NovelToon NovelToon

Takdir Cinta Adira

Bab 1 : TCA

Adira Callysta gadis berusia 22 tahun. Berparas cantik, memiliki kulit kuning langsat dan manik mata berwarna coklat. Kini ia sedang menatap nanar pria disampingnya yang kini telah sah menjadi suaminya. Aaron Aldevano, putra sulung dari keluarga Adiguna telah sah menyandang status sebagai suami sah nya. Tidak, harusnya mempelai pria nya adalah adik Aaron, yaitu Kevin Sanjaya.

"Kevin, aku tidak akan pernah memaafkan mu karena telah membuat hidupku dalam neraka. Kamu membuat ku menikah dengan pria yang aku tidak kenal" Adira membatin dengan kesal dan menahan agar air matanya tidak terjatuh

Adira sudah menjalin hubungan dengan Kevin sejak 1 tahun lalu. Saat paman dan bibirnya mengetahui kalau Kevin adalah putra dari keluarga Adiguna, mereka terus memaksa kevin untuk menikahi Adira

Awalnya Kevin memang menyetujui pernikahan itu, tapi satu jam sebelum acara dimulai kevin menelfon Adira dan merasa belum siap untuk menikahi gadis pujaan hatinya itu.

Bagai disambar petir disiang bolong. Adira yang tadinya mengira Kevin hanyalah sedang becanda pun dibuat kaget saat melihat mempelai pria nya bukanlah kekasihnya itu.

Ia pun hendak meninggalkan tempat itu tapi bibinya mencegahnya dan mengancamnya agar tetap mau melanjutkan acara pernikahan itu. Mereka tidak peduli, yang penting keponakannya itu bisa menikahi pria kaya untuk bisa mereka manfaatkan.

Adira melangkahkan kakinya memasuki sebuah rumah mewah kediaman keluarga Adiguna bersama pria yang sekarang sudah berstatus suaminya. Bahkan selama perjalanan di mobil tadi mereka tak mengeluarkan sepatah katapun. Apakah masih bisa disebut sebagai pasangan pengantin baru?

Tuan Arya dan nyonya Amira sudah berdiri didepan pintu untuk menyambut mereka. Adira sudah cukup mengenal mereka karena Kevin pernah beberapa kali mengajaknya kerumah itu. Dan beruntung kedua orang tua Kevin tidak pernah mempermasalahkan tentang latar belakang Adira

"Selamat datang di keluarga Adiguna, Adira Callysta. Walaupun bukan dengan Kevin, tapi kamu tetap menjadi menantu dikeluarga kami. Maafkan Kevin, karena dia masih terlalu kekanak-kanakan. Tapi sekarang Aaron adalah suami kamu, kamu harus bisa menghargainya sebagai suami" nyonya Amira memberikan sambutan

Selama ini Adira tidak pernah tau kalau Kevin memiliki seorang kakak yang usianya 5 tahun lebih tua darinya. Kevin tidak pernah bercerita tentang kakaknya itu dan Adira tidak pernah melihatnya satiap berkunjung ke rumah itu

Adira masih nampak terdiam dan bersikap acuh tak acuh. Mereka pastinya tau jika Adira masih nampak kecewa dengan keluarga Adiguna yang telah memutuskan sepihak untuk mengganti pengantin pria tanpa menanyakannya dulu padanya. Walaupun ia tau pasti paman dan bibinya juga sudah tau dan menyetujui keputusan itu.

"Aaron, bawa istrimu kekamar, dia pasti lelah dan butuh istirahat" titah tuan Arya Adiguna

"Ayo ikutlah naik denganku" ajak Aaron tanpa menoleh ke arah Adira

Adira mengikuti berjalan dibelakang Aaron menaiki tangga menuju lantai dua rumah itu. Kopernya sudah dibawa lebih dulu oleh seorang pelayan saat mereka baru datang tadi.

