Andini, gadis berumur 30 tahun, di usianya yang sudah lumayan matang, dia belum juga menikah.
Bukan tidak mau tapi memang tiak ada yang mau pada nya, karna penampilan nya yang cupu dan tidak menarik.
Andini juga memiliki seorang adik perempuan yang bernama Clara. Clara sendiri sudah berumur dua puluh lima tahun.
Clara memiliki kekasih yang bernama Anra. kekasih nya selalu mengajak nya menikah, sedang kan sang ayah tidak mengijin kan Clara menikah, sebelum Andini menikah terlebih dahulu.
Kaizal Arjaya. pria berumur tiga puluh lima tahun, Dia sangat membanci Ayah nya karena satu masalah.
Karna ke banciannya pada sang Ayah, ia rela pergi dari rumah meninggal kan Ayah nya seorang diri, sedangkan ibunya sudah meninggal semenjak ia berumur lima belas tahun.
Zidan pranata, pria berumur tiga pulih enam tahun, pemilik perpustakaan tempat di mana Andini bekerja.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
... Mulai...
"Kak aku mohon sama kaka, kakak segera lah menikah! " ucap Clara pada kakak nya.
"Bagai mana kakak menikah, pacar saja kaka tidak punya, " balas Andini pada adik nya.
"Kalau kakak tidak Menikah, Ayah tidak akan mengijinkan aku menikah lebih dulu, " ucap Clara lagi.
Terus kakak harus apa Clara? " tanya Andini. melihat kearah Clara sambil membenar kan kaca mata nya.
Bagai mana, kalau aku yang akan mencari kan calon suami untuk kakak, " ujar Clara memberikan ide untuk kakak nya.
"Kau akan mencari kan kaka calon suami? " tanya Andini lagi pada adiknya.
"Bukan aku sih, lebih tepatnya Anra, dia yang akan mencarikan kakak calon suami, " balas nya menatap Andini.
"Tapi Cla. "
"Sudah kakak tunggu saja kabar dari aku, " ucap Calara memotong perkataan Andini.
Setelah itu Calara pergi meninggal kan Andini.
...ΩΩΩΩΩΩΩ...
Pagi hari nya.
Mereka semua sudah berkumpul di meja makan.
"Din, hari ini kamu pulang cepat ya! tadi Anra menelpon ayah, katanya nanti dia ingin mengenal kan teman nya padamu, " ucap Ayah Raja.
"iya Yah. "
Seyelah itu mereka melanjutkan acara sarapan pagi mereka dengan tenang.
Selesa sarapan, Andini dan ayah nya berangkat bekerja. Andini bekerja di sebuah perpustakaan yang cukup besar di kota nya.
Sedangkan ayah nya sebagai gubernur di kora itu, Ayah Raja sangat di hormati di kota itu. karena jabatan nya.
maka dari itu, mencari menantu pun dia tidak sembarangan.
Saat ayah Raja dan Andini melewati rumah tetangga nya, yang mereka juluki sebagai Anak berandalan, Anak berandalan itu sedang bermesraan dengan pacar nya.
Padahal nama anak berandalan itu Kaizal, nama yang sangat bagus tapi mereka malah menjuluki nya sebagai anak berandalan.
Hei Anak muda bisa tidak, kalian menghargai orang, ingat bukan hanya kalian saja yang tinggal di kompleks ini, " ucap Ayah Raja, menegur Kai si anak berandalan itu.
Tanpa menghiraukan ucapan Ayah Raja, Kai tetap lanjut bermesraan. Tapi saat berciuman ia tak sengaja melihat Andini yang melewat di depan rumah nya.
Andini yang di lihat menunduk sambil membenar kan kacamatanya, sedikit berlari agar bisa mengejar ayah nya.
Menembuh perjalanan beberapa menit Ahir nya Andini sampai di perpustakaan tempat ia bekerja.
Andini masuk kedalan, duduk di kursi tempatnya bekerja.
"Din, aku bisa minta tolong nggak? " tanya Zidan, mendatangi meja Andini.
"Bisa, memangnya mau minta tolong apa? " jawab nya sekalian bertanya.
kita sedang ada acara, tapi kita membutuhkan seorang badut untuk menghibur para tamu undangan, " jelas Zidan.
"Baik lah, aku bersedia, " balas nya.
Siang itu, Andini benar-benar menjadi badut. iya bekerja dengan baik, semua orang pun terhibur.
Begitu selesai Andini langsung keluar dari tempat itu menuju rung kanti, niat nya ingin mengganti pakaiannya.
