NovelToon NovelToon

Sistem Koin Emas

Batu

"Anak kesayangan Papa mau ke mana lagi..?"

Tanpa menjawab, Aldi yang berusia 8 tahun menarik tangan papanya supaya mengikuti tujuan yang akan di tuju Aldi. Kini mereka berada di sebuah pasar malam dalam rangka hari ulang tahun kota pahlawan. 

"Papa ayo cepat.." Aldi berucap sambil terus menarik tangan papanya. 

"Jangan terlalu cepat.. Mama masih di belakang." Mendengar ucapan dari papanya, Aldi menghentikan langkah dan melihat ke arah mamanya melangkah menuju ke tempat Aldi. 

"Mama.. Ayo cepat.." Aldi berteriak ke arah mamanya. 

Kriiiing.. Kriiiing.. Kriiiing.. Suara Handphone papanya Aldi berbunyi.

"Papa ayo.." Ajakan semangat Aldi. Tetapi tangan Aldi kini di lepaskan oleh papanya dan papa Aldi mengisyaratkan supaya Aldi diam sejenak. 

"Perlahan.. Aku tidak mengerti maksudmu.." Papanya Aldi menjawab pembicaraan dari orang yang berbicara di handphonenya sambil menambah volume handphone. 

Saat mama Aldi sampai di tempat Aldi dan papanya berdiri, tiba-tiba handphone yang di pegang papanya Aldi terjatuh. Terlihat raut wajah pucat di wajah papanya Aldi. Kini kedua tangan papanya Aldi memegang dada lalu membungkukkan badan dengan wajah meringis kesakitan. Tidak lama berselang, tubuh papa Aldi roboh ke lantai. 

"Papa.. Pa.. Papa.." Aldi menggoyang-goyangkan tubuh papanya. Tetapi hal tersebut tidak di respon oleh papanya dan perlahan mata papanya Aldi yang terlihat kosong, terpejam. 

Sontak hal tersebut membuat kepanikan di area pasar malam. Dengan segera, mamanya Aldi meminta pertolongan kepada siapapun yang dapat menolong suaminya. 

** Di Rumah Sakit **

"Maaf nyonya.. Kami sudah berusaha. Tetapi tuan Fadil sudah tidak bernafas ketika tiba di rumah sakit. Jantungnya juga sudah berhenti berdetak saat tiba di rumah sakit. Maafkan kami.." Seorang dokter berbicara kepada nyonya Fadil yang merupakan istri dari tuan Fadil. 

"Papa…….." Aldi yang juga mendengar hal itu berteriak sekencang-kencangnya dan berlari menuju ke jasad papanya. 

****

"Papa…" Aldi terbangun dari mimpinya di mana mimpi tersebut merupakan kenangan kelam masa kecilnya. 

"Aldi.. Kamu tidak apa-apa..?" Seorang wanita paruh baya menghampiri Aldi yang tiba-tiba berteriak saat Aldi tidur di kursi ruang tamu. 

"Gak papa bi.. Hanya mimpi yang sering terjadi." Aldi menjawab kepada wanita paruh baya yang merupakan pembantu keluarganya dulu ketika masih di rumah mewah. Tetapi, meski kini Aldi hanya hidup sederhana dengan sisa harta yang di tinggalkan oleh papanya. Pembantu keluarga Aldi tersebut tetap setia kepada keluarga Aldi. Meski dalam kenyataannya, pembantu tersebut tidak di gaji.

****

"Ma.. Aldi berangkat cap tiga jari ya ma.. Seharusnya juga sama ambil ijazah. Semoga." Aldi berpamitan kepada mamanya yang hanya duduk terdiam dengan tatapan kosong semenjak papa Fadil meninggal dan bangkrut. 

Meski jarak sekolah Aldi cukup jauh, Aldi tetap menempuhnya dengan berjalan kaki. Bukan karena Aldi suka berjalan, melainkan karena Aldi tidak memiliki kendaraan dan tidak memiliki uang untuk menaiki angkot. 