Didalam kamar kedua pasangan pengantin baru itu nampak saling canggung karena sama saja mereka seperti baru bertemu dengan orang asing

Aaron membalikkan badannya dan menatap ke arah Adira

"Aku tidak mau tidur satu ranjang denganmu!! Lagi pula aku baru mengenalmu!" Adira coba mengingatkan sebelum pria itu sempat mengatakan sesuatu

"Tenang saja, lagi pula aku tidak suka berbagi ranjang, jadi kamu bisa tidur disofa atau tidur dilantai. Jangan harap aku akan berbaik hati padamu untuk menawarkan mu tidur di ranjangku!" ucap Aaron angkuh

"Apa??" Adira nampak tak percaya dengan ucapan pria itu barusan

"Kita sama-sama tau kalau kita tidak menginginkan pernikahan ini. Kalau bukan karena orang tuaku yang memaksa ku, aku tidak juga tidak akan mau menggantikan Kevin untuk menikah denganmu" Aaron mengatakan kejujurannya

"Setelah Kevin kembali, kita akan bercerai!!" Adira juga kesal karena ini bukan pernikahan yang ia impikan

"Apa kamu yakin dia akan kembali?" tanya Aaron

"Tentu saja, Kevin sangat mencintai ku. Dia hanya butuh lebih banyak waktu saja untuk meyakinkan dirinya!" ucap Adira merasa yakin

"hhmm.. terserah kamu saja"

Aaron berjalan ke arah kamar mandi dan meninggalkan Adira yang masih diam terpaku.

Adira menarik nafas panjang dan menarik kopernya menuju ke arah sofa. Ia duduk di atas sofa dan meratapi nasibnya. Jika saja paman dan bibinya tidak memaksa Kevin untuk segera menikahinya mungkin pria itu tidak akan pergi. Adira tau kalau Kevin memang belum siap untuk menikah karena Kevin masih kuliah. Sementara Adira sendiri hanya tamatan SMA dan sekarang bekerja sebagai pelayan cafe

Adira menoleh ke arah Aaron yang membuka pintu kamar mandi. Ia segera memalingkan wajahnya kembali saat melihat Aaron yang hanya menggunakan handuk yang menutupi bagian bawahnya

"Kamu sudah tahu aku ada disini. Harusnya kamu bisa membawa bajumu kekamar mandi dan memakainya disana" ujar Adira tanpa berani menatap ke arah suaminya

"Kedepannya kita juga akan tinggal dalam satu kamar, jadi kamu harus terbiasa menutup mata jika melihatku tidak memakai baju" ucap Aaron sambil mengambil baju dan celananya dari dalam lemari dan memakainya tanpa rasa rikuh

Aaron mengambil handuk bersih dari dalam lemarinya dan melemparkannya ke pangkuan Adira hingga membuat Adira kembali menoleh ke arahnya

"Kamu bisa menggunakan kamar mandinya sekarang" ucap Aaron

Adira menatap Aaron dengan kesal. Tidak bisakah dia bersikap lebih lembut pada seorang wanita? Jika itu Kevin pasti sudah memanjakannya.

Adira segera menepis bayangan Kevin, kali ini ia benar-benar membenci pria itu yang telah meninggalkannya dihari pernikahan mereka. Adira mengambil handuk di pangkuannya dan berjalan ke arah kamar mandi.

Selesai membersihkan diri dan mengganti bajunya, Adira Keluar dari dalam kamar mandi. Ia melihat Aaron yang tengah duduk sambil menyilangkan kakinya dan tengah menatap ke arahnya.

Adira melepaskan pandangannya dari pria itu dan berjalan ke arahnya

"Kita hanya akan bermalam semalam saja di rumah ini. Besok kamu ikut ke rumahku. Tapi terserah kamu, kalau kamu masih ingin disini untuk menunggu Kevin aku tidak akan melarang" Aaron coba memberi penawaran

Pantas saja Adira tidak pernah melihat Aaron, ternyata dia sudah punya rumah sendiri di usinya yang masih terbilang muda. Tapi tidak mungkin kan Adira tidak ikut dengannya, apa yang akan dikatakan orang nantinya.

"Baiklah aku akan ikut!" jawab Adira dengan nada kesal

"Gadis pintar" Aaron berjalan pergi ke arah ranjangnya dan merebahkan diri disana

Adira mendengus dengan kesal. Pria itu benar-benar akan membuatnya tidur di sofa malam ini. Walaupun ia juga tidak berharap akan tidur satu ranjang dengan pria itu.

