"Ibu... tolong Gadis !!!"
"Ayah... tolong Gadis !!!"
"Gadis tidak mau pergi dengan orang orang ini. Ayah.. Ibu.. Gadis mohon !!! Tolong Gadis !!!"
Gadis terus menangis berteriak meminta pertolongan dari kedua orang tua nya.
"Diam !!!" Bentak salah seorang pria bertubuh besar yang sedang memegangi tangan Gadis.
"Percuma kamu berteriak meminta pertolongan orang tua mu. Sampai tenaga mu habis mereka tidak akan bisa menolong mu. Jadi berhenti berteriak membuat telinga ku sakit. Atau aku yang akan menyakiti mu !!! Paham !!!"
Gadis begitu ketakutan mendengar bentakan dan ancaman pria tersebut. Mulut nya diam tapi badan nya bergetar ketakutan menahan tangis.
Ibu, Gadis benar benar takut. Kenapa orang orang ini menahan ku ? Apa yang akan mereka lakukan padaku ? Ibu, tolong Gadis !!!
Hati seorang ibu mana yang rela melihat anak nya di perlakukan seperti itu. Apalagi mengetahui apa maksud dan tujuan orang orang itu membawa Gadis.
"Saya mohon, lepaskan anak saya! Saya akan melakukan apa saja, asal anak saya tidak kalian bawa."
Mira berlari, bersujud dan memohon kepada pria pria berbadan besar itu.
"Apa yang bisa di lakukan wanita tua seperti anda? Lagipula ini semua sudah menjadi kesepakatan antara suami anda dan bos kami." Mira di tendang hingga tubuh nya terpental.
Tanpa banyak basa basi, Gadis di seret paksa pergi dari rumah orang tua nya, menaiki sebuah mobil yang sudah terparkir di depan rumah.
"Keterlaluan kamu, Ben ! Tega teganya kamu, kamu menggunakan Gadis untuk membayar semua hutang hutang mu. Selama ini aku sudah sangat sabar dengan kelakuan mu yang gila itu! Tapi kali ini kamu sudah keterlaluan! Aku tidak akan tinggal diam!"
Mira berjalan setengah berlari hendak meninggalkan rumah.
Tapi Beni lebih cepat menghalangi jalan nya.
"Mau kemana kamu???"
"Aku akan melaporkan mu ke polisi !!! Aku sudah tidak tahan lagi !!!"
"Apa? Melaporkan ku ke polisi ? Kamu sudah gila, Mira ! Aku ini suami mu !!!"
"Kamu yang gila, Ben !!! Gadis itu anak kita satu satu nya. Dan kamu malah menjual nya kepada para b*jingan itu !!! Ayah macam apa kamu !!!"
"Gadis itu anak kamu bukan anak ku !!!"
"Ya! Aku tau ! Tapi bukan berarti kamu bisa seenaknya menjual Gadis, putri ku!"
"Ahh... kamu terlalu berlebihan, Mira ! Anggap saja ini sebagai balas jasa nya pada ku karena sudah membesarkan nya."
"Apa? Balas jasa katamu? Balas jasa untuk apa, hah ? Ben... selama kita menikah apa kamu pernah menafkahi keluarga kita? Aku yang bekerja banting tulang untuk memenuhi semua kebutuhan kita. Kamu apa? Yang kamu lakukan setiap hari hanya mabuk-mabukan dan berjudi. Kamu menghabiskan uang untuk kesenangan mu sendiri. Bahkan uang sekolah Gadis pun sering kamu pakai, sampai sampai Gadis harus ikut bekerja untuk mendapatkan uang."
Plaakk...!!!
Satu tamparan mendarat di wajah Mira.
"Sudah berani kamu bicara seperti itu pada suami mu?" Bentak Beni.
"Kalau saja kamu tidak melakukan ini pada Gadis, aku tidak akan pernah melawan sekalipun aku harus menahan sakit hati ku setiap hari."
Mira kembali bergegas hendak pergi dari rumah. Tapi Beni dengan cepat menarik tangan nya dan menyeret nya masuk ke dalam kamar.
"Sudah ku katakan, Mira... jangan pernah melawan ku!!! Jangan salahkan aku kalau aku harus berlaku kasar padamu !!!"
***
...Flashback...
"Sial !!! Lagi-lagi aku kalah !!!"
"Ayolah, Beni !!! Hanya begitu nyali mu untuk taruhan?"
