NovelToon NovelToon

Dia Ada Disini

Bab 1. Sebuah rencana

Namaku adalah Maya, aku berumur 18 tahun. Hari ini aku bersama teman-temanku sedang merayakan kelulusan kami dari SMA.

"Woi May! sini-sini kita minum, kan kita lagi pesta jangan ngelamun dong!" Kata Fifin temanku.

Aku langsung menghampiri mereka dan duduk bersama mereka.

"Nih lu minum juga dong, biar afdol pestanya." Kata Fifin sambil menyodorkan gelas padaku.

Aku pun mengambilnya & meminumnya.

"Eh guys, gimana kalo kita ke puncak?" Gino 'pacar fifin' memberi saran.

"Wah boleh tuh lagian kan kita udah pada lulus, nah ini bisa jadi liburan terakhir kita bareng-bareng." Kata Laras 'temanku'.

"Iya bener, jadi gimana yang lain? pada setuju gak?" Tanya Gino.

"Setuju lah!" jawab semua temanku serentak.

Tiba-tiba Fifin memanggilku, "May, lu gimana? kok diem aja sih? setuju gak?"

"Eh iya iya, aku setuju kok." Jawabku sambil kaget.

"Oke, karena semuanya udah pada setuju kita langsung tentuin harinya aja, mau pada hari apaan nih?" Gino kembali bertanya.

"Kalo kata gue sih enakan hari Sabtu, jadi malam Minggu kita bisa disana." Saran Fifin.

"Iya tuh hari Sabtu aja, pada setuju kan?" Kata Laras.

Aku dan temanku yang lain mengangguk & bilang 'setuju'.

Setelah itu kami pun kembali merayakan pesta dengan bercanda & bernyanyi bersama.

Lalu Gino meminta izin kepada kami bahwa dia ingin ke toilet, "Guys, gue ke toilet dulu ya, jangan ngomongin gua ya."

"Iye, lagian siapa juga yang mau ngomongin lu, gak penting banget!" Jawab Laras.

Setelah 5 menit, Gino masih belum kembali dari toilet, Aku tiba-tiba kebelet.

"Fin, aku ke toilet ya." Kataku.

"Iya May, jangan lama-lama! kasian nanti Jordi kangen." Jawab Fifin sambil tertawa.

"Ih apaansi kamu!" Kataku sambil sedikit kesal.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Lalu aku pun berjalan ke toilet, ketika melewati toilet laki-laki, aku mendengar suara orang bertelepon. Suara itu mirip dengan suara Gino, aku penasaran lalu coba mengintipnya. Ternyata itu benar Gino, dia sedang Vidcall dengan seseorang, aku tidak melihat wajah orang itu, tapi suaranya terdengar seperti perempuan.

"Iya sayang, besok kita ke mall ya aku beliin baju yang kamu mau itu." Kata Gino.

Aku kaget mendengarnya, ternyata Gino Vidcall dengan cewek lain sambil bilang sayang.

"Aku sama temen-temen aku hari Sabtu mau ke puncak, kamu punya villa disana kan? kita boleh kan nginep disana?" Kata Gino ditelpon.

"Ya boleh dong beb, tapi aku diajak juga ga?" Kata cewek ditelpon itu.

"Ya pasti diajak lah, tapi kamu kesananya sendiri ya sayang, soalnya kan ada Fifin juga nanti." jawab Gino.

"Oke deh gapapa, yang penting disana kita bisa berduaan kan?" Tanya cewek itu lagi.

"Bisa dong, tapi kalo pas Fifin lagi sibuk ya" jawab Gino lagi.

"PRAAAAKK"

Suara vas yang ada disamping kaki ku pecah, aku tidak sengaja menyenggol nya. Aku panik, lalu buru-buru keluar dari sana.

"Suara apaan tuh." Kata Gino.

"Ada apa sih beb?" Tanya cewek itu.

Gino keluar dan melihat vas yang pecah.

"Ada vas jatuh sayang, kayaknya ada yang nguping kita deh tadi." Jawab Gino.