🌺🌺🌺

Visual Adira & Aaron versi author 🥰🤭

Bab 2 : TCA

Jika dilihat-lihat, pria di hadapannya itu terlihat sangat tampan dan gagah. Tubuhnya terawat seperti rajin berolahraga. Dia juga terlihat jauh lebih dewasa jika dibandingkan dengan Kevin yang masih anak kuliahan.

Tidak! Hari ini ia akan fokus mencari keberadaan Kevin. Adira sudah mencoba menghubungi nomor Kevin berkali-kali tapi handphone nya sudah tidak aktif lagi.

"Ayo kita turun" Ajak Aaron membuyarkan lamunan Adira

Aaron dan Adira berjalan beriringan menuruni tangga dan menuju ke arah meja makan. Disana tuan dan nyonya Adiguna tengah menunggu mereka untuk sarapan. Adira merasakan badannya sakit dan pegal-pegal karena ia tidak bisa tidur di sofa. Ia juga merasa masih ngantuk karena tidak bisa tidur semalaman. Adira menarik kursi dan duduk disamping Aaron yang telah duduk lebih dulu

"Aaron, kamu tidak perlu pergi ke kantor. Kamu bisa mengajak istrimu untuk pergi berbulan madu lebih dulu" ucap Amira

"Aku tidak tertarik!. Aku akan sarapan dikantor saja. Sore nanti aku akan kembali ke rumah ku. Jack akan menjemputmu nanti" ucap Aaron pada Adira lalu beranjak bangun dan berjalan pergi meninggalkan meja makan

Semua mata tertuju ke arah Aaron, termasuk Adira.

"Adira, Aaron memang seperti itu. Jangan di ambil hati ya?" ucap Amira

Adira menoleh ke arah ibu mertuanya itu dan mencoba untuk tersenyum

"Adira, saya minta maaf karena telah membuat keputusan sepihak dengan menyuruh Aaron menggantikan Kevin dipernikahan kemarin. Tamu sudah hadir semua, pernikahan tidak mungkin dibatalkan begitu saja, akan menjadi gunjingan orang nantinya" ucap tuan Arya

Adira mencoba mengerti keadaan ini. Tapi apakah ada yang memikirkan perasaannya? Setiap wanita pasti ingin menikah dengan pria yang dicintainya, termasuk Adira

Nyonya Amira mengajak Adira mengobrol di ruang tengah setelah mereka selesai sarapan

"Oya, kamu hari ini tidak ada kegiatan apa-apa kan? Bagaimana kalau nanti kamu ke kantor Aaron saja untuk mengantarkan makan siang untuknya. Aaron pasti akan senang" ucap nyonya Amira coba menghibur Adira

"Iya saya memang sudah mengambil cuti kerja selama 1 pekan. Tapi sepertinya saya ada sedikit urusan tante. Dira boleh pergi keluar gak sebentar?" ucap Adira

"Kok kamu panggil tante sih? Panggil mama saja, saya kan sudah menjadi mertua kamu. Kamu mau pergi kemana? Oya apa tidak sebaiknya kamu keluar saja dari pekerjaan kamu dan fokus menjadi istri yang baik" Amira memberikan begitu banyak pertanyaan sehingga membuat Adira bingung untuk menjawab yang mana dulu

"Dira cuma mau ketemu temen Dira ma, boleh kan?" tanya Adira lagi

"Iya boleh tapi kamu harus di antar supir ya? Dan pulangnya jangan kemalaman karena tadi Aaron kan sudah bilang akan menyuruh Jack untuk menjemput kamu. Aaron memang sudah terbiasa mandiri, dia sudah 3 tahun tidak tinggal bersama kami disini semenjak dia bisa membeli rumah sendiri karena hasil kerjanya" Amira coba menjelaskan

🌺🌺🌺

Siangnya Adira dengan diantarkan oleh supir keluarga Adiguna pergi menuju sebuah rumah kontrakan. Itu adalah kontrakan Brian sahabatnya Kevin. Adira akan mencari tau keberadaan Kevin. Kevin harus bertanggung jawab atas apa yang ia alami sekarang. Bisa-bisanya dia pergi dan membiarkan Adira menikah dengan calon kakak iparnya sendiri

Adira menuruni mobil dan melangkahkan kakinya keluar menuju ke kontrakan itu. Adira mengetuk pintu kontrakan itu berapa kali. Seseorang akhirnya membukakan pintu

