NovelToon NovelToon

Appetite (Rahasia Istri Idaman)

1. Wanita Berambut Merah

Ibu kota yang sangat maju dan pesat itu, memiliki banyak tempat hiburan dan perusahaan yang berada di bangunan tinggi menjulang ke atas langit.

Konglomerat ternama pasti memiliki setidaknya satu sampai dua gedung di sana. Namun hanya ada satu orang yang memiliki lebih dari 10 gedung.

Di sana, terdapat seorang pewaris tunggal dari konglomerat nomor satu di negara itu. Namun, tiada seorangpun yang tau sosok dari pewaris tunggal itu. Lantaran tidak pernah di sorot. Seakan ia tak pernah ada di dunia ini.

Banyak yang meyakinkan jika ia besar di luar negeri. Namun banyak juga yang mengatakan jika ia seorang pria yang memiliki kekurangan alias cacat sejak lahir, sehingga orang tuanya malu untuk membiarkannya diketahui publik.

Suatu ketika, Zionna Bowie, di minta untuk menikah dengan anak rekan ayahnya yang merupakan pria terkaya nomor dua di negara itu. Ia mantan menteri yang akan mencalonkan diri menjadi Presiden. Putra bunugsu mereka bernama Vann Grey cukup terkenal di dunia bisnis karena kebaikan hatinya. Namun ia selalu gagal dalam pelelangan project, ia memang seorang pemula, namun ia pria yang sangat gigih.

Sementara Pria terkaya nomor 1 tak pernah berniat terjun ke politik. Selama ini ialah yang berperan dalam pendanaan semua politikus di negara itu. Itu sebabnya mereka memiliki kekuasaan yang sangat besar di negara itu. Mereka dapat perlindungan penuh dari arah mana saja, karena hampir 85% semua pejabat tinggi di pemerintahan mendapat sponsor darinya. Itu sebabnya ia bisa memiliki apapun di kota itu hanya dengan sekali tunjuk. Sisanya ia hanya perlu membayar semua bill tersebut.

Salah satu bar di pusat kota yang sangat terkenal itu, di penuhi ramai pengunjung. Ini awal akhir pekan yang sangat ramai. Tak ada room yang kosong, bahkan minuman mahal sekalipun hampir terjual habis malam itu. Seorang wanita tinggi nan langsing mengenakan dres terbuka nan seksi berjalan menuju panggung. Ia mengenakan topeng yang menutupi setengah wajahnya. Ia tampal mendekati meja DJ di atas sana. Ia terlihat membisikkan sesuatu seraya menyelipkan segepok uang dollar ke saku DJ pria itu. Lagu pun berubah menjadi sangat liar dan agresif. Wanita itu kini berjalan menuju tiang yang ada di tengah panggung. Tiang yang biasa di gunakan para penari telanjang di sana. Wanita berambut merah cerah bergelombang itu mengelus tiang itu dari atas sampai bawah. Lalu menjilatnya dari bawah hingga ke atas. Semua orang berteriak bersorak sorai girang dengan aksi liar itu. Orang orang mulai berkerumun mengelilingi panggung. Hampir semua pengunjung pria mendekati panggung untuk melihat aksi wanita itu.

Wanita itu mulai memanjat tiang, mulai menggeliat menari dengan sangat seksi dan penuh gairah. Ia terus menari meliuk-liuk di atas tiang dengan sangat panas. Semua orang berteriak senang melihatnya. Ia terus beraksi di atas sana hingga 15 menitan. Setelah ia mengakhiri tarian panasnya. Ia berjalan menuju kerumunan. Ia di hampiri semua pria yang berusaha menyentuh dan menciumnya. Namun ia mengabaikan semua itu. Para pengaman segera melindunginya dari geraman dan terkaman pria bernafsu itu.  Pandangannya fokus pada room VVIP yang berada di lantai atas. Ia melihat seorang pria yang tengah berbicara serius dengan rekan kerjanya. Namun matanya tetap selalu tertuju pada wanita itu. Tatapan yang sulit di artikan. Namun wanita itu telah menemukan targetnya.