****

"Aldi, ijazah kamu gak bisa bapak kasih terlebih dahulu. Sebab, ada tunggakan pembayaran sekolah yang harus kamu selesaikan jika kamu menginginkan ijazah ini." Seorang guru yang membimbingnya untuk cap tiga jari berucap kepada Aldi. 

Mendengar ucapan tersebut, Aldi hanya mengangguk dengan senyum yang di paksakan lalu keluar dari kelas. Saat keluar kelas, kondisi sekolah sudah sepi. Sebab, Aldi merupakan siswa terakhir yang melakukan cap tiga jari. Hal itu karena Aldi berangkat kesiangan dan masih harus berjalan beberapa KM. 

****

"Hei.. Mana map ijasahmu..? Gak kamu ambil ya..?" Seorang teman beda kelas dengan Aldi bertanya kepada Aldi saat Aldi melewati sekumpulan siswa di depan sekolah. 

"Ya mana mungkin ijasahnya di kasihkan bro. Dia kan gak bayar sekolah berbulan-bulan. Lagian siapa yang mau ngasih dia uang buat bayar. Orang hidupnya aja hanya ngandelin sisa jual barang di rumah. Ha.. Ha.. Ha.. Ha.." Sekawanan siswa tersebut menertawai Aldi yang berjalan pulang. 

Aldi tidak menghiraukan ejekan dari temannya dan terus saja berjalan melewati mereka. Aldi sudah kebal di hina dan di caci semenjak keluarganya jatuh miskin. 

Aldi berjalan lunglai sambil menendang-nendang batu kerikil atau apapun yang ada di jalan. Saat Aldi menendang sebuah kresek, terlempar sebuah batu berwarna oranye seukuran korek api. Aldi yang melihat hal itu cukup terkejut dengan temuannya. 

"Batu apa itu..? Batu emas kah..?" Aldi membatin dan dengan segera mengambil Batu tersebut. 

"£^¢^€\=€℅®℅%\=¥{^{¢\=¢¶•∆√[€℅" Terdengar suara dari dalam Batu saat Aldi mulai mengambilnya. 

"Batu ini berbicara.." Aldi yang terkejut, melemparkan Batu tersebut ke rerumputan. 

"£^¢^€\=€℅®℅%\=¥{^{¢\=¢¶•∆√[€℅" Suara dari Batu kembali terdengar di telinga Aldi seperti sebuah bisikan. Kini suara bisikan tersebut tidak membuat Aldi takut, kini Aldi menjadi penasaran dengan batu berbisik tersebut. Dengan segera Aldi mencari Batu itu kembali, lalu melihatnya dengan seksama.

"Suara ini jelas-jelas dari Batu ini. Tapi aku tidak mengerti dengan apa yang di ucapkan Batu ini." Dengan rasa penasaran, Aldi meraih Batu tersebut dan menggenggamnya. 

Saat Aldi menggenggam Batu tersebut, suara bisikan dengan sekejap menghilang. Hal tersebut membuat Aldi bingung, hingga membuka kembali genggamannya lalu melihat Batu tersebut di atas telapak tangannya. 

"£^¢^€\=€℅®℅%\=¥{^{¢\=¢¶•∆√[€℅" Suara bisikan kembali terdengar saat Aldi membuka genggamannya. Melihat dan mendengar hal itu, Aldi membuka tutup telapak tangannya. Setiap Aldi menggenggam Batu, bisikan akan menghilang. Ketika Aldi membuka genggamannya, Batu tersebut kembali berbisik di telinga Aldi. 

"Batu apa ini..? Apakah ada emas di dalamnya..? Atau sebuah pusaka langka yang dapat di jual mahal..? Jika iya.. Aku bisa menebus ijasah SMAku dan dapat aku gunakan untuk mencari kerja." Aldi bergumam dengan semangat lalu meletakkan batu tersebut di atas sebuah Batu lainnya. 

Taaak.. Batu berwarna oranye tersebut di hantam dengan Batu besar oleh Aldi. Saat Batu tersebut pecah, keluar cahaya oranye dari Batu tersebut dan masuk ke dalam kepala Aldi. 

"Aaaaa… … Aaaaaaaaaaaaaa… …" Aldi berteriak kesakitan lalu tubuhnya roboh dan kejang.. Beberapa saat kemudian Aldi pingsan. 

