"Ratih Andriani bin Sarifuddin, aku Bagaskara menjatuhkan talak satu atas dirimu. Kamu bukan lagi istriku, ku haramkan dirimu menyentuhku, dan kuharamkan diriku menyentuhmu."
Ratih yang mendengar kata talak dari mulut sang Suami, hanya bisa terdiam. Ia tidak menyangka akan mendengar kata yang paling menyakitkan sebagai seorang istri.
"Jangan bercanda Mas. Apa maksud Mas menjatuhkan talak kepadaku, aku salah apa Mas?"Tanya Ratih yang masih terkejut.
"Jangan berlagak seperti wanita baik-baik Ratih. kamu sudah mengkhianati aku, kamu sudah selingkuh!" ujar Bagas dengan rasa kecewa.
"Ratih tersenyum miris, selingkuh kata Mas. Aku selingkuh' kata siapa Mas? apa Mas punya bukti?" tanya Ratih yang masih berusaha mencari jawaban atas talak yang diberikan kepadanya.
"kamu mau bukti Ratih. Ini, saya punya buktinya!" Ujar sang Mertua yang tiba-tiba datang entah dari mana dan melemparkan foto ke wajah Ratih.
Ratih tersenyum sinis melihat foto yang di lempar kepadanya.
"Oh, jadi ini bukti Mama, kalau aku selingkuh. Apa Mama yakin aku benar-benar selingkuh?" Ratih berjalan ke arah Sang Mertua dengan tatapan mengintimidasi.
"Apa maksud kamu berkata seperti itu kepada Mama,Ratih? Dia itu Ibu mertua kamu, jadi Mas harap kamu sopan terhadapnya!" ujar Bagas.
"Mas salah, aku bukan menantu dia lagi,dan dia bukan Ibu mertuaku lagi, bukankah Mas sudah menjatuhkan talak terhadapku tadi? Jadi, tidak ada kewajibanku untuk tetap menghormati dia!" ucap Ratih tegas,seraya menunjuk mantan Ibu mertuanya.
"Dan untuk kamu Mas. Apa kamu percaya dengan Foto-foto itu, apa kamu percaya bahwa aku selingkuh?" tanya Ratih tegas,dengan sorot mata tajam.
"Yah, saya percaya kamu selingkuh.dan saya juga percaya dengan semua bukti Foto itu!" ucap Bagas dengan tegas.
"Baiklah Mas. Jawabanmu sudah membuatku mengerti langkah apa yang akan aku lakukan,dan aku rasa percuma saja aku menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Karena kamu, bahkan tidak mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu seperti apa. Ku harap jangan menyesal dengan keputusan talak. Karena akan ku pastikan, kamu akan menyesal dengan talak itu."
Ratih menatap kecewa ke arah Suaminya.
"Ternyata tiga tahun lamanya kita bersama. Mas tidak percaya kepadaku, tiga tahun Mas kita menjalani biduk rumah tangga. Suka duka kita lewati bersama, hanya karena foto dan tuduhan dari orang luar, Mas percaya begitu saja dengan apa yang mereka katakan. Sungguh! aku kecewa Mas. Aku kecewa terhadap keputusanmu. Tanyakan hatimu, apakah aku benar selingkuh?" tanya Ratih yang meluapkan rasa kecewanya.
Setelah mengatakan itu kepada Mantan Suaminya. Ratih kemudian berjalan ke arah kamarnya, ia mengemas semua pakaian dan barang-barangnya. Tak ada air mata lagi terlihat di pipi mulusnya, langkahnya semakin mantap untuk keluar dari rumah ini. Setelah mendengar jawaban dari sang Suami.
Dengan langkah pasti, Ratih menuruni anak tangga satu persatu,dengan pandangan tegak tak ada lagi kesedihan terpancar di wajahnya.
Saat mencapai lantai dasar, Ratih dapat melihat senyum mengejek yang terpancar dari wajah mantan Ibu mertuanya. Ratih kemudian berjalan dan membisikkan sesuatu ke telinga Ibu mertuanya.
