NovelToon NovelToon

DUDA SEDINGIN SALJU

PERTEMUAN PERTAMA

Yoga Aditya, pria berumur tiga puluh tahun baru saja kehilangan sang istri tercinta setelah melahirkan putri kecil mereka. Hidupnya mendadak suram tanpa adanya Rebecca di sampingnya. Ingin berteriak namun ia malu dengan orang orang di sekelilingnya.

Saat ini Yoga sedang berada di pemakaman, melihat jasad sang istri di masukkan ke liang lahat membuat Yoga hanya bisa diam dan diam saja. Entah apa yang ada di dalam pikirannya saat ini hanya dia yang tahu.

Tidak ada air mata yang menetes di pelupuk matanya, tapi jiwanya benar benar terguncang. Kesedihan yang mendalam tidak mampu membuatnya berkata kata. Ucapan bela sungkawa dan doa yang di berikan dari para pelayat hanya bisa ia balas dengan anggukan kepala saja.

" Sabar Ga! Yakinlah jika yang terjadi ini adalah yang terbaik untuk Rebecca. Jika dadamu terasa sesak, menangislah! Keluarkan rasa sesak itu supaya kau merasa lega. Jangan kau pendam seperti ini! Ini akan melukai psikismu." Ujar Tian menepuk bahu Yoga.

" Sesak pasti ada Yan, tapi aku berusaha untuk ikhlas agar tidak memberatkan kepergiannya. Aku ingin dia tenang di sana, maka aku harus menunjukkan sikap tegar di depannya kan? Walaupun pada kenyataannya aku sangat rapuh, aku sangat kehilangan, dan seakan akan jiwaku ikut tiada bersamanya." Sahut Yoga.

" Jangan seperti itu! Yang pergi biarlah pergi. Ingatlah ada putri kecil yang membutuhkan kasih sayangmu. Kau harus kuat, kau harus tegar, kau harus baik baik saja demi dia." Ujar Tian.

Yoga baru tersadar jika ada seseorang yang sangat membutuhkan kehadirannya. Putri kecilnya, buah hatinya, malaikat kecilnya yang Rebecca tinggalkan untuknya.

" Kau benar Yan, aku harus baik baik saja demi putri kecilku. Terima kasih." Ucap Yoga di balas anggukkan kepala oleh Tian.

Selesai pemakaman para pelayat beranjak pulang, namun Yoga masih setia duduk di depan gundukan tanah merah sambil terus menatapnya.

" Tidurlah dengan tenang sayang! Maafkan aku jika selama ini aku belum bisa membuatmu bahagia berada di sampingku. Tapi aku yakin Tuhan akan membuatmu bahagia di sampingNya. Terima kasih atas kado terindah yang kau berikan untukku. Aku akan menjaga putri kita dengan baik, aku akan merawat dan menyayanginya dengan sepenuh hati. Doakan semoga aku bisa menjadi ayah sekaligus ibu yang baik untuknya. Aku pulang sayang, besok aku akan kembali lagi." Ucap Yoga beranjak meninggalkan pemakaman.

Rebecca meninggal setelah melakukan operasi caesar karena pendarahan hebat yang di alaminya

Sampai di rumah, Yoga membersihkan dirinya di dalam kamar mandi. Terdengar suara tangisan putri kecilnya dari lantai bawah yang begitu memekakkan telinga. Ia segera mempercepat kegiatannya.

Setelah selesai memakai baju, Yoga segera berlari menuruni anak tangga menghampiri nyonya Hana yang sedang menenangkan cucunya.

" Ma kenapa Rere menangis seperti ini?" Tanya Yoga menatap putri kecilnya yang terus menangis.

" Mama juga tidak tahu Ga, sepertinya dia lapar. Tapi Mama kasih susu dia nggak mau. Kamu sih bandel, udah di bilang Rere masih butuh perawatan di rumah sakit malah kamu bawa pulang. Sekarang begini kan jadinya." Keluh nyonya Hana.

" Maafkan aku Ma, aku hanya ingin memberikan yang terbaik buat Rere, aku pikir jika kita membawa pulang Rere, dia bisa dekat dengan kita. Aku nggak mau Rere merasa kesepian Ma." Ucap Yoga.

