NovelToon NovelToon

Ranjang Panas Sang CEO 2

Awal Mula

Di sebuah rumah sakit terkenal di negara itu, di mana ada seorang pria yang sangat tampan, namanya dokter Adrian. Di mana saat itu dokter Adrian sedang merapikan ruangannya karena dirinya di telepon oleh adiknya untuk menjemputnya di pesta pernikahan sahabatnya.

Dokter Adrian berjalan ke arah parkiran mobil hingga dirinya di panggil oleh rekan kerjanya yang bernama dokter Hiruka kepanjangan dari Harapan Indah Berujung Duka.

"Malam dok." Panggil dokter Hiruka.

"Malam." Jawab dokter Adrian singkat sambil menekan tombol remote agar mobilnya terbuka kemudian dokter Adrian membuka pintu mobil.

"Dokter Adrian, mobilku mogok aku numpang ya? kan rumah kita searah." Ucap dokter Hiruka berbohong.

Sebenarnya mobilnya tidak mogok, itu hanya alasan saja agar dirinya bisa berdekatan dengan dokter Adrian.

"Aduh maaf, aku ingin menjemput adikku." Jawab dokter Adrian sambil masuk ke dalam mobil.

"Tidak apa-apa deh jemput adik dokter, soalnya aku malas naik ojek online." Ucap dokter Hiruka sambil berjalan ke arah samping mobil milik dokter Adrian untuk membuka pintu mobil samping pengemudi.

"Sekali lagi maaf, aku tidak bisa lain kali yah." Ucap dokter Adrian sambil menutup pintu mobil kemudian menyalakan mobilnya.

Dokter Adrian Terpaksa melakukan hal itu karena dokter Adrian tahu kalau dokter Hiruka menyukai dirinya sedangkan dirinya tidak suka.

"Aku tahu kamu menyukai diriku karena itu aku menolak mu untuk ikut denganku." Ucap dokter Adrian sambil mengendarai mobil dengan kecepatan sedang.

"Selama ini banyak gadis yang mengejar-ngejar aku tapi aku sama sekali tidak tertarik dan aku tidak tahu apakah selamanya aku hidup jomblo atau menikah dengan gadis yang membuat jantungku selalu berdebar kencang? Entahlah aku tidak tahu." Sambung dokter Adrian.

"Si*l, sudah banget deketin dokter Adrian." Ucap dokter Hiruka sambil menatap mobil yang dikendarai oleh dokter Adrian hingga hilang dari pandangannya.

Dokter Hiruka sangat kesal kemudian berjalan ke arah mobilnya dan mengendarai mobil dengan kecepatan sedang.

xxxxxxx

Di tempat yang berbeda tepatnya di pesta pernikahan, seorang gadis cantik dan seksi melihat seorang gadis yang lebih muda darinya sedang dikerumuni beberapa pemuda.

Gadis cantik dan seksi tersebut melihat gadis itu sangat kesal dengan beberapa pemuda tersebut membuat dirinya berjalan ke arah mereka.

"Ada apa ini?" Tanya gadis cantik tersebut sambil menarik tangan gadis tersebut dan menjadikan tubuhnya sebagai tamengnya.

"Ini Kak, aku di paksa minum sedangkan aku tidak mau." Jawab gadis tersebut dari balik punggungnya.

"Dia tidak mau jadi jangan di paksa, sini biar aku yang menggantikannya." Ucap gadis cantik tersebut sambil merebut gelas yang berisi anggur merah.

Tanpa menunggu jawaban gadis tersebut meminumnya hingga habis tanpa sisa kemudian memberikan gelas tersebut ke salah satu tangan pemuda tersebut.

"Sudah habiskan? Sekarang pergilah kalau tidak aku akan panggilkan sekuriti." Ancam gadis tersebut.

Para pemuda tersebut hanya tersenyum menyeringai membuat gadis cantik tersebut curiga dengan apa yang baru diminumnya.

"Jika ternyata minumanku mengandung obat perang sang, jangan salahkan aku jika keluargaku akan menghancurkan kalian semua tanpa sisa sedikitpun." Ancam gadis cantik tersebut sambil menatap mereka dengan tatapan tajam.

"Aku tidak percaya dengan apa yang kamu katakan." Ucap salah satu pemuda tersebut sambil tersenyum devil begitu pula dengan yang lainnya.

"Baiklah karena kalau kalian tidak percaya." Jawab gadis cantik tersebut sambil menjentikkan jarinya.

