...____________♧ CHAPTER 1 ♧____________...
"Amandaaaa..... yeeeee Amandaaaa..... kamu harus menaaang...."pekik seorang gadis yang saat ini berteriak meneriaki seorang gadis bernama amanda yang sedang lomba umum di sekolahnya.
Saat ini Amanda sedang melakukan lomba lari estafet jarak pendek dengan teman lainya, Amanda yang terlihat mendominasi tempat lomba itu sekarang berada di depan, dan yap dia yang pertama kali menyentuh tali finis
"Yeaaaaaaaah.....!!!! LIHATLAH, DIA ADALAH SAHABATKU AMANDAAA WOHOOOOOO"seru gadis itu lagi yang bernama Cia.
Priiit...
Setelah suara peluit guru olahraga dibunyikan lagi, lomba pun telah berakhir dan dimenangkan oleh Amanda.
***
"Kamu hebat Man!"seru Cia yang kini mereka berdua sedang beristirahat di lapangan dengan menghilangkan rasa haus dan lelah karena telah berlomba sehari penuh di sekolahnya.
"Heh hanya sebuah lomba, mana bisa aku kalah Cia.."ketus Manda yang sedang menghela napas kasarnya karena kecapean tetapi lebih besar kesombonganya daripada rasa capeknya
"Hehehe kamu benar man"ucap Cia membenarkan dengan senyum masamnya melihat sahabatnya yang memang sangat berbakat, tetapi itu juga yang membuatnya sombong.
***
Saking berbakatnya Amanda sampai-sampai dia diperebutkan oleh semua sekolah-sekolah ternama di Negerinya.
Karena bakatnya itulah banyak juga pria yang merasa minder untuk mendekatinya, siapa juga yang mau terlihat buruk jika bersanding dengan Amanda, namun tak banyak pria yang berbakat, kaya dan juga tampan mengejarnya, namun mereka semua dijadikan mainan Amanda, dia memang menerima mereka yang dianggap cocok untuk dia, tetapi semua dipermainkan oleh Amanda yang cerdik itu, dia bergonta ganti pasangan hanya untuk menghilangkan stresnya.
Amanda kini sudah naik kelas 12A. Setelah selesai lomba umum itu berakhir, dan itu pertanda mereka akan naik kelas, yap itu adalah lomba penilaian akhir semester yang dilangsungkan oleh guru penjaskes.
Seperti biasa Amanda mendapatkan ranking dan juara 1 kalau ada selain angka 1 mungkin amanda bisa lebih dari itu. Sekolah pun berjalan dengan biasanya kembali, di mana semua anak-anak belajar dengan tekun untuk menjadi yang terbaik.
"Haaaaa....h membosankan Ci"lirih amanda yang kini sudah di dalam kelas dan menduduki bangku terdepan bersama cia.
"Apanya yang membosankan Man..."tanya Cia dengan mengangkat 1 alisnya melihat sahabatnya ini lesu di pagi hari.
"Semuanya.... bahkan aku sudah tahu apa yang nanti guru berikan di jam ini"ketusnya dengan lirih malas
"Huuuh... Itu adalah salah satu faktor negatif jika orang terlalu pintar.."ucap Cia
"Coba sini kasih aku sedikit otak cerdasmu..."lanjut Cia yang kini suda membenturkan kepalanya dengan kepala Amanda
"Ciaaa.. auuu! Sakit an**"teriak Amanda yang merasa sakit karena kepalanya dibenturkan oleh kepala Cia
"Sialaaan loh! Kalau bisa gua juga nggak sudih ngasih otak gua ke otak lu yang berjamur itu"lanjut Amanda yang kini moodnya tambah hancur dibuat Cia
"Astagfirullah... Ustadz.. Liat dia ustadz.."lirih Cia yang mulai gemas dengan sahabat jeniusnya ini.
Teman yang lainya juga ikut terkekeh karena melihat tingkah Amanda dan Cia di pagi hari itu, mereka yang selalu buat ruangan itu hidup , di tambah juga teman Amanda lainya yang aktif.
Sebelum terjadi perkelahian antara Amanda dan Cia untung saja sudah ada guru mata pelajaran pertama yang masuk dan diberikan ucapan salam oleh para siswa.
Setelah selesai mata pelajaran pertama kini waktu jam keluar main, Amanda yang masih kesal dengan Cia memilih untuk pergi dari kelas dan menyeirihatkan pikiranya di perpustakaan yang tenang dan adem.
"Dasar Cia sialan.. Hal buruk apa sampai gua dapet sahabat semenjengkalkan diaa haaah"gerutu Amanda pelan-pelan berbicara sendiri sambil mencari buku untuk dibacanya, dia yang sudah malas dengan buku mapel beralih ke buku cerita di rak sebelah.
