NovelToon NovelToon

Mempelai Sang Capt

#1

MOHON MAAF!! KARYA INI TIDAK SELESAI HINGGA ENDING. JADI DARI PADA NYESAL BACANYA MENDING DI SKIP AJA.

BERIKUT DAFTAR KARYA KAK UPE YANG SAMPAI ENDINGNYA.

1.Wanita ranjang Mr.Zee (kisah Zee dan Raya- Orang tua Arka dan Sky)

2.Cinta Gila: Ranjang panas Genious doctor (kisah Dennis dan Anne- Orang tuan Saka, Zura dan Antonio)

3.I love you tulalit dokter (Kisah Stella dan David – Orang tua nya Zee dan Dennis)

4.The secret of Lea ( Kisah Ansel dan Lea -Orang tua Bia dan Mia)

5.Gairah sang tuan Muda (kisah sengklek Rey dan Aleysa)

6.Jebakan terindah (kisah Arka dan Clare)

7.Kejar daku kau ku buat bucin (kisah Saka dan Bia)

8.My Angel Death (kisah Alhen dan Elisa – Anak nya Eangle Lou pengawalnaya Dennis)

"Apa putra mu itu sudah bosan menjadi anak ku??!!" Aum Raya marah saat mendapat pesan singkat dari putra bungsu nya yang tiba- tba mengabarkan kalau dia tidak jadi pulang ke Jakarta.

Ya!! Pesan singkat! Rumayan juga kalau Raya di kabari via telpon atau video call mungkin? ini benar- benar melalu pesan singkat yang mana setelah hanphone sang putra bungsu tidak dapat di hubungi lagi. Hati ibu mana yang tidak akan gataal ingin memarahi kalau kelakuan putra nya dari tahun ke tahun selalu begini.

"Apa lagi alasan nya tahun ini? Apa lagi? Apa dia akan bilang kalau dia sedang di tugas kan menangkap Mafia? Apa dia tidak tahu setengah dari mafia yang ada di ITalia itu adakah rekan- rekan nya kakek nya dulu!!" Aum Raya sekali lagi yang langsung membuat Zee tersedak mendengar nya.

"Untung saya mertua istri ku ini tidak sedang ada disini? Kalau tidak pasti dia akan mengatakan mertua ku juga adalah mafia. Secara ayah ku dan ayah nya sama- sama mafia dulu nya di Italia." Gumam Zee dalam hati yang hanya bisa diam jika sang istri sedang mengamuk seperti ini.

"Apa Sky benar - benar tidak akan pulang ayah?" tanya Arka sambil berbisik pelan ke ayah nya.

"Entah lah Arka. Aku tidak tahu sebab adik mu tidak mengabari apapun pada ku! Tapi seperti nya dia mengabari ibu mu. Lihat lah ibu mu jadi mengamuk seperti itu karena sebuah pesan singkat yang adik mu kirimkan." Jawab Zee memang sering di buat pusing oleh tingkah anak bungsu nya itu.

Zee meminta nya untuk meneruskan perusahaan desain keluarga, dan putra bungsu nya mengatakan dia tidak berbakat di bidang fashion. Oke! Zee tidak memaksa. Karena memang bakat orang itu beda- beda.

Lalu Zee meminta nya lagi untuk ikut mulai menggeluti bisnis yang berada di bawah pengawasan paman nya yakni Ansel Hardata, bisnis perhotelan si putra bungsu kembali menolak.

Dan tiba- tiba Zee di kejutkan ketika putra bungsu nya meminta nya untuk menanda tangani sebuah surat yang isi persetujuan Zee untuk mengizin kan anak bungsu nya itu tes pasukan khusus. Dan tes pasukan khusus nya itu di ITALIA.

Boom! Hal ini langsung membuat heboh satu keluarga.

Bagaimana tidak? Sepengetahuan Zee putra bungsu nya itu bukan lah tipe pemuda yang suka adu jotos. Dia pun minim bicara, terkadang Zee lupa apakah putra nya bisa bicara atau tidak saking jarangnya mereka berkomunikasi. Dan tiba putra bungsu nya datang dengan surat bermeterai seperti itu? Orang tua mana coba yang tidak kaget di buat nya.

Semenjak putra bungsu nya bergabung dengan pasukan khususdi Italia, Zee dan keluarga semakin jarang melihat batang hidung si putra bungsu.Dalam lima tahun terakhir ini, seperti nya Zee baru dua kali melihat nya yaitu ketika lahiran cucu pertama Zee yakni putri nya Arka dan Clare. Lalu Nikahan nya Azzura dan Christian.