Tiba - tiba datang sepuluh pria berpakaian serba hitam kemudian menundukkan hormat ke arah gadis tersebut.

"Tangkap mereka, jika ada sesuatu denganku aku akan menghubungi Kak Rico dan Daddy untuk menghukum mereka!" Perintah gadis tersebut.

"Baik Nona." Jawab mereka serempak.

"Lepas!" Teriak para pemuda tersebut ketika tangan mereka di tarik paksa oleh para bodyguard gadis tersebut.

"Nona, tolong maafkan anak-anak kami." Mohon Ayah mereka yang melihat ada keributan dan ternyata putra mereka mencari masalah.

"Maaf Paman - Paman, aku akan melepaskannya jika seandainya tidak terjadi denganku." Jawab gadis tersebut.

"Apa maksudmu? Lepaskan anak kami!" Teriak para istrinya bersamaan yang tidak terima putra kesayangannya diperlakukan seperti itu.

"Jangan membentak Nona kami!" Bentak salah satu bodyguardnya.

"Kamu itu hanya seorang pelayan rendahan, jangan membentak istriku!" Teriak para Suaminya bersamaan.

"Apakah kalian mau perusahaan milik kalian bangkrut!" Ancam gadis tersebut yang tidak suka bodyguardnya di bentak.

"Cihhhhh ... Aku tidak percaya kalau kamu bisa membuat perusahaan milik suamiku menjadi bangkrut " ucap salah satu dari wanita itu dengan wajah sinis.

"Betul sekali." Jawab mereka bersamaan.

"Jika ternyata aku bisa melakukannya, apa kalian tidak menyesal?" Tanya gadis tersebut sambil mengangkat salah satu alis matanya.

"Aku tidak percaya kalau kamu bisa melakukannya." Ucap mereka bersamaan.

'Sial, tubuhku mulai terasa panas.... Jangan-jangan minuman anggur yang aku minum mengandung obat perang sang.' ucap gadis tersebut dalam hati.

"Bawa mereka ke markas!" Perintah gadis tersebut tanpa menjawab ucapan mereka.

"Baik Nona." Jawab mereka bersamaan.

Enam pemuda tersebut di tarik tangannya dengan paksa oleh ke enam bodyguard dan menyisakan empat bodyguard. Hal itu membuat ke dua orang tua mereka marah terhadap gadis tersebut.

"Lepaskan putra kami!" Teriak mereka bersamaan.

"Tidak akan, bawa mereka semua ke markas!" Perintah gadis tersebut sambil menahan tubuhnya yang terasa terbakar.

"Serang gadis jal**g itu!" Teriak salah satu wanita yang tidak terima putranya di tangkap.

Mereka menyerang gadis tersebut namun ke empat bodyguard tersebut menjadikan tubuhnya sebagai tamengnya menyerang mereka dengan di bantu gadis yang tadi di paksa untuk minum anggur sedangkan gadis satunya membuka tasnya untuk menghubungi orang tuanya dan sambungan pertama langsung di angkat.

("Ada apa Rani?" Tanya Daddy Raka).

("Daddy, tolong datang ke sini." Pinta Rani).

Tut Tut Tut Tut

Ternyata gadis tersebut adalah Rani putri ke dua dari pasangan Daddy Raka dengan Mommy Nicole sedangkan putra pertamanya bernama Rico.

Selesai mengatakan hal itu sambungan komunikasi langsung diputuskan secara sepihak oleh Rani kemudian memasang gps di ponselnya.

Setelah selesai memasang gps gadis tersebut menghubungi Kakak kembarnya dan sambungan pertama langsung di angkat oleh Kakak kembarnya.

("Ada apa Rani?" Tanya Rico sambil menguap).

("Kak Rico, tolong aku datang ke sini." Pinta Rani).

("Ada apa?" Tanya Rico penasaran).

("Aku tidak bisa menjelaskan di telpon, tolong kak datang ke sini dan aku sudah pasang GPS." Ucap Rani).

("Baik, Kakak akan datang." Ucap Rico sambil turun dari ranjang).

Tut Tut Tut

Sambungan komunikasi langsung diputuskan secara sepihak oleh Rani kemudian Rani membantu para bodyguardnya untuk melawan mereka.

Suasana pernikahan yang awalnya meriah dan bahagia kini menjadi kacau balau semua piring dan gelas berhamburan di lantai dengan kondisi pecah karena ada perkelahian.

