Di gedung serbaguna semuanya sudah tertata rapi dekor pernikahan begitu cukup meriah, semuanya sudah hampir 99% sempurna bahkan tamu undangan hampir 500 orang yang berdatangan di gedung tersebut untuk menghadiri pernikahan Keyra dan Keenan akan dilaksanakan pagi ini jam 10.00 tepat. Semuanya sudah hadir duduk manis sambil menunggu kedatangan calon pengantinnya saja. Sementara penghulu sudah duduk santai yang sudah disediakan di tempat akadnya nanti.
Penghulu melihat jam tangannya kemudian dia berbisik kepada salah satu saksi di sebelahnya kemudian orang tersebut pergi meninggalkan tempat kemudian dia mencari si penyewa gedung tersebut yaitu Ghazali zafin atau ayahnya Keenan untuk memberitahukan bahwa akad akan dilaksanakan dalam waktu 10 menit lagi sehingga si pengantin pria harus sudah berada di tempat.
" Maaf Pak di mana pengantin prianya? Acara akan dimulai 10 menit lagi," ucap salah satu saksi yang dibisiki oleh penghulu tadi kepada Ghazali.
" Terima kasih, mohon tunggu sebentar saya akan panggilkan Keenan dulu," jawabnya, kemudian dia mencari Keenan, soalnya dari tadi dia belum melihat keberadaan sosok anaknya tersebut.
Laki-laki berusia 53 tahun itu menghampiri istrinya yang terlihat sibuk menyambut kedatangan para tamu undangan. Gazali menepuk pundak istrinya, dia ingin berbicara tetapi tidak didepan para tamu undangan.
Shira Mawadda menoleh, dia mengerti dengan tepukan pundak yang diberikan oleh suaminya itu. Dengan sangat sopan Shira tersenyum pada suaminya lalu dia kembali menatap wajah teman-temannya dengan wajah tersenyum.
" Mari Jeng silahkan dinikmati, saya permisi dulu," pamitnya.
" Terima kasih, sekali lagi selamat ya."
Shira mengangguk lalu dia mengikuti langkah suaminya yang mengajak ke tempat arah yang sepi.
" Ada apa Mas?" Tanyanya.
Gazali membalikan tubuhnya menatap sang istri, dia menghembuskan nafasnya. " Apa kamu melihat Keenan?" Tanyanya balik.
" Keenan?" Shira langsung celingak-celinguk mencari sosok keberadaan anaknya.
" Tadi ada kok, coba aku telepon dulu." Shira merogoh tasnya kemudian mengambil hp lalu dia menelpon anaknya. Sekali panggilan teleponnya tak dijawab, lalu Shira kembali menelpon lagi dan hasilnya pun tetap sama.
" Ke mana anak ini, kenapa ditelepon nggak dijawab?" Karena kesal teleponnya tidak dijawab Shira pun menelpon anak pertamanya.
" Hallo Arkan, di mana kamu sekarang?" Tanyanya setelah telepon darinya sudah dijawab.
" Masih dalam perjalanan Mah, apa acaranya sudah mau dimulai?" Jawab si penelpon.
" 10 menit lagi acara akan dimulai, tapi … apa kamu tahu di mana Keenan?" Mulut berbicara tetapi mata terus mencari seisi ruangan, barangkali saja matanya menemukan sosok anaknya itu.
" Loh bukannya tadi Keenan sudah berangkat sama kalian, apa Mama sudah mencari di ruang make up calon istrinya barangkali dia ada di sana."
" Oke mama coba cari di sana. Kamu cepatlah datang acara sebentar lagi mau dimulai." Setelah itu Shira mematikan teleponnya kemudian dia menatap suaminya.
" Coba Mama cari di ruang make up Keyra dulu, siapa tahu Keenan ada disana."
" Oke, Papa coba cari di tempat lain." Keduanya berpisah mencari keberadaan anaknya.
