NovelToon NovelToon

Terpaksa Menjadi Pengasuh

bab 1

" Sebenarnya apa yang terjadi kepada Safa, Erik? Kenapa dia bisa jadi seperti ini?" 

Syifa Queensya gadis berusia 23 tahun itu terlihat begitu sangat lemah. Padahal dirinya adalah gadis tangguh, pantang menyerah. Bukan hanya cantik tapi dia juga sangat bekerja keras sekali. 

Syifa dan Safa adalah sahabat baik sejak masa SMA dulu mereka ke mana-mana selalu berdoa bahkan keduanya membangun sebuah toko roti bersama. Dan terkenal dengan julukan Duo S yang begitu sangat cantik. 

Syifa sejak SMA dia sudah tinggal bersama dengan Safa walaupun sebenarnya sifat masih memiliki kedua orang tua ayah kandung dan juga ibu tiri serta anak-anaknya. Namun Syifa tidak bisa akur dengan ibu tiri dan juga kakak tiri perempuannya itu, sebab dari itu Syifa memilih keluar dari rumah dan hidup mandiri di jalanan bersama dengan Safa yang hanya anak yatim piatu. Lalu keduanya hidup bersama saling mensupport mendukung menyemangati layaknya seorang kakak adik kandung yang saling menyayangi. Dan mereka pun sama-sama pekerja keras mencari uang, mengumpulkan uang, hingga sampai bisnis mereka cukup dibilang sukses di bidang toko roti tersebut.

Dan saat ini Syifa yang terkenal wanita tangguh dia nampak begitu sangat sedih melihat sang sahabat terbaring lemah di tempat tidur pasien dalam ruangan UGD. Syifa yang tak pernah mengeluh apalagi sampai meneteskan air mata kini gadis itu terlihat sangat begitu lemah air matanya mengalir dari kelopaknya membuat Erik tak tega melihat adik tirinya itu.

Ya Erik adalah anak pertama dari ibu tirinya, walaupun mereka tidak sedarah namun Erik dan juga Syifa tidak memiliki dendam atau saling membenci hingga keduanya akur layaknya seorang kakak dan adik pada umumnya. 

Dan bahkan Erik lebih dekat dengan Syifa ketimbang adik kandungnya sendiri.

" Aku tidak tahu persis, tiba-tiba saja ada sebuah mobil melaju kencang dan menabrak Safa saat itu," jelas Erik. 

Safa terbaring lemah akibat tabrak lari, saat Safa dan Erik habis pergi berbelanja di supermarket dan kejadian itu begitu sangat cepat hingga membuat gadis Malang itu harus mengalami cedera yang cukup lumayan parah di bagian kepala.

Syifa memejamkan matanya menahan tangis melihat sang sahabat yang begitu sangat malang itu, dirinya tidak bisa berbuat apa-apa selain berdoa agar sahabatnya itu cepat pulih kembali. 

" Semoga saja Safa cepat sembuh, kamu pulang lah dan istirahat biar aku yang menjaganya." 

Syifa menggeleng dia tidak ingin pergi meninggalkan rumah sakit sedetik pun.

" Tidak, sebaiknya kamu saja yang pulang aku tidak mau ibumu sampai mengoceh lagi jika kamu pulang terlambat." 

Ibu tirinya benar-benar akan mengoceh jika anak kesayangannya itu pulang larut malam apalagi tahu jika Erik bersama dengan dirinya. 

" Tapi kamu juga butuh istirahat Syifa, sudah seharian kamu di sini. Tidak makan, tidak minum, apalagi istirahat. Aku tidak mau kamu sampai sakit," ucapnya penuh perhatian.

" Aku tahu …" jawab Sifa cepat selera makannya hilang setelah mengetahui jika sahabatnya masih terbaring lemah di rumah sakit ini. Bagaimana dia bisa istirahat sementara siap Safa tengah berjuang menahan rasa sakitnya. 

" Pulanglah, aku tidak apa-apa jangan khawatirkan aku." 