" Hah terserah kau saja lah, sekarang lakukan apapun supaya putrimu ini diam. Mama tidak tega melihatnya menangis terus seperti ini." Ujar nyonya Hana.

" Sini aku gendong Ma." Ucap Yoga mengambil alih gendongan Rere.

Oek... Oek... Oek...

Rere tetap menangis tanpa henti walaupun berada di gendongan Yoga. Seluruh tubuhnya berwarna merah warna khas bayi baru lahir. Putri yang baru saja masuk bersama temannya berlari menghampirinya.

" Rere kenapa Kak?" Tanya Putri menatap Rere.

" Mungkin dia merasa kehilangan ibunya seperti aku jadi dia menangis." Sahut Yoga.

Oek... Oek..

" Shhh shh shh sayang jangan menangis lagi ya, kamu mau apa hmm? Kenapa tidak mau minum susu? Susunya enak lhoh." Ucap Yoga menimang bayi mungil itu.

Rere tetap menangis tanpa mau berhenti.

" Sini Kak gendong aku." Putri mencoba menggendongnya namun tetap saja ia tidak berhenti menangis.

" Shh sayang... Kok masih nangis sih? Padahal udah di gendong Aunti cantik gini." Ujar Putri.

" Maaf Mas, bolehkah saya mencoba menggendongnya?" Tanya Ara, temannya Putri.

Azzahra Arfia gadis berhijab yang sering di sapa Ara itu merasa iba melihat bayi mungil yang terus menangis. Entah apa yang mendorong hatinya, ia ingin mencoba menenangkan bayi itu.

" Tidak." Sahut Yoga cepat.

" Aku tidak mau putriku berdekatan dengan orang asing sepertimu. Aku tidak mau anakku merasa nyaman hingga dia melupakan siapa ibu kandungnya. Kau tamu di sini, lebih baik kau tidak ikut campur dalam urusanku termasuk menenangkan anakku." Sambung Yoga menohok hati Ara.

Ara menghela nafasnya pelan.

" Maaf Mas! Aku hanya ingin mencoba membantu menenangkannya saja tidak ada maksud untuk membuatnya nyaman bersamaku. Kalian sedang berduka, suasana hati kalian sedang tidak baik, itu bisa menjadi penyebab anak Mas tidak nyaman bersama kalian. Butuh hati yang tenang untuk mengurus anak kecil supaya dia bisa merasa ketenangan juga. Siapa tahu dia akan berhenti menangis saat aku gendong nanti. Aku merasa kasihan kalau dia terus menangis seperti ini. Badannya akan sakit semua dan dadanya akan terasa sesak. Apa Mas tidak kasihan melihat dia seperti ini? Jangan egois karena memikirkan diri sendiri." Ujar Ara lembut membuat Yoga bungkam.

Ucapan Ara memang ada benarnya namun ia terlalu gengsi untuk mengijinkan Ara menyentuh putrinya. Ia tidak mau putrinya merasa nyaman dengan wanita lain dan membutuhkan sosok seorang ibu pengganti karena Yoga tidak mau menikah lagi. Ia tidak mau mengkhianati istri yang sangat ia cintai.

Putri menatap Yoga yang hanya diam saja.

" Boleh Ra, silahkan!" Putri memberikan Rere pada Ara.

Ara tersenyum menatap babby mungil di depannya, ia mencium pipi mungil Rere sambil terus tersenyum hangat.

" Tenanglah sayang! Ada Aunti di sini. Anti akan menggendongmu sampai kau terlelap. Kamu mengantuk ya? Kamu pasti sudah capek menangis dari tadi. Ayo kita bersholawat." Ucap Ara menimang Rere.

" Sholallahu 'alla Muhammad....

Ara melantunkan sholawat sambil menimang Rere, perlahan Rere berhenti menangis. Entah karena kelembutan Ara atau karena memang sudah lelah, Rere memejamkan matanya.

Yoga, Putri dan nyonya Hana nampak terkejut melihat semua itu.

" Wah Ara, kau benar benar hebat. Kau bisa menenangkan Rere dalam sekejap, bahkan sampai Rere tertidur pulas. Good job Ara, kau sudah pantas menjadi seorang ibu rupanya." Ucap Putri senang.