***

Wanita itu duduk di sofa panjang dengan bertelanjang dada, ia bersantai dengan mengangkat kedua kakinya lurus menyilang ke atas meja kaca besar di depannya. Meja itu di penuhi berbagai macam jenis nark*ba yang di tata rapi. Mulai dari pil, serbuk bahkan yang berbentuk suntikan. Ia duduk seraya menyandarkan kepalanya dan sesekali menggerak-gerakkannya mengikuti irama dentuman musik di ruang VVIP itu. Ia memutar musik asal dengan volume besar yang memekakkan telinga. Tangannya tampak memutar-mutarkan pistol laras pendek di antara jemari lentik tangan kanannya.

Seorang pria membuka pintu ruangan itu. Ia mendekat dengan hati-hati. Ia melangkah perlahan, dan mencondongkan tubuhnya hati-hati ke arah telinga wanita itu.

"Nona, mereka telah tiba," ujar pria berpakaian rapi serba hitam itu, ia berbicara dengan nada setengah berbisik di tengah kerasnya dentuman musik.

Matanya membelalak. "Benarkah?" Ia sontak mengangkat kepalanya.

"Cepat bawa mereka ke ruang lelang. Aku akan segera ke sana.." ujar wanita itu segera bersiap dengan girang. Ia segera menenggak cepat wiski yang tergeletak di atas meja, dan dengan cepat mengenakan jas silver yang penuh bling-bling.

"Baik, Nona.." angguk anak buahnya segera pergi.

Wanita muda itu membiarkan belahan dadanya terpampang indah, tubuhnya hanya di baluti jas tanpa mengenakan dalaman apapun. Ia menyimpan pistolnya ke saku jas. Lalu kembali mengenakan topengnya sebelum berembus keluar.

***

Ruang lelang itu berada di basement lantai 2 ke bawah tanah. Mereka hanya dapat masuk dengan akses sidik jari dan iris mata. Di sana terdapat sebuah box kaca yang terdapat 10 buah kursi yang tertata rapi. Box itu di kelilingi meja dan sofa mewah beserta makanan dan minuman mahal di atasnya. Hanya ada 6 tamu yang bisa berada di sana. Dan itu butuh proses yang sangat berat untuk menjadi bagian dari sana. Wanita tadi segera masuk ke ruangan khusus yang terpisah. Di sana terdapat 20 kamera cctv pengawas dengan kualitas terbaik. Ia dapat melihat setiap sudut hanya dari dalam ruangan itu.

Para member VVIP telah menduduki kursi mereka masing-masing. Mereka saling mengenakan topeng, dan di larang saling berbicara satu sama lain. Tak lama, box kaca yang sebelumnya tertutup kain hitam. Kini terbuka.

Sepuluh orang pria yang telanjang bulat tengah duduk dengan gagah di masing-masing kursi di dalam sana. Mereka mengenakan topeng yang menutupi setengah wajahnya. Tak ada sehelai benangpun yang menutupi tubuh jantan mereka.

Dan acara lelang itupun segera di mulai...

***

Wanita itu mendapati dirinya terbangun di sebuah kamar hotel yang sangat megah. Kamar itu terdengar riuh dan berisik. Ia mengusap wajahnya kasar, berusaha bangkit dari tidurnya. Ia tertegun saat mendapati banyak orang di dalam sana. Semua terlihat asing. Kecuali satu orang yang sangat ia kenal.

"Ada apa ini??" Tanya wanita itu kebingungan dengan baju compang camping.

"Anda harus segera bersiap Nona.. hari ini anda akan segera menikah.." jelasnya mengingatkan.

"****.." umpatnya lirih. Ia melupakan hari penting itu. Ia pun segera bangkit dengan malas.

"Siapkan air mandinya.. dan siapkan obat yang biasa.. aku tidak ingin memberikan kesan buruk di hari pertama kemunculanku.. aku ingin merasa seperti telah terlahir kembali di dunia ini.. dan mulai hari ini, aku akan menjadi pribadi dan identitas yang baru.." imbuhnya seraya berkaca, menyisir rambutnya yang berantakan secara perlahan.

