NovelToon NovelToon

Mencoba Menyelamatkan Sang Antagonis

Prolog!

...****************...

Rambut merah terang, dengan mata berwarna hijau seperti emerald, tak lupa bibirnya yang merah alami tanpa pewarna. Kulit putih yang mulus, tangan yang lembut, leher yang panjang, tinggi yang melengkapi itu semua.

Seorang gadis cantik yang memakai gaun mahal khas Eropa tengah, yang sedang menatap dirinya di cermin.

Dia adalah Shenina De Clauyen, seorang antagonis wanita dari sebuah novel yang aku tulis dulu ketika masih remaja. Judulnya "Bahagia untuk Chairana"

Bahagia Untuk Chairana adalah novel pertama dan terakhir yang aku tulis ketika masih remaja, tidak seorang pun yang pernah membacanya kecuali aku, karna aku menulis itu di buku harian pribadi ku, dan tidak pernah menunjukkannya kepada siapapun.

Setelah menulis novel itu, aku tidak pernah menulis novel lainnya, dan aku selalu membaca novel itu setiap harinya.

Bahagia Untuk Chairana, novel singkat yang menceritakan soal Chairana yang mendapatkan kebahagiaannya setelah menyingkirkan semua tokoh jahat, salah satu tokoh keji itu adalah dia perempuan yang ada di depan ku.

Shenina De Clauyen!

Anehnya, ketika aku kecelakaan dan membuka mata, aku sudah berada di dalam dunia ini.

"Delilah, jangan melamun dan perhatikan tugas mu." Katanya dengan nada yang cukup tegas, saat dia sadar aku melamun ketika melihat kecantikannya.

Di dunia modern aku adalah Adelilah, dan di dunia ini aku tiba-tiba menjadi putri seorang Count bernama Adelilah Ghiandra, persis seperti nama ku di dunia modern.

Sudah 5 tahun aku hidup di dunia ini sebagai Adelilah, sang putri count, figuran yang bahkan aku tidak pernah menuliskan namanya dalam novel ku.

Tapi aku yang figuran tanpa arti itu, sejak tiga bulan yang lalu menjadi dayang dari putri Shenina dari keluarga Duke Clauyen.

Tokoh antagonis yang aku tulis dengan akhir tragis itu adalah nona yang harus aku layani sekarang.

"Aku akan pergi menghadap tuan Duke, Delilah tunggulah disini. Diam dan jangan membuat kesalahan." Kata Shenina, dengan tatapan mata yang tegas.

Semakin Delilah mendekat, semakin cantik Shenina terlihat, wajahnya seperti tanpa pori, kulitnya mulus, body nya sempurna, bahkan suaranya begitu menghanyutkan, tegas dan berwibawa. Benar-benar khas seperti putri bangsawan tinggi.

"Baik Nona." Aku menganguk mengerti, sembari menatapnya yang pergi dengan perlahan pribadinya, meninggalkan aku sendiri di kamarnya.

Aku menatap cermin yang ada di depan ku!

Rambut merah muda, dengan mata merah muda pula, tubuh yang kurus, body yang biasa saja, tubuh yang pendek.

Semua itu adalah penampilan ku, sebagai Adelilah Ghiandra, putri Count.

Tiga bulan setelah aku menjadi dayang, aku mengerti satu hal, bahwa Nona Shenina tidak layak untuk mendapatkan hukuman mati yang keji seperti di akhir cerita.

Sebagai Penulis dan dayang Nona Shenina! Aku akan merubah akhir tragis untuknya, setidaknya untuk menebus rasa bersalahku. Rasanya tidak adil jika dia mendapatkan hukuman mati karna mempertahankan posisinya sebagai putri mahkota.

ah, maafkan aku nona Shenina, ini salah ku.

Dan Chairana, maafkan aku atas segala penderitaan mu, aku akan berusaha agar kau tidak perlu menderita.

Kalau dipikir-pikir akhir bahagia ialah akhir dimana semua orang merasa bahagia kan? bukan hanya pemeran utamanya saja.

Jadi Chairana, tidak masalah kan kalau Nona Shenina ku yang cantik dan tegas memiliki akhir bahagia.

Hah, setidaknya aku ingin bertanggungjawab dulu, setelah semua akhir bahagia tercapai, aku ingin berkeliling dunia sebagai pengangguran kaya raya!

Nona Shenina! Percayalah pada ku!

Jadi Dayang!

...****************...