****

"Hai.. Namamu Aldi bukan..?" Seekor naga seukuran spidol tiba-tiba ada di depan Aldi. 

"Si.. Si.. Siapa kamu..? Aku ada di mana..?" Aldi yang terkejut sampai jatuh duduk melihat naga tersebut. 

"Aku adalah naga sistem kekayaan. Aku akan memberimu misi. Setiap kamu menyelesaikan sebuah misi, maka kamu bisa mendapatkan koin emas. Kamu juga bisa mendapatkan semua koin emas yang ada di sini. Jika kamu selalu berhasil dengan misi yang aku berikan." Naga tersebut berbicara kepada Aldi. 

"Ap.. Apa maksudmu dengan misi..?"

"Diam dan dengarkan suara yang akan terdengar di kepalamu." Naga tersbut kebali berbicara lalu menyemburkan api ke wajah dan tubuh Aldi. 

****

Aldi membuka mata perlahan. Aldi melihat langit kembali, perlahan Aldi meraba tubuh dan wajahnya. Teringat jelas di kepala Aldi jika dirinya baru saja di bakar oleh seekor naga. 

"Apa yang terjadi..? Sepertinya aku pingsan dan tadi itu hanya sebuah mimpi." Aldi bergumam lalu berdiri. 

(3). 

(2). 

(1). 

(Sistem Koin Emas aktif). 

(Setiap menyelesaikan misi target pemasaran dan penjualan akan mendapatkan 1 koin emas). 

(Setiap menyelesaikan misi sistem akan mendapatkan reward koin emas). 

(Misi pemasaran dan penjualan 1 rupiah - 10jt rupiah mendapat 1-5 koin emas). 

(Misi pemasaran dan penjualan 10jt 1 rupiah - 100jt akan mendapatkan 6-20 koin emas). 

(Misi pemasaran dan penjualan 100jt 1 rupiah - 100 milyar akan mendapatkan 25 koin emas - 300 koin emas). 

(Misi pemasaran dan penjualan di atas 100 milyar akan mendapat 300-1000 koin emas). 

(Silahkan menyelesaikan target misi pemasaran dan penjualan untuk mendapatkan koin emas). 

"Suara apa ini..? Aku mengenal suara ini.. Ini adalah suara naga tadi. Apakah tadi itu bukan mimpi..?" Aldi bergumam saat mendengarkan suara sistem tersebut. 

Bukan Pencuri

Aldi merasa pusing di kepalanya hingga tidak menghiraukan suara yang baru saja berbicara di kepalanya. Dengan terhuyun dengan tangan memegang kepala, Aldi berjalan meninggalkan tempat di mana sebelumnya Aldi memecahkan batu berwarna oranye. 

"Pasti semua yang baru aku alami ini tidaklah nyata. Ini semua karena kepalaku terbentur. Batu oranye sialan.." Aldi berguman saat melanjutkan perjalanannya menuju rumah. 

Dalam perjalanan menuju rumah, Aldi melewati aksi demo mahasiswa. Demo penolakan harga kenaikan BBM yang di lakukan dengan damai. Meski aksi demo di lakukan dengan damai, Aldi tidak tertarik untuk ikut berdemo. Hanya saja dengan panas terik matahari, Aldi seakan tergoda dengan kesegaran penjual es di pinggir jalan yang sedang ramai melayani pembeli dari sebagian pendemo.

Tetapi, keinginan tersebut harus Aldi pendam dan cukup menelan ludah untuk membasahi tenggorokannya yang kering. Sambil menggelengkan kepala, kini Aldi kembali berfokus untuk berpikir mengeluarkan ijazahnya. Sebab, tanpa ijazah. Aldi hanya bisa bekerja dengan pekerjaan kasar dan sangat berat. 

Saat beberapa ratus meter Aldi keluar dari kerumunan demo, Aldi melihat pedagang legen yang sedang diam menunggu pembeli di bawah pohon besar pinggir jalan. Terlihat juga botol-botol legen masih banyak yang utuh seakan belum terjual.