Perkelahian yang tidak seimbang membuat mereka mulai terdesak hingga datang seorang pemuda tampan.

"Ada apa ini?" Tanya pemuda tampan tersebut sambil berjalan ke arah seorang yang sangat disayanginya.

"Kakak, tolong bantu gadis itu karena telah menolongku." Pinta adiknya sambil masih memukul mereka.

Tanpa menjawab pemuda tampan tersebut ikut melawan para penjahat hingga beberapa saat kemudian datang segerombolan pria berpakaian serba hitam membantu gadis dan pemuda tampan tersebut juga membantu Rani bersama bodyguardnya.

Kedatangan mereka sangat berarti untuk mereka hingga akhirnya sepasang suami istri tersebut berhasil di tangkap oleh para bodyguard milik Daddy Raka.

"Daddy, Mommy." Panggil Rani sambil berjalan ke arah Mommynya.

Grep

"Rani, sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Mommy Nicole sambil memeluk putrinya.

"Mommy, anak-anak mereka telah memberikan obat perang sang dalam minuman yang aku minum." Jawab Rani sambil menggigit bibirnya agar bisa sadar.

"Brengs*k," Ucap Mommy Nicole sambil menahan amarahnya.

"Daddy bawa mereka ke markas dan hancurkan perusahaan milik mereka." Sambung Mommy Karen sambil menatap tajam ke arah mereka secara bergantian.

"Hei, wanita mura**n ... dan tidak punya rasa malu kamu itu sama seperti putrimu. Bagaimana mungkin bisa menghancurkan perusahaan kami." Hina salah satu wanita itu.

Plak

"Tutup mulut kotor mu! Jangan pernah kamu atau siapapun menghina istri dan putriku!" Bentak Daddy Raka sambil menampar wanita tersebut.

"Jangan menampar istriku!" Bentak suaminya sambil berusaha melepaskan dirinya namun tenaganya kalah jauh oleh bodyguard milik Daddy Raka.

"Jangan berteriak, jika kalian tidak ingin perusahaan milik kalian hancur." Ucap seorang pria dengan nada mengancam.

Pria tersebut merupakan pengawal pribadi Daddy Raka. Untuk Daddy Raka dirinya tidak pernah mempermasalahkan jika bodyguardnya membentak ataupun memukul orang yang mengusik keluarganya.

"Aku ingin kamu menghancurkan perusahaan mereka hingga mereka tinggal di kolong jembatan!" Perintah Daddy Raka yang tidak bisa menahan amarahnya karena putri kesayangannya diperlakukan seperti itu yaitu dikeroyok di tambah menghina istrinya.

Istri yang sangat dicintainya seumur hidupnya terlebih siapa saja yang menghina, merendahkan ataupun menyakiti istri dan keluarganya maka akan di hukum dengan sangat berat.

"Baik Tuan." Jawab pria tersebut yang bernama Bass singkatan dari Bejo Angin Sepoi-sepoi.

"Memang siapa kamu? Mana mungkin kamu punya kuasa menghancurkan perusahaan kami." Ucap salah seorang pria tersebut.

"Betul." ucap mereka bersamaan.

Sambil berbicara mereka menatap sinis ke arah pria tersebut yang bernama Bass kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Daddy Raka.

Selama ini orang yang mengenal Daddy Raka langsung menundukkan wajahnya. Tapi karena mereka pengusaha baru tentu saja hanya mengenal orang kepercayaannya. Karena baik Daddy Raka dan Rico sama-sama jarang tampil di publik.

"Betul." Jawab mereka bersamaan.

'Dad, putri kita terkena obat perang sang gara - gara ulah anak mereka.' bisik istrinya tanpa memperdulikan makian mereka.

"Bawa putri kita ke rumah sakit biar Daddy yang mengurus ini semua." Ucap suaminya sambil menahan amarahnya yang teramat sangat karena putrinya di jebak dengan diberikan obat perang x sang.

"Baik dad." Jawab istrinya sambil membalikkan badannya dan berjalan ke arah pintu keluar.

"Kak, kita temani mereka ya." Pinta adiknya yang tidak tega melihat Rani seperti menahan sesuatu.

Adiknya merasa pasti ada yang tidak beres membuat gadis tersebut meminta kakaknya untuk menemaninya karena bagaimanapun dirinya merasa hutang budi.