Sudah lima tahun enam bulan, Adelilah modern terjebak di tubuh Adelilah figuran dalam dunia novelnya, yang bahkan karakter itu tidak pernah ditulis oleh Adel.

Dan sudah enam bulan pula semenjak Adel menjadi dayang Shenina, semakin hari Adel jadi semakin mengenal Shenina.

Shenina sang antagonis yang dia tulis selalu jahat pada pemeran utama adalah gadis yang tegas dan penyayang pada para pelayan terdekatnya, karna sikap tegasnya dia jadi tidak begitu lembut, dia juga putri yang selalu dimanja oleh keluarga Duke.

Dan hari ini adalah harinya!

Cerita yang dia tulis dan dia baca hampir setiap hari membuat Adel tidak lupa, episode pertama, pembukaan dari novel kekanakannya dulu.

Cerita di buka dengan pertemuan Pangeran Mahkota Feron dan pemeran utama Chairana. Ah itu semua karna Chairana tanpa sengaja melakukan kesalahan pada Shenina.

Irana yang merupakan putri seorang Baron miskin yang jatuh menjadi pelayan di istana kekaisaran bersama ibunya, bukan hal baru bila bangsawan miskin yang jatuh bekerja sebagai pelayan di kekaisaran.

Dan kisah yang dimulai saat--

"Apa anda sakit? Sejak pagi anda terus saja termenung." Tanya Shenina yang menatap Adel termenung menatap jendela.

Saat ini keduanya sedang berada di dalam sebuah kereta kuda yang saling berhadapan, menuju ke istana kekaisaran, karna ada panggilan dari yang mulia permaisuri, mungkin pelatihan untuk gelar putri mahkota yang akan segera diemban oleh Shenina.

Sedang memikirkan masa depan Mu, dan pertemuan terkutuk ini yang akan membuat hidup mu menderita.

Adel tersenyum manis, mana mungkin dia berbicara seperti itu, jika itu terjadi maka masalahnya akan jauh lebih panjang dari ini. Dan mungkin dia bisa dianggap aneh oleh Shenina.

"Iya putri, kepala saya sedikit sakit." Jawab Adel jujur, itu fakta, dia sudah memikirkan scane pertama, dan pertemuan yang akan menjadi titik mula segala drama kedepannya, dan mungkin segala drama itu akan menyeret Shenina ke dalam lubang kematian seperti yang Adel modern tulis di hidupnya dulu.

"Ya, satu minggu terakhir anda jadi aneh memang."

Adel hanya bisa tersenyum, tapi dia benar-benar mengkhawatirkan Shenina.

Hikkkkkkkk Hyaaaaaa!!!!

Brukh!!!!

Sepertinya kuda mengamuk, terjadi kecelakaan kereta kuda pada kereta yang mereka gunakan. Sebuah guncangan hebat terjadi.

"Putri Shenina!!" Adel langsung melemparkan tubuhnya untuk menahan tubuh Shenina agar tidak terluka. Hingga akhirnya punggung Adel terbentur menahan tubuh Shenina.

Kepala Adel berdarah, tapi dia tetap merasa baik-baik saja jika Shenina tidak terluka. Rasa bersalahnya kepada tokoh antagonis yang menderita jauh lebih besar dari rasa sakit itu. Adel tau, bahwa Shenina bisa menerima rasa sakit yang lebih besar karna tulisan yang dirinya buat.

"Anda baik-baik saja Putri? Apakah anda terluka, apa-apaan orang-orang ini, kenapa mereka tidak becus?! Apa mereka tidak tau ini kereta kuda Putri Shenina De--"

"Hentikan Delilah, kalau kau berisik terus darahnya akan keluar semakin banyak, jadi diam dan tenanglah Delilah."

Dengan cekatan, Putri Shenina mengusap darah yang mengotori wajah Adel, ia mengusap pelan tempat luka itu dengan sapu tangan kesayangannya.

"Tapi itu kan sapu tangan berharga putri."

"Diam Delilah, sekarang perintahnya diam dan ikuti kata-kata ku. At--"

Tidak jelas.

Pandangan Adel tidak lagi jelas, matanya berkunang-kunang, kepalanya agak pusing, wajah putri antagonis itu seperti berputar-putar, suara sang putri yang memanggil nama Adel terdengar jauh.

Bruk

Adel terjatuh dari kereta kuda ketika pintunya terbuka.

"Delilah!!" Pekik Shenina kuat, saat dia melihat dayang yang sudah enam bulan bersamanya jatuh nyaris mati demi melindunginya, melindungi tuan putri yang seperti iblis.