(Misi penjualan pertama terdeteksi). 

(Menjualkan legen pedagang hingga habis. Waktu yang di berikan 3 jam). 

(Koin emas akan di berikan setelah menyelesaikan misi). 

Suara naga kembali Aldi dengar di kepalanya. 

"Suara itu lagi muncul di kepalaku. Menjual es legen untuk mendapatkan koin emas..?"

"Apakah ini nyata..?" 

"Atau aku sudah mulai gila seperti mama..?" Adli bergumam setelah mendengar suara dari kepalanya. 

Aldi yang tidak yakin, tidak menghiraukan suara di kepalanya dan terus berjalan hingga benar-benar melewati penjual legen. Meski sebenarnya suara tersebut menjadi pertanyaan serius di benak Aldi. 

"Apa maksud suara tadi." Sambil menoleh ke arah rombong legen yang baru di lwati. Aldi berusaha mengingat dan menghubungkan suara yang Aldi dengar saat Aldi baru bangun dari pingsan dengan suara yang baru saja Aldi dengar. 

(Misi harus kau kerjakan jika ingin menjadi kaya. Koin emas akan kau miliki setelah menyelesaikan misi). 

Suara naga kembali terdengar di kepala Aldi saat aldi beberapa meter melewati pedagang legen. Tetapi, kini suara tersebut berbicara dengan suara santai. 

"Apakah ini nyata..? Koin emas..? Apakah benar aku akan mendapatkan koin emas..?" Aldi berbicara dan bertanya kepada dirinya sendiri. 

Setelah berfikir sejenak, Aldi berbalik dan melihat rombong penjual es legen.

"Baiklah, akan aku coba. Tidak ada salahnya membantu menjualkan legen pemilik pedagang tersebut. Siapa tau aku benar-benar mendapatkan koin emas." Aldi berbicara kepada dirinya sendiri dan berusaha meyakinkan diri sendiri yang merasa ragu. 

Kini Aldi berjalan menuju rombong penjual legen setelah beberapa saat memandangi rombong es legen.

"Mau beli legen mas..?" Pedagang legen bertanya kepada Aldi setelah menyadari Aldi berhenti di dekat rombong legennya.

"E.. Emmm.. Tidak pak.." Aldi berucap lalu berhenti sejenak. 

"Saya.. Saya mau bantu bapak menjualkan legen bapak sampai habis." Tanpa menunggu persetujuan dari penjual legen, Aldi langsung mengambil alih kemudi grobak dorong yang di gunakan penjual legen. 

"Eh.. Nak.. Mau ngapain.. Jangan.. Gak usah.." Penjual legen menolak dengan panik karena takut rombong jualannya akan di curi. 

"Saya hanya ingin bantu pak.. Saya tau tempat yang akan buat legen bapak terjual habis." Aldi menjawab dengan terus mendorong rombong legen yang sudah Aldi kuasai. 

"Tenang pak.. Saya tidak ada niat jelek. Saya hanya ingin membantu. Saya juga tidak akan meminta upah atau bagian." Aldi kembali berucap lagi dengan terus mendorong rombong legen yang berada di depannya meski pemilik rombong legen berusaha mencegah Aldi dengan memegang tangan kanan Aldi. 

Penjual legen yang kalah tenaga dan seakan tidak memiliki kuasa, kini mulai melepas genggamannya pada tangan Aldi. Penjual legen hanya mengikuti Aldi dari belakang yang nampak serius mendorong rombong legen miliknya. 

****

"KENAIKAN BBM HANYA AKAN MENYUSAHKAN RAKYAT..!!"

"KEMBALIKAN HARGA BBM KAMI SEPERTI SEMULA..!!"

"TURUNKAN HARGA BBM..!!"

Teriakan-teriakan menyerukan protes kenaikan BBM terdengar di telinga Aldi. 

Tanpa banyak berfikir, Aldi yang sudah memarkirkan rombong legen yang akan dia jual. Berteriak dengan kencang menawarkan es legen yang harus Aldi jual. 

"Es legen.. Es legen.. Yang haus.. Cepat minum es legen dulu.." Aldi berteriak menawarkan jualannya. 