"Nikmatilah kemenanganmu ini untuk sementara, mantan mertuaku sayang. Setelah ini, ku pastikan senyumanmu akan berganti dengan penyesalan dan airmata. Kamu! tidak tahu siapa aku. Bahkan, putramu sendiri tidak tau siapa aku sebenarnya!" Bisik Ratih penuh penekanan dan intimidasi.
Setelah mendengar kata-kata Ratih di telinganya Bu Mira menjadi sedikit takut,dan gugup.
"Pergi kamu dari sini wanita murahan?!" Teriak Mira.
Sedangkan Bagas hanya terdiam menatap mantan Istrinya,ia masih sangat mencintai Ratih. Namun kepercayaannya sudah hancur karena isu perselingkuhan Ratih.
"Santai Ma. Aku akan pergi dengan senang hati. Tapi, Mama harus ingat! sepandai-pandainya Mama menyimpan bangkai, pasti akan tercium busuknya juga. Jadi, hati-hati yah Ibu tiri dari mantan Suamiku!" ucap Ratih tersenyum mengejek.
Bagas tak dapat mendengar ucapan Ratih. karena telah berlalu dan masuk ke dalam kamarnya.
Mira semakin kaget dan gugup karena ucapan Ratih, ia tidak menyangka Ratih bisa tau identitas aslinya. Ia bukan Ibu kandung dari Bagas, namun ia yang merawatnya dari Bagas berumur 2 tahun,karena Ibu kandung Bagas meninggal karena sakit.
Ratih berjalan keluar dari rumah itu,dengan langkah pasti ia berjalan dan masuk kedalam mobil dan mengendarainya.
Saat mobil yang dikendarai Ratih tiba di jalanan yang sepi. Ratih menghentikan mobilnya di pinggir jalan, ia menumpahkan sesak di dalam dadanya. Bohong! jika Ratih tidak sakit saat menerima talak dari suami yang dicintainya, ia tegar dihadapan semua orang, namun akan rapuh saat dia sendirian.
Saat tangis dan sesak di dadanya mulai berkurang, niat hatinya ingin melanjutkan perjalanan,namun harus tertunda karena mendapat gangguan kecil dari orang yang tidak dikenal.
"Tok.tok.tok."Seseorang mengetuk pintu kaca mobil Ratih.
Ratih hanya diam saja, karena tau tujuan orang itu. Ia tidak bergerak membuka pintu mobilnya.
"woi..keluar! Kalau tidak' saya tidak akan segan-segan memecahkan kaca mobil ini?!" teriak pria tersebut,sambil memperlihatkan sebatang besi.
Ratih hanya tersenyum sinis dari dalam mobilnya, tak ada rasa takut dalam dirinya.
Rupanya ada yang ingin jadi samsak geratis nih,mumpung lagi emosi dan sakit hati. Apa salahnya meluapkan kepada tiga orang preman itu.batin Ratih tersenyum smirk.
Karena tak kunjung pintu mobil Ratih terbuka. Preman yang memegang sebatang besi itu, hendak mengayunkan besi itu ke arah kaca mobil Ratih.
"Bruk!" Preman itu jatuh karena pintu mobil dibuka secara tiba-tiba, sebelum kaca mobil Ratih pecah.
Ratih sudah berdiri anggun di samping mobilnya dengan bersandar di body mobil.
"Wiiihh! Mangsa kali ini cantik woi!" seru preman yang jatuh, Kepada kedua preman lainnya.
"Ini bagian ku,kamu tunggu di sana jangan mengganggu kesenanganku!" perintah Preman itu,yang kemungkinan Bos mereka.
Setelah menyuruh anak buahnya menyingkir Bos preman it berjalan ke arah Ratih dengan tatapan mesum.
"Ayo sayang,kamu akan merasa senang bersamaku!" Ujar preman itu di depan Ratih dan berniat menyentuhnya.
"Krek!" Bunyi pergelangan tangan yang ditekuk.
"Ini akibatnya karena ingin menyentuhku!" ucap Ratih dengan sorot mata tajam.
Preman tersebut tidak tinggal diam, ia ingin menyerang Ratih dengan tangan sebelah kirinya.
"Akhhhh!! Teriak preman itu,karena mendapat tendangan di dadanya,hingga tersungkur.
"Bagaimana, apa masih kurang? ini akibatnya karena kamu tidak menghormatiku sebagai perempuan!" Ujar Ratih dengan santai.
