Tok...tok...tok....
"Dek, lagi ngapain? boleh mas mas masuk?"
"Iya mas bentar, adek lagi pakai baju.." sahut Tasya dari dalam kamarnya..
Tak lama kemudian Natasya segera membuka pintu untuk masnya...
"Ada apa mas, kok mukanya serius gitu..? "tanya Tasya dengan senyum manjanya.
Bagas pun langsung duduk di sisi ranjang king size milik adiknya itu.
" Sini duduk, ada yang mau mas bicarakan.." Bagas menepuk tempat duduk di sampingnya.
Tasya pun langsung duduk di samping kakaknya itu.
"Dek, mas punya permintaan buat kamu..." Bagas memulai pembicaraan sambil menggenggam tangan tasya.
"Permintaan apa mas?" Tasya menatap Bagas penuh kebingungan.
"Mas pengen adek segera menikah..""
"Menikah????"
"Iyaa dek..." Bagas mengangguk-anggukan kepalanya.
"Mas jangan becanda deh, adek belum kepikiran lagi buat nikah.." raut wajah Tasya berubah sedih.
"Mau sampai kapan adek akan terus terpuruk seperti ini? Arlan itu tidak mencintaimu. Jika dia mencintaimu dia tidak akan pergi di saat hari pernikahan kalian.. Dan mas sudah menemukan orang yang cocok buat kamu. Mas harap adek tidak menolaknya karna mas sudah memilihkan laki-laki terbaik buat Adek....""
""Mas...., adek belum siap..! Adek mohon mas, beri adek waktu sampai adek bisa membuka hati adek kembali dan menemukan orang yang benar-benar adek cintai.." Natasya memohon kepada kakaknya itu.
"Dek, mas tidak mungkin selalu ada di sisi adek, menjaga adek. Mas berencana akan menyusul Intan ke Jerman. Dan mas tidak mungkin meninggalkan adek sendiri di sini.."
Mendengar ucapan kakaknya yang seperti itu, ada rasa bersalah di hati Tasya. Karna dirinya lah kakaknya itu berpisah dengan istri dan anaknya.
Bagas dan istrinya sudah berpisah selama beberapa tahun. Bukan karna mereka tidak saling mencintai, melainkan karna keegoisan masing-masing. Intan ingin ikut orangtuanya yang menetap di Jerman, sedangkan Bagas dia tidak ingin meninggalkan adiknya sendiri.
Walaupun sudah berpisah, namun rasa cintanya terhadap Intan tak pernah berubah, apalagi ada putranya. Bagas tak pernah punya niat mencari pengganti Intan. Begitupun sebaliknya, Intan juga masih setia menantinya kembali. Karna itu lah Bagas sudah membulatkan tekadnya untuk kembali kepada keluarganya.
"Mas mau menikahkan Adek dengan siapa??" tanya Natasya dengan suara lirih..
"Mas punya kenalan dia sering datang ke bengkel untuk mengecek mobilnya, namanya Reyhan.. Mas sangat mengenali dia dan dia anak yang baik. Sekarang dia bekerja di Abadi Grup dan menjabat sebagai Wakil Direktur. Dan dia juga seorang yatim piatu sama seperti kita." jelas Bagas.
Natasya dan Bagas adalah yatim piatu orang tua mereka sudah lama meninggal dunia karna kecelakaan. Waktu itu Natasya masih berumur 15 tahun. Sejak saat itu Bagas lah yang merawat adik satu-satunya itu dan menyekolahkannya hingga menyelsaikan pendidikannya di bidang kedokteran.
Dari dulu Bagas sangat memanjakan adiknya itu, dia masih memperlakukannya seperti anak kecil padahal Tasya kini sudah menjadi seorang dokter dan sudah bekerja di rumah sakit. Begitupun dengan Tasya, baginya Bagas bukan hanya kakaknya tapi sudah seperti orangtua sendiri. Dia sangat penurut kepada kakaknya, tak pernah sekalipun dia membantah. Hanya saja saat ini, ketika kakaknya itu memintanya untuk segera menikah, dia begitu berat melakukannya mengingat satu tahun yang lalu dia pernah gagal menikah dengan laki-laki yang sangat di cintainya. Tasya dan pacarnya itu sudah menjalin hubungan sejak SMA, namun di saat mereka telah serius ke jenjang pernikahan, tiba-tiba saja laki-laki itu kabur tanpa alasan yang jelas. Sejak saat itu lah Natasya tidak pernah lagi dekat dengan laki-laki lain, kesehariannya hanya sibuk dengan pasien- pasiennya...
Haiii readers... Semoga suka ceritanya ya, ma'afkan atas penulisan kata yang kurang tepat, karna ini novel pertamaku😁😁
""Bismillahirrohmanirrohim... Reyhan Bin Ferdi Sunandar, Saya nikahkan engkau dengan adik kandung saya Natasya Ibrani Binti Anwar dengan mas kawin seperangkat alat sholat di bayar tunai""...