Aldi sempat pesimis karena sudah hampir 2 menit Aldi berteriak menawarkan es legen, tetapi tidak ada satupun dari pendemo yang berjalan menuju ke arahnya untuk membeli es legen. 

"Hey.. Apa kamu hanya akan berteriak dan meminta kami mengambil es legen ini sendirian..!" Salah seorang yang berdiri di samping rombong legen berteriak ke arah Aldi yang sedang berdiri sekitar 3 meter dari rombong legen dan berteriak menawarkan es legen. 

"Eh.. Ternyata sudah ada yang menunggu untuk membeli." Dengan segera Aldi menuju rombong untuk melayani pembeli. 

Sedangkan pemilik rombong masih belum sampai, karena Aldi meninggalkannya di belakang. 

Dengan segera Aldi melayani beberapa pembeli dengan gelas yang memang sudah tersedia. Setelah melayani 7 gelas, tidak ada lagi pembeli yang membeli legen nya. 

"Aku kira kamu akan lari bawa rombong ku nak.." Pemilik rombong berbicara dengan wajah panik dan pucat. Sebab pemilik rombong baru sampai beberapa waktu setelah Aldi. 

"Gak mungkin pak.. Saya memang berniat membantu bapak."

"Mas.. Legen 2 gelas.." Saat Aldi berbincang dengan pemilik rombong legen, datang 2 orang untuk membeli. Dengan cekatan Aldi melayani pembeli tersebut. 

"Mas.. Saya juga. es legen.."

"Mas.. Saya legen 4 gelas.. Saya duduk di sana ya.." Belum sampai Aldi selesai melayani pembeli pertama, pembeli lainnya datang. Otomatis hal tersebut membuat Aldi dan pemilik rombong legen langsung bekerja sama melayani pembeli. 

Kini pembeli datang silih berganti hingga membuat mereka antri. Bahkan kini Aldi lebih sering melayani dengan plastik. Sebab gelas yang di bawa sudah tidak cukup. 

** 1 jam kemudian **

"Alhamdulillah.. Akhirnya habis.." Lalu Aldi menyerahkan kotak berisi uang hasil penjualan legen kepada pemilik rombong es legen. 

Pemilik rombong yang dari tadi hanya fokus mencuci gelas, cukup terkejut saat Aldi mengatakan jika es legen miliknya sudah habis. 

"Pak, saya langsung permisi pergi ya pak.. Bapak hati-hati saat pulang. Terimakasih banyak atas pengalamannya pak." Aldi berbicara lalu bergegas pergi. 

"Iya nak.. Terimakasih kembali." Pemilik rombong es legen membalas ucapan Aldi dan hanya melihat punggung Aldi yang berlaku pergi. 

****

"Lalu.. Di mana emasku.."

"Huh.. Ternyata memang hal yang tidak mungkin.." Aldi berbicara kepada diri sendiri saat tidak ada kejadian aneh setelah Aldi berhasil menjual es legen. 

(Misi pertama selesai). 

(Mendapatkan 2 koin emas). 

"Hah.. Suara itu lagi.."

"2 koin emas..? Mana..?" Aldi membatin sambil melihat sekitar. 

"Tidak ada apapun.. Tidak ada koin emas jatuh dari langit."

Crik.. Suara koin di kantong celana Aldi saat tanpa sengaja tangan Aldi menyenggol saku celananya. 

Perlahan Aldi memasukkan tangannya ke dalam kantong untuk mengeluarkan isi di dalam kantongnya. 

"Ap.. Apa.. Benar-benar koin emas." Aldi bergumam saat mengeluarkan benda di kantongnya dan melihat secara seksama. 

Terlihat wajah bahagia dengan senyum lebar terpancar di wajah Aldi. 

Demi Kebaikan

"Apakah ini benar-benar emas asli..?"

"Apa ini emas 24 karat atau hanya emas campuran..?"

"Sebaiknya aku bawa ke pedagang emas.. Aku akan menjualnya.. Sebab aku butuh ijasah ku."

Aldi bergumam setelah melihat 2 koin emas di tangannya. 