Dia menarik sebuah buku cukup menarik matanya untuk diambil, karena gambar buku itu sangat unik dan disitu ada tulisan seperti buku novel yang berjudul '2 Putri dengan nasib yang berbeda'
"pfft... judul apa-apaan nih panjang beth"lirihnya sambil cekikan tetapi juga penasaran sama kisah di dalamnya, dia mulai mencari tempat duduk ternyaman dan mulai membuka halaman pertama
Deskripsi kisah di dalam novel '2 putri dengan nasib yang berbeda' ;
Di bulan dan ditahun yang sama, kelahiran 2 seorang anak yang berada satu di rahim Duchess dan satu di rahim seorang pelayan dikediaman Duke Baratha Maharendra. Duke Baratha sendiri adalah suaminya Duchess Maria tetapi dia lebih memilih menemani seorang pelayan yang dia baru nikahi tahun kemarin pelayan itu bernama Arin.
Dia menikahi Arin karena tergoda oleh kecantikan pelayan itu, ditambah Duchess sendiri disitu belum memberikan anak perempuan kepada Duke Baratha. Duke Baratha frustasi dia ingin sekali memiliki seorang Putri karena banyak sahabatnya bermanja dengan Putri mereka, walau Duke Baratha kini sudah memiliki 3 Putra dia masih merasa kesepian dan iri karena belum mempunyai seorang Putri.
"dih... Tua-tua kegetalaan... bilaang ajaah gatal ama cewe cantik.."celetuk Amanda tanpa sengaja di tegur oleh pengawas disitu.
"sssstt..."lirih penjaga perpustakaan.
"upss.. sorry"gumamnya pelan, dia lanjut membaca novel itu makin serius.
Disitu Arin yang merupakan pelayan pribadi Duchess mengetahui keresahan Duke Baratha dari Duchess sendiri yang terus mengeluh dan diceritakan semuanya kepada arin.
Arin yang merasa kasihan mendengar keluhan Duchess pergi menemui Duke Baratha dan memberikan sebuah informasi bahwa dia dahulu mendapat sebuah berkah oleh dewa kebajikan karena menolong seekor burung nan cantik yang terjebak di sebuah perangkap burung, burung itu sendiri adalah perwujudan Dewa Kebajikan. Dia memberikan berkah bahwa aku akan dihadiahkan seorang Putri yang cantik jelita dia akan menjadi gadis berbakat di negara tersebut, selesai Ariana memberikan info itu membuat Duke sangat bahagia dia ingin langsung menikahi Arin apalagi Arin adalah pelayan pribadi istrinya yang tak kalah cantik juga berbakat. Dan Arin selalu membantu duke baratha di tempat pekerjaan pada saat Duchess sedang bertugas di luar.
'kasihan apan kegatelan...!? dua-duanya sama saja cih! Tetapi anaknya arin mirip gua sih.. Kan gua juga berbakat. Apa dahulu mommy gue juga diberkahi dewa kebajikan ya hehehe’ batin Amanda yang terkekeh sendirinya
Di Kediaman Duke Baratha Maharendra dihebohkan oleh keputusan yang baru dibuat Duke ingin menikahi Arin pada besok hari. Semua direpotkan oleh pernikahan yang mendadak itu.
Duchess sendiri tidak tahu apa-apa, dia kaget sendiri setelah melihat kawasan rumahnya sudah banyak orang yang sibuk dan berceceran menyiapkan pernikahan Duke Baratha dan arin.
"Apa-apa ini suamiku! mengapa semua orang sangat sibuk"teriak Duchess Maria
"Salam Duchess..."Arin yang muncul di samping Duke Baratha menyalami mantan nyonyanya itu
"Aku akan menikahi Arin besok"ucap Duke dengan tatapan datarnya dan tidak ada rasa bersalah sedikitpun
"HAH!? APA MAKSUDMU SUAMIKU...?, ARIN APA-APAAN INI.. KALIAN BERDUA BERHENTI BERCANDANYA"teriak Duchess syok mendengar apa yang baru dia dengar dari suaminya sendiri, apalagi yang akan dinikahi suaminya adalah pelayan kepercayaan sendiri
"m-maafkan aku nyonya... Ini demi kebaikan tuan Duke sendiri yang ingin memiliki seorang putri, dan saya bisa memberikan itu kepada tuan duke, malah lebih"jelas Arin yang sedikit berani menatap nyonyanya itu
"SIALAN KALIAN BERDUA!"usai teriak, Duchess dia pergi dari ruangannya Duke yang tidak kuasa melihat keromantisan yang dibuat Duke dan Arin di depan matanya sendiri.