"Adira??" Seorang pria nampak kaget melihat kedatangan Adira di kontrakannya

"Brian, katakan dimana Kevin? Dia pasti bersembunyi disini kan?!!" tanya Adira pada pemuda bernama Brian yang adalah sahabat Kevin di kampus

Adira mengenal Brian karena Kevin sering datang bersama dengan Brian ke cafe tempatnya bekerja

"Tidak Adira! Aku tidak tau dimana Kevin. Sungguh!!" ucap Brian

"Jangan bohong! Kevin pasti bersembunyi didalam kan?" Seru Adira

"Sungguh Adira, Kevin tidak ada disini. Aku juga sudah 3 hari ini tidak melihatnya di kampus. Dia bilang akan mempersiapkan pernikahan untuk kalian" ucap Brian

Sepertinya Adira tidak akan mendapatkan informasi apapun dari Brian karena Brian terlihat tidak mengetahui keberadaan Kevin. Brian juga tidak tau kalau pernikahan mereka dilangsungkan kemarin karena keluarga Kevin memang hanya mengundang kerabat terdekat saja. karena pernikahan yang bisa dibilang dilaksanakan terburu-buru karena paksaan dari pihak keluarga Adira

Setelah saling bertukar kata cukup lama dengan sahabat Kevin, Adira pun kembali ke mobil untuk pulang karena hari sudah mulai sore.

Saat sampai didepan rumah, nyonya Amira dan Jack tengah berdiri didepan rumah.

"Adira, ini adalah Jack sekertaris pribadi Aaron. Dia kemari untuk menjemput kamu pulang ke rumah Aaron" ucap Amira saat Adira telah berdiri dihadapan mereka

"Tapi ma saya takut. Kenapa kami tidak tinggal disini saja?" tanya Adira

Amira tersenyum manis dan mengusap-usap bahu Adira

"Aaron kan suami kamu, jadi kamu harus ikut dimana pun dia tinggal. Aaron itu sebenarnya anak yang baik jadi kamu jangan takut ya?" Amira paham karena Adira yang memang baru mengenal Aaron dan Aaron juga bersikap dingin pada Adira

"Mari Non kita berangkat. Barang-barang Nona sudah ada didalam mobil semua" ajak Jack

Adira nampak takut dan memegang tangan Amira. Amira kembali tersenyum dan menganggukkan kepalanya untuk meyakinkan gadis itu

Akhirnya Adira ikut bersama Jack. Setelah menempuh hampir satu jam perjalanan akhirnya mereka sampai di rumah Aaron

"Silahkan Nona" Jack membukakan pintu mobil untuk Adira

Adira turun dari mobil dan melihat sekeliling rumah itu. Rumah itu tampak sangat mewah untuk ditempati seorang Aaron Al-devaro sendirian.

"Silahkan masuk Nona. Tuan Aaron sudah menunggu di dalam" ucap Jack membuyarkan lamunan Adira

"Apa? Jadi dia sudah pulang?" tanya Adira kaget

Jack menganggukkan kepalanya. Dua orang pelayan wanita datang dan menyambut mereka

"Selamat datang Nona Adira. Mari silahkan masuk, tuan Aaron sudah menunggu anda didalam" ucap seorang dari mereka

Dengan ragu-ragu Adira melangkahkan kakinya masuk dengan diikuti oleh dua pelayan itu.

Dua pelayan itu mengantarkan Adira masuk ke dalam kamar Aaron

"Ini kamar tuan Aaron, Nona. Semua kebutuhan pribadi nona ada didalam lemari itu. Oya perkenalkan nama saya Elsa dan ini Anna, kalau Nona butuh sesuatu nona bisa memanggil kami. Apa ada yang nona butuhkan lagi?" tanya pelayan Elsa

"Tidak!! tidak ada!" Adira menggelengkan kepalanya karena ia tidak terbiasa dilayani seperti ini

"Kalau begitu kami permisi keluar dulu Nona" ucap Elsa

"Eh tunggu, kak Aaron dimana?" tanya Adira

"Tuan Aaron masih ada di ruang kerjanya" jawab Elsa

"Oh baiklah. Lalu barang-barangku?" tanya Adira

"Semua yang nona butuhkan sudah disiapkan disini nona" Elsa berjalan ke arah lemari dan membuka lemari itu