"Ok." Jawab Kakaknya singkat yang tidak lain adalah dokter Adrian.

"Maaf Nyonya, biar kami yang mengantarnya." Ucap dokter Adrian.

Mommy Karen pun hanya menganggukkan kepalanya kemudian mereka pergi meninggalkan tempat tersebut.

"Apakah kalian tidak tahu kalau dihadapan kalian adalah Tuan Besar Raka penguasa negri ini. Bisa saja dalam sekejap mata perusahaan milik kalian langsung bangkrut seketika dan kalian akan tinggal di kolong jembatan." Ucap Bass dengan nada ketus.

"Apa?" Tanya mereka serempak yang tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

Semua orang tidak mengenal seperti apa wajah Daddy Raka karena Daddy Raka jarang tampil di depan publik hanya orang kepercayaan yang sering mereka lihat. Hal itu dilakukan demi keselamatan keluarganya yang sangat dicintainya.

Orang hanya tahu kalau Daddy Raka seorang penguasa yang menguasai bisnis dan orang menamainya si Raja Bisnis karena hampir semua bisnis dikuasai oleh Daddy Raka.

"Mulai sekarang dan seterusnya aku tidak ingin melakukan kerjasama dengan kalian." Ucap Daddy Raka sambil membalikkan badannya.

Bruk

Bruk

Satu persatu langsung berlutut dan memohon ampun ke Daddy Raka tapi Daddy Raka tidak perduli.

"Kesalahan kalian sangat fatal karena pertama putra kalian telah membuat putriku celaka dengan memberikan obat perang sang, ke dua kalian telah berani mengeroyok dan menghina putriku dan yang terakhir kalian menghina istriku." Ucap Daddy Raka tanpa membalikkan tubuhnya.

"Aku tidak akan pernah menerima jika ada orang yang menghina ataupun mengusik keluargaku karena mereka adalah hartaku yang paling berharga." Sambung Daddy Raka kemudian berjalan meninggalkan mereka.

Suara permohonan maaf dari mereka tidak dipedulikan oleh Daddy Raka karena telah membuat putri kesayangannya diberikan obat perang sang.

Sejuta penyesalan akibat kesombongan mereka membuat malapetaka buat mereka. Kekayaan yang mereka banggakan selama ini ke orang-orang hilang dalam sekejap. Kini mereka hanya bisa menangis karena mereka akan tinggal di kolong jembatan.

xxxxxxxx

Di tempat yang berbeda tepatnya di mana Mommy Nicole memeluk putrinya yang bernama Rani dan duduk di kursi belakang sedangkan di depan pengemudi pemuda tampan bersama adiknya.

"Nyonya, sebenarnya ada apa?" Tanya gadis tersebut.

"Panggil aku Mommy, putriku Rani terkena obat perang sang." Jawab Mommy Nicole.

"Apa? Bagaimana bisa?" Tanya ke dua kakak beradik tersebut secara bersamaan.

"Kamu ingat ketika segerombolan pemuda menyuruhmu untuk meminum anggur?" Tanya Rani tanpa menjawab pertanyaan mereka.

"Ya, aku ingat Kak." Jawab gadis cantik tersebut.

"Anggur itu mengandung obat perang sang dan karena aku yang meminumnya maka aku yang terkena." Jawab Rani sambil berusaha menahan hasratnya yang sudah memuncak karena sejak dari tadi menahannya.

"Mommy, tubuhku panas banget dan aku sangat tersiksa." Ucap Rani kemudian menggigit lidahnya agar dirinya tidak melepaskan pakaiannya.

Bruk

Tidak berapa lama darah segar keluar dari mulutnya dan Rani langsung tidak sadarkan diri.

"Rani!!" Teriak Mommy Nicole.

Bertanggung Jawab

"Rani, kenapa kamu menggigit lidahmu?'' tanya Mommy Nicole sambil berusaha membuka mulut Rani.

Cittttttt

Dokter Adrian menghentikan mobilnya secara mendadak kemudian keluar dari dalam mobil membuat adiknya dan Mommy Nicole nyaris terjatuh jika saja kaki dan tangannya tidak menahan tubuhnya.

"Maaf Nyonya, saya seorang dokter ijinkan saya mengecek kondisinya." Ucap dokter Adrian sambil membuka pintu belakang pengemudi.

Mommy Nicole hanya menganggukkan kepalanya kemudian dokter Adrian mulai mengecek kondisi Rani hingga beberapa saat kemudian dokter Adrian menghembuskan nafasnya dengan berat.