"Ih siapa si yang berani nguping kita, kurang kerjaan banget!" Kata cewek itu lagi.

"Gak tau sayang, tapi aku takut kalau yang nguping tuh temen aku, kan bisa gawat nanti dia bilang lagi ke Fifin. Terus aku gak bisa morotin duit dia lagi." Kata Gino sambil panik.

"Yaudah kamu cepet cari tau sana!" kata cewek itu.

"Iya, kalo gitu udahan dulu ya, bye sayang see you." Kata Gino.

"Iya sayang, see you to." Kata cewek itu.

_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-

Gino pun keluar dari toilet & berusaha mencari tau siapa yang mengupingnya. Gino kembali ke tempat Fifin & yang lain, lalu ia bertanya, "Eh, tadi ada yang ke toilet juga gak?"

"Emm, ada. Si Maya tadi izin ke toilet juga, emangnya kenapa?" Jawab Fifin.

"Maya doang?" Tanya Gino lagi.

"Iya Maya doang kok, kalo yang lain disini terus daritadi. Emang ada apa sih?" Fifin menjawab & bertanya lagi.

"Oh enggak ada apa-apa kok, cuma mau tau aja." Jawab Gino.

"Masa iya Maya yang nguping gua, dia kan cewek mana mungkin masuk toilet cowok." Batin Gino.

Aku kembali ke tempat teman-temanku lalu duduk di samping Fifin.

"Lama banget lu di toilet, ngapain aja? Kasian noh Jordi nungguin lu." Kata Fifin.

"Dih apaansi!" jawabku.

Kami pun asik bersenang-senang hingga larut malam.

"Eh, udah jam 1 nih aku balik duluan ya." Kataku.

"Oiya gak kerasa ya cepet banget, kalo gitu gua juga mau balik." Kata Fifin.

"Oke deh kita udahin pestanya, terus pada pulang abis itu minta izin sama ortu masing-masing buat hari Sabtu nanti." Kata Gino.

"Oke!" Kami serentak menjawab.

"Oiya Fin, kamu mau aku anterin pulang gak?" Tanya Gino.

"Emm, gausah deh, aku bareng Maya aja." Jawab Fifin.

"Yaudah hati-hati ya." Kata Gino.

 **********

Aku & Fifin berbicara di mobil.

"Fin, tadi pas aku ke toilet, aku denger Gino lagi telponan sama cewek, terus manggil sayang-sayang lagi." Kataku.

"Ah masa si? mungkin kamu salah denger kali, atau mungkin itu adiknya, kan kamu tau sendiri adik Gino itu perempuan." Jawab Fifin.

"Enggak aku gak salah denger, aku juga yakin itu pasti bukan adiknya, soalnya dia minta ditemenin ke mall besok. Terus juga minta diajak ke puncak bareng kita." Aku mencoba meyakinkan Fifin.

"Ya bisa aja kan adiknya pengen ke mall bareng Gino, terus pengen jalan-jalan bareng kita. Lagian udah deh gausah coba-coba lagi buat jelekin Gino didepan gua!" Fifin masih tidak percaya.

"Yaudah maaf ya Fin, aku cuma pengen ngasih tau aja." Jawab ku.

"Iya tapi jangan gitu lagi ya." Kata Fifin.

Setelah itu, aku & Fifin tidak berbicara lagi, kami berdua diam hingga kami sampai ke rumah Fifin, Fifin kemudian turun dari mobilku dan masuk kerumahnya. Ia terlihat marah kepadaku, aku menyesal karena sudah memberi tahu itu ke Fifin.

Aku pun melanjutkan perjalanan ku pulang ke rumah.

**********

Begitu sampai di rumah, aku langsung masuk ke kamarku dan tidur.

"Dert dert dert dert." Suara ponselku bergetar.

Aku pun terbangun dan melihat handphone ku, ternyata Gino yang meneleponku.

"Halo, ada apa no kamu nelpon aku?" Tanyaku.