****

"Ada yang bisa saya bantu..?" Seorang pramuniaga toko emas bertanya kepada Aldi yang nampak bingung melihat perhiasan saat memasuki toko emas. 

"Ee.. Emm.. Ini mbak.." Aldi berbicara sambil mengeluarkan 2 koin emas dari kantongnya. 

"Saya mau jual koin emas saya."

"Surat-suratnya ada mas..?" Pramuniaga bertanya kepada Aldi sembari melihat dan mengetes keaslian koin emas milik Aldi. 

"Itu gak ada suratnya mbak.."

"Kalau gak ada surat-suratnya, harganya lebih murah mas. Ini pergram jadi Rp 945.000. Kalau masnya mau, langsung saya bayar."

"Iya mbk.. Gapapa."

"Baik.. Tunggu sebentar ya mas.." Pramuniaga mengambil timbangan digital ke hadapan Aldi supaya sama-sama melihat berat koin emas yang di miliki Aldi. 

"Ini masing-masing koin emasnya berat 2 gram ya mas. Jadi ini totalnya 4 gram. Jadi total uangnya Rp 3.780.000." Setelah berucap, pramuniaga meletakkan koin emas di etalase dan berjalan ke ruangan lainnya. 

Tidak berselang waktu lama, pramuniaga keluar dari ruangan dengan membawa uang di tangannya. 

"Mas, ini uangnya. Rp 3.780.000,- silahkan di hitung lagi." Pramuniaga berucap dan memberikan uang tersebut kepada Aldi. 

Dengan sedikit gugup, Aldi menghitung uang tersebut. Baru pertama kali Aldi mendapatkan uangnya secara pribadi. 

"Iya. Cukup.. Terimakasih mbak.. Ini buat mbaknya. Dan ini di bagi ke teman-temannya mbak." Aldi memberikan uang Rp. 100.000 untuk pramuniaga tersebut. Lalu kembali memberikan uang Rp 100.000 untuk di bagikan kepada 4 teman pramuniaga yang lain. 

Setelah memberikan uang kepada pramuniaga, Aldi segera pergi dari tempat tersebut. Terlihat wajah hormat dari pramuniaga yang dari awal melayani Aldi sembari berucap terimakasih beberapa kali. 

****

"Jika sistem ini benar akan selalu memberiku misi, maka aku benar-benar akan kaya kembali."

"Sehingga aku bisa membeli rumah papa yang dulu pernah di jual."

"Dengan membeli kembali rumah itu, kemungkinan besar mama akan sembuh dari depresinya."

"Ya.. Ya.. Aku harus benar-benar bersemangat untuk menjalankan misi sistem dari naga kecil itu." Aldi bergumam saat berada di dalam taxi. 

Aldi yang sudah memiliki uang, memilih untuk naik taxi. Sudah lama sekali aldi tidak merasakan naik mobil. 

"Pak, antarkan saya dulu ke restoran padang sebelum sampai ke tujuan saya ya pak. Saya ingin membeli makanan kesukaan mama saya." Aldi berucap kepada sopir taxi. 

"Siap mas.. Laksanakan." Sang sopir taxi menjawab dengan bersemangat. Dengan bahasa gurauannya. 

****

"Assalamu'alaikum.. Mama, aku pulang.."

"Ma.. Aku bawakan mama masakan padang kesukaan mama. Mama makan ya.." Aldi segera berbicara dengan mamanya yang hanya duduk diam di bali jendela. 

Setelah berbicara, Aldi menggandeng mamanya ke meja makan dan tetap tidak menjawab ucapan Aldi. 

"Mama duduk sini ya.. Aku ambilkan piring dulu." Setelah membawa mamanya duduk di meja makan, Aldi segera mengambil piring dan menyiapkan makanan kesukaan mamanya. Setelah selesai menyiapkan makanan di atas meja makan, Aldi berniat memanggil bibi yang selama ini merawat Aldi dan mamanya hingga Aldi dewasa. 

Tetapi baru Aldi akan sampai di pintu kamar bibi. Bibi sudah keluar dari kamarnya. 