Disana nampak banyak baju-baju mewah, tas dan sepatu bermerk untuk Adira. Rupanya Aaron telah menyiapkan semua itu untuknya. Termasuk barang pribadi untuk Adira pun sudah disiapkan

"Saya akan menyiapkan baju untuk nona ganti" ucap Elsa

"Tidak perlu! nanti saya akan memilihnya sendiri" ucap Adira

"Baiklah kami akan keluar dulu untuk menyiapkan makan malam. Permisi nona" ucap Elsa

"Terimakasih!!" ucap Adira

Kedua pelayan itu pun keluar dan meninggalkan Adira sendirian di dalam kamar itu.

Adira masih berdiri terpaku dan melihat sekeliling kamar yang cukup luas itu. Ia tidak berani mendekati ranjang karena takut kalau Aaron akan marah.

"Ceklekkkkk" suara pintu terbuka dan Adira pun menoleh

Aaron yang membuka pintu kamar itu. Ia berjalan ke arah Adira yang tengah melihat ke arahnya

"Dari mana saja jam segini baru pulang? Bukankah aku sudah menyuruh Jack menjemput mu lebih awal?" tanya Aaron

"Itu bukan urusanmu!!" ucap Adira sewot

"Tapi ini rumahku, jadi kamu harus mengikuti peraturan ku. Mulai besok saat aku pulang kerja kamu harus ada di rumah, aku tidak mau mendengar alasan apapun" ucap Aaron

Adira menatap Aaron dengan kesal "Itu tidak mungkin. Aku harus bekerja dan pekerjaan ku memiliki dua shift. Jika aku masuk siang maka aku akan pulang malam"

"Kamu tidak perlu bekerja lagi. Selama kamu menjadi istriku semua kebutuhan kamu akan aku penuhi" ucap Aaron

"Tidak mau!!. Aku akan tetap bekerja, jangan melarangku!" kekeh Adira

"Baiklah, tidak masalah. Jack akan mengantar jemput mu kemanapun kamu pergi" ucap Aaron

"Tidak perlu! Aku bisa pergi sendiri. Teman-temanku akan terlihat bingung jika ada yang mengantarkan aku pakai mobil mewah ke tempat kerjaku" tolak Adira karena selama ini Kevin juga hanya menggunakan motor besarnya untuk mengantar jemputnya

"Ini perintah!!, kamu akan tetap bekerja dengan diantar jemput oleh Jack atau kamu lebih memilih kehilangan pekerjaan" ancam Aaron

"Kenapa aku harus menuruti mu?" Cibir Adira kesal

"Karena kamu adalah istriku!! Selama kamu menjadi istriku itu berarti kamu adalah tanggung jawabku" ucap Aaron

"Ckk, istri? Sebelumnya kamu tidak mengakui itu. Bahkan kamu tidak memakai cincin pernikahan kita" entah kenapa kata-kata itu keluar dari mulut Adira, lagi pula cincin pernikahan itu Kevin yang memilihnya

"Mandi dan ganti bajumu. Aku akan menunggumu di ruang makan" ucap Aaron tanpa menghiraukan ucapan Adira sebelumnya

Aaron meninggalkan Adira sendirian didalam kamarnya. Adira mengambil satu pasang baju untuknya dan mengambil handuk yang sudah disiapkan oleh pelayan tadi. Ia bergegas mandi dan selesai mandi ia segera menuju ke ruang makan dengan diantar oleh Elsa yang tadi sudah menunggu didepan kamarnya

Adira melihat Aaron yang sudah duduk menunggunya. Elsa menarikkan kursi untuk Adira. Elsa mengisi piring Adira dengan makanan

"Makanlah" ucap Aaron

Aaron sudah mulai memakan makanannya sementara Adira masih nampak terdiam.