" Kamu bisa aja Put, kata bunda kalau kita menggendong anak kecil, hati kita harus tenang. Dia bisa merasakan ketenangan dalam dekapan kita yang membuatnya merasa nyaman." Ucap Ara sambil tersenyum manis. Putri mengangguk anggukkan kepalanya.

Nyonya Hana tersenyum sedangkan Yoga menatap sinis ke arah Ara. Ia merasa tidak terima putrinya merasa tenang dalam dekapan Ara. Walaupun Ara temannya Putri namun Yoga baru pertama kali ini melihatnya.

Ara menatap Yoga sehingga tatapan mereka bertemu namun Zahra segera memutus pandangannya untuk menghindari zina mata.

" Segera tidurkan putriku di dalam kamar! Jangan mencari kesempatan dalam kesempitan." Ucap Yoga meninggalkan mereka semua menuju kamarnya.

Rere menghela nafasnya pelan menatap kepergian Yoga.

" Tante dimana aku bisa menidurkan Rere?" Tanya Ara.

" Di kamar Yoga, biar Putri mengantarmu ke sana." Ujar nyonya Hana.

" Iya Tante." Sahut Ara.

Putri dan Ara berjalan menaiki tangga menuju kamar Yoga.

" Kak aku masuk." Putri membuka pintunya lalu menyelonong masuk ke dalam di ikuti Ara dari belakang.

Yoga yang sedang duduk di sofa hanya menatap sekilas ke arah keduanya.

" Tidurkan di sini saja Ra." Ucap Putri mendekati box bayi.

" Oke." Sahut Ara.

Ara merebahkan tubuh mungil Rere ke dalam box bayi. Tiba tiba...

Oek... Oek... Oek...

Nah loh udah nyaman sama Ara nih babby. Bab awal ringan dan santai saja ya... He he efek puasa.

Author ucapkan selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankannya. Semoga kita selalu di limpahkan keberkahan dalam setiap langkah. Amin...

TBC...

Visual babang Yoga... Visual Ara author kasih setelah menikah ya saat dia tidak menggunakan hijab...

DATANG MELAMAR

Satu bulan sudah Ara mengurus babby Rere, ia mengurus Rere dengan baik. Rere tumbuh menjadi baby mungil dan gembul. Bagaimana Ara tidak mengurus Rere dengan baik? Ara lulusan fakultas kedokteran, dan saat ini ia sedang mengajukan lamaran ke sebuah rumah sakit ternama di kota ini sambil melanjutkan studinya mengambil jurusan spesialis anak.

Ara merawat Rere seperti anaknya sendiri, bahkan ia rela berada di rumah itu dari pagi sampai malam. Setelah babby Rere tidur, ia pulang ke rumahnya. Selama itu juga Yoga selalu menghindarinya, ia hanya memantau Ara dari jauh. Ia juga selalu menunjukkan sikap dinginnya kepada Ara dengan tujuan menjaga hatinya.

Saat ini Ara sedang menidurkan babby Rere di dalam boxnya. Setelah itu ia keluar dari kamar Yoga. Saat ia menuruni anak tangga, ia mendengar percakapan antara Yoga, nyonya Hana dan Putri.

" Yoga mengertilah! Rere sangat membutuhkan Ara, menikahlah dengannya dan berikan Rere kasih sayang orang tua yang utuh. Kasihan dia Nak, dia masih bayi. Dia sangat membutuhkan kasih sayang dari orang tua lengkapnya Nak. Mama mohon pikirkanlah nasib Rere. Ara juga tidak bisa selamanya tinggal di sini mengurus Rere tanpa status yang jelas. Jika dia sudah di terima bekerja, dia pasti akan meninggalkan Rere Ga." Ujar nyonya Hana.

" Ma, aku tidak bisa menikahinya. Aku tidak protes dia ada di sini saja harusnya mama bisa bersyukur, jujur aku terganggu dengan keberadaan dia di sini Ma. Aku merasa tidak nyaman berada di dalam rumahku sendiri sejak kehadirannya, dan sebenarnya aku juga tidak rela putriku dekat dengannya. Cobalah mengerti perasaanku Ma, aku hanya menginginkan Rebecca bukan yang lainnya. Dan aku tidak mau menikah lagi." Sahut Yoga.