2. Pernikahan

Wanita dengan lekuk tubuh montok sempurna tampak mengenakan pakaian pengantin berwarna putih yang menjuntai panjang ke lantai.

Ia tengah berjalan menuju altar.

Wajahnya yang putih pucat sempurna membuatnya terlihat seperti seorang vampir

di dunia nyata. Namun, paras cantik sempurna itu dipadupadankan dengan riasan

sederhana yang membuatnya terlihat seperti bidadari.

Acara pernikahan yang super megah dan tertutup itu di hadiri orang-orang penting, mulai dari pejabat publik hingga para petinggi di pemerintahan.

Mereka mengadakan acara pernikahan di Ballroom terbesar hotel Vonel milik keluarga

mempelai wanita. Pernikahan ini semata hanya untuk ikatan bisnis, mengingat

peluang peningkatan saham mereka setelah di umumkannya pernikahan ini.

“Shit! Wanita itu tampak sangat luar biasa..” bisik Chris kakak laki-laki Vann yang kedua.

“Bahkan lekuk tubuhnya sangat menggoda..” tambahnya lagi tergiur.

“Tapi wajah cantik itu tidak menjamin apapun..” ledek Ken mengejek adik bungsunya yang kini tengah berdiri di altar dengan tatapan polos penuh bahagia saat melihat calon istrinya berjalan mendekat menghampiri.

“Kak, lihat saja istriku, kalau bukan karena saham Perusahaan Astra, aku tidak akan sudi

menikahinya.. ia bahkan tidak bisa makan dengan benar, aku selalu merasa mual

saat makan bersamanya.. dia makan dengan cara yang sangat menjijikkan.. aku

tidak yakin dia lulusan dari Inggris." gerutu Chris mengeluh tentang istrinya

yang bernama Evy.

“Andai saja aku bisa menikahi wanita secantik istri si tolol itu, bukankah setiap hari

akan sangat menggairahkan?” bisik Chris nakal. “Aku tidak akan membiarkan dia

beranjak dari tempat tidur, hahaha,” tambahnya lagi seraya terkekeh.

“Hentikan pikiran kotormu di hari sakral ini..” timpal Ken ketus.

 

Setelah mengucap sumpah janji pernikahan, kedua mempelai duduk di meja makan yang sangat besar bersama kedua belah pihak keluarga.

Di pihak mempelai laki-laki di

hadiri ayah, ibu, 2 kakak laki-lakinya beserta istri dan 1 orang anak dari masing-masing abangnya. Sementara di pihak mempelai wanita hanya ada ayah dan

ibunya karena wanita itu adalah putri semata wayang mereka.

“Aku benar-benar sangat takjub saat melihat menantuku.. ini pertama kalinya aku

melihatmu, dan ternyata kau wanita yang sangat cantik.. bahkan sesaat aku pikir

kau tidak nyata, hahaha,” seru Pitt ayah mertua Zionna lantang seraya

tertawa.

Zionna hanya tersenyum dan tersipu. Vann sejak tadi tak memalingkan wajah dan

tatapannya dari Zionna. Ia benar-benar mengagumi mahkluk sempurna itu.

“Lihatlah.. bahkan putraku tak bisa memalingkan wajahnya dari istrinya,” timpal Ana ibu Vann meledek.

Sadar akan hal itu Zionna menoleh ke arah Vann, menatapnya intens hingga wajah polosnya memerah karena salah tingkah. Zionna meraih tangan Vann dan menggenggamnya hangat. Vann menatap wajah Zionna dengan berani. Wajah cantik itu melemparkan senyuman yang sangat indah, membuat ia jatuh cinta untuk pertama kalinya dalam hidupnya.

“Mereka benar-benar saling jatuh cinta pada pandangan pertama,” seru Evy istri Chris.

Semua orang tertawa melihat aksi keduanya yang tampak malu-malu satu sama lain.