"Brengsek, kau wanita sialan!" Anak buah preman itu maju dan ingin memberi pelajaran bagi Ratih.
"Tunggu dulu! kalau kalian memang lelaki sejati, maju satu-satu jangan main keroyokan!" jelas Ratih yang melihat dua orang preman ingin menyerangnya secara bersamaan.
karena mendengar ucapan Ratih, preman tersebut maju seorang diri.
Preman itu bersiap melayangkan tinju ke arah Ratih,namun Ratih dengan sigab menghindarinya,dan memberikan tinju ke arah rahang preman itu.
"Akhh…! kurang ajar! ternyata kamu tidak bisa dianggap remeh!" ujar Preman itu,karena tidak menyangka serangan Ratih cukup kuat.
"Yah,tidak selamanya perempuan itu lemah,ada kalanya ia harus melawan jika sudah tersakiti.
Perkelahian pun tak dapat dihindari lagi, Bos preman itu kembali bangkit setelah merasa bisa melawan Ratih.
Tolong lepaskan saya, Ampun!!!
Flashback on.
"Alhamdulillah. Setelah penantian selama tiga tahun. Akhirnya, Allah memberikan hadia terindah dalam hidupku!" Ujar Ratih yang begitu senang melihat tespek itu bergaris dua.
"Ini akan jadi hadia yang terindah buat Mas bagas dan aku. Aku akan memberikan kejutan ini saat Mas bagas pulang dari kantor!" senyum indah terukir di wajah cantiknya.
Ratih kemudian keluar dari kamar mandi,dan bersiap-siap memberikan kejutan kepada Bagas suaminya.
Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore.Ratih sudah tampak rapi dan wangi dengan pakaian rumahnya. Ia sudah tak sabar menunggu Sang Suami pulang.
Tak berselang lama, mobil yang dikendarai Bagas sudah memasuki halaman rumah mereka. Ratih tampak berdiri di teras rumah dengan senyum indah terukir di wajahnya.
"Assalamualaikum!" Salam Bagas,saat akan masuk kedalam Rumah.
"Waalaikumsalam!" jawab Ratih,yang ingin mengambil tangan sang Suami. Namun tangannya ditepis dengan kasar oleh Bagas.
Melihat perlakuan sang Suami yang begitu kasar. Ratih segera menyusul Bagas masuk kedalam Rumah dan ingin menanyakan apa yang terjadi. Namun sebelum Ratih bertanya, talak sudah lebih dulu di jatuhkan Bagas terhadapnya.
Sehingga kejutan yang dipersiapkan Ratih untuk Bagas. Menjadi urung untuk dikatakan oleh Ratih.
Flashback off.
Disinilah sekarang Ratih. Tengah berkelahi dengan tiga orang preman.
Ratih yang melihat Bos preman itu bangkit dan ingin menyerangnya. Terlebih dahulu, Ratih memberikan tendangan ke arah pinggangnya, dan menangkap sebelah tangan Bos preman itu dan membuatnya patah.
"Krek!" bunyi tulang yang patah.
"Akhhh?!" Teriakan histeris Bos preman itu,ia seketika jatuh tersungkur ke bawah dengan menahan sakit di tangan kirinya
Kedua anak buah Preman itu terkejut dengan apa yang dilakukan Ratih terhadap Bos mereka.
Secara bersamaan mereka berdua menyerang Ratih dari arah berlawanan. Namun dengan sigab Ratih berjongkok, dan menendang kaki kedua preman itu dengan gerakan berputar.
"Brukk!" Preman itu terjatuh.
Salah satu preman hendak kembali menyerang. Namun Ratih dengan cepat menendang dadanya dan menghampiri preman itu, memberikan pukulan membabi buta ke arah wajahnya. Hingga mengeluarkan darah dari hidungnya.
Melihat temannya sudah tersungkur tak berdaya, preman yang satunya berniat melarikan diri. Namun Ratih menyadari pergerakan preman tersebut, dan segera melumpuhkannya. Dengan tendangan mengenai punggung preman itu.
"Tolong lepaskan saya. Ampuni saya Mbak, saya nggak akan mengulanginya lagi.saya tobat Mbak!" Mohon preman itu sebelum Ratih memberinya pelajaran.