"Kyaaaa memang Duke an***"teriak Amanda yang kesal tetapi itu juga membuat pengawas perpus ikut kesal.
"Ptss... Ssst... Jangan ribut apalagi mengumpat Manda..."perintah pengawas membuat Manda yang sudah tidak suka berada disitu apalagi jam keluar main hampir habis, dia pergi ke tempat pengawas itu berada dan meminjam buku novel itu.
Setelah peminjaman telah selesai dia pun kembali ke ruang kelasnya, disitu sudah ada cia dan teman lainya
"Hello sayangku... jadi masih ngambek ya ama akyuuu..."seru Cia yang suka menggoda sahabat berbakatnya itu.
"Diamlah... Cia gue lagi nggak mood jadi jangan cari pasal ama gue, habis lu.."seru Amanda yang menatap tajam ke cia
Cia yang sadar bahwa sahabatnya ini sepertinya lagi datang bulan pun langsung terdiam ditambah tatapan mengancamnya amanda dia sudah tidak berani menggoda sahabatnya yang kini sedang berubah menjadi singa betina.
***
Jam sekolah pun telah selesai kini Amanda sudah sampai di rumahnya dan langsung masuk ke kamarnya untuk merebahkan tubuhnya di kasur
Tok
Tok
Tok
"Yaaa?"
ceklek
Pintu kamar Amanda terbuka dan disitu sudah ada ibunya. Amanda adalah anak tunggal yang paling di sayangi di keluarganya, pokoknya Amanda semasa hidupnya cukup beruntung.
"Sayang Mommy.. ayuk ganti pakaianmu dan turun makan.. Mommy udah siapin makanan kesukaanmu sayang.."ucap ibunya yang sedari tadi berdiri di muka pintu
"Sebentar lagi yaa mom.. Manda lagi kenyang..."lirihnya yang sangat malas mau berbaring saja rasanya
"Astaga sayang... Udah mau jam 2 ga boleh telat makan.. Ingat kamu punya penyakit magh"ucap ibunya yang khawatir.
"Iyaaa mommy... cerewet ah.. nanti Manda akan turun makan.."lirih amanda kesal
"Iya yaudah... Mommy tunggu kamu di bawah ya sayang.."ucap ibunya diikuti dengan helaan nafasnya yang panjang dan langsung menutupi pintu kamar putrinya
"hmm...!!!"jawab Amanda singkat
Amanda yang teringat buku novel tadi pun beranjak mencari tas sekolahnya dan mengambil buku itu, dia yang sedang badmood itu memilih untuk lanjut membaca novel tersebut.
Benar kata Cia mood yang amanda sekarang karena diakibatkan datang bulan pada hari ini, yang membuat Amanda marah-marah tidak jelas seperti sekarang.
Deskripsi kisah di dalam novel part 2;
2 bulan kemudian dikabarkan bahwa Duchess hamil lagi termasuk selir arin pun sedang hamil, mereka hamil bersamaan pada hari itu, namun yang dipikiran Duke hanya Arin seorang karena pasti Duchess akan melahirkan bayi laki-laki juga pikir Duke seperti itu.
Itu mengapa pada saat kelahiran 2 bayi itu Duke lebih memilih menemani si pelayan arin daripada Duchess Maria.
Duchess Maria sendiri kesehatannya kurang baik setelah mendengar suaminya menikahi pelayan yang dia percayai, dia mulai sakit-sakit pada saat mengandung anak keempatnya itu, ditambah waktu persalinan Duke lebih memilih menemani Arin daripada dirinya membuat Duchess Maria sakit hati dibuatnya.
Sebelum itu, semua orang meminta Duchess untuk menggugurkan kandunganya itu. Karena berakibat buruk jika melahirkan dia itu akan membuat Duchess yang sudah sakit-sakit ditambah melahirkan akan membuatnya meninggal, ketiga putranya tidak mau kehilangan ibundanya yang sangat mereka sayangi, mereka membujuk ibunya agar menggugurkan bayi itu.
Tetapi Duchess Maria lebih memilih mati daripada membunuh anaknya sendiri, setelah kelahiran kedua anak Duke ini, dan dikabarkan meninggalnya Duchess Maria, juga bayi yang Duchess lahirkan adalah seorang bayi perempuan.
Hari-hari pun berlalu...
Kini umur kedua putri Duke sudah beranjak 10 tahun. Kepintaran yang dimiliki oleh anaknya Arin yang bernama 'Viona Maharendra' sangat meningkat pesat. Berbanding terbalik dengan 'Arasya Maharendra' anak dari Duchess Maria. dia seperti anak yang cacat dan bodoh.