"Lu tadi yang mecahin vas di toilet kan." Kata Gino.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

...•...

...INI ADALAH NOVEL HOROR, JADI COCOK DIBACA MALAM JUMAT JAM 12 TEPAT YA GES YA...

Bab 2. Ancaman

TIN.... TIN TIN TINNNN.... "Awas pak! aaaaaaaaa!"

"GUBRAKKK." Suara orang tertabrak mobilku.

"Pak Hendro, bangun pak! Pak Hendro." Kataku.

"Aku harus keluar dan liat kondisi orang itu, semoga dia baik-baik saja." Kataku dalam hati.

Lalu aku pun keluar dari mobil, namun aku terkejut karena tidak ada orang sama sekali disitu.

Aku merasa aneh & bingung, kaca mobilku penuh dengan darah, namun tidak ada orang yang tertabrak tadi. Kemana dia?

"Maya, tolong aku Maya, tolong!" suara misterius terdengar.

"Si..si..siapa itu?" Aku bertanya ketakutan.

"Aku disini Maya, dibelakangmu." Suara itu semakin jelas.

Lalu aku memberanikan diri menengok kebelakang.

"HHHHAAAAAAHHHHHHHH." Suara sosok seram yang aku lihat.

Aku terkejut dan berteriak, "AAAAAAAAA"

Lalu aku tersadar dari mimpi itu, namun masih merasa ketakutan.

"Hah..hah..hah.. ternyata itu semua cuma mimpi." Kataku sambil ngos-ngosan.

KRING.... KRING.... KRING...

Alarm ku berbunyi, aku pun mematikannya dan mengecek handphone ku.

"Jam 4 lewat, yaudah deh aku bangun aja siap-siap shalat subuh." Kataku.

Aku turun dari kasur lalu menuju kamar mandi.

*********************

Pagi harinya, aku bertemu dengan Laras di sebuah kafe. Aku ingin menceritakan semua yang aku mimpiin semalem ke dia.

"May, lu kenapa? Kok kaya ketakutan gitu? Terus tadi di telpon katanya lu mau cerita, cerita apa?" Tanya Laras.

"Jadi gini Ras, aku semalem mimpi buruk. Aku & supirku nabrak orang dijalan, darahnya bersimbah di kaca mobil depanku, tapi pas aku turun, aku gak nemuin orang itu. Terus aku denger ada suara yang manggil aku, aku nengok kebelakang dan aku ngeliat sesosok cewek wajahnya serem, dia teriakin aku. Untung aku cepet sadar, kalo gak mungkin aku bisa jantungan." Aku bercerita ke Laras.

"Ohh jadi lu mimpi buruk, yaudah si lupain aja mimpi kan bunga tidur, makanya sebelum tidur tuh berdoa dulu biar gak mimpi gitu lagi." Kata Laras.

"Iya aku lupa, abisnya semalem aku capek banget." Jawabku.

"Misi mbak, ini pesanannya." Kata seorang pelayan cafe.

"Iya makasih mbak." Kata Laras.

Kami pun meminum minuman yang telah kami pesan.

"Ras, selain itu aku juga pengen cerita tentang Gino." Kata ku.

"Gino? Gino pacarnya Fifin, temen kita?" Tanya Laras.

"Iya Ras, emang Gino mana lagi." Jawabku.

"Emang kenapa sama dia?" Tanya Laras.

"Gini, semalem kan dia nelpon aku...

#Flashback#

"Halo, ada apa No kamu nelpon aku?" Tanyaku.

"Lu yang tadi mecahin vas di toilet kan?" Kata Gino dengan nada tinggi.

"Vas? Vas apaansi? Aku gak mecahin apa-apa kok." Jawabku.

"Halah udah deh May, ngaku aja! Tadi kan cuma lu yang ke toilet juga." Kata Gino.

"Iya, itu emang aku pelakunya. Terus, kamu nelpon aku malem-malem cuma pengen nanyain soal itu?" Kataku.