"Baik. saya pegang janjimu, untuk tobat. Tapi, jika saya melihat kamu melakukan ini lagi, maka bukan hanya badanmu saja yang saya buat tak berbentuk. Pusaka lahirmu pun akan saya buat tidur selamanya!" Ancam Ratih dengan melirik bagian bawah preman itu.
Ratih kemudian berjalan ke arah mobil. Dengan sedikit waspada terhadap preman itu, dan tak lama kemudian, Ratih kembali ke arah preman tersebut. Dengan memberikan segepok uang berisi 50 juta.
"Ini. Pake uang ini untuk berobat teman-temanmu,dan ucapkan permintaan maafku. Karena membuat mereka cedera dan luka-luka, saya tau kamu orang baik. Mungkin kamu tidak punya kerjaan lain sehingga melakukan ini, ini kartu nama saya dan jika kamu ingin pekerjaan halal segeralah ke alamat ini!" Ujar Ratih kemudian segera pergi meninggalkan ketiga preman itu.
Ratih yang saat ini tengah mengendarai mobilnya, tersenyum hangat kearah perutnya dan mengusapnya lembut.
"Kamu hebat Nak. Bisa kuat Saat Ibu melawan om-om Preman tadi, kerjasama yang bagus sayang!" Ratih tersenyum senang namun hatinya tengah menjerit.
Ratih Andriani adalah perempuan cantik, tegas, dan pekerja keras. Ia terlahir dari keluarga yang cukup kaya, Ayah dan Ibunya sudah lama meninggal sejak usia Ratih 15 tahun. Berkat bakat berbisnis yang diturunkan oleh sang Ayah kepadanya. Ratih berhasil membangun usahanya sendiri,di usia menginjak 20 tahun. Ratih sudah mempunyai butik sendiri, karena kepiawaiannya dalam merancang busana, maka Ratih menggunakan itu sebagai peluang bisnis.
Tak banyak yang tahu latar belakang keluarga Ratih. Bahkan Bagas yang sudah menjadi mantan Suami Ratih, tidak tahu menau latar belakang keluarga Mantan Istrinya. Bagas hanya tau Ratih terlahir dari keluarga sederhana,dan ia hanya tau kedua orang tua Ratih sudah meninggal dunia,dan Ratih hanya punya satu kakak.
Tak terasa mobil yang di kendarai Ratih sudah tiba di kediaman pribadinya.
"Assalamualaikum Bi Sumi?!" Teriak Ratih di depan pintu rumahnya.
"Waalaikumsalam,Ya Allah Neng cantik?!" Teriak Bi Sumi dengan Senang.
Mereka berdua lalu berpelukan melepas Rindu satu sama lain. Bi Sumi adalah asisten di rumah Ratih, Bi Sumi sudah seperti Ibu bagi Ratih.
"Ayo masuk Neng cantik. Bibi akan buatin makanan dulu!" Ujar Bi Sumi yang sudah berjalan ke dapur.
Ratih berjalan masuk kedalam kamarnya. Saat menikah dengan Bagas lalu, Ratih menggunakan rumah Bi Sumi sebagai rumahnya. Ia menyembunyikan identitas aslinya dari sang Suami, karena Ratih tau Ibu mertuanya orang yang sangat Matre.
Setelah selesai membersihkan Diri. Ratih turun ke bawah menuju dapur, untuk mengisi perutnya.
"Bi Sumi temenin aku makan yah!" pinta Ratih saat setelah sampai di depan meja makan.
"Siap Neng cantik!" Jawab Bi sumi semangat.
Mereka berdua lalu makan dengan hikmat. Namun tanpa Ratih sadari Bi Sumi tengah memperhatikannya.
"Neng, apa Neng cantik kurang makan di sana, kok Neng kurusan sih?" tanya Bi Sumi yang memperhatikan anak majikannya.
"Ratih nggak pernah kurang makan Bi. Cuma seminggu terakhir ini, Ratih nggak nafsu makan. Bawaannya pengen mual. Setelah Ratih cek ternyata Ratih hamil Bi!" ucap Ratih.
"Alhamdulillah Neng cantik. Ternyata hamil toh, Bibi senang dengarnya."