Setelah itu putra nya tidak pernah lagi pulang. Banyak event keluarga yang ia lewat kan dengan dalih tugas negara yang tidak bisa di tinggalkan.

"Tuan Zaydan Hardata!! Tolong kau utus orang ke kampung halaman mu itu ! Dan seret anak bungsu mu itu pulang! Katakan pada kalau ibu nya sedang bertanduk di sini!!" Aum Raya murka pada Zee.

"Bu tenang dulu. Aku yakin Sky pasti akan pulang. Cuma mungkin tidak tahun ini bu." Ujar Arka mencoba menenangkan amukan ibu nya.

"Tidak tahun ini? Jadi mau tahun berapa dia pulang? Kau tahu berapa umur adik mu itu sekarang Arka? Menurut kalender masehi yang terpasang di rumah ini, tahun ini umur Skyleden Hardata itu sudah tiga puluh tahun. Dia sudah bangkotan dan belum menikah! kapan dia akan memberikan ibu cucu?! Kapan??" Arka yang bermaksud membela adik nya malah ikut- ikutan kena semprotan amarah sang ibu.

"Maka nya ayah sedari tadi hanya diam saja. Ibu mu kalau sudah marah bisa nyerempet kemana- mana. Tadi dia marah karena Sky tidak pulang. Sekarang dia marah karena Sky tidak nikah- nikah." Bisik Zee pada Arka yang duduk di sebelah nya.

#2

Satu hari sebelum Sky mengirimkan pesan singkat untuk Raya..

***

Di seberang kota, Sky sedang berada di dalam kantornya, sekali lagi mendengarkan teriakan Halbert yang teredam. Paling tidak kali ini, ia cukup yakin kehebohan itu tidak ada hubungannya dengan dirinya. Tidak secara langsung. Karena bukan kah dia sudah mengikuti alur kali ini.

Hanya dirinya dan Diegolah polisi lainya di kantor, mengingat saat itu sudah hampir jam sebelas yang berada di hari Sabtu malam. Dan ini adalah malam terakhir Sky akan ngantor sebelum besok pulang ke Jakarta.

Di salah satu kursi Diego duduk dengan bola mata yang ke kiri dan ke kanan mengamati situasi kantor yang sunyi dan hanya terdengar suara amukan bos mereka.

Diego menggunakan kaki nya untuk menolak kursi nya supaya dekat dengan Sky. "Apakah dia selalu seperti itu?"

"Kau akan terbiasa," jawab Sky cuek dan sibuk memeriksa semua berkas kasus yang di tangani. Beberapa akan ada yang di tunda dan beberapa akan ada yang dia bawa untuk di baca selama di Jakarta. Entah ini benar- benar cuti atau tidak! Sky pun tidak tahu. Dia hanya tidak enak hati jika kasus- kasus nya jadi terbengkalai karena urusan pribadi.

Andaikan dia tidak harus pulang ke Jakarta maka dia tidak akan pulang. Menurutnya sah- sah saja mengucapkan selamat menikah melalui telpon. Lagi pula dia bermaksud menelpon bukan hanya sekedar mengirimkan templet ucapan selamat di Telegram.

“Kalau ini bukan pernikahan adik nya Tang bersaudara, aku tidak akan datang.” Gumam nya dalam hati. Dia memang memiliki hubungan yang sangat baik dengan Tang Shirong, Tang Shuya, Tang Yixin dan Tang Wei. Jadi tidak mungkin rasa nya untuk tidak hadir. Apalagi ayah dan ibu nya sangat memaksa Sky pulang. Padahal hal yang paling bikin Sky malas pulang ya memang orang tua nya ini. Karena apa? Karena tagihan mereka pada Sky selalu sama setiap tahun nya. That is ME-NI-KAH.

Yusp! Sky setiap tahun di tagih menikah. Mungkin kalau Sky tinggal di negara yang sama maka itu akan berubah menjadi tagiahan per hari. Pasti ibu nya akan selalu bilang ini lah .. itu lah ! Yang ujung- ujung nya kapan menikah.