Arkan adalah kakaknya Keenan, dia saat ini sedang dalam perjalanan menuju gedung karena ada sedikit pekerjaan sehingga dia datang agak telat. Tetapi agak sedikit kaget karena mamahnya sibuk mencari keberadaan adiknya, sementara waktu tidak banyak lagi karena acara akan segera dimulai lalu di mana Keenan. Dengan cepat Arkan melajukan mobilnya.
" Keyra …" Shira membuka pintu ruangan make up dia melihat calon menantunya sudah begitu sangat cantik Shira tersenyum begitupun juga dengan Keyra yang tadi duduk sambil sibuk foto-foto kemudian dia berdiri menyambut kedatangan calon mertuanya.
" Mah," ucap Keyra dengan wajah tersenyum.
" Ya ampun kamu cantik sekali sayang," puji Shira dia mendekati menantunya, kemudian mengelus lembut riasan di kepala calon menantunya itu.
Keyra hanya tersenyum malu dia sangat bangga sekali karena mendapatkan calon mertua yang begitu baik mau menerima dirinya apa adanya berharap keakraban mereka berlangsung selamanya.
" Oh ya Key, apa kamu melihat Keenan?" Tanya Shira ragu. Shira sangat berharap calon menantunya itu mengetahui keberadaan anaknya karena waktu tidak banyak lagi Keenan harus sudah berada di tempat untuk melakukan ijab Kabul.
Keyra mengerutkan keningnya sedari pagi dia berada di sini tidak melihat keberadaan sosok calon suaminya itu tetapi mereka ada sempat chat saat dirinya tengah di make up.
" Key tidak melihat Mah, tapi tadi waktu key masih di make up Key sempat chat sama Keenan, katanya sudah berada di sini. Apa Mama tidak melihatnya?" Keira membuka hp-nya menunjukkan isi chat-an dirinya bersama calon suaminya itu kepada calon mertua.
" Kamu tunggu di sini, coba Mama tanya ke Papah kamu siapa tahu dia sudah menemukan Keenan mungkin saat ini dia sedang bersama Reza." Sambil mengusap lembut pipi Keira kemudian Shira pergi meninggalkan ruang make up tersebut untuk mencari keberadaan anaknya.
Keira bening anugrah gadis berusia 22 tahun itu dia mematung menatap kepergian calon mertuanya hatinya mulai merasakan resah gelisah, dia berdoa dalam hati berharap tidak terjadi sesuatu kepada calon suaminya dan berharap sekali jika pernikahan ini lancar sampai akhir acara selesai. Keira berusaha untuk berpikir positif mungkin apa yang dikatakan dalam mertuanya benar jika calon suaminya itu sedang bersama Reza sahabatnya Keenan mungkin berada di luar gedung ini.
Keira kemudian membuka layar handphonenya lalu mengetik pesan.
" Ay, kamu dimana?" Kemudian Keyra mengirim pesan tersebut kepada calon suaminya.
Dan alangkah terkejutnya Keira saat melihat pesan yang dia kirim itu hanya tercentang satu saja, dan foto profil calon suaminya tiba-tiba menghilang. Jantung Keyra langsung berdetak, tangannya gemetar berharap tidak seperti apa yang dia pikirkan kemudian Keyra menekan tombol hijau untuk mencoba menelpon calon suaminya tersebut.
" Tidak … tidak mungkin kamu memblokir nomor ku." Keyra kembali menelpon, tetapi tidak tersambung sama sekali karena nomor dirinya memang sudah diblokir oleh Keenan. Keyra terduduk lemas, dia tidak mengerti kenapa Keenan tiba-tiba memblokir nomornya.
Sementara itu saat Shira mencari keberadaan suaminya dia berpapasan dengan calon besannya.
" Mbak Shira, acaranya sebentar lagi mau dimulai. Saya disuruh untuk memanggil Keenan. Dimana dia?"
Ternyata bukan hanya Shira saja yang kelabakan mencari keberadaan Keenan. Fatimah calon besannya pun demikian, karena acara memang 3 menit lagi akan segera dimulai tetapi anaknya itu masih saja belum ditemukan keberadaannya Shira mulai panik jantungnya berdebar kencang dia sangat berharap sekali Keenan tidak terjadi sesuatu padanya.
