NovelToon NovelToon

SENA SYAKILA

Part 1

Sena Syakila tidak percaya ini, sungguh. Ini bukan sekedar gurauan ataupun sekedar ucapan manis sang ayah.

Malam itu, Sena hanya asal bicara saat sanga ayah datang menghampirinya yang sedang menonton tv di ruang tengah dan tiba - tiba menanyakan keinginan terbesarnya ini.

" Sayang, apa Ayah boleh tahu apa keinginanmu?"

"Aku hanya ingin menjalani kehidupan yang normal, seperti. Sekolah di sekolah umum minsalnya."ucapnya dengan senyum kecil. Sungguh, Sena tidak berharap banyak akan itu. Karena ia tahu kalau ayahnya tidak akan megizinkannya.

____

Semua terjawab hari ini, disinilqh ia, di dalam mobil sang ayah menuju sekolah barunya. Sebenarnya ia senang bahkan sabgat senang , tapi jauh di dalam lubuk hatinya terselip perasaan takut.

Sena gelisah, ia tidak tau harus bersikap seperti apa nanti. Suasana baru, lingkungan baru dan juga... Orang - orang baru. Sena bukan gadis yang mudah bergaul, apalagi selama ini harinya hanya ia habiskan di rumah ya, dia tidak memiliki seorang teman.

" Apa kamu senang?"

Sena tersadar dari lamunannya dan menoleh ke arah sang ayah .

" Sebenarnya kenapa ayah melakukan ini ?"

sang ayah tersenyum

"Ayah pikir kamu juga butuh suasana baru "ia menoleh sekilas ke arah Sena .

"Kamu sudah menghabiskan waktu SMP-mu di rumah , bahkan masa SMA-mu juga sudah terpotong 1 tahun di rumah . Dan ayah sadar , jika kamu juga butuh dunia luar . Kamu tidak mungkin selamanya terkurung, Ayah tahu kamu sangat bosan . Makanya Ayah sepakat untuk menyekolahkanmu di sekolah umum."

Sena tersenyum , dia mengerti perasaan ayahnya . Dia hanya ingin Sena baik-baik saja . Sena tahu ini sangat sulit . Karena selama ini Sena tidak pernah mengeluh karena ia tahu ayahnya jauh lebih tertekan. Apalagi dia yang mengurus Sena hanya seorang diri saat ini.

" Tapi , Ingat jaga dirimu . Jangan berkeliaran saat jam sekolah berakhir dan tunggulah sampai jemputan mau datang , oke ?" sang ayah kembali berucap tegas dan hanya dibalas dengan anggukan kecil oleh Sena.

____

Hari pertama di tahun ajaran baru . hari pertama di sekolah baru. Juga hari pertama untuk mengawali kisah barunya . Dia akan mengukir cerita baru di tempat ini.

Sena harap semuanya berjalan dengan normal . Ia hanya perlu belajar dalam kelas dan bertemu dengan teman-teman baru. Oke , ini bukan seperti saat ia menunggu hasil ujian akhir . Bukan seperti saat dia berada berlangsung dengan pria itu sore itu.

Tapi Sena justru mengalaminya . Dia gugup , benar-benar gugup . Sungguh bahkan, langkah yang diambil terasa sangat berat . Demi Tuhan, terlebih lagi saat dia melihat gedung sekolahnya juga seragam yang murid-murid itu kenakan seragam itu sangat familiar baginya karena ...

" Rangga ...."

Sena masih belum percaya bahwa ia akan bersekolah di tempat yang sama dengan pria itu. Pria yang dulu sempat menjadikannya seorang pengagum rahasia. Pria yang 6 bulan lalu menghilang begitu saja .

Sena melangkah dengan tenang , melewati koridor demi koridor yang penuh dengan sekelompok siswa. ia berjalan dengan sedikit menunduk, saat berada di persimpangan koridor secara tidak sengaja ia menabrak seseorang .

" Maaf "

"Oh tidak apa-apa " Sena mendongak dan memandang orang yang ada di harapannya sedikit segan . Padahal orang yang menggunakan seragam olahraga itu Mencoba tersenyum ramah padanya.

Tapi tunggu dulu ... Seperti ada yang aneh di sini. Orang ini ... Pria atau wanita? Maksudnya dia terlalu manis jika disebut sebagai pria dan terlihat tampan untuk ukuran seorang perempuan . Jika diperhatikan dengan seksama Sena yakin jika dia adalah seorang gadis.

Tapi penampilannya sangat tomboy, lihat saja rambutnya yang sangat pendek itu .

" Hey!" Sena terkesiap saat sebuah suara menyadarkannya dari lamunan . Sena sedikit bergerak menjauh dan menunduk .