"Maaf, tapi seperti nya hari ini aku selesai dulu." Ucap Beni frustasi karena semua uang nya sudah habis.
"Yang punya tempat ini bisa meminjamkan uang untuk anda, jika anda mau!" Ucap seorang penjaga.
"Benarkah?"
Penjaga itu menganggukan kepala nya.
"Bawa saya bertemu dengan nya."
"Mari ikut saya."
...
"Lima puluh juta..." Mata Beni berbinar-binar melihat tumpukan uang di depan mata nya.
"Semua ini uang ?"
"Tentu saja !!!"
"Terima kasih.. terima kasih madam! Saya janji, saya akan mengembalikan uang ini beserta bunga nya paling lambat Minggu depan."
"Hahaha... Tapi tidak semudah itu."
"Maksudnya?"
"Ha ha ha ha... Anda ini bodoh atau pura pura bodoh? Jaman sekarang tidak ada yang gratis atau tidak membutuhkan jaminan apapun. Siapa yang bisa menjamin Anda tidak akan lari dari saya?"
Beni berpikir keras. Apa yang bisa dia jadikan jaminan. Rumah tidak mungkin, karena rumah almarhum suami Mira sudah dia jual untuk melunasi hutang hutang nya dulu. Dan sekarang mereka hanya tinggal di rumah kontrakan.
Setelah beberapa saat berpikir, akhirnya Beni menemukan jawaban nya.
"Begini madam, Saya tau anda memiliki beberapa tempat hiburan malam. Apakah putri saya bisa menjadi jaminan?"
"Tunjukkan foto nya!"
Beni pun mengeluarkan ponsel nya kemudian menunjukkan foto Gadis.
"Ini madam! Ini putri saya. Nama nya Gadis."
"Hhmm. Cantik ! Masih sangat muda. Saya kasihan kenapa dia mempunyai ayah seperti anda. Tapi ya sudahlah. Itu urusan anda! Baik kalau begitu, silahkan anda tanda tangan surat persetujuan ini dan anda bisa membawa semua uang itu."
"Tanpa pikir panjang, dan tanpa membaca surat tersebut, Beni begitu cepat mengukir tanda tangan nya di atas meterai."
"Senang bekerja sama dengan anda. Semoga hari mu menyenangkan."
...******...
Dalam ketakutan nya, Gadis di paksa turun dari sebuah mobil dan di giring masuk ke sebuah tempat hiburan malam.
"Selamat datang Gadis cantik."
Sapa seorang wanita berpenampilan glamour menyambut kedatangan Gadis.
"A.. anda siapa?"
"Kamu tidak perlu takut seperti itu sayang. Saya Mommy Jane. Tenang saja, saya tidak menggigit."
"Ta.. tapi, untuk apa anda membawa saya kesini ?"
"Saya? Ha ha ha... seperti nya kamu benar benar tidak tau apa apa, gadis malang."
"Apa maksud anda?"
"Bukan saya yang membawa kamu kesini. Tapi ayah mu yang membawa kamu kesini."
"Aa.. Ayah? Ayah Ben?"
"Ya! Siapa lagi ? Ben ! Ayah mu !"
"Tidak mungkin.. ayah !!!"
Gadis mulai terisak lagi. Air matanya tak berhenti mengalir. Antara takut dan rasa tidak percaya ayah nya yang membuat dia berada di tempat seperti itu.
"Sssttt... sudah, percuma kamu menangis anak manis. Ayah mu berhutang puluhan juta kepada saya, dan sebagai gantinya, kamu harus bekerja untuk menghasilkan uang yang banyak untuk membayar semua hutang ayah mu."
"Apa yang harus aku lakukan?" Ucap Gadis di selah tangis nya.
"Pekerjaan mu sangat lah mudah dan menyenangkan. Kamu pasti akan menyukai nya."
Mommy Jane berjalan mendekati sebuah jendela kaca besar yang tertutup tirai, kemudian menarik seutas tali yang tergantung di sana. Tirai pun terbuka, dan suasana tempat hiburan malam terpampang di depan mata Gadis yang masih suci.
"Kamu lihat wanita wanita di sana, Gadis. Seperti itu lah pekerjaan mu nanti."
Betapa kagetnya Gadis mengetahui tempat seperti apa itu, dan apa yang akan di hadapi nya nanti.
"Mommy, Gadis mohon.. Gadis bisa bekerja apa saja disini asalkan tidak seperti itu. Menjadi pelayan pun Gadis sanggup."