" Mbak …" Fatimah adalah ibunya Keira dia menatap bingung calon besannya itu saat ditanya malah diam bagaikan patung.
MC kembali memanggil nama Keenan untuk segera hadir di aula karena acara akad akan segera dimulai satu menit lagi, dan sudah seharusnya pengantin pria sudah duduk berhadapan dengan penghulu dan juga wali dari Keira.
" Aku tidak tahu dimana Keenan," ucapnya lirih dengan bibir gemetar. Shira nyaris tumbang kakinya begitu sangat lemah sekali karena anaknya masih saja tidak ditemukan dalam gedung tersebut.
" Apa maksud kamu Mbak?"
Di dalam gedung semuanya duduk dengan tenang sambil menikmati acara yang sudah di siapkan dengan mengundang beberapa penyanyi cukup terkenal untuk menghibur para tamu undangan. Tak lupa sambil menikmati makanan yang sudah disajikan juga bersama dengan minuman tak perlu takut akan kehabisan.
Tak ada yang mengetahui jika tuan rumah saat ini tengah kelabakan lantaran si pemeran utamanya tidak ada di tempat. Siapa lagi jika bukan Keenan yang seharusnya menjadi raja hari ini. Tak ada yang melihat keberadaannya, seluruh anggota keluarga sudah mencari ke seluruh gedung tersebut tetap saja tidak menemukan batang hidungnya. Kemana Keenan pergi, itulah yang menjadi pertanyaan mereka saat ini.
MC kembali memanggil pengantin pria untuk segera menempati kursi akad karena acara segera akan dimulai.
" Ya Allah bagaimana ini Pah di mana Keenan?" Begitu sangat panik, disaat penting seperti ini Keenan malah menghilang.
Gazali mengusap wajahnya kasar, dia benar-benar tidak mengerti lalu dia menyuruh seseorang untuk mengecek CCTV gedung ini. Setelah dicek ternyata Keenan tidak diculik seperti yang mereka pikirkan melainkan Keenan sendirilah yang pergi meninggalkan aula gedung ini dengan menaiki taksi entah ke mana tujuannya.
" Sebenarnya apa yang terjadi Key? Apa kalian sebelumnya bertengkar?" Tanya Fatimah dia menenangkan anaknya yang kini tengah menangis.
" Keyra tidak tahu Umi, sebelumnya baik-baik saja, bahkan sebelum berangkat ke gedung ini kami sempat chattingan, saling mengirim foto. Semuanya baik-baik saja."
Sungguh aneh tapi nyata, tidak ada angin tidak ada hujan tetapi mengapa Keenan malah pergi meninggalkan acara yang hanya tinggal menunggu beberapa menit lagi acara akan segera dimulai.
" Kenapa ini, kenapa ini bisa terjadi? Apa Keenan sebelumnya ada mengatakan sesuatu pada kalian. Apa kalian yang memaksa Keenan untuk menikah?" Abdul sangat marah ini penghinaan namanya. Dia begitu menatap tajam calon besannya, jika memang tidak menginginkan pernikahan ini lantas mengapa harus ingin menikah.
Ghazali hanya diam saja karena dirinya sendiri tidak mengerti tidak mengetahui apapun mengenai anaknya yang tiba-tiba pergi begitu saja. Tak ada paksaan pernikahan ini, Keenan sendiri yang menginginkan ingin menikah. Ghazali sampai memijat pelipisnya, kepalanya berdenyut dia sendiri tidak tahu harus bagaimana. Acara sudah harus dimulai MC kembali memanggil nama anaknya dan terdengar suara gaduh orang-orang yang merasa aneh lantaran sang pengantin pria belum juga nampakan pada batang hidungnya.