"Maaf" ucapnya lagi .

" Aku perempuan , sama sepertimu "

" Apa ?" Sena kembali mengangkat kepalanya.

Ekspresinya saat ini benar-benar terlihat kikuk , orang ini bisa membaca pikirannya? Orang yang mengaku sebagai perempuan itu mulai mengambil langkah. Namun Iya kembali menoleh saat senang menahan ujung baju yang ia kenakan .

" Tunggu !" ucap Sena ragu .

" Ada apa ?"

"Bisakah kamu tunjukkan kepadaku di mana ruang guru ?"

" Kamu anak baru ?" Sena mengangguk.

" Baiklah kalau begitu ayo ikut aku ."

___

Sena sempat terkejut saat mendapati orang yang ia tabrak apa lagi tadi berada di kelas yang sama dengannya . Setelah memperkenalkan diri di depan kelas , Sena segera menempati kursi kosong yang ternyata berada di sebelah si gadis Tomboy dan itu artinya mereka akan menjadi teman sebangku. Entah kebetulan Seperti apa ini , Sena juga tidak tahu .

"Hai" sapa gadis tomboy itu.

Hanya anggukan dan senyum kecil yang Sena berikan . ia belum tahu nama gadis ini. Entahlah, iya harus bersikap seperti apa nanti . Sena merasa canggung , sangat Canggung.

" Aku Zilan "

Sena menoleh ," Sena " ujarnya pelan.

" Aku tahu" balas Zilan yang seketika membuat Sena tersenyum kikuk , gadis tambah ini benar-benar cuek .

Tidak terasa bahkan kini jam istirahat sudah tiba. Sena terlalu asik mengikuti pelajaran , berbeda dengan gadis yang berada di sebelahnya yang terlihat sangat bosan . Bahkan ia sempat menguap berkali-kali .

Tapi saat beristirahat berbunyi , Gadis itu langsung bangkit dari duduknya dan membuat Sena sedikit terlonjak kaget .

Sena menghembuskan nafasnya perlahan, kemudian mengeluarkan kotak bekal dari dalam tasnya tapi sepertinya ia harus menunda acara makannya karena tiba-tiba saja ia ingin buang air kecil .

Ia berjalan seorang diri di koridor . Jujur saja ya belum tahu di mana letak toilet di sekolah ini . Namun niat mencari toilet seolah terlupakan begitu saja , saat tiba-tiba matanya menangkap sosok yang sangat familiar tengah berjalan dengan beberapa siswa . Sena terdiam , ia terpaku .

" Rangga ..."

Dia melihatnya lagi , pria itu masih sama. Tidak ada yang berubah . Sena tidak pernah lupa caranya berjalan, raut wajahnya. Rangga , orang itu kembali hadir...

"Hei.." Sena kaget dan langsung membalikkan badannya menghadap ke sumber suara . Ia melihat Zilan Tengah menghadangnya, aneh.

"Apa yang kamu lakukan ? Kamu menghalangi jalanku ." Sena mengerjakan matanya , benar juga . saat ini ia sedang berdiri di tengah-tengah koridor . Ia menggaruk belakang kepalanya dan Tersenyum kikuk Lagi.

" Kamu memperhatikan siapa ?" tanya Zilan

" Tidak ada " jawab Sena cepat.

" Rangga ?"

Sebuah nama yang tersebut dari mulut Zilan itu sukses membuat Sena membolakan matanya .

" Bukan " jawabnya dengan gelengan kepala .

" Jadi kamu mengenal Rangga ?"

Yapp! Sena seperti Tengah tertangkap basah dua kali. Zilan benar-benar membuatnya salah tingkah .

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

part 2

15 menit berlalu , Sena masih sabar menunggu . Mungkin Sang Ayah masih ada pekerjaan karena tidak mungkin dia lupa untuk menjemput Sena .

Masih dengan sikap tenangnya , Sena menyeruput sekotak susu coklat yang dari tadi menemaninya menunggu sang ayah . Ini sudah kotak yang ketiga , tapi sang ayah belum juga datang. Sena membuang kotak susu yang sudah kosong itu . Saat ia menoleh , ia kembali melihat Rangga .

Pria itu berjalan seorang diri , tidak ada ekspresi di wajahnya . Langkahnya pelan dan teratur . Sikap tenang terpancar dalam diri Rangga dan tanpa sadar Sena tersenyum.

Sama seperti dulu , Rangga bisa membuat Sena memiliki kesan tersendiri saat melihatnya . Pria itu seolah memiliki magnet khusus untuk menarik perhatian Sena. Ada ketenangan saat Sena melihat wajah itu . matanya , hidungnya , bibir...