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Mommy Nicole dengan wajah kuatir.

"Putri Nyonya menahan hasratnya dengan cara menggigit lidahnya dan itu bisa membahayakan nyawanya. Apakah putri Nyonya mempunyai kekasih dan jika ada tolong datang ke sini secepatnya paling lama lima menit?" Tanya dokter Adrian.

"Tidak, memang kenapa?" Tanya Mommy Nicole.

"Jalan satu-satunya adalah putri Nyonya melakukan hubungan suami istri jika tidak nyawanya tidak akan tertolong." Jawab dokter Adrian.

"Apakah tidak ada cara lain?" Tanya Mommy Nicole.

"Maaf Nyonya, sebenarnya ada cara lain ke rumah sakit tapi jaraknya sekitar dua jam dan itu sangat membahayakan nyawanya." Jawab dokter Adrian.

"Aku minta tolong lakukan itu untuk putriku karena aku tidak sanggup kehilangan putriku." Mohon Mommy Nicole untuk pertama kalinya.

"Kak, aku mohon tolonglah Kak Rani karena jika bukan karena aku hal ini tidak mungkin terjadi. Seharusnya aku yang berada di posisi Kak Rani." Mohon gadis tersebut untuk pertama kalinya memohon pada Kakak kandungnya.

Dokter Adrian menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian kembali menutup pintu samping pengemudi.

Dokter Adrian kembali mengendarai mobil dengan kecepatan sedang menuju ke rumah minimalis. Jaraknya yang tidak begitu jauh dari rumahnya hanya sekitar kurang lima menit membuat dokter Adrian melajukan mobilnya ke rumah minimalis.

Sampai di rumah minimalis dokter Adrian membuka pintu mobil dengan lebar kemudian turun dari mobil. Dokter Adrian membuka pintu belakang pengemudi kemudian menggendong Rani ala bridal style menuju ke arah kamarnya.

"Nyonya sangat yakin aku melakukan hubungan suami istri?" Tanya dokter Adrian.

"Aku sangat yakin demi keselamatan putriku." Jawab Mommy Nicole.

Mommy Nicole tidak ada pilihan lain untuk menyerahkan mahkota berharga milik putrinya dengan pemuda yang baru dikenalnya tapi entah kenapa dalam hati yang paling terdalam kalau dokter Adrian adalah pria baik-baik.

Ceklek

Gadis yang bernama Adriana sekaligus adik kandung dokter Adriana membuka kamar Kakaknya dengan lebar yang tidak pernah dimasuki kecuali dirinya kini dimasuki oleh Rani.

Dokter Adrian masuk ke dalam kamarnya kemudian berjalan ke arah ranjang. dokter Adrian meletakkan perlahan tubuh Rani di ranjang miliknya yang tidak pernah ditempati selain dirinya.

Adriana menutup pintu kamar kakaknya dengan rapat kemudian Mommy Nicole dan Adriana menunggu di ruang tamu.

Dokter Adrian mengambil peralatan dokter untuk mengobati lidah Rani yang terluka setelah selesai dokter Adrian meletakkannya di meja dekat ranjangnya.

"Maaf, aku terpaksa melakukan ini." Ucap dokter Adrian sambil melepaskan pakaian milik Rani satu persatu hingga polos tanpa sehelai benangpun.

Deg

Untuk pertama kalinya dirinya melihat tubuh polos seorang gadis membuat jantung nya berdetak kencang dan entah kenapa adik kecilnya tiba-tiba mulai menegang membuat pemuda tampan melepaskan satu persatu pakaiannya hingga polos tanpa sehelai benangpun.

Dokter Adrian menaiki tubuh polos Rani kemudian menciumi leher Rani hingga meninggalkan jejak kemerahan. Sebenarnya dokter Adrian ingin mencium bibir Rani tapi karena sedang terluka membuat dokter Adrian hanya menciumnya secara singkat.

Dokter Adrian memasukkan mulutnya ke salah satu pucuk gunung himalaya sedangkan tangan satunya memainkan gunung kembar satunya.

Apa yang pernah ditontonnya lewat video yang dikirimkan oleh temannya dipraktekkan ke Rani hingga beberapa saat Rani melenguh namun matanya masih setia terpejam.