" Pah, Mah …" semuanya menoleh, laki-laki bertubuh gagah yang memakai kemeja putih di balut jas hitam berjalan bergegas ke arah mereka. Laki-laki itu begitu sangat tampan dan sedikit agak mirip dengan Keenan.
" Apa Keenan sudah ditemukan?" Tanyanya dengan nafas sedikit tersenggal yakin jika laki-laki itu habis berlari.
Shira bukannya menjawab tapi dia malah menangis dia tidak tahu harus bagaimana sekarang ini, bukan hanya dirinya yang begitu sangat malu melainkan seluruh nama keluarga akan hancur. Kemudian Shira pun tumbang, dengan sikap laki-laki itu menangkap tubuh ibunya.
" Mama!" Teriaknya dan ternyata Shira pingsan hingga membuat semuanya menjadi semakin panik.
" Astaghfirullahaladzim cepat bawa dia ke sofa," ujar Fatimah. Kemudian Fatimah mengambil minyak kayu putih lalu mengusap-ngusapkan ke telapak tangan calon besarnya itu sambil mengipas-ngipasi wajah sirah agar segera kembali sadar.
" Arkan!" Panggil Ghazali dia menepuk pundak anak sulungnya.
Arkan menoleh dia yang tadinya berjongkok membantu Fatimah mengusapkan minyak kayu putih kini dia berdiri hingga tubuhnya sejajar dengan Gazali walaupun dia jauh lebih tinggi. Arkan menatap wajah ayahnya serius perasaannya menjadi tidak enak.
" Ada apa Pah?" Tanyanya.
Ghazali menghela nafasnya kemudian dia mengusap kembali wajahnya lalu menatap anaknya serius, kemudian memegang pundak Arkan seakan memohon.
" Ini demi menyelamatkan nama keluarga kita Arkan, pernikahan ini tidak boleh batal. Kamu tahu kan dampaknya akan seperti apa?"
Arkan menatapnya serius dia mengerti arah pembicaraan ayahnya itu.
" Papah mohon Arkan, karena hanya ingin satu-satunya untuk menyelamatkan kita semua …" senyap semuanya senyap menunggu kelanjutan Ghazali berbicara.
" Menikahlah dengan Keyra, menggantikan Keenan."
Sudah menduga Arkan yakin jika papanya akan meminta hal yang tidak masuk akal ini. " Tapi Pah." Tidak mungkin Arkan menyetujuinya begitu saja, toh dirinya memiliki kekasih dan terlebih lagi tidak mencintai calon adik iparnya itu.
" Papa mohon Arkan, hanya untuk sementara. 3 bulan, hanya 3 bulan saja sampai Keenan ditemukan." Ghazali memohon demi menyelamatkan semuanya dari rasa malu di depan publik di hadapan semua orang yang jumlahnya ratusan.
" Tidak …" bukan Arkan yang menjawab melainkan Keyra, gadis itu menghapus air matanya dia bangkit dari duduk menolak keras ide yang diusulkan oleh calon mertuanya itu.
" Keenan pasti kembali, tolong tunggu sebentar lagi saja. Aku yakin Keenan pasti kembali."
Siapa yang menginginkan pernikahan ini digantikan, yang seharusnya dirinya menikah dengan lelaki yang dicintai kini tiba-tiba dengan begitu mudahnya digantikan dengan orang lain. Tentu Keyra menolak dengan keras.
" Mau sampai kapan?" Tanya Ghazali, " waktu sudah lewat dari acara akad, semuanya sudah mulai membicarakan kita Keira, apa kamu ingin menanggung malu dan menghancurkan kita semua?"
Kaira bungkam, toh nyatanya sudah lebih dari 30 menit Keenan belum juga muncul dan nyatanya semua orang sudah mulai berbisik-bisik dan penghulu pun sudah kembali memanggil untuk segera dimulai acaranya karena dia akan berpindah ke tempat lain untuk menikahkan pengantin lainnya.
" Bagaimana denganmu Abdul apakah kau setuju jika Arkan menjadi pengganti Keenan untuk menikah dengan Keyra?" Ghazali bertanya kepada Abdul dengan wajah yang begitu sangat serius.