Erik menghela nafasnya kasar dia tahu jika Syifa sangat keras kepala sekali dan dia pun tidak bisa berkata apa-apa lagi.

" Baiklah tapi jika ada apa-apa tolong segera hubungi aku." Syifa mengangguk kemudian Erik pergi meninggalkan rumah sakit.

" Aku harap semoga kamu cepat pulih kembali sofa aku tidak bisa melihat kamu seperti ini tolong berjuanglah demi aku." 

Syifa duduk sambil mengusap wajahnya, kepalanya terasa pusing mungkin karena memang dirinya belum makan seharian. Namun selera makan itu hilang saat melihat Safa yang terbaring, tetapi perut tidak bisa diajak kompromi cacing sudah berdemo meminta makan sesuatu dan pada akhirnya Syifa pun memutuskan untuk keluar sebentar untuk mencari makanan.

Saat berjalan di trotoar hendak menuju ke tukang nasi goreng pinggir jalan tiba-tiba ada sebuah mobil melaju kencang dan menabrak dirinya untunglah tidak apa-apa hanya luka kecil di bagian lengannya saja. 

Kepala pusing banyak pikiran perut lapar ditabrak pula tentu Syifa sangat marah dan emosi sekali, dia buka sendal sepatunya lalu melemparnya tepat mengenai mobil hitam yang mewah itu.

" Woi bisa nyetir nggak sih? Nggak lihat apa orang segede jaban ini ditabrak!" Teriak Syifa marah dia bangkit karena dia bukan wanita yang lemah yang ditabrak sedikit langsung mewek.

Seorang supir berpakaian jas hitam bahkan memakai kacamata hitam padahal hari sudah gelap namun laki-laki itu tetap saja memakai kacamata hitam, aneh sih tapi entahlah Shifa tidak peduli. Sopir itu melihat bekas mobil yang dilempar sandal sepatu oleh Syifa tadi.

" Hai Nona, kok bisa saja membuat mobil ini lecet Apa kau bisa mengganti rugi, hah?" Ucapnya tak kalah marah Syifa terbengong-bengong menatapnya. Karena sopir itu lebih mementingkan mobil ketimbang nyawa orang. 

" Woi Pak tua, kau yang menabrak dan kau pula yang marah-marah. Lantas bagaimana denganku, Apa kau tidak ingin ganti rugi?" Balas Syifa tak kalah emosinya dia menatap tajam laki-laki berkacamata hitam itu.

" Ada apa ini?" Tanyanya dengan nada dingin. Syifa menoleh ke arahnya dia menatap dari ujung kepala ke ujung kaki.

Tubuh tinggi tegap, bulu alis yang tebal hidung mancung bibir tipis kulit putih dan memiliki rahang yang tegas. Laki-laki yang begitu tampan Namun sayang terlihat begitu dingin dan arogan Syifa tidak tertarik sama sekali dengan laki-laki seperti itu. 

" Maaf tuan wanita ini melempar mobil dengan sepatunya," ucap sang sopir dengan nada takut.

" What?" Syifa melongo sopir tidak mempedulikan keselamatannya, bagaimana jika dirinya sama seperti Safa Sifa rasa sopir itu tidak akan bertanggung jawab mungkin sudah kabur. 

" Ini adalah chat sedikit suruh dia minta ganti rugi," ucap laki-laki arogan itu melihat mobilnya yang sedikit membekas akibat terkena sendal sepatu milik Syifa.

" What!" Melongo dua kali lipat sungguh tidak percaya ternyata sopir bersikap seperti itu menurun dari tuannya. 

" Hey … apa-apaan ini?" Emosinya sudah meledak namun saat hendak marah tiba-tiba ada seorang anak kecil yang berjalan dengan susah payah menuju ke arahnya.

" Mami …" ucapnya dengan wajah polos. Amarah Syifa menjadi reda saat melihat anak kecil imut dan sangat tampan itu menghampiri dirinya dan memeluk kakinya.