Hingga beberapa saat kemudian masuk ke permainan inti, dokter Adrian menuntun tombak saktinya ke dalam goa yang paling terdalam di mana di kelilingi rumput hitam dan tertata rapi.

Di mana goa tersebut tidak perlu menggunakan senter ketika masuk ke dalam. Di hentakkan pertama dirinya gagal kemudian dihentakan ke dua tombak saktinya baru masuk ke dalam goa milik Rani membuat Rani meringis menahan rasa sakit tapi matanya sulit untuk terbuka.

Jleb

"Sstttt... Sakit." Rintih Rani dengan suara sangat pelan karena lidahnya masih terluka namun terdengar jelas di telinga dokter Adrian.

"Maaf, aku terpaksa melakukan ini. Aku berjanji untuk bertanggung jawab menikah denganmu walau kita belum ada perasaan suka." Ucap dokter Adrian.

Dokter Adrian kembali menghentakkan pinggulnya dan di hentakkan ke tiga barulah tombak saktinya berhasil masuk ke dalam goa bersamaan Rani ingin menjerit tapi lidah nya sakit membuat Rani mengeluarkan air matanya.

Cup

"Maafkan aku." Ucap dokter Adrian sambil mengecup bibir Rani singkat kemudian menghapus air matanya dengan menggunakan ke dua ibu jarinya.

Dokter Adrian memberikan pemanasan kembali untuk mengalihkan sakit pada bagian privasinya setelah di rasa cukup barulah dokter Adrian mulai menggoyangkan pinggulnya secara berulang-ulang hingga setengah jam kemudian keluarlah lahar miliknya dan dimasukkan ke dalam rahim milik Rani.

"Terima kasih, secepatnya kita menikah dan aku akan belajar untuk mencintaimu sebagai istriku." Ucap dokter Adrian.

Selesai mengatakan hal itu dokter Adrian menarik tombak saktinya kemudian menggulingkan tubuhnya ke arah samping hingga dirinya melihat ada bercak darah dari tombak saktinya dan bagian privasi milik Rani.

"Aku akan bertanggung jawab karena aku telah mengambil kehormatan yang selama ini kamu jaga." Ucap dokter Adrian sambil turun dari ranjang kemudian menyelimuti tubuh polos Rani.

Dokter Adrian berjalan ke arah kamar mandi hingga lima belas menit kemudian dirinya sudah selesai mandi dan memakai pakaian santai.

Dokter Adrian mengecek kondisi Rani setelah selesai dokter Adrian keluar dari kamarnya menuju ke arah ruang keluarga di mana adik kandungnya dan ke dua orang tua Rani menunggu dirinya.

"Bagaimana keadaan putriku?" Tanya Mommy Nicole dengan wajah kuatir.

"Sudah mulai membaik dan bisa di bawa ke rumah sakit karena dua atau tiga jam lagi obat itu mulai bekerja." Jawab dokter Adrian sambil duduk di samping Adriana.

"Terima kasih atas bantuannya kalau begitu kami akan membawanya ke rumah sakit." Ucap Mommy Nicole sambil berdiri.

"Oh ya siapa namamu?" Tanya Daddy Raka sambil ikut berdiri.

"Saya dokter Adrian dan ini adik kandungku namanya Adriana." Jawab dokter Adrian menggunakan bahasa formal sambil ikut berdiri juga dan diikuti adiknya.

"Tenang saja, kami tidak akan meminta pertanggungjawaban atas apa yang telah kamu lakukan pada putri kami karena hal ini terjadi bukan salahmu tapi salah para pemuda itu yang ingin mencelakai adikmu." Ucap Daddy Raka.

"Maaf Tuan, aku telah mengambil harta berharganya dan sebagai seorang pria harus berani bertanggung jawab untuk menikahi Rani." ucap dokter Adrian.

"Kalian baru bertemu dan melakukan hubungan suami istri sudah pasti belum ada perasaan cinta. Kami tidak mau setelah kamu dan putri ku menikah tiba-tiba memintanya bercerai dengan alasan tidak ada kecocokan karena pantang bagi keluarga besar ku bercerai." Ucap Daddy Raka dengan nada tegas.

Dokter Adrian dan Rani

"Saya tahu kami baru bertemu tapi saya buka tipe orang yang lari dari tanggung jawab. Saya berjanji yang berhak mengajukan cerai adalah nona Rani dan saya akan berusaha untuk belajar dan menjadi pria bertanggung jawab terhadap istri jika kami sudah resmi menikah." Ucap dokter Adrian dengan tegas.