" Jika ini satu-satunya jalan untuk menyelamatkan nama kita semua, saya tidak keberatan. Toh mereka hanya menjalankan pernikahan kontrak selama 3 bulan saja, atau bahkan jika dalam satu bulan atau satu minggu keenan sudah ditemukan maka kontrak pernikahan kalian akan dibatalkan segera."
Keira melangkah mundur kakinya kembali lemas jantungnya berdetak kencang air mata kembali mengalir hatinya hancur benar-benar hancur semua impiannya lenyap. Pernikahan sudah di depan mata dia membayangkan akan duduk bersanding di atas pelaminan dengan laki-laki yang sangat ia cintai bagaikan raja dan ratu saling melempar senyum menikmati momen yang akan terjadi sekali seumur hidupnya tetapi semuanya sirna harapan mimpi-mimpi itu hancur berkeping-keping hanya karena keinginan pergi entah ke mana.
" Arkan tolong, sekali ini saja Papa mohon sama kamu." Ghazali memohon kepada anaknya.
" Jika kamu menolak, baiklah itu sama saja kamu seperti anak kurang ajar itu. kalian semua tidak menghargai kami sebagai orang tua, pergilah jika kau ingin pergi dan jangan pernah menginjakkan kakimu di rumah dan memanggilku dengan sebutan papa lagi!" Begitu sangat marah melihat kebungkaman anaknya, Ghazali begitu merasa gagal menjadi orang tua yang tak bisa mendidik anaknya.
Gazali memegang dadanya yang terasa sesak dia bahkan tumbang hingga terduduk di lantai karena riwayat penyakit jantungnya kembali kambuh. Arkan sontak panik dan langsung menyentuh ayahnya.
" Papah tolong tenanglah jangan sampai penyakit papah kambuh lagi. Iya Arkan akan menikahi Keyra dan menjadi pengantin pengganti Keenan."
Tidak ada pilihan lain selain menerima pernikahan yang tak diinginkan ini. Demi menyelamatkan nama baik, demi menyelamatkan muka di depan umum. Arkana Novero Demian bersedia menjadi pengganti adiknya untuk menikah dengan wanita yang tidak dia kenal. Wanita yang seharusnya menjadi adik ipar malah kini menjadi istrinya.
Arkan berusaha 29 tahun, dia 4 tahun lebih tua dari Keenan. Dan dia jauh lebih pendiam dan jauh lebih dingin. Arkan juga sudah memiliki kekasih yang sangat ia cintai itu. Tetapi demi nama baik keluarga dia rela menikah dengan wanita lain, toh ini hanyalah pernikahan kontrak selama 3 bulan saja. Sampai adiknya ketemu pernikahan ini akan segera berakhir. Jadi Arkan tidak perlu harus memberitahu kekasihnya tentang pernikahan kontrak ini apalagi kekasihnya itu berarti di luar negeri untuk melakukan syuting.
Kedua tangan sudah saling berjabatan, dengan kata bismillah Abdul mengucapkan ijab kabul menjadi wali anaknya. Dengan lantang tanpa ada keraguan Abdul sekali berucap ijab Kabul tersebut.
Dan sekarang kini giliran Arkan, dia menarik nafasnya lebih dulu. Bukan karena gugup melainkan menenangkan hatinya yang menolak. Arkan membaca bismillah kemudian dia menjawab dengan nada lantang tanpa ada kesalahan hingga kata sah terucap dari para saksi.
" Bagaimana para saksi? Sah …" kata penghulu melihat kiri dan kanan.
" Sah!" Jawab semuanya.
Arkan menghela nafasnya lemas, dia mengusap wajahnya kasar karena dirinya kini sudah sah menjadi suami dari wanita lain. Arkan sama sekali tidak bahagia dengan pernikahan ini, tentu saja karena bukan seharusnya dirinya yang menjadi pengantin prianya.
