan kemampuan terbaiknya. Ia juga dikenal mampu menjinakkan seekor chimera untuk menjadi kendaraan pribadinya.
Legenda mengatakan bahwa chimera mampu menyemburkan api dari hidung dan mulutnya. Setiap semburan api chimera dipercaya mampu membakar segala apa yang ada dalam jangkauan 50 meter jauhnya.
Bahkan besi dan baja sekali pun bisa leleh oleh semburan api chimera. Setelah Azar mati oleh sebab ditusuk dengan pedang cahaya oleh putera sulungnya, chimera itu tetap setia menjadi penjaga istana Ghul.
Dalam kehidupan kelompok, ada empat strata yang mengelompokkan para Ghullian. Empat tingkatan itu antara lain tingkat civil, army, master, dan tingkat King.
Setiap tingkatan ini memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda, dengan tingkat King yang merajai semua tingkatan.
Mengenai tingkatan kemampuan para Ghullian, terdapat tiga kelompok ilmu. Ketiga kelompok ilmu tersebut antara lain change-shifter, teleport, dan real-body.
Change-shifter adalah kemampuan untuk mengubah bentuk menjadi objek lain. Pada para Ghullian yang termasuk kelompok civil, mereka mampu merubah bentuk dirinya menjadi objek lain yang seukuran sama atau lebih kecil dari ukuran tubuhnya.
Pada kelompok Ghullian army, mereka setingkat lebih hebat dari ghullian civil. Karena ghullian army juga mampu merubah bentuknya menjadi objek-objek berukuran lebih besar darinya.
Selanjutnya adalah ghullian master. Ghullian master lebih hebat dari ghullian civil dan ghullian army. Karena ghullian master tak hanya mampu merubah diri menjadi objek berukuran lebih besar dari tubuhnya, namun juga mampu membagi tubuhnya menjadi beberapa objek.
Mengenai jumlah objek yang bisa didapat dari membagi dirinya, ghullian master pun dibagi menjadi tiga tingkatan.
Tingkat pertama adalah master Ten, yaitu tingkatan master yang mampu membagi dirinya maksimal sampai sepuluh objek. Tingkat kedua adalah master Sen, yaitu master yang mampu membagi dirinya maksimal sampai seratus objek. Dan terakhir adalah master Ki, yaitu master yang mampu membagi dirinya maksimal sampai seribu objek.
Di atas kemampuan change-shifter yang dimiliki oleh ghullian civil, army, dan ghullian master, ghullian King merajai kemampuan change-shifter terbaik.
Ghullian king adalah satu-satunya kelompok ghullian yang mampu merubah bentuk diri menjadi objek-objek melayang seperti burung, angin, juga awan. Bahkan, ghullian King pun dapat menciptakan guntur dan hujan buatan dengan hanya memisahkan sedikit bagian tubuhnya untuk diubah menjadi objek pengubah cuaca.
Kemampuan lain dari kaum Ghullian adalah teleportasi. Kemampuan teleportasi merupakan kemampuan untuk memindahkan tubuhnya sendiri ke tempat yang lain.
Umumnya kemampuan teleportasi ini hanya dimiliki oleh para ghullian master dan ghullian King. Meski begitu ada juga ghullian dari kelompok army yang mampu berteleportasi. Meski jumlahnya terbilang sangat sedikit.
Ghullian army yang dapat berteleportasi biasanya dijadikan sebagai jendral atau panglima besar dari suatu kerajaan Ghul.
Berkenaan dengan kemampuan teleportasi, dikatakan dalam legenda bahwa sesosok Ghullian King yang sah untuk menjadi raja di kerajaan Ghul adalah ghullian yang tak hanya mampu memindahkan tubuhnya sendiri ke tempat lain. Melainkan ia juga mampu memindahkan istana beserta segala isinya ke tempat lain yang jaraknya jauhSejauh ini, baru ada dua King yang mampu memindahkan istana Ghul-nya ke tempat lain. Mereka adalah King Aa dan King D.
Diceritakan bahwa King Aa pada abad 71 sebelum penanggalan masehi telah berhasil memindahkan istana Ghul dari Bukit Salib di Kryziu Kalnas (Lithuania) ke lembah air terjun Yosemite di California, Amerika Serikat.
Sementara King D dikatakan telah berhasil memindahkan istana Ghul dari lembah air terjun Yosemite ke hutan rimba di tanah hindia, yang kini lebih dikenal sebagai pinggiran desa Jati, wilayah barat Indonesia.
Kemampuan terakhir yang dimiliki kaum Ghullian adalah real-body. Kemampuan real body merupakan kemampuan yang membuat tubuh ghullian menjadi nyata bahkan di siang hari sekali pun.
Pada umumnya, ghullian memang aktif di malam hari, karena tak ada sinar matahari yang membuat tubuh mereka jadi kasat mata. Terkecuali pada kelompok ghullian King yang tetap bisa terlihat wujudnya di siang hari yang terik sekali pun.