Kerjanya hanya diam dan bermanja kepada ayah dan saudara-saudaranya, dia sangat susah mengingat, tidak pandai dalam apa pun bahkan Viona sendiri sudah memiliki sihir suci di umurnya yang masih kecil.
Arasya yang seperti orang bodoh itu hanya menggantungkan diri kepada ayah dan kakak-kakaknya yang jijik sendiri dengan tingkah konyol arasya.
"JANGAN IKUTI AKU ANAK BODOH! PERGI KAU!"bentak salah satu saudaranya yang sangat muak dengan tingkah konyol Arasya.
"Apa apaan sih!!! kan kasian Arasya nya woy!!! walau aku juga ga mau berteman ama teman yang agak lola otaknya, tetapi gak harus kalian perlakukan dia kek kotoran begitu!!!!"kesal Amanda yang sedari tadi membaca novel yang sangat pilikasi
"Aduh!"tiba-tiba saja perut atau ulu hati amanda terasa perih. Amanda pikir oh mungkin karena datang bulan
Amanda yang kecapean memilih untuk tidur menahan rasa sakit haid itu.
Lama.. Amanda menahan rasa sakit itu tetapi bukannya mereda tetapi sakitnya tambah kuat.. Amanda langsung muntah di tempat tidur, pandangannya mulai gelap.. dia yang mau berteriak memanggil ibunya tak kuasa dengan rasa sakit yang tiba-tiba saja membuatnya tak berdaya dan jatuh...
BABAY... SEE U LETER
...____________♧ CHAPTER 2 ♧____________...
"PERGI KAMU VIONA! KAMU MEREBUT SEMUAAANYA DARIKU!!! AYAHKU DAN PARA KAKAKKU... KAU ******!"
plak
Arasya mendapat tamparan sadis dari ayahnya sendiri duke baratha.
"Kurang ajar... apa yang kau katakan kepada saudarimu sendiri anak bod*h!"teriak duke baratha sambil mengangkat Viona yang sedang terduduk dan menangis.
"A_ayah dia yang mengatai ara anak jelek dan bod*h ya... dia yang dul..."
Plak
Satu tamparan lagi melayang di pipi kecil Arasya yang sebelahnya lagi.
"DIAM ANAK SIALAN! KAU ITU HANYA SAMPAH DIKEDIAMANKU. BERSYUKURLAH KAMU MASIH KU RAWAT di sini"lirihnya yang memandangi arasya penuh rasa jijik.
"Ada apa ini ayah?"tanya kakak ketiga yang bernama 'Edgar Maharendra' yang baru menghampiri mereka karena mendengar teriakan ayahnya, disitu juga sudah banyak pelayan yang sedang menontoni Arasya dengan perasaan senang melihat anak itu kesakitan.
"Kak Edgar.. tolong Ara.. Jelaskan ke ayah bahwa Ara yang di ganggu oleh Viona"ucap Arasya memohon kepada Edgar.
Edgar yang mendengar ucapan Arasya hanya menatapnya datar penuh ketidakpeduliaan.
"Sayang.. ada apa ini.. mengapa Viona sampai menangis begini? lihat matanya yang indah sekarang sudah bengkak dan memerah"keluh Arin yang baru juga sampai di tempat itu.
"Edgaar.. tolong bawah adikmu dari sini, dia tidak bisa melihat hal seperti ini"pinta Arin yang melihat Edgar, dia mau cinta saudara-saudara Arasya semuanya harus kepada Viona seorang.
"Baik ibu kedua"ucap Edgar dengan patuh.
Kini hati Arasya tidak kuat lagi menanggung air mata yang dia pendam sedari tadi, dia mulai terisak diam-diam.
Saat mereka melihat Arasya mulai menangis tidak ada yang mau menghampirinya, Arin sudah menarik tangan Duke Baratha, mereka berdua meninggalkan Arasya yang sudah duduk dan menangis kuat ditempat itu, bahkan jantungnya berdetak kuat air matanya mengalir deras di matanya.
***
Di hari ulang tahun putra mahkota yang ke 17 tahun di Kerajaan Leofances, semua tamu diundang termasuk keluarga Duke Baratha Maharendra, Mereka disambut hangat di Kerajaan.
Pada saat semua berbincang bincang merayakan hari ulang tahun Putra Mahkota, dengan tidak disadari orang, Arasya mulai memerkan dirinya ditempat umum, dengan gaun yang berhiaskan berlian yang berlebihan dan warna gaun yang mencolok membuat semua disitu sakit mata.
"Pangeraan Mahkotaa... aku sangat menyukaimu.. kamu sangat tampan."teriak Arasya kepada Pangeran Mahkota bernama 'Orion Aquala Maraxea'
"SIAPA GADIS GILA ITU"teriak salah satu tamu disitu.