"Kenapa? Apa makanannya tidak enak? Aku akan menyuruh pelayan untuk menggantinya" tanya Aaron yang melihat Adira hanya diam saja

"Tidak perlu, aku akan memakannya" Adira mulai menyuapkan nasi ke mulutnya

Selesai makan malam mereka berjalan kembali ke arah kamar

"Tidurlah dulu. Aku masih ada sedikit pekerjaan" ucap Aaron saat mereka berdiri didepan pintu kamarnya

Aaron bergegas meninggalkan Adira sebelum gadis itu sempat menjawab. Adira pun membuka pintu kamar dan masuk. Ia mengambil satu bantal dan menaruhnya di sofa. Adira kembali mengingat Kevin

"Kevin kamu dimana? Cepatlah kembali, aku akan menunggumu. Aku tidak bahagia dengan pernikahan ini" Adira mengusap air matanya yang sudah menetes membasahi pipinya

🌺🌺🌺

💖Ini hanya visual karangan Author untuk tokoh Aaron & Adira. kakak2 bisa menghalu sendiri untuk tokoh2 utamanya ya...💖

Bab 3 : TCA

Aaron memakai jas nya dan menoleh ke arah Adira yang masih duduk di sofa

"Apa yang akan kamu lakukan hari ini?" tanya Aaron

Adira sendiri masih bingung dengan apa yang akan dia lakukan sampai masa cutinya habis. Harusnya dia bisa menghabiskan cutinya untuk pergi berbulan madu dengan Kevin. Lagi-lagi Adira teringat akan Kevin. Dimana kamu Kevin?

Adira menoleh "Tidak ada, aku juga tidak tau akan melakukan apa. Apa aku mengunjungi paman dan bibiku saja ya?"

Aaron tersenyumlah simpul "Kamu masih ingin mengunjungi mereka? Dengan menyetujui aku menggantikan Kevin di pernikahan kemarin, bukankah sama saja mereka telah menjual kamu untukku?"

Adira terlihat kesal dengan ucapan Aaron dan menghampiri Aaron

"Apa maksudmu bicara seperti itu?" tanya Adira dengan nada tinggi

Aaron memasukkan tangannya ke dalam saku celananya dan menatap manik mata gadis didepannya yang terlihat begitu marah kepadanya

"Menurut mu apa ucapanku barusan salah?"

Tidak bisa di pungkiri apa yang di katakan Aaron memang adalah benar. Melihat Aaron yang jauh lebih mapan, tentunya seperti menemukan berlian dalam karung bagi paman dan bibinya

"Ayo kita pergi untuk sarapan"

"Tunggu kak, aku punya tawaran untuk mu" ucap Adira

Aaron menatap dengan seksama "tawaran apa?"

"Bagaimana kalau kakak membantu aku untuk mencari Kevin agar kita bisa secepatnya bercerai?" ucap Adira

Aaron melipatkan tangannya didada dan menatap lekat gadis didepannya yang sepertinya benar-benar ingin cepat bercerai dengannya "keuntungan apa yang aku dapatkan jika aku membantumu?"

Adira menggaruk kepalanya bingung "Aku tidak memiliki apapun untuk aku berikan sebagai imbalannya. Lagi pula semua yang kakak butuhkan pasti juga sudah terpenuhi. Kalau begitu aku akan melakukan apapun yang kakak perintah kan, bagaimana?"

"Ckk, aku tidak butuh bantuan mu. Segalanya bisa aku tangani sendiri"

Tidak heran secara Aaron punya tangan kanan yang bisa dipercaya yaitu Jack

"Dengan menikahi mu saja aku telah kehilangan sesuatu" ucap Aaron

"Kehilangan apa?" tanya Adira

"Kehilangan status ku sebagai pria single dan sekarang berubah menjadi pria beristri" jawab Aaron

"Cih, memangnya siapa juga yang mau menikah denganmu kalau bukan karena terpaksa. Justru aku yang merasa di rugikan disini" kesal Adira

Aaron hanya tersenyum tipis "itu deritamu"

Tidak ada yang mau menikah karena terpaksa. Setidaknya kalau hanya gagal menikah saja mungkin masih bisa ditoleransi. Tapi ini menjadikan seseorang sebagai pengganti, apa kalian masih punya hati?