Pasti semua nama akan mulai di sebut oleh sang ibu. Mulai kakak nya yang menikah di usia 25 tahun, lalu akan ada sepupu nya yang juga menikah di usia 24 tahun. Lalu ada sepupu nya lagi yang menikah di usia 19 tahun. Belum lagi kenalan keluarga mereka yang anak- anak nya juga menikah muda. Ada Alhen dan juga Cristian yang menikah dengan sepupu Sky.

Semua itu akan di kaji dan di sebut berulang- ulang oleh sang ibu hingga akhir nya kalimat sakti sang ibu kan akan keluar. “UMUR MU SUDAH TIGA PULUH TAHUN SKYLEDEN HARDATA!! SAMPAI KAPAAAAN?? APA HARUS MENUNGGU AKU MATI DULU BARU KAU AKAN MENIKAH?”

Memikirkan hal tu saja Sky sudah sakit kepala. “Andaikan bisa tidak pulang, aku akan memilih tidak pulang!” batin nya.

“Malah bengong!!” Diego menepuk pundak Sky.

“Maaf! Aku hanya teringat dengan sesuatu. Dan tenang Diego! Halbert tidak akan lama seperti itu. Paling setelah dia berhenti menelpon, dia akan kembali normal.” Ujar Sky.

Sky pun melihat ke arah ruangan bos nya itu. Sebenarnya, Sky tidak keberatan dengan ledakan suara Haldbert yang menggelegar itu.

Sky ingat, dahulu saat di satuan khusus, ia berada di bawah pimpinan beberapa komandan dengan kelakuan seperti itu.

Dan seperti para mantan komandannya, Halbert suka bicara terus terang dan sangat loyal pada semua polisi di kantornya.

Halbert juga lah yang telah bersusah payah bekerja keras untuk membuat Sky dipindahkan kembali ke kantor Milan segera setelah posisi itu tersedia. Padahal putri Halbert adalah orang yang pernah bertentangan dengan Sky. Ya, Halbert adalah ayah nya Isabella. Luar biasa bukan?

Beberapa menit kemudian kehebohan itu mereda dan pintu ruangan Halbert terbuka. Ia menjulurkan kepala keluar dan menatap mereka. "Sky, Diego, kemarilah.”

Kedua nya pun saling pandang lalu berjalan menuju ruangan bos nya.

"Aku baru saja menerima telepon dari salah satu pengacara Marcello Domenico," ucap Halbert bahkan ketika dua anak buah nya belum mendaratkan pan tat mereka ke kursi yang ada di depan meja Halbert.

"Ia meminta agar mereka terus diberi kabar tentang semua perkembangan yang berhubungan dengan penyelidikan kita." Sambung nya, yang tentu saja membuat Sky dan Diega saling pandang. Sebab sepengetahuan mereka kasus ini telah di tutup.

"Apa yang kau katakan padanya?" tanya Diego, tanpa menyela perkataan bos nya tentang case closed yang di umumkan di media.

"Kasus ini sudah di tutup kan? Dan bukan kah itu yang mereka ingin kan? Agar kasus ini tidak meyerempet nama si pembesar kaum elit itu?" sarkas Diego, kesal.

"Tidak hanya kau yang kesal!! Aku pun kesal!! Aku katakan pada mereka, aku  bisa saja melupakan beberapa hal jika masih ada orang lain dari pihak Marcello Domenico meneleponku lagi malam ini. Aku mungkin bisa saja melupakan janjiku untuk tetap merahasiakan penyelidikan ini. Dan asal kalian berdua tahu, ada banyak sumpah serapah setelah itu, tapi sejauh ini...." Halbert menunjuk ke pesawat telepon yang membisu di atas mejanya dimana kabel sambungan nya telah di cabut.

“Bukan nya kasus ini sudah di tutup? Like Case closed?!” Sindir Sky.

“Kau benar anak muda. Kasus ini telah di tutup tapi itu dua hari yang lalu sebelum surat kaleng ini masuk ke email kepolisian.” Halbert memberikan email yang telah di print out isi nya itu pada Sky.

“Email ini juga di kirim kan ke email nya Marcello Domenico. Itu lah mengapa seharian ini orang- orang nya terus menelpon ku! Karena muka nya si Marcello Domenico terlihat jelas dari Screenshoot ini. Itu arti nya ada dua rekaman. Satu di tangan kita dan satu di tangan ~ entah! Aku tidak tahu entah di tangan siapa.” Ujar Halbert, dengan nada malas.

Selain Sky, Halbert adalah orang yang menentang kasus ini di case closed kan. Karena menurut nya, orang yang tertangkap itu bukan lah pelaku nya.