" Seharusnya aku tidak usah datang, ini semua karena kau Keenan." Dalam hati Arkan begitu sangat kesal terhadap adiknya itu.
Keyra datang bersama Shira dan Fatimah yang menuntunnya jalan. Gadis yang kini sudah menjadi seorang istri itu berjalan sangat lemas, raut wajah begitu sangat sedih. Air matanya terus mengalir membasahi pipinya, Keyra adalah sosok gadis yang sangat cantik, Arkan mengakui itu. Seharusnya Keenan bersyukur karena mendapatkan wanita secantik Keyra bahkan kekasihnya saja kalah cantik.
Sekarang Keyra sudah berdiri tepat di hadapan Arkan keduanya sama-sama saling menundukkan kepala. Sehingga MC harus menuntun mereka untuk saling bertatap wajah karena saat ini keduanya sudah sah menjadi suami istri bukan orang asing lagi. Para tamu undangan berpikir jika keduanya masih malu-malu, wajar saja karena mereka baru beberapa menit yang lalu menjadi suami istri.
" Ayo silakan kalian berdua bertukar cincin jangan malu-malu anggap saja kami semua ini tidak ada," canda MC semuanya pun tertawa melihat tak ada pergerakan sama sekali dari pasangan pengantin baru itu.
Arkan menghela nafasnya panjang dia harus profesional layaknya seorang aktor yang sedang memainkan peran. Arkan membuka kotak cincin kemudian dia ambil cincin tersebut lalu meraih tangan Keyra yang sedari tadi hanya diam mematung saja. Setelah itu dengan cepat Arkan memasukkan cincin ke jari manis wanita di hadapannya ini yang sayangnya sudah menjadi istrinya. Kemudian MC mengarahkan Keyra untuk memasangkan cincin ke jari manis Arkan, tetapi gadis itu masih diam saja bahkan air matanya terus keluar. Arkan dapat mendengar isakan kecil dari istrinya itu.
Arkan akan berusaha untuk sabar, dia kembali menghela nafasnya untuk kesekian kali lalu dia ambil cincin itu dari kotaknya kemudian memasukan ke jari manisnya sendiri.
Tepuk tangan pun terdengar begitu sangat meriah mereka bersorak bahagia tanpa mengetahui jika pengantin baru mereka sangat tidak bahagia sama sekali.
" Apa acaranya sudah selesai boleh aku pergi?" Tanya Arkan yang benar sudah sangat tidak betah berada di atas pelaminan.
" Wah, lihat lah si pengantin pria sudah tidak sabar lagi ingin pergi meninggalkan acara ini," ledek MC mereka berpikir jika akan ingin pergi ke kamar bersama sang istri karena sudah tidak sabar semuanya pun tertawa.
Arkan acuh, karena semuanya mengira dirinya pergi ke kamar bersama sang istri maka dia akan melakukan itu. Arkan tarik pergelangan tangan Keyra sedikit kasar kemudian membawanya pergi dari pelaminan tersebut karena sejujurnya sudah sangat tidak betah berlama-lama di sana.
Keira tidak menolak dia hanya menurut saja entah ke mana suaminya itu membawa dirinya pergi dan ternyata Arkan membawanya ke kamar pengantin yang seharusnya tempat menjadi saksi malam pengantin mereka.
" Ini benar-benar sangat melelahkan." Arkan melonggarkan dasinya, kemudian membuka jas membuangnya ke sembarangan tempat lalu membanting tubuhnya ke tempat tidur. Arkan sangat lelah sekali menerima tamu undangan yang tak ada habisnya.
Sementara Keira hanya diam mematung saja, dia bingung harus melakukan apa. Lagi-lagi dia harus menangis karena kamar ini seharusnya menjadi miliknya dan juga Keenan, kamar yang seharusnya penuh kebahagiaan.
" Apa kamu tidak bisa untuk berhenti menangis Keyra? Kupingku rasanya mau pecah mendengar kamu selalu saja menangis." Arkan benar-benar sudah muak mendengar tangisan istrinya itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!