"Baru mau aku ketuk kamar bibi. Ayo bi, kita kaman. Aku dapat rezeki lumayan." Aldi berucap kepada pembantunya yang masih setia kepada keluarganya. 

Kini mereka bertiga makan bersama di meja makan. Aldi tidak berterus terang dan hanya mengatakan mendapatkan uang dari teman lama papanya saat melewati restoran padang. Sehingga Aldi mendapatkan masakan padang secara gratis. Jawapan itu yang Aldi berikan ketika pembantunya bertanya dengan khawatir. 

"Mas Aldi, setelah makan. Bibi ingin bicara sama mas Aldi di teras depan ya."

"Iya bi.." Aldi menjawab dengan tidak memperhatikan wajah pembantunya yang terlihat sedih dan berat. Aldi masih fokus untuk menyuapi mamanya. 

****

"Mas Aldi, hari ini mas Aldi sudah berusia 18 tahun. Itu artinya mas Aldi sudah dewasa." Terlihat raut wajah serius di wajah pembantunya saat berbicara. Sehingga Aldi juga serius mendengarkan. 

"Sesuai janji saya saat papa mas Aldi meninggal dan mama mas Aldi mengalami depresi. Saya berjanji akan menemani mas Aldi sampai dewasa."

"Kini janji itu sudah bibi tepati. Mas Aldi hari ini sudah dewasa. Jadi, besok pagi bibi akan pulang kampung. Bibi masih punya orang tua. Mereka kini juga butuh bibi." Terlihat Aldi sudah dapat menebak arah pembicaraan ini. Ini adalah pembicaraan perpisahan. 

"Suami dan anak bibi juga butuh bibi di kampung. Bibi juga punya janji kepada mereka bahwa bibi akan pulang saat mas Aldi sudah dewasa." Pembantu Aldi memang meninggalkan anak dan suaminya di kampung dan hanya pulang kampung setahun beberapa kali saja. Itupun tidak lama. 

"Bibi kapan balik lagi ke sini?" Aldi berucap sambil meneteskan air mata. Pembantu Aldi adalah orang tua pengganti bagi Aldi. Aldi juga sayang kepada pembantunya seperti menyayangi orang tuanya. 

"Ini uang sisa penjualan perabotan mewah keluarga mas Aldi dulu. Selama 10 tahun bibi mengelolanya dan mengatur pengeluaran rumah ini. Maaf jika di akhir sekolah mas Aldi pembayaran sering menunggak. Sebab, keuangan sisa penjualan perabot rumah keluarga mas Aldi memang sudah sisa sedikit." Pembantunya berbicara sambil mengulurkan sebuah amplop kepada Aldi. 

"Uang itu masih cukup untuk keperluan rumah ini sampai 3 bulan kedepan, asalkan mas Aldi mengaturnya yang benar ya." Pembantu keluarga Aldi berucap sambil meneteskan air mata. 

"Bibi mau istirahat dulu, besok bibi harus pulang ke banyuwangi." Setelah berucap dan memberikan amplop kepada Aldi, dengan segera pembantu keluarga Aldi masuk ke dalam rumah menuju ke kamar dan meninggalkan Aldi di teras rumah dengan tangis kesedihan. 

** Ke esokan harinya **

"Bi.. Ini untuk bibi saja. Anggap ini untuk ucapan terimakasih saya kepada bibi. Saya sudah mengambil bagian saya secukupnya." Aldi berucap saat pembantunya berpamitan. 

Meski sebenarnya menolak, tetapi dengan paksaan dari Aldi. Amplop tersebut di terima meski dengan berat hati. 

Kini pembantu keluarganya telah pergi meninggalkan rumah Aldi dan hanya meninggalkan Aldi bersama mamanya. 

"Mungkin memang sebaiknya bibi pulang kampung. Sebab aku akan kerepotan menjawab jika tiba-tiba aku memiliki banyak uang setelah menjual koin emas."

"Aku akan mengunjunginya setelah aku kembali kaya. Aku akan membalas semua kebaikannya kepada keluargaku." 

Aldi membatin sesaat melihat taxi yang di naiki pembantu keluarganya pergi melewati pagar rumah Aldi. 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!