"Heh, lihat tuh si penjilat, dia rela jadi apa saja asal Zidan yang meminta nya, " ucap Reha teman kerja Andini yang.
"Iya, dia pikir dengan menuruti semua perintah Bos Zidan, Si Bos akan mau pada nya, " sambung Kiran lagi.
"Dasar Caper, " ucap meraka bersamaan.
Andini yang mendengar nya mereka sakit hati, iya langsung berlari menuju lift tanpa membuka seragam badut yang ia pake, Adini berhenti menekan tombol agar terbuka.
Andini langsung masuk, begitu lift terbuka, Begitu ia masuk Kaizal juga masuk jadilah mereka berdua di dalam lift itu.
Kaizal memperhati kan Andini, Andini yang di perhati kan menepi bersandar di sudut lift.
Keraaang.
Anggap saja itu suara lift yang tiba-tiba berhenti.
Lift nya tiba-tiba mati, Andini dan Kaizal pun terjebak di dalam lift itu.
Lima menit, Kaizal sudah mulai kepanasan, tapi hanya mengibas-ngibaskan baju yang ia kenakan.
Sedang kan Andini, ia juga kepanasan tapi mencoba untuk biasa saja. lima belas menit kemudian, Kaizal tidak tahan ahirnya ia membuka bajunya.
Andini terus memperhatikan Kaizal. masih diam di sudut lift, dengan keringat yang sudah beecucuran.
"Hei apa yang kai lakukan! " ucap Andini melihat Kaizal yang ingin membuka celana nya. Andini menbuka kostum beruang nya.
"Ah maaf, aku pikir kau seorang pria, " balas Kaizal, kembali membenarkan celana nya.
"Ah ya tidak masalah. "
Mereka kembali terdiam. Kaizal memperhatikan Andini, yang kepanasan.
Mengapa tidak kau buka saja baju itu! " ucap Kaizal.
Mendengar ucapan Kaizal Andini pun sadar dan segera membuka baju beruang yang di pakai nya, tapi saat membukanya ia kesusahan dan tidak tarbuka.
Kaizal yang melihat nya pun mendekati Andini, "Boleh saya membantu, " ucap Kaizal, mencoba meminta izin.
"Cepat lah aku sudah sangat kepanasan, " balas Andini.
"Mengapa harus meminta izin dulu sih, " gimam nya geram melihat Kaizal.
"Ini sangat susah, karna sudah ter_. "
Reeeekk
Baju yang di kenakan Andini robek karana Kaizal memaksa membuka nya.
"Maaf, " ucap Kaizal.
Andini tak menjawab, kebetulan pintu lift nya terbuka, Andini langsung berlari meninggal kan Kaizak di dalam lift itu bersama kepala beruang nya.
"Hei tunggu. "
Terlambat sudah, Andini sudah tidak lagi terlihat. Akhirnya Kaizal pergi ketempat dimana Andini bekerja, untuk mengantarkan kepala beruang itu.
"Bisa bertemu dengan Andini, " ucap Kaizal pada teman kerja Andini. Ia memang sudah tau nama Andini, karna sudah cukup lama mereka bertetangga.
"Dia sedang memeriksa beberapa buku, naiklah ke atas! " ucap wanita itu.
Kaizal pun pergi menemui Andini.
"Ini punya mu, " ucap nya setelah menemukan Andini.
"Terima kasih, maaf sudah merepotkan mu, " ucap Andini menerima kepala beruang nya.
Kaizal Langsung pergi, tanpa mebalas kata maaf Andini, tapi tiba-tiba ia kembali.
"Apa ada buku yang cocok untuk orang yang baru keluar dari penjara, " ucap Kaizal, menatap Andini.
Andini pergi mencari buku yang di ingin kan Kaizak. "Ini dia, " gimam nya setelah menekan nya. Lalu kembali ke tempat di mana Kaizal berada.
Andini memberikan buku nya pada Kaizal. Kaizal pun menerima nya, dan pargi dari situ.
Sore hari nya.
Seperti janji nya pada sang ayah, Andini pun pulang cepat hari ini, karna ingin menemui pria yang akan menjadi calon suami nya, kalau ia tidak di tolak lagi.
Sampai di rumah Andini langsung masuk ke kamar nya, untuk bersiap-siap.
Sore hari nya.
Saat ini Clara Andra dan teman nya sudah menunggu Andini di ruang tamu, pembantu pun datang mengantarkan minum dan camilan untuk tamu Nona nya.
"Bik, tolong panggil, kan kak Andini ya! " suruh Clara pada Bik Iyem.