"Terimakasih Bibi. sudah lanjut makan lagi!" Ujar Ratih.
Bi Sumi melanjutkan makannya. Namun dalam hati, ia bisa merasakan Ratih tengah mengalami masalah.
Sedangkan di kediaman Bagas.
Selepas kepergian Ratih. Bagas merasa sangat kehilangan, dalam hati ia Meragukan kalau Ratih selingkuh. Namun pikirannya membenarkan semua bukti yang ada.
"Sudahlah Gas. Jangan memikirkan perempuan itu lagi, dia sudah selingkuh. Jadi, untuk apa kamu bersedih, Kamu hanya membuang waktu memikirkan dia!" Ujar Mira Ibu dari Bagas.
Bagas tetap terdiam, tidak menanggapi ucapan Sang Ibu.
"Nanti Ibu kenalin sama Anak teman Ibu, orangnya Cantik dan berkelas, tidak seperti Ratih yang sederhana itu!" ujar Mira kembali.
"sudahlah Bu. Tolong jangan ganggu Bagas dulu. Bagas butuh waktu untuk melupakan Ratih, bersama Ratih bukan waktu sebentar bagiku. Jadi, Bagas harap ibu bisa mengerti!" Tegas bagas.
"Ya sudah.Ibu hanya ingin melihat kamu bahagia Gas,bukan apa-apa. Mungkin dengan mengenalkan perempuan baru, kamu bisa sedikit melupakan rasa sakitmu akibat perselingkuhan Ratih!" Ujar Mira yang masih berusaha membujuk Bagas agar mau berkenalan dengan gadis pilihannya.
Bagas melihat sang Ibu berubah menjadi sedih, akibat perkataannya. Akhirnya luluh juga dan mau di kenalkan kepada gadis itu.
"Baiklah Bu.Bagas mau di kenalin sama gadis itu, maafin Bagas. yang sudah buat Ibu sedih!" Ujar Bagas,seraya mengusap lembut tangan Sang Ibu.
Mira tersenyum penuh kemenangan karena rencananya berjalan dengan mulus.
"Plak!! Itu balasan untukmu yang mengganggu!!!
"Gimana Bu. Apa mereka sudah bercerai?" tanya Tania, Adik dari Bagas. Yang memang tidak menyukai Ratih.
"Iya dong. Ibu berhasil memisahkan mereka berdua, dengan bukti perselingkuhan Ratih. Yang kita rekayasa sedemikian rupa. Akhirnya Bagas percaya kalau istrinya benar-benar selingkuh!" Ujar Mira senang.
"Wah! Ibu memang jenius. Jadi, Nia bisa bebas lagi minta uang kepada Mas Bagas. Tanpa ada orang yang protes!" ucap Tania.
"Ia dong. Jatah bulanan Ibu juga semakin banyak,dan tak ada lagi yang memotongnya!" Ujar Mira senang.
"Terus rencana Ibu selanjutnya, Apa?" tanya Nia.
"Ibu sudah punya rencana. Ibu akan mengenalkan Masmu kepada seorang gadis,yang bisa ibu atur. saat nanti dia berhasil jadi istri Masmu!" jelas Mira.
"Oh. Bagus itu Bu. Biar dia nggak protes kalau Nia sering minta uang kepada Mas Bagas." Ucap Nia.
.
Mereka berdua tersenyum penuh kemenangan karena berhasil memisahkan Bagas dan Ratih.
Rekaman suara di tangan Ratih berakhir.
"Bersenang senanglah mantan mertuaku, dan mantan iparku sayang. Tertawalah sekencangnya, karena jika tiba waktunya. Tawamu akan berubah jadi tangisan yang begitu pilu!" ujar Ratih saat setelah mendengar rekaman suara Mira dan Nia. Yang didapat dari alat penyadap yang disimpan oleh Ratih dalam tas Mira.
Ratih saat ini sedang memantau pergerakan Mira. Ia sudah membuat rencana balas dendam terhadap mereka berdua.
" lagi ngapain Neng.serius banget natap laptop?" Tanya Bi Sumi.
"Ini lagi ngecek laporan dari butik Bi!" Ujar Ratih.