Duke Baratha sendiri malu untuk mengakui bahwa dia adalah Putrinya, dia memerintah kepercayaanya bernama Zak untuk menangkap Arasya dan bawah dia pulang.
Arasya meronta seperti anak kecil dipesta itu, semua berteriak dan menertawakan Arasya yang di bawah pergi oleh Zak.
Duke Baratha melihat kondisi sudah tidak kondusif lagi dia menghampiri Raja dan Pangeran Mahkota untuk meminta maaf, diikuti juga oleh Arin dan Viona.
"Yang Mulia Raja dan Pangeran saya sangat menyesal membawa Arasya ke acara ini, dia memang memiliki sedikit gangguan jiwa, saya mohon maafkan perlakuannya yang tidak menyenangkan"ucap Duke Baratha sambil memohon.
"oh seperti itu, baiklah.. masalah ini tidak akan aku permasalahkan lagi"ucap Raja penuh beribawa
Sementara itu Pangeran Mahkota melirik ke arah Viona dia terpaku dengan kecantikan Viona, "ehm.. Siapa gadis dibelakanmu itu duke baratha?"tanya Pangeran Orion.
***
Sesampainya semua dikediaman duke baratha, dia menyuruh prajuritnya untuk membawa Arasya keruangannya.
Sesampai Arasya diruanganya, Arasya melihat disitu sudah ada para kakaknya, ayahnya, Viona dan ibu keduanya Arin.
"Salam ayah"ucap Arasya menunduk memberi salam
"Bawakan aku cambuk"perintah Duke Baratha kepada Zak.
"T_tapi tu..."
"CAMBUK BAWA KEMARI"teriak Duke Baratha kepada Zak
Zak membawa cambuk itu dan memberikanya kepada Duke Baratha.
"Tahan dia Leon Edgar"perintah Duke Baratha kepada anak kedua dan ketiga.
"Baik ayah"seru mereka mematuhi perintah Duke Baratha
"A_ayah ada apa ini.. mengapa menahan ara? Untuk apa cam..."
Blash.....
"AAAAA...."satu cambukan melayang ditubuh Arasya
"a_a_ayah t_tunggu apa salah ara?"
Blash....
"AAAAA AYAAH AMPUN... APA SALAH ARA AYAAAH..."teriak Aarasya menangis dan menahan sakit akan cambukan itu
"Hei anak sialan... Kamu bertanya apa salahmu? Apa kamu ini bukan bodoh saja tetapi juga pikun? kamu telah mempemalukan kami di acara besar tadi"sarkas kakak pertama yang benama 'Kenzi Maharendra'.
Blash....
Cambukan dari Duke Baratha tidak ada henti-hentinya sudah tidak terhitung berapa kali arasya dicambuk.
"I_inih... Kata ibu AAAA.... Ka_ta ibu kedua.. Ka AAAAAA...!!! k_lau aku b_b_berhasil men AAAAA.... Men_dapat ka AAAAA.... cinta pangera AAAAA..... ngeran, aku akan di AAAAAAAAAAA...... Sa_yang A AY AAAAAAA...."jerit arasya yang sedari tadi membela diri tetapi tidak ada yang mau mendengarnya
"T_tuan sudah cukup tuan.. Cambukan mu itu sudah lebih dari 100 cambukan"tegur Zak yang sedari tadi menghitung sampai arasya tak sanggup lagi menahnya dan pingsan
Tetapi saat sebelum dia pingsan dia menatap ayahnya yang mencambukinya dengan pandangan dingin tanpa perasaan sedikitpun.. padahal tadi kata ibu kedua kalau aku berhasil mendapatkan cinta pangeran mahkota ayah akan menyukainya dan arasya pun percaya bahkan arin memberikan saran bahwa pangeran mahkota menyusakai wanita yang berpakaian serba wah dan berdandan menor seperti arasya itu.. Juga jangan malu-malu, pangeran suka wanita yang menyatakan perasaan langsung di depan umum.
"Ck! Aku ingin sekali membunuh anak sialan ini!!! Dia mengapa berbeda dengan Viona yang cerdas dan terdidik! Bahkan tadi Pangeran Mahkota meliriknya dan mengajaknya berbicara, sunggu aku diberi anak beruntung dan tidak beruntung"ketus Duke Baratha yang melihat arasya sudah tegampar tar berdaya ditambah seluruh bandanya yang sudah dipenuhi luka cambuk.
"Bawa dia ke kemarnya!"ucap Duke kepada zak
"Baik"
***
"Nonaa..."lirih seduh dan wajah yang kaget seorang pelayan yang menunggu arasya pulang dari kediaman duke.