"Baiklah kami percaya padamu tapi jika suatu saat nanti putriku terluka baik sengaja atau tidak maka kami sebagai orang tua akan membawa putri kami dengan cara menjauhkannya dan kamu tidak akan mungkin bisa menemukannya." Ucap Daddy Raka dengan nada tegas.

"Terima kasih sudah memberikan kesempatan dan saya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang sudah diberikan." Ucap dokter Adrian.

"Mommy percaya kamu adalah pria yang bertanggung jawab, kami hanya minta jangan sakiti putri kami karena kami sebagai orang tuanya tidak pernah menyakiti hatinya." Ucap Mommy Nicole.

"Nyonya jangan kuatir, saya akan bertanggung jawab dan tidak akan menyakiti perasaan nona Rani." Ucap dokter Adrian.

"Mommy percaya dan mulai sekarang dan seterusnya panggil kami Mommy dan Daddy dan hilangkan bahasa formal." Pinta Mommy Nicole.

Dokter Adrian menatap ke arah Daddy Raka yang menatapnya dengan tatapan tajam sedangkan Mommy Nicole yang melihat tatapan dokter Adrian ke arah lain membuat Mommy Nicole mengalihkan arah pandangan mengikuti arah pandang dokter Adrian.

Mommy Nicole yang melihat suaminya menatap tajam ke arah dokter Adrian langsung mengusap punggung suaminya dengan lembut. Daddy Raka menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian menatap ke arah istrinya sambil tersenyum berbeda pandangannya ketika menatap ke arah dokter Adrian.

"Kapan kalian menikah?" Tanya Daddy Raka mengalihkan pembicaraan.

"Kalau Nona Rani sudah sadar dan sembuh, aku akan bicara mengenai pernikahan kami." Jawab dokter Adrian.

"Kok manggilnya Nona Rani? Cukup Rani saja jangan pakai tambahan Nona." Ucap Mommy Nicole.

Dokter Adrian hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju kemudian ke dua orang tua Rani membawa Rani ke rumah sakit namun sebelumnya Rani memakai pakaian milik adiknya dokter Adrian.

xxxxxxxx

Malam menjelang pagi perlahan Rani membuka matanya dan melihat sekeliling ruangan. Rani meringis menahan rasa sakit pada lidah dan juga pada bagian privasinya membuat Rani berusaha mengingat apa yang telah terjadi.

'Aku hanya ingat tubuhku terasa panas dan membutuhkan sentuhan seorang pria sambil memeluk Mommy. Karena aku tidak kuat aku menggigit lidahku setelah itu aku tidak ingat apa yang terjadi selanjutnya." Ucap Rani dalam hati.

Ceklek

Tiba-tiba pintu ruang perawatan terbuka dengan lebar oleh seorang perawat kemudian seorang dokter tampan datang sambil tersenyum dan berjalan ke arah Rani dengan diikuti oleh perawat.

"Apakah ada yang sakit?" Tanya dokter tampan tersebut.

"Lidah ku sakit Dok." Jawab Rani dengan nada lirih sambil meringis menahan rasa sakit.

"Karena semalam Nona menggigit bibirnya." Jawab dokter tampan tersebut.

"Dokter yang semalam itu?" Tanya Rani dengan wajah terkejut setelah dirinya baru tersadar kalau dihadapannya adalah pria yang sama waktu pergi meninggalkan pesta pernikahan temannya dan juga satu mobil ketika pulang bersama Mommy nya yang bernama Mommy Nicole.

"Betul sekali, kenalkan saya dokter Adrian dan panggil saya dengan nama Adrian." Jawab dokter Adrian sambil mengulurkan tangannya.

Rani membalas uluran tangan dokter Adrian namun ketika dirinya ingin bicara kembali, Rani meringis membuat dokter Adrian memberikan kertas dan pulpen milik perawat yang selalu di bawa untuk diberikan ke Rani.

"Tulis di sini nanti saya jawab." Ucap dokter Adrian sambil duduk di kursi samping ranjang.

Rani tanpa menjawab menerima kertas tersebut kemudian mulai menulis kemudian diberikan ke arah dokter Adrian.

"Kalau nama tidak sopan bagaimana kalau Kak Adrian? oh ya jangan gunakan bahasa formal." Pinta Rani.

"Boleh saja." Jawab dokter Adrian sambil memberikan kertas tersebut.