"Oh sayang... sayang sekali mommy tidak bisa memenuhi permintaan mu. Kamu tau, bekerja sebagai wanita penghibur itu pekerjaan yang sangat menyenangkan dan bisa menghasilkan uang yang banyak dalam waktu yang singkat. Semakin cepat kamu melunasi hutang ayah mu, semakin cepat pula kamu bisa pergi dari tempat ini."
"Gadis mohon..." Gadis berlutut sambil menangis di kaki mommy Jane.
Tapi hanya dengan satu isyarat, para pengawal mommy Jane dengan sigap langsung menarik Gadis berdiri dan melepaskan kaki Mommy Jane.
"Percuma kamu bermohon seperti itu." Ucap seorang pria di samping nya.
"Iya sayang, jangan buang tenaga mu sia-sia.
Karena mommy bukan tipe orang yang mudah kasihan kepada orang lain. Apalagi ini menyangkut uang. Lebih baik sekarang kamu istirahat, besok kamu akan mulai bekerja."
"Dan satu lagi, mulai sekarang nama kamu adalah Celine. Ingat !!! Celine !!!"
Gadis tidak bisa melakukan apa-apa selain mengikuti semua kemauan mereka.
Gadis di bawa ke sebuah kamar. Di dalam kamar tersebut sudah tersedia semua kebutuhan Gadis, mulai dari baju sampai peralatan makeup.
Gadis duduk di tepi tempat tidur. Air matanya kembali menetes tanpa bisa dia hentikan.
Rasa sakit hati atas kelakuan ayah nya yang tega menjual nya di tempat seperti itu. Bercampur dengan rasa putus asa, memikirkan masa depan nya yang sudah pasti akan sangat hancur.
Pintu kamar terbuka. Seorang perempuan berpenampilan seksi masuk ke dalam kamar tanpa permisi. Gadis yang kaget pun langsung mengusap air mata nya.
"Anak baru ya?" Tanya perempuan tersebut.
Gadis bingung harus menjawab apa, karena dia tidak ingin menjadi penghuni tempat seperti itu.
Melihat ekspresi Gadis, perempuan tersebut hanya tertawa kecil sambil berjalan menuju meja rias.
"Seperti nya cerita kamu sama seperti ku." Sambung nya.
"Maksud kamu?"
"Kamu pasti disini karena di paksa untuk membayar hutang keluarga mu kan?"
Gadis langsung menunduk.
"Tidak perlu malu. Aku juga sama seperti kamu. Dan bukan hanya aku, ada beberapa teman kita yang lain, yang nasib nya juga sama dengan kita."
"Kenapa kalian tidak menolak?"
"Menolak? Ha ha ha... memang nya bisa? Kamu juga tidak bisa menolak, kan?"
"Oh ya, ngomong-ngomong dari tadi kita sudah bicara panjang lebar, aku belum tau nama mu. Namaku Indy." Sambil mengulurkan tangan.
"Ga.. eh, maksud ku Celine !" Menyambut uluran tangan Indy.
"Ok, Celine! Mulai sekarang kita akan tidur sekamar disini. Senang berkenalan dengan mu dan semoga kamu cepat terbiasa. Aku harus siap-siap karena satu jam lagi aku harus menemui client ku."
Indy benar. Percuma aku menangisi semua ini. Aku tidak bisa lari dari kenyataan ini. Meskipun aku berharap ini hanya mimpi buruk. Inilah kehidupan ku sekarang. Kehidupan baru sebagai Celine.
...******...
Sebelum benar benar di bawa ke dunia malam, Gadis di training terlebih dahulu langsung oleh mommy Jane.
"Good girl !!! Mommy rasa kamu sudah cukup mengerti apa saja yang harus kamu lakukan baby."
"Iya mom."
"Good ! Sekarang kamu ikut mommy, mommy akan kenalkan kamu dengan beberapa client tetap kita disini."
Gadis di bawa ke sebuah ruangan VVIP. Di sana sudah ada beberapa pria yang sudah cukup berumur dan juga beberapa anak pilihan mommy Jane.
"Maaf mengganggu..." Ucap mommy Jane dengan lembut nya.
"Oh tidak. Tidak sama sekali." Balas seorang pria.
"Siapa ini, Jane?"
"Oh ya... ini anak baru saya disini. Nama nya Celine!"