"Kalo gitu, berarti lu juga denger kan obrolan gua di telpon?" Tanya Gino.

"Mmm.. iya No aku denger semuanya." Jawabku.

"Ok, sekarang gua minta sama lu jangan bilang-bilang soal ini ke Fifin. Kalo sampe lu bilang ke dia, gua akan pastiin hidup lu gak bakal pernah tenang." Ancam Gino.

"Iya No." Aku menjawab dengan nada kecil.

Lalu Gino menutup telponnya, aku merasa bingung karena aku sudah mengatakan itu semua ke Fifin.

#Balik lagi#

"... gitu ceritanya Ras." Jelas ku.

"Hah? dia sampe ngancem begitu ke lu? Gila tuh anak tega bener, berarti kalo gitu dia beneran selingkuh dong?" Kata Laras.

"Kayaknya iya, soalnya dia ketakutan pas tau aku denger semuanya." Kata ku.

"Yaudah lu tenang aja, semuanya pasti bakal aman kok. Asalkan lu jangan bilang aja ke Fifin, soal semua ini." Kata Laras.

"Gabisa Ras, aku udah bilang semuanya ke Fifin semalem, aku gak tau kalau Gino bakalan nelpon dan ngancem aku nantinya." Kata ku.

"Hah, gawat kalo gitu! Gimana kalo nanti Fifin cerita ke Gino?" Kata Laras.

"Nah itu dia Ras yang aku takutin, gimana dong?" Tanyaku.

"Telpon telpon, iya lu telpon si Fifin, bilang ke dia jangan cerita ke Gino gitu." Saran Laras.

"Iya iya." Kata ku sambil mengambil hp.

***********************

Fifin baru sampai di rumah Gino.

"Nih pak uangnya makasih yak." Kata Fifin sambil memberi uang ke supir taksi.

"Iya neng sama-sama." Jawab supir taksi.

TULALUT TULALIT... TULALUT TULALIT...

"Ih siapa si yang nelpon? Maya? Ngapain ya dia nelpon gua?" Tanya Fifin pada dirinya sendiri.

"Halo May, kenapa?" Tanya Fifin.

"Eh, anu Fin, soal semalem aku minta maaf ya, aku gak bermaksud jelekin Gino di depan kamu. Aku emang denger dia nelpon cewek tapi gak tau siapa, jadi kamu jangan marah ya." Jawab ku.

"Iya gua gak marah kok, udah dulu ya." Kata Fifin.

"Eh bentar bentar, aku juga pengen bilang ke kamu, soal ini jangan kamu ceritain ke Gino ya, nanti takutnya dia marah ke aku terus anggep aku udah jelek-jelekin dia lagi." Kata ku.

"Iya gua gak bilang kok. Yaudah ya, gua ada urusan nih bye." Jawab Fifin.

"Iya bye." Kataku.

Fifin mematikan teleponnya dan berjalan ke dalam area kos Gino.

TOK TOK TOK...

"Gino, Gino." Kata Fifin.

"Iya sebentar." Jawab Gino.

CEKLEK, KRIEEKKK...

"Eh, kamu sayang. Ada nih pagi-pagi ke kostan aku?" Tanya Gino setelah membuka pintu.

"Pagi? Ini udah mau siang tau!" Jawab Fifin.

"Oiya, udah panas ya." Kata Gino.

"Nih, aku bawain bubur buat kamu pasti kamu belum sarapan kan." Kata Fifin sambil menyodorkan plastik bubur.

"Wah makasih banget nih, tau aja kamu mah aku belum sarapan. Duduk dulu Fin, aku mau kedalem dulu ya ambil mangkok." Jawab Gino.

"Iya No." Kata Fifin sambil duduk.

*******************

"Eh gimana May?" Tanya Laras.

"Fifin bilang dia gak bakal cerita kok ke Gino, jadi sekarang aku tenang deh." Jawab ku.

"Syukur deh kalo gitu." Kata Laras.

"Mbak, minta bill nya dong." Aku memanggil pelayannya.