Setelah selesai acara makan bersama, kini mereka menikmati penampilan dari pianis

ternama yang mengisi acara pernikahan sensasional itu.

Para orang tua duduk di meja terpisah untuk membicarakan bisnis. Sementara Zionna dan Vann bergabung dengan kakak-kakaknya di meja lainnya.

“Kau benar-benar sangat cantik, Zionna..” puji Selena terperangah.

“Terima kasih. Kakak ipar juga sangat menawan dan elegan..” puji Ziona sungkan.

“Hahaha, kau ini bisa saja,” tukasnya malu.

“Aku dengar kau seorang pebisnis di negara A …” seru Ken penasaran. “Tapi aku tidak

menemukan satupun idientitas atau artikel tentang dirimu,” ujar Ken penasaran.

“Kakak ipar sangat cepat mencari informasi tentang aku,” ledek Zionna tersipu.

“Disana aku mengelola beberapa hotel dan restoran.. tentu orang tua ku sangat

keras perihal idientitasku, mereka memanipulasi semuanya, tapi.. tentu semua

uang yang aku hasilkan langsung masuk ke dalam kantongku..” imbuh Zionna

tersenyum tipis.

“Lalu.. kenapa kau menolak untuk mengelola perusahaan ayahmu?? Ah.. aku dengar dari ayah

mertuaku, jika kau enggan berhubungan dengan Bowie Company..” timpal Selena.

“Karena aku lebih suka mengelola perusahaanku sendiri.. bisnis hotel dan restoran sangat

berbeda dengan bisnis lainnya.. kita bergelut dan bersaing dengan kualitas

terbaik.. semakin baik pelayanan dan kualitas yang kita berikan, maka semakin

pesat perkembangan bisnis kita ke depannya..” jawab Zionna dengan elegan.

“Sejujurnya, lebih muda mengambil uang para konglomerat dengan bisnis ini..”

bisik Zionna memberi tips.

Mereka tampak tertawa kecil, mendengar candaan Zionna itu.

“A..apa aku boleh bertanya padamu??” tanya Vann hati-hati.

Zionna mengangguk pelan seraya menenggak wine-nya habis.

“Apa kau akan menetap disini setelah kita menikah?? Atau kau akan kembali ke negara A??”

Vann tampak khawatir.

Zionna meletakkan gelas wine-nya ke atas meja, lalu menangkup tangan kanan Vann

lembut.

“Tentu kedepannya, aku akan selalu berada di sisimu, kini aku seorang wanita

yang sudah menikah.. jadi aku akan selalu mendampingi suamiku dan mendukungnya

penuh..” imbuh Zionna hangat.

“Atau.. apa kau ingin kita berhubungan jarak jauh satu sama lain??” tutur

Zionna lirih mendekatkan tubuhnya ke Vann.

“Bu.. Bukan begitu.. Lalu bagaimana bisnismu di sana??” geleng Vann canggung.

“Tenang saja, aku sudah membentuk tim profesional untuk menjalankannya.. jadi aku bisa

fokus hanya padamu.. lagipula kita bisa pergi ke sana kapan saja sambil

liburan..” ujar Zionna menggombal.

Vann memberanikan mengecup punggung tangan Zionna lembut.

“Terima kasih.. aku sangat senang mendengarnya..” ujarnya tersipu.

“Aku ingin pernikahan kita bukan hanya untuk bisnis keluarga kita.. tapi aku ingin

pernikahan ini juga di dasari atas keinginan dari perasaan kita satu sama

lain..” ungkap Zionna sungguh-sungguh.

“Tentu saja, aku berjanji akan menjadi suami yang baik untukmu.. aku akan memenuhi

semua keinginanmu dan membahagiakanmu..” tukas Vann mantap.

“Tentu saja, kau harus berbuat baik padaku..” timpal Zionna lugas.

Sementara Ken dan Chris tampak sangat iri dengan kemesraan keduanya. Mereka bahkan

menghabiskan wine mereka dengan cepat, lalu bergegas pergi.

****

Malam itu Zionna dan Vann bermalam di hotel. Mereka duduk berdampingan di sisi tempat tidur

saling berdiam diri.