Tapi semua petinggi memaksa kan hasil nya harus seperti itu. Lalu apalah daya nya. Dia terpaksa tanda tangan. Menurut nya lebih baik menandatangi ini dari pada menandatangi surat mutasi ke daerah lain.

****

Kak Upe masih nyimak nih!! Siapa aja yang datang ke rumah baru nya Sky dan Isabella 🧐🧐🧐

#3

"Apa yang terjadi dengan penyelidikan KEPOLISIAN??"

"Sebenarnya menurut  detektif yang mengerjakan kasus ini, sidik jari yang mereka temukan di kamar hotel itu hanyalah milik korban dan Marcello Domenico. Mereka menemukan jejak air ma ni di atas tempat tidur, di atas meja, dan pada peralatan kamar mandi, dan ada beberapa kon dom habis pakai di tempat sampah kamar mandi. Semuanya berasal dari satu pria yang sama." ucap Halbert sambil mengerlingkan mata nya.

"Sampai di titik itu, paling tidak kita tahu Marcello Domenico mempraktikkan se*ks yang aman saat mencurangi istrinya," tambah Halbert.

"Tapi setelah bersenang- senang tidak mungkin tiba- tiba Marcello membunuh wanita itu? Apa dia seorang predator dalam mode psikopat??" Sarkas Sky yang sebenarnya sedikit malas untuk membahas kasus ini. Setahu Sky kalau sudah berhubungan dengan elit politik negeri ini akan sama saja cerita nya seperti di negara nya. SEMUA AKAN AUTO BUNGKAM.

"Coba kita lihat lagi catatan kasus nya." Diego yang bersemangat langsung berlari keluar mengambil berkas kasus ini di meja nya.

"Dia mau kemana?" tanya Halbert heran.

"Aku rasa dia ingin mengambil berkas kasus ini di meja nya." Jawab Sky sambil memainkan pena di atas meja Halbert sambil bermalas- malasan nya.

"Untuk apa?" lanjut Halbert sambil mendorong berkas yang memang sudah ada di atas meja nya mendekat ke tangan Sky yang sedang bermain pena.

"Dia memang sedikit rajin.." Jawab Sky lalu tertawa kecil, mencemooh Diego.

"Dia seperti diri mu dahulu. Seorang polisi muda yang bersemangat!"

"ya! sebelum negera api menyerang." Balas Sky yang membuat Halbert tertawa kencang.

"Hhahahaa.. ternyata kau masih belum move on! Skyleden Hardata!!" tawa nya yang malah menertawakan Sky yang kini malah dalam mode bete.

Tawa itu pun berhenti saat Diego kembali ke ruangan itu.

"Apa ada darah di tempat kejadian? Rambut? Serat kain?" tanya Halbert begitu Diego masuk.

"Tidak ada bekas darah. Kami sedang menunggu kabar dari lab tentang yang lainnya," Jawab Sky padahal bukan diri nya yang di tanya oleh Halbert.

"Apa ada catatan CCTV?" tanya Halbert lagi.

"Sayang nya kita tidak beruntung soal itu!! Mereka tidak memasang kamera di koridor maupun di tangga darurat. Dan meski mereka memasang kamera di lobi, garasi, dan tempat umum lain di dalam hotel itu, tidak ada tanda-tanda dari pria itu di semua tempat. Yang berarti sejauh ini, pernyataan Ms. Sovie adalah satu-satunya bukti bagi kita tentang keberadaan pria kedua yang misterius itu." jawab Diego.

Sky melihat Halbert mengangkat salah satu alisnya saat mendengar nama putri nya disebutkan, tapi bosnya itu menahan diri untuk tidak melontarkan komentar. Paling tidak, untuk sementara waktu.

"Well satu- satu nya yang kita punya hanya rekaman ritual itu." Ujar Sky.

Halbert mengangguk. "Apa kau punya teori lain Sky?"

Sky terdiam, kening nya berkerut seolah berpikir padahal di dalam kepala nya sudah ada teori- teori yang bersliweran. Hanya saja karena kasus ini di tutup kemarin dia tidak mengungkapkan semua teori nya.

Tapi karena sudah di tanya seperti itu, ...

"Sebenar nya aku sudah menyusun dua teori, keduanya berdasarkan asumsi bahwa si korban, terlibat dalam rencana pemerasan sang legislator bersama si pembunuh yang mana di dari kedua teori ku nanti inti nya tetap sama, sang legislator tidak terlibat dalam pembunuhan wanita panggilan itu.." ungkap Sky.