"Delilah?" Gumam seorang pria yang sudah menangkap tubuh Adel yang terjatuh.

Helaan nafas lega langsung terdengar dari Tuan Putri Shenina.

Pemuda itu, pria berambut perak yang menunduk dengan sempurna

......................

Delilah membuka matanya secara perlahan, dia mengerjapkannya beberapa kali guna meyakinkan pandangannya saat ini.

Tampak asing!

Atap-atap yang ada di atas tampak asing, ini bukan kediaman Count Ghiandra, juga bukan kediaman Duke Clauyen. Tapi ini juga pasti bukan dunia modern karna desainnya berbeda, bukan pula rumah bangsawan miskin, lantas dimana ini?

"Anda sudah bangun Lady Ghiandra?"

Perhatian Adel sepenuhnya beralih ke pria itu, pemuda dengan rambut perak dan mata berwarna merah segelap darah, tubuhnya tinggi, wajahnya tampan, hidungnya mancung, satu kata : sempurna! Kalau tampan adalah kekayaan, mungkin pria ini adalah yang paling kaya!

Eh sebentar!

kenapa aku ada disini? Harusnya kan aku menemani Putri Shenina! Dia akan melakukan pertemuan hidup dan mati sekarang!

"Dengan segala hormat, maaf Tuan, tapi kenapa saya ada disini ya?" Adel berusaha sesopan mungkin, mungkin saja pemuda ini statusnya lebih tinggi dari ayahnya.

Pasti begitu, coba lihat berlian yang berkilau dijasnya itu!

"Apa anda lupa Lady? Anda dan Lady Clauyen mengalami kecelakaan, kereta kuda saya kehilangan kendali dan menabrak kalian berdua. Untuk itu saya akan benar-benar bertanggung-jawab. Anda dan Lady Clauyen akan mendapat ganti rugi nanti." Dia sedikit menunduk, satu tangannya ia letakkan di dada, seolah tanda hormat dan permintaan maaf yang sekaligus.

Adel langsung mengingatnya! Ingatan kejadian di kereta kuda itu dengan cepat masuk menembus kepalanya.

Adel sudah ingat segalanya.

Dia jadi bisa bernapas dengan lega, karna dia punya satu kesimpulan lain sekarang. Bahwa Putri Shenina pasti juga ada di rumah ini. Mana mungkin dia melanjutkan pertemuannya dengan Baginda permaisuri saat dirinya baru saja mengalami kecelakaan kereta kuda.

Wah syukurlah, ada kebaikan dibalik kemalangan ini, setidaknya putri antagonis ku tidak bertemu dengan dua orang yang akan merusak hidupnya.

"Baiklah, kalau begitu dimana Putri Shenina?" Adel tersenyum manis, dia menatap pemuda itu tepat dimatanya, menanyakan dimana Shenina dengan mudahnya.

"Lady pergi ke istana kekaisaran, karna beliau dipanggil oleh Baginda permaisuri. Karna katanya Lady Clauyen tidak terluka, beliau melanjutkan perjalannya ke istana, dan menitipkan anda di rumah saya sampai dia kembali." Tambah pemuda itu menjelaskan dengan seksama.

ctaz!

Sepertinya baru saja tapi kewarasan Adelilah putus, hal ini benar-benar terjadi, sang putri berjalan mengikuti alur yang ia tulis. Putri Shenina bertemu dengan Chairana dan pangeran mahkota Feron tanpa di dampingi oleh Delilah.

"Kalau begitu saya harus segera menyusulnya! Tolong pinjamkan kereta kuda, karna sa--"

Pluk!

Tepat setelah Adel mencoba turun dari kasur, dia jatuh di tangan Pemuda itu. Itu semua karna kaki Adel terkilir dan dia tidak sanggup berdiri.

"Tolong duduk dan tenanglah, Putri Clauyen baik-baik saja. Makanya beliau pergi menemui Baginda permaisuri, jangan khawatir. Anda menunggu disini saja dengan nyaman."

Pemuda itu meletakkan tubuh Adel dengan lembut, duduk di kasur lembut khas bangsawan.

"Apa Putri benar-benar tidak terluka? Tetap saja, dia pasti shock, dia setidaknya harus istirahat kan?" Adel menatap mata pemuda itu, semakin dilihat, matanya semakin indah, mata merah gelap yang tampak bersinar itu.