DEG!

Jantung Sena seolah berhenti berdetak untuk beberapa saat ketika tiba-tiba saja Rangga melihat ke arahnya . Sena benar-benar tergugup, matanya seolah tidak bisa lepas dari tatapan Rangga .

Entah berapa lama waktu yang ia lewatkan hingga akhirnya Rangga kembali membuang pandangannya dan kembali berjalan . Detik berikutnya Sena tersadar , ia langsung menundukkan wajahnya.

Ia merutuk dalam hati. kenapa ya begitu bodoh sampai tidak bisa berkutik dan menghindari tatapan itu.

" Apa yang kamu lihat darinya ?"

Entah untuk yang ke berapa kalinya ia terlonjak kaget hari ini dan saat ini lagi-lagi Zilan yang sudah berada di sampingnya .

"Kenapa kamu selalu saja datang tiba-tiba ?"tanya Sena sedikit kesal , Zilan memutar kedua bola matanya.

" Jadi apa kamu berpikir kalau aku ini hantu ? Lagi pula kamu itu aneh , kamu seperti sudah tersihir oleh Rangga " bibirnya , Sena terdiam . Tidak mau terlibat pembicaraan lebih jauh lagi dengan gadis tomboy itu.

"Apa sih yang mereka lihat dari pria Arca itu ?" Sena sempat mendengar gumaman dari mulut Zilan sebelum ponselnya berbunyi. Ada pesan masuk dari sang ayah , setelah membaca pesan itu , Sena terlihat sangat kesal .

"Ini bukan jadwalku untuk terapi. Ahh aku bosan dengan rumah sakit itu " tanpa sepengetahuan Sena , Zilan mendengarnya.

Namun setelah itu ia berlalu begitu saja dan saat Sena kembali menoleh , ia sudah tidak menemukan Dilan di sampingnya .

" Datang dan pergi tiba-tiba .."

____

"Hei, aku pinjam sepatumu " pria yang tengah berkutat dengan laptopnya itu menoleh ke arah seorang gadis yang berdiri di depan pintu kamarnya.

"Bisakah kamu ketuk pintu terlebih dulu " ucapnya datar tapi penuh tekanan.

Zilan nggak di situ berjalan mendekati Rangga dan duduk di pinggir ranjang . Ia memperhatikan dengan lekat sepupunya itu. Membuat Rangga sedikit risih .

"Ada apa ?" tanya Rangga .

Zilan menyipitkan matanya kemudian menunjuk wajah Rangga dengan telunjuknya.

"Kau, apa yang mereka lihat dari pria Arca sepertimu?"

" Apa maksudmu?"

"Berapa banyak jumlahnya penggemarmu itu ?"cibirnya pada Rangga.

Rangga terlihat tidak tertarik dengan pembicaraan Zilan . Bahkan pandangannya masih tetap terpaku pada layar laptop miliknya .

Zilan yang benar itu hanya berdejak sebal. sepupunya itu memang manusia batu ! Lihat saja wajahnya itu , sangat datar . Tidak salah jika selama ini menjulukinya sebagai pria arca .

Karena Arca itu patung tapi setiap orang yang melihatnya pasti berdetak kagum karena keindahan dan keunikannya. Sama seperti Rangga , bedanya Rangga itu patung berjalan dan dia tidak unik tapi dia .... Uhuk! tampan . Sebenarnya Dilan sangat malas mengakui hal itu , tapi mau bagaimana lagi ya kan, itu adalah faktanya .

" Rangga sepertinya penggemarmu bertambah satu orang lagi . Dia anak baru di sekolah kita , dan Menurutku dia cukup cantik "

" Lalu ?"

Zilan menghembuskan nafasnya kasar ,

" Lupakan saja " ucapnya sambil Beranjak Pergi.

" Aku pinjam sepatumu ya" lanjutnya . Setelah itu terdengar bunyi pintu yang tertutup keras.

Rangga mengalihkan pandangannya ke arah pintu yang sudah tertutup. Entah kenapa perkataan Zilan barusan mengusir pikirannya .

" Anak baru?"

Tiba-tiba saja ia teringat dengan seseorang yang ia lihat sepulang sekolah tadi . Gadis yang secara tidak sengaja terlihat olehnya tengah memperhatikannya . Dia tidak pernah melihat gadis itu berkeliaran di sekolah tapi Rangga merasa pernah mengenal gadis itu . wajahnya mengingatkannya pada ...

" Boleh ku tahu siapa namamu?"

apa dia ?

part 3

Rangga mengalihkan pandangannya ke arah pintu yang sudah tertutup. Entah kenapa perkataan Zilan barusan mengusir pikirannya .