“Aku ingin kau merasa nyaman saat bersamaku.. sebaiknya kau segera istirahat.. kau pasti

sangat kelelahan, bahkan kau baru saja tiba ke negara ini tadi pagi..” ujar Vann

perhatian.

“Apa kita akan melewatkan malam pertama kita??” timpal Zionna santai.

“Huh??” Vann tampak terkejut. “Ya.. maksudku.. aku ingin melakukannya nanti.. aku tidak

ingin kita terburu-buru melakukannya.. aku tidak ingin bertindak gegabah dan

membuatmu tidak nyaman.. lagipula aku ingin kau mengenalku lebih jauh.. karena

aku ingin melakukannya dengan penuh perasaan.. kita juga baru bertemu pagi ini

dan langsung menjadi suami istri.. aku bahkan masih merasa sangat gugup..”

jelasnya canggung.

Zionna tersenyum lebar. “Baiklah.. aku mengerti..” angguk Zionna setuju.

“Tapi.. bukan berarti aku tidak menyukaimu.. aku sangat menyukaimu.. aku juga belum

pernah berpacaran sebelumnya, aku tidak pernah menjalin hubungan bebas dengan

siapapun dan wanita manapun.. artinya aku pria yang sangat bersih.. kau tidak

akan kecewa padaku.. itu sebabnya aku sangat gugup sekarang..” imbuh Zionna

lagi meracau.

Zionna tertawa kecil mendengar bualan Vann yang kaku.

“Ini juga pertama kalinya bagiku.. aku belum pernah berkencan dengan siapapun

sebelumnya.. aku wanita yang sangat sibuk, bahkan aku tidak punya waktu yang

cukup untuk tidur setiap harinya," imbuh Zionna menimpali.

Vann tampak mengangguk dan tersipu.

“Jadi, Kau ingin makan atau minum sesuatu?? Atau ingin langsung istirahat?”

tanya Vann kemudian.

Drrttt..drttt..

Ponsel Zionna bergetar. Ia tampak memeriksa ponselnya sesaat sebelum menjawab Vann.

Ekspresinya berubah. Tiba-tiba Zionna tampak sangat serius dan dingin setelah

melihat sesuatu di layar ponselnya. Hal itu, membuat Vann merasa sangat

penasaran. Namun ia menahan keingintahuannya. Mereka baru saja menikah, ia

harus bisa menahan diri. Lagipula, bagaimana jika itu hanya soal pekerjaannya.

3.

Zionna segera menyimpan ponsel itu ke dalam saku piyamanya.

“Oh iya, Aku bawa wine yang sangat spesial untukmu.. aku yakin kau pasti sangat menyukainya,”ujar Zionna bangkit dari duduknya.

“Hmm, itu pasti sangat nikmat,” angguknya setuju. Rasa penasarannya tentu tidak bisa hilang begitu saja dari benak Vann.

“Tunggu sebentar.” Zionna segera bangkit menuju lemari dimana kopernya berada. Ia mengambil wine tersebut dari bag khususnya, lalu membawanya pada Vann.

“Aku hanya menyediakan 3 botol setiap bulan di semua cabang hotel dan restoranku, karena ini sangat langka, dan harganya sangat mahal.. tapi soal rasa.. kau pasti akan sangat menyukainya.. kemudian kau akan berpikir jika uang yang kau keluarkan untuk wine ini sangat sepadan. Zionna menjelaskannya panjang lebar seraya membuka wine itu hati-hati. Menuangnya perlahan ke dalam gelas wine di atas meja.

Vann meraih gelasnya, mencium aromanya dan tampak tertegun.

“Wah.. aromanya sangat nikmat. Aku belum pernah mencium aroma wine yang seperti ini,” seru Vann segera menyicipi wine-nya.

“Wow !” matanya membelalak.

“Mulai sekarang aku akan mempercayakan selera makan dan minumku padamu,” imbuh Vann bermaksud memuji kehebatan istrinya.

“Apa kau tidak mendengar sesuatu dari ayahku??” tanya Zionna kemudian.