Ghullian King lah satu-satunya kelompok ghullian yang memiliki kemampuan real-body. Hal inilah yang menyebabkan banyak dari para ghullian King hidup membaur bersama manusia di bumi.
Membaurnya para ghullian King bersama manusia di siang bolong memiliki dua maksud. Yang pertama adalah untuk menyebabkan bencana di dunia manusia (seperti yang telah diketahui, bahwa musuh kaum Ghullian adalah manusia), atau memang bermaksud untuk menjalani kehidupan menjadi manusia.
Ghullian yang bermaksud ingin menjadi manusia disebut sebagai penghianat oleh kaum Ghullian. Mereka dibenci, diasingkan, bahkan tak segan-segannya dibunuh oleh tentara Ghul.
Sekali pun mereka adalah kelompok King yang disegani di antara kelompok Ghulian lainnya, bahkan mungkin juga pernah menjadi raja para Ghul, mereka tetap akan diburu untuk dibunuh oleh para tentara ghullian.
Itulah sekelumit cerita tentang Kaum Ghullian. Kaum yang lahir dari bayangan manusia yang telah ditandai oleh ludah sepasang ghullian.
Mereka hidup besar di keremangan tempat yang terasing dari jamahan tangan manusia. Dan mereka bisa mati ketika ditusuk oleh pedang Cahaya, terkena percikan api suci, juga mati karena keinginan diri untuk mati mengikuti jasad manusia yang menjadi awal mula penciptaannya. Itulah Ghullian. Makhluk bayangan pencinta kegelapan.
***
Tiara terbangun oleh teriakan Emak. Remaja berusia 14 tahun itu sangat terkejut ketika ia mendapati jam weker di samping tempat tidur menunjukkan pukul tujuh pas.
'Gawat! Bisa telat, nih!'
Maka segera Tiara melangkahkan kaki menuju kamar mandi. Sekedar membasahi tubuh dengan air dan menggosok gigi, setelahnya berseragam dan mencomot satu pisang goreng di piring. Lalu bersepatu dan pamit ke orang rumah.
Di perjalanan, Tiara dapati Ao, San, dan Flo juga tengah lari-lari sepertinya. Tiga temannya yang berkulit hitam itu nampaknya juga telat bangun pagi ini.
Sembari berlari, Tiara menyapa ketiga kawannya itu. Dan mereka balas menyapa nya dengan sebuah anggukan singkat.
Untuk sampai ke sekolah, Tiara, Ao, San dan Flo harus melewati belokan-belokan gang kecil di antara rumah penduduk, kali kecil, juga gedung kosong, sawah hingga kemudian tiba di sekolah.
Mereka berkejaran dengan waktu yang kini sudah menunjukkan pukul setengah 8 kurang sepuluh menit. Sepuluh menit lagi batas waktu yang mereka miliki untuk bisa diperbolehkan masuk melewati gerbang sekolah oleh Pak Dril, satpam sekolah mereka.
Kemudian, saat anak-anak itu hampir sampai di depan gedung kosong, mereka mendapati sekelompok gangster tengah berkumpul di sana.
Ada sekitar 11 orang gangster berbadan kekar dan bertampang sangar yang masing-masing dari mereka memegang sebuah senjata. Entah badik, clurit, arit, atau hanya sebilah kayu balok tebal nampak kuat dalam genggaman mereka.
Melihat pemandangan di depannya, Tiara dan ketiga kawannya itu mendadak berhenti.
Tiara mengenal jelas siapa kelompok gangster itu. Entah dengan Ao, San dan Flo yang baru pindah ke kampungnya sekitar dua minggu lalu.
Orang-orang sangar itu adalah gangster Dravgon, gangster paling berpengaruh di wilayah Waduk Ulung, kecamatan dimana kampung Tiara berada.
Biasanya kelompok gangster ini berkeliaran di wilayah Pasar pada malam hari. Kelompok Dravgon hanya muncul di siang hari hanya jika mereka hendak membasmi 'serangga', itu istilah mereka untuk para pengganggu kekuasaan kelompoknya.
Dan sejauh ini, di wilayah Waduk Ulung ini ada amat sangat sedikit orang yang berani menjadi serangga-nya kelompok Dravgon. Karena apa? Karena kematian adalah putusan akhir yang akan diterima nantinya.
Maka, ketika melihat para gangster Dravgon itu, Tiara langsung merasa gentar. Dan ternyata, ketiga kawan lainnya pun nampak sedang menimbang-nimbang, apakah sebaiknya mereka berbalik pulang saja atau mungkin mencari jalan lain untuk tiba di sekolah? Hmm...
Sebagai yang paling mengetahui seluk beluk gang menuju sekolah (karena Ao, San dan Flo adalah anak pindahan), Tiara pun memikirkan jalur lain yang tercepat untuk menuju sekolah. Dan yap! Ia mendapatkannya.