"Saya terima nikahnya Natasya Ibrani Binti Anwar dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar Tunai...." dengan sekali tarikan nafas, Reyhan telah resmi menjadi suaminya Natasya..
"Bagaimana saksi, sah??"
" Sah...
"Alhamdulillah..." pak penghulu langsung memimpin do'a.
Terlihat kebahagiaan terpancar dari wajah Bagas setelah lancar menikahkan adiknya. Berarti tanggung jawabnya kini telah di serahkan kepada suami adiknya itu. Berbeda dengan Bagas, Tasya terlihat sangat sedih. Dari tadi tak henti-hentinya dia menitikkan air mata. Entah bagaimana kehidupannya selanjutnya, hidup dengan laki-laki yang sama sekali tidak di kenalinya. Di tempat inilah mereka pertama kali bertemu. Walau tak di pungkiri jika laki-laki yang sudah sah menjadi suaminya tersebut terlihat begitu sempurna.
"Dek.... dek..." panggil Bagas sedikit berbisik.
Natasya pun segera menoleh.
""I.iiyaaaa Mas.."
"Sekarang kamu sudah resmi menjadi istri Reyhan, ayo cium tangan suamimu sekarang.." titah Bagas dengan senyum mengembang.
Dengan terpaksa Tasya meraih tangan laki-laki yang sudah menjadi suaminya itu, dan mencium punggung tangannya. Reyhan pun mengecup kening Tasya dengan lembut.
Setelah itu di lanjutkan dengan resepsi pernikahan, terlihat tamu undangan secara bergantian memberikan ucapan selamat kepada kedua pengantin, dan setelah itu mencicipi hidangan yang telah disediakan disana.
Reyhan pun sibuk menghampiri teman- temannya yang hadir dipesta itu, begitu pula dengan Bagas. Sedangkan Tasya hanya duduk seorang diri sambil merenungi nasibnya.
"Seandainya saja Arlan yang menikah dengan ku, pasti aku akan sangat bahagia sekali.." air mata Tasya masih mengalir di sudut pipinya.
Ternyata dari tadi Vara memperhatikan sahabatnya itu, kemudian dia pun menghampirinya.
"Pengantin baru kok sedih terus sih? ntar make upnya luntur lo. Nggak seru kan jika tiba-tiba pengantinnya berubah jadi badut.." ucap Vara sambil cekikan.
"Nggak lucuu..." Natasya mencebik "mana Arjuna?" tanya Tasya sambil melirik kesana kemari mencari sosok pasangan sahabatnya itu...
"Ada tuhh,, dia lagi asyik ngobrol sama suami lo.. " Vara menunjuk ke arah Arjuna yang sedang bercengkrama dengan Reyhan dan kawan-kawannya.
Ternyata Arjuna adalah teman dekatnya Reyhan, mereka bekerja di Perusaan yang sama.. Tapi baik Reyhan maupun Natasya mereka tidak pernah cerita tentang perjodohan mereka sampai waktu pernikahan tiba.
"Oh yaa Sya, gua nggak nyangka jika suami lo yang tampan itu sahabatnya Juna. Kenapa gua baru tau sekarang ya, coba taunya dari dulu.."
"Kenapa emangnya kalau tau dari dulu? lo mau..?"
"Iiiihhh lu apaan sih? maksud gua, seandainya gua kenal dia dari dulu, udah gua jodohin ma lo dari dulu.."
Natasya hanya diam saja, sungguh saat ini dia tidak ingin di ganggu oleh siapapun karna suasana hatinya yang tidak baik. Dia masih terbayang akan Arlan mantan kekasihnya. Seandainya saja hari ini dia menikah dengan Arlan, bukan dengan laki-laki asing itu.
Tak lama kemudian terlihat Reyhan berjalan ke arah Natasya, dan Vara pun buru-buru pergi dari tempat itu.
"Sya, gua tinggal dulu ya mo ngajakin Juna pulang nih, udah malam soalnya. Sekali lagi selamat ya, semoga membina keluarga bahagia, punya banyak anak.. " ucap Vara sambil mencium pipi kanan dan pipi kiri Natasya.
"Makasih Var, semoga lo cepat nyusul.." Tasya menyunggingkan senyumnya.
Kini Reyhan sudah sudah duduk kembali di samping Tasya. Namun tak sepatahkatapun keluar dari mulutnya, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.
Kini jam sudah menunjukan pukul setengah dua belas, semua tamu sudah mulai meninggalkan tempat resepsi itu, dan Natasya kemudian kembali ke rumahnya bersama Bagas di ikuti suaminya itu.
Sesampainya di rumah Tasya langsung menuju ke kamarnya, kemudian dia membersihkan dirinya di kamar mandi. Setelah itu dia langsung membaringkan tubuhnya di ranjang king size miliknya itu. Tak lama setelah itu Reyhan pun menyusulnya ke kamar. Seketika Anya langsung membalikkan badannya, membelakangi laki-laki yang sudah menjadi suaminya itu. Sepertinya Reyhan pun tak mempermasalahkannya, karna dia begitu capek dan ingin segera beristirahat. Malam pertama mereka pun di lewati dengan kehampaan.