Zak membaringkan tubuh Arasya yang tak sadarkan diri dikasurnya dan memberi tahuka kepada lili untuk mengobati arasya dan besok panggilkan tabib untunya, Lili adalah pelayan arasya dari kecil.
Karena Arasya bertubuh lemah dan lamban berpikir, lili menjadi kasihan dengan anak yang di perlakukan tidak adil itu, apalagi lili adalah pelayan setia dari duchess sebelumnya.
***
"PEMBUNUH! KAMU MEMBUNUH IBU KAMI!!!"
"ANAK BOD*H!"
"JELEK... JELEEK KAMU BOD*H ARASYA"
"AKU TIDAK MENYANGKA PUNYA ANAK YANG TIDAK BERGUNA, PEMBAWA SIAL, BOD*H!"
"KAMU ITU ADALAH SISI BURUK SEDANGKAN AKU ADALAH SISI BAIK KELUARGA INI"
"MATI KEEK.. ANAK SIAL"
"SIJALANG BOD*H!"
"HAISSSH AKU TIDAK PERNAH MAU PUNYA ANAK BOD*H KAYA KAMU"
"HARUSNYA KAMU YANG MATI BUKAN IBU KAMI"
"PERGI KAMU"
"HAMA YANG MENYUSAHKAN"
"AAAAAAAA!!!! PERGI KALIAAAAAAN...."teriak Arasya yang membuat kaget Lili yang buru-buru masuk mengecek apa yang terjadi kepada nonanya
"Nonaa... Kamu tidak apa-apa? Apa yang terjadi nona?"tanya lili penuh kekhawatiran kepada nonanya ini
"Ha ha ha.."napas Arasya tak teratur detak jantungnya bergedup kencang.
"Tenang nona tenang..."
'siapa gadis ini? Nona?'batinya yang mulai menenangkan dirinya dari mimpinya tadi.
"Ha nona? who are you!?... Gua ga kenal sama lu ya?"desis Arasya yang kini tubuhnya telah dimasuki oleh amanda.
"Nona... Kamu mengapa hiks..."hati Lili tak kuasa melihat sikap nonanya, dia pikir nonanya sakit jiwanya bertambah
"Apasih... Ini gua lagi di mana ha? Kamu siapa?"tanya Arasya/Amanda penuh menyelidik.
"S_saya Lili nona... Pelayan anda, apa karena nona koma selama seminggu buat nona lupa ingatan?"seduh lili melihat nonanya seperti itu di tamba dia tidak mengerti bahasa yang nonanya pakai sekarang.
NOTE: kita sebut Amanda yang sudah masuk di tubuh arasya, Arasya saja yaah...
"Auch... Kepala gua..."lirih arasya yang tiba-tiba saja baru ingat kejadian dirinya meninggal karena keteledoranya menahan rasa sakit, dia pikir itu adalah sakit biasa karena lagi datang bulan tetapi sebenarnya itu sakit magh. dia sangat sangat terlambat makan ditambah tadi di sekolah dia tidak makan bekal atau biasa kekantin malah pergi membaca buku diperpustakaan.
'Lah kenapaaa gua bisa berada di sini kalau bukan di alam baka?'ketusnya di dalam hati
"Nona...?"panggil Lili yang sedari tadi melihat arasya melamun dia khawati nonanya mengapa-mengapa.
"Ini gua lagi di mana?"tanya Arasya
"Gua?"tanya balik Lili yang memang tidak paham bahasa apa itu
"Aku maksudnya aku lagi di mana sekarang?"
"Nona sekarang berada di kediaman Duke Baratha, ayahnya nona. Nona adalah anak perempuannya dari Duchess Maria yang sudah lama meninggal, nona memiliki 3 saudara laki-laki dan 1 saudari perempuan"ucap lili dengan lugas
DEGH
'What the hell!... Gua bertransmigarasi ke novel yang terakhir gua baca? memang sih ada novel tentang transmigrasi tetapi apa-apaan ini!? Ini nyata?'batin arasya yang sedang bertanya-tanya mengapa bisa dia bertransmigrasi ketubuh gadis sial sepanjang kisah di novel itu, dipikir-pikir lagi dia merasa kesal sendiri.
'Apa ingatan tadi adalah ingatan terakhir yang diberikan arasya kepadaku?'lagi-lagi Arasya terpaku oleh lemunannya sendiri
"Lili? apa aku koma karena dicambuk duke baratha?"tanya arasya memastikan
"benar nona"
Ck siaaaaal.... Arasya kamu memang sial.. Kamu sudah mempermalukan dirimu dahulu baru kamu pergi, apa-apaan ini aku yang harus menanggung malu? Haaaissh...'batin arasya yang sedang resah memikirkan nasib arasya
"Nona apa kamu lapar? Aku akan bawakan makanan untukmu"tanya Lili, membuat lamunan arasya berhenti.