" Mama tenang saja! Aku sedang mencari babby sister untuk mengasuh Rere. Jadi aku tidak perlu menikahinya hanya untuk menjadikannya ibu dari anakku. Aku masih sanggup membayar babby sister untuk merawat anakku." Sambung Yoga.

Ucapan Yoga benar benar melukai hati Ara. Bagaimana tidak? Ia sudah rela membuang waktunya untuk mengurus anaknya, boro boro mengucapkan terima kasih, ini malah menyinggung perasaannya. Ia tidak berharap di nikahi oleh Yoga tapi setidaknya Yoga bisa menghargai perasaannya.

" Tante." Ara menghampiri mereka bertiga membuat mereka langsung diam.

" Tante aku pamit pulang ya." Ucap Ara.

Nyonya Hana menatap Yoga yang nampak acuh. Lalu ia kembali menatap Ara.

" Biar Yoga mengantarmu pulang Ara." Ucap nyonya Hana.

" Aku tidak mau." Sahut Yoga.

" Tidak usah Tante, aku tidak mau merepotkan Mas Yoga." Ujar Ara. Nyonya Hana menghela nafasnya pelan.

Ara menatap Yoga.

" Mas Yoga, aku sangat berterima kasih karena Mas memberikan aku kesempatan untuk dekat dengan Rere selama satu bulan ini. Kebersamaan ini akan aku jadikan kenangan terindah dalam hidupku. Aku pamit pulang sekalian mau mengatakan kalau mulai besok aku tidak bisa ke sini lagi."

" Kenapa Ara? Kenapa tiba tiba begini?Apa kau mendengar pembicaraan kami tadi? Maaf jika itu melukai hatimu." Ucap Putri memotong ucapan Ara.

" Tidak Put, mulai besok aku sudah bekerja di rumah sakit. Aku akan di sibukkan oleh pekerjaanku jadi aku tidak ada waktu untuk sekedar bermain ke sini." Sahut Ara lembut.

" Itu akan lebih baik, kalau perlu kau tidak usah ke sini lagi." Ucap Yoga.

" Yoga." Nyonya Hana menyenggol lengan Yoga.

" Maaf Mas jika kehadiranku membuatmu tidak nyaman, aku berjanji tidak akan ke sini lagi. Satu pesanku jaga Ara dengan baik, mungkin suatu hari nanti aku akan sangat merindukannya." Ucap Ara

" Baiklah Ara jika itu keputusanmu. Aku doakan semoga kau sukses dan segera mendapatkan gelar spesialismu." Ucap Putri.

" Amin, terima kasih untuk semuanya. Aku pulang dulu, assalamu'alaikum." Ucap Ara.

" Wa'alaikumsallam, hati hati Ra." Ucap Putri di balas anggukkan kepala oleh Ara.

Ara berjalan keluar meninggalkan rumah Yoga. Ia punya niat sebelum ia di berhentikan dari pekerjaannya, ia akan lebih dulu mengundurkan diri. Itulah yang ia lakukan sekarang.

Di dalam rumah, nyonya Hana menatap tajam ke arah Yoga.

" Kau sudah puas membuat Ara pergi dari sini? Mama yakin pasti dia mendengar ucapanmu yang menyakitkan itu. Mama ingin lihat, bagaimana kamu bisa merawat Rere seperti Ara merawatnya selama satu bulan ini. Jika kau bisa melakukan apa yang Ara lakukan, Mama tidak akan memintamu menikah lagi." Ucap nyonya Hana kesal.

" Aku akan menyewa babby...

" Babby sister babby sister saja yang kamu bilang, memangnya babby sister bisa sepandai Ara dalam mengurus Rere? Tidak Yoga.. Baby sister bekerja demi uang, sedangkan Ara bekerja karena ketulusan. Itulah yang membuat putrimu nyaman bersamanya. Kalau kau tidak percaya, kita lihat saja bagaimana babby sistermu itu bisa mengurus anakmu." Ucap nyonya Hana berlalu dari sana begitupun dengan Putri.

Yoga menarik kasar rambutnya.

" Memangnya apa sih kelebihan Ara? Babby sister akan jauh lebih baik dalam mengurus anakku. Akan aku buktikan pada mama." Ucap Yoga berjalan menuju kamarnya.