“Soal apa??”

“Bahwa aku orang yang tidak akan pernah mengecewakanmu dalam hal apapun..” jawab Zionna terkekeh.

Vann tampak tertawa lebar.

“Ya.. aku sangat setuju soal itu..” angguknya cekikikan.

Mereka saling bertatapan satu sama lain, tatapan itu mulai intens. Vann memberanikan diri menyentuh tangan Zionna dengan lembut. Zionna menggigit kecil bibirnya. Ia bahkan bisa melihat nafas Vann yang mulai memburu. Zionna melemparkan tatapan menggodanya. Ia bahkan menggeser tubuhnya menempel pada Vann. Jarak mereka kini sangat dekat satu sama lain. Vann meraih leher Zionna, menelusuri setiap lekuk lehernya yang indah. Tangan itu perlahan turun ke bawah dengan berani, Zionna bahkan bergeming dan tampak mulai menikmatinya. Vann mengecup bibir mungil Zionna. ********** perlahan. Zionna membalas setiap ******* itu, sehingga ciuman itu semakin panas dan menggairahkan.

“Bolekah aku?” tanya Vann lirih dengan nafas memburu. Zionna segera mengangguk cepat tanpa menjawab. Ia segera menangkup wajah Vann, kembali menci*mi bibir dan leher Vann penuh gairah.

Vann melepas rangkulan Zionna, ia ternyata mengangkat tubuh itu, menggendongnya menuju tempat tidur. Tanpa menunda lagi, Vann dan Zionna saling bercumbu penuh gairah di malam pertama mereka.

****

Kriekkk..

Suara pintu kamar yang terpisah dari ruang santai samar terdengar. Vann membuka matanya yang terasa sangat berat. Ia melihat dengan samar jika Zionna tengah berbicara dengan seorang pria di ruang santai kamar hotel mereka. Bahkan Zionna yang tengah berdiri bersama pria itu sempat melihat ke arahnya dengan tatapan tajam seraya memegang pistol.

Vann berusaha untuk sadar, namun kepalanya terasa sangat berat. Bahkan matanya sulit ia buka. Ia berusaha keras untuk terbangun, namun tubuhnya entah kenapa terasa sangat lemah hingga ia kembali tertidur hingga tak sadarkan diri.

Deg !

Mata Vann membelalak kaget. Ia langsung terlonjak duduk.

“Ada apa? Apa kau mimpi buruk??” tanya Zionna kaget.

Vann berusaha sadar sepenuhnya. Ia mengusap wajahnya kasar.

“…” ia terbengong cukup lama seraya menatap ke arah Zionna yang tengah duduk di sofa di samping tempat tidur seraya mengutak-atik laptopnya.

“Ada apa?” tanya Zionna lagi dengan wajah khawatir.

“ti.. tidak.. aku hanya bermimpi buruk,” geleng Vann berusaha mengatur nafasnya.

Zionna segera menghampirinya, memeluk tubuh yang bertelanjang dada itu dengan hangat. Bahkan memberi kecupan kecil pada tengkuk Vann yang membuatnya merinding geli.

“Ayo kita sarapan. Aku sudah menyiapkan sarapan di luar,” bisik Zionna lirih.

Vann mengangguk pelan, ia segera bangkit menuju kamar mandi, ia membasuh wajahnya beberapa kali. Ia merasa jika tadi malam bukanlah mimpi. Tapi hal itu juga tidak mungkin nyata, karena mereka melewati malam mereka dengan saling bercumbu sangat lama. Vann bergegeas keluar menyusul Zionna di ruang santai. Kamar hotel yang super mewah itu sangat megah dan berkelas, wangi aroma bunga yang lembut dan manis membuat Vann merasa tersentuh.

Zionna juga sudah menata meja makan dengan sangat indah dan apik. Ia memillih menu makanan yang sangat spesial untuk sarapan mereka pagi itu.