"Ini mba." Kata pelayannya.

Aku mengambil uang dari dompetku, namun Laras mencegahku.

"Eh eh eh, May gua bayar sendiri aja." Kata Laras.

"Udah Ras gapapa, kan aku yang ngajak kamu kesini. Ini mbak uangnya." Kata ku.

"Terimakasih." Kata pelayan itu.

"Aduh May, tapi kan gua jadi gak enak, masa tiap makan dibayarin Mulu sama lu." Kata Laras.

"Gapapa kok aku ikhlas. Udah abisin tuh makanannya cepet! Abis itu temenin aku ke toko buku ya." Kata ku.

"Hah? Mau ngapain ke toko buku?" Tanya Laras.

"Ya mau beli buku lah Laras." Jawab ku.

"Buku apaan?" Tanya Laras lagi.

"Novel." Jawabku.

"Judulnya? Apaan?" Tanya Laras lagi.

"Aku tau kamu disini, genre horor, terus ceritanya seru lagi, tentang kerasukan gitu-gitu deh." Jawabku.

"Padahal aku cuma nanya judulnya aja." Kata Laras.

"Gapapa, biar gausah nanya lagi." Kata ku.

"Hehe." Laras nyengir.

**********************

"Sayang, sorry ya lama, aku nyuci piring dulu tadi." Kata Gino.

"Gapapa kok sayang." Kata Fifin.

"Kita makan bareng-bareng ya buburnya, biar aku suapin." Kata Gino.

"Eh udah gausah No, aku udah makan tadi, lagian itu aku beli buat kamu bukan kita." Fifin menolak.

"Yaudah aku makan sendiri ya." Kata Gino.

"Iya makan aja. em, No aku mau tanya dong." Kata Fifin.

"Tanya soal apa?" Tanya Gino.

"Semalem kamu telponan sama siapa di toilet?" Tanya Fifin.

"Uhuk uhuk uhuk." Gino keselek bubur.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Bab 3. Curiga

#Episode sebelumnya#

"No, aku mau nanya dong." Kata Fifin.

"Tanya soal apa?" Tanya Gino.

"Semalem kamu telponan sama siapa di toilet?" Tanya Fifin.

"Uhuk uhuk uhuk." Gino keselek bubur.

#Episode 03

"Kamu gapapa?" Tanya Fifin cemas.

"Aku gapapa kok, cuma keselek aja tadi." Jawab Gino sesudah minum.

"Oiya, kamu kenapa nanya gitu?" Sambung Gino.

"Aku cuma mau mastiin aja, soalnya semalam Maya bilang kalo dia denger kamu telponan di toilet sama cewek. Apa itu bener?" Kata Fifin.

"Bener-bener tuh si Maya, mau main-main kayaknya sama gua, awas aja lu May!" Kata Gino dalam hati.

"No, Gino! Kamu kenapa bengong?" Tanya Fifin sambil menepuk pundak Gino.

"Eh enggak, cuma masih sakit aja nih tenggorokan gara-gara tadi." Jawab Gino.

Gino melanjutkan memakan bubur tanpa menjawab pertanyaan Fifin.

"Ih Gino! Aku nanya bukannya dijawab malah makan aja." Kata Fifin kesal.

"Oiya kamu nanya apa tadi?" Kata Gino berlaga bodoh.

"Perasaan tadi aku makan bubur yang sama baik-baik aja, tapi kenapa kamu malah jadi lemot ya otaknya?" Kata Fifin.

"Mungkin beda bumbu." jawab Gino.

Gino kembali menyuap sesendok bubur, sedangkan Fifin tambah kesal dengan kelakuan Gino.

"Dah ah aku mau pulang aja!" Kata Fifin dengan nada kesal.

kemudian Fifin berdiri dan mengambil tasnya, ia pergi namun ditahan oleh Gino.

"Jangan pergi dong sayang, aku minta maaf ya, aku lagi banyak pikiran soalnya." Kata Gino sambil memegangi tangan Fifin.