Selanjutnya Tiara mengajak ketiga kawannya itu pergi berbalik arah menuju jalur lain ke sekolah. Namun, belum selesai ia berkata, ucapannya terhenti oleh sebuah teriakan membahana.
"Itu dia!"
Teriakan itu keluar dari mulut seorang gangster di depan empat anak remaja itu.
Tiara tak tahu siapa yang dimaksud oleh gangster itu. Namun karena dilihatnya gangster itu berbondong-bondong jalan ke arah mereka, Tiara pun langsung didera rasa takut secara tiba-tiba.
Ketakutan yang dirasakan Tiara sempat membuatnya terpaku diam. Sampai kemudian Ao berkata,
"Lari!"
Ao menarik tangan Tiara untuk segera berlari. Dan gadis itu pun akhirnya mengikuti langkah Ao tanpa berkata apa-apa lagi.
Sayangnya, langkah Tiara terbilang lambat di antara tiga kawannya yang lain. Mungkin ini disebabkan oleh tinggi tubuhnya yang terbilang paling pendek di antara mereka berempat.
Meski begitu Tiara tetap berusaha lari sekencang yang ia bisa. Walau mesti diakuinya juga, bahwa ia hampir putus asa saat mendengar teriakan para gangster di belakang mereka yang kian terdengar begitu dekat.
Hal ini akhirnya menguatkan dugaan Tiara bahwa para gangster itu memang benar-benar sedang mengejar mereka, untuk sebab yang belum diketahuinya.
Kemudian, tetiba saja Ao meneriakkan saran agar mereka berpencar. Dan mereka pun berpencar seketika.
Dimana Tiara dan Ao melaju ke arah kiri sementara San dan Flo melaju ke arah kanan.
Selanjutnya Tiara dan Ao terus berlari. Berlari dan terus berlari.
Kali ini mereka sedang melewati persawahan. Sayangnya di sawah masih cukup sepi jadi tak ada yang bisa dimintakan pertolongan.
Setelah beberapa menit berlari, Tiara menyadari bahwa nampaknya ia dan ketiga kawannya yang lain sudah sangat terlambat untuk masuk sekolah. Dan yang paling mencemaskan adalah para pengejar mereka masih juga tak mau menyerah.
Sembari berlari, Tiara terus bertanya-tanya dalam hati.
'Kenapa kiranya kami terus dikejar-dikejar?'
Gangster yang mengejar Tiara dan Ao kini berjumlah Lima orang. Sekilas Tiara melihat ada dua orang memegang badik, sisanya memegang balok. Kembali, rasa gentar hinggap dalam hati gadis itu.
Berharap ia bisa melalui hari ini dengan selamat. Begitu juga kawannya yang lain. Aamiin.
"Hey! Berhenti!"
Terdengar kembali teriakan seorang gangster di belakang Ao dan Tiara. Diteriaki seperti itu mereka berdua malah semakin semangat memacu laju larinya.
'Siapa pula yang mau berhenti kalau diacungin badik sama balok seseram itu!' rutuk Tiara dalam hati.
Kemudian, di suatu belokan, Ao menyuruh Tiara untuk bersembunyi di dalam lumbung padi di pinggir sawah. Entah milik siapa lumbung padi yang mereka masuki itu, tapi Tiara berharap pemiliknya tak akan berkeberatan saat mengetahui bahwa ia mengacak-acak padi keringnya untuk bersembunyi.
Tiara kemudian terkejut ketika Ao mengatakan,
"Kamu di sini saja. Aku akan memancing mereka agar pergi jauh. Jika sudah aman, segeralah pulang. Oke?"
"Tapi Ao gimana?.."
Pertanyaan Tiara itu tak mendapatkan jawaban karena Ao sudah buru-buru berlari pergi. Rasa cemas pun menyergap hati gadis itu. Berharap Ao, juga San dan Flo akan baik-baik saja.
"Lex, ke sini!"
Suara seorang gangster kembali terdengar. Tiara kembali terkejut dan buru-buru menimbunkan kepalanya dalam helaian demi helaian dari jerami padi. Telinganya kemudian menangkap suara langkah para gangster yang melewati lumbung padi tempatnya bersembunyi dan akhirnya pergi ke arah Ao tadi berlalu.
Di saat Tiara merasa kondisi sudah aman, ia pun keluar dari tempat persembunyian nya. Gadis itu lalu segera keluar dari lumbung lewat pintu yang tadi ia masuk. Namun kemudian ia dikejutkan oleh fakta bahwa tiga orang gangster sudah menyambutnya di depan pintu.
Tiara pun segera berbalik arah ke pintu keluar lainnya. Namun usahanya gagal karena seorang gangster pun sudah menjaga pintu satunya. Akhirnya Tiara menyerah pasrah ketika keempat gangster itu mendekatinya dengan wajah-wajah sangar mereka.
Dan selanjutnya, Tiara merasakan sebuah pukulan pada bagian belakang lehernya, yang membuat dunianya jadi gelap seketika.
***
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!