"Ah iyaa tolong ya Lili, aku juga haus..."lirih Arasya yang baru merasakan tubuhnya sakit karena cambukan di tamba pusing memikirkan nasibnya sekarang juga lapar... Dia sudah tidak mau menahan laparnya lagi.
Lili pun memberi salam dan keluar dari kamar arasya, setelah lili keluar dia pun mulai berontak tak terima masuk kedalam tubuh arasya
"AAAAA... Tidak... Gua ngga mau sial dikehidupan yang ini sama seperti kisah di dalam novel itu.. gua harus mengubah nasib Arasya yang malang ini... Hisssh..."ucapnya kesal dan berantusias sendiri
BABAY... SEE U LETER
...____________♧ CHAPTER 3 ♧____________...
Usai arasya menghabiskan makan malamnya itu, dia meminta lili untuk mengambilkan kaca untuknya, ia penasaran rupa dianya yang sekarang.
Lili pun mengangguk dan memperlihatkan wajah arasya di depan cermin
"UWAAA! SIAPAA DIA MONYET? IBLIS?"mendengar suara kaget dari Arasya, Lili pun juga ikut kaget
"Nonaa.. Itu wajah nona..,"ujar Lili penuh kesabaran
"Apaan makeup kek begitu... Monyetpun melihatku tak berselera"ketusnya, mendengar itu ada sedikit senyuman dari Lili. Baru kali nonannya mengatai dirinya sendiri.
Wajah yang dilihat Arasya sekarang bertumpuk dengan bedak tebal, ukiran alis yang tebal, pemerah dipipi seperti lebam, bibir yang sengaja dipakai pewarna merah pekat.
"T_tolong ambilkan gue baskom atau apalah untuk membersihkan wajah gue.., gue ga sanggup lagi menatapnya"lirih Arasya yang kecewa dengan penamilan menornya sekarang
"Retapi nona, perias itu adalah perias yang sangat disukai nona.. apa nona yak..."belum selesai Lili bertanya dia mendapatkan tatapan dingin dari mata Arasya yang membuat bergidik ngerih dan cepat-cepat mengambil tempat pencuci muka untuk nonanya.
"Ini nona.. maafkan saya tadi"ucapnya sambil menunduk.
Helaan napas panjang dari Arasya dia pun mengambil baskom itu dari lili dan langsung membersihkan wajahnya pada saat itu, dia sudah malas mandi karena waktu sudah sangat larut, dia hanya mau tidur tanpa beban diwajahnya itu
Setelah dia membersihkan wajahnya, ia terlihat kembali fresh... kulit bersih dan merona itu sudah lama ditutupi oleh makeup menornya.
Arasya kembali melihat wajahnya dikaca dia merasa takjub dengan wajahnya yang sekarang, dia memiliki mata indah berwarna unggu violet, kulit putih dan halus, bibir kecil berwana merah muda, rambut panjang dan lembut berwarna hitam
"Nonaa... anda sangat cantiik... Baru kali ini hamba melihat nona tanpa makeup menor itu.."serunya yang melihat nonanya tanpa makeup pertama kali, karena dahulu Arasya tidak suka ada yang mencampuri dia berdandan, karena setiap ada yang ikut campur.. dia merasa tidak puas.
"Bahkan saya yakin wajah anda lebih cantik daripada nona viona"tambahnya lagi
"pfft... berhenti menggodaku oh ya jangan panggil aku dengan nona lagi.. aku tak biasa panggil saja Arasya atau Ara"pinta Arasya yang memang dia adalah Amanda yang tidak biasa dipanggil seperti itu
"Tetapi nona..."
"Jangan membatah diriku, dengar aku juga tidak akan memakai bahasa lu gue lagi. Gu_ aku tahu kamu susah memahaminya"lanjut Arasya merasa sudah lebih beradaptasi ditempat itu
"Terima kasih no_ Ara..."ucap Lili merasa terharu karena baru dia yang pertama kali diperlakukan seperti teman oleh majikanya.
"Iyaa Lili.. kita sekarang adalah teman"seru Arasya dengan senyuman manisnya itu
"Yaudah sudah... pergi sanaa ini sudah malam aku mau tidur"ketusnya tiba-tiba
Memang saat nonanya tersadar dari komanya emosi nonanya makin tidak stabil, Lili juga merasa heran dengan sikap dan perubahan aneh yang dilakukan oleh nonanya.. tetapi dia tidak peduli mau nonanya berubah bagaimanapun. Dia tetap akan menjadi nonanya.