Adira mengikuti di belakang Aaron yang sudah berjalan keluar lebih dulu melangkah keluar kamar. Selesai sarapan Adira ikut mengantarkan Aaron sampai kedepan, seperti istri-istri pada umumnya yang akan mengantar suaminya keluar sebelum berangkat kerja

Aaron menyelipkan sesuatu di tangan Adira

"Aku tidak membutuhkan ini kak" ucap Adira saat melihat kartu di tangannya

"Setidaknya pakailah itu selama kamu masih menjadi istriku" ucap Aaron

Setelah mempertimbangkan Adira menerima kartu itu

"Baiklah aku akan menerimanya" jawab Adira

Kedua pasangan itu melihat sekitarnya dan disana Jack, Elsa dan Anna tengah memandangi mereka seperti sedang menunggu sesuatu

"Kenapa melihat kami seperti itu? Ayo kita berangkat" ucap Aaron pada sekertarisnya

"Tuan apa anda tidak melewatkan sesuatu?" tanya Jack memberikan isyarat pada tuannya kalau tuannya itu sudah punya istri

Aaron mulai paham dengan maksud bawahannya itu " melewatkan apa? Kalian tidak usah berfikir yang macam-macam"

Aaron bergegas naik ke dalam mobil dan disusul dengan Jack

Elsa dan Anna pun terlihat kecewa melihat ketidak romantis pengantin baru itu

🌺🌺🌺

Adira merasa bosan seharian dirumah, akhirnya siang itu dia memutuskan untuk menemui teman kerjanya di cafe. Adira menyetop taxi dan meluncur segera ke arah cafe tempatnya bekerja.

Saat di perjalanan ia melihat Aaron sedang bersama dengan wanita cantik yang baru saja turun dari mobil berjalan masuk ke sebuah restoran mewah.

Adira tak menghiraukan pemandangan itu. Walaupun itu adalah suaminya sendiri namun ia tak mau peduli dan tidak mau ambil pusing.

Di dalam cafe Adira langsung menemui Reni sahabatnya

"Bukannya kamu lagi cuti? Mana Kevin? Dia tidak mengantarmu?" tanya Reni

"Ada yang ingin aku ceritakan sama kamu" ucap Adira

Mereka berjalan duduk dikursi ruang khusus karyawan

"Ada apa?" tanya Reni

"Kevin pergi dari acara pernikahan kemarin" ucap Adira memasang wajah masamnya

"Apa??? Kevin kabur???" Adira langsung membungkam mulut sahabatnya itu dengan tangannya

Adira menaruh jari telunjuknya dibibirnya "ssstttt.. jangan keras-keras"

"Oh iya aku sampai lupa" Reni menengok sekitarnya

"Jadi kamu batal nikah?" tanya Reni

Adira menggelengkan kepalanya "enggak aku tetap nikah"

"Hah nikah sama siapa??"

"Sama calon kakak ipar aku. Kakaknya Kevin" jawab Adira

"Jadi Kevin punya kakak? Kok kamu gak pernah cerita sama aku?"

"Aku juga baru tau pas hari pernikahan itu. Tapi kami sudah sepakat jika nanti Kevin kembali, kami akan bercerai" ucap Adira bersemangat

"Lalu kalau dia tidak kembali bagaimana?"

Adira menyentil tangan Reni "Jangan mendoakan yang jelek-jelek. Kamu harus mendukungku"

"Emang kamu tau Kevin dimana?

Adira mendengus lemas. Ia juga tidak tau harus mencari Kevin dimana. Sementara Aaron tidak mau membantunya. Tapi Adira yakin ia akan bisa segera menemukan Kevin agar secepatnya lepas dari ikatan pernikahan dengan kakak Kevin

"Kalau aku tau pasti sudah ku maki dia habis-habisan" kesal Adira

Adira melirik ke arah majalah yang ada dimeja. Ia melihat sampul majalah itu dan seperti mengenali gambar wanita yang ada disana

"Siapa ini?

"Itu kan model yang sedang naik daun, Stella Elisabeth. Memang kamu tidak mengenalnya?" tanya Reni

"Tidak"

"Dia itu sedang menjadi primadona dan membuat para pria berlomba-lomba untuk mendapatkankannya" ujar Reni

"Memangnya dia belum memiliki kekasih?"

"Menurut gosip sih belum. Tapi dengan kecantikannya pastinya mudah untuk menaklukkan pria manapun"

Adira tersenyum senang. Ia memiliki ide cemerlang agar Aaron mau membantunya untuk mencari Kevin

🌺🌺🌺

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!