" Ya ampun imut banget, anak siapa sih ini?" Syifa pun menggendong anak kecil tersebut yang berusia sekitar 2 tahun lebih. 

" Mami …" ucapnya lagi sambil memeluk dirinya. 

" No sayang, bukan Mami." 

bab 2

Shifa terlihat begitu sangat lembut terhadap anak kecil. Yang menggendongnya penuh hati-hati bahkan ikut memeluk anak balita itu memeluknya erat. 

" Mami." Balita itu kembali memanggilnya mami dengan gemas siapapun mencium pipi gembulnya.

" Bukan Mami sayang tapi kakak," ucap Syifa dia mengelus-elus punggungnya pelan. Shifa mencari keberadaan orang tua balita ini, celingak-celinguk namun tidak ada siapapun di sekitar selain dua laki-laki menyebalkan ini.

Kedua mata Sifa menyipit saat laki-laki bertubuh tegap berjalan dengan langkah panjang berjalan menuju ke arahnya. 

" Mau apa lagi dia?" Gumam Syifa yang masih menggendong balita lucu dan imut tersebut.

Laki-laki itu sudah berdiri tepat di hadapannya, kira agak sedikit kesusahan mendongak lantaran laki-laki itu begitu sangat tinggi. Jarak antara mereka agak begitu dekat hingga indra penciuman Syifa dapat mencium aroma maskulin dari tubuh laki-laki itu.

" Kenzo dia bukan Mami kamu, ayo sini ikut Papi," ucapnya berkata lembut tangannya mengambil kenzol dari gendongan Syifa.

" What … jadi anak kecil imut dan lucu ini adalah anak laki-laki arogan ini? Jauh banget perbandingannya," batin Syifa terkejut saat mengetahui jika balita yang ia gendong tadi adalah anak laki-laki arogan yang sudah menabraknya yang tidak bertanggung jawab itu.

" Mudah-mudahan saja anaknya kelak tidak sama seperti dirinya benar-benar menyebalkan," lanjut Syifa menatap tajam arah Kenzo. 

" Mami … Mami …" hati Syifa benar-benar tak kuasa mendengar suara tangisan dari balita yang bernama Kenzo itu menyebut dirinya mami. Tangannya terulur seakan ingin digendong kembali.

" Stop Kenzo, dia bukan Mami kamu. Jadi berhentilah menangis oke." Laki-laki itu sedikit membentak anaknya sontak membuat Kenzo semakin histeris dan memanggil mami dalam ucapannya.

Syifa benar-benar tidak tega kemudian dia berjalan cepat menghampiri laki-laki itu yang sudah masuk ke mobil dengan membawa Kenzo di gendongannya.

" Apa kamu tidak bisa lembut sedikit terhadap anak? Lihat dia bukannya berhenti menangis, malah semakin takut," kesal Syifa.

Kamu laki-laki itu tidak memperdulikannya dia malah sibuk menenangkan Kenzo yang sudah dari tadi tidak berhenti menangis dan malah berontak ingin pergi ke pelukan Syifa. Syifa hanya diam saja dia tidak bisa berbuat apa-apa toh ayahnya tidak mengizinkan anaknya ikut bersama dirinya dan malah membiarkan balita mungil itu terus menangis histeris.

Braaak … sang sopir menutup pintu mobil, kemudian dia bergegas masuk ke mobil dan pergi meninggalkan halaman rumah sakit itu. 

Syifa hanya menghela nafasnya sungguh hatinya tidak tega sekali melihat anak kecil yang menangis histeris seperti itu. 

" Semoga kamu sabar memiliki ayah seperti dia, dek," ucap Syifa kemudian dia kembali ke tujuan awalnya yaitu membeli nasi goreng karena perutnya memang sudah sangat lapar sekali.