“Mulai sekarang kau harus membiasakan dirimu untuk melihat hal manis seperti ini, karena aku akan melakukan hal seperti ini setiap harinya untukmu,” ujar Zionna pada Vann saat baru saja bergabung dengannya di meja makan.

“Maka mulai hari ini dan seterusnya, hari-hariku akan sangat indah..” imbuh Vann senang.

“Panggilan apa yang kau suka??” tanya Vann kemudian.

“Panggilan? Panggilan apa?” Zionna tampak bingung.

“Kita sudah menikah, bukankah aneh jika kita saling memanggil nama satu sama lain??”

“Ah.. aku tidak terpikir apapun.. panggil saja apapun yang kau suka dan membuatmu nyaman..” ujar Zionna canggung.

“Baiklah,“ angguk Vann mengerti.

“Oh iya, malam ini orang tuaku mengundang kita makan malam bersama,” ujar Zionna teringat.

“Benarkah? Orang tuaku juga mengajak kita makan malam besok,” sahut Vann.

“Aku juga mau memberikan hadiah untuk orang tuamu, aku belum sempat memberikannya kemarin.” Vann menyantap sarapan nikmat itu dengan lahap.

“Hadiah untuk orang tuaku? Lalu bagaimana dengan aku? Apa tidak ada hadiah untukku?” tanya Zionna manyun.

“Jujur saja aku sangat kebingungan saat ingin membeli hadiah untukmu. Aku tidak tau bagaimana seleramu. Apa yang kau suka? Aku akan memberikan apapun yang kau inginkan.” Lucas merasa tidak enak hati.

“Benarkah? Kau akan memberikan apapun untukku?” tanya Zionna dengan mata berbinar.

“Tentu saja. Apapun yang kau inginkan.”

“Hmm.. tapi aku belum mengingkan apapun sekarang.. aku akan memintanya nanti,” ujar Zionna tersenyum penuh arti.

“Nanti?? Baiklah. Katakan saja apapun yang kau inginkan. Aku akan mengabulkannya.” Vann tersenyum manis pada Zionna.

“Aku tidak akan meminta hadiahku sekarang, tapi nanti.. di saat yang tak terduga.. sekarang aku hanya perlu fokus untuk membuatmu tunduk dan patuh padaku.. setelah itu.. aku akan memintanya,” gumam Zionna membatin seraya menikmati sarapannya.

“Oh iya, Apa rencanamu hari ini?” tanya Zionna kemudian.

“Tidak ada. Aku cuti selama 3 hari ke depan.”

“Bagaimana kalau kita pergi berkencan. Aku ingin mengenalmu lebih dekat,” usul Zionna bersemangat.

“Tentu. Mari kita pergi,” angguknya cepat.

Jujur saja, Vann tidak ingin beranjak dari kamar itu, ia bahkan sejak tadi berpikiran kotor saat melihat istrinya yang tengah memakai piyama seksi. Bagaimana tidak? Pengalaman pertamanya sangat luar biasa bahkan melakukan hal itu dengan istri yang juga menjadi cinta pertamanya.

“Apa kau punya referensi tempat yang bagus?” Zionna mengalihkan lamunan Vann.

Vann tampak kebingungan dan salah tingkah.

“Kalau begitu aku akan minta saran kakak ipar” timpal Vann mengambil keputusan.

“Baiklah” angguk Zionna setuju.

Bagaimana tidak, ia hanya tau satu tempat bermain golf yang bagus, satu restoran steak ter-enak dan perpustakaan terlengkap. Ia menghabiskan waktunya hanya untuk bekerja keras, ketika liburpun ia hanya pergi bermain golf seorang diri atau pergi ke perpustakaan untuk membaca buku. Berbeda dengan kedua kakaknya yang sangat acuh pada pekerjaan mereka dan tidak bertanggung jawab. Mereka senang berfoya-foya bersama rekan kerja dengan alasan membangun relasi. Sementara istri mereka juga hanya mengandalkan pembantu untuk mengurus rumah dan anak, sementara mereka pergi ke salon dan berbelanja sesuka hati, atau berkumpul dengan teman-teman sosialitanya tanpa henti.

****

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!