"Yaudah iya, tapi dijawab dong yang tadi!" Kata Fifin masih dengan wajah cemberut.

"Iya bener aku emang telponan sama cewek semalem. Tapi dia itu sodara aku yang tinggal di puncak, aku telpon dia karena kita kan mau ke puncak, nah dia tuh punya villa disana jadi aku mau sewa biar kita bisa nginep disana nanti." Jelas Gino.

"Oh begitu, maafin aku ya udah mikir yang enggak-enggak tentang kamu." Kata Fifin.

"Iya gapapa, tapi jangan pulang ya duduk lagi dong." Bujuk Gino.

Fifin pun tersenyum dan duduk kembali di kursi bersama Gino.

********************

Aku & Laras telah sampai di toko buku, kami pun langsung membeli buku yang ingin dibeli oleh ku.

Setelah itu, Aku & Laras pulang ke rumah ku. kami membaca novel horor itu bersama di kamar ku.

KREEEEK.....

"Permisi non, ini minumnya." Kata Bi Pur.

"Iya Bi, taro aja disitu makasih ya." Kata ku.

Bi Pur keluar dari kamarku, lalu kami melanjutkan membaca novel tersebut.

Lama-kelamaan suasana jadi mengerikan, kami telah membaca sampai ke bagian yang seram. Tiba-tiba saja jendela di kamar ku terbuka dan hordeng berterbangan.

Novel itu membuka lembarannya sendiri, lalu berhenti di bagian wajah hantu seram yang sedang membuka mulutnya.

Wajahnya sangat seram, aku dan Laras tidak berani melihatnya, aku pun menutup novel tersebut sambil memegangi mata.

"May, udah deh gua gak sanggup baca lagi, serem banget ceritanya! mana tadi tiba-tiba ada angin lagi." Kata Laras ketakutan.

"Mending gua cabut aja ya, mau nonton pertandingan basket my bebeb Ghifari." Sambung Laras.

"Yah katanya mau baca sampe abis, nanggung ini udah pertengahan loh, kok malah mau balik si." Kata ku.

"Enggak jadi deh, lu aja ya yang baca Ampe abis tapi hati-hati ntar ada yang dateng." Kata Laras menakutiku.

Laras kemudian keluar dari kamar ku sambil berlari kecil, aku menyusulnya keluar juga.

Aku mengantar Laras sampai teras rumahku. Setelah itu aku meminta supirku untuk mengantar nya kerumah.

Begitu aku ingin kembali ke dalam rumah, aku melihat sosok berwajah gelap di samping jendelaku. Matanya merah menatap tajam ke arahku. Aku sangat ketakutan sehingga tak berani masuk ke kamar.

***********************

Gino telah selesai sarapan, ia masuk ke dalam kostan untuk mencuci piring.

CRING..

Handphone Gino berbunyi, Fifin yang berada di sampingnya pun penasaran, ia melihat sekilas siapa yang mengirimi pesan ke Gino.

"Siapa tuh yang SMS ya? Gua liat deh." Kata Fifin.

Fifin baru ingin melihat, namun layar hp Gino sudah duluan mati.

"Yah mati lagi tadi siapa ya baru kebaca Ros doang, tapi kayaknya kalo Ros tuh cewek deh." Kata Fifin lagi.

Gino keluar dari dalam & mengajak Fifin pulang kerumahnya karena ia ingin mencuci baju.

"Sayang, maaf ya bukannya ngusir, tapi aku banyak cucian, kamu aku anter pulang ya." Kata Gino.

"Iya gapapa kok aku maklum." Jawab Fifin.

********************

Gino & Fifin telah sampai, Gino pun pamit sama Fifin lalu langsung pergi. Sementara Fifin langsung masuk kedalam.

"Nah ini nih anak pinter, pagi-pagi udah pergi aja gak bilang-bilang lagi sama papih." Kata papih Fifin.

"Iya pih maaf, soalnya tuh tadi papih lagi mandi jadi aku gabisa izin ke papih. Lagian gak pagi-pagi banget kok pih udah mau siang." Jawab Fifin.