"Jane.. Jane... kamu benar-benar sangat memahami para client mu disini."
"Tentu saja! Kepuasan client yang utama."
Terdengar tawa yang saling berbalasan dari para pria itu.
"Baiklah. Saya akan meninggalkan kalian. Selamat bersenang-senang."
"Lakukan seperti yang sudah kamu pelajari, baby. Mommy tidak ingin mendapat komplain di hari pertama mu bekerja." Bisik Mommy Jane kemudian pergi dari ruangan itu.
"Jane memang sangat pintar memilih anak asuhan. Lihat dia.. masih sangat muda
"
Seorang pria mendekat.
"Berapa usia mu, Celine?"
"Menurut anda? Tapi saya rasa usia saya tidak lah penting, bukan?"
"Ahh.. begitu. Ya, tentu saja. Mari kita bersenang-senang."
Sambil memberikan sebuah gelas berisi minuman beralkohol kepada Gadis.
Ahh.. minuman apa ini? Baunya saja tidak enak begini ?
"Ada apa?" Tanya lelaki itu melihat ekspresi Gadis.
"Eh, tidak. Tidak apa-apa. Mari..."
Gadis mengangkat gelas di tangan nya dan mencoba meminum nya.
Ueekk.. rasanya kenapa seperti ini ???
"Kamu tidak biasa minum?"
"Ya... sebenarnya seperti itu. Tapi kalian client disini jadi saya berkewajiban membuat kalian bersenang-senang disini." Ucap Gadis sedikit takut jika akan menyinggung perasaan mereka.
"Ha ha ha !!! Bukan seperti itu, cantik. Kita bersenang-senang bukan hanya dengan minuman ini."
"Tapi seperti nya dia cocok menemani Ziko." Ucap salah seorang dari mereka.
"Ziko! Saya hampir melupakan anak itu! Kemana dia?"
"Dia keluar sebentar. Katanya nenek nya Vidio call jadi dia harus kembali ke mobil."
"Ah dasar ! Kenapa juga kamu mengajak dia?"
"Dia sedang frustasi karena mendapati pacar nya tidur dengan pria lain. Jadi, saya ajak saja dia kesini. Biar dia juga bisa bersenang-senang dan melupakan masalah nya."
Pintu ruangan terbuka dan sesosok pria bertubuh kekar masuk dan langsung duduk di sebuah sofa yang terletak dekat dengan pintu.
"Kamu temani dia saja, Celine!"
Gadis pun mendekat dan memulai pendekatan dengan Ziko.
Tapi pria itu begitu dingin. Tidak seperti pria pria lain yang berada di ruangan itu.
Kalau sikap nya seperti ini, untuk apa dia datang ke tempat seperti ini. Dasar laki-laki aneh.
"Ambilkan saya minuman !"
"Bukannya anda tidak minum?"
"Kamu siapa ? Seperti mengenal diriku saja ! Ambilkan saja!!!"
Gadis kaget dan sadar harusnya dia tidak mengatakan itu.
"Maaf. Ini..." Menyerahkan segelas minuman kepada Ziko.
Para pria tua itu seperti nya membodohi ku. Mereka bilang laki-laki ini tidak minum. Lalu ini apa? Malah lebih buruk.
Tanpa sadar, Ziko menghabiskan beberapa botol minuman di sana.
"Tuan, Anda baik-baik saja?" Tanya Gadis melihat Ziko yang sudah tidak bisa mengontrol diri nya.
"Kamu!!! Sedang apa kamu disini ? Kenapa kamu melakukan itu ? Sudah ku katakan, kamu hanya boleh melakukan nya dengan ku!!! Hanya dengan ku!!! Tapi apa yang kau lakukan wanita murahan !!!"
Hhh.. seperti nya pria ini sudah sangat mabuk.
"Celine, sebaik nya kamu membawa nya ke kamar! Dia harus tidur !!! Kalau tidak dia akan terus seperti itu."
"Baiklah."
Gadis pun menuruti perintah mereka. Dengan susah payah dia memapah Ziko yang sudah sangat mabuk, berjalan masuk ke sebuah kamar yang tersedia dalam ruangan itu.
"Sebentar tuan, saya lepaskan dulu sepatu anda." Ucap Gadis saat tubuh Ziko sudah terlentang di atas kasur.
Tapi begitu Gadis berdiri, tubuh nya di tarik dengan sangat kasar hingga jatuh menindih tubuh Ziko.
...******...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!