Mohon dukungannya ya readers, jangan lupa like dan koment ya... 😘
Pagi-pagi sekali Natasya bangun dari tidurnya, dilihatnya laki-laki disebelahnya masih tidur pulas.. Lalu dia bergegas ke kamar mandi membersihkan diri... Cukup lama Natasya berada dikamar mandi.. 30 menit kemudian, Natasya keluar dari kamar mandi..
Ceklek... Pintu terbuka.. Betapa kagetnya ternyata Reyhan sudah berdiri di depan pintu kamar mandi itu...
"Lama banget sih lo mandinya, atau jangan- jangan lo tidur ya dikamar mandi?? Gua bisa terlambat tauu??" ucap Reyhan sinis
Tanpa sempat Natasya menjawab, Reyhan sudah berlalu masuk ke kamar mandi...
"Gila ya tuh orang, nggak bisa ngomong baik2 apa?? Mas Bagas bilang dia yang terbaik buat aku, terbaik apanya?? Pasti Mas Bagas salah memilih suami untuk ku... Huuuuuhhh.."
Natasya pun buru-buru mempersiapkan diri untuk pergi bekerja.. Dengan hanya memakai make up tipis, Natasya terlihat sudah sangat cantik.. Natasya memang tidak suka dandan yang telalu menor.. Setelah selesai dia pun buru-buru turun kebawah untuk sarapan, tak ingin rasanya dia melihat wajah suaminya lagi, hanya memperburuk moodnya saja....
Dengan lari-lari kecil Natasya menuruni anak tangga menuju ruang makan. Ternyata Mas Bagas sudah duduk di meja makan, sambil sibuk memainkan ponsel di tangannya dan menyerumput segelas kopi...
"Selamat pagi Mas...." sapa Natasya
"Pagi Adek.... Mana Reyhan??" tanya Bagas sambil melirik ke atas mencari sosok Reyhan..
"Masih mandi Mas..."
"Dek, kok udah siap-siap mau kemana??"
"Iyaa ke Rumah Sakit lah Mas, memang mau kemana lagi..."
"Dek, masa kamu nggak cuti sih, setidaknya hari ini. Baru tadi malam menikah, sekarang udah mau pergi kerja aja, apa salahnya Adek di rumah sama Reyhan, pendekatan diri kek.." Jelas Bagas
"Nggak bisa Mas, Adek lagi banyak pasien ni.." jawab Tasya sambil buru-buru mengunyah nasi goreng yang ada di piringnya... Dia benar-benar tidak ingin bertemu dengan Reyhan, dalam hatinya ingin segera cepat sampai ke Rumah Sakit..
Tak lama kemudian, terdengar langkah kaki Reyhan menuruni anak tangga...
"Selamat pagi Mas.. "sapa Reyhan dengan senyuman manisnya...
"Pagi Reyhan, sini duduk sarapan dulu..."
Reyhan pun duduk di samping Mas Bagas..
"Mas, Adek berangkat dulu ya..." terlihat Tasya sudah berdiri dari duduknya, dan meninggalkan sarapan yang masih tersisa dipiringnya...
"Adeeekk... Nanti dulu. Ini baru juga jam setengah tujuh, urusi dulu suami mu. ambilkan sarapan untuk Reyhan.." kata Bagas sambil melototi adiknya... Dia tau adiknya sengaja menghindari Reyhan...
Dengan terpaksa Tasya kembali duduk ke kursinya, lalu mengambilkan nasi goreng untuk Reyhan...
"Oh ya Dek, Adek berangkat kerjanya bareng Reyhan ya, kan kantornya Reyhan searah dengan Rumah Sakit.. Dimas katanya mau minjam mobil Adek untuk pulang ke Kampung Lara, katanya Ibunya Lara sakit...""
Belum sempat Tasya menjawab Reyhan sudah dulu menyela..
"Iya Mas, selama mobil Tasya di pakai Mas Dimas, biar Tasya pulang perginya sama aku.." kata Reyhan sambil melirik Tasya dengan senyuman licik
Tasya tak punya pilihan lain selain menerima tawaran Reyhan. Dia tidak mungkin menolak meminjamkan mobilnya pada Dimas. Dimas adalah sahabat baiknya Mas Bagas, yang udah di anggap seperti kakak sendiri oleh Tasya.. 2 bulan yang lalu Dimas terpaksa menjual mobilnya, demi biaya pengobatan anaknya yang sedang sakit... Anaknya memang sakit-sakitan sejak lahir....
Haii readers, ternyata menulis novel tidak semudah yang dibayangkan ya.. Butuh konsentrasi penuh😁😁Ma'afkan jika banyak kesalahan yang di temukan yaaa😁
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!