Yoga mendekati box bayi, ia menatap Rere sambil tersenyum.

" Kalau di lihat lihat, Rere kelihatan montok. Pipinya juga kelihatan gembul. Tumbuhlah dengan sehat sayang, Papa menyayangimu. Mulai besok Papa bisa menghabiskan waktu bersamamu karena tidak ada Ara." Ucap Yoga mengelus lembut pipi Rere.

Yoga merebahkan tubuhnya di atas ranjang, ia tertidur pulas sampai pagi hari.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Satu minggu sejak kepergian Ara, Yoga nampak kelimpungan mengurus Rere yang tidak bisa tenang. Rere selalu menangis dan tidak mau menyusu membuat tubuhnya kini nampak kurus. Bahkan sudah dua babby sister yang Yoga sewa untuk mengasuhnya namun keduanya tidak sanggup mengurus Rere.

Oek oek..

Rere menangis dalam gendongan Yoga, nyonya Hana berjalan mendekatinya.

" Kemana dua babby sister yang kamu sewa Ga? Apa mereka menyerah karena tidak bisa mengurus Rere?" Tanya nyonya Hana menatap Yoga.

" Sebenarnya Mama ke sini mau membantuku atau mau menyalahkan aku? Lebih baik Mama bantu gendong Rere, siapa tahu Rere bisa diam dalam gendongan Mama daripada mengomel tidak jelas begitu malah bikin kepalaku tambah pusing." Ujar Yoga.

Nyonya Hana mengambil Rere dari gendongan Yoga, ia mencoba menimang cucu tercintanya supaya tenang namun tetap saja. Rere tetap tidak berhenti menangis.

" Kamu lihat? Rere tidak mau sama Mama. Dia terus menangis seperti ini setiap saat, bahkan sampai tubuhnya kurus seperti ini. Mama yakin Rere sangat merindukan Ara. Saran Mama segera lamar Ara dan jadikan dia ibunya Rere sebelum dia di ambil oleh pria lain." Ucap Nyonya Hana.

Tanpa menyahut ucapan mamanya, Yoga berjalan keluar meninggalkan rumahnya.

Di tempat lain tepatnya di dalam kamar Ara, ia duduk bersandar pada head board sambil menatap keluar jendela.

" Kenapa rasanya aku sangat merindukan Rere? Padahal dia bukan siapa siapa aku, tapi entah kenapa rasanya kami begitu dekat seperti ada ikatan batin. Bagaimana mas Yoga merawat Rere ya? Apa Rere baik baik saja bersama babby sisternya? Apa aku telepon Putri aja ya untuk menanyakan keadaannya? Tapi jangan! Aku tidak mau berurusan dengan mereka lagi. Mas Yoga tidak menyukai keberadaanku di sana. Buat apa aku ada di sana jika kehadiranku saja tidak dia hargai. Aku harus bisa melupakannya, aku harus bisa melupakan Rere." Monolog Ara.

Tok tok..

Pintu di ketuk dari luar.

" Sayang ada tamu Nak." Ucap nyonya Aisyah, ibunya Ara.

Ara membuka pintunya,

" Siapa Bun?" Tanya Ara.

" Namanya Yoga, dia ingin bertemu denganmu dan Ayah." Ujar nyonya Aisyah.

" Mas Yoga? Ngapain dia ke sini?" Gumam Ara.

" Bunda tidak tahu tapi dia sedang berbincang dengan ayahmu. Pakai hijabmu terus temui dia! Sepertinya ada hal serius yang ingin di bicarakan." Ucap nyonya Aisyah.

" Iya Bun, suruh mas Yoga menunggu sebentar." Ucap Ara masuk ke kamarnya.

Setelah memakai hijab phasminanya, ia segera turun ke bawah menuju ruang tamu. Yoga menatap Ara yang sedang berjalan ke arahnya sampai Ara duduk di samping kedua orang tuanya.

" Apa yang membuat Mas Yoga kemari?" Tanya Ara.

" Aku datang untuk melamarmu."

Deg...

Jawaban Yoga seolah membuat jantung Ara berhenti berdetak. Ia tidak percaya Yoga akan melakukan ini. Meskipun ia yakin Rere lah yang membuat Yoga melakukan semua ini, tapi ia akan mencoba menerimanya.