"Baik Non. "
Setelah itu Bik Iyem pergi ke kamar Andini.
Tok tok tok
Bik Iyem mengetok pintu kamar Andini.
"Non, di tunggu sama Non Clara di depan, " ucap Bik Iyem, memberi tahu.
"Ya Bik, bentar, jawab nya dari dalam tanpa pembuka pintu kamar nya.
"Baik Non, " bals Bik Iyem, setelah itu ia pergi dari kamar Nona nya kembali ke dapur.
"Huuuh
Andini menghembuskan napas nya panjang, Sebenar nya ia sudah siap dari tadi, tapi ia takut untuk keluar.
"Mudah-mudahan kali ini tidak lagi menolak ku, " ucap nya penuh harapan, karna memang sudah ada beberapa yang menolak nya. Akhirnya ia pun keluar dari kamar nya.
Clara!
pangil nya begitu ia sampai di ruang tamu lalu duduk di samping Clara.
"Hafis, kenal kan ini kakak ku, " ucap Clara memperkenalkan kakak nya.
Andini dan Hafis pun bersalaman, saling mengenal kan diri.
Andra Clara dan Hafis saling mengobrol, sedang kan Andini hanya diam saja tidak tahu mau bicara apa.
"Baik lah, kami pergi dulu ya, " ucap Andra berpamitan lalu mencium pipi Clara, di depan Andini dan Hafis.
Setelah itu merekapun keluar dari rumah.
"Kak, ponselnya Hafis ketinggalan, " ucap Clara menunjukan ponsel Hafis.
Andini hanya diam saja tidak menanggapi ucapan Clara.
"Sekarang kakak kejar Hafis, dan berikan ini pada nya, ayo cepat kak, " lanjut Clara mendorong Andini agar keluar mengejar Hfis.
Andini berjalan keluar, tapi ia berhenti di balik pagar, karna mendengar ucapan Hafis dan Andra.
"Eh bro, enak ya lo dapat Clara yang cantik, sedang kan gue, dapat kakak nya yang cupu dan tidak menarik itu, gak bro gue gak mau cukup ini yang pertama dan yang terahir, " ucap Hafis, jelas menolak.
Saat ini mereka ada di balik mobil Andra.
"Gue mohon bro, kalau lu gak mau, gue gak akan jadi nikah sama Clara, karna Ayah nya gak akan mengijinkan kami menikah, sebelum Andini menikah lebih dulu, " balas Andra, penuh harap.
Andini yang mendengar ucapan Andra dan Hafis pun menggenggam kuat ponsel Hafis sudah dapat ia simpul kan kalau ia kembali di tolak.
Ternyata bukan cuma Andini yang mendenganya, Kaizal juga, entah mengapa Kaizal tidak suka mendengar ucapan Hafis yang mengatakan kalau Andini itu cupu dan tidak menarik.
Andini kembali ke dalam dan tidak jadi mengembalikan ponsel Hafis. Begitu juga dengan Kaizal, dia pun masuk kedalam rumah nya.
"Nih, kamu sendiri yang meberikan nya," ucap Andini melempar kan ponsel Hfis ke pangkuan Clara, setelah itu iya masuk ke kamar nya.
Malam harinya di meja makan.
"Bagaimana? apa Hafis mau menerimamu? " tanya Ayah Raja. Dia memang sudah tau nama pemuda yang ingin Andra kenalkan pada putri nya.
"Gak mau Yah, kakak tetap di tolak, " Jawab Clara melihat ke arah Andini.
Sedangkan Andini hanya menunduk mendengarkan. Dia sangat sedih karna sudah yang kesekian kalinya ia di tolak.
"Yah, biarkan saja Clara yang menikah lebih dulu, " ucap Andini angkat bicara, tapi tetap menunduk, sesekali membenarkan kacamata nya.
"Tidak bisa, itu sudah aturan di keluarga kita, tidak ada yang boleh mendahului kakak nya, " balas Ayah Raja dengan tegas.
"Besok Ayah akan mencari kan jodoh yang tepat untuk mu, " ucap Ayah lagi.
"Tapi Yah, Andra mau nya kami segera menikah, " ucap Clara memberanikan diri. Karna mereka berdua memang sangat takut pada Ayah nya.
"Sudah! sekali Ayah bilang tidak ya tidak, kamu akan menikah setelah kakaa mu menikah, " ucap Ayah Raja debgan tegas, sedikit meninggikan suara nya.
Membuat semua nya terdiam, kembali memakan makanan masing-masing.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!