Setelah merasa perutnya sudah kenyang Syifa kembali ke tempat di mana sang sahabat dirawat, Syifa melihat dari luar kaca ruangan UGD melihat sang sahabat masih belum sadarkan diri membuatnya sangat sedih sekali. Syifa menghembuskan nafasnya lalu dia duduk di kursi tunggu tak jauh dari ruangan UGD itu. Karena merasa sangat lelah dan juga mengantuk Syifa memejamkan matanya dengan posisi duduk bersandar.

Sifat terbangun dari tidur saat mendengar ricuh di rumah sakit ini dan dia dapat melihat beberapa orang berjas hitam berkacamata hitam dengan langkah lebar menelusuri lorong rumah sakit Syifa mengerutkan keningnya. 

" Apa-apaan mereka?" Sok berkuasa sekali ini pikir Syifa karena tak ada yang berani mencegah beberapa pengawal itu. Kemudian matanya menangkap satu sosok di belakang para pengawal yang bertubuh besar itu dan sosok itu sedang menggendong malaikat kecil dan terdengar suara tangis yang sangat memilukan.

" Apa mungkin anak yang tadi?" Ucapnya sontak Syifa langsung berdiri. 

Dan benar saja para pengawal itu yang terdiri dari empat orang berhenti tepat di hadapannya dan mereka membuka jalan membiarkan laki-laki dingin dan organ itu maju melangkah menghampiri dirinya.

" Ada apa?" Tanya Syifa malas namun pandangan matanya fokus kepada balita yang masih menangis histeris.

" Kenzo tidak bisa berhenti menangis dia terus memanggil mami," ucapnya dingin tak ada ramah-ramahnya sama sekali. Syifa menghela nafasnya.

" Lalu?" Syifa bertanya sambil memiringkan kepala.

" Mulai dari sekarang kau akan menjadi pengasuh Kenzo!" Tanpa kata, tanpa basa-basi, dengan nada tegas dingin dan datar laki-laki itu seenaknya saja berucap.

" What …" tentu Syifa melong apa-apaan ini bagaimana mungkin dirinya tiba-tiba menjadi pengasuh Kenzo seenaknya saja berkata pikir Syifa.

" Mami …" balita itu menoleh ke arahnya kemudian memanggilnya Mami lagi-lagi hatinya luluh tangan kecil mungil itu mengulur seakan ingin digendong dengan sangat terpaksa Siva pun menyambutnya dengan sangat hati-hati.

Ajaib sekali Kenzo yang sedari tadi menangis histeris tidak bisa ditenangkan oleh siapapun bahkan termasuk ayah kandungnya tiba-tiba berhenti begitu saja setelah digendong oleh Syifa. Bahkan tertidur dengan pulas karena begitu lelah akibat menangis tadi.

Laki-laki itu melongo tak percaya sama sekali, menjadikannya sebagai pengasuh tidaklah buruk. 

" Aku tidak mengerti Kenzo tidak biasanya seperti ini kepada orang asing, bahkan ini baru pertama kalinya dia bisa berbicara dan hanya satu kata yaitu mami." 

" Dan bahkan dia langsung berhenti setelah kau gendong dan mulai dari sekarang kau akan menjadi pengasuhnya," lanjutnya dengan sangat serius seakan tidak ingin ada penolakan.

" Oh maaf, tapi saya tidak bisa saya begitu sibuk," tolak Syifa.

" Berapa yang kau inginkan?" Tanya laki-laki itu datar, berapapun Syifa minta pasti akan dia bayar asal anaknya itu tidak kembali menangis seperti tadi.

Shifa mendesah dia menatap tajam laki-laki di hadapannya ini. Apa semua karena uang sehingga bisa melakukan apapun dan bisa membeli apa saja dengan uang itu. Orang kaya memang berbeda.

" 50 juta dari jam 08.00 sampai jam 03.00 sore." Syifa hanya asal bicara karena tidak mungkin orang mau membayarnya begitu mahal bahkan orang kaya sekalipun. Dia tersenyum puas karena pasti laki-laki itu tidak akan mau meminta dirinya menjadi pengasuh lagi.