"Apa kita memiliki dasar untuk asumsi itu?" tanya Halbert.

"Kaset video ditemukan di tas tangannya. Dalam kaset itu, dialah yang mematikan kamera setelah sang senator pergi. kalau bukan untuk memeras sang senator, apa lagi coba?" ujar Sky.

"Masuk akal. . Jadi teori pertama kita adalah bahwa wanita itu menyusun rencana pemerasan." Simpul Diego.

"Bagaimana dengan keterlibatan orang lain??" pancing Halbert.

"Menurut asumsi ku, bisa jadi ada keterlibatan orang lain tapi bisa jadi tidak." Diego tidak ingin kalah dengan Sky dalam memberikan pendapat nya.

Halbert mengalihkan pandangan nya ke Sky. "Bagaimana menurut mu Sky?" Dia penasaran dengan apa yang Sky pikirkan.

"Hampir sama dengan Diego. Aku rasa mungkin saja dia bekerja sama dengan orang lain, tapi mungkin juga tidak. Namun bila dia I mean si wanita panggilan ya, bekerja sama dengan orang lain, aku yakin seseorang itu pasti memiliki hubungan dengan sang legislator." Sebut Sky.

"Tapi bisa juga tidak kan Sky?!! Bisa jadi orang lain itu malah bekerja sama dengan sang legislator dalam menghabisi wanita itu. " cetus Diego.

Sky dan Halbert melirik ke arah Diego.

"Menurut ku itu lebih masuk akal. Bisa saja kan mungkin saat itu ada sesuatu yang membuat mereka takut, seperti mendengar Ms. Sovie menelepon petugas keamanan dari kamar sebelah lalu tiba- tiba mereka memutuskan untuk membunuh si wanita panggilan???. Bagaimana pun bila hubungan sang legislator dan si pela*cur terungkapkan.. itu bisa jadi skandal. Sehingga si pela*cur yang berencana jahat itu bernasib naas dan rencana nya jadi gagal tanpa di sangka- sangka." lanjut Diego menjelaskan teori nya.

"Teori yang terlalu lemah..." ungkap Halbert.

Halbert kini beralih ke Sky lagi. "Dan teori kedua?"

"Teori kedua ku adalah bahwa secara keseluruhan ini adalah sebuah jebakan dan seseorang membunuh wanita itu untuk menjebak sang legislator dalam tuduhan pembunuhan. Ada banyak pihak yang di untungkan jika sang legislator terkena kasus ini. Yang pasti salah satu nya nama baik. hanya saja yang tidak mereka perhitungkan adalah bahwa Ms. Sovie melihat pembunuh yang sebenarnya meninggalkan kamar hotel." sebut Sky memaparkan teori kedua nya.

"Dengan mempertimbangkan kedua teori itu, siapa saja yang masuk dalam daftar tersangka kita?" tanya Halbert yang lebih menyukai kedua teori Sky di banding kan Teori Diego yang menurut nya lemah.

"Semua orang, baik yang menyukai maupun membenci Marcello Domenico," Jawab Sky.

"Senang mendengar kita sudah mempersempit masalah ini." Halbert bersandar di kursinya sambil bersiul nyaring.

Sky yang kini mulai bersemangat karena seperti kasus ini akan kembali di buka. Dia lupa kalau dia harus ke Jakarta.

Pembicaraan dengan Halbert yang tidak terduga ini sungguh mengalihkan dunia Sky.

"Namun ada satu hal yang mengganggu ku!" Sebut Sky.

"Apa?" Tanya Halbert.

"Yang menggangguku adalah pertentangannya. Tempat kejadian perkaranya bersih, tidak ada bukti fisik yang tertinggal. Itu menunjukkan pelakunya seorang profesional, seseorang yang tahu apa yang mereka lakukan atau paling tidak sudah memikirkannya lebih dahulu. Tapi pembunuhan itu sendiri terasa sangat amatir. Ada yang tidak sejalan. Menurutku langkah pertama kita adalah bicara dengan orang- orang Domenico dan mencari tahu siapa yang mengetahui skandal itu." Lanjut Sky.

"Ide bagus!!! Kalau begitu kau setuju untuk menyelidiki kasus ini diam- diam kan Sky??" Tawar Halbert sambil mengedipkan mata nya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!