"Nih minum susu dulu,supaya bayi dalam perut kamu tambah sehat!" Ujar Bi Sumi, seraya memberikan segelas susu Ibu hamil.
"Terimakasih, Bi!" ucap Ratih,seraya mengambil gelas susu itu,dan meminumnya.
Keesokan harinya, Ratih berangkat menuju butik. Untuk mengecek segala rancangan gaun yang dipesan oleh kliennya.
Di saat bersamaan Mira dan Nia,tengah berada di salah satu butik Milik Ratih. Namun mereka berdua tidak tahu, bahwa butik itu milik Ratih mantan menantunya. Selama ini, Ratih mengerjakan semuanya hanya dari rumah. Agar tak menimbulkan kecurigaan terhadap mertua dan adik iparnya dulu.
"Bu,ayo kita ke butik itu. Itu butik langganan teman aku mereka sering belanja di sana. Nia pernah di ajak kesana!" Ujar Nia menunjuk butik Ratih.
"Barangnya bagus nggak?" tanya Bu Mira.
"Bagus lah Bu. Terus harganya bajunya lumayan terjangkau dan kualitasnya bagus!" Ujar Nia ,seraya berjalan memasuki butik itu.
Ratih yang saat ini berada di ruang kerjanya, yang secara kebetulan tengah memantau kinerja karyawannya lewat Cctv. Tersenyum licik ketika melihat Mantan mertuanya dan Nia tengah berada di butiknya.
"Num. Tolong naikkan harga sedikit tinggi, kepada dua orang wanita yang baru saja masuk kedalam butik. Jika ia ingin membeli barang di butik ini!" Instruksi Ratih lewat intercom, yang terhubung dengan Ranum manajernya.
"Baik Bu. Laksanakan!" Jawab Ranum.
Ratih masih terus mengamati gerak gerik mereka berdua. Hingga Nia ingin membeli satu gaun yang cukup indah.
"Hei. kamu ambilkan gaun itu, saya ingin mencobanya!" perintah Nia angkuh.
Karyawan tersebut mengambilkan gaun yang dimaksud oleh Nia.
Nia segera mengambil gaun itu dari tangan karyawan tersebut,lalu segera mencobanya di kamar pas.
Karena saking senangnya. Nia tak hati-hati, saat akan melepas gaun itu dari badannya.
"Shrek!" Suara robekan kain.
Nia sangat terkejut saat tau,gaun tersebut robek. Karena ulahnya, gaun itu tersangkut oleh gelang yang di pakainya.
"Nih. Saya tidak jadi membelinya. Gaunnya nggak enak dipakai!" ucap Nia menyerahkan gaun itu kepada karyawan tersebut.
Karyawan tersebut langsung memeriksa secara teliti gaun yang berada di tangannya.
"Ayo Bu, kita pergi dari sini cepat!" ujar Nia menarik tangan Mira agar segera keluar dari butik itu.
Karyawan yang melihat Nia dan Ibunya hendak pergi dari butik itu, dengan sigap menahannya.
"kenapa anda menahan saya tetap di sini?" tanya Nia marah, karena gagal melarikan diri.
"Maaf, ini perintah. Karena Nona sudah membuat gaun itu rusak!" ujar karyawan tersebut, seraya menunjuk gaun yang dipegang temannya.
"saya tidak pernah merusak gaun itu!" teriak Nia panik.
"Jangan bohong! karena gaun yang nona coba, tidak mengalami kerusakan sebelumnya!" Ujar karyawan butik itu.
"Mana buktinya saya merusak gaun itu?" tantang Nia.
"Lihat pergelangan tangan Nona. Di situ terlihat jelas ada sobekan gaun ini, yang tersangkut pada gelang yang Nona pakai!" ucap karyawan itu dengan cerdas.
Nia tak dapat lagi mengelak karena terlihat jelas sobekan gaun itu di gelangnya.
"Kamu gimana sih Nia, bisa-bisanya merusak gaun itu!" tunjuk Mira marah.
"Saya nggak sengaja Bu!" Jawab Nia.
"Saya harap Nona membeli gaun ini,mau atau tidak. Nona harus tetap membelinya!" tekan Ranum manajer butik Ratih.