Ara menatap kedua orang tuanya lalu ia menatap Yoga sekilas.

" Rere membutuhkan wanita yang selama ini menjadi ibunya, dia sangat kehilanganmu setelah kepergianmu. Meskipun bagiku berat untuk menikah lagi, tapi aku yakin dengan keputusanku. Aku ingin menikahimu dan menjadikanmu ibu dari anakku." Ucap Yoga.

Entah menatap ia tidak pandai merangkai kata kata. Ia langsung pada intinya saja.

Kedua orang tua Ara saling melempar pandangan. Walaupun tadi Yoga sudah mengutarakan tujuannya kepada tuan Alif namun tuan Alif belum memberikan jawaban.

" Bagaimana Ara? Apa kau mau menikah denganku dan menjadi ibu dari anakku?" Tanya Yoga memastikan.

" Aku...

" Tidak bisa." Sahut tuan Alif.

Nah loh kenapa tidak bisa?

Jangan lupa tekan like koment vote dan kasih 🌹nya buat author ya...

Miss U All..

TBC...

LAMARAN DI TOLAK

" Tidak bisa." Ucap tuan Alif lantang.

Semua orang terkejut, seketika mereka langsung menatap tuan Alif.

" Ayah." Ucap Ara.

" Kenapa? Apa kamu mau menikah dengannya dan menjadi babby sister untuk anaknya begitu?" Tuan Alif menunjuk Yoga.

" Iya Ayah, aku bersedia menikah dengannya dan menjadi ibu sambungnya Rere." Ucap Ara.

" Apa kau sudah gila? Kau lulusan kedokteran, dan kau sedang mengambil gelar spesialis Ara, masa depanmu akan hancur dengan pernikahan ini. Jangan bodoh kamu Ara." Ucap tuan Alif merasa kesal.

" Aku bisa melanjutkan gelar spesialisku setelah Rere besar nanti Ayah, saat ini Rere sangat membutuhkan aku. Aku..

" Kenapa harus kamu? Bukankah banyak gadis di luar sana yang bisa dia menikahi jika hanya di jadikan sebagai ibu dari anaknya? Dia juga bisa menyewa babby sister untuk mengurusnya, kenapa harus menikahi kamu dan melibatkan kamu dalam masalah ini? Ayah tidak setuju." Ucap tuan Alif memotong ucapan Ara.

" Dia hanya ingin memanfaatkan kamu saja Ara, dia tahu bagaimana kamu merawat anaknya selama ini. Ayah tidak setuju, Ayah lebih memikirkan masa depanmu daripada masa depan anak orang lain. Ayah tidak rela jika ada yang sengaja memanfaatkan anak Ayah begini." Ucap tuan Alif.

" Maaf Tuan, saat ini memang aku membutuhkan Ara sebagai ibu dari anakku. Tapi aku pastikan suatu hari nanti aku menjadikan Ara sebagai istriku sepenuhnya dan ibu dari anak anak kami." Ucap Yoga menyela pembicaraan dua orang itu.

" Atas dasar apa kau berbicara seperti itu? Kau baru saja kehilangan mendiang istrimu dan aku yakin hati, jiwa dan pikiranmu masih terpaut padanya. Aku tidak mau putriku menderita karena berada di tangan orang yang salah. Selama di hatimu masih ada nama mendiang istrimu, maka kau tidak akan pernah bisa mencintai dan menghargai putriku sebagai istrimu. Aku paham betul akan hal itu anak muda. Apapun yang akan kau tawarkan aku tidak akan menyetujui pernikahan ini." Ucap tuan Alif.

Ayah mana yang akan rela melihat anaknya hanya di butuhkan untuk merawat anak orang lain saja? Di rasa tidak ada yang rela, begitupun dengan tuan Alif. Tuan Alif ingin memberikan yang terbaik untuk Ara. Ia ingin putrinya menikah dengan pria yang mencintainya.

" Saya tidak akan menawarkan apapun karena saya yakin anda sudah punya segalanya. Tapi saya akan menunjukkan keseriusan saya untuk menjalin hubungan ini, jujur walaupun hari ini belum ada rasa cinta dalam hati saya tapi saya berjanji setelah Ara menikah dengan saya, saya akan membuat hati ini mencintainya. Dan saya akan berusaha untuk membuatnya bahagia." Ucap Yoga.