'Rani dan Ibunya walau kaya raya tapi tidak sombong.' Sambung dokter Adrian dalam hati.

Rani kembali menulis sesuatu setelah selesai diberikan ke dokter Adrian.

"Orang tuaku kemana? Semalam waktu aku tidak sadarkan diri, sebenarnya apa yang telah terjadi?"

"Orang tuamu baru saja pergi ke kantin dan Kakak di minta untuk menemanimu." Jawab dokter Adrian.

"Aku ingat kemarin malam, aku menggigit lidahku setelah itu aku tidak ingat apa lagi. Sebenarnya apa yang terjadi selanjutnya? Kenapa bagian privasiku terasa perih?"

"Suster tinggalkan kami." Ucap dokter Adrian ketika menerima tulisan Rani.

"Baik Dok." Jawab perawat tersebut kemudian pergi meninggalkan ruang perawatan.

'Kenapa pertanyaanku tidak di jawab, malah menyuruh perawat pergi?' Tanya Rani dalam hati.

"Aku menyuruhnya pergi karena pertanyaan yang kamu ajukan bersifat pribadi." Jawab dokter Adrian yang tahu isi pikiran Rani.

Rani menatap wajah tampan dokter Adrian menunggu kalimat selanjutnya.

Deg

'Kenapa jantungku berdebar kencang? Kenapa pikiranku langsung ingat ketika kami melakukan hubungan suami istri? Kenapa aku menginginkan lagi? Kenapa aku jadi mesum seperti ini?' tanya dokter Adrian dalam hati.

Rani yang melihat dokter Adrian terdiam membuat Rani melambaikan tangannya membuat dokter Adrian tersadar dari lamunannya.

"Maaf, kemarin malam kamu pingsan karena menggigit lidahmu supaya tidak melakukan hubungan suami istri. Ketika aku mengecek kondisimu ternyata obat itu sangat kuat dan harus melakukan hubungan suami istri jika tidak nyawamu bisa melayang." Jawab dokter Adrian.

"Karena itu bagian privasi milikku terasa perih? Siapa yang melakukannya?" Tanya Rani dengan mata berkaca-kaca karena harta berharga yang selama ini di jaga kini di ambil oleh pria yang tidak di kenal.

"Benar sekali, mengenai siapa pria itu adalah aku. Aku akan bertanggung jawab untuk menikah dengan mu. Maaf aku terpaksa melakukan itu atas permintaan Ibu mu yang tidak menginginkan terjadi sesuatu denganmu." Jawab dokter Adrian dengan jujur.

"Aku tidak ingin Kak Adrian menikah denganku karena terpaksa ataupun karena ingin bertanggung jawab. Jika Kak Adrian sudah mempunyai kekasih dan ingin menikah dengan kekasih Kak Adrian menikahlah dengan nya karena aku tidak ingin merusak hubungan seseorang."

Tes

Tes

Ketika menulis di kertas Rani tidak bisa lagi menahan kesedihannya hingga kertas tersebut basah terkena air mata Rani. Dengan tangan gemetar Rani memberikan kertas tersebut ke dokter Adrian.

Dokter Adrian tidak menerima kertas tersebut melainkan menghapus air mata Rani dengan menggunakan ke dua ibu jarinya. Setelah selesai barulah menerima kertas tersebut kemudian membacanya.

"Aku menikah denganmu bukan karena terpaksa dan aku tahu kita baru kenal tapi ijinkan aku untuk belajar mencintaimu. Aku akan bertanggung jawab sebagai seorang suami jika kita sudah menikah. Jujur aku belum mempunyai kekasih karena selama ini belum ada seorang gadis yang bisa membuatku nyaman dan sepertinya dekat denganmu membuatku nyaman." Jawab dokter Adrian sambil tersenyum.

Rani membalas senyuman dokter Adrian dan sejujurnya dirinya juga merasa nyaman dekat dengan dokter Adrian.

"Mau makan?" Tanya dokter Adrian.

Rani hanya menganggukkan kepalanya kemudian dokter Adrian mengambil mangkok yang berisi bubur sedangkan Rani mengambil mangkok tersebut namun dokter Adrian menggelengkan kepalanya.

"Aku akan suapi." Ucap dokter Adrian sambil mengambil sendok yang berisi bubur kemudian mulai bersiap menyuapi Rani.

"Sstttt ... Sakit ..." Ucap Rani ketika membuka mulutnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!