" Anak baru?"

Tiba-tiba saja ia teringat dengan seseorang yang ia lihat sepulang sekolah tadi . Gadis yang secara tidak sengaja terlihat olehnya tengah memperhatikannya . Dia tidak pernah melihat gadis itu berkeliaran di sekolah tapi Rangga merasa pernah mengenal gadis itu . wajahnya mengingatkannya pada ...

" Boleh ku tahu siapa namamu?"

apa dia ?

_____

Harinya memang berubah, tapi Sena tetaplah Sena . Tidak banyak yang ia perbuat dalam lingkungan barunya . Semua berjalan normal dan Sena menikmatinya ia menikmati suasana kelasnya yang sangat bersahabat .

Ia menikmati setiap kegiatan di sekolah dan kini ia lebih menikmati harinya. Ia merasa lebih bebas , ia menikmati setiap udara yang ia hirup dengan lebih tenang . Langkah yang diambil juga terasa lebih ringan . Ini awal yang baik , saya harap dia bisa menikmati suasana ini lebih lama lagi .

Rangga Prasetya, nama itu masih terus mengusirnya . Bahkan selama 2 bulan terakhir ini Sena kembali menjadi penggemar rahasianya . Ia selalu memperhatikan Rangga Prasetya dari kejauhan .

Seperti memperhatikan Rangga yang sedang berlatih vokal menguntitnya secara diam-diam saat dia bermain bola bersama teman-temannya.

Sena tahu satu hal tentang Rangga , pria itu sangat pendiam bahkan terkesan dingin. Raut wajahnya yang selalu datar bahkan saat teman- temannya melontarkan lelucon Rangga hanya akan mengangkat salah satu ujung bibirnya.

Rangga juga tidak pernah dekat dengan perempuan manapun . Padahal yang Sena tahu, begitu banyak gadis di sekolahnya yang menyukai Rangga.

Mereka bahkan sampai menyatakan perasaan mereka secara terang-terangan . Untuk saat ini terus terdiam dan bersembunyi lagi-lagi dijadikan sebagai pilihan .

Sena tidak mau berharap banyak, baginya melihat Rangga setiap hari saja sudah sangat beruntung.

" Hai gadis susu !"

Sena sedikit terkesiap saat sebuah suara mengusik pendengarannya. Iya hapal dengan panggilan itu, itu adalah julukan untuknya karena tidak pernah bisa lepas dari kotak susu .

" Iya ada apa ?" tanya Sena.

" Kamu suka sekali melamun." cibir Zilan

" Siapa yang melamun ? Aku ? Aku tidak melamun" elak Sena .

" Ya ya terserah kamu saja , kamu dipanggil sama Bu Melinda Di kantor".

Sambil bangkit dari duduknya, Sena sedikit mencibir ke arah Zilan . Gadis tomboy itu sering membuatnya kesal . Zilan selalu bisa membuatnya tidak berkutik dengan kata-kata kejamnya .

Sena memang sedikit lamban , ia sudah terbiasa dengan tingkah Zilan yang cuek dan juga tidak jarang Zilan mengatakannya dengan kata ' bodoh' 'lamban ' tapi justru karena itu hubungannya dengan Zilan semakin dekat.

Sena pun beranjak pergi untuk menemui gurunya di kantor.

" Ibu memanggil saya ?" tanya Sena saat berhadapan dengan Bu Melinda.

"Iya , apa ini ? Aku ini guru matematika bukan fisika " jawab Bu Melinda sambil menyerahkan sebuah buku pada Sena .

Sena mengambil buku itu, lalu ia sangat terkejut saat mendapati buku itu .

" Maaf Bu aku salah mengumpulkan buku " sesalnya .

" Baiklah , cepat tukar bukunya "

" Baik bu , kalau begitu saya permisi " pamit Sena yang hendak terlalu pergi.

" Sena tunggu!"

Sena kembali menoleh dan menghampiri Bu Melinda .

" Iya Bu ada apa?"

" Tolong panggilkan Rangga Prasetya di kelas 2 C!"

Sena terdiam. Hanya itu reaksi yang saya berikan . Ia terlalu terkejut dengan apa yang didengarnya barusan Rangga Prasetya ? Apa ? Yang benar saja ?

" Hei , kamu kenapa diam ? Ayo cepat !"

"I-iya bu.."

____

" Rangga , ada yang mencarimu ."

Rangga yang sedang membaca buku itu hanya melirik sekilas melalui ekor matanya.

" Siapa ?" Responnya datar .