Saat Lili keluar dari kamarnya, Arasya kembali meneteskan air mata_nya diam-diam ditempat tudur 'apa aku benar-benar sudah mati? Bagaimana kabar momy ya yang mengetahui bahwa anaknya sudah tak bernyawa dikamarnya, dady juga pasti akan terpukul pasti, karena putri yang buatnya bangga telah tiada. Hmmm semoga dady tidak memarahi momy nanti dan semoga momy tidak merasa bersalah atas kepergianku.. dan semoga aku menemukan sahabat baru yang mirip dengan cia sahabatku yang menyebalkan itu. Aku juga merindukanyaa'batin Arasya yang mengingat dan khawatir atas kepergianya tiba-tiba, dia mengusap wajahnya dengan kasar
"Hah... apa aku bisa menjadi Arasya? Kenapaa aku bisa datang ditempat ini? Aku capek memikirkan semua ini, yang terpenting aku harus mengubah basib Arasya yang malang ini"selesai dia bergerutu sendirinya Arasya menutup matanya pelan dan terlelap pada malam itu.
***
Dipagi hari yang cerah, suara burung berkicau di mana-mana, ada kehebohan di kediaman Duke Baratha, kedatangan Pangeran Mahkota menjadi berita terpopuler disitu. Semua membicarakan kalau Pangeran Mahkota datang untuk melamar Viona, gosip tersebar seperti angin ribut di seluruh Kerajaan Leofances.
"Oh Putriku... kamu sangat beruntung, aku sangat senang sekarang kamu telah resmi menjadi putri mahkota hahahaha"seru Duke Baratha, mereka berkumpul di taman keluarga sambil minum teh kecil-kecilan. Semua keluarga Duke ada disitu termasuk Pangeran Mahkota Orion.
"Aku juga tidak menyangka ayah... tiba-tiba saja pangeran bilang dia menyukaiku"seru Viona dengan wajah malu-malunya itu
"Itu salahmu Duke Baratha, kamu memiliki putri yang sangat cantik, aku tak kuasa menahan ketertarikanku kepada putrimu"sambung Pangeran Orian dengn melirik ke vioana yang sekarang pipinya sudah memerah
"Hahahahaha benar benar"
***
"Nonaa.. selamat pagi.."ucap Lili sambil membuka jendelah kayu kamarnya Arasya
Kamar Arasya yang tepatnya di belakang pafiliun sangat lah kecil dan kumuh, untung saja Lili pandai merawat gubuk ini.
"Hmmm...."geram Arasya yang dibangunkan pagi-pagi
"Mommy... mengapa baru bangun Mandaa.. Manda jadi telat"kagetnya terbangun dari tempat tidur
"Momy? Manda?" Arasya yang salah berbicara pun menutup mulutnya, dia yang sudah terbiasa dibangunkan oleh ibunya kini dia baru tersadar bahwa dirinya bukan Amanda lagi.
"Ah lupakan"
"Nona apa kamu tahu, Pangeran Mahkota sekarang lagi berada di sini. Dia datang melamar Viona, entah pelet apa yang dibawa Viona sampai baru bertemu semalam mereka langsung mau bertunangan"aduh Lili yang merasa bahwa semuanya tidak adil untuk nonanya.
"Oh iya aku kan sudah bilang jangan panggil aku nona.. Lili..."lirihnya mengingatkan Lili kembali tetapi dia tidak menggrubis masalah pangeran dan Viona itu.
"Hehehe baik Ara.., kamu mau mandi Ara? Aku sudah sipakan air untuk kamu mandi?"tanya Lili dengan malu-malu karena dia memang belum terbiasa dengan panggilan baru untuk tuanya
"Ya iyalaah.. masa iya dong... aku udah haredang... di tambah bau banda hmm"Arasya menghirup keteknya sendiri
"Ueewweeek..." melihat tingkah nonanya itu Lili hanya terkekeh diam-diam, dia merasa nonanya sudah makin berubah.
"Baiklah akan saya mandikan no_ eh ara"
"Idih... memang gue anak kecil!?"ketusnya dengan wajah masam.
Arasya turun dari tempat tidur dan langsung pergi kekamar mandi..
"Tetapi ara.."
"Nerisiiiik...."teriak arasya dari kamar mandi
"pfftt.. dia makin berubah, dahulu dia akan merengek untuk dimandikan seperti anak kecil. tetapi entah mengapa pada saat sadar dari komanya dia seperti bukan arasya"gumam Lili menyelidik
Sedangkan dikamar mandi Arasya sedang berpikir bagaimana cara untuk mengembalikan nama baiknya dan bagaimana dia bisa keluar dari rumah para bina***ng ini, dia butuh uang.
BABAY... SEE U LETER
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!