" Tidak perlu banyak bicara, buktikan saja! Sekarang pergilah! Mungkin putrimu sudah menunggumu di rumah." Usir tuan Alif.

" Baiklah kalau begitu saya permisi." Ucap Yoga undur diri. Percuma saja ia berdebat dengan tuan Alif, ia merasa hanya akan membuang waktunya dengan percuma. Ia akan berusaha lain kali di saat hati tuan Alif sudah merasa tenang.

" Ara aku pulang dulu, aku harap kau mau memikirkan lamaranku dengan baik. Kau yang membuat putriku bergantung padamu, aku ingin meminta tanggung jawabmu." Ucap Yoga segera berlalu dari sana, ia mengepalkan erat tangannya karena pulang dengan membawa kegagalan. Penolakan ayah Ara membuatnya semakin ingin menjadikan Ara miliknya. Entah karena apa ia sendiri tidak tahu.

Di ruang tamu tuan Alif menatap sang putri tercinta.

" Ambil gelar spesialismu di luar negeri agar kau terbebas dari pria brengsek sepertinya." Ucap tuan Alif menatap Ara yang menundukkan kepala.

" Maaf Ayah aku tidak mau. Perlu ayah tahu, selama satu bulan aku merawat Rere, aku merasa ikatan batin di antara kami mulai terjalin Ayah. Aku menyayanginya, aku menyayangi bayi malang itu. Dia kehilangan ibunya di saat dia belum bisa membuka matanya Ayah. Aku tidak tega meninggalkan bayi yang tak berdosa itu menderita karena aku. Aku yang mendekat ke arahnya, aku yang membuatnya nyaman bersamaku, dan kini ayahnya datang melamarku sekaligus meminta tanggung jawabku akan hal itu. Aku harus bertanggung jawab Ayah, mas Yoga memberikan aku kesempatan untuk menjadi ibunya Rere itu merupakan suatu kebahagiaan sendiri untukku. Mas Yoga ingin aku membesarkan anaknya, itu berarti dia percaya padaku Ayah." Ucap Ara.

" Ayah aku mohon! Berikan restu Ayah untuk pernikahan ini agar pernikahan kami menjadi berkah. Aku merasa saat ini Tuhan sedang menunjukkan jalan takdirku. Bukankah jodoh itu takdir Tuhan yang tidak bisa kita hindari Ayah? Jika mas Yoga jodohku, lalu kenapa Ayah menentangnya?" Ujar Ara tanpa menghilangkan rasa hormatnya pada orang tuanya.

" Ara... Jangan keras kepala Nak! Ayah hanya ingin yang terbaik untukmu. Kau tidak tahu apa artinya cinta dalam pernikahan Nak, hidup tanpa adanya cinta itu menderita, walaupun kau punya segalanya tapi tanpa cinta, kau tidak akan bahagia. Cobalah mengerti dari sudut padang ayahmu ini."

" Ayah melihat dari sorot mata Yoga, Ayah yakin dia tidak mencintaimu. Ayah bisa melihat cinta untuk mendiang istrinya yang begitu dalam hanya dari melihat sorot mata dan ucapannya Nak. Dia melakukan semua ini hanya demi anaknya. Dia tidak punya keinginan untuk membina rumah tangga yang bahagia, tapi dia hanya butuh seseorang untuk merawat anaknya. Jangan korbankan masa depanmu untuk pernikahan ini! Ayah mohon!" Ujar tuan Ali.

" Kalau begitu biarkan Ara melakukan ini demi anaknya juga Yah. Mungkin banyak gadis di luar sana yang mau menjadi ibunya Rere, tapi jika Rere sendiri yang menginginkan Ara, Ara bisa apa Ayah. Bukankah mengurus anak piatu itu hal mulia? Bahkan gelar spesialisku tidak ada artinya di bandingkan mulianya merawat Rere Yah. Aku tidak masalah jika mas Yoga tidak mencintaiku, aku yakin cinta di antara kami akan hadir seiring berjalannya waktu. Jika Tuhan telah menyatukan kami, maka aku yakin Tuhan tidak akan mudah memisahkan kami Ayah. Aku harap Ayah mau mengerti apa yang aku inginkan. Aku kembali ke kamar Ayah." Ucap Ara meninggalkan kedua orang tuanya.