"Lady Clauyen sungguh baik-baik saja. Saya juga sudah meletakkan salah satu ksatria kepercayaan saya untuk menjaga beliau."

Antagonis juga?

...**************...

Pemuda itu tersenyum manis di depan Adel, saat ini dia sedang duduk di kursi yang ada di kamar tamu yang Adel gunakan.

Kenapa baru sadar sekarang coba?!

Adel harap dia bisa menepuk kepalanya lebih kuat karna dia benar-benar melupakan detail penting. Adel ingat, karna biasanya monster itu identik dengan warna hitam dan merah, Adel membuat tokoh antagonis pria nya bermata merah. Warna merah Semerah darah, sangat menakutkan, dan membuat siapa saja yang melihatnya merasa takut dan dikutuk.

"Nama saya adalah Aiden Vyn Fletting."

Adel masih ingat bagaimana pemuda itu memperkenalkan dirinya dengan ramah. Seingat Adel, karakter Aiden memang seperti itu, dia dibuat seperti ular, dia ramah di depan menusuk di belakang, dia mahir dalam memanipulasi kata dan keadaan sampai lawan-lawannya tertekan.

Karna karakternya itu, jadi ada beberapa orang yang memberanikan diri menatap mata merah Aiden walau setelah Adel modern tulis itu menyeramkan.

Tapi imajinasi ku buruk dulu, padahal jelas-jelas rambut hitam bermata warna merah itu adalah incarakan ku yang utama!

Dan celakalah Adel! Dia berada di dalam rumah ular yang mengerikan itu!

Eh tapi sebentar!

Memangnya salah siapa sampai Aiden menjadi jahat seperti itu? Siapa yang membuat Aiden bermata merah sampai-sampai sosialisasinya sangat buruk hingga dia tidak memiliki teman, tidak pula percaya pada siapapun.

Benar! Itu aku, Maafkan aku Aiden, hiks aku menyesal membuat tokoh jahat hidup menderita dengan akhir yang tersiksa!

Tok!

Pintu diketuk, pria dengan suara yang berat di luar pintu meminta izin untuk masuk, setelah Aiden mengizinkannya masuk, dia berjalan perlahan.

Adel bisa melihat, pria tua yang mungkin berusia hampir lima puluh tahun, dengan rambut yang berdominan putih, juga kacamata yang tebal.

"Maaf, permisi Tuan muda, ada surat datang dari istana kekaisaran." Dia memberikan sebuah surat dengan segel Serigala putih, lambang kekaisaran Archerian ini.

"Ya, pergilah." Aiden menerima suratnya, lalu dia mengibaskan tangannya, sebagai sebuah isyarat bahwa dia harus segera pergi.

Adel berusaha celingkan mengintip isi surat itu, tapi tidak bisa, jaraknya cukup jauh.

"Pffftt." Tanpa Adek sadari, Aiden tersenyum tipis, dia berjalan menuju Adel dengan surat yang belum dibuka di genggamannya.

"Anda penasaran dengan isinya kan Lady?" Aiden duduk di sebuah kursi yang ada di dekat kasur dimana Adel berbaring.

Adel mengangguk. "Iya, saya penasaran kalau itu berkaitan soal Putri Shenina, tapi kalau tidak, saya tidak akan penasaran."

"Wah, beruntungnya Lady karna ini adalah surat dari Putri Clauyen untuk saya. Beliau bilang akan menginap di istana permaisuri untuk pengobatan, jadi Putri Clauyen menitipkan anda dayang yang disayanginya pada saya." Aiden tersenyum, sialnya karna Adel yang menulisnya dia jadi tau bahwa senyuman itu tidaklah tulus.

Karna karakter Aiden yang ditulisnya adalah sosok karakter yang penuh senyuman manipulasi seperti ular, yang bisa banyak orang tertipu. Aiden ahlinya jika soal tersenyum tapi tidak tulus.

"Terimakasih atas tawaran Tuan Muda barusan, hanya saja, saya merasa lebih nyaman kalau kembali ke rumah saya. Jika anda mengizinkan, saya akan menulis surat untuk keluarga saya, agar mereka menjemput saya." Adel berusaha menolaknya dengan senyuman, bukan karna dia benci atau takut pada antagonis khayalannya. Hanya saja dia butuh jeda waktu dan sebagainya untuk memikirkan sikap apa yang harus diambil pada antagonis utama pria ini.

Ngomong-ngomong soal surat, kenapa Putri Shenina tidak memberikan ku sebuah surat ya? Memangnya tidak ada yang ingin beliau sampaikan?