" Oke, dan kau bisa mulai kerja besok pagi," jawabnya tanpa pikir panjang. 

Syifa lagi-lagi dibuat melongok olehnya, 50 juta orang gila mana yang mau membayar gaji sebesar itu. Dalam beberapa bulan saja dirinya bisa jadi kaya raya. Apa dia benar-benar sudah hilang akal pikir Syifa. 

bab 3

Terkejut tentunya, Shifa tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dengan sangat angkuhnya laki-laki itu berkata besok sudah mulai kerja. Dia pikir dengan meminta gaji besar akan di pertimbangkan lagi dengan laki-laki itu, tetapi nyatanya salah, Shifa yakin jika laki-laki di hadapannya ini bukan hanya sekedar orang kaya saja. 

" Siapa sia sebenarnya?" Batin Shifa memperhatikan wajah laki-laki itu lekat.

" Kenapa? Apa ada sesuatu di wajah saya?" Tertangkap basah tengah memperhatikan wajahnya, Shifa spontan langsung gelagapan.

" Tidak ada, hanya saj aku penasaran. Siapa nama kamu?" Tanyanya. Laki-laki itu memicingkan sebelah matanya menatap Shifa.

" Kau tidak kenal siapa aku?" Dia malah justru balik tanya. Shifa memutar bola matanya. Kalau tau ngapain nanya pikirnya.

" Apa kau artis, pejabat, atau anak presiden?" Shifa menang tidak mengenal laki-laki ini, lagi pula tidak memiliki waktu untuk mencari tahu.

Laki-laki itu terdengar mendesah, dia kembali menatap Shifa yang masih menggendong anaknya itu.

" Nona, mohon sopan dengan tuan. Tuan ini adalah CEO di perusahaan terbesar di seluruh dunia dan salah satu perusahaan nya adalah Walmart. Anda pasti tahu kan? Dan beliau adalah CEO nya, Derik Novrilan Melvano." Salah satu lelaki yang berjas hitam itu menjelaskan.

Walmart adalah perusahaan yang berdiri sejak tahun 1962 di bidang retail adal Amerika Serikat. Saat ini pun, Walmart telah menjadi perusahaan retail terbesar di dunia dengan mengoperasikan toko diskon, supercenter, hingga merambah ke platform online. Berhubung Walmart ini adalah perusahaan retail, tentu saja barang yang dijual ada berbagai macam jenis. Mulai dari pakaian, perlengkapan rumah tangga, obat-obatan. buku, makanan dan minuman, perhiasan, hingga peralatan otomotif. Walmart ini didirikan oleh Derik Novrilan Melvano saat usianya masih muda. Kemudian berkembang pesat hingga memiliki jumlah pegawai sebanyak 2,2 juta! Bahkan keuntungan hariannya pun mencapai Rp1,3 triliun!

" Oh …" jawab Shifa singkat padat terdengar acuh saja. Tidak ada kagetnya sama sekali. Tentu Derik menatapnya dengan kening mengkerut. Apa gadis dihadapannya ini memang tidak mengenai dirinya?

" Begini ya Tuan Derik yang terhormat. Saya memang menyebutkan nominal gaji yang anda berikan. Tetapi bukan berarti saya setuju untuk menjadi pengasuh anak anda. Dan seperti yang anda lihat sekarang, sahabat saya sedang terbaring di dalam jadi saya harus menjaganya sampai dia benar-benar pulih," ucap Shifa sopan. Dia bicara formal sekarang. 

Derik terlihat begitu sangat menakutkan, rahang nya terlihat tampak jelas. Wajahnya merah dan tatapan begitu sangat tajam, Shifa langsung merinding dibuatnya. Derik tentu tidak terima dengan penolakan, selama ini tidak ada yang berani menolak keinginan dirinya. 

" Emmm, Nona, tolong pertimbangan kembali. Berapapun gaji yang anda minta pasti akan kami berikan, apapun yang anda inginkan pasti Kami berikan juga, bahkan termasuk menjaga sahabat anda di rumah sakit ini. Dan kami juga akan memberikan Dokter yang terbaik di dunia ini untuk menangani sahabat anda." Laki-laki yang tadi kembali bicara. 