" Anakmu benar benar keras kepala. Ayah harus bagaimana Bun?" Ujar tuan Alif menatap istri tercintanya.

" Selama Ara di jalan yang benar, kita dukung saja keputusannya Yah. Mungkin ini memang jalan yang Tuhan takdirkan untuk putri kita. Kita doakan saja semoga Ara dan suaminya nanti hidup bahagia. Jika Ara bahagia maka kita juga bahagia kan Yah? Karena kebahagiaan Ara adalah hal yang paling utama. Jangan sampai Ara merasa kalau kita tidak menyayanginya. Bunda lihat Ara telah jatuh cinta pada bayi itu, Bunda yakin Ara tidak akan menyerah sebelum Ayah mengabulkan keinginannya. Putri kita sudah besar Ayah, dia sudah bisa mengambil keputusan sendiri. Jangan sampai Ara membenci Ayah karena hal ini." Sahut nyonya Aisyah.

" Baiklah akan Ayah pikirkan." Sahut tuan Alif mencium kening nyonya Aisyah.

" Ayah... " Ucap nyonya Aisyah malu malu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di rumah Yoga, Yoga sedang duduk di ruang tamu bersama dengan mamanya. Sedangkan Putri menggendong Rere yang nampak rewel.

" Katakan kamu darimana!" Ucap nyonya Hana.

" Aku pergi ke rumah Ara untuk melamarnya Ma."

" Apa??" Pekik nyonya Hana tidak percaya jika putranya bisa melakukan hal itu. Tapi jujur ia sangat senang mendengar hal itu.

" Lalu bagaimana? Apa Ara menerima lamaranmu?" Tanya nyonya Hana antusias.

" Ya..

" Alhamdulillah." Ucap nyonya Hana memotong ucapan Yoga.

" Tapi ayahnya menolak." Ucap Yoga membuat nyonya Hana terkejut.

" Menolak? Kenapa ayahnya menolak lamaranmu? Apa kau tidak bisa meyakinkan mereka jika kau menginginkan putrinya? Atau kamu mengatakan jika kamu hanya membutuhkan ibu untuk Rere bukan seorang istri yang bisa mendampingimu seumur hidupnya?" Selidik nyonya Hana.

" Aku tidak suka basa basi Ma, aku katakan maksud dan tujuanku yang sebenarnya." Sahut Yoga.

Nyonya Hana menepuk jidatnya sendiri.

" Astaga Yoga... Bagaimana bisa kau melakukan semua ini? Seluruh ayah di dunia ini akan menolak lamaranmu jika kau mengatakan seperti itu. Mereka akan menganggapmu hanya memanfaatkan putri mereka untuk mengurus anakmu Nak. Entah keturunan siapa kau ini sehingga begitu bodoh seperti ini." Gerutu nyonya Hana.

" Lalu aku harus bagaimana Ma? Apa aku harus bersandiwara jika aku mencintai anaknya? Apa aku harus berbohong begitu? Setidaknya aku mengatakan yang sebenarnya kepada mereka kan, itu jauh lebih baik daripada aku harus membual." Ujar Yoga.

" Ya ya ya terserah kau saja lah, Mama pusing memikirkan kamu dan Rere. Mending kamu cari cara lain untuk melamar Ara kembali. Dan pastikan jika lamaranmu kali ini di terima." Desak nyonya Hana.

" Tau lah Ma aku pusing, mendengar tangisan Rere saja aku sudah pusing, apalagi di tambah ocehan Mama." Ucap Yoga meninggalkan mamanya.

" Sepertinya aku harus berbuat sesuatu, jika mengandalkan Yoga aku yakin tidak akan berhasil." Gumam nyonya Hana.

Kira kira apa yang akan di lakukan nyonya Hana?

Tetap dukung terus kisahnya ya karena author akan membagi pulsa sebesar dua puluh ribu untuk tiga orang pendukung terbanyak di akhir bab nanti. Siapa tahu kalian salah satunya.

Terima kasih..

Miss U All...

TBC....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!