" Aku tidak tahu namanya "

Pria itu menutup bukunya dan bangkit menuju luar kelas untuk menemui seseorang yang katanya sedang mencarinya itu . Dia sedikit mengerti saat melihat seorang gadis berdiri membelakanginya .

" Apa kamu yang mencariku ?"

Di tempatnya Sena membatu , dia hapal suara itu. Dia tidak pernah lupa dengan suara khas dari seorang Rangga Prasetya . Saat Sena berbalik dia benar-benar tidak bisa berkutik . Dia melihat Rangga Prasetya sedekat ini, hal itu membuatnya sangat gugup setengah Mati. Apalagi melihat tatapan datar pria itu membuatnya semakin menciut. Demi Tuhan, ayolah Sena kendalikan dirimu .

" Kalau boleh tahu ada apa ya?"

Sena tersadar dan sedikit terlonjak, ia mengerjakan matanya .

" Kamu dipanggil sama ibu Melinda di ruangannya " ucapnya terbata . Tapi setelah mengatakan itu Sena justru tidak bergerak dari tempatnya . Kakinya terasa kaku . Dia masih menetap Rangga dalam diam.

" Apa ada lagi?" tanya pria itu .

Suara Rangga yang kembali terdengar membuat Sena tersentak .

"Eoh? Ehhmm... Tidak ada " ia buru-buru berbalik dan melangkah dengan cepat .

Rangga yang masih berdiri diam sedikit terheran dengan gadis itu . Kenapa sikapnya sangat aneh. Ini bukan pertama kalinya ia mendapati Gadis itu bersikap aneh seperti ini .

Sebenarnya , Rangga sudah lama mengetahui jika gadis itu sering memperhatikannya dari kejauhan .

Rangga sering melihatnya di ruang vokal saat dia berlatih di ruang itu dan situ pernah membuat gaduh ruang vokal gara-gara secara tidak sengaja menjatuhkan ratusan tumpukan kertas yang berisi aransemen lagu dan ia berusaha untuk bersembunyi dari Rangga .

Rangga juga pernah melihatnya ada di lapangan, menontonnya bermain sepak bola . dan waktu itu Gadis itu juga pernah menumpahkan minumannya karena terlalu gembira melihat Rangga yang mencetak gol . Rangga yang melihat itu diam-diam pun tersenyum kecil . gadis ceroboh itu , apa yang sedang dipikirkannya ?

Rangga hendak melangkah , tapi sesuatu terjatuh di lantai yang membuatnya penasaran . ia mengambil benda itu dan sepertinya ia tahu harus membawa benda itu ke mana.

____

"Hei, kenapa kamu tidak pernah mau ikut pelajaran olahraga ?" tanya Zilan pada Sena siang itu.

" Karena aku tidak mau terluka"

Zilan memutar kedua bola matanya malas,

" Alasan macam apa itu? Kamu terlalu berlebihan" bibirnya.

" Jika aku terluka , aku akan berdarah dan Aku sangat benci dengan darah " ucap Sena dengan polos sambil menyeruput sekotak susu coklatnya .

" Apa kamu takut darah ?"

"Hmm..."gumam Sena dengan anggukan kepala .

"Aku tidak boleh terluka sedikitpun, karena aku bisa mati ." ekspresi wajahnya begitu polos saat mengatakan itu .

"Isshh, Kamu ini bicara apa? Ayo kita ke lapangan" ajak Zilan sambil menyeret lengan Sena.

Sena terlonjak kaget , dia berusaha melepaskan cengkraman Zilan . Sena benar-benar tidak ingin ikut pelajaran ini , Sena terlalu takut ...

___

Zilan berhasil membawa denah lapangan , ternyata semua murid sudah berkumpul. Zilan menarik Sena ke tengah lapangan untuk bergabung dengan yang lain .

Mereka melakukan pemanasan keliling lapangan , dalam ketepiannya Sena menjadi gelisah. Ia khawatir Sesuatu akan terjadi padanya , ia tidak boleh lelah .

benar saja , saat Sena sudah lelah dia mulai lengah . tubuhnya lemas hingga akhirnya ia pun terjatuh . Akibatnya lutut gadis itu terluka . Ia sangat panik, dan Hal pertama yang ia lakukan adalah menangis dan tentunya hal itu pun menjadi pusat perhatian .

" Kamu tidak apa-apa?" tanya Zilan .

" Hei, jangan menangis , Ini hanya luka kecil "

"Bukankah aku sudah bilang aku takut berdarah"jawab Sena sambil sedikit terisak.

Zilan seperti ingin mengatakan sesuatu lagi sebelum suara lain memotongnya.

" Ini milikmu kan ?!"

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!