" Karena dari itu kami mohon dengan Nona, jadilah pengasuh untuk tuan muda kami. Dia sudah kehilangan ibunya sejak lahir dan ini baru pertama kalinya kami mendengar tuan muda berbicara dengan sebutan Mami pada anda. Jadi tolong pertimbangan kembali, demi tuan muda kami, dia biasanya tidak pernah menangis seperti tadi hanya karena ingin bertemu dengan anda," lanjutnya kembali dengan memohon.

" Jika dia terus-terusan menangis seperti tadi, kami takut akan berdampak buruk dengan kesehatannya." 

Shifa diam sambil memperhatikan wajah polos Kenzo yang tengah tertidur lelap dalam gendongannya. Shifa sangat merasa iba sekali karena di usianya yang masih belia sudah kehilangan sosok seorang ibu. Shifa tahu betul bagaimana rasanya, karena dirinya saat kehilangan ibu usianya pun masih begitu muda. Dan di usianya begitu masih sangat membutuhkan kasih sayang dari ibunya, mungkin sebab itulah mengapa Kenzo memanggil dirinya mami, karena nasib mereka tidak jauh berbeda.

" Baiklah, aku akan menjadi pengasuh Kenzo untuk sementara saja," ucapnya pada akhirnya menyetujui.

Semuanya lega, karena kalau tidak mereka tidak sanggup jika tuanya itu sampai marah.

" Terima kasih, Nona," ucap laki-laki tadi.

" Tapi jangan lupa dengan sahabat saya, perlakukan dia dengan baik. Awas saja jika saya mendengar keluhan kecil saja darinya, maka kau akan tamat!" Ancam Shifa begitu sangat serius. Bahkan gadis itu mengeluarkan aura sama persis seperti Derik, yaitu aura membunuh.

" Baik Nona, anda tidak perlu khawatir," jawabnya meyakinkan. Shifa mengangguk lalu dia memperhatikan laki-laki yang sedari tadi bicara itu.

" Kamu siapa? Kenapa kamu yang jadi juru bicaranya?" Tanya Shifa, dia melirik Derik yang acuh dengan wajah datarnya.

" Panggil saja saya Boy, Nona. Saya adalah asisten pribadi tuan Derik," jawabnya memperkenalkan diri.

" Oh." Shifa kembali mengangguk, memang kehidupan orang kaya sangat berbeda sekali, bahkan bicara saja ada yang mewakilkan. 

" Apa sudah selesai bicara? Bawa kembali Kenzo pulang, tidak baik berlama-lama di luar," ucap Derik dengan nada dingin nan tegas. Laki-laki itu berjalan lebih dulu.

Shifa ingin sekali memasukan Derik kedalam oven supaya panas sedikit. Dasar manusia dingin pekik Shifa kesal. 

" Hey, kenapa kau tidak membawa Kenzo?" Teriak Shifa.

" Nona pelankan suara anda, tuan muda bisa terganggu," ucap Boy. 

Shifa menghentikan langkahnya, lalu dia menatap Boy dengan wajah kesal.

" Kalau begitu kau saja yang membawa Kenzo. Aku mau menjaga sahabat aku disini, jadi tidak perlu repot-repot mengantar kalian sampai kedepan." 

Shifa hendak memberikan Kenzo pada Boy.

" Apa kau tidak mendengar apa yang dikatakan Boy tadi?" Terdengar suara dingin hingga membuat Shifa mengurungkan niatnya dan menoleh arahnya.

" Orang-orang ku yang akan mengurus sahabat mu itu, jadi kau fokus saja pada Kenzo," lanjutnya datar.

" Iya, tapikan aku mulai kerja besok bukan malam ini," kesal Shifa.

" Siapa yang bilang kau mulai bekerja besok?" Tanyanya dengan wajah polos. 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!