Sedikit kecewa, tapi Adel tetap menghargainya, bagaimanapun juga derita dan akhir tragis Shenina semua karna ulah Adel.

"Tidak bisa Lady, mohon jangan seperti itu, saya ingin bertanggungjawab atas segala yang terjadi pada anda. Semua kan juga salah saya, jadi biarkan saya yang bertanggungjawab. Saya tidak ingin berutangbudi."

"..." Adel diam, dia menimbang-nimbang kembali keputusannya. Ini memang bukan hal yang mudah untuk dia putuskan sendiri. Terdapat nama baik dua bangsawan tinggi yang diembannya sekarang. Apalagi Adel tidak ingin rumor buruk atau apapun tersebar soal Shenina, bisa-bisa Shenina dalam masalah nanti.

"Tolong jangan tolak pertanggungjawaban saya. Kalau anda pergi dari rumah saya dalam keadaan terluka karna ulah saya, saya benar-benar merasa bersalah, dan tidak enak hati. Saya tidak bisa menghadap wajah para bangsawan lain di pesta-pesta yang akan datang nantinya."

"Itu benar sih, rumor memang cepat menyebar, bahkan api juga kalah cepatnya. Apa kalau saya kembali, ada rumor yang akan keluar soal Putri Shenina?" Adel mengangguk mengerti.

"Tentu saja."

"Baiklah, saya akan tetap disini untuk malam ini, besok saya akan kembali. Kalau begitu, bolehkah saya mengirim surat untuk keluarga saya?"

"Tentu saja! Keputusan yang baik Lady!" Aiden tersenyum sempurna.

Entah kenapa firasat Adel jadi tidak enak. Apalagi saat ini dia benar-benar berada di dalam kandang ular licik yang Adel tau dengan benar, betapa kejam dan kejinya sosok antagonis yang sudah ditulisnya kala itu.

Kok kayaknya salah ambil keputusan ya?

Adel menelan salivanya payah, walau dia merasa iba dan bersalah kepada kisah pilu masa lalu Aiden yang dia tulis, tapi tetap saja sekarang Aiden sudah tumbuh menjadi antagonis yang licik.

Tatapan mata, senyum yang menawan, suara ramah yang memikat, susunan kata yang mampu menjebak lawan agar masuk ke dalam perangkapnya, semuanya sesuai deskripsi yang Adel tulis dulu.

Apa aku salah ya percaya sama nih orang? Tapi kan ini juga salah ku yang egois!

"Bagaimana ini?"

Suara sedikit nakal, wajah sedikit cemberut, dia menghela napas kesal, menatap wajah Adel lekat-lekat.

"Apanya yang bagaimana? Apa saya berbuat salah sampai anda kesal tuan?"

Wah jangan tanya, syukurlah kaki Adel tertutupi selimut, sejujurnya dia agak gemetar saat ini. Untungnya Adel bisa mengatur suaranya agar terdengar biasa saja walau bahkan tangannya sudah digenggam erat karna gugup.

"Mana mungkin anda salah, saya yang salah disini. Bagaimana jika luka ini tidak bisa hilang ya bekasnya?"

"Hah? Mana mungkin! Ini pasti bisa hilang! Obat-obatan keluarga Duke Clauyen sangat bagus! Dulu saya pernah jatuh dan terluka di lutut tetap tidak ada bekasnya." Adel memang tidak tau arah pembicaraannya ini kemana, tapi yang jelas firasatnya sudah tidak enak.

"Benarkah? Tapi bagaimana jika itu tidak hilang? Hmm mau dengar pertanggungjawaban yang ada di kepala saya?"

"Apa itu?"

Adel sudah bersiap-siap dengan jawabannya Aiden, jaga-jaga kalau dia mengeluarkan jawaban tidak masuk akal lainnya.

"Tentu saja dengan menikah!"

"Hah? Apa maksud anda? Menikah? Siapa dengan siapa?"

"Tentu saja saya dengan Lady! Sebagai pertanggungjawaban membuat tubuh indah Lady terluka, saya rasa saya harus menikahi Lady secepatnya, benar kan? Bagaimana ide saya?" celetuk Aiden dengan gampangnya menampilkan senyuman polos ala dirinya.

"Ti-dak!"

Geli geli geli

Apa yang baru saja antagonis ku ini katakan? Menikah? Aku dengan dia? TIDAK MAU!!!!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!