"Berapa harga gaun ini?" tanya Nia memberanikan diri.
"Tunggu sebentar, saya cek harganya dulu!" ucap Ranum kembali.
Nia menunggu dengan cemas dan gelisa.
"Gaun ini harganya 2 juta, dan sudah termasuk potongan harga!" jelas Ranum.
Harga gaun tersebut hanya berkisar satu setengah juta saja, namun Ranum menaikkan harganya, sesuai perintah Ratih.
"Apa…! gaun seperti ini harganya dua juta. Kamu nggak nipu saya kan?" kaget Nia.
"Saya tidak mungkin menipu Anda. Jadi, saya harap anda membayar segera gaun ini!" perintah Ranum tegas.
Melihat Nia merogoh tasnya. Ratih segera keluar dari ruang kerjanya, dan berjalan ke arah mereka semua.
"Ada apa ini Ranum?" tanya Ratih yang pura-pura tidak tahu.
"Ini Bu. Nona ini merusak gaun ini dan tidak mau bertanggung jawab!" jelas Ranum.
Nia yang melihat Ratih di butik ini, menatap sinis ke arah Ratih.
"Ngapain kamu di sini gadis miskin?" Tanya Nia.
"Kenapa kalau aku berada di sini, apa masalahnya?" tanya Ratih menantang.
"kamu itu tidak pantas berada di sini. Tempat ini hanya untuk orang berkelas, bukan wanita murahan seperti dirimu!" sinis Nia.
Ranum tidak terima Bosnya di hina. Ia ingin maju dan memberi pelajaran kepada Nia, namun Ratih mencegahnya.
" Biar saya yang membereskannya!" ujar Ratih kepada manajer butiknya.
"Benarkah saya wanita murahan? atau sebaliknya. kamu yang murahan. Jangan kira aku tidak tau kelakuanmu di luar sana. kamu bahkan tengah menjadi simpanan suami sahabatmu sendiri!" ungkap Ratih dengan senyum mengejek.
"Oh ya satu lagi. Segera bayar gaun itu,dan pergi dari sini. Karena saya tidak mau, butikku menjadi kotor dengan adanya kamu dan Ibumu di sini!" Tegas Ratih.
Nia tertawa terbahak-bahak mendengar Ratih mengakui bahwa ini butik miliknya.
"Mbak, jangan ngehalu. Mana mungkin Mbak pemilik butik yang terkenal ini!" ucap Nia tak percaya.
"Terserah,mau percaya atau tidak. Yang jelas saya pemilik butik ini,dan segera selesaikan urusanmu dengan gaun itu!" tunjuk Ratih pada gaun itu.
Nia segera membayar gaun itu, dan kembali berjalan ke arah Ratih.
"Saya akan menyuruh anak saya menuntut harta gono gini. Karena saya yakin uang yang kamu pakai untuk butik ini,pasti memakai uang Bagas, Anak saya!" ucap Mira tiba-tiba.
"Silahkan. Ibu menyuruh Bagas menuntut. karena bisa ku pastikan Kalian tidak akan mendapatkan apapun!"Jelas Ratih.
"Tunggu saja, saya akan merebut butik ini!" Ucap Mira.
"Silahkan, lakukan apapun yang Ibu inginkan. Aku tidak takut, dan Aku jelaskan sekali lagi. Ibu belum tau siapa Aku sebenarnya,dan siapa keluarga besarku." Ucap Ratih.
"Alah. kamu itu hanya gadis miskin. Kamu bisa seperti ini, karena Bagas Anak saya!" Ujar Mira kembali.
"Terserah, apa yang Ibu katakan. Silahkan keluar dari sini, itu pintu keluarnya!" Ratih menunjuk pintu keluar.
Tanpa Ratih duga, Nia berjalan ka arahnya dan ingin menampar wajahnya.
"Plakk!" Bunyi tamparan.
"Ini hadiah untuk kamu. karena sudah berani ingin menamparku, dan masih berani mengganggu!" Ucap Ratih,yang lebih dulu menampar Nia.
" Satpam seret dia keluar!" perintah Ratih.
Satpam Butik pun segera menyeret mereka berdua.
"Awas kamu Ratih,saya akan memberikanmu pelajaran tunggu pembalasanku."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!