"Memangnya pergi kemana kamu?" Tanya papih Fifin.

"Dari rumah temen pih." Jawab Fifin.

"Temen cewek apa cowok?" Tanya papih Fifin lagi.

"Cowok pih." Jawab Fifin sambil nunduk.

"Itu mah bukan temen, pacar kamu kan pasti. Bagus ya pagi-pagi udah ngapel ke rumah cowok." Kata papih Fifin.

"Udah ah pih aku mau ke kamar." Kata Fifin sambil lari ke kamar.

********************

Saat dijalan pulang, Gino mendapat telepon dari seseorang.

"Duh siapa si ini pake nelpon segala?" Kata Gino kesal.

"Hah, ternyata Rosa, dia udah misscall gua banyak banget lagi, pasti dia marah nih." Sambung Gino.

Gino pun mengangkat telponnya & berbicara didalam telepon.

"Halo sayang, kamu dimana sih? Kok belum dateng-dateng juga? Aku udah pegel nih nungguin kamu." Tanya Rosa kesal.

"I i iya aku lagi dijalan nih, macet sabar ya sayang bentar lagi nyampe kok." Jawab Gino.

Rosa menutup telponnya, Gino pun kembali melanjutkan perjalanan.

***********************

Ghifari & Jordi sedang berbicara sambil bersiap-siap untuk pertandingan basket mereka.

"Eh jor, sebenarnya perasaan lu ke Maya tuh gimana sih?" Tanya Ghifari.

"Gak tau ri, gua aja gak ngerti apa yang gua rasain sekarang ke Maya. Tapi kayaknya mah gua suka sama dia, soalnya setiap gua pas-pasan sama dia pasti gua gabisa kedip." Jawab Jordi.

"Buseh gila lu, kalo gak kedip perih dong mata lu." Kata Ghifari.

"Iya makanya gua gabisa lama-lama tatap-tatapan sama dia." Kata Jordi.

"Hah ngadi-ngadi aja lu! bilang aja lu gak berani nyatain perasaan lu ke dia, karena lu takut ditolak kan sama dia." Kata Ghifari.

"Iya si itu sebenarnya." kata Jordi.

"Wuuu! Masa lu udah pacaran 2 kali tapi masih takut aja nembak cewek, cemen lu!" Kata Ghifari.

"Tapi gua udah punya rencana Ri, gua mau nembak Maya pas di puncak nanti, gimana cocok gak tuh?" Kata Jordi.

"Naaaahhh, itu cocok banget! Gitu dong men, jadi laki-laki tuh harus berani! Kalo kata gua mah itu tepat banget, soalnya kan di puncak tempatnya indah suasananya asri, jadi langsung dah tuh lu tembak, jeder!" Kata Ghifari.

"Wis mati dong dia nanti, terus gua pacaran sama siapa?" Kata Jordi.

"Yee, itu cuma guyonan aja beruk! Maksud gua tembak itu nyatain perasaan, bukan ditembak make pistol." Kata Ghifari.

"Iye iye gua tau kok, gua cuman guyon juga kan." Kata Jordi.

"Eh udah-udah ngapa jadi ngobrol terus si kita, kan harusnya kita ke lapangan sekarang." Kata Ghifari.

"Ngapain ke lapangan? Mau macul lu? Atau main layangan bareng bocah noh?" Tanya Jordi sambil ketawa.

"Yeee nih bocah minta disembelih, maksud gua lapangan basket, bukan lapangan rumput." Jawab Ghifari agak kesal.

"Iye iye santai dong Ri, hidup itu jangan dibawa serius Mulu tar sakit." Kata Jordi.

"Eh btw, mau ngapain kita ke lapangan basket Ri?" Tanya Jordi.

"Dah lah gua berangkat duluan aja, stres gua lama-lama ngeladenin lu!" Kata Ghifari sambil pergi.

"Yeee dia ngambek, woi tunggu